Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

D. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. a. Rasio Lancar Current Ratio Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang lancar x 100 2013 = 389.627.692 207.812.600. x 100 = 187,4 2014 = 424.372.841 192.263.750 x 100 = 220,7 Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 187,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 220,7 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar meningkat pada tahun 2014. b. Rasio Cepat Quick Ratio Rasio Cepat = Aktiva Lancar −Persediaan Utang lancar x 100 2013 = 389.627.692 −16.723.019 207.812.600 x 100 = 179,4 2014 = 424.372.841 −27.072.229 192.263.750 x 100 = 206,6 Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 179,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 206,6 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam mengangsur setiap rupiah hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan meningkat pada tahun 2014. c. Rasio Kas Cash Ratio Rasio Kas = Kas Aktiva lancar x 100 2013 = 4.072.367 389.627.692 x 100 = 1,04 2014 = 17.145.171 424.372.841 x 100 = 4,04 Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2013 terjadi peningkatan rasio sebesar 3. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa, karena rasio kas yang baik yaitu 100, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid. Rasio Likuiditas yang terdiri dari 3 Rasio dapat di sajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.5 Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Likuiditas 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Lancar Current Ratio 187,4 220,7 33,3 + 2 Rasio Cepat Quick Ratio 179,4 206,6 27,2 + 3 Rasio Kas Cash Ratio 1,01 4,04 3+ Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga ada perbaikan rasio likuiditas pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013.

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. a. Total Assets Turnover Total Assets Turnover = Pendapatan Total Aktiva 2013 = 6.173.242.827 1.225.658.020 = 5 kali 2014 = 4.475.706.434 1.138.374.862 =4 kali Berdasarkan perhitungan total assets turnover, pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 5 kali. Sedangkan pada tahun 2014 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 4 kali dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. b. Receivable Turnover Receivable Turnover = Pendapatan Piutang Rata −Rata 2013 = 6.173.242.827 93.492.658.470 = 0,06 kal i 2014 = 4.475.706.434 99.622.671.908 = 0,04 kali Berdasarkan perhitungan receivable turnover, pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,06 kali dari piutang rata-rata dan pada tahun 2014 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,04 kali dari piutang rata-rata. Rasio Aktivitas yang terdiri dari 2 jenis dapat di sajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.6 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan 1 Total Assets Turnover 5 Kali 4 Kali 1 2 Receivable Turnover 0,06 Kali 0,04 Kali 0,02 Kali Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut kurang efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat pada rasio Receivable Turnover, terjadi penurunan rasio pada tahun 2014.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. PengembalianImbalan atas Investasi Return on Invesment- ROI ROI = Laba BersihEAT Total Aktiva x 100 2013 = 1.769.223.630 1.225.658.020 x 100 = 144,3 2014 = 3.309.822.373 1.138.374.862 x 100 = 290,7 Berdasarkan perhitungan return on investment, Pada Tahun 2013 sebesar 144,3. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 144,3-. Dan pada tahun 2014 return on investment sebesar -290,7 atau terjadi peningkatan sebesar Rp 146,4- dari tahun 2013, penyebabnya adalah kenaikan laba operasi bersih perusahaan pendapatan bersih usaha. Rasio Profitabilitas dapat di sajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Profitabilitas 2013 2014 Perbandingan 1 PengembalianImbalan atas Investasi Return on Invesment- ROI 144,3 290,7 146,4 + Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi peningkatan rasio sebesar 146,4.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. a. Rasio Hutang Debt Ratio Debt Ratio = Total Utang Total Aktiva x 100 2013 = 1.138.374.862 1.225.658.020 x 100 = 92,8 2014 = 1.225.658.020 1.138.374.862 x 100 = 107,6 Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2013, 92,8 dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman hutang. Sedangkan pada tahun 2014, 107,6 dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman hutang. Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan sangat kecil jika dibandingkan dengan aktiva yang sama. b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Total Debt to Equity Ratio Total Debt to Equity Ratio = Total Utang Hutang jk.pjg+ekuitas x 100 2013 = 1.138.374.862 0+1.769.223.630 x 100 = 64,3 2014 = 1.225.658.020 0+3.309.822.373 x 100 = 37,0 Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2013, Rp0,643 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2014, Rp0,37utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Rasio Leverage yang terdiri dari 2 jenis dapat di sajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.8 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Leverage 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Hutang Debt Ratio 92,8 107,6 14,8- 2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Total Debt to Equity Ratio 64,3 37,0 27,3- Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri ekuitas relatif aman dan menunjukkan angka yang semakin menurun pada tahun 2014.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT PLN Persero Area Medan, maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan