PANDANGAN HIDUP PARMALIM DI DESA HUTATINGGI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

PANDANGAN HIDUP PARMALIM DI DESA
HUTATINGGI KECAMATAN LAGUBOTI
KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

MARULITUA SIALLAGAN
NIM. 3113121046

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Marulitua Siallagan. NIM. 3113121046. Pandangan Hidup Parmalim Di Desa
Hutatinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Fakultas

Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Parmalim tentang hakikat
hidup, pandangan Parmalim tentang hakikat karya, pandangan Parmalim tentang
alam dan pandangan Parmalim tentang hakikat hubungan manusia dengan
sesamanya. Penelitian ini dilaksanakan di desa Hutatinggi kecamatan Laguboti
Kabupaten Toba Samosir karena Hutatinggi merupakan Pusat aktivitas Parmalim.
Parmalim yang tersebar disekitar daerah Laguboti berkumpul di Hutatinggi setiap
hari Sabtu yang jumlahnya mencapai sekitar 50 orang untuk “Mararisabtu”
(Ibadah rutin). Selain itu, Parmalim juga berkumpul di desa Hutatinggi dalam
memperingati “Sipaha Sada” (kelahiran Simarimbulu Bosi) dan “Sipa Lima”
(Pesta Panen) yang jumlahnya m, sehingga penulis dapat memperoleh informasi
yang akurat terkait pandangan hidup Parmalim. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian lapangan (Field Research) yakni dengan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya secara langsung dari lapangan, dengan cara observasi,
wawancara dengan informan yang memiliki informasi tentang pandangan hidup
Parmalim dan Studi pustaka (Library Research) yakni dengan mengumpulkan
sumber-sumber tertulis, yaitu berupa buku dan literatur lainnya yang relevan
dengan Pandangan Hidup Parmalim di Desa Hutatinggi, Kecamatan Laguboti,
Kabupaten Toba Samosir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan Parmalim tentang hakikat hidup

adalah hidup tidak dapat dimaknai sebagai sesuatu hal yang buruk. Hidup itu baik
ataupun buruk merupakan akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Manusia
wajib beriktiar supaya hidupnya menjadi baik. Dalam hakikat karya, Parmalim
memandang bahwa kerja keras bukan sekedar memenuhi nafkah hidup tetapi
merupakan suatu ibadat sebagai pengabdian kepada Tuhan. Tentang alam,
Parmalim menganggap itu urusan spiritual masing-masing manusia, namun
walaupun demikian seharusnya manusia menjaga dan merawat alam karena
merupakan kebutuhan manusia itu sendiri. Pandangan Parmalim tentang hakikat
hubungan manusia dengan sesamanya dilandasi falsafah Suhi Ni Ampang Na
Opat dan patik. Dimana manusia diharapkan mencintai sesama tanpa pandang
bulu.
Kata kunci: Pandangan Hidup Parmalim

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pandangan Hidup Parmalim di Desa Hutatinggi Kecamatan Laguboti
Kabupaten Toba Samosir”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan

yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar sarjana pada jurusan Pendidikan
Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Semua ini bisa terwujud
berkat bantuan, bimbingan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.P,d selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
UNIMED dan Bapak Syahrul Nizar S, M. Hum, M.A selaku sekretaris
Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.
4. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang
banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, pemikiran, dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Pristi Suhendro, S. Hum, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
dan penguji penulis yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis
selama duduk di bangku perkuliahan.
6. Seluruh dosen pengajar di Pendidikan Sejarah dan tenaga administrasi FIS
UNIMED.

ii


7.

Amang/Inang dari Parmalim, yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian penelitian ini.

