Pembuatan Sabun Cair Menggunakan Alkali Dari Kulit Coklat (Theobroma cacao L.) dengan Minyak Kelapa

pada waktu pengadukan 4 jam dan suhu reaksi 65 ˚C yaitu berturut turut sebesar 9;
8,7; 8,2.
Dari gambar 4.3 tersebut dapat dilihat adanya pengaruh waktu pengadukan
terhadap pH sabun. Dengan semakin bertambahnya waktu pengadukan dapat
menyebabkan turunya pH sabun yang dihasilkan. Sedangkan dengan semakin
bersarnya suhu reaksi penyabunan menyebabkan densitas sabun menurun sampai pada
titik optimumnya. Hal ini disebabkan oleh semakin lama waktu pengadukan
menyebabkan waktu interaksi antara minyak dan alkali semakin besar, maka reaksi
akan mendekati kesetimbangan sehingga residu alkali akan semakin rendah yang
menyebabkan sabun tidak terlalu basa. Berdasarkan penelitian Wijana, dkk., (2009),
nilai pH memiliki kecenderungan semakin turun dengan semakin lamanya
pengadukan [51]. Pengaruh suhu reaksi terhadap nilai pH sabun akan semakin turun
seiring dengan semakin besar suhu reaksi, tatapi pada suhu 80 ˚C terjadi peningkatan
pH sabun. Pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi
penyabunan, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika
kenaikan suhu telah melebihi suhu optimal, akan menyebabkan pengurangan hasil
karena reaksi akan bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain produk akan
berkurang [52] [53]. Reaksi yang melebihi suhu optimal akan menghasilkan sabun
dengan residu alkali yang besar dan berakibat pada pH sabun yang tinggi. Pada
penelitian ini suhu terbaik pada hasil nilai pH adalah 65 ˚C, sedangkan pada suhu
80 ˚C nilai pH sabun lebih tinggi dikarenakan reaksi yang tidak sempurna dan adanya

partikel H2O yang menguap sehingga sabun akan lebih pekat dengan residu alkali.
Dari gambar 4.3 tersebut juga dapat dilihat adanya pengaruh waktu analisa
sabun terhadap nilai pH sabun yang dihasilkan. Dengan semakin lama waktu analisa
maka nilai pH sabun yang didapat akan semakin kecil. Hal tersebut akibat pengaruh
semakin lama waktu analisa maka waktu reaski (curing time) sabun juga akan semaki
lama. Reaksi sabun akan mencapai kestimbangan dan residu alkali dalam sabun akan
berkurang yang menyebabkan nilai pH sabun akan menurun. Semakin lama waktu
reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat tersabunkan, berarti
produk yang didapat juga semakin banyak, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi
setimbang, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang
tersabunkan [52].

33
Universitas Sumatera Utara

Nilai pH merupakan parameter yang penting dalam pembuatan sabun, karena
nilai pH menentukan kelayakan sabun untuk digunakan sebagai sabun mandi. Sabun
cair hasil penelitian ini memiliki pH antara 8,2-10,2 dan menurut SNI pH sabun cair
berkisar 8-11 [17]. Mencuci tangan dengan sabun dapat meningkatkan pH kulit
sementara, tetapi kenaikan pH kulit ini tidak akan melebihi 7 [1].


34
Universitas Sumatera Utara

4.3

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP
DENSITAS SABUN CAIR
Berikut grafik yang menunjukkan pengaruh variasi suhu dan waktu pengadukan

terhadap densitas sabun cair pada berbagai waktu analisa:
1.12

Waktu Analisa 0 Jam

1.10
1.08
1.06
1.04
1.02

1.00
1.12

50

80

Waktu Analisa 12 Jam

1.10

Densitas (gr/cm3)

65

Waktu Pengadukan:

1.08

2 jam

1.06
3 jam

1.04

4 jam

1.02
1.00

50

65

80

1.12

Waktu Analisa 24 Jam


1.1
1.08
1.06
1.04
1.02
1
50

65

80

Suhu (˚C)

Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Pengadukan Terhadap
Densitas Sabun Cair pada Berbagai Waktu Analisa
Gambar 4.4 menunjukan hubungan suhu reaksi dan waktu pengadukan terhadap
densitas sabun cair yang dihasilkan. Dari ketiga gambar diatas dapat dilihat densitas
sabun tertinggi pada masing-masing waktu analisa 0, 12 dan 24 jam, adalah pada
waktu pengadukan 4 jam pada suhu reaksi 80 ˚C, yaitu 1,12 gr/cm3 dan berbentuk

sabun padat. Sedangakan densitas terendah untuk masing-masing waktu analisa adalah
pada waktu pengadukan 2 jam dan suhu reaksi 50 ˚C yaitu 1,02 gr/cm3.

35
Universitas Sumatera Utara

Dari gambar 4.4 (a), (b) dan (c) tersebut dapat dilihat waktu pengadukan tidak
begitu berpengaruh terhadap densitas sabun. Densitas sabun cenderung naik seiring
dengan semakin lamanya waktu pengadukan. Dan pengaruh suhu reaksi terhadap
densitas sabun akan semakin naik seiring dengan semakin besar suhu reaksi, tatapi
pada suhu 80 ˚C sabun berubah menjadi kristal. Hal ini dikarenakan pada suhu 80 ˚C
partikel H2O sudah mulai menguap, yang mengakibatkan kandungan air pada sabun
berkurang dan sabun mengental. Penurunan viskositas akibat peningkatan rasio
air/sabun dikarenakan viskositas dipengaruhi oleh kadar air dalam sabun tersebut [51].
Jika viskositas sabun meningkat dengan turunya rasio air/sabun, berarti densitas sabun
akan meningkat dengan semakin sedikit kandungan air didalam sabun. Adanya
kandungan natrium pada alkali juga dapat menyebabkan mengerasnya sabun yang
didapat karena natrium merupakan bahan pembuatan sabun padat.
Dari gambar 4.3 (a), (b) dan (c) tersebut juga dapat dilihat tidak adanya pengaruh
waktu analisa sabun terhadap densitas sabun yang dihasilkan [51].

Sabun cair hasil penelitian memiliki densitas antara 1,02 – 1,12 dan ada yang
berbentuk kristal. Menurut SNI densitas sabun cair berkisar 1,01-1,1 (Indonesia &
Nasional 1994). Dapat dilihat ada beberapa densitas sabun cair yang sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia.

36
Universitas Sumatera Utara

4.4

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP
KADAR ALAKLI BEBAS SABUN CAIR
Berikut grafik yang menunjukkan pengaruh variasi suhu dan waktu pengadukan

terhadap kadar alkali bebas sabun cair pada berbagai waktu analisa:
0.038

Waktu Analisa 0 Jam

0.033

0.028
0.023
0.018
0.013
0.008

50

65

80

0.038

Waktu Analisa 12 Jam

Alkali Bebas (%)

0.033
0.028


Waktu Pengadukan:

0.023

2 jam
3 jam

0.018

4 jam

0.013
0.008

50

65

80


0.038

Waktu Analisa 24 Jam

0.033
0.028
0.023
0.018
0.013
0.008
50

65

80

Suhu (˚C)

Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Pengadukan Terhadap

Kadar Alkali Bebas Sabun Cair pada Berbagai Waktu Analisa
Gambar 4.5 menunjukan hubungan suhu reaksi dan waktu pengadukan terhadap
kadar alkali bebas sabun cair yang dihasilkan. Dari ketiga gambar diatas dapat dilihat
nilai alkali bebas sabun tertinggi pada masing-masing waktu analisa 0, 12 dan 24 jam,
adalah pada waktu pengadukan 2 jam pada suhu reaksi 80 ˚C, yaitu berturut turut
0,0378675; 0,03366 dan 0,0294524. Sedangakan nilai kadar alkali bebas terendah

37
Universitas Sumatera Utara

untuk masing-masing waktu analisa adalah pada waktu pengadukan 4 jam dan suhu
reaksi 65 ˚C yaitu berturut turut sebesar 0,0182325; 0,0115005; 0,008976.
Dari gambar 4.5 tersebut dapat dilihat adanya pengaruh waktu pengadukan
terhadap kadar alkali bebas sabun. Dengan semakin bertambahnya waktu pengadukan
dapat menyebabkan turunnya kadar alkali bebas sabun yang dihasilkan. Sedangkan
dengan semakin bersarnya suhu reaksi penyabunan menyebabkan kadar alkali bebas
sabun menurun sampai pada titik optimum. Hal ini disebabkan oleh semakin lama
waktu pengadukan menyebabkan waktu interaksi antara minyak dan alkali semakin
besar, maka reaksi akan mendekati kestimbangan sehingga kadar alkali bebas pada
sabun akan berkurang. Berdasarkan penelitian Wijana, dkk., (2009), kadar alkali bebas
memiliki kecenderungan semakin menurun akibat lama pengadukan [51].

Dan

pengaruh suhu reaksi terhadap kadar alkali bebas sabun akan semakin turun seiring
dengan semakin besar suhu reaksi, tatapi pada suhu 80 ˚C terjadi peningkatan kadar
alkali bebas. Pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi
penyabunan, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika
kenaikan suhu telah melebihi suhu optimal maka akan menyebabkan pengurangan
hasil karena reaksi akan bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain produk akan
berkurang [52]. Reaksi dengan suhu melewati titik optimal akan menghasilkan sabun
dengan kadar alkali bebas yang besar. Adanya peningkatan kadar alkali bebas ini juga
disebabkan banyaknya air yang menguap pada campuran alkali, karena air dapat
menurunkan konsentrasi alkali bebas dalam sabun [51].
Dari gambar 4.5 tersebut juga dapat dilihat adanya pengaruh waktu analisa
sabun terhadap kadar alkali bebas sabun yang dihasilkan. Dengan semakin lama waktu
analisa maka kadar alkali bebas sabun yang didapat akan semakin kecil. Hal tersebut
akibat pengaruh semakin lama waktu analisa maka waktu reaski sabun juga akan
semaki lama, reaksi sabun akan mencapai kestimbangan dan kadar alkali bebas dalam
sabun akan berkurang. Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak
pula minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi,
tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan
meningkatkan jumlah minyak yang tersabunkan [52].
Kadar alkali bebas merupakan parameter yang sangat penting dalam pembuatan
sabun, karena kadar alkali bebas menentukan kelayakan sabun untuk digunakan

38
Universitas Sumatera Utara