Pengelolaan Pantai Lumban Binanga Sebagai Destinasi Wisata di Kecamatan Laguboti, Toba Samosir

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kecamatan Laguboti merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah
Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 73,90 Km².
Ditinjau dari topologi daerah Kecamatan Laguboti merupakan area perladangan dan
persawahan hal ini terlihat dari banyak tanaman-tanaman ladang dan tanaman padi
yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah.
Kecamatan Laguboti terletak di ketinggian 905-1500 mdpl. Dengan suhu rata
rata 22–25 C. Dengan ketinggian dan suhu tersebut Kecamatan Laguboti
dikategorikan sebagai daerah dataran tinggi dengan bukit bukit yang menghiasi.
Kecamatan laguboti berbatasan dengan beberapa kecamatan lain di
Kabupaten Toba Samosir. Berikut batas- batas wilayah yang terhubung dengan
kecamatan laguboti5


Sebelah utara berbatasan dengan Danau Toba,



Sebelah selatan dengan Kecamatan Borbor dan Kecamatan Sipahutar
(Kabupaten Taput)




Sebelah barat dengan Kecamatan Balige



Sebelah timur dengan Kecamatan Sigumpar

Kecamatan Laguboti memiliki 22 Desa, berikut pembagian desa dan jumlah
penduduk :
5

www.issuu.com>bpstobasa>docs>121_110345 (diakses 06 Oktober 2015)

26
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1
Pembagian Jumlah Penduduk Di Kecamatan Laguboti

No

NAMA DESA

JUMLAH PENDUDUK

1

Desa Haunatas I

978

2

Desa Haunatas II

532

3


Desa Sintong Marnipi

1120

4

Desa Sidulang

956

5

Desa Sibarani Nasampulu

608

6

Desa Sitangkola


658

7

Desa Sibuea

778

8

Desa Simatibung

876

9

Desa Pardomuan Nauli

789


10

Desa Ujung Tanduk

814

11

Desa Pintu Bosi

1010

12

Desa Gasaribu

678

13


Desa Aruan

572

14

Desa Lumban Bagasan

1150

15

Desa Lumban Binanga

660

16

Desa Tinggir Ni Pasir


679

17

Desa Ompu Raja Hutapea

683

18

Desa Ompu Raja Hutapea
Timur

1064

19

Desa Ompu Raja Hatulian

1185


20

Desa Sitoluama

1289

21

Desa Pardinggaran

870

22

Desa Siraja Gorat

490
Sumber: www.Tobasamosirkab.bps.go.id


27
Universitas Sumatera Utara

Dari 22 desa yang ada di Kecamatan Laguboti, keberadaan lahan penuh
dengan perbukitan dan pepohonan rimbun akan mulai terlihat ketika memasuki
Desa Siraja Gorat hingga Desa Sitoluama, sementara dari Desa Haunatas hingga
Desa Sintong Marnipi akan dijumpai rumah warga dengan halaman kecil dan
jarak tidak begitu jauh dengan rumah lainnya. Sedangkan ketika memasuki Desa
Sidulang hingga Desa Pardomuan Nauli akan terlihat rumah warga yang
berjauhan. Dimana sepanjang perjalanan akan terlihat pepohonan dan lading
ladang milik penduduk yang terhampar lewat bentuk lahan yang berbukit – bukit.
Jumlah keseluruhan penduduk di Kecamatan Laguboti 18.537 jiwa
dengan komposisi laki-laki berjumlah 9.248 jiwa dan perempuan berjumlah 9.289
jiwa. Komposisi penduduk Kecamatan Laguboti berdasarkan kelompok dewasa
dan anak dibagi dengan jumlah dewasa laki-laki sebesar 6.813 orang dan
perempuan 6.802 orang. Sedangkan untuk anak laki-laki sebesar 2.435 orang dan
anak perempuan sebesar 2.487 orang.
Penduduk di Kecamatan Laguboti sebagian besar bermata pencaharian
sebagai Petani dan Nelayan. Dan sebagian besar lainnya bekerja sebagai Tukang
Bangunan, TNI, PNS, karyawan swasta dan Wiraswasta.

2.1. Profil Desa Lumban Binanga
Desa Lumban Binanga adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Laguboti. Penduduk di desa ini berjumlah 660 jiwa. Desa ini merupakan desa kelima belas yang dijumpai dalam perjalanan dari Balige menyusuri Kecamatan
Laguboti. Namun desa ini dekat dengan Kecamatan Siantar Narumonda bersama
desa Lumban Bagasan dan desa Tinggir Ni Pasir.

28
Universitas Sumatera Utara

Desa Lumban Binanga dapat dijangkau dalam perjalanan hampir satu jam
dari Kota Balige. Dalam perjalanan ke desa Lumban Binanga setiap jalan akan
dipenuhi pemandangan perbukitan yang indah dengan beragam tanaman mulai
dari ladang dan pepohonan liar lainnya. Selain itu di sebelah kiri dan kanan jalan
juga akan disuguhi pemandangan

hamparan persawahan yang berbeda beda.

Karena area persawahan yang satu dengan yang lain tidak sama proses
penanamannya sehingga disalah satu sisi ada yang telah siap dipanen, ada juga
yang baru ditanam dan ada juga yang masih dibajak.

Menurut ibu Tiurma Br Sibarani sebagai penduduk setempat dan informan
kunci saya bahwa dalam proses pengolahan sawah di Desa Lumban Binanga,
berbeda beda dan tidak serentak dalam proses masa tanam. Karena jenis tanaman
padi yang ditanam masyarakat berbeda-beda, ada yang jenis si Cantik, si
Bandung, si Merah dan si Kapal. Petani di desa Lumaban Binanga mengolah
sawah biasanya dua kali panen dalam setahun karena tidak semua mempunyai
ladang sebagai mata pencaharian yang lain.
Selain itu, selama perjalan menuju Desa Lumban Binanga kita akan
melihat hamparan pohon bambu di pinggir jalan. Menurut informan saya Ibu
Tiurma, bahwa pohon

bambu tersebut sudah berpuluh-puluh tahun berada

ditempat tersebut tanpa ada yang memusnahkannya. Dahulu tanaman bambu
tersebut ditanam oleh pendahulu mereka sebagai pelindung kampung dari
penjajah Belanda dan menjaga kehangatan kampung dimalam hari. Posisi pohon
bambu didalam kampung bagi orang batak sangat penting6. Sejajar dengan

6

Bagi orang batak posisi pohon bambu di dalam kampung di ibaratkan sebagai ulos, selain
menjadi pagar atau batas kampung. masyarakat batak percaya dengan adanya pohon bambu

29
Universitas Sumatera Utara

tanaman bambu kita akan menjumpai area pemakaman warga. Kita akan melihat
bangunan mewah Tugu dan Kuburan warga berdampingan. Bagi masyarakat
batak bangunan tugu yang mewah melambangkan hamoraon sebuah keluarga dan
membuat mereka disegani. Maka tidak mengherankan bila sebuah keluarga di
Desa Lumban Binanga rela mengeluarkan uang yang banyak demi membangun
kuburan yang mewah meskipun penghasilan sedikit.
2.2. Kependudukan
Desa Lumban Binanga memiliki tingkat homogenitas etnik yang
mendiami daerahnya. Dimana sebagian besar yang mendiami desa ini adalah etnis
batak toba yang sejak lama dan turun temurun mendiami desa ini.
Tabel 2
Pembagian penduduk Desa Lumban Binanga berdasarkan etnis
No

NAMA ETNIS

JUMLAH

1

Batak Toba

575

2

Batak Karo

16

3

Simalungun

32

4

Jawa

37
Sumber : Database Kecamatan Lumban Binanga tahun 2014

Dari data mengenai

pembagian penduduk berdasarkan etnis dapat

digambarkan bagaimana kekuatan etnis batak toba di Desa Lumban Binanga

dapat memberikan kehangatan kepada kampung. Selain itu tanaman bambu juga berfungsi untuk
menahan angin dan memberikan kenyamanan di dalam kampung.

30
Universitas Sumatera Utara

menjadi sebuah kekuatan yang cukup besar. Dari total penduduk 660 jiwa, etnis
batak toba memiliki jumlah sebanyak 575 jiwa. Hal ini menyebabkan etnis batak
toba yang lebih dominan dan punya kekuasaan di desa Lumban Binanga.
Peran peran ini dapat terkait dalam berbagai hal. Seperti dalam pengaturan
perekonomian.

Dimana

masyarakat

etnis

batak

toba

akan

menguasai

perekonomian dengan menduduki beberapa posisi strategis seperti tuan tanah,
pemilik modal, dan lain sebagainya. Peran dalam kekuatan politik seperti kuasa
dan kewenangan kepala desa juga dipegang secara strategis oleh etnis batak toba.
Selain itu keberadaan etnis batak toba yang menjadi superiotas dalam jumlah
membuat sensitifitas primordial7 cukup terasa didesa ini,seperti penggunaan
bahasa. Masyarakat batak toba menggunakan bahasa batak toba untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari- hari.
Tabel 3
Pembagian penduduk desa Lumban Binanga berdasarkan agama
No

Agama

JUMLAH

1

Islam

24

2

Protestan

432

3

Katolik

104

7

Sensifitas primodial adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu
yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Bagi masyarakat batak toba pandangan dan paham ini
sudah diterapkan sejak anak usia dini dengan tujuan si anak dapat berbaur dengan masyarakat
lain dan mengerti bahasa batak toba. Tidak mengherankan bagi masyarakat batak jika anak usia
di bawah lima tahun sudah pandai megucapakan bahasa batak dengan benar. Hal ini lah yang
membuat etnis batak toba semakin kuat.

31
Universitas Sumatera Utara

Sumber : Database Kecamatan Lumban Binanga tahun 2014
Pembagian penduduk

desa dari pemeluk agama menunjukkan bahwa

penduduk Desa Lumban Binanga mayoritas beragama Kristen protestan. Sekitar
432 jiwa dari 660 penduduk

memeluk agama Kristen Protestan .hal ini

menunjukkan bagaimana penduduk Desa Lumban Binanga mewarisi nilai nilai
agama Kristen protestan yang ada.
Walaupun terdapat ketimpangan jumlah pemeluk agama yang satu dengan yang
lainnya, tidak membuat isu isu terkait sara hingga konflik. Namun perbedaan ini
menjadi sebuah kekuatan untuk pemeluk agama dapat hidup berdampingan.
Berdasarkan data yang didapatkan dari kantor kepala desa Lumban
Binanga diketahui komposisi perempuan lebih besar dibandingkan dengan jumlah
laki-laki yaitu perempuan dengan jumlah 352 jiwa atau sebesar 58 % sedangkan
laki-laki berjumlah 308 jiwa atau sebesar 42 %
Tabel 4
Pembagian penduduk Desa Lumban Binanga berdasarkan jenis kelamin
No NAMA ETNIS

JUMLAH

%

1

Laki-laki

308

42

2

Perempuan

352

58

Jumlah

660

100

Sumber : Kantor Kepala Desa Lumban Binanga 2014
2.3. Mata Pencaharian

32
Universitas Sumatera Utara

Masyarakat di Desa Lumban Binanga mayoritas bekerja sebagai petani
dan nelayan. Jenis tanaman yang ditanam petani adalah padi dan tanaman
palawija, sedangkan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan yaitu Ikan Mujahir,
Pora-Pora, Ikan Mas dan Ikan Perak. Di luar pekerjaan tersebut memang ada juga
yang bekerja sebagai PNS, Tukang Bangunan, TNI, Karyawan swasta,
Wiraswasta dan berdagang.
Tabel 5
Pembagian penduduk di desa Lumban Binanga berdasarkan jenis pekerjaan
No

Jenis Pekerjaan

JUMLAH

1

Petani

270

2

Nelayan

135

3

Pegawai Negeri Sipil

98

4

Tukang Bangunan

36

5

TNI

28

6

Karyawan Swasta

19

7

Wiraswasta

74
Sumber : Kantor Kepala Desa Lumban Binanga 2014

Secara umum, masyarakat di Desa Lumban Binanga bertani dengan
menanam padi basah, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Hal itu disebabkan oleh
keadaan alamnya yang menunjang, yaitu tanahnya subur dan udaranya sejuk
disertai curah hujan yang cukup. Sedangkan ikan yang diperoleh nelayan juga
sangat melimpah. Itu disebakan kesadaran masyarakat setempat untuk tidak

