Proposal Mini Penelitian Pengaruh Kinerj

PROPOSAL
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK TAHUN 2011-2015

DiajukanUntuk Memenuhi Tugas Proposal Mata Kuliah Seminar Keuangan yang
Dibimbing Oleh Yuhelmi, S.E., MM

Oleh:
Nama: Destimira Riza
NPM : 1310011211122

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Proposal “PENGARUH

KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2011-2015”.
Dalam menyelesaikan Proposal ini Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
sumbangan pikiran dan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan proposal ini, terutama kepada Dosen Pembimbing, ibu Yuhemi, S.E.,MM.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan, bahkan
banyak ditemui kesalahn. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang konstruktif dari Dosen
Pembimbing demi kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap proposal ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 6 Septemmber 2016

Destimira Riza

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................
2.1. Penelitian Terdahulu..........................................................................................
2.2. Pengembangan Hipotesis ...................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................
3.1. Populasi dan Sampel .........................................................................................
3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data .........................................................
3.3. Variabel dan Defenisi Operasional ....................................................................
3.4. Metode Analisis ................................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Undang-Undang

Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai
“Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal. Kedua pasar modal menjadi
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi,
waran, right, reksa dana, dan berbagai instrument derivative seperti option, futures, dan lainlain.
Salah satu instrument keuangan yang diperjuabelikan pada pasar modal adalah saham.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5). Dengan menjual
sahamnya maka perusahaan harus berbagi kepemilikan dengan para pemegang saham atau
biasa disebut dengan stockholder. Dengan berbagi kepemilikan perusahaan, maka laba yang
didapat juga harus dibagi dengan para stockholder yang secara umum dikenal dengan
dividen. Pengertian saham yang lainnya adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6). Sedangkan menurut
Simamora (2000:408), saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga

para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden
yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham juga turut menanggung resiko
sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.

Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti
kepemilikanatas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya. Harga saham
merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu
perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa
perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor
sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten
maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan
terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham
yang tinggi dapat dipertahankan maka kepercayaan investor atau calon investor terhadap
emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga
saham mengalami penurunan terus-menerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata
investor atau calon investor.

Pada perdagangan efek khususnya saham, informasi memiliki peranan yang dominan
dan krusial. Suad Husnan (2004) menyebutkan bahwa sebuah pasar modal dikategorikan

efisien jika harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin
cepat informasi terefleksikan pada harga sekuritas maka pasar modal tersebut semakin
efisien. Investor dalam menanamkan modalnya berharap untuk memperoleh return saham
yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu investor membutuhkan berbagai jenis informasi
sehingga investor dapat menilai kinerja perusahaan yang diperlukan untuk pengembalian
keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari
informasi fundamental dan teknikal.
Pendekatan fundamental memfokuskan pada analisis-analisis untuk mengetahui
kondisi fundamental perusahaan yang pada gilirannnya dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian pada umumnya. Analisis fundamental membandingkan antara nilai intrinsik
suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga saham tersebut sudah
mencerminkan nilai intrinsiknya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Dan kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh
kondisi industri dan perekonomian secara makro (Abdul Halim dalam Raden Tinneke, 2007).
Analisis fundamental mendasarkan pola perilaku harga saham ditentukan oleh perubahanperubahan variasi perilaku variabel-variabel dasar kinerja perusahaan. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa harga saham ditentukan oleh nilai perusahaan. Apabila kinerja perusahaan
baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor

melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan
harga saham.

Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi yang
mencerminkan kondisi perdagangan saham, keadaan pasar, permintaan dan penawaran harga
di pasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi di masa lalu. Analisis teknikal menegaskan
bahwa perubahan harga saham terjadi berdasarkan pola perilaku harga saham itu sendiri,
sehingga cenderung untuk terulang kembali. Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah
bahwa jual beli saham merupakan kegiatan berspekulasi.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah satu faktor
yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal
ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai
alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Ukuran
kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja keuangan
yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan dapat
dilakukan dengan cara perhitungan rasio keuangan. Jenis rasio keuangan yang sering
digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas,
rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar.
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan
perusahaan otomotif dan komponenya yang berkaitan dengan harga saham meliputi Current
Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share
(EPS). Menurut Kasmir (2008), Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat

digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang lancar. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek.
Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu”(Hanafi, 2008:42).
Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.
Jadi, para investor dapat menggunakan indikator ROE sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih saham atau menanamkan modalnya, karena rasio ini menunjukkan bahwa dengan
kinerja manajemen meningkat maka perusahaan dapat mengelola sumber dana pembiayaan

operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih sehingga saham perusahaan
banyak diminati investor.
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu
sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan
(Syamsuddin, 2007:62). Semakin tinggi Net Profit Margin (NPM) akan menunjukkan adanya
efisiensi yang semakin tinggi, sehingga variabel ini menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan.
Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan
yang diperoleh investor per lembar saham Hasil suatu perusahaan umumnya dirangkum
dalam suatu bagian utama yaitu laba bersih. Tetapi walaupun demikian, laba bersih ini belum

di anggap ringkas, oleh karena itu sering dilakukan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu
laba per saham earning per share (EPS). Earning Per Share (EPS) bertujuan mengukur
besarnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang
saham. Earning per share (EPS) dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi
pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Fenomena tentang pergerakan harga saham yang terjadi pada perusahaan manufaktur
aneka industri pada tahun 2011-2015 yang sebenarnya tidak sesuai dengan teori yang ada.
Salah satunya adalah dilihat salah satu rasio yang mempengaruhi harga pergerakan saham,
yaitu Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan Otomotif dan Komponennya pada tahun
2011-2015 yang mengalami kenaikan pada tingkat NPM perusahaan tersebut tetapi tidak
mengalami peningkatan terhadap harga sahamnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

TINGKAT NPM SEKTOR ANEKA INDUSTRI 2011-2015
No
1
2
3
4


Sub Sektor

Jumlah
Perusahaan 2011
Otomotif dan Komponennya
16
7,825
Tekstil dan Garmen
17
14,093
Alas Kaki
2
4,83
Kabel
6
3,145
Sumber data: www.idx.co.id (data diolah : 2016)

2012
9,118

9,107
5,155
4,021

Tahun
2013
5,407
11,922
-5,20
4,664

2014
3,953
-9,076
7,02
7,433

2015
5,234
0,625

3,99
4,405

Ratarata
6,307
5,334
3,159
4,134

HARGA SAHAM SEKTOR ANEKA INDUSTRI 2011-2015
No
1
2
3
4

Sub Sektor

Jumlah
Perusahaan
Otomotif dan Komponennya
12
Tekstil dan Garmen
17
Alas Kaki
2
Kabel
6
Sumber data : www.yahoofinance.com

2011
3586
1089
27950
841

Harga Saham
2012
2013
2014
3087
4952
4269
1041
1592
1192
30450
880
926
1472
1535
1602

2015
2229
1351
625
1225

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat NPM perusahaan Otomotif dan
Komponennya mengalami peningkatan pada NPM pada tahun 2011 ke tahun 2012, yaitu
sebesar 7, 825 % menjadi 9,118. Sedangkan pada harga sahamnya mengalami penurunan,
yaitu sebesar 3.586 menjadi 3.087. Hal serupa juga terjadi pada tahun-tahun berikutnya yang
tidak sesuai dengan teori yang ada, yaitu Semakin tinggi tingkat NPM maka harga saham
juga akan naik, dan sebaliknya semakin rendah tingkat NPM maka harga saham perusahaan
tersebut juga akan mengalami penurunan.
Penelitian untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham telah
banyak dilakukan, namun masih banyak yang menghasilkan kesimpulan yang beragam.
Penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham diantaranya dilakukan
oleh Anggrainy (2012) yang meneliti pengaruh Current Ratio (CR), Debt toEquity Ratio
(DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
industri makanan dan minuman di BEI pada periode 2009-2011 dengan variabel dependen
yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah
CR, DER, dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel
independen yang diteliti yaitu CR, DER, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa CR, DER, dan ROE
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Angrawit Kusumawardani (2011) dalam penelitiannya tentang harga saham dengan
menggunakan sampel perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI, hasilnya variabel PER
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, ROE berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham, DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan Current
Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Tiara Rachman Putri (2011) tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Hasil pengujian yang

