PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2012/2013

Oleh HUSNAINI

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar matematika pada Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong, masih di bawah KKM. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achivement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.Metode menggunakan model penelitian tindakan kelas. Data penelitian diperoleh melalui: observasi siswa, dan tes pada setiap akhir siklus. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian pada akhir siklus I rerata nilai hasil belajar siswa 58 yang belum tuntas ada 11 orang siswa dari jumlah seluruhnya 20 orang siswa, sedangkan pada akhir siklus II siswa yang belum tuntas ada 1 orang siswa dari jumlah seluruhnya 20 orang siswa, dengan rerata nilai 74,5.Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions , meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD).


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Trianto, (2009:1).

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, proses pembelajaran di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, cakap, mandiri serta kreativitas seperti kemampuan berpikir, bereksplorasi dan bereksperimen dan juga kemampuan untuk bertanya dan berpendapat.

Proses belajar yang hanya terpusat pada guru dapat menimbulkan pembelajaran yang tidak bermakna, akibatnya siswa pasif, tidak kreatif, kurang inisiatif, dan tidak termotivasi untuk belajar aktif.


(3)

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Gage, Berliner, (1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Teori belajar konstruktivisme baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi,


(4)

dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner Slavin (dalam Nur, 2002:8).

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur, 2002 :8).

Mata pelajaran yang diajarkan pada Sekolah Dasar antara lain Agama, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn, SBK dan Penjas, Matematika. Kita tahu diantara mata pelajaran ini 3 diantaranya merupakan menyatu mata pelajaran UAN yaitu matematika. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lain seperti IPA dan IPS, saling keterkaitan inilah, sehingga pembekalan terhadap ilmu matematika pada taraf pendidikan dasar Banyak lebih diutamakan.

Matematika sudah tidak asing lagi bagi kita, matematika merupakan ratu dari ilmu pengetahuan dimana materi matematika diperlukan disemua jurusan


(5)

yang dipelajari oleh semuah orang, berhitung merupakan aktivitas sehari-hari tiada aktivitas tanpa menggunakan matematika. Istilah matematika diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti relating to learning. Perkataan matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar atau berpikir. (Erman Suherman, 2003:16).

James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) diarahkan pada ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sementara disisi lain kita tahu bahwa matematika merupakan ilmu yang memiliki kecenderungan deduktif, aksiomatik, dan abstrak (fakta, konsep dan prinsip). Karakteristik matematika inilah yang menyebabkan matematika banyak tidak disukai oleh peserta didik. Oleh sebab itu pelajaran matematika khususnya di SD membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh dari peserta didik, guru dan intansi pendidikan yang terkait. Dalam hal ini perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran matematika menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Hasil belajar matematika di IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, berdasarkan hasil ulangan harian


(6)

siswa. Nilai retata siswa yang mendapat ≥ 70 hanya 5 orang siswa dari jumlah seluruhnya 20 orang siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Rerata Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas IV

No Kreteria Rentang Nilai Banyaknya Siswa Presentase

1 Rendah 50 9 orang 45%

2 Sedang 60 6 orang 30%

3 Tinggi 70 5 orang 25%

Jumlah 180 20orang 100%

Rata-rata 60

KKM 65

Sumber: Nilai Ulangan Harian Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, tidak sesuai dengan harapan. Untuk memperbaiki hal tersebut peneliti mencoba memperbaiki dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division.

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana Siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. (Trianto, 2010: 68)


(7)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terungkap beberapa permasalahan di dalam pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, yaitu sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa siswa .

2. Pembelajaran hanya terpusat pada guru.

3. Guru kurang variatif menggunakan model pembelajaran sehingga siswa pasif.

4. Belum tercapainya KKM.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah:

1. Apakah pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division. dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 ?

2. Bagaimanakah pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Division. dapat meningkatkan hasil belajar Matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013 ?

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika khususnya di Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan


(8)

Way Lima Kabupaten Pesawaran, yang lebih aktif, efektif dan lebih mudah diterima siswa. secara rinci penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.5Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Memperluas pengetahuan siswa tentang penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achivement Division.

b. Melatih siswa bekerja sama dalam kelompok. c. Dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. 2. Bagi Guru

a. Memberikan masukan kepada guru, tentang penerapan Model Pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions.

b. Sebagai acuan guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan.


(9)

b. Memberikan masukan yang baik untuk mengadakan pembaharuan dalam rangka memajukan program sekolah.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran yang lebih efisien, mudah dan cepat.