33
Universitas Sumatera Utara

menangkap semua ikan yang berhasil ditangkap. Mereka sadar jika semua ikan
ditangkap semua hari ini, maka lambat laun tidak ada lagi ikan yang ditangkap.
Bila ditinjau dari sudut demokrasi ataupun gotong royong
ditemukan bahwa masyarakat setempat

dapat

masih ditemukan Marsidapari.

Marsiadapari adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan bersama8.
Biasanya kegiatan marsiadapari ini dilakukan satu kelompok

atau yang

mempunyai satu marga, atau satu kampung tanpa membedakan jenis kelamin.
Mereka mengolah lahan mereka secara bergantian atau bergilir. Dengan adanya
Marsiadapari maka dapat memper erat tali persaudaraan serta menumbuhkan
suasana kondusif di tengah tengah masyarakat. Menurut bapak Bobby Hutajulu
selaku kepala desa Lumban Binanga dan juga sebagai informan kunci saya,
kegiatan marsiadapari di desa Lumban Binanga sudah berlangsung lama.
Masyarakat mengupayakan kegiatan marsiadapari tidak boleh hilang seperti yang
terjadi di daerah lain dimana kegiatan marsiadapari lekang seiring kemajuan
teknologi. Dengan

adanya Tractor masyarakat lebih memilih individu

mengerjakan lahan mereka tanpa butuh bantuan masyarakat lain.
Narasumber saya mengatakan para nelayan di desa Lumban Binanga juga
sadar bahwa jika mereka menangkap ikan semua hari ini, maka tidak ada lagi ikan
yang akan ditangkap di kemudian hari. Nelayan di desa Lumban Binanga yang

8

Marsiadapari adalah kegiatan gotong royong dalam pengolahan lahan pertanian secara bergilir.
Sebagai contoh misalnya parulian mempunyai lahan yang luas, dia kesulitan mengolahnya sendiri
maka dia mengajak orang terdekatnya seperti yang satu marga dengannya,ataupun satu
kampung untuk marsidapari. setelah terkumpul mereka mendiskusikan lahan dan waktu yang
akan mereka kerjakan secara bersama-sama. Setelah disepakati bersama maka mereka akan
mengolah lahan mereka hingga selesai dan bergilir. Dengan demikian Parulian akan terbantu
karena pekerjaannya akan semakin ringan.

34
Universitas Sumatera Utara

mayoritas hasil tangkapannya berupa ikan Mas, ikan perak, ikan Pora-Pora dan
ikan Mujahir selalu mengembalikan lagi ikan ke danau apabila ikan yang
ditangkap masih muda. Kesadaran yang dimiliki para nelayan tersebut turuntemurun dari nenek moyang mereka. Selain itu, dalam menangkap ikan nelayan di
desa Lumban Binanga masih menggunakan alat tradisional yaitu berupa doton,
panah, dan keramba.
2.4. Pola Permukiman Masyarakat Desa Lumban binanga
Secara umum ada dua model rumah penduduk di desa Lumban Binanga,
yaitu semi permanen dan permanen. Mayoritas rumah penduduk di sepanjang
jalan menunju objek wisata Pantai Lumban Binanga rata-rata sudah permanen.
Tetapi jika kita melihat langsung ke dalam gang-gang yang ada di sepanjang jalan
menuju objek wisata Lumban Binanga maka akan dijumpai rumah yang bertipe
semi permanen, yaitu rumah yang terbuat dari setengah beton dan papan karena
rata-rata dari mereka berpenghasilan sebagai petani dan nelayan. Model rumah
yang sudah permanen, yaitu seluruh bangunan semuanya terbuat dari beton
biasanya dimiliki oleh masyarakat yang bekerja sebagai PNS dan Wiraswasta
karena mereke juga memiliki pekerjaan lain yang menopang ekonomi mereka.
Penduduk di desa Lumban Binanga hidup dalam kesederhanaan, mereka
percaya bahwa manusia tidak pernah bisa lepas dari alam. Untuk itu mereka
membangun permukiman yang dekat dengan pohon seperti pohon bambu, pohon
kemiri atau membangun rumah di sekitar ladang. Terkait dengan pola
permukiman, desa Lumban Binanga termasuk desa yang sedikit penduduknya.
Kita akan menjumpai rumah penduduk yang jarak antara satu dengan yang lain

35
Universitas Sumatera Utara

berjauhan. Jarak antara satu dengan yang lain bisa mencapai lima belas meter
hingga tiga puluh meter, selain itu kiri kanan rumah masih dihiasi ladang dan
pepohonan tinggi.
2.5. Bidang Pemerintahan
Wilayah desa Lumban Binanga dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang
merupakan penduduk asli setempat. Pemilihan kepala desa ini dilakukan dengan
sistem demokrasi dimana setiap satu periode yaitu lima tahun sekali dengan cara
pemungutan suara dari semua warga. Fungsi dari pemungutan suara adalah
mencari orang yang bisa bertanggung jawab penuh untuk kemajuan desa Lumban
Binanga.
Susunan organisasi di desa Lumban Binanga berdasarkan undang-undang
no. 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa yang berdasarkan keputusan menteri
dalam negeri tersebut bahwa pemerintahan desa terdiri atas9 :
 Kepala Desa
 Lembaga Masyarakat Desa
 Sekertaris Desa
Adapun tugas Kepala Desa yaitu :
a. Sebagai pelaksana kebijakan pemerintah di desa
b. Penerus suara warga ketingkat pemerintah yang lebih tinggi

9

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-380-8569029tesis%20i%20nengah%20suriata.pdf (diakses 16 oktober 2015)

36
Universitas Sumatera Utara

c. Pengambilan keputusan atas kebijakan di lingkungan desa
d. Sebagai perantara antara hukum dan adat
e. Sebagai pemimpin sekaligus pengayom di desa
Lebih lanjut susunan organisasi pemerintahan desa dan perangkat desa Lumban
Binanga dapat dilihat dalam bagan berikut :

KEPALA DESA

LMD
SEKRETARIS

KAUR
PEMERINTAH

KAUR
KESRA

KAUR
PEMBANGUNAN

Selain itu sejak tahun 2009 Bupati Toba Samosir membuat kebijakan yaitu
bahwa setiap Kepala Desa di berikan fasilitas kendaraan bermotor yang sejenis
selama masa jabatannya guna memperlancar kegiatannya dalam memimpin desa.
Sekertaris desa juga diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan supaya
sekertaris desa dapat bertanggung jawab atas kelengkapan berkas baik itu untuk
mendata kepemilikan setiap penduduk di desa maupun untuk membantu Kepala
Desa dalam admisnistrasi desa.

37
Universitas Sumatera Utara

2.6. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung
kemajuan bangsa dan turut mendukung program pembangunan. Pendidikan dapat
membantu menaikkan taraf hidup seseorang ke jenjang yang lebih baik. Untuk
menunjang pendidikan seharusnya juga disertai dengan sarana pendidikan. Sarana
pendidikan dipercaya sebagai investasi masa depan bagi penduduk desa Lumban
Binanga. Selain itu dengan adanya sarana pendidikan memudahkan mereka untuk
memperoleh ilmu dan dapat meningkatkan taraf hidup mereka di masa
mendatang.
Bagi penduduk desa Lumban Binanga pendidikan adalah hal yang sangat
penting. Mereka akan bangga ketika menyebutkan anaknya menyelesaikan
sekolahnya dengan baik dan berhasil di kota daripada harus meneruskan kegiatan
pertanian atau menjadi nelayan. Hal ini terlihat dari sedikitnya para penerus
ataupun kaum muda yang mencangkul ataupun menjadi nelayan. Kebanggaan
tersebut membuat orang tua di desa Lumban Binanga berlomba-lomba
mengupayakan berbagai cara untuk menyekolahkan anak mereka ke jenjang lebih
tinggi bahkan hingga ke luar kota guna mengangkat taraf hidup mereka disuatu
hari nanti.
Hingga saat ini hanya ada sekolah dasar di desa Lumban Binanga, jika
ingin melanjut SMP dan SMA, anak-anak dan para remaja di desa harus sekolah
di kota Laguboti dengan jarak 15 kilometer dan 30 km ke Soposurung dari desa
Lumban Binanga. Seperti SMA Negeri 1 LAGUBOTI, STM BALIGE, SMA