Ratarata
4780
1215
12172
1295

dilakukannya menunjukkan secara parsial / uji t menunjukkan variabel ROA (Return On
Assets) dan EPS (Earning Per Share) yang berpengaruh positif terhadap harga saham dan
memiliki kontribusi dominan terhadap harga saham. Pengujian uji regresi secara simultan /
uji F menunjukkan variabel bebas (CR, DER, ROA, ROE, dan EPS) secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (harga saham).
Vindhy Ady Prastica (2013) dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Go Publik di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan hasil analisis model regresi untuk mengetahui pengaruh ROE, EPS,
dan PER terhadap harga saham. Hasil yang didapat Secara parsial, Return On Equity (ROE)
tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) dan Price
Earning Ratio (PER) terbukti berpengaruh terhadap harga saham.
Firman Maulana (2014) dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di
BEI Periode Tahun 2010-2012. Teknik analisi data menggunakan metode regresi berganda.
Hasil penelitiannya menyimpulkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR ,DER, dan
NPM) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Penelitian Wahyu Wulandari (2013) yang meneliti Pengaruh Kebijakan Dividen
Terhadap Harga Saham dengan EPS dan ROE sebagai Variabel Kontrol (studi kasus pada
perusahaan Listed di BEI tahun 2008-2011 mendapatkan hasil bahwa DPR dan EPS
berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan ROE berpengaruh negatif terhadap harga
saham.
Andrarini (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh kinerja keuangan yang diukur
dengan rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEJ periode 2003-2005 dengan variabel yang terdiri dari ROI, ROE, DER, CR, NPM dan
variabel terikatnya adalah harga saham, menyimpulkan bahwa secara simultan rasio
keuangan (ROI, ROE, DER, CR, dan NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan rasio keuangan ROI, ROE, dan NPM
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Penelitian Sri Zuliarni (2012) tentang Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2008-2010 dengan menggunakan variabel Return On Asset (ROA), Price Earning

Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel dependen adalah harga
saham. Hasil penelitian yang dilakukannya secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa hanya
dua variabel yaitu ROA dan PER yang berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham,
sedangkan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara
simultan (uji f) menunjukkan bahwa ROA, PER dan DPR secara bersama-sama berpengaruh
terhadap harga saham.
Research Gap diatas dapat di ringkas dalam tabel 1.2 berikut ini:
TABEL 1.2
Research Gap Penelitian Terdahulu

Variabel

Penelitian yang berpengaruh
signifikan

CR

Hendra Adhitya Wicaksono (2013) Angrawit Kusumawardani (2011)
yang

menggunakan

Penelitian yang tidak
berpengaruh signifikan

sampel dalam penelitiannya tentang harga

perusahaan makanan dan minuman saham dengan menggunakan sampel
yang terdaftar di BEI. Penelitian perusahaan LQ45 yang terdaftar di
tersebut

menghasilkan

simpulan BEI, mendapatkan bahwa variabel

bahwa CR berpengaruh positif dan CR
signifikan terhadap harga saham.

ROE

tidak

berpengaruh

secara

signifikan terhadap harga saham.

Tiara Rachman Putri (2011) tentang Vindhy

Ady

Prastica

(2013)

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Berdasarkan hasil analisis dapat
Terhadap

Harga

Saham

Pada disimpulkan bahwa Return On

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Equity (ROE) tidak berpengaruh
Indonesia, menyimpulkan ROA dan terhadap harga saham, sedangkan
ROE berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS)
harga saham.

dan Price Earning Ratio (PER)
terbukti berpengaruh terhadap harga
saham.

