commit to user 7
di Amerika Utara 63, Cina Selatan 96 Wei, 2006. KNF menempati urutan ke-5 dari 10 besar tumor ganas yang terdapat di seluruh tubuh di Indonesia, dan
menempati urutan ke-1 di bidang Telinga, Hidung dan Tenggorok THT-KL. Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta angka prevalensi KNF selama tahun 2008-
2009
Undifferentiated cell carcinoma nasofaring
sebesar 89,1 Sari, 2010. Tumor ini memiliki insidensi sebesar 95 pada keganasan nasofaring
dewasa dan 20-35 pada pasien anak. Faktor yang diduga sebagai presdisposisinya adalah genetic, dan EBV
Epstein Barr Virus
Allen, 2005; Hartati, 2005; Anderson, 2007. Secara makroskopis dapat dijumpai beberapa
penonjolan mukosa yang sifatnya invasif dan metastase Maa
et al
., 2007.
3. Etiologi
Karsinogenesis nasofaring merupakan proses yang terjadi akibat dari multifaktorial, dan belum seluruhnya dapat diterangkan. Bukti saat ini penyebab
KNF dihubungkan dengan lingkungan, makanan, genetika dan infeksi EBV multi tahap, antara lain : Wei dan Sam, 2006; Hariwiyanto, 2009; Sudiana, 2008.
1. Kerentanan Genetik.
KNF tidak termasuk tumor genetik, tetapi kerentanan terhadap KNF pada kelompok masyarakat tertentu relatif lebih menonjol dan memiliki agregasi
familial. Analisis korelasi menunjukkan gen HLA
human leukocyte antigen
dan gen pengkode enzim sitokrom kerentanan terhadap KNF Brennan, 2005.
2. Infeksi Virus Eipstein-Barr.
commit to user 8
Virus ini pertama kali ditemukan oleh Epstein dan Barr pada tahun 1964 dalam biakan sel limfoblas dari penderita limfoma Burkitt. EBV dapat bereplikasi
pada sel epitel orofaring dan kelenjar parotis, kemudian menyebar lewat ludah dan menular melalui berciuman. Melalui tempat replikasinya di orofaring, EBV dapat
menginfeksi limfosit B yang immortal, sebagai virus laten pada sel ini, menetap pada penderita yang terinfeksi tanpa menyebabkan suatu penyakit yang berarti.
Ada dua jenis infeksi EBV yang terjadi, yaitu infeksi litik, dimana DNA dan protein virus disintesis, disusul dengan perakitan partikel virus dan lisis sel. Jenis
infeksi kedua adalah infeksi laten non litik, disini DNA virus dipertahankan di dalam sel terinfeksi sebagai episom. Infeksi laten inilah yang sering berlanjut
menjadi keganasan. Notopuro, Kentjono dan Harijono, 2005. EBV adalah virus yang termasuk dalam famili
herpes virus
yang menginfeksi lebih dari 90 populasi manusia di seluruh dunia dan merupakan
penyebab infeksi mononukleosis KNF merupakan neoplasma epitel nasofaring yang sangat konsisten dengan infeksi EBV. EBV jika menginfeksi penderita,
akan selalu ada sepanjang hidup penderita dalam bentuk infeksi asimtomatik. EBV merupakan virus DNA yang onkogenik dan berhubungan dengan beberapa
penyakit antara lain KNF, limfoma Burkit, penyakit Hodgkin dan Mononukleosis infeksiosa Thompson dan Kurzrok, 2004.
Hubungan antara EBV dengan KNF telah berhasil diteliti, pertama kali hubungan tersebut terungkap yaitu dengan adanya deteksi kadar antibodi anti-
EBV yang tinggi dalam serum pasien dengan KNF. Perbedaan polimorfisme nukleotida tunggal ikut berkontribusi dalam KNF. Wang
et al.
, 2009. Bentuk-
commit to user 9
bentuk anti-EBV ini berhubungan dengan KNF tidak berdifrensiasi
undifferentiated
dan KNF non-keratinisasi
non-keratinizing
yang aktif dengan mikroskop cahaya tetapi biasanya tidak berhubung dengan tumor sel
skuamosa atau elemen limfoid dalam limfoepitelioma Brennan, 2005.
4. Gejala klinis