Perhitungan Laju Aliran Massa air, m Perhitungan Laju Aliran Kalor yang Diterima Air
                                                                                diperoleh  informasi  bahwa  debit  air  berpengaruh  terhadap  suhu  keluar  dari  water heater.  Semakin besar debit air, suhu air semakin rendah.
Hubungan  antara  debit  air  dengan  suhu  air  keluar  dapat  dinyatakan  dengan persamaan:
,
R
2
= 0,989 Persamaan tersebut berlaku untuk debit air 1,32 litermenit sampai dengan 12
litermenit pada tekanan udara luar sekitar 1 atm dengan suhu air masuk 27 C.  Nilai
koefisien determinasi R
2
= 0,989, artinya variasi dari T
out
dapat diterangkan oleh m
air
sebesar 0,989.  R
2
mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya.
Gambar 5.1 Hubungan debit air dengan suhu air keluar
ma
air
litermenit
Di  pasaran  salah  satu  water  heater dengan  nama  produk  JLG30-BV6 dengan  maksimum  debit  6  litermenit  mempunyai suhu  air  keluar  dari  antara  40-
80 C.    Hal  ini berarti  bahwa water  heater yang  dibuat  dalam  penelitian  ini  mampu
bersaing  dengan  yang  dijual  di  pasaran,  karena  pada  debit  6,96  litermenit  mampu menghasilkan suhu keluar water heater sebesar 41,3
C.
Gambar 5.2 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor
Gambar 5.2 menampilkan suatu grafik yang menghubungkan debit air dengan laju  aliran  kalor.    Dari  gambar  5.2 menunjukkan  bahwa  debit  air  berpengaruh
terhadap laju aliran kalor atau dapat dikatakan bahwa besarnya laju aliran kalor yang diterima  air  bergantung  pada  debit  air  yang  mengalir.    Trendline yang  dihasilkan
mendekati persamaan:
R
2
= 0,462 Persamaan tersebut berlaku untuk debit air 1,32 litermenit sampai dengan 12
litermenit  pada  tekanan  udara  luar  sekitar  1  atm  dan  pada  suhu  air  masuk  27 C.
Nilai  q
air
paling tinggi  sebesar  7539,75 watt pada debit air  sebesar  3,72  litermenit. Adapun  nilai  q
air
paling  rendah  sebesar  6178,23 watt  pada  debit  air  sebesar  10,08 litermenit.  Nilai koefisien determinasi sebesar 0,462 sehingga variasi  dari variabel
q
air
dapat diterangkan oleh variabel m
air
hanya sebesar 0,462.
Gambar 5.3 Hubungan debit air dengan efisiensi water heater
Gambar  5.3  menampilkan  grafik  yang  memberikan  informasi  mengenai hubungan  antara  debit  air  dengan  efisiensi.  Dari  gambar  5.3 dapat  diketahui dapat
diketahui  bahwa debit air  yang masuk  berpengaruh  terhadap  efisiensi water  heater. Dari  Tabel  5.2 menunjukkan nilai efisiensi  terbesar sebesar 49,530  pada debit air
3,72  litermenit  sedangkan  nilai  terendah  sebesar  40,586  pada  debit  air  10.08 litermenit.  Ini  menunjukkan  bahwa  nilai  efisiensi  sebanding  dengan  jumlah  kalor
yang  diperlukan  water  heater.    Semakin  besar  nilai  jumlah  kalor  yang  diperlukan maka  nilai  efisiensi  water  heater juga  semakin  besar.    Hubungan  antara  debit  air
dengan efisiensi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: η=-0,086m
air 2
+ 0,630m
air
+ 45,48 R
2
= 0,462 Persamaan  tersebut  berlaku  untuk  debit  air  1,32  litermenit  sampai  dengan 12
litermenit  pada  tekanan  udara  luar  sekitar  1  atm  dan  pada  suhu  air  masuk  27 C.
Nilai  koefisien  determinasi  variasi dari  η terhadap  variabel  m
air
sebesar  0,462 sehingga hanya 0,462 yang dapat diterangkan oleh nilai m
air
.  Efisiensi water heater yang  dibuat  tidak  dapat mencapai 100 karena  adanya  kalor  hilang melalui  radiasi
ataupun  terbawa  gas  buang.    Gas  buang  memiliki suhu  yang  lebih  tinggi dibandingkan ketika udara masuk ke water heater. Radiasi dari proses pembakaran
dapat menyebabkan suhu tabung lebih tinggi dari keadaan awal.
                                            
                