8. Ka Tetty, Ka Dian, Mak Lambok, Bang Wandri, Ka Nice dan Bang Jesral.
9. Duper (Vj Bond, Puspa, Katal, Kak Wina, Sasa, Puncelina, Nemjef, Nere
Nacci, Nedia) dan Bang Kus
10. Dang Acih Tambah (Delfiana, Fresly, Mondang, Sabeth)
11. Amang Jarasmy Kimson, Inang Delianna, Ito Manuppak, Ito Freddy, Ka
Ruskida, Ka Rukia dan Ka Siska yang telah memeberikan banyak dukungan
kepada penulis.
12. Seluruh pihak yang turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis telah berupaya sebaik-baiknya untuk menyelesaikan skripsi ini,
namun sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, masukan berupa saran serta kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini kelak. Akhir kata semoga penelitian

ini bermanfaat dan menambah wawasan dalam ksanah ilmu pengetahuan.

Medan,
Penulis

Agustus 2016

Marulitua Siallagan
NIM. 3113121046
iii

DAFTAR ISI
ATSTRAK...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi
TAT I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2.. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
TAT II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6
2.1. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7
2.2. Kerangka Teori ........................................................................................ 9
Teori Nilai Budaya.................................................................................... 9
2.3. Kerangka Konsep ................................................................................... 11
2.3.1. Konsep Parmalim ........................................................................... 11
2.3.2. Pandangan Parmalim terhadap Hakikat Hidup ................................ 14
2.3.3. Pandangan Parmalim terhadap Hakikat Karya ................................ 16
2.3.4. Pandangan Parmalim terhadap Alam Semesta................................. 16
2.3.5. Pandangan Parmalim tentang Hakikat Hubungan Manusia dengan
Sesamanya ...................................................................................... 17
2.4. Kerangka Berpikir .................................................................................. 19
2.5. Hipotesis Pengarah ................................................................................. 21
TAT III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 22
3.1. Metode Penelitian .................................................................................. 22
3.2. Lokasi Penelitian .................................................................................... 22
3.3. Sumber Data .......................................................................................... 23
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 23

3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................... 24

iv

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN.............................. 26
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 26
4.2. Sejarah Parmalim .................................................................................. 27
4.2.1. Ugamo Malim di Hutatinggi .......................................................... 27
4.2.2. Hutatinggi Sebagai Pusat Ugamo Malim ....................................... 29
4.2.3. Kondisi ParmalimSekarang ........................................................... 30
4.2.4. Visi Dan Misi Parmalim ................................................................ 31
4.3. Pandangan Parmalim Terhadap Hakikat Hidup ...................................... 35
4.4. Pandangan Parmalim Terhadap Hakikat Karya ....................................... 37
4.4.1. Pandangan Berdasarkan Patik ......................................................... 37
4.4.2. Somba Hamuliateon ....................................................................... 39
4.4.3. Adat Marama.................................................................................. 40
4.4.4. Ugusan Torop ................................................................................. 41
4.5. Pandangan Parmalim Terhadap Alam ..................................................... 44
4.5.1. Banua Ginjang................................................................................ 45
4.5.2. Penciptaan Banua Tonga ............................................................... 46

4.5.3. Nagapadohaniaji ............................................................................. 50
4.5.4. Saniangnaga ................................................................................... 50
4.5.5. Manusia Membutuhkan Alam......................................................... 51
4.6. Pandangan Parmalim terhadap Hakikat Hubungan Manusia dengan
Sesamanya ................................................................................................ 53
4.6.1. Patik Maminsang ............................................................................ 53
4.6.2. Suhi Ni Ampang Na Opat ............................................................... 57
TAT V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 62
5.2. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 64
LAMPIRAN ................................................................................................. 66

v

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Wawancara ............................................................ 66
Lampiran 2. Peta Kabupaten Toba Samosir.......................................... 77
Lampiran 3. Dokumentasi Photo ........................................................... 78


vi

BABBIB
PENDAHULUANB
1.1 LatarBBelakangBMasalahB
Indonesia merupakan negara majemuk yang kaya akan keragaman suku,
budaya, agama, dan kepercayaan yang tersebar dari ujung Sabang sampai
Merauke. Maka tak heran jika Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal
Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu jua). Diantara berbagai keragaman tersebut,
agama merupakan topik yang menarik untuk dikaji. Posisi agama memiliki peran
penting dalam semua aspek kehidupan pribadi dan kolektif sebagai identitas
warganegara. Hal ini nampak jelas dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa dimana hubungan manusia dengan Tuhan adalah dasar pertama
yang menjiwai empat dasar (sila) yang lainnya. Kebebasan warganegara Indonesia
dalam memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing
dijamin dan dilindungi dalam UUD 1945 yakni pasal 29 ayat 2 yang berbunyi:
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”B
Istilah agama dan kepercayaan memiliki makna yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Kata agama di Indonesia merujuk pada enam agama besar yang

resmi diakui oleh negara seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha,
dan Konghucu. Ke-enam agama besar ini berada di bawah naungan Departeman
Agama. Sedangkan

kepercayaan adalah semua sistem yang berada di luar

kategori tersebut. Istilah kepercayaan biasanya untuk menyebut kelompok-

1

2

kelompok masyarakat tertentu yang masih memeluk agama adat (agama suku)
yang sudah ada jauh sebelum adanya agama resmi di Indonesia.B
Setiap daerah memiliki agama adat, misalnya Kejawen di Jawa Timur
dan Jawa Tengah, Kaharingan di Kalimantan, Tolottang di Sulawesi Selatan,
Merapu di Sumba, Watu Telu di Lombok, Naurus di Pulau Seram, Ugamo Malim
di Sumatera Utara, dan lain sebagainya. Agama-agama adat ini berada di bawah
naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan karena dianggap sebagai aliran
kepercayaan yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional dan warisan

kekayaan rohaniah bangsa Indonesia. Ugamo Malim adalah agama asli suku
Batak Toba dan merupakan kelanjutan dari agama lama yang dapat kita jumpai di
Sumatera Utara secara umum. Oleh sebab itu Ugamo Malim disebut juga sebagai
agama suku atau agama lokal.
Sebelum Ugamo Malim resmi ada, kepercayaan dan ajaran keagamaan
Batak sudah ada. Kepercayaan tersebut diyakini sudah ada sejak masa Si Raja
Batak. Namun pada saat itu belum ada penamaan terhadap kepercayaan orang
Batak tersebut. Boleh dikatakan orang Batak pada masa itu dalam keadaan tidak
beragama (pagan), namun seluruh kehidupan pribadi dan sosial orang Batak telah
diresapi oleh konsep keagamaan. Kehidupan keagamaan seperti itu terus
berlangsung dalam kurun waktu yang lama hingga pada masa Raja Nasiakbagi
kepercayaan itu diresmikan menjadi Ugamo Malim. Parmalim meyakini Raja
Nasiakbagi merupakan Sisingamangaraja yang sudah berubah nama setelah
Belanda mengumumkan kematian Sisimangaraja XII pada Juni 1907. Menurut

3

Parmalim Sisimangaraja tidak mati namun Sisimangaraja menyamar menjadi Raja
Nasiakbagi.
Ugamo Malim merupakan lembaga sedangkan Parmalim merupakan
penamaan terhadap pengikut Ugamo Malim. Ugamo Malim secara antropologis
disebut sebagai agama yang diturunkan oleh Tuhan (Debata Mulajadi Nabolon)
khusus kepada suku Batak melalui malim-Nya (utusan atau nabi).
Ugamo Malim di Sumatera Utara dalam perkembangannya telah
mengalami tantangan dari luar misalnya pengakuan identitas dari pemerintah yang
hanya sebatas aliran kepercayaan mengakibatkan pemeluk kepercayaan ini
mengalami kesulitan dalam hal pelayanan hak sipil seperti identitas diri di KTP,
surat perkawinan, akte kelahiran, dsb. Selain tantangan dari luar, beberapa
Parmalim mengalami derivasi relative. Derivasi relative ini melukiskan kondisi
psikologis