(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia (2003:729) menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu tergantuung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Aktivitas siswa dilakukan pada saat Belajar adalah hakekatnya suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh George J. Mouly dalam bukunya Psychology for Effective Teaching, bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.

Dengan demikian, inti dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan. (Trianto, 2009: 9).

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, yang tujuan kegiatannya adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut


(11)

pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. (Djamarah,S.B, Zain Aswan,1995:11)

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas belajar adalah proses perubahan yang berkesinambungan/kontinu dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi.

2.2 Aktivitas Belajar

Paul D. dierich (2011), membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan, yaitu: mengungkapkan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, dan pola.

6. Kegiata-kegiatan metrik, yaitu: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.


(12)

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu: minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. (Oemar Hamalik, 2011: 177).

Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan itu meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk belajar dan bekerja merupakan aktivitas.

Menurut Sriyono (2000 :93), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Slameto (2003: 2) aktivitas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan secara jasmani maupun rohani dalam memperoleh pengalaman.


(13)

2.3 Hasil Belajar

Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Nasution Noehi (1995: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Menurut Bloom dalam Agus (2010: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, hal yang sama juga diungkapkan oleh Agus (2010: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi manusia saja.

Dari beberapa pendapat di atas hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

2.4 Pembelajaran Matematika

Matematika berasal dari bahasa Latin “Manthanein atau Mathema” yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti yang semuanya dikaitkan dengan penalaran. (Soedjana W.1995:20). Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif,


(14)

yaitu kebenaran logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Sedangkan menurut E. T. Ruseffendi, matematika adalah “Ilmu tentang struktur yang terorganisasi, sebab berkembang dari unsur-unsur yang didefinisikan dalam teori”. E. T. Ruseffendi (dalam Karyani Budi,2010: 6).

Menurut William Brownell (1935) bahwa belajar itu pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Ia mengemukakan bahwa belajar matematika itu harus merupakan belajar bermakna dan pengertian Khusus dalam pembelajaran matematika di SD, Brownell mengemukakan apa yang disebut “Meaning Theori (Teori Makna)” sebagai alternatif dari “Drill Theori” atau Teori Latihan Hafalan dan Ulangan

Teori Drill dalam pengajaran matematika berdasarkan kepada teori belajar asosiasi yang lebih dikenal dengan sebutan teori belajar stimulus respon yang dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949). Teori belajar ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut hukum ini belajar adalah lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. (Karso:1.22).

Dari uraian di atas matematika adalah suatu pengetahuan dalam memahami arti dari struktur-struktur, hubungan-hubungan, simbol-simbol yang ada dalam materi pelajaran matematika.


(15)

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

2.5.1 Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Nieven (dalam Trianto, 1999 : 24), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut: pertama valid. Kedua praktis, dan ketiga efektif.

Menurut Khabibah (dalam Trianto, 2006: 25), untuk memvalidasi model pembelajaran diperlukan ahli dan praktisi. Sedangkan untuk kepraktisan dan keefektivitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan.

Arends, (dalam Trianto,2001 : 25), menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.

Kardi (dalam Trianto, 1997: 43), model pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan, atau praktik,dan kerja kelompok.

Mariana, (dalam Trianto, 1999: 27), model pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.

2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa variasi diantaranya: Jigsaw, TGT, NHT dan STAD.


(16)

2.5.2.1 Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dari Universitas Texas. Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif, siswa dibagi atas beberapa kelmpok yang beranggotakan 5-6 orang. Materi yang diberikan pada siswa dibagi atas beberapa sub bab. (Trianto,2010:73)

2.5.2.2 Teams Games Tournamen (TGT)

Model pembelajaran TGT atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward. Model pembelajaran ini adalah siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk tim mereka.(Trianto,2010: 83)

2.5.2.3 Numbered Head Together (NHT)

Model pembelajaran NHT merupakan model pembelajaran penomoran berpikir bersama. Model pembelajaran NHT dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. (Trianto,2010: 82)

2.5.2.4 Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan model pembelajran kooperatif paling sederhana dari model pembelajaran kooperatif yang lain. model pembelajaran Student Team Achievement Division siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

2.5.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. (Trianto, 2010: 57), Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda


(17)

(tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin,1995: Eggen dan Kauchak). Artzt dan Newman (1990: 448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. (Trianto, 2009: 56).

Zamroni (dalam Trianto, 2009: 57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa.

Arends (1997:111) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam.


(18)

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. (Trianto: 65).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

2.5.4.1Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Trianto (2009 :68).

Menurut Eggen dalam Wardhani (2005 :32) pembelajaran model kooperatif tipe Student Team Achievement Division siswa dikelompokan 4-5 orang yang bekerja sama saling membantu untuk menguasai bahan ajar.

