Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1.1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011). Hal ini sejalan dengan
Proverawati dan Rahmawati (2012), Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan
menjaga seluruh kesehatan keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesedaran sehingga anggota keluarga keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendir i di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat merupakan pengertian lain dari
PHBS.
1.2 Tatanan PHBS
Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, berkerja,
bermain, berinteraksi dan lain-lain (Maryunani, 2013). Tatanan PHBS
mencakup semua perilaku yang dipraktikkan di bidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku
tersebut harus diperaktikkan dimana pun seseorang berada, di rumah tangga, di

7
Universitas Sumatera Utara

8

institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes, 2011).
1.3 Indikator PHBS
Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan
atau kecendrungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.
Indikator di perlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan
telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang di harapkan
(Maryunani, 2013).

2. PHBS di Tatanan Sekolah
2.1 PHBS di Sekolah
Pengertian PHBS di tatanan institusi pendidikan tertuang dalam Peraturan

Menkes RI Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 bahwa di institusi
pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain)
sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat menciptakan
Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan
menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunkan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat Adaptif lainnya
(NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan
lain-lain.
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang diperaktikan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran

Universitas Sumatera Utara

9

sebagi hasil pembelajaran, sehingga secara msndiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012).
2.2 Manfaat PHBS di Sekolah

Maryunani (2013), ada beberapa manfaat pembinaan PHBS di sekolah,
yaitu:
1.

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
masyarakat ingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.

2.

Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar siswa.

3.

Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua.

4.


Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

5.

Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

3. Indikator PHBS di Sekolah
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS
sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah, antara
lain:
3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan
berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan.

Universitas Sumatera Utara

10

Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya
mikroorganisme.


Cuci

tangan

dapat

berfungsi

untuk

menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci
tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun
(Proverawati & Rahmawati, 2012). Maryunani (2013), air yang tidak bersih
banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan,
kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke
dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.
Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci

tangan yaitu pada saat setiap kali tangan kita kotor (setelah: memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah menceboki
bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang
makanan, sebelum menyusui bayi, sebelum menyuapi anak, setelah bersin,
batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian dan sehabis
bermain/memberi makan atau memegang hewan peliharaan.
3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat
di kontrol oleh pihak sekolah dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh
debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber
penularan infeksi kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, tranmisi telur
cacing dapat juga melaui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan

Universitas Sumatera Utara

11

yang tidak dikemas dan tidak di tutup rapat. Telur cacing yang ada di
tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin
atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanah/selokan,

sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebu, terutama pada jajanan
yang tidak tertutup (Proverawati & Rahmawati, 2012).
Hartono (2011), tidak jajan di sembarang tempat, melainkan dikantin
sekolah, dalam hal ini di sampaikan alasan-alasan sebagai berikut.
a.

Makanan dan minuman yang dijual dikantin sekolah cukup bergizi,
terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya, serta terlindung
dari jamahan serangga dan tikus.

b.

Di kantin tersedia air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci
tangan dan peralatan makan minum.

c.

Di kantin tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan
air kotor.


d.

Kantin mendapat pengawasan secara teratur dari guru, murid, dan komite
sekolah.

3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Proverawati dan Rahmawati (2012), jamban adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat
jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang di lengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis-jenis
jamban yang digunakan:

Universitas Sumatera Utara

12

1.

Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi


menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2.

Jamban tangki septik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa

tangki

septik

kedap

air

yang

berfungsi


sebagai

wadah

proses

penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan serapan.
Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih,
sehat, dan tidak berbau. jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada di
sekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang
dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan,
penyakit saluran pencernaan, penyakit kulait dan keracunan (Proverawati &
Rahmawati, 2012).
Faktor resiko lain,perilaku anak BAB tidak di jambanatau di sembarang
tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi
telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang
tercemar tinja yang mengandung telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi
karena menelan tanah yang tercemar telur cacing atau melalui tangan yang
terkontaminasi dengan telur cacing (Proverawati & Rahmawati, 2012).
3.4 Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga adalah serangkaian gerak gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara

gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan

Universitas Sumatera Utara

13

meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup)
(Proverawati & Rahmawati, 2012). Sedangkan Proverawati dan Rahmawati
(2012), gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna
hidup bila tidak mampu bergarak. Memelihara gerak adalah mempertahankan
hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kulaitas hidup.
Oleh karena itu bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena
masih hidup.
Aktivitas fisik dilakukan secara bertahap, hingga mencapai 30 menit, jika
belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan tingkatkan
secara bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau setelah 2 jam
sesudah makan. awali aktivias fisik dengan pemanasan dan peregangan.
Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika sudah
terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan lebih rutin paling sedikit 30
menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat
tubuh lainnya (Proverawati & Rahmawati, 2012).
3.5 Memberantas jentik nyamuk
Memberantas jentik nyamuk adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat
penampungan air di sekolah (bak di jamban, kolam, vas bunga, dan lain-lain)
menggunakan senter untuk melihat apakah terdapat jentik nyamuk. Bila ya,
maka jentik nyamuk tersebut harus dibunuh. Hal ini perlu dilakukan agar
sekolah menjadi bebas nyamuk, sehingga sekolah dan masyarakat sekitar
terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria, demam
berdarah, kaki gajah, dan lain-lain) (Hartono, 2011).

Universitas Sumatera Utara

14

Proverawati & Rahmawati (2012), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga,
katakan kulkas dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot
kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dan lain-lain di lakukan
secara teratur sekali dalam seminggu.
Gerakan 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) , yaitu:
1.

Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
madi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.

2.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan.

3.

Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (botol bekas/gelas aqua, plastik kresek dan lainlain).

Plush menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
1.

Menggunakan kelambu ketika tidur.

2.

Memakai obat yang mencegah gigitan nyamuk.

3.

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar

4.

Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai

Universitas Sumatera Utara

15

5.

Memperbaiki saluran talang air yang rusak

6.

Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat
yang sulit di kuras.

7.

Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang atau ikan nila.

8.

Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender,
rosemerry dan lain-lain.

3.6 Tidak merokok di sekolah
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dibakar
dan dihisap akan keluar sekitar 4.000 jenis bahan kimia berbahaya.
Diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon
Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta
aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru dan menimbulkan kanker.
Sedangkan CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
ogsigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Merokok, apalagi di dalam ruangan,
akan mencemari udara, sehingga orang-orang yang tidak merokok pun (disebut
perokok pasif) ikut menghirup bahan kimia berbahaya yang ada dalam asap
rokok (Hartono, 2011).
Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), merokok baik secara aktif
maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti:
1.

Gangguan pada mata, seperti katarak.

2.

Menyebabkan kerontokan rambut

3.

Kehilangan pendengaran lebih awal di banding bukan perokok.

Universitas Sumatera Utara

16

4.

Menyebabkan paru-paru kronis.

5.

Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

6.

Menyebabkan stroke dan serangan jantung.

7.

Tulang lebih mudah patah.

8.

Menyebabkan kanker kulit.

9.

Menyebabkan kemandulan dan impotensi

10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah,
khususnya di negara-negara berkembang. keadaan ini merupakan tantangan
berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi
kesehatan dunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade
2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70%
diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.
3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Hartono (2011), alasan perlunya menimbang berat berat badan dan
mengukur tinggi badan secara berkala, yakni untuk memantau perkembangan
berat bdan dan tinggi badan sehingga dapat diketahui apakah dalam keadaan
normal atau telah terjadi gizi kurang atau gizi lebih. Hal ini bermanfaat untuk
mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan atau kelainan akibat gizi kurang
atau gizi lebih, yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar.
Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi
masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang
masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi

Universitas Sumatera Utara

17

positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain , berat badan yang
rendah dapat di sebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang
menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut) (Promosi
Kesehatan RI, 2013)
Melakukan intervensi dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan
koreksi untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada anak.
Sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah
satu dari perilaku hidup bersih dan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012).
3.8 Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan
hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik,
kain bekas, karet dan lain-lain (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sampah
adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk
(organik) dan tidak membusuk (anorganik). Sampah harus dikelola dengan
baik

dan

benar,

karena

bila

tidak

akan

dapat

menjadi

tempat

perkembangbiakan bibit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang
yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti
misal lalat, keceoa, tikus, dan anjing. Sampah yang tidak di kelola dengan baik
dan benar dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan
sampah antara lain: demam berdarah, dysentri, thypus dan lain-lain
(Maryunani, 2013).
Maryunani (2013), terdapat dau cara pembungan sampah, yaitu dahulu dan
sekarang.

