Analisis Abreviasi pada Penggunaan Bahasa Arab di Media Sosial

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti menyusun penelitian ini, maka terlebih dahulu peneliti
menelusuri skripsi yang ada di Kantor Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara dan perpustakaan digital universitasuniversitas yang ada di Indonesia. Maksud pengkajian ini adalah data yang akan
diteliti tidak sama dengan skripsi sebelumnya. Adapun beberapa tinjuan pustaka
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini sebagai kajian terdahulu yang relevan
adalah:
1)

Surati, 2015, Pola Pembentukan Akronim Bahasa Mandarin pada Koran
GuoJi RiBao. Pada penelitian ini, Surati menganalisi pola pembentukan
akronim bahasa mandari dan pola pembentukan akronim yang dominan
dalam koran GuoJi RiBao. Data berupa akronim diperoleh dari koran GuoJi
Ribao. Hasil penelitian tersebut adalah ditemukan 14 pola pembentukan
akronim dan 3 pola pembentukan akronim yang dominan. Sebelas pola
merupakan pola akronim bahasa Mandarin yang standar, sedangkan tiga
pola yang lain mempunyai ciri khas tersendiri. Pola yang dominan adalah
pola pengekalan silabel pertama tiap komponen sebanyak 44 buah atau
35.77%, diikuti oleh pola yang kedua yaitu pola pengekalan silabel pertama

dan silabel terakhir tiap komponen sebesar 15 buah atau 12,20 %.

2)

Tristianasari. 2011. Abreviasi bahasa Indonesia pada bahasa SMS (Short
Message Service) Siswa SMA di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
menganalisis bentuk penggunaan abreviasi bahasa Indonesia dalam
mengirim SMS oleh siswa SMA, dan makna dari abreviasi bahasa Indonesia
dalam bahasa SMS siswa SMA serta faktor-faktor yang mempengaruhi
siswa SMA menggunakan abreviasi dalam mengirim SMS. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan
data penelitian ini berupa kata atau istilah dalam bahasa SMS dan jawaban

7
Universitas Sumatera Utara

siswa pada kuesioner yang disebarkan. Hasil darin penelitian ini adalah
abreviasi bahasa yang digunakan dalam mengirim SMS oleh siswa SMA
adalah (1) singkatan, (2) penggalan, (3) akronim, (4) kontraksi, dan (5)
lambang huruf. Makna abreviasi dalam mengirim SMS dapat dikategorikan

dalam makna kata, makna referensial, makna gramatikal, makna leksikal,
dan makna konseptual, serta faktor yang mempengaruhi penggunaan
abreviasi bahasa adalah (1) praktis dan cepat dalam mengirim SMS, (2)
lebih ringkas, (3) mengikuti trend, (4) agar tulisan lebih menarik, (5)
menghemat pulsa.
3)

Ameer. 2009. Erros Made by Students at the Departements of English and
Arabic inAcronyms: A Contrastive Study.Actually, acronyms are not studied or
written about thoroughly in Arabic and there is no enough elaboration on it
in the students' English textbooks. This study aims at investigating acronyms
in English and Arabic, identifying, analyzing the errors that the university
students are liable to make, and discovering the reasons beyond their
errors. A diagnostic test applied to Translation students at the University of
Mustansiriya. It is concluded that: (1) the achievement of the students in the
English acronyms is better than their achievements in Arabic ones, (2) most
of the university students can construct acronyms but they face more
difficulties in discerning the words from which acronyms are constructed in
English, (3) their performance is generally bad in both English and Arabic,
and (4) some of the acronyms that are used in Arabic are borrowed from

English without translation, while most others are translated into Arabic
and written in their full forms without using acronyms. Penelitian ini
menganalisi bentuk perbedaan pada kesalahan penggunaan akronim yang
dilakukan oleh mahasiswa departemen Bahasa Inggris dan Bahasa Arab di
Universitas Mustansiriya, Irak. Data penelitian ini diperoleh dengan
memberikan tes kepada mahasiswa dari dua departemen tersebut yang berisi
pertanyaan mengenai pembentukan akronim dalam bahasa Arab maupun
bahasa Inggris. Hasil penelitian ini adalah berdasarkan presentase mengenai
pengetahuan mahasiswa dalam pemahaman pembentukan akronim sebanyak