Menurut Ibrahim dkk, (2000 : 10) model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division merupakan model pembelajaran kooperatif yang


(19)

paling sederhana dimana siswa dibagi dalam kelompok kecil yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Berdasarkan pengertian di atas model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division adalah model pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang bekerja sama saling membantu.

2.5.4.2Langkah-langkah pembelajaran Student Teams Achievement Divisions

1. Perangkat pembelajaran

Dalam pembelajaran Student Teams Achievement Divisions, perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk Kelompok Kooperatif

Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok dengan kelompok lain relatif homogen.

3. Pengaturan Tempat Duduk

Mengaturan tempat duduk dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif.

4. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok. Trianto (2009 :69)


(20)

2.6 Kerangka Pikir

Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui ulangan harian ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru, hasil belajar siswa dirasakan belum maksimal. Siswa yang memperolah nilai lebih dari atau sama dengan 65 hanya 25%. Rendahnya pencapaian nilai akhir peserta didik menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif.

Dari uraian-uraian di atas, dengan demikian kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai beriku:

Kerangka Pikir

2.7Hipotesa

Jika pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions, diterapkan dengan mengikuti langkah-langkah , maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Tahun Pelajaran 2012/2013 akan meningkat.

Model Pembelajaran

Kooperatif STAD

Hasil Belajar Aktivitas Belajar

Peningkatan Hasil Belajar


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang penting untuk menentukan keberhasilan suatu penelitian yang menyangkut proses, pengumpulan data hingga penulisan laporan penelitian. Secara garis besar metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. (Arikunto, 2010: 20)

1. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data kualitatif digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3)

2. Datakuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka yang kemudian akan diolah menggunakan rumus. (Suryanto, 2008: 5.4)


(22)

21

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini dilakukan di SD 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

3.3 Setting Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Penelitian dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 selama dua bulan. Siswa yang diteliti adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, dengan jumlah seluruh siswa 20 orang, terdiri dari 10 orang putera dan 10 orang puteri.

3.4 Langkah-langkah Penelitian

Penerapan tindakan dilakukan sebanyak dua kali (siklus). Setiap tindakan merupakan siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. (Arikunto, 2010:137)


(23)

22

Siklus Penelitian Tindakan

1. Langkah-langkah Penelitian Siklus 1

a. Perencanaan

Pembuatan pemetaan, silabus, menyusun rancangan pembelajaran, guru membagi siswa kedalam kelompok kooperatif yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Membuat lembar observasi, mempersiapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division.

Refleksi

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Siklus I


(24)

23

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan persepsi

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan dikelas yaitu sifat-sifat bilangan pada operasi hitung.

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan materi.

b. Membentuk kelompok belajar kooperatif Student Teams Achievement Divisions, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

c. Membagikan lembar kerja kelompok.

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk menyelesaikan tugas di papan tulis.

f. Jika jawaban perwakilan kelompok salah kelompok yang lain menggantikan demikian seterusnya.


(25)

24

g. Setelah soal terjawab semua, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar aktivitas guru.

d. Refleksi

Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut padasiklus berikutnya.

2. Langkah-langkah Penelitian Siklus 2

a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus 1.


(26)

25

Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi: menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan kepada siswa saat belajar kelompok, mempersiapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan persepsi

b. Guru menjelaskan sifat-sifat bilangan pada operasi hitung. c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan materi.

b. Membentuk kelompok belajar kooperatif Student Teams Achievement Divisions, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

c. Membagikan lembar kerja kelompok.

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk menyelesaikan tugas di papan tulis.


(27)

26

f. Jika jawaban perwakilan kelompok salah kelompok yang lain menggantikan demikian seterusnya.

g. Setelah soal terjawab semua, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing.

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa, dan lembar aktivitas guru.

Lembar aktivitas siswa

No Nama Aktivitas Skor Kriteria

1 2 3 4 5 Tinggi Sedang Rendah 1 A

2 B


(28)

27

Lembar hasil belajar siswa

No Nama Nilai Kriteria

Tinggi Sedang Rendah

1 A

2 B

3 C

Lembar Aktivitas Guru

No Aspek Kinerja Guru Sk or

Kriteria

Tinggi Sedang Rendah 1 Membuka pelajaran

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 3 Memberikan apersepsi

4 Menjelaskan prosedur pembelajaran 5 Membentuk kelompok diskusi 6 Mengelola kelas

7 Membina kerjasama antar peserta didik 8 Memberi motivasi

9 Membimbing dan memfasilitasi 10 Memberi contoh

11 Mendorong peserta didik untuk bertanya

12 Mendorong peserta didik mengemukakan pendapat

13 Menutup pelajaran Jumlah

Nilai

4. Refleksi

Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.


(29)

28

3.5 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi siswa dan lembar kinerja guru.

2. Tes tertulis (evaluasi).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas siswa.

2. Metode Tes

Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

3.7Metode Penilaian Tes

1. Data kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:

%

A

ij

=

A

ij

x 100%


(30)

29

Keterangan:

% Aij = Persentase aktivitas siswa pada pertemuan ke-i siklus ke-j Aij = Jumlah aktivitas siswa pada pertemuan ke-I siklus ke-j n = Jumlah seluruh aktivitas yang diamati.

Analisis rata-rata persentase aktivitas siswa pada setiap siklus. Untuk menghitung rata-rata persentase aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap siklus digunakan rumus:

Nj

% Aij

i=I

R

Aj =

n

j

Keterangan:

R

Aj = Rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus ke-j

n

j = Jumlah pertemuan pada siklus ke-j

Penilaian aktivitas siswa sebagai berikut.

81%-100% adalah aktivitas siswa yang sangat baik. 61%-80% adalah aktivitas siswa baik.

41%-60% adalah aktivitas siswa cukup. 21%-40% adalah aktivitas siswa kurang. 0%-20% adalah aktivitas siswa sangat kurang.

Berdasarkan klasifikasi aktivitas di atas, aktivitas siswa dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kadar aktivitas yaitu aktif dan tidak


(31)

30

aktif. Jika aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam satu siklus 60% atau lebih maka siswa tersebut dikatagorikan aktif.

Analisis persentase jumlah siswa yang aktif setiap siklus. Jumlah siswa yang aktif pada setiap siklus dihitung dengan rumus:

%

Sj

=

Sj

x 100% N

Keterangan

%

S

j = Persentase banyaknya siswa yang aktif pada siklus ke-j

S

j = Banyaknya siswa yang aktif pada siklus ke-j

N = Jumlah siswa

1. Datakuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka yang kemudian akan diolah menggunakan rumus sebagai berikut: Analisis data siswa yang memperoleh nilai ≥65

% Xj = Nj x 100%

N Keterangan

% Xj = Persentase banyaknya siswa yang memperoleh nilai ≥65 siklus ke-j

Nj = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai ≥65 siklus ke-j


(32)

31

3.8 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika siswa yang tuntas minimal 80% dengan nilai rata-rata 65. Siswa dikatakan aktif jika minimal 80% dari seluruh jumlah siswa dapat mengikuti semua aspek kegiatan.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions, aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions dapat meningkat. Pada siklus 1 aktivita siswa baru mencapai 57% dan pada siklus II aktivitas siswa sudah mencapai 79,5%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai 58 sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai 74,5. Jadi pada setiap pertemuaannya aktivitas dan hasil belajar siswa semakin meningkat.

5.2Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:


(34)

meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

2. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan lebih mengembangkan lagi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD), sebagai salah satu bahan penelitian dalam konteks pembelajaran di Sekolah Dasar, (SD/MI) khususnya mata pelajaran matematika di kelas IV.

3. Bagi Lembaga

Kepada lembaga sekolah, hendaknya memfasilitasi adanya media-media pembelajaran dalam menunjang pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan sekolah itu sendiri.


(35)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2011/2012

Oleh HUSNAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(36)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh HUSNAINI

113109017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(37)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir……… 18

2. Alur Siklus Penelitian………. 22

3. Gambar grafik Aktivitas Siswa……….. 58

4. Gambar Grafik Hasil Belajar siswa……… 58


(38)

Daftar Isi

Halaman

Daftar Tabel ... 13

Daftar Gambar ... 14

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

II.KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 9

2.2 Aktivitas Belajar ... 10

2.3 Hasil Belajar ... 11

2.4 Pembelajaran Matematika ... 12

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions ... 13

2.5.1 Model Pembelajaran ... 13

2.5.2 Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.5.2.1Jigsaw ... 14

2.5.2.2TGT ... 14


(39)

AchievementDivisions15

2.5.3.1Langkah-langkah Pembelajaran Student Teams

AchievementDivisions ... 17

2.6 Kerangka Pikir ... 17

2.7 Hipotesis ... 18

III. METODOLOGI/METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 19

3.2 Subyek Penelitian ... 19

3.3 Setting Penelitian ... 20

3.4 Langkah-langkah Penelitian ... 20

3.5 Sumber Data ... 26

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.7 Metode Penilaian Tes ... 27

