Pelaksanaan Pengamanan Kargo Dan Pos Yang Diangkut Melalui Pesawat Udara Dikaitkan Dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012

ABSTRAK
Rahmi Pambpha P.M*
Dr.H. Hasim Purba, SH., M.Hum**
Aflah, SH., M.Hum***
Dalam kehidupan sehari-hari untuk menjangkau wilayah-wilayah di
seluruh wilayah bagian Indonesia yang berupa daratan dan sebagian besar
perairan yang terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau yang sedemikian luas
ini membutuhkan banyak pengangkutan melalui daratan, perairan, dan udara yang
mampu menjangkau seluruh wilayah negara Indonesia, bahkan ke negara-negara
lain. Kenyataan ini mengakibatkan kebutuhan pengangkutan semakin meningkat,
baik pengangkutan orang maupun barang (kargo), saat ini pengangkutan kargo
yang diangkut melalui pengangkutan udara pelaksanaan pengamanannya masih
belum maksimal, masih banyak adanya hal-hal yang janggal terjadi dalam
pengangkutan kargo dan pos dengan banyak permasalahan di dalam
pengamanannya, permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini ialah bagaimana
pelaksanaan dan penerapan pengamanan kargo dan pos yang diangkut melalui
pesawat udara terkait Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP.152
Tahun 2012, hambatan yang terjadi pada pelaksanaan peraturan tersebut dan
bagaimana menyelesaikan masalah yang terjadi dari hambatan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Data-data yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain, data primer, data sekunder, dan
data tersier. Bahan hukum primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara
secara langsung melalui studi lapangan (field research), bahan hukum sekunder
diperoleh melalui studi kepustakaan (library research).
Setiap pengangkutan udara sudah semestinya selalu memperhatikan
keamanan penerbangan. Pada dasarnya prosedur pelaksanaan pengamanan kargo
dan pos yang diangkut melalui pesawat udara yang berlaku pada PT. Garuda
Indonesia (Persero), Tbk telah sesuai dengan peraturan yang ada dengan
menggunakan empat konsep keamanan berupa Screening, Ground handeling, Xray,dan Security Avsec Angkasa Pura, namun setelah adanya Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012 pelaksanaan pengamanan
kargo dan pos pada PT. Garuda Indonesia (Persero). Tbk mendapat hambatan
yaitu kebijakan yang membagi dua lini di bandar udara, yang menyebabkan
proses pengangkutan kargo menjadi lama, dengan adanya hambatan tersebut
pihak maskapai melakukan berbagai penyelesaian dengan menambah SDM,
mengeluarkan info-info dan bekerja sama dengan pihak bandar udara.
Kata Kunci:Pengamanan Kargo dan Pos, Pesawat Udara
*
**
***


Mahasiswa Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan
Pembimbing I, Staf Pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan
Pembimbing II, Staf Pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan

i