Analisis Abreviasi pada Penggunaan Bahasa Arab di Media Sosial

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa adalah sarana utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan
berkomunikasi, baik mengutarakan pendapat, ide, gagaran dan pokok pikiran
maupun maksud. Manusia sepanjang hidupnya akan terus-menerus berbahasa
karena selama hidupnya manusia tidak mungkin putus dari komunikasi
(Martasari, 2014: 1-2).
Bahasa bersifat dinasi artinya tidak statis dan monoton, selalu berubahubah sesuai dengen perkembangan zaman. Chika (1982: 8) meyakini sifat bahasa
adalah dinamis, aturan-aturan kosakata dan wacana akan berubah dan berkembang
ke arah nilai-nilai maysarakat berkembang. Tidak ada satupun bahasa yang
sempurna dari aspek aturan melainkan berkembang secara terstruktur dan
tersistem. Untuk itu pengguna bahasa harus memiliki kemampuan menciptakan
istilah baru, menggunakan istilah lama dengan cara yang baru, menyusun kalimat
yang belum pernah didengar dan megombinasikan kata atau kalimat dalam sebuah
wacana yang baru. Salah satunya melalui proses morfologis yaitu abreviasi.
Menurut Kridalaksana (2007: 159) abreviasi adalah proses pemenggalan
satu atau beberapa bagian dari leksem atau kombinasi leksem sehingga menjadi
bentuk baru yang berstatus kata. Leksem adalah semua bentuk kata yang
diasosiasikan dan berada dalam pemakaian secara umum.
Penggunaan abreviasi ini pada mulanya banyak digunakan dalam media

cetak seperti surat kabar, buku-buku, majalah, kamus dan lain-lain. Seperti dalam
kamus yaitu, ‫ ﺟﻤﻊ‬/jam’u/ menjadi ‫ ﺝ‬/j/. Menurut Hijazy ( 2000, 95-96 ) abreviasi
telah digunakan di masa lalu dalam bahasa Arab, sebagaimana berikut :

1
Universitas Sumatera Utara

‫ﻭﻗﺪ ﺍﻫﺘﻢ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺮﺍﺙ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ ﻭﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺤﻘﻘﻴﻦ ﺑﺒﻴﺎﻥ ﻫﺬﻩ‬
‫ ﻭﻗﺎﻡ ﺃﻋﻼﻡ ﻣﻤﻦ ﻛﺘﺒﻮﺍ ﻓﻲ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺗﺤﻘﻴﻖ ﺍﻟﺘﺮﺍﺙ ﺑﺠﻤﻊ ﻫﺬﻩ‬،‫ﺍﻻﺧﺘﺼﺎﺭﺍﺕ‬
‫ﺍﻻﺧﺘﺼﺎﺭﺍﺕ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻁﺎﺕ ﻭﺑﻴﺎﻥ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﻟﻠﻤﺤﻘﻖ ﺍﻟﻨﺎﺷﺊ ﻭﺍﻟﻘﺎﺭﺉ‬
.‫ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ‬
/Wa qad `ihtamu ba’ḍu al-mu`alifīn fī at-tarāșu al-‘arabī
wa ba’du al-muhaqqiqīn bibayānin haẕihi al-`ikhtiṡārāti, wa qāma
`a’lāmu miman kitabū fī qawā’idu taḥqīqu at-tarāșu bijami’in
haẕihi al-`ikhtiṡārāti min al-mukhaṭūṭāti wa bayānun ma’nahā
lilmuḥqaqu an-nasya`I al-ḥadīși/ ‘Beberapa peneliti telah tertarik
untuk menelitiabreviasi ini dalam bahasa naskah kuno Arab dan
beberapa peneliti juga menuliskan aturan dalam pembentukan kata
tersebut dan menunjukkan makna pada pembaca modern.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, manusia sering kali

menggunakan abreviasi dalam berkomunikasi. Fenomena ini muncul seiring
kebutuhan manusia untuk berbahasa secara praktis, cepat dan hemat.
Media elektronik, media sosial, dan jejaring sosial merupakan salah satu
lahan munculnya gejala bahasa baru. Kemunculan abreviasi pada berbagai media
termasuk jejaring sosial dikarenakan terdesak oleh kebutuhan berbahasa secara
praktis dan cepat sehingga pemakai bahasa tidak merasa kesulitan ketika harus
menggunakan abreviasi (Surati, 2015: xvi).
Menurut Mayfield (2008) media sosial adalah media dimana pengunanya
dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan menciptakan pesan,
termasuk blog, jejaring sosial, wiki/ensiklopedia online, dan forum online. Saat ini
begitu banyak media sosial yang digunakan oleh manusia di dunia untuk saling
berkomunikasi dan berinteraksi seperti Facebook, Twitter, Blogspot, Path,
Instagram, dan media sosial lainnya yang banyak digunakan.
Media sosial daring memiliki fungsi sebagai sarana untuk memperluas
interaksis sosial manusia dengan menggunakan internet dan teknologi berbasis
web, yang juga digunakan untuk bertukar informasi, berkomunikasi baik anta
rpengguna maupun praktik komunikasi dialogi dari berbagai belahan dunia.
Penggunaan media sosial juga tidak terlepas dari praktik penggunaan bahasa.

2

Universitas Sumatera Utara

Salah satu fenomena bahasa yang dapat ditemukan dalam penggunaan media
sosial adalah abreviasi atau singkatan (Permatasari, 2013: 9).
Abreviasi merupakan salah satu proses morfologis dalam ilmu bahasa.
Proses abreviasi juga terdapat dalam Bahasa Arab, dalam Bahasa Arab proses
abreviasi ini disebut dengan ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ (Hadi, 2000: 254).
Penggunaan abreviasi di media sosial daring saat ini dapat ditemukan
dalam komunikasi facebook, twitter dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pengguna bahasa yang melakukan interaksi komunikasi dengan
sesamanya. Karena saat ini bentuk komunikasi yang dilakukan melalui media
sosial daring menuntut agar pengguna bahasa menggunakan bahasa yang singkat,
cepat dan tepat. Hal ini peneliti temukan di media online Arab yaitu dalam twitter
akun al-Jazeera.com seperti berikut:

‫ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺮﺍﻕ ﻭﺍﻟﺸﺎﻡ‬: ‫ﺩﺍﻋﺶ‬
/Da’isy: al-dawlatu al-islāmiyatu fī al-'irāqi wa al-shāmi/
Pada contoh di atas terdapat penggunaan abreviasi yaitu kata ‫ﺩﺍﻋﺶ‬/da’isy/
‘Negara Islam Irak dan Syiria atau ISIS’ yang merupakan akronim dari kalimat


‫ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺮﺍﻕ ﻭﺍﻟﺸﺎﻡ‬/ al-dawla al-islāmiya fī al-'irāq wa al-shām/.
Berdasarkan contoh abreviasi dalam bahasa Arab yang ada di akun alJazeera.com tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji abreviasi yang ada dalan
twitter akun al-Jazeera.net. Al-jazeera merupakan media yang menyajikan berita
dengan perspektif baru dalam melihat peristiwa yang terjadi di dunia dan
memberikan penontonnya di dunia Arab untuk bebas berfikir, kemandirian dan
ruang

debat.

Pada

bulan

Januari

2001,

situs

berita


berbahasa

Arab www.Aljazeera.net diluncurkan. Al-jazeera.net merupakan media online
U

U

yang menyajikan konten dan layanan yang bervariasi sehingga dari berbagai
kalangan dan profesi dapat mencari informasi dari media online tersebut. Situs
bahasa Arab segera diikuti oleh versi bahasa Inggris yang diluncurkan pada tahun

3
Universitas Sumatera Utara

2003. Ini sebagai respon terhadap meningkatnya minat dalam output profesional
Al-jazeera oleh penutur non-Arab di seluruh dunia.
Akun @al-jazeera.net adalah akun resmi Twitter yang merupakan media
sosial yang berisi tentang berita-berita di negara Arab layaknya seperti sebuah
surat kabar sehingga di dalam media tersebut peneliti melihat adanya bagianbagian dari laman web twitter akun @al-jazeera.net tersebut seperti: ekonomi,

politik, teknologi, mancanegara dan lain-lain. Dengan demikian peneliti ingin
meneliti abreviasi yang ada di bagian ekonomi, politik dan teknologi. Ketiga
bagian ini peneliti pilih karena bagian tersebut adalah bagian yang paling banyak
dalam akun al-Jazeera.Net, juga kedua bagian tersebut merupakan hal yang dapat
menambah wawasan untuk dunia kerja di bagian Kementerian Luar Negeri
khususnya Departemen Luar Negeri untuk negara Arab.
Penelitian ini penting dilakukan untuk memperlihatkan kepada masyarakat
dan mahasiswa yang belajar bahasa Arab bahwa dalam bahasa Arab juga terdapat
abreviasi seperti pada bahasa indonesia maupun bahasa lainnya. Selain itu
penelitian abreviasi merupakan salah satu kajian yang baru di sastra Arab
Universitas Sumatera Utara, sehingga penelitian ini dapat menjadi penelitian awal
mengenai proses abreviasi dalam bahasa Arab khususnya dalam media sosial.
1.2. Permasalahan Kajian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Apa saja proses abreviasi yang terdapat dalam twitter akun al-Jazeera.net?
2. Bagaimana struktur pembentukan abreviasi Bahasa Arab dalam twitter
akun al-Jazeera.net?
1.3. Tujuan Penelitian

1.

Untuk mengetahui Apa saja proses abreviasi yang terdapat dalam twitter akun
al-Jazeera.net pada bagian ekonomi dan politik.

2.

Untuk mengetahui Bagaimana struktur pembentukan abreviasi Bahasa Arab
dalam twitter akun al-Jazeera.netpada bagian ekonomi dan politik.

4
Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian
1. Agar mahasiswa mengetahui bahwa dalam bahasa Arab ada terjadinya
proses abreviasi seperti yang ada di bahasa lainnya, seperti : bahasa
Indonesia, bahasa China, bahasa Inggris, dan lain - lain.
2. Sebagai bahan acuan untuk membuat kajian abreviasi bahasa Arab pada
bidang yang lain.
1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( Library research ).
Penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metodologi atau
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau hasil dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati ( Moleong, 1990:3 )
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
untuk

dipahami

dan

disimpulkan.

Tujuan

metode

deskriptif


adalah

menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai
populasi atau bidang tertentu ( Azwar, 2005 : 6-7 )

a) Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat untuk maksud khusus menyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya dan dikumpulkan langsung dari sumber
pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer dalam penelitian ini
adalah bentuk singkatan dalam bahasa Arab yang terdapat pada status di media
sosial dalam akun al-Jazeera.net yang berupa berita-berita tentang politik dan
ekonomi.

5
Universitas Sumatera Utara


2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat atau dikumpulkan dari semua
sumber literatur yang relevan dengan penelitian yang sedang diteliti. Data
sekunder bisa didapat dari berbagai sumber seperti, jurnal buku, laporan penelitian
dan lain sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur-literatur
yang relevan tentang abreviasi atau singkatan dari buku, jurnal, laporan penelitian
dan sumber lainnya.

b) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiono, 2013:224 ).
Peneliti mengambil setiap bentuk abreviasi dalam bidang ekonomi, politik
dan teknologi pada berita yang ada dalam akun al-Jazeera.Net dalam rentang
waktu dari bulan Januari hingga Mei 2017 hal tersebut dikarenakan untuk
mendapatkan data yang terbaru mengenai abreviasi yang terdapat pada akun
media sosial al-jazeera tersebut. Setelah diperoleh, data diklasifikasi dan
dianalisis.
Dalam hal ini peneliti melakukan pencatatan secara sistematik mengenai
abreviasi yang terdapat dalam teks di akun al Jazeera.Net.


c)

Teknik Analisis Data

peneliti mengumpulkan data menggunakan analisis deskriptif, yaitu menganilisis
dan menyajikan secara sistematik mengenai fakta dan karakteristik dari data yang
peneliti peroleh. Setelah data diperoleh dan diklasifikasi, maka peneliti
menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.

6
Universitas Sumatera Utara