Normalizing Penormalan Annealing Pelunakan Hardening Pengerasan

- Senyawa Fe 3 C atau biasa disebut sementit dengan kandungan C maksimum 6,67, bersifat keras dan getas dan memiliki struktur kristal Orthorombic. - Liquid atau fasa cair, adalah daerah paling luas dimana kelarutan C sebagai paduan utama dalam Fe tidak terbatas pada temperatur yang bervariasi. Situs Informasi Mekanik, Material dan Manufaktur, 2011

2.4 Perlakuan panas pada baja

Perlakuan panas Heat Treatment adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat - sifat fisis logam tersebut. Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat, atau baja dapat dilunakkan untuk memudahkan permesinan lebih lanjut. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti yang ulet. Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat, susunan kimia baja harus diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis. Pada setiap operasi perlakuan panas laju pemanasan merupakan faktor yang penting. Panas merambat dari luar kedalam dengan kecepatan tertentu. Bila pemanasan terlalu cepat, bagian luar akan jauh lebih panas dari pad bagian dalam sehingga tidak dapat diperoleh struktur merata. Bila bentuk benda tidak teratur, benda harus dipanaskan perlahan – lahan agar tidak mengalami distorsi atau retak. Semakin besar potongan benda, maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk memperolah hasil yang merata. Dalam proses Heat Treatment untuk baja karbon, laju pendinginan merupakan faktor pengendali, dimana pendinginan yang cepat, lebih cepat dari pada pendinginan kritis akan menghasilkan struktur yang keras, bila dibandingkan dengan pendinginan yang lambat akan menghasilkan struktur yang lebih lunak.Gruber Schonmetz, 1985

2.4.1 Normalizing Penormalan

Normalizing adalah suatu proses perlakuan panas yang dilakukan pada baja dengan temperatur 40 – 50 C diatas titik kritis dalam waktu pemanasan yang singkat dan suhu dijaga agar tetap konstan lalu dilakukan pendinginan diudara terbuka. Tujuan dari normalizing ini meliputi : 1 Menghilangkan struktur butiran yang kasar Coarse Grained Struktur yang diperoleh setelah dilakukan pengerjaan sebelumnya, misalnya rolling, forging dan lain – lain. 2 Menambah kekuatan dari baja karbon. 3 Memperbaiki sifat struktur setelah pengelasan. 4 Mengurangi tegangan dalam Internal Stress. 5 Menghilangkan jaringan sementit pada hypeutektoid. Baja tuang yang kemudian dilanjutkan dengan proses Normalizing mempunyai Yield Point, Tensile Strenght, dan Impact Test yang lebih tinggi dibandingkan dengan baja yang mengalami proses annealing.

2.4.2 Annealing Pelunakan

Annealing adalah proses perlakuan panas pada baja yang telah dipanaskan pada suhu yang telah ditentukan kemudian didinginkan dengan perlahan – lahan didalam tungku pemanas, dengan maksud melunakkan dan meningkatkan sifat baja yang akan dikerjakan. Adapun tujuan dari perlakuan annealing ini adalah : 1 Menambah keuletan. 2 Membebaskan atau mengurangi tegangan dalam. 3 Menghilangkan ketidak homogen struktur. 4 Menyempurnakan ukuran butiran logam.

2.4.3 Hardening Pengerasan

Hardening adalah proses perlakuan panas dan pendinginan pada baja karbon dengan tujuan untuk mendapatkan sifat yang baru. Hardening adalah suatu proses perlakuan panas yang digunakan untuk : 1 Memberikan kekerasan yang tinggi terhadap baja. 2 Memperbaiki kekuatan mekanis. 3 Mempertahankan keuletan. Pada proses ini baja dipanaskan diatas titik kritis kemudian dibiarkan beberapa saat pada temperatur tersebut dan selanjutnya dilakukan proses quenching. Istilah quenching ini dikenal sebagai pendinginan cepat misalnya dengan pencelupan baja pada cairan. Setelah proses quenching akan diperoleh struktur martensit dan troostite. Pada umumnya setelah proses quenching akan diperoleh kekuatan yang tinggi yang akibatnya baja menjadi rapuh. Untuk menghilangkan internal stress yang tinggi ini baja yang telah di quenching akan dilanjutkan dengan proses tempering. Dengan adanya sifat penemperan pada baja akan mengalami sifat kekuatan dan kekerasan yang tinggi.

2.4.4 Tempering Penemperan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lama Penahanan Suhu ( Holding Time Temperature ) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Baja Karbon Menengah NS 1045 Dengan Menggunakan Media Pendingin NaCl

2 49 61

EFFECT OFHEAT TREATMENT, PENGARUH PERLAKUAN PANAS, VARIASI SUHU TEMPERING DAN LAMA WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA PEGAS DAUN KARBON SEDANG (TEMPERINGTEMPERATUREVARIATIONSANDHOLDING TIMEONHARDNESSANDMICROSTRUCTURE OFMEDIUMCARBON

6 71 61

Analisis Pengaruh Waktu pada Proses Karburasi Terhadap Kekerasan dan Mikrostruktur Baja Karbon Menengah NS-1045

0 13 79

Pengaruh Variasi Waktu Temper Terhadap Kekuatan Tarik pada Material Baja Karbon Sedang.

0 0 1

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TEMPERING DAN WAKTU TAHAN TEMPERING PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP NILAI IMPAK BAJA EMS-45.

0 0 18

PENGARUH HOLDING TIME TERHADAP SIFAT KEKERASAN DENGAN REFINING THE CORE PADA PROSES CARBURIZING MATERIAL BAJA KARBON RENDAH Darmanto

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan-bahan logam - Pengaruh Waktu Penahanan Panas (Time Holding) Pada Proses Tempering Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Baja Karbon Menengah

0 0 18

Pengaruh Waktu Penahanan Panas (Time Holding) Pada Proses Tempering Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Baja Karbon Menengah

0 0 9

PENGARUH VARIASI PERLAKUAN PANAS DAN MEDIA KOROSIF TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA KARBON RENDAH

0 1 6

ANALISA PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN AUSTENISASI PADA PERLAKUAN PANAS PENGERASAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 0 92