Universitas Sumatera Utara

18

1.

Cara pembungan sampah dahulu
Untuk pedesaan, pada umumnya dampah biasanya di tangani dengan

beberapa cara, yaitu dengan di bakar, di buang ke lubang galian, di buat
kompos.
2.

Cara pembungan sampah sekarang
Dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, sekarang

ini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal
dengan istilah pendekatan 3R (reduce, reuse dan recycle) yang di jelaskan
sebagai berikut:
a.

Reduce
Reduce adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi

volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan
pencegahan. Misalnya, bila membeli sayuran pilihlah sayuran yang sedikit
mungkin di buang.
b.

Reuse
Reuse yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada,

untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama. Misalnya, botol syrup
digunakan kembali untuk botol syrup, atau untuk botol kecap.
c.

Recycle
Recycle atau daur ulang adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan

fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atu produk yang lain.
Misalnya, sampah organik di olah menjadi kompos, besi bekas di olah kembali
menjadi barang-barang seni dari besi dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

19

4. Anak Usia Sekolah
4.1 Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial
(Yusuf, 2012).
4.2 Peranan Sekolah
Hurlock (1986) dalam Yusuf (2012), mengemukakan bahwa sekolah
merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik
dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berprilaku. Sekolah berperan
sebagai substitusi keluarga, dan guru substitusi orang tua. Sedangkan menurut
Havighurst (1961) dalam Yusuf (2012), menyatakan bahwa sekolah
mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa
mencapai tugas perkembangannya.
4.3 Anak Masa Usia Sekolah Dasar
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi
keluarga. Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh muridmuridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat
bagi anak-anak atau murid (Ali, 2010).
Yusuf (2012), menyatakan bahwa masa usia sekolah sering juga sering
disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur

Universitas Sumatera Utara

20

berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar
dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun
pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah
dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih
mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini di perinci
lagi menjadi dua fase, yaitu:
1.

Masa kelas-kelas rendah sekoolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai

umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain
sebagai berikut.
a.

Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi

(apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diproleh).
b.

Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.

c.

Adanya kecendrungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri).

d.

Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.

e.

Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap

tidak penting.
f.

Pada masa ini (terutama usia 6,0 - 8,0 tahun) anak menghendaki nilai

(angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas
diberi nilai baik atau tidak.
2.

Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai

umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah:

Universitas Sumatera Utara

21

a.

Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaanpekerjaan yang praktis.

b.

Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.

c.

Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor
ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus).

d.

Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orangorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugastugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.

e.

Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.

f.

Anak anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak
tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah
ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya

disebut poeral. Berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak
masa poeral dapat diringkas dalam dua hal, yaitu:
1.

Ditujukan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral
ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, si
jujur, si juara, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

22

2.

Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, untuk mencari teman
sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini
membutuhkan kelompok-kelompok sebaya, pada mereka dorongan
bersaing besar sekali, karena pada masa ini sering diberi ciri sebagai masa
"competitive socialization".
Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap otoritas

(kekuasaan), khususnya otoritas orang tua dan guru. Anak-anak poeral
menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru
karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan adanya pihak orang tua dan guru
serta pemegang otoritas orang dewasa lain.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Suku Dengan Pola Hidup Sehat dan Infeksi Soil-Transmitted Helminth pada Anak Usia Sekolah Dasar di Medan Labuhan

0 82 76

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

9 54 90

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 1 12

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 2

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 6

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 2

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 32