Hipotesis Kelima PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR 5E DAN INKUIRI BEBAS DIMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA.
64 mengidentifikasi dan mencari hubungan dari
fakta-fakta yang ada, mengetahui alasan atau penyebab mengapa terjadi demikian sehingga
setelah yakin akan akan hasil analisisnya maka siswa tersebut akan membuat keputusan
decision making. Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki semakin baik keputusan yang
dibuat. Siswa dengan kemampuan analisis tinggi akan lebih mudah melakukan asimilasi dan
akomodasi dalam proses membangun pengetahuannya, dengan demikian hasil belajar
yang dicapainyapun akan lebih baik daripada siswa dengan kemampuan analisis rendah, hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Oscarson and Osberg 2010: 4 menyatakan bahwa
keterampilan berpikir thinking skills berkorelasi signifikan terhadap prestasi kognitif
siswa materi kimia 3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh sig. 0,000 0,05, menunjukkan ada pengaruh
kreativitas tinggi rendah terhadap prestasi belajar siswa. Nilai rerata prestasi kognitif siswa yang
memiliki kemampuan kreativitas tinggi dan rendah berturut-turut adalah 81,4 dan 72,4.
Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dapat diamati dari sikapnya dimana siswa yang
memiliki kreativitas tinggi akan memiliki ciri- ciri imajinatif, inisiatif, mandiri dalam berpikir,
memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, percaya diri, berani mengambil resiko dalam
menyelesaikan masalah. Sementara ciri-ciri aptitute dari kreativitas adalah kelancaran,
kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir hal ini berhubungan dengan berpikir divergen atau
memiliki kemampuan untuk melihat bermacam- macam kemungkinan penyelesaian terhadap
suatu masalah. Karnes et al 1961 dalam Daniel Fasco, Jr 2001: 320 menyatakan bahwa
kreativitas berhubungan secara signifikan pada pencapaian pendidikan. Materi elektrolisis
memerlukan kreativitas dalam memahaminya, dengan kelenturan dan kelancaran berpikir
siswa-siswa dapat mengemukan ide-ide maupun cara dalam membangun pengetahuannya,
semakin tinggi kreativitasnya semakin baik proses pemkonstruksian pengetahuan sehingga
prestasi belajar semakin baik. 4. Hipotesis Keempat
Hasil analisis diperoleh sig. 0,4100,05 menunjukkan tidak ada interaksi antara interaksi
antara pembelajaran siklus belajar 5E dan inkuiri bebas dimodifikasi kemampuan berpikir
analisis siswa terhadap prestasi belajar siswa. Materi elektrolisis memerlukan kemampuan
berpikir analisis untuk memahaminya. Kedua model pembelajaran menuntut siswa berpikir
aktif untuk mengintegrasikan kemampuannya mengindentifikasi, mencari hubungan antar
konsep, hingga mengambil keputusan. Siswa dengan kemampuan berpikir analisis tinggi
dikenai model Pada pembelajaran siklus belajar 5E intensitas bimbingan lebih besar, siswa
dengan kemampuan berpikir analisis tinggi maupun rendah memiliki prestasi lebih tinggi
pada pembelajaran ini. Siswa dengan kemampuan rendah dengan bimbingan guru
maka akan memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis data-data
yang tersedia hingga proses penyimpulan konsep dengan lebih baik. Selain itu pembelajaran yang
dilakukan secara kelompok, hal ini akan terbentuk kerjasama antar siswa, sehingga tidak
hanya faktor kemampuan berpikir analisis dan model pembelajaran saja yang mempengaruhi
prestasi belajar tetapi juga faktor-faktor dari dalam maupun dari luar diri siswa yang lainnya.