8
Universitas Sumatera Utara

1386,92% responden salah dalam menyelesaikan tes pembentukan akronim,
dan kesalahan yang dilakukan mahasiswa departemen Bahasa Inggris dan
Bahasa Arab tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu: interlingual transfer
dan intralingual transfer.
Berdasarkan penelitian di atas, peneliti melihat adanya perbedaan dan
persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu objek
yang diteliti, peneliti mengkaji abreviasi bahasa Arab pada penggunaan bahasa

Arab di media sosial daring seperti Facebook dan Twitter. Kemudian relevansi
antara penelitian di atas dengan peneliti yang akan dilakukan adalah menganalisis
abreviasi dalam suatu bahasa dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode kualitatif deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan
abreviasi yang ditemukan dalam penggunaan media sosial dengan jelas.
2.2. Pengertian Abreviasi
Menurut Kridalaksana (2000: 1) terdapat beberapa jenis proses
pembentukan

kata

yaitu

afiksasi

(penambahan

imbuhan),

reduplikasi


(pengulangan), komposisi (pemajemukan) metanalisisi (pertukaran tempat),
derivasi balik, morfofonemik dan abreviasi (singkatan atau akronim).
Menurut teori nonkonvensional, abreviasi (bahasa Latin brevis, yang
berarti pendek) merupakan salah satu proses morfologis. abreviasi adalah proses
penanggalan satu atau beberapa leksem atau kombinasi leksem atau gabungan
leksem menjadi kata kompleks atau akronim atau singkatan dengan pelbagai
abreviasi, misalnya kata pilpres, cagub, pemilu, KPU, USU, dan lain-lain.
Kemudian yang termasuk ke dalam abreviasi yaitu pemenggalan, kontraksi,
akronim dan penyingkatan (Ibid: 2007: 159).
Winarno (1991: 5) menyatakan bahwa singkatan atau bentuk dari proses
abreviasi dibedakan dengan akronim. Singkatan adalah bentuk penyingkatan satu
kata atau lebih menjadi satu huruf atau lebih yang pengejaannya dilakukan dengan
mengucapkan huruf demi huruf yang bersangkutan. Contohnya DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat). Sementara akronim adalah bentuk penyingkatan satu kata
9
Universitas Sumatera Utara

atau lebih menjadi gabungan beberapa suku kata yang diperlakukan sebagai kata
misalnya Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).

Menurut Chaer (2007: 191) abreviasi adalah proses penanggalan bagianbagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk yang
singkat tetapi memiliki makna yang sama dengan bentuk yang utuh. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa abreviasi adalah proses penanggalan sebagian atau
beberapa leksem yang membentuk kata baru tanpa mengubah arti.
Struktur pembentukan singkatan dapat berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata. Bentuk singkatan tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Singkatan yang berupa gabungan huruf awal dari setiap kata selalu ditulis
menggunakan huruf besar (capital letter) dan dibaca sekaligus, sebagai
contoh:
USU (Universitas Sumatera Utara)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
b. Singkatan yang terdiri atas gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata, huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan suku kata
dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak diakhiri oleh
tanda titik, sebagai contoh :
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Balmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa)

c. Akronim yang berupa gabungan huruf, suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata dan seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak
diakhiri oleh tanda titik
sinetron (sinema elekrtonik)
sidak (inspeksi mendadak)
2.3 Abreviasi dalam Bahasa Arab

10
Universitas Sumatera Utara

Menurut (Al-Khuli) abreviasi disebut sebagai ‫ﺍﺧﺘﺼﺎﺭ ﻛﺘﺎﺑﻲ‬/ikhtiṡār kitabi/
yaitu:

.‫ﺍﻥ ﻳﻜﺘﻔﻰ ﺑﺒﻌﺾ ﺣﺮﻭﻑ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﺍﻭ ﺍﻟﻌﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﺍﻭ ﺍﻟﻌﺒﺎﺭﺓ ﻛﻠﻬﺎ‬
‫ ﻭ ﻗﺪ ﻳﺼﺎﺣﺐ ﺍﻻﺧﺘﺼﺎﺭ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﻲ‬.( ‫ﻣﺜﻞ)ﺍِﻟﺦ ( ﺍﻟﻤﺨﺘﺼﺮﺓ ) ﺍِﻟﻰ ﺍﺧﺮﻩ‬
he will‫ﺍﻟﻤﺨﺘﺼﺮﺓ ﻉ‬he'll‫ ﻣﺜﻞ‬.‫ﺍﺧﺘﺼﺎ ٌﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻔﻆ‬
/in yaktafu biba’ḍa ḥurūf al-kalimatu `au al-‘ibāratu ‘an alkalimatu `au al-‘ibāratu kulluhā. mi
șal ( ilkha) al-mukhtaṡiratu
(`ilā `akhirah) wa qad yuṡāḥibu al-`ikhtiṡaru al-kitāby `ikhtiṡārun
fī al-lafẓi/’Abreviasi adalah pemendekan beberapa huruf dari kata

atau frase atau keseluruhan dari kata atau frase, seperti akronim
‘ilkha’ pemendekan dari ( ‘ilā ākhir’ ) hingga akhirnya’ hal ini
serupa dengan yang berlaku dalam bahasa inggris. Adanya
singkatan tulisan seperti he’ll yang merupakan singkatan dari
ucapan he will’
Kemudian Hijazy (2000: 95-96) menyebut abreviasi dalam bahasa Arab
sebagai ‫ﺍﻻﺧﺘﺼﺎﺭﺍﺕ‬/al-‘ikhtiṡārātu/

‫ﻭﺑﻄﺒﻴﻌﺔ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﺗﻘﻮﻡ ﻫﺬﻩ ﺍﻻﺧﺘﺼﺎﺭﺍﺕ ﻋﻠﻰ ﺃﺧﺬ ﺍﻟﺤﺮﻑ ﺍﻷﻭﻝ ﺃﻭ ﻋﺪﺓ‬
.‫ﺣﺮﻭﻑ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺍﻟﻜﺎﻣﻠﺔ‬
/wa biṭabī’ati al-ḥāli taqūmu haẕihi al-‘ikhtiṡārātu ‘alā `akhaẕa alḥarfu al-`ūla `aw ‘adatu ḥurūf min al-kalimāti al-‘arabiyyati alkāmilati./ ‘Abreviasi bahasa Arab dibentuk dengan cara mengambil
huruf pertama atau beberapa huruf dari susunan kata yang sempurna.
Menurut Hadi (2000: 254) dalam bahasa Arab diketahui ada dua jenis
proses abreviasi atau pemendekan kata yakni singkatan dan akronim. Istilah
singkatan dapat disejajarkan dengan ‫ﺍﻹﺧﺘﺰﺍﻝ‬/al-`ikhtizāl/ ‘singkatan’ yang juga
digunakan sebagai lambang huruf. Dalam bahasa Arab dikenal juga adanya istilah

‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ ‘akronim’ yaitu penggabungan dua kata atau lebih menjadi sebuah
kata. ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ tersebut memiliki dua jenis, yaitu penggabungan dua kata
tanpa penanggalan salah satu huruf yang sering dikenal dengan istilah murakkab

mazji. Kemudian ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ dapat terjadi dari dua kata atau lebih yang bukan

11
Universitas Sumatera Utara

merupakan frase atau kalimat, atau terjadi dari dua kata atau lebih yang berupa
frasa atau kalimat. Berikut macam-macam abreviasi dalam bahasa Arab:

2.3.1)‫ﺍﻹﺧﺘﺰﺍﻝ‬/al-`ikhtizāl/
Penggabungan huruf dalam bahasa Arab banyak dilakukan dengan cara
akronim sebagai salah satu proses abreviasi yang menghasilkan sebuah kata baru.