orang-orang

tertentu

yang

mengalami

penderitaan

akibat

ketidakpuasaan atas keberadaannya. Hal ini melahirkan penderitaan psikis
Parmalim itu sendiri. Namun, di luar tantangan itu, keberadaan mereka hingga
sekarang masih tetap eksis ditengah masyarakat dan telah berkembang hingga ke
luar Sumatera. Selain itu hingga sekarang Paralim masih menjalankan ritual-ritual
Ugamo Malim meskipun mereka mendapat pandangan yang tidak lazim dari
beberapa non-Parmalim. Misalnya, mengagap mereka Sipelebegu (penyambah
berhala).
Sebagaimana dengan kepercayaan pada umumnya, Ugamo Malim juga
memiliki ajaran yang mengatur bagaimana seharusnya Parmalim memandang
hidup dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ugamo Malim

4

kehidupan sekarang ini adalah kehidupan sementara. Kehidupan yang abadi itu
ada dikehidupan masa mendatang. Dalam kehidupan sesaat ini Parmalim di tuntut
untuk bertindak sesuai dengan perintah Mulajadi Nabolon agar mereka
memperoleh kehidupan rohani (kehidupan tondi) di hari pengadilan, dimana
manusia berdasarkan kelakuannya semasa ia hidup di bumi akan diadili, apa ia
masuk neraka atau masuk surga.
Parmalim juga mempercayai bahwa setiap orang yang taat kepada ajaran
Ugamo Malim dan berbuat kebaikan kepada sesama umat manusia, serta
menghargai dan mencintai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Mulajadi Nabolon)
akan mendapat perlindungan dari mailaikat pelindung ( Habonaran) dan ia akan
dijauhkan dari sial.
Kondisi demikian membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pandangan Parmalim tentang kehidupan dan alam
sekitarnya sehingga penelitian ini diberi judul.: “PandanganB HidupB ParmalimB
diBDesaBHutatinggiBKecamatanBLagubotiBKabupatenBTobaBSamosir”.

5

1.2 IdentifikasiBMasalah
a. Dasar-dasar Ugamo Malim.
b. Sejarah Parmalim di Sumatera Utara.
c. Pandangan Parmalim tentang hakikat hidup.
d. Pandangan Parmalim tentang hakikat karya.
e. Pandangan Parmalim tentang alam.
f. Pandangan Parmalim tentang hakikat hubungan manusia dengan
sesamanya.
1.3 BRumusanBMasalahB
a. Bagaimana pandangan Parmalim tentang hakikat hidup?
b. Bagaimana pandangan Parmalim tentang hakikat karya?
c. Bagaimana pandangan Parmalim tentang alam ?
d. Bagaimana pandangan Parmalim tentang hakikat hubungan manusia
dengan sesamanya?
1.4 BTujuanBPenelitian
a. Untuk mengetahui pandangan Parmalim tentang hakikat hidup.
b. Untuk mengetahui pandangan Parmalim tentang hakikat karya.
c. Untuk mengetahui pandangan Parmalim tentang alam.
d. Untuk mengetahui pandangan Parmalim tentang hakikat hubungan
manusia dengan sesamanya.

6

1.5BManfaatBPenelitian
a. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti tentang Parmalim
di Desa Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir.
b. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca tentang Parmalim di desa
Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir.
c. Sebagai penambah perbendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ilmu
Sosial, Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.
d. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan
penelitian atau penulisan karya ilmiah pada permasalahan yang relevan.
e. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya masyarakat di desa
Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir tentang
Parmalim di Desa Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba
Samosir.

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
5.1BKesimpulanB
Berdeserken enelisis yeng dilekuken, diperoleh gemberen behwe
pendengen hidup Permelim dipengeeruhi oleh ejeren keperceyeen yeng mereke
enut. Untuk lebih memperinci kesimpulen penelitien, meke diureiken beberepe
pernyeteen berikut:
1.

Hidup tidek depet dimeknei sebegei sesuetu hel yeng buruk. Hidup itu beik
eteupun buruk merupeken ekibet deri perbueten menusie itu sendiri.
Menusie wejib beriktier supeye hidupnye menjedi beik.

2.

Permelim memendeng behwe kerje keres buken sekeder untuk memenuhi
nefkeh hidup tetepi merupeken suetu ibedet sebegei pengebdien kepede
Tuhen Yeng Mehe Ese den kerje keres yeng peling mulie edeleh
mengemelken den melekseneken semue perinteh Tuhen untuk bekel di
kehidupen mese mendeteng (kehidupen ruh).

3.

Menurut pendengen Permelim menjege lingkungen merupeken urusen
spirituel mesing-mesing menusie, nemun weleupun demikien seherusnye
menusie menjege den merewet elem kerene merupeken kebutuhen
menusie itu sendiri.

4. Permelim memendeng Suhi Ni Ampeng Ne Opet den Petik merupeken
pedomen delem setiep intereksi sosiel. Delem memperlekuken seseme herus
dengen rese hormet, lemeh lembut den berheti-heti.

62

63

5.2BSaranB
1. Kepede mesyereket Betek, hendekleh menjege den melesteriken nileinilei budeye.
2. Perlekuen diskriminetif den tidek edil terhedep keum Permelim
hendekleh dihinderi.
3. Diherepken ede peneliti-peneliti lein yeng melekuken kegieten
penelitien sejenis

64

DAFTAR PUSTAKA
Bale Pasogit Partonggoan Parmalim Huta Tingg-Laguboti, Pustuhu Purguruun
Turingot Tu Agumu Mulim.
Dhavamony, Mariasusai. 1995. Fenomenologi Agumu. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Geertz, Clifford. 1992. Kebuduyuun dun Agumu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Goltom, Ibrahim. 2010. Agumu Mulim di Tunuh Butuk. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Irwansyah.2010. Hutu Ni Debutu. Medan: Semai
Harahap, Irwansyah, (2000), Rasionalisasi Religius dalam Diskursus Keagamaan
di Indonesia: Kasus Parmalim Batak Toba, Antropologi Indonesia 61
Hirosue, Masashi, (2005),

The Parmalim Movement and Its Relations to

Sisingamangaraja XII: A Reexamination of the Development of Religious
Movements in Colonial Indonesia, Jurnal Antropologi Sosial Budaya
ETNOVISI, vol.81
Koentjaraningrat. 1967. Beberupu Pokok Antropologi Sosiul. Jakarta: P.T. Dian
Rakyat
Koentjaraningrat. 2009. Penguntur Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Mufid, Ahmad S. 2012. Dinamika Perkembungun Sistem Kepercuyuun Lokul Di
Indonesiu. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
Nainggolan, Togar. 2014. Butuk Tobu Sejuruh dun Trunsformusi Religi. Medan:
Bina Media Perintis
Sangti, Batara. 1977. Sejarah Batak. Penerbit Media Cipta
Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Natolu Prinsip Dan Pelaksanaannya.
Jakarta

65

Siregar, Shohibul Anshor. Agumu Mulim dun Neguru. Medan: ‘nBASIS
Situmeang, Doangsa. P. L. 2007. Dalihan Na Tolu Sistem Sosial Kemasyarakatan
Batak Toba. Jakarta: KERABAT
Situmorang, Sitor. 1993. Tobu Nu Sue. Jakarta: Sinar Harapan
Sitohang, Veryanto, dkk. 2011. Luhir Untuk Meruwut Plurulisme. Medan: ASB
Syafi’I, Imam, (2012), Menghianati Budaya Sendiri, Bhinneka, 10: 3-4
Tambunan, E.H. 1982. Sekelumit Mengenul Musyurukut Butuk Tobu dun
Kebuduyuunnyu. Bandung: Tarsito
…., (20012-2013), Kujungan Tim Sulu Panondang Ke Punguan Parmalim di
Pulau Samosir, Sulu Panondang, V: 17-18
http://www.parmalim.com diunduh pada tanggal 05 Agustus 2016
http://www.tobasamosirkab.go.id diunduh pada tanggal 05 Agustus 2016.