NPM

Firman

Maulana

(2014)

dalam Achmad Husaini (2012) tentang

penelitian tentang Analisis Pengaruh Pengaruh Variabel Return On
Kinerja Keuangan Terhadap Harga Assets , Return On Equity, Net
Saham pada perusahaan makanan dan Profit Margin Dan Earning Per
minuman yang Terdaftar di BEI
Periode

Tahun

Share Terhadap Harga Saham

2010-2012 Perusahaan

menyimpulkan Hasil penelitian ini ROA

menunjukkan

dan

EPS

bahwa

berpengaruh

menunjukkan bahwa CR ,DER, dan signifikan terhadap harga saham,
NPM) mempunyai pengaruh yang sedangkan
signifikan terhadap harga saham.

ROE

dan

NPM

berpengaruh negatif terhadap harga
saham.

EPS

Penelitian yang dilakukan oleh Gede

Penelitian yang dilakukan oleh Putu

Priana Dwipratama (2009) yang

Dina Aristya Dewi (20130 tentang

meneliti tentang Pengaruh PBV,

Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv

DER, EPS, DPR, dan ROA terhadap

Terhadap

Harga Saham (Studi Empiris Pada

menunnjukan bahwa DER dan PBV

Perusahaan Food and Beverage yang

berpengarug

Terdaftar di BEI) mendapatkan hasil

harga

bahwa EPS berpengaruh signifikan

berpengaruh terhadap harga saham.

Harga

saham

Saham

signifikan
dan

yang

terhadap

EPS

tidak

positif terhadap harga saham.

Dari penelitian diatas masih terdapat hasil yang bervariatif. Untuk itu, peneliti tertarik
ingin meneliti lebih lanjut tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.
Motivasi dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui adanya konsistensi hasil pada
penggunaan variabel, sampel dan periode penelitian yang berbeda.Perbedaan dari variabel
penelitian yang digunakan dan ketidakkonsistenan antara teori dengan hasil penelitian
maupun antara hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu dengan menggunakan sampel dan
periode penelitian yang berbeda. Sampel dalam penelitian ini menggunakan perusahaan
manufaktur pada sektor aneka industri yaitu perusahaan otomotif dan komponennya yang
terdaftar di BEI selama periode tahun 2011-2015 dan variabel yang digunakan adalah
Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per
Share (EPS) yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

Objek penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah perusahaan otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015. Penulis memilih industri
otomotif sebagai objek penelitian karena industri ini adalah industri yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk berkembang.
Hasil studi Edelman mendapati bahwa bisnis otomotif menempati urutan kepercayaan
publik nomor dua dengan presentase 69 persen, di bawah sektor teknologi yang meraih 81
persen. Kabar tersebut tentu saja membahagiakannkhususnya bagi para pebisnis sektor
otomotif yang ingin mengembangkan usahanya. Pasalnya, para responden survey
menganggap citra perusahaan-perusahaan otomotif jauh lebih baik dari instansi dan institusi
lain.
Dalam laporannya, Edelman juga menjelaskan bahwa perusahaan otomotif lebih
menjamin kualitas produk serta layanannya. Publik bahkan merasa perusahaan otomotif lebih
terbuka dan dekat dengan konsumen. (http://www.dapurpacu.com). Apa yang membuat
posisi kepercayaan publik terhadap sektor otomotif begitu tinggi? Edelman mencatat ada 3
faktor yang menetukan hal tersebut.
Pertama, Faktor yang disebut sebagai underdog Effect. Pada kasus ini publik ternyata
bisa menerima kondisi suram pada tahun 2009 yang dialami sektor otomotif. Pubik bisa
memahami alasan keterpurukan (krisis global) sebagai sesuatu

yang bisa dalam bisnis.