3.8 Indikator Keberhasilan ... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.1.1 Profil Sekolah DasarNegeri 1 Way Harong ... 31

4.1.2 Identitas Sekolah Dasar Negeri1 Way Harong ... 31

4.1.3 Situasi dan Kondisi Sekolah ... 32

4.1.4 Situasi Pengelolaan Kelas ... 32

4.2 Hasil Penelitian ... 33

4.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 33

A. Siklus Pertemuan1 ... 30

B. Siklus 1 Pertemuan 2 ... 39

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 45

A. Siklus 2 Pertemuan 1 ... 45


(40)

5.2Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN ... 62


(41)

Abdillah Pius, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arkola, SurabayaAgus, 2012

Pengertian Hasil Belajar. http://www.inforppsilabus.com/2012/03/pengertian

hasil belajar menurut ahli/ di download tangal 20 Oktober 2012

Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Yogyakarta.

Djamarah S.B, Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar.RinekaCiptaJakarta. Djamarah, 2000 Pengertian Hasil Belajar

http://www.inforppsilabus.com/2012/03/ pengertian hasil belajar menurut ahli/ di

download tanggal 20 oktober 2012.

Gage dan Berliner, 1995 Macam-macam Teori Belajar

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/#ixzz1mEQZ9jGe/ di

download tanggal 07 Juli 2012.

Hamalik Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung. Karso. 2007. Pendidikan Matematika I. Universitas Terbuka, Jakarta. Karyani Budi, 2010, Rangkuman Dasar- dasar Pendidikan MIPA Program Pendidikan Matematika, Bandar Lampung.

Nasution Noehi, Suryanto Adi,2008, Evaluasi Pengajaran, Universitas Terbuka. Jakarta.

Trianto. 2009,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Surabaya. Wardhani.2005. Model-model Pembelajaran

http://einicovengeance.wordpress.com model-model-pembelajaran Ibrahim. 2000, Model-model Pembelajaran


(42)

(43)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rerata Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas IV………. 4

2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 30

3. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke-1……….. 33

4. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke-2……….. 34

5. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2……… 36

6. Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan Ke-1……….. 40

7. Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan Ke-2……….. 41

8. Data Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 dan 2……… 43

9. Lembar Aktivitas siswa Siklus 1………. 50

10.Lembar Aktivitas siswa Siklus 2………. 52

11.Rekap Hasil Belajar Siklus 1……….. 54


(44)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd ……..…………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nelly Astuti, M.Pd ……..…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003


(45)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : HUSNAINI Nomor Pokok Mahasiswa : 1113109017

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikkan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd NIP: 19510507 198103 1 002 NIP 195207171979031021


(46)

MOTTO

Tuntutlah ilmu tapi tidak melupakan ibadah

Dan

Kerjakan ibadah tapi tidak melupakan ilmu

(Hasan Ali Basri)


(47)

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ibuku tercinta Hj. Maryam dan Bapakku tersayang H. Menang Susunan Ratu

2. Keempat buah hatiku: Sepkiansyah, Nur Novita Sari, Anisya Tri Astuti, Melia Aziza.

3. Semua keluarga besar serta teman-temanku 4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta motivasi yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.


(1)

(2)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rerata Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas IV………. 4

2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 30

3. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke-1……….. 33

4. Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Ke-2……….. 34

5. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2……… 36

6. Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan Ke-1……….. 40

7. Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan Ke-2……….. 41

8. Data Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 dan 2……… 43

9. Lembar Aktivitas siswa Siklus 1………. 50

10. Lembar Aktivitas siswa Siklus 2………. 52

11. Rekap Hasil Belajar Siklus 1……….. 54


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd ……..…………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nelly Astuti, M.Pd ……..…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003


(4)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : HUSNAINI Nomor Pokok Mahasiswa : 1113109017

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikkan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd NIP: 19510507 198103 1 002 NIP 195207171979031021


(5)

MOTTO

Tuntutlah ilmu tapi tidak melupakan ibadah

Dan

Kerjakan ibadah tapi tidak melupakan ilmu

(Hasan Ali Basri)


(6)

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ibuku tercinta Hj. Maryam dan Bapakku tersayang H. Menang Susunan Ratu

2. Keempat buah hatiku: Sepkiansyah, Nur Novita Sari, Anisya Tri Astuti, Melia Aziza.

3. Semua keluarga besar serta teman-temanku 4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta motivasi yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG PESAWARAN

0 14 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAY HARONG KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN 2012/2013

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 4 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS V SDN SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN

0 14 54

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 4 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 5 42

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 27 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 44

JUDUL INDONESIA: PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

0 9 43

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013/2014

0 2 44