38
Universitas Sumatera Utara

NEGERI 1 BALIGE, SMU NEGERI 2 BALIGE, SMA Sw BTB balige dan lain –
lain.
2.7. Tempat ibadah
Agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, karena agama yang mengatur hubungan manusia dengan penciptanya.
Kegiatan beribadah menjadi hal yang juga sama pentingnya bagi penduduk desa
Lumban Binanga. Dimana hubungan dengan Tuhan dapat menjaga mereka tetap
dalam lindungan dan berkat. Masyarakat desa Lumban Binanga memilik
keterikatan dengan dengan dunia kosmos mereka. Para penduduk percaya dengan
adanya kekuatan yang membawa keberkahan, kelancaran rezeki dan keselamatan.
Untuk itu, ruang religi menjadi sangat penting bagi mereka.
Saat ini terdapat satu gereja HKBP, satu gereja Katolik Santo Petrus, dan
gereja Pentakosta.bagi penduduk desa Lumban Binanga yang beragama muslim
mereka beribadah ke masjid yang ada di kota Laguboti karena tidak ada masjid di
desa Lumban Binanga.
2.8. Transportasi
Desa Lumban Binanga termasuk daerah yang jauh dari kehidupan suasana
kota. Untuk mencapai desa ini kita harus menaiki angkutan kota hingga simpang
tiga dengan ongkos Rp. 3000,- dari Simpang Tiga menuju desa Lumban Binanga
kita menggunakan becak mesin yang sering mangkal di Simpang Tiga tersebut.
Salah satu yang menjadi kelemahan dari berkembangnya objek wisata Pantai
Lumban Binanga adalah tidak didukung dengan akomodasi transportasi sehingga
membuat para pengunjung harus membayar lebih menggunakan becak mesin.

39
Universitas Sumatera Utara

Masyarakat di desa Lumban Binanga saat ini rata-rata sudah memiliki
sepeda motor sendiri sebagai transportasi mereka. Banyaknya tawaran berbagai
jenis sepeda motor yang menggiurkan serta sistem kredit yang ringan membuat
masyarakat di desa Lumban Binanga mampu untuk membeli sepeda motor.
Menurut narasumber saya bapak Daud Sibarani, masyarakat di desa Lumban
Binanga mampu mencicil kredit sepeda motor dengan menyisihkan hasil kerja
keras mereka. Masyarakat hanya membayar DP sepeda motor sekitar

Rp

1.500.000,- dan langsung bisa membawa sepeda motor. Untuk seterusnya
masyarakat hanya membayar angsuran sekitar Rp. 550.000,- saja setiap bulannya
hingga tiga tahun ke depan.
Bagi masyarakat desa lumban binanga kendaraan pribadi seperti sepeda
motor sangat penting, mengingat tidak ada angkutan kota yang langsung dari desa
mereka. bagi masyarakat desa Lumban Binanga tidak mampu membeli sepeda
motor maka sepeda menjadi alternatif lain menuju kota. Bapak Daud Sibarani
juga mengatakan bahwa sekecil apapun pendapatan warga desa lumban binanga,
mereka akan berusaha untuk membeli kendaraan. Dengan adanya kendaraan
pribadi dapat menghemat biaya perjalanan.
Pembangunan jalan menuju desa Lumban Binanga memang sudah di
aspal. Menurut bapak Bobby hutajulu selaku kepala desa mengungkapakan bahwa
pembangunan aspal itu sudah delapan tahun silam sehingga saat ini jalan banyak
yang sudah rusak. Saat memasuki desa Lumban Binanga dari desa Lumban
Bagasan kita akan melihat jalan-jalan yang berlubang karena kondisi aspal yang
sudah rusak. Jika pada musim penghujan jalan-jalan tersebut akan becek dan
sering membuat pengendara sepeda motor jatuh karena tidak bisa mengenali lagi

40
Universitas Sumatera Utara

mana lubang dan jalan karena semua rata tergenang air, bahkan tidak sedikit
mobil yang melintas berhenti akibat ban masuk lubang.
Bapak Bobby Hutajulu selaku kepala desa berusaha

meminta

pembangunan infrastrukur kepada pemerintah. Namun, hingga saat ini belum ada
tanda-tanda dari dinas PU (Pekerjaan Umum) untuk memperbaiki jalan. Padahal
sudah tiga tahun beliau mengutarakannya kepada pemerintah melalui anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tetapi hanya dijawab dengan kata berikut:
“Bapak tenang saja, nanti kita akan mengusahakan pembangunan jalan di
desa lumban binanga melalui dinas pekerjaan umum. Masalah waktu adalah
kendalanya
pak, tetapi kami akan berusaha secepatnya untuk memperbaiki
infrastruktur jalan di desa lumban binanga ”.

Foto 1. Kondisi jalan menuju desa Lumban Binanga yang rusak

41
Universitas Sumatera Utara

2.9. Kesehatan
Sarana kesehatan di desa Lumban Binanga terbilang sedikit dan terbatas.
Fasilitas yang mendukung sarana tersebut juga masih minim. Saat ini desa
Lumban Binanga hanya mempunyai satu unit Puskesmas saja, dimana Puskesmas
ini menjadi satu-satunya tempat pengobatan resmi di desa ini. Setiap masyarakat
di desa ini pernah berobat di Puskesmas ini. Namun, menurut beberapa informasi
yang saya peroleh dari warga setempat di desa Lumban Binanga, tingkat
kepercayaan masyarakat desa terhadap Puskesmas tidak begitu besar. Hal ini
terlihat dari banyaknya masyarakat setempat masih menggunakan pengobatan
tradisional. Hal ini terlihat nyata bagi mereka seperti berobat ke dukun dan
pengobatan alternatif lainnya.

Foto 2. Puskesmas Desa Lumban Binanga

42
Universitas Sumatera Utara

Dengan keterbatasan sarana pengobatan di desa Lumban Binanga cukup
membuat masyarakat di desa ini kesulitan apabila ada masyarakat yang menderita
penyakit serius sehingga mereka harus pergi ke kota untuk berobat.
2.10. Komunikasi
Komunikasi menjadi hal yang penting bagi penduduk desa Lumban
Binanga. Bagaimana mereka mengelola setiap informasi dan menjadikan setiap
informasi menjadi sebuah peluang atau hanya sekedar bahan obrolan sehari-hari
saja.
Sarana komunikasi yang ada di desa Lumban Binanga sudah sangat
berkembang. Kemajuan tehnologi saat ini memudahkan pengguna dapat
mengakses informasi dan berkomunikasi dengan sesama baik itu di dalam negeri
maupun di luar negeri hanya menggunakan handphone. Lebih dari sembilan puluh
persen penduduk di desa Lumban Binanga sudah memiliki handphone. Bagi
mereka merek handphone tidaklah menjadi penting, yang penting bisa menelepon
maupun ber-sms dengan orang lain. Saat ini jaringan telekomunikasi yang masuk
ke wilayah desa Lumban Binanga adalah Telkomsel sehingga semua pemilik
handphone di desa Lumban Binanga menggunakan Telkomsel sebagai operator
mereka.
Selain handphone masyarakat di desa Lumban Binanga sebagian besar
memiliki televisi. Untuk memperkuat sinyal televisi masyarakat di desa Lumban
Binanga mereka harus membeli perangakat parabola sebagai penangkap sinyal
nasional. Menurut warga setempat bapak Holong Hutajulu, jika televisi hanya
diperkuat dengan antena maka siaran nasional yang masuk hanya TVRI saja yang

43
Universitas Sumatera Utara

kadang sinyalnya juga kabur. Namun jika televisi ditambah dengan perangkat
parabola maka semua siaran nasional dapat mereka lihat.

44
Universitas Sumatera Utara