Pemikiran tersebut sangat berbeda dengan yang selama ini ditakuti para pemain di seluruh
sektor industri. Faktanya, Kebangkrutan atau penurunan penjualan tidak membuat konsumen
dewasa ini langsung menjatuhkan pada kualitas produk. (http://www.dapurpacu.com)
Kedua, langkah industri otomotif menuju produk ramah lingkungan disenangi publik.
Seperti kita ketahui, saat ini hampir seluruh merek kendaraan di sektor otomotif mulai
memproduksi kendaraan hybrid, electrik, atau bahan bakar alternatif. Dalam prosesnya,
perusahaan otomotif banyak berkomunikasi dengan publik tentang keuntungan mobil ramah
lingkungan dan hemat energi. Komunikasi seperti ini sangat diterima publik secara positif,
sekaligus membuatb pencitraan yang baik ((http://www.dapurpacu.com).
Ketiga, sosial media. Survey yang dilakukan Edelman mencatat hari ini publik sangat
butuh transparansi. Publik ingin tahu tentang apa saja yang sedang dan akan dilakukan
produsen. Kendati dalam pelaksanaan komunikasi sosial media banyak dilakukan trik, publik
sudah bisa memilahnya. Terpenting dalam publik tentang sosial media adalah keterbukaan

untuk menerima informasi produk, serta strategi kedepan sebuah perusahaan. Publik juga
merasa senang bisa berkomunikasi langsung dengan pimpinan perusahaan dengan sosial
media (http://www.dapurpacu.com).
Melihat kondisi industri otomotif yangf demikian, penulis tertarik untuk mengetahui
dan mengungkap bagaimana kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2011-2015 dan melihat pengaruhnya terhadap harga saham
perusahaan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham di
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2011-2015?
2. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham di
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2011-2015?
3. Bagaimana pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham di
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2011-2015?
4. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham di
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2011-2015?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.
2. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.
3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.
4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.

1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi ilmiah bagi
penelitian lain yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan yang
mempengaruhi harga sham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai cerminan bagi perusahaan untuk
memperhatikan faktor faktor apa saja dalam kinerja keuangan yang dapat
mempengaruhi harga saham dan sebagai pedoman untuk memperbaiki pos pos
keuangan yang nantinya dapat berpengaruh terhadap harga saham.
b. Bagi Investor
Bagi investor dan calon investor dapat memberikan pengetahuan ketika akan
berinvestasi pada saham dengan mempertimbangkan kinerja keuangan
perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi.
c. Bagi Akademis
Bagi para akademisi dan para peneliti dapat menambah pengetahuan mengenai
kinerja keuangan yang dapat mempengaruhi harga saham di perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi dalam penelitian ini adalah:
1. Jurnal penelitian skripsi Hendra Adhitya Wicaksono (2013) yang berjudul
Pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets Turnover, Return On
Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas Dividen terhadap Harga
Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 20092011. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dan
regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Current
Ratio, Return On Equity, dan Total Assets Turnover mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011. Variabel bebas yang lain seperti Debt to Assets
Ratio, suku bunga, kurs valuta asing dan inflasi mempunyai pengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011. Sementara variabel kas deviden mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Secara simultan, variabel
Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets Turnover, Return On Equity,
Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi dan Kas Dividen berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Husaini (2012) untuk menguji pengaruh
variabel Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari
ROA, ROE, NPM, dan EPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Secara
parsial dengan uji t disimpulkan bahwa variabel ROA dan EPS yang berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel ROE dan NPM tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. ROA mempunyai pengaruh

dominan terhadap harga saham pada perusahaan yang termasuk dalam perusahaan
Food and Beverages.
3. Tiara Rachman Putri (2011) dalam penelitiannya tentang Analisis pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial / uji t menunjukkan variabel
Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap
harga saham dan memiliki konstribusi dominan terhadap harga saham. Pengujian
uju regresi secara simultan / uji f menunjukkan variabel bebas (CR, DER, ROA,
ROE, dan EPS) secara simultsn (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham.
4. Firman Maulana (2014) dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang
Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2012. Teknik analisi data menggunakan
metode regresi berganda. Hasil penelitiannya menyimpulkan Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa CR ,DER, dan NPM mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
5. Andrarini (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh kinerja keuangan yang
diukur dengan rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEJ periode 2003-2005 dengan variabel yang terdiri dari ROI,
ROE, DER, CR, NPM dan variabel terikatnya adalah harga saham. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara simultan rasio keuangan ROI, ROE, DER, CR, dan
NPM berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, sedangkan hasil
pengujian secara parsial menunjukkan rasio keuangan ROI, ROE, dan NPM
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
6. Nieke Arwiyati Shidiq (2012) dalam penelitiannya tentang pengaruh EVA, rasio
profitabilitas, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan asuransi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham sedangkan Return on Equity (ROE) dan Return on Sales (ROS) berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap harga saham dan Return on Asset (ROA) berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap harga saham.

