24
2.2.2 Dimensi Partisipasi
Menurut Hendar Kusnadi 2005: 92 - 93 partisipasi meliputi 4 dimensi, yaitu : “sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran ser
ta perorangansekelompok orang. Dimensi-dimensi partisipasi
dibedakan menjadi empat macam, yaitu dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya, dimensi partisipasi dipandang dari
bentuknya, dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya,
dan dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya.”
1 Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya
Dipandang dari sifatnya,yaitu partisipasi dapat berupa, partisipasi yang dipaksakan
forced
dan partisipasi sukarela
voluntary
. Partisipasi yang dipaksakan
forced
apabila tidak dipaksa oleh situasi dan kondisi, maka partisipasi tidak akan sesuai dengan prinsip koperasi yang terbuka dan sukarela
serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang sesuai pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela serta manajemen yang demokratis. Partisipasi
yang sesuai pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela. Sifat kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi dalammerangsang
aktivitas partisipasi anggota. Tanpa rangsangan partisipasi yang efektif, partisipasi dalam koperasi tidak akan berjalan.
2 Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya Dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat dibedakan menjadi
partisipasi formal
formal participation
dan partisipasi informal
informal participation
. Partisipasi formal telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Sedangkan
partisipasi informal hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi.
25
Pada koperasi, kedua bentuk partisipasi ini bisa dilaksanakan secara bersama-sama. Manajemen partisipasi bisa merangsang partisipasi anggota secara
formal maupun informal, tergantung situasi dan kondisi serta aturan-aturan partisipasi yang diberlakukan.
3 Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilaksanakan secara
langsung maupun secara tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, menyampaikan ide-ide, informasi,
keinginan, harapan, saran, dan lain-lain kepada pihak yang menjadi pimpinannya.Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila ada wakil
yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota. Pada koperasi, partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung dapat
dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada situasi dan kondisi serta aturan yang berlaku. Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan
fasilitas koperasi membeli atau menjual kepada koperasi, memberikan saran- saran atauinformasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi modal, memilih
pengurus, dan lain-lain. Partisipasi tidak langsung terjadi apabila jumlah anggota terlalu banyak, anggota tersebar di wilayah kerja koperasi yang begitu luas, atau
koperasi yang terintegrasi, sehingga diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya.
4 Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya Dipandang dari segi kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat
berupa partisipasi kontributif
contributif participation
dan partisipasi intensif
26 incentif participation
. Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
Dalam kedudukannya sebagai pemilik, a para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan
pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,
atau danadana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi b mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan
proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi semacam ini disebut partisipasi kontributif. Partisipasi kontributif dan
partisipasi insetif mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu : 1.Kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok, simpanan
wajib, dan simpanan sukarela para anggota maupun yang berasal dari usaha Koperasi, sangat diperlukan untuk perkembangan usaha Koperasi
partisipasi kontribusi dalam penanaman modal 2. Setelah modal yang terkumpul tersebut digunakan oleh Koperasi, proses
pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan dan kebijaksanaan serta proses pengawasan jalannya perusahaan Koperasi harus
melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik Koperasi partisipasi kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
3.Tetapi untuk mendukung pertumbuhan Koperasi, anggota sebagai pelanggan harus memanfaatkan setiap pelayanan yang diberikan oleh
Koperasi partisipasi insetif. Semakin banyak anggota memanfaatkan
27
pelayanan Koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut akan semakin banyak, apabila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan
partisipasi kontributif akan semakin meningkat. Keeratan hubungan antara partisipasi kontributif dengan partisipasi insetif
menyebabkan Koperasi harus berusaha meningkatkan pelayanan yang diberikan sehingga manfaatnya dapat dirasakan anggota. Akibatnya anggota akan semakin
meningkatkan partisipasi insetif dalam pemanfaatan unit usaha Kopersi, sehingga secara otomatis akan timbul kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam
kontribusi modal dan pengambilan keputusan yang menunjang perkembangan Koperasi partisipasi kontributif
Alferd Hanel dalam Arsad Matdoan 2011 : 11 memberikan dimensi –
dimensi partisipasi anggota dalam prinsip identitas :
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik Owner, para
anggota : a.
Memberikan kontribusi
pada pembentukan
dan pertumbuhan Koperasinya dalam bentuk kontribusi
keuangan penyertaan modal, pembuatan cadangan, simpanan
b. Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan
keputusan, dan dalam pengawasan terhadap kehidupan Koperasi
2. Dalam kedudukannya sebagai pelanggan User, para
anggota memanfaatkan berbagai potensi yang disediakan oleh Koperasi dalam menunjang kepentingan.
Setiap anggota dan calon anggota akan mempertimbangkan untuk memasuki dan mempertahankanmemelihara hubungannya dengan Koperasi,
apabila insetif yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi yang harus diberikan. Insetif dan kontribusi akan dinilai oleh setiap anggota sesuai
28
kebutuhan, kepentingan dan tujuan yang dirassakan, yang tentunya dipengaruhi oleh lingkungan anggota yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan dimensi partisipasi dalam penelitian ini adalah dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya
dan peran serta perorangansekelompok orang. Dilihat dari sifatnya, partisipasi dapat berupa partisipasi yang dipaksakan dan partisipasi sukarela. Apabila
dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat bersifat formaldan dapat pula bersifat informal. Berdasarkan pelaksanaannya, partisipasi dapat
dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dari segi kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat berupa partisipasi kontributif
dan partisipasi intensif.
2.2.3 Pentingnya Partisipasi Anggota