Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Judul : Pelakasanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru
Nama peneliti : Mukhlizar Ridha
Nim : 111101024
Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan guru kelas atau pihak sekolah agar memberikan izin kepada adik-adik kelas 3, 4 dan kelas 5 dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai dengan fakta atau kenyataan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban adik-adik, informasi yang adik-adik berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian. Jika ibu/bapak guru memberikan izin, silahkan menanda tangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti bahwa adik-adik diberikan izin untuk menjadi responden pada penelitian ini. Terima kasih atas perhatiannya.
Medan, Juni 2015
Peneliti --- (Mukhlizar Ridha)
(2)
46
FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin : (P) / (L)
Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup, dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Mukhlizar Ridha
NIM : 111101024
Judul : Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru
Saya sebagai guru atau wali murid memberikan izin kepada siswa/siswi untuk mengisi kuesioner sesuai dengan keyakinan para siswa/siswi untuk membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada unsur paksaan dari pihak mana pun.
Medan, Juni 2015
Mengetahui
--- (Guru/ Wali Murid)
(3)
Lampiran 2 KUESIONER PERILKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
ANAK SEKOLAH DASAR
Petunjuk Pengisian:
a. Adik-adik diharapkan bersedia menjawab pertanyaan yang ada
b. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan.
c. Bila ada yang tidak dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
A. Data Demografi
1.Kode responden /Inisial :
2.Umur : ...tahun
3.Kelas :
4.Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
B. Kuesioner Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Sekolah Dasar
Petunjuk pengisian :
• Berilah tanda checklist ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami, responden bebas memilih salah satu dari 3 pilihan yang ada.
Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat :
(4)
48
1. Saya mencuci tangan dengan menggunakan? Sabun
Hanya menggunakan air saja Shampoo
2. Air yang saya gunakan dalam mencuci tangan adalah? Air yang mengalir
Air yang tidak mengalir (air dalam bak mandi) Menggunakan air mineral atau air minuman 3. Saya terbiasa memakan makanan?
Makanan yang disajikan terbuka (seperti goreng-gorengan, sosis dll) Makanan yang terbungkus (cemilan)
Mekanan makanan yang terbungkus dan terbuka 4. Saya biasa buang air kecil (BAK) di?
Di jamban (WC) Di sungai
Di sembarangan tempat 5. Saya biasa buang air besar (BAB) di?
Di jamban (WC) Di sungai
(5)
6. Setelah buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) saya selalu? Menyiram kloset sampai bersih
Menyiram dengan satu kali siraman Tidak menyiram sama sekali
7. Saya biasa berolahraga?
Secara teratur (1x atau 2x seminggu) Berolahraga kadang-kadang saja
Tidak berolahraga sama sekali dalam 1 minggu 8. Saat ada senam disekolah saya selalu?
Semangat mengikuti senam Asal ikut senam saja Tidak mau ikut senam 9. Saat saya di rumah saya terbiasa?
Tidur siang setelah pulang sekolah Tidak ada tidur siang
Tidur kalau mengantuk saja 10. Dalam membuang sampah saya selalu?
Membuang sampah di tempat sampah/tempat khusus sampah Membuang sampah disembarang tempat
(6)
50
11. Makanan yang saya makan di sekolah adalah? Memakan makanan yang dibawa dari rumah Makanan yang diberi teman
Makanan yang dibeli dari luar sekolah 12. Saya menimbang berat badan saya kalau?
Kalau menemukan alat timbangan
Saya rutin menimbang berat badan 1 x sebulan Tidak pernah menimbang berat badan
13. Saat saya akan makan nasi saya selalu? Mencuci tangan sebelum makan Mencuci tangan kadang-kadang saja Tidak mencuci tangan
14. Ketika saya keluar dari toilet atau kamar mandi saya terbiasa untuk? Menutup rapat pintu kamar mandi
Membiarkan pintu terbuka Menutup pintu tetapi tidak rapat 15 Minuman yang saya minum adalah?
Minuman yang berwarna Air mineral atau air masak Air mentah tanpa dimasak
(7)
Lampiran 3 JADWAL TENTATIF PENELITIAN
No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Menyusun Bab
I
3 Menyusun Bab
II
4 Menyususn
Bab III 5 Menyusun Bab IV 6
Menyerahkan Proposal Penelitian 7 Ujian Sidang
Proposal 8 Revisi Proposal Penelitian 9 Uji Validitas &
Relibilitas 10 Pengumpulan
& Analisa Data 11 Pengajuan
Sidang Skripsi 12 Ujian Sidang
Skripsi 13 Revisi Skripsi
14 Mengumpulka
(8)
(9)
(10)
54
(11)
(12)
56
(13)
(14)
58
(15)
(16)
(17)
(18)
62
(19)
(20)
Lampiran 11 Master Data Penelitian
Kode responden Umur Kelas jenis kelamin P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 total Kategori
1 11 5 1 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 1 2 32 PHBS CUKUP
2 9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 PHBS BAIK
3 9 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 42 PHBS BAIK
4 11 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 PHBS BAIK
5 11 5 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 42 PHBS BAIK
6 9 3 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 28 PHBS CUKUP
7 10 5 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 40 PHBS BAIK
8 9 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 40 PHBS BAIK
9 10 4 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 36 PHBS BAIK
10 11 5 1 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 35 PHBS CUKUP
11 9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 43 PHBS BAIK
12 9 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 41 PHBS BAIK
13 9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 43 PHBS BAIK
14 10 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 41 PHBS BAIK
15 9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 PHBS BAIK
16 9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 PHBS BAIK
17 9 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 42 PHBS BAIK
18 10 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 PHBS BAIK
19 9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 44 PHBS BAIK
20 10 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 PHBS BAIK
21 11 5 2 1 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 1 34 PHBS CUKUP
22 9 3 2 3 3 1 1 1 2 1 3 3 3 3 2 1 1 2 30 PHBS CUKUP
23 9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 3 40 PHBS BAIK
24 11 5 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 42 PHBS BAIK
(21)
26 9 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 PHBS BAIK
27 11 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 PHBS BAIK
28 10 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 42 PHBS BAIK
29 9 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 37 PHBS BAIK
30 10 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 42 PHBS BAIK
31 10 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 PHBS BAIK
32 11 5 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 1 2 36 PHBS BAIK
33 11 5 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 3 22 PHBS KURANG
34 9 4 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 41 PHBS BAIK
35 11 5 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 39 PHBS BAIK
36 10 4 1 3 2 1 3 3 2 1 2 3 1 3 1 1 1 1 28 PHBS CUKUP
37 10 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 43 PHBS BAIK
38 11 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 PHBS BAIK
39 9 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 41 PHBS BAIK
40 10 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 PHBS BAIK
41 11 5 1 3 2 1 3 3 3 1 2 2 3 2 1 3 2 2 33 PHBS CUKUP
42 10 4 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 41 PHBS BAIK
43 10 4 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 39 PHBS BAIK
44 10 4 2 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 1 37 PHBS BAIK
45 10 4 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 42 PHBS BAIK
46 9 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 39 PHBS BAIK
47 9 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 42 PHBS BAIK
48 9 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 39 PHBS BAIK
49 9 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 40 PHBS BAIK
50 9 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 39 PHBS BAIK
51 11 5 1 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 2 1 3 1 3 34 PHBS CUKUP
52 11 5 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 PHBS BAIK
(22)
66
55 10 4 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 38 PHBS BAIK
56 11 5 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 3 35 PHBS CUKUP
57 11 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 44 PHBS BAIK
58 11 5 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 39 PHBS BAIK
59 11 5 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 1 2 1 2 1 3 31 PHBS CUKUP
60 11 5 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28 PHBS CUKUP
61 9 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 29 PHBS CUKUP
62 11 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 26 PHBS CUKUP
63 9 4 1 2 1 3 1 3 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 33 PHBS CUKUP
64 11 5 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41 PHBS BAIK
65 9 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 38 PHBS BAIK
66 9 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 41 PHBS BAIK
67 10 5 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 38 PHBS BAIK
68 9 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 1 3 2 1 3 3 3 37 PHBS BAIK
69 9 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 33 PHBS CUKUP
70 9 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 40 PHBS BAIK
71 10 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 43 PHBS BAIK
72 10 4 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 38 PHBS BAIK
73 10 4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 41 PHBS BAIK
74 10 4 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 42 PHBS BAIK
75 10 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 37 PHBS BAIK
76 10 4 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 40 PHBS BAIK
77 10 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 41 PHBS BAIK
78 10 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 PHBS BAIK
79 11 5 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 41 PHBS BAIK
80 11 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43 PHBS BAIK
81 11 5 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 40 PHBS BAIK
82 11 5 1 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 PHBS BAIK
(23)
84 11 5 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 38 PHBS BAIK
85 11 5 1 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 38 PHBS BAIK
86 11 5 1 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 40 PHBS BAIK
87 11 5 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 40 PHBS BAIK
88 11 5 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 40 PHBS BAIK
89 11 5 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 3 37 PHBS BAIK
(24)
Lampiran 12
Uji Reliabilitas Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items ,717 15
(25)
Lampiran 13 Data Demografi
Statistics
Umur kelas jenis kelamin
N Valid 90 90 90
Missing 0 0 0
Mean 10,06 4,09 1,49
Median 10,00 4,00 1,00 Std. Deviation ,839 ,830 ,503
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 9 29 32,2 32,2 32,2
10 27 30,0 30,0 62,2 11 34 37,8 37,8 100,0 Total 90 100,0 100,0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 3 27 30,0 30,0 30,0
4 28 31,1 31,1 61,1
5 35 38,9 38,9 100,0 Total 90 100,0 100,0
Kenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 1 46 51,1 51,1 51,1
2 44 48,9 48,9 100,0 Total 90 100,0 100,0
(26)
70
Hasil Penelitian
Statistics
PHBS Variabel phbs 1 VARIABEL 1
N Valid 90 90 90
Missing 0 0 0
Mean 38,9667 2,8000 Median 40,0000 3,0000 Mode 41,00 3,00 Std. Deviation 4,73441 ,42927
VARIABEL
Kategori PHBS Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid BAIK 73 81,1 81,1 81,1
CUKUP 16 17,8 17,8 98,9
KURANG 1 1,1 1,1 100,0
(27)
Lampiran 14 Data per item
Cuci tangan pakai sabun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid cukup 10 11,0 11,1 11,1
baik 80 87,9 88,9 100,0 Total 90 98,9 100,0
Missing System 1 1,1 Total 91 100,0
Memakan jajanan sehat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid cukup 20 22,0 22,2 22,2
baik 70 76,9 77,8 100,0 Total 90 98,9 100,0
Missing System 1 1,1 Total 91 100,0
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid kurang 1 1,1 1,1 1,1
cukup 7 7,7 7,8 8,9
baik 82 90,1 91,1 100,0 Total 90 98,9 100,0
Statistics Cuci tangan pakai sabun Memakan jajanan sehat Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Olahraga yang teratur dan terukur Menimbang berat badan TB Buang sampah pada tempatnya
N Valid 90 90 90 90 90 90
Missing 1 1 1 1 1 1
Mean 2,89 2,78 2,90 2,78 2,20 2,66
Median 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 Std. Deviation ,316 ,418 ,337 ,418 ,565 ,752
(28)
72
Missing System 1 1,1 Total 91 100,0
Olahraga yang teratur dan terukur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid cukup 20 22,0 22,2 22,2
baik 70 76,9 77,8 100,0 Total 90 98,9 100,0
Missing System 1 1,1 Total 91 100,0
Menimbang berat badan dan tinggi badan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid kurang 7 7,7 7,8 7,8
cukup 58 63,7 64,4 72,2 baik 25 27,5 27,8 100,0 Total 90 98,9 100,0
Missing System 1 1,1 Total 91 100,0
Buang sampah pada tempatnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid kurang 15 16,5 16,7 16,7
cukup 1 1,1 1,1 17,8
baik 74 81,3 82,2 100,0 Total 90 98,9 100,0
Missing System 1 1,1 Total 91 100,0
(29)
Data Berdasarkan Data Demografi
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent hasil * umur 90 100,0% 0 0,0% 90 100,0% hasil * kelas 90 100,0% 0 0,0% 90 100,0% hasil * jenis kelamin 90 100,0% 0 0,0% 90 100,0%
hasil * umur Count
Umur
Total
9 10 11
hasil kurang 0 0 1 1
cukup 5 1 10 16
baik 24 26 23 73
Total 29 27 34 90
hasil * kelas Count
Kelas
Total
3 4 5
hasil kurang 0 0 1 1
cukup 4 2 10 16
baik 23 26 24 73
Total 27 28 35 90
hasil * jenis kelamin Count jenis kelamin
Total laki-laki perempuan
hasil kurang 1 0 1
cukup 11 5 16
baik 34 39 73
(30)
74
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
Nama : Mukhlizar Ridha
Tempat/Tanggal lahir : Kuta Panjang/08 Maret 1993
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr. Mansur. Gg. Spirok. 2AG
Pendidikan : 1. SD Negeri Gayo Lues Tahun 1999-2004
2. SD Negeri Kuta Batu Pasir Tahun 2004-2005
3. MTSs Raudhatul Islam Tahun 2005-2008
(31)
Lampiran 16 TAKSASI DANA
1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal
- Kertas dan tinta print Rp 100.000
- Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000
- Perbanyak proposal dan Penjilidan Rp 50.000
- Konsumsi saat sidang proposal Rp100.000
2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
- Penggandaan Kuesioner Rp 50.000
-Transportasi Rp 250.000
- souvenir Rp 410.000
3. Persiapan Skripsi
- Kertas dan tinta print Rp 150.000
- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000
- CD Rp 10.000
- Konsumsi saat sidang skripsi Rp 100.000
4. Biaya tak terduga Rp 100.000
(32)
76
(33)
Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta: TIM
Amalia, I. (2009). Hubungan Antara Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Pedagang Hidangan Istimewa Kampung (HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. Skripsi http://eprints.ums.ac.id di unduh 3 Mei 2015
Erlina. (2011). Metodologi Penelitian. Medan: USU Press
Hartono, B. (2011). Promosi Kesehatan; Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Isgiyanto, A. (2009). Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Non Eksperimental. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Janis C. O. dkk (2014). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 30 Manado. Jurnal http://fkm.unsrat.ac.id di unduh 27 September 2014