7.

Jurnal penelitian skripsi oleh Abied Luthfi Safitri (2013) yang berjudul Pengaruh
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio
dan Market Value Added terhadap Harga Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic
Index. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS, PER dan MVA mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan dalam kelompok
Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Variabel lainnya seperti ROA dan DER
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Secara simultan, variabel
EPS, PER, ROA, DER, dan MVA berpengaruh terhadap harga saham dalam
kelompok JII tahun 2008-2011.

2.2.Pengembangan Hipotesis
2.2.1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Saham
Current Ratio menunjukkan seberapa besar nilai aktiva lancar dapat menutupi
besarnya harta lancar. Current Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur likuiditas perusahaan. Jika likuiditas perusahaan lemah akan menghalangi
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang nantinya akan mengakibatkan menurunnya
laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika Current Ratio rendah maka akan terjadi
penurunan pada harga saham perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila Current
Ratio yang terlalu tinggi, itu juga tidak terlalu baik, karena hal tersebut mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kurang maksimal terbukti adanya akitivitas
yang dilakukan oleh perusahaan sedikit. Dapat disimpulkan bahwa ketika Current Ratio yang
tinggi dapat memperlihatkan bahwa harga saham juga akan tinggi dan sebaliknya jika
Current Ratio yang semakin rendah mengindikasikan harga saham rendah.

2.2.2. Pengaruh Return On Asset (ROE) Terhadap Harga Saham
Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan untuk diperhitungkan pengembalian perusahaan berdasarkan
modal saham yang dimiliki oleh perusahaan. Jika ROE semakin tinggi maka perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dapat menguntungkan para

pemegang saham. Besar kecilnya nilai ROE akan mempengaruhi pula harga saham
perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya juga akan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan bersangkutan karena mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan akibatnya harga saham pun akan ikut
tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE yang tinggi mengindikasikan harga saham
yang tinggi dan ketika ROE rendah mengindikasikan harga saham yang rendah.
2.2.3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
Menurut Bastian dan Suhardjono, Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan
antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM maka kinerja perusahaan akan semakin
produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Dengan mengetahui rasio ini investor dapat menilai apakah perusahaan itu
profitable atau tidak. Semakin besar Net Profit Margin (NPM) suatu perusahaan, berarti semakin
baik kinerja perusahaan tersebut dari sudut manajemen. Hal tersebut disebabkan karena semakin
tinggi NPM suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula keuntungan marjinal yang
diperoleh perusahaan tersebut, Sehingga akan diperoleh tanggapan positif dari pelaku pasar
modal terutama dari sudut harga sahamnya, dengan kata lain semakin tinggi NPM suatu
perusahaan maka harga sahamnya juga akan meningkat.
2.2.4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) adalah Tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan
per lembar saham yang dimiliki oleh investor, sehingga akan mempengaruhi penilaian
investor terhadap suatu kinerja perusahaan emiten. Semakin tinggi nilai EPS maka investor
menganggap prospek perusahaan sangat baik untuk kedepannya sehingga mempengaruhi
tingkat permintaan terhadap saham perusahaan tersebut.