‫ﺍﻹﺧﺘﺰﺍﻝ‬/al-`ikhtizāl/ adalah pemendekan sebuah kata atau lebih menjadi satu atau
dua silabe, misalnya ‫ﻣﻌﺮﻭﻑ‬/ma’ruf/ disingkat menjadi ‫ﻡ‬/m/,

(‫ﻣﻤﺎ)ﻣﻦ ﻭ ﻣﺎ‬yang

merupakan akronim dari /min/ dan /mā/ yang berarti ‘dari apa’ ‫ﺇﻻ )ﻣﻦ ﺇﻥ ﺍﻟﺸﺮﻁﻴﺔ ﻭ‬

‫ )ﻻ ﺍﻟﻨّﺎ ﻫﻴﺔ‬yang merupakan akronim dari /in asy-syarṭiyyatu/ dan /lā `an-nahiyyah/

yang berarti‘jika tidak’.

2.3.2) ‫ ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/
Kata ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/secara etimologi dalam kamus lisanul Arab berasal
dari akar kata yang mengandung makna ‫ﺍﻟﻨﺸﺮ‬/an-nasyru/‫ﺍﻟﺒﺮﻱ‬/al-bariyu/‫ﺍﻟﻘﻄﻊ‬/alqaṭ’u/ yang makna keseluruhan terhimpun dalam arti memahat. Adapun secara
terminologis ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/menurut Nihad (1984: 67) adalah membentuk sebuah
kata baru yang berasal dari dua kata atau lebih atau dibentuk dari sebuah kalimat,
masing-masing unsurtersebut memiliki arti dan tulisan yang berbeda dan kata baru
yang terbentuk dapat mewakili seluruh unsurpembentuk aslinya dari sisi pelafalan
dan makna.
Konsep

‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/muncul dalam kajian kebahasaan Arab pertama

kali di perkenalkan oleh Khalil bin Ahmad (w. 175 H) dalam karyanya Al-‘Ain,
menurut persepektif Khalil ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/adalah cara membentuk sebuah kata
yang berasal dari dua kata yang beruntun dan upaya ini merupakan bagian dari
istiqaqa (derivasi) sebagaimana terdapat pada kata ‫ﺍﻟﺤﻴﻌﻠﺔ‬/al-ḥaya’alatu/ yang
merupakan singkatan dari dua kata yaitu ‫ﺣﻲ ﻋﻠﻰ‬.Senada dengan Khalil, Ibn Faris
menyatakan dalam karyanya As-Sahabi (271) bahwa orang Arab meringkas dua


12
Universitas Sumatera Utara

kata menjadi satu kata, hal ini sebagai proses penyingkatan dan merupakan prinsip
bahwa entri dalam bahasa Arab dibentuk dari lebih tiga konsonan dasar seperti
pada kata ‫ﺿﺒﻄﺮ‬/ḍibaṭrun/ yang merupakan singkatan berasal dari kata ‫ﺿﺒﻂ‬
/ḍabaṭa/ dan ‫ﺿﺒﺮ‬/ḍabara/. Berdasarkan pandangan ahli bahasa tentang ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/annaht/, dapat disimpulkan bahwa ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ adalah proses pembentukan kata
baru yang berasal dari unsur kata, frase atau kalimat. Kata baru yang terbentuk
harus mewakili seluruh unsur pembentuk aslinya dari sisi pelafalan dan makna.
Proses pemendekan dalam bahasa Arab lainnya adalah

‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/

yaitu pemendekan dua buah kata atau lebih menjadi sebuah kata baru misalnya, ‫ﻻ‬

‫ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﷲ‬/lā ilāha ilā Allahu/ ‘tiada Tuhan selain Allah’ yang kemudian
mengalami pemendekan menjadi ‫ﻫﻠﻞ‬/halala/. Berdasarkan contoh tersebut hasil
dari proses ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ adalah sebuah kata yang (mungkin) bermakna baru.
Pemendekan atau abreviasi dari beberapa kosakata dalam hal ini ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/
dapat berfungsi untuk menumbuhkembangkan kosakata baru yang bermakna baru,
bermakna sama dengan makna unsur kosakata pembentuknya atau bermakna sama
dengan salah satu makna pembentuknya.
Dalam ilmu linguistik ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ dapat disejajarkan dengan akronim.
Kata akronim berasal dari bahasa Yunani akros yang berarti ‘paling tinggi’ +
onyma ‘nama’. Jadi secara etimologi akronim berarti ‘nama yang paling tinggi,
paling agung’ (Dale et al, 1971: 201). Menurut KBBI (2007: 21) akronim adalah
kependekan yg berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis
dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Kemudian Tarigan (1985: 107)
mengatakan bahwa akronim merupakan singkatan yang dibentuk dari huruf-huruf
kata uraian dan ada kalanya suatu akronim menjadi kata yang dapat diterima oleh
masyarakat pengguna bahasa.
Selanjutnya

‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ dalam bahasa Arab merupakan salah satu

proses pemenuhan kebutuhan bahasa, yaitu untuk pengayaan kosakata (Anis,
1994: 6). Kemudian Amin (1956: 391) berpendapat bahwa ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ adalah
13
Universitas Sumatera Utara

pembentukan kata daru dua kata atau lebih yang terkait dengan kata
pembentukknya, kata baru itu mengandung untuk konsonan pembentuknya.
Adapun jenis

‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ berdasarkan pembentukannya adalah sebagai

berikut:

2.3.2.1) ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ Fi’il dengan Fi’il
Singkatan dalam bahasa Arab dapat dibentuk berdasarkan unsur
pembentuknya salah satunya dari fi’il. ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ tersebut dibentuk dengan
menggabungkan unsur konsonan pada dua kata kerja atau fi’il menjadi sebuah
kata dan membentuk makna baru. Sebagai contoh:

‫ﻫﺮﻭﻝ )ﻣﻦ ﻫﺮﺏ ﻭ‬

(‫ﻭﻟﻰ‬/harwala ( min haraba wa walā)/ yaitu bentuk singkatan yang dibentuk dari
kata kerja atau fi’il, ‫ﻫﺮﻭﻝ‬/harwala/ yang berarti ‘lari cepat’ yang berasal dari kata

‫ﻫﺮﺏ‬/haraba/ ‘lari’ dan ‫ﻭﻟﻰ‬/walā/ ‘lari cepat’.
2.3.2.2) ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ Ism dengan Ism
Singkatan selanjutnya adalah singkatan yang dibentuk dari dua buah ism
atau kata benda. Namun jenis ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ yang dibentuk dari ism ini sangat
terbatas. Seperti contoh : (‫ﺍﻟﺤﻴﺰﻣﻦ )ﺍﻟﺤﻴّﺰ ﻭ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ‬/al-ḥayzaman – al-ḥayyizu wa
al-zamān/ yang berarti ‘tempat dan waktu’ yang berasal dari kaita tempat dan
waktu.

2.3.2.3) ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ Kata Asing dan Arab
Bentuk singakatan selanjutnya adalah singkatan yang dibentuk dari kata
asing dan kata dalam bahasa Arab. Berikut contoh ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ yang berasal
dari kata asing dan bahasa Arab yaitu: ‫ﺯﻫﺮﺝ‬/zahraja/ ‘tanpa hidrogen’ yang
berasal dari frase ‫ﺇﺯﺍﻟﺔ ﺍﻟﻬﺪﺭﻭﺟﻴﻦ‬/`izālatu `al-hidrūjīn/ .

2.4 Struktur Pembentukan Abreviasi dalam Bahasa Arab
14
Universitas Sumatera Utara

Abreviasi dalam bahasa Arab merupakan penggabungan unsur-unsur
konsonan dari pembentuk singkatan tersebut dari dua kata atau lebih yang bukan
merupakan frase atau kalimat atau yang berasal dari frase atau kalimat.
Berdasarkan unsur pembentuknya abreviasi dalam bahasa Arab terbagi
menjadi dua, singkatan yang terdiri atas dua unsur pembentuk dan tiga unsur
pembentuk. ( Hadi, 2010 )
2.4.1) Struktur ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ Dua Unsur Pembentuk
Pada ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ yang terdiri atas dua unsur pembentuk (UP) adalah
dengan cara menambahkan satu unsur konsonan (UK) dari unsur lainnya di akhir
unsur kesatu. Misalnya :

‫ﺩﺣﺮﺝ‬/daḥraja/ yang dibentuk dari kata ‫ﺩﺣﺮ‬/daḥara/ dan ‫ﺟﺮﻯ‬/jarā/
Pada contoh di atas, singkatan kata dengan menambahkan satu huruf
konsonan di akhir UP1 ‫ﺩﺣﺮ‬/daḥara/ dengan huruf dari UP2 ‫ﺟﺮﻯ‬/jarā/ yaitu
konsonan ‫ ﺝ‬/j/. Pada singkatan tersebut terdapat unsur konsonan yang sama
(UKS) sehingga pembentukannya dengan menambahkan UK dari UP yang lain.
Kemudian pembentukan singkatan dengan dua unsur lainnya adalah
dengan menggabungkan dua UK dari salah satu UP pada UP lainnya dengan
menambahkan UK tersebut di depan atau belakang. Misalnya

‫ﺍﻟﺨﻨﺜﻌﺒﺔ‬/`al-khanṡa’abatu/ yaitu singkatan dari kata ‫ﺧﻨﺚ‬/khanaṡa/ dan
‫ﺛﻌﺐ‬/ṡa’aba/
Pada contoh tersebut kata ‫ﺛﻌﺐ‬/ṡa’aba/ diletakkan di akhir unsur pertama

‫ﺧﻨﺚ‬/khanaṡa/ kemudian diberi afiks ‫ﺔ‬/tu/ di akhir dan partikel ‫ﺍﻝ‬/`al/. Pada
dasarnya pembentukan singkatan dari UP yang memiliki UK yang sama adalah
dengan cara menggabungkan UK yang sama dengan UK yang berbeda. Misalnya :

15
Universitas Sumatera Utara

‫ﺑﺰﻣﺦ‬/bazmaḥa/

yaitu

singkatan

dari

kata

‫ﺯﻣﺦ‬/zamakha/

dan

kata‫ﺑﺰﺥ‬/bazakha/
2.4.2) Struktur ‫ﺍﻟﻨﺤﺖ‬/an-naht/ Tiga Unsur Pembentuk
Pada pembentukan singkatan yang terdiri atas tiga UP yaitu dapat
dilakukan dengan menambahkkan UK ketiga dari UP23 pada UP1. Seperti
contoh:

‫ﺍﻟﺴﺤﺒﻞ‬/`al-saḥbala/ yaitu singkatan dari kata

‫ﺳﺤﺐ‬/saḥaba/, ‫ﺳﺤﻞ‬/saḥala/,

‫ﺳﺒﻞ‬/sabala/.
Pembentukan singkatan yang terdiri atas tiga UP lainnya adalah dengan
menggabungkan UK yang berbeda dari masing UP yaitu seperti pada contoh
berikut ini:

‫ﺍﻟﻌﺴﻠﻖ‬/`al-‘aslaqu/ yaitu singkatan dari kata ‫ﻋﺴﻖ‬/’asaqa/, ‫ﺳﻠﻖ‬/salaqa/,
‫ﻋﻠﻖ‬/’alaqa/.
Pada contoh di atas, singkatan di atas terbentuk dari tiga kata yang
memiliki UK ketiga yang sama, sedangkan UK lainnya memiliki kesamaan hanya
pada dua kata, maka pembentukkannya adalah dengan menambahkan UP1 + UK
kedua dari UP23 pada posisi sebelum akhir.

16
Universitas Sumatera Utara