Kementerian kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR : 2269/MENKES/PER/XI/2011Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Khumayra, Z, H. & Sulisno. (2012) Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara Santri Putra dan Santri Putri. Jurnal http://download.portalgaruda.org di akses pada tanggal 3 Mei 2015
(34)
44
Lestari, A, Y. dkk. (2010). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Sekolah dengan Motivasi Belajar di SD Negeri Pondok Cina 05 Depok. Skripsi http;//lib.ui.ac.id di akses pada tanggal 20 Maret 2015
Luthvianti, N. dkk. (2011). Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar (Studi di Sekolah Dasar Desa Rambipuji). Skripsi http://repository.unej.ac.id di akses pada tanggal 20 Maret 2015
Maryunani, A. (2013). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jakarta: TIM Mubarak, W. I. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Nasution, S, K. (2004). Meningkatkan Status Kesehatan Melalui Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat. Jurnal http://repository.usu.ac.id di akses pada tanggal 21 April 2015
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed 3. Jakarta: Salemba Medika
Proverawati, E. Rahmawati. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). yogyakarta: Nuha Medika
Saryono & Angraini. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Nuha Medika
Sitinjak, L. H. (2011). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare di Desa Pardade Onan Kecamatan Balige 2011. Skripsi. http://repository.usu.ac.id di unduh 27 September 2014
Wowor, S. dkk. (2013). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah pada Siswa Sekolah Dasar Gmim Lemoh. Jurnal http://fkm.unsrat.ac.id di akses pada tanggal 21 Juni 2015
Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Rosda Zaviera. F. (2008). Mengenal dan Memahami Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:
Kata Hati
Zuraidah & Elviani, Y. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Mencuci Tangan dengan Benar pada Siswa Kelas V Sdit An-Nida’ Kota Lubuklinggau. Jurnal http://Poltekkespalembang.Ac.Id di akses pada tanggal 21 April 2015
(35)
KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar. Menurut Peraturan Menkes RI Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 bahwa di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain) sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS. Maryunani (2013), menyatakan ada 8 indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah atau kegiatan anak sekolah itu sendiri dalam menerapkan PHBS di lingkungannya. peneliti mengambil 6 indikator penting yang terkait dengan PHBS pada anak di tingkat sekolah dasar.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
6 Indikator PHBS di Sekolah 1. Mencuci tangan dengan air yang
megalir dan menggunakan sabun 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap bulan
Baik Cukup Kurang
(36)
24
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep diatas menunjukan bahwa PHBS mempunyai 6 indikator yang dipakai sebagai ukuran dalam menilai pelaksanaan PHBS ataupun penerapannya di lingkungan pada anak sekolah dasar apakah baik, cukup atau kurang.
2. Definisi Operasional 3.1 Tabel Definisi
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur 1. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar
PHBS adalah sekumpulan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh anak sekolah dasar dalam kegiatan sehari-hari, sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan anak sekolah mampu menolong dirinya sendiri dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
Kuesioner yang berbentuk Skala Multiple Choice Multiple Response berisi 15 pernyataan Dengan 3
Baik (36-45) Cukup (26-35) Kurang (15-25) Ordinal
(37)
mewujudkan lingkungan yang sehat tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat.
Meliputi 6 indikator PHBS, yaitu:
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Menimbang berat
badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
6. Membuang sampah
pada tempatnya
pilihan jawaban.
(38)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar.
2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi
Dalam penelitian ini populasinya mencakup siswa dan siswi kelas 3, 4 sampai kelas 5 yang terdiri dari 2 sekolah yaitu SD Negeri 060895 dan SD Negeri 060892 yang ada di kelurahan padang bulan. Berdasarkan data dari dinas pendidikan kota medan terdapat 5 sekolah dasar yang terdiri dari 4 SD Negeri dan 1 SD Swasta.
2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian populasi dari kelas 3, 4 dan 5 yang terdiri dari 2 sekolah dasar yaitu SDN 060895, dan SDN 060892. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling atau pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Untuk menentukan besar sampel penulis menggunakan rumus Slovin dalam Nursalam (2013), sebagai berikut:
n =
N 1 + N (d)2
(39)
Keterangan :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Derajat kepercayaan
n =
n = 89,92 Dibulatkan menjadi 90 siswa.
Maka jumlah sampel yang didapat sebanyak 90 responden.
Berdasarkan perhitungan diperoleh n = 90 orang, dengan demikian jumlah sampel yang diperoleh minimal sebanyak 90 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini dengan cara Proportional Random Sampling yaitu dengan mengalokasikan jumlah sampel berdasarkan kelas di 2 sekolah di secara proporsional dengan rumus :
Keterangan :
ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya
= ×
116 1 + 116 (0,05)2
(40)
28
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh distribusi jumlah sampel yang dibutuhkan menurut kelas di 2 sekolah dapat dilihat pada tabel.
No Nama Sekolah SDN 060895
Populasi (N)
= × Jumlah Sampel
1.
Kelas III
28 28
116× 90
22
2.
Kelas IV
25 25
116× 90
19
3.
Kelas V
27 27
116× 90
21
Jumlah 80 62
No Nama Sekolah SDN 060892
Populasi (N)
= × Jumlah Sampel
1 Kelas III 6 6
116 × 90
5
2 Kelas IV 12 12
116 × 90
9
3 Kelas V 18 18
116 × 90
14
Jumlah 36 28
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di lingkungan sekolah dasar yang berada di kelurahan padang bulan yang terdiri dari 2 sekolah yaitu SDN 060895 dan SDN 060892. Adapun lokasi ini dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa lokasi ini berada di kawasan yang mudah di jangkau oleh peneliti, Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2015.
(41)
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari dinas pendidikan kota medan. Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada guru kelas atau pihak sekolah sebagai wali dari calon responden. Informed consent diberikan kepada guru kelas atau pihak sekolah, apabila pihak sekolah sudah setuju atau memberikan izin maka peneliti akan menanyakan kembali ke calon responden. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan mengisi kuesioner. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden baik faktor fisik maupum psikis. Kerahasiaan catatan data responden dijaga dan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanyadigunakan untuk kepentingan penelitian.
5. Instrumen Penelitian 1.1 Kuesioner Penelitian
Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah data demografi meliputi nama (inisial), umur, kelas, jenis kelamin. Bagian kedua memperlihatkan bagaimana pelakasanaan Perilaku
(42)
30
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Sekolah Dasar. Kuesioner PHBS ini terdiri dari 30 pernyataan yang mencakup 6 indikator PHBS di tatanan sekolah yang terdiri dari 15 pertanyaan. Kuesioner PHBS pada anak sekolah dasar ini menggunakan skala Multiple choice dengan 3 alternatif jawaban. Bobot nilai yang diberikan berbeda-beda yaitu 1, 2 dan 3. Hasil pengukuran dari kuesioner pelaksanaan PHBS ini adalah Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) anak sekolah dasar baik, cukup, dan kurang. Pelaksanaan PHBS dikategorikan baik dengan rentang skor (36-45), cukup (26-35), dan kurang (15-25).
1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas instrumen, maka telah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity), yaitu dengan memberikan instrumen kepada pakar atau dosen yang menguasai topik yang akan diteliti. Uji Validitas instrumen penelitian telah ini diuji oleh ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep. dosen keperawatan fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji validitas ini berupa untuk memperbaiki kata-kata instrumen agar singkat dan mengubah pernyataan instrumen menjadi lebih mudah dimengerti.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat ukur untuk mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Uji
(43)
reabilitas telah dilakukan pada 30 responden yang berasal dari sekolah dasar swasta Pembangun didikan Islam yaitu yang memiliki kemiripan karakteristik dengan sampel yang akan diteliti diluar lokasi populasi yang akan diteliti. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70. Uji reliabilitas yang telah dilakukan di SD Swasta Pembangun Didikan Islam diperoleh hasil 0,717. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan relib.
6. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah seminar proposal penelitian dan mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan dan Dinas Pendidikan kota Medan, peneliti selanjutnya akan membawa surat izin penelitian ke Sekolah Dasar yang ada di kelurahan Padang Bulan . Setelah di berikan persetujuan oleh pihak sekolah, peneliti selanjutnya akan melakukan pengumpulan data penelitian. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden, untuk informed consent akan di serahkan kepada pihak sekolah atau wali kelas yang bertanggung jawab dalam memberikan izin terhadap responden. Setelah menandatangani informed consent, peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden yang akan diisi sendiri oleh responden.
(44)
32
7. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing, yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah disisi. Tahap kedua coding, yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data kedalam computer (entry). Setelah itu melakukan tabulating data dengan memasukkan data ke dalam bentuk distribusi frekuensi.
7.1 Analisis Univariat
Pada analisis ini, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik (Suryono, 2013). Pada analisis ini akan diketahui distribusi frekuensi mengenai karakteristik responden yang meliputi kode responden/inisial umur dan kelas, untuk menganalisa variabel PHBS dianalisis dengan menggunakan skala ordinal dan ditampilkan dalam distribusi frekuensi.
(45)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
Dalam bab ini di uraikan hasil penelitian mengenai deskriptif pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Juni 2015.
1.1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini responden pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar berjumlah 90 orang yang didapat dari 2 sekolah dasar. Adapun karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup usia siswa/siswi, kelas dan jenis kelamin.
Data yang di perolah menunjukkan bahwa usia respoden yang terbanyak adalah yang berusia 11 tahun yaitu berjumlah 34 orang (37,8%) dan yang paling sedikit yaitu usia 10 tahun yaitu 27 orang (30,0%). Berdasarkan kelas, responden terbanyak berasal dari kelas 5 yaitu berjumlah 35 orang (38,9%) dan responden yang paling sedikkit berasal dari kelas 3 yang berjumlah 27 orang (30,0%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin laki-laki menjadi responden yang terbanyak yaitu berjumlah 46 orang (51,1%) dan perempuan berjumlah 44 orang (48,9%).
(46)
34
5.1. Tabel Karakteristik responden berdasarkan data demografi pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
Karakteristik responden Frekuensi (n) Persentase (%)
Umur
9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun Kelas 3 SD 4 SD 5 SD Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 29 27 34 27 28 35 46 44 32,2 30,0 37,8 30,0 31,1 38,9 51,1 48,9
1.2. Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru diperoleh hasil untukkategori baik yaitu berjumlah 73 orang (18,1%), kategori cukup berjumlah 16 orang (17,8%) dan kurang berjumlah 1 orang (1,1%), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
(47)
5.2 Tabel Kategori Ferekuensi pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Pelaksanaan PHBS Baik Cukup Kurang 73 16 1 81,1 17,8 1,1
5.3 Tabel Distribusi Frekuensi dan Persentase pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
Pelaksanaan cuci tangan Baik Cukup Kurang 80 10 0 88,9 11,1 0 Mengkonsumsi jajanan
sehat Baik Cukup Kurang 70 17 3 77,8 18,9 3,3 Menggunakan jamban
yang bersih dan sehat Baik Cukup Kurang 77 10 3 85.6 11,1 3,3 Olahraga yang teratur dan
terukur Baik Cukup Kurang 70 18 2 77,8 20,0 2,2 Menimbang berat badan
dan tinggi badan setiap bulan Baik Cukup Kurang 25 58 7 27,8 64,4 7,8
(48)
36
Membuang sampah pada tempatnya Baik Cukup Kurang 74 1 15 82,2 1,1 16,7 2. Pembahasan
Dalam pembahasan ini, penelitian menunjukkan bagaimana gambaran tentang pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru.
2.1 Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru pada 2 SD Negeri menunjukkan hasil kategori baik yaitu sebesar 73 orang (81,1%). Sementara pelaksanaan PHBS cukup berjumlah 16 orang (17,8%) Sedangkan 1 orang (1,1%).
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebanyak 73 responden (81,1%) pada umumnya memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tergolong baik. Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku itu terbentuk dari dalam diri seseorang dari dua faktor utama yaitu: stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut (faktor eksternal), dan respons merupakan faktor dari diri dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau setimulus adalah merupakan faktor lingkungan, bsik lingkungan fisik, dan nonfisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
(49)
Sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang itu untuk merespons stimulus dari luar, adala: perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2010) antara lain faktor predisposisi(Predisposing Factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Mubarak (2007) menjelaskan bahwa sebuah perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih berjalan baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan untuk berbuat. Salah satu wujud dari perilaku adalah pengetahuan.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil pelaksanaan PHBS baik yaitu sebesar 73 orang (81,1%) menunjukkan PHBS yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Wowor dkk (2013) yang dilakukan di Sekolah Dasar Gmim Lemoh diperoleh hasil bahwa PHBS di tempat itu termasuk kategori baik (78,6%). Hal ini berlawanan dengan hasil analisis data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa secara nasional kualitas kesehatan dan perilaku sehat anak usia pada sekolah dasar (10–14 tahun) masih kurang memenuhi target yang diharapkan, masih ada 32% BAB (Buang Air Besar) bukan di jamban dan hanya 17,2% mencuci tangan dengan benar (Kemenkes, 2008).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah terdiri dari 8 indikator, namun peneliti mengambil 6 indikator, yang terdiri dari mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
(50)
38
sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya.
Adapun indikator dengan hasil yang terbaik dalam penelitian ini yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 80 reponden (87,9%) memiliki pelaksanaan mencuci tangan yang baik dan dengan hasil cukup berjumlah 10 orang (11,1%) namun untuk kategori kurang berjumlah 0. Menurut Riskesdas (2013) yang dimaksud dengan Indikator mencuci tangan dengan benar yaitu mencakup mencuci tangan air bersih dan sabun saat sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, setelah menggunakan pestisida (bila menggunakan), setelah menceboki bayi dan sebelum menyusui bayi (bila sedang menyusui).
Prevalensi nasional Berperilaku Benar Dalam Cuci Tangan adalah 23,2%. Sebanyak 15 provinsi mempunyai prevalensi Berperilaku Benar Dalam Cuci Tangan dibawah prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat (Riskesdas, 2007). Berdasarkan penelitian riskesdas (2007) semakin tinggi pendidikan, perilaku baik dalam BAB dan cuci tangan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Amalia (2009) yang diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara pendidikan dan
(51)
PHBS (p= 0,003) Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat seseorang. Dari segi pekerjaan, petani/buruh/ nelayan memiliki persentase perilaku baik BAB dan cuci tangan terendah (56,1% dan 18,6%). Penduduk perkotaan berperilaku baik lebih tinggi dari perdesaan. Sedangkan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga semakin tinggi persentase perilaku baik dalam BAB dan cuci tangan (Kemenkes, 2007).
Perilaku cuci tangan yang baik menunjukkan pengetahuan yang baik hal ini sejalan dengan penelitian Zuraidah dan Elviani (2013) yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mencuci tangan dengan benar dengan hasil uji statistik Fisher's Exact Test dengan ρvalue = 0,029 (α ≤ 0,05). Sependapat dengan penelitian yang dilakukan Luthviatin dkk (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan siswa SD tentang PHBS dengan tindakan PHBS pada siswa SD dengan nilai ρvalue sebesar 0.012.
Pembinaan PHBS diperlukan untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di sekolah, agar anak dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelengaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu anak usia sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).
(52)
40
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya (Nasution, 2004). Dengan pelaksanaan PHBS yang baik akan mendukung kegiatan belajar anak sekolah dan meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Lestari dkk (2010) dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan motivasi belajar pada siswa SD ρvalue = 0,000 (α= 0,05).
(53)
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru mengenai pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru maka ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperolah bahwa pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru termasuk kategori baik yaitu sebesar 73 orang (81,1%) dari sampel.Adapun indikator dengan hasil yang terbaik dalam penelitian ini yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 80 reponden (87,9%) memiliki pelaksanaan mencuci tangan yang baik dan dengan hasil cukup berjumlah 10 orang (11,1%) namun untuk kategori kurang berjumlah 0.
2. Saran
2.1 Praktek Keperawatan
Dalam praktek keperawatan diharapkan kepada petugas kesehatan terutama perawat komunitas untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan akan penyuluhan di sekolah-sekolah yang berkaitan dengan PHBS sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak sekolah.
(54)
42
2.2 Pendidikan Keperawatan
Dalam institusi pendidikan keperawatan diharapkan untuk mempersiapkan mahasiswa keperawatan dengan melibatkan mahasiswa dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas masyarakat baik ditingkat anak-anak, dewasa dan lansia.
2.3 Penelitian Keperawatan
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terkait dengan PHBS untuk melakukan pengambilan data dengan responden yang lebih banyak.
(55)
TINJAUAN PUSTAKA 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1.1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011). Hal ini sejalan dengan Proverawati dan Rahmawati (2012), Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga seluruh kesehatan keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesedaran sehingga anggota keluarga keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendir i di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat merupakan pengertian lain dari PHBS.
1.2 Tatanan PHBS
Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, berkerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain (Maryunani, 2013). Tatanan PHBS mencakup semua perilaku yang dipraktikkan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku tersebut harus diperaktikkan dimana pun seseorang berada, di rumah tangga, di
(56)
8
institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes, 2011). 1.3 Indikator PHBS
Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecendrungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator di perlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang di harapkan (Maryunani, 2013).
2. PHBS di Tatanan Sekolah 2.1 PHBS di Sekolah
Pengertian PHBS di tatanan institusi pendidikan tertuang dalam Peraturan Menkes RI Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 bahwa di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain) sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunkan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat Adaptif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang diperaktikan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
(57)
sebagi hasil pembelajaran, sehingga secara msndiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012).
2.2 Manfaat PHBS di Sekolah
Maryunani (2013), ada beberapa manfaat pembinaan PHBS di sekolah, yaitu:
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat ingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.
4. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. 5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
3. Indikator PHBS di Sekolah
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah, antara lain:
3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan.
(58)
10
Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun (Proverawati & Rahmawati, 2012). Maryunani (2013), air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan yaitu pada saat setiap kali tangan kita kotor (setelah: memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi, sebelum menyuapi anak, setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian dan sehabis bermain/memberi makan atau memegang hewan peliharaan.
3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat di kontrol oleh pihak sekolah dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan infeksi kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, tranmisi telur cacing dapat juga melaui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan
(59)
yang tidak dikemas dan tidak di tutup rapat. Telur cacing yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanah/selokan, sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebu, terutama pada jajanan yang tidak tertutup (Proverawati & Rahmawati, 2012).
Hartono (2011), tidak jajan di sembarang tempat, melainkan dikantin sekolah, dalam hal ini di sampaikan alasan-alasan sebagai berikut.
a. Makanan dan minuman yang dijual dikantin sekolah cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya, serta terlindung dari jamahan serangga dan tikus.
b. Di kantin tersedia air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan minum.
c. Di kantin tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor.
d. Kantin mendapat pengawasan secara teratur dari guru, murid, dan komite sekolah.
3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Proverawati dan Rahmawati (2012), jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis-jenis jamban yang digunakan:
(60)
12
1. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau. 2. Jamban tangki septik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan serapan.
Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulait dan keracunan (Proverawati & Rahmawati, 2012).
Faktor resiko lain,perilaku anak BAB tidak di jambanatau di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi dengan telur cacing (Proverawati & Rahmawati, 2012).
3.4 Olahraga yang teratur dan terukur
Olahraga adalah serangkaian gerak gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan
(61)
meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup) (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sedangkan Proverawati dan Rahmawati (2012), gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tidak mampu bergarak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kulaitas hidup. Oleh karena itu bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.
Aktivitas fisik dilakukan secara bertahap, hingga mencapai 30 menit, jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan tingkatkan secara bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau setelah 2 jam sesudah makan. awali aktivias fisik dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan lebih rutin paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya (Proverawati & Rahmawati, 2012).
3.5 Memberantas jentik nyamuk
Memberantas jentik nyamuk adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penampungan air di sekolah (bak di jamban, kolam, vas bunga, dan lain-lain) menggunakan senter untuk melihat apakah terdapat jentik nyamuk. Bila ya, maka jentik nyamuk tersebut harus dibunuh. Hal ini perlu dilakukan agar sekolah menjadi bebas nyamuk, sehingga sekolah dan masyarakat sekitar terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria, demam berdarah, kaki gajah, dan lain-lain) (Hartono, 2011).
(62)
14
Proverawati & Rahmawati (2012), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, katakan kulkas dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dan lain-lain di lakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
Gerakan 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) , yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak madi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (botol bekas/gelas aqua, plastik kresek dan lain-lain).
Plush menghindari gigitan nyamuk, yaitu: 1. Menggunakan kelambu ketika tidur.
2. Memakai obat yang mencegah gigitan nyamuk.
3. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar 4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
(63)
5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak
6. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit di kuras.
7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang atau ikan nila.
8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender, rosemerry dan lain-lain.
3.6 Tidak merokok di sekolah
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dibakar dan dihisap akan keluar sekitar 4.000 jenis bahan kimia berbahaya. Diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru dan menimbulkan kanker. Sedangkan CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa ogsigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Merokok, apalagi di dalam ruangan, akan mencemari udara, sehingga orang-orang yang tidak merokok pun (disebut perokok pasif) ikut menghirup bahan kimia berbahaya yang ada dalam asap rokok (Hartono, 2011).
Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), merokok baik secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti:
1. Gangguan pada mata, seperti katarak. 2. Menyebabkan kerontokan rambut
(64)
16
4. Menyebabkan paru-paru kronis.
5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. 6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung.
7. Tulang lebih mudah patah. 8. Menyebabkan kanker kulit.
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi 10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.
3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Hartono (2011), alasan perlunya menimbang berat berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, yakni untuk memantau perkembangan berat bdan dan tinggi badan sehingga dapat diketahui apakah dalam keadaan normal atau telah terjadi gizi kurang atau gizi lebih. Hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan atau kelainan akibat gizi kurang atau gizi lebih, yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar.
Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi
(65)
positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain , berat badan yang rendah dapat di sebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut) (Promosi Kesehatan RI, 2013)
Melakukan intervensi dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah satu dari perilaku hidup bersih dan sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012). 3.8 Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet dan lain-lain (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk (organik) dan tidak membusuk (anorganik). Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, keceoa, tikus, dan anjing. Sampah yang tidak di kelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah antara lain: demam berdarah, dysentri, thypus dan lain-lain (Maryunani, 2013).
Maryunani (2013), terdapat dau cara pembungan sampah, yaitu dahulu dan sekarang.
(66)
18
1. Cara pembungan sampah dahulu
Untuk pedesaan, pada umumnya dampah biasanya di tangani dengan beberapa cara, yaitu dengan di bakar, di buang ke lubang galian, di buat kompos.
2. Cara pembungan sampah sekarang
Dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, sekarang ini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah pendekatan 3R (reduce, reuse dan recycle) yang di jelaskan sebagai berikut:
a. Reduce
Reduce adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misalnya, bila membeli sayuran pilihlah sayuran yang sedikit mungkin di buang.
b. Reuse
Reuse yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama. Misalnya, botol syrup digunakan kembali untuk botol syrup, atau untuk botol kecap.
c. Recycle
Recycle atau daur ulang adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atu produk yang lain. Misalnya, sampah organik di olah menjadi kompos, besi bekas di olah kembali menjadi barang-barang seni dari besi dan lain-lain.
(67)
4. Anak Usia Sekolah 4.1 Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial (Yusuf, 2012).
4.2 Peranan Sekolah
Hurlock (1986) dalam Yusuf (2012), mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru substitusi orang tua. Sedangkan menurut Havighurst (1961