CR
ROE
Harga Saham (Y)
NPM
EPS

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 :Terdapat pengaruh antara Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015.
H2 : Terdapat pengaruh antara Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015.
H3 : Terdapat pengaruh antara Net Profit Margin (NPM)) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015.
H4 : Terdapat pengaruh antara Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam periode tahun 2011-2015. Jumlah Populasi yaitu sebanyak 16 perusahaan Otomotif
dan Komponennya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu populasi yang memenuhi kriteria
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah:
a. Perusahaan Otomotif dan Komponenya yang Go Public dan tidak delisting selama
periode pengamatan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.
b. Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang menerbitkan saham dan harus
tercatat secara terus menerus selama periode penelitian, karena bila datanya tidak
ada maka hasilnya akan bias.
Berdasarkan kriteria sampel diatas, 12

perusahaan Otomotif dan Komponenya

dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun nama-nama perusahaan tersebut
adalah sebegai berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

NAMA PERUSAHAAN
PT. Astra Internasional Tbk
PT. Astra Auto Part Tbk
PT. Indo Kordsa Tbk
PT. Goodyear Indonesia Tbk
PT. Gajah Tunggal Tbk
PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
PT. Indospring Tbk
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
PT. Nippres Tbk
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
PT. Selamat Sempurna Tbk

KODE PERUSAHAAN
ASII
AUTO
BRAM
GDYR
GJTL
IMAS
INDS
LPIN
MASA
NIPS
PRAS
SMSM

3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang telah di publikasikan oleh perusahaan, instansi atau sebuah kelompok
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu
berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini terdiri dari:
1. Nama Perusahaan aneka industi yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif dan

Komponenya. Data ini diperoleh dari www.sahamok.com
2. Laporan keuangan tahunan audited yang lengkap perusahaan yang menjadi sampel

penelitian. Data ini diperoleh dari www.idx.co.id
3.

Harga saham setiap perusahaan yang termasuk perusahaan Otomotif dan
Komponenya

periode

tahun

2011-2015.

Data

ini

diperoleh

dari

www.yahoofinance.com

3.3. Variabel dan Defenisi Operasional
3.3.1. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Variabel dependen adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan Otomotif dan Komponenya
yang dinotasikan dengan Y. Harga saham yang diambil dalam penelitian ini adalah harga
saham pada saat penutupan (closing price) yang diterbitkan di bursa saham.
2. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulmya variabel terikat (Sugiyono, 2013: 61). Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), dan Earning Per Share (EPS).

3.3.2. Defenisi Operasional
Di bawah ini dijelaskan beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1.

Kinerja keuangan
Kinerja Keuangan adalah pencapaian keberhasilan perusahaan pada periode
tertentu yang dapat digambarkan dengan kondisi kesehatan keuangan perusahaan.

2.

Harga saham
Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang
ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan
dan penawaran. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga
saham di bursa saham pada saat penutupan (closing).

3.

Current Ratio (CR)
Current Ratio (CR) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiba-kewajiban jangka pendek, dimana dapat diketahui sampai
berapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin utang
lancarnya. Yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah:
CR =

Aset Lancar
x 100%
Kewajiban Lancar

(Brigham dan Houston, 2013: 134)
4.

Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar pengembalian atas ekuitas biasa. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
rasio ini yaitu,
ROE =

Laba Bersih
x 100%
Ekuitas

(Brigham dan Houston, 2013)

5.

Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM)

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui net profit margin yaitu,

NPM =

Laba Bersih
� 100%
Penjualan

(Brigham dan Houston, 2013)
6.

Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan
yang diperoleh investor per lembar saham. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui earning per share (eps) yaitu:
EPS =

Laba Bersih
x 100%
Jumlah Saham Biasa Yang Beredar

(Tjiptono dan Hendry, 2001 :139)
3.4. Metode Analisis
3.4.1. Statistik Deskriptif
Ghozali (2009) menyatakan bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif biasanya
digunakan untuk menggambarkan profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis
statistik yang berfungsi untuk menguji hipotesis.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar
menunjukkann hubungan yang signifikan dan mewakili (representatif) , maka model tersebut
harus memenuhi uji asumsi klasik regresi, yang meliputi:

3.4.2.1.Uji Normalitas
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov.
Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

Hipotesis Nol (Ho) : Data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif : Data tidak terdistribusi secara normal
Jika variabel nilai K-Snya nilainya jauh diatas α = 0.05, hal ini berarti hipotesis nol diterima
atau terdistribusi secara normal. Begitupun juga sebaliknya, jika variabel nilai K-Snya
dibawah α = 0.05, hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau tidak terdistribusi secara normal.
(Ghozali, 2007:30)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal
dari grafik atau dengan melihat histogram dan residualnya.
Cara lain yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat
normal probability plot, yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang akan
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2007:110).
3.4.2.2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna
(koefisien korelasi tingkat tinggi atau bahkan 1) diantara beberapa atau semua variabel
independen yang menjelaskan model regresi (Algifari, 200:84).
Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam regresi adalah
sebagai berikut:
1. Melalui (t hitung sangat rendah), maka kemungkinan terdapat multikolinearitas
dalam model tersebut.
2. Menentukan koefisien korelasi antara variabel independen yang satu dengan
variabel independen yang lain. Jika antara kedua variabel independen memiliki
korelasi yang spesifik atau korelasi yang tinggi yaitu lebih besar dari 0.1 maka di
dalam model regresi tersubut terdapat multikolinearitas.

3. Membuat persamaan regresi antar variabel independen. Jika koefisien regresinya
signifikan, maka dalam model pembelajaran tersebut terdapat multikolinearitas
(Algifari, 2000:84).
Deteksi lain adanya gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai
Variance Inflaction Factor (VIF) dan Tolerance melalui SPSS. Apabila nilai tolerance di atas
10%, VIF di bawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas
multikolinearitas.
3.4.2.3.Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalahregresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,
2007: 95). Mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap nilai
uji Durbin Watson (Uji DW). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Menurut Ghozali (2007:96)
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

Hasil Perhitungan

Klasifikasi

Kurang dari 1,38

Ada Autokorelasi

1,38 sampai dengan 1,77

Tanpa Kesimpulan

1,77 sampai dengan 2,23

Tidak ada Autokorelasi

2,23 sampai dengan 2,26

Tanpa Kesimpulan

Lebih dari 2,26

Ada Autokorelasi

Sumber: (Algifari, 2000 : 89)

3.4.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak

terjadi

heteroskedastisitas.

Kebanyakan

data

crossection

mengandung

situasi

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun dana yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang, dan besar).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas antara lain
dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu ada grafik scatterplot antara SRESID dengan ZPRED diman sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized.
Dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007:105)

3.4.3. Analisis Regresi Berganda
Secara umum, analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi
atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003:72). Pengujian hipotesis dalam penelitian
menggunakan analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah rasio keuangan yang
merupakan variabel bebas dapat mengukur tingkat hargasaham. Analisis ini untuk menunjukkan
hubungan pengaruh antara kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CR (X1), ROE (X2),
NPM (X3), dan DPR (X4) terhadap perubahan harga saham perusahaan Otomotif dan
Komponennya (Y).
Persamaan regresi linier ganda adalah sebagai berikut :
Y = a + bX1+b X2+bX3 +bX4+bX5+ e

Keterangan :
Y = Harga Saham Perusahaan Otomotif dan Komponennya
a = Bilangan Konstanta
b = Koefisien regresi variabel independen.
X1 = Carrent Ratio (CR)
X2 = Return On Equity (ROE)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Earning Per Share (EPS)
e = Residual
(Sudjana, 2002:348).
Dalam pengujian alat analisis regresi perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil
analisis regresi menunjukkan hubungan yang valid meliputi: Ketepatan fungsi regresi sampel
dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit. Secara statistik, setidaknya hal ini
dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t (Ghozali, 2009).
3.4.3.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas signifikansi ˃ 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak
mempunyai arti bahwa variabel tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
b. Jika nilai probabilitas signifikansi ˂ 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak. Hipotesis
tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.

3.4.3.2.Uji signifikansi Simultan (Uji statistik F)

Uji signifikansi simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen. Penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai
berikut :
a. Apabila probabilitas ˃ 0,05, maka semua variabel independen secara bersama-sama tidak
mempengaruhi variabel dependen.
b. Apabila probabilitas ˂ 0,05, maka semua variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.

3.5.3.3.Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi

mengukur

seberapa

jauh kemampuan

model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).

JURNAL MAPPING
Nama
peneliti
Firman

Tahun
2014

Maulana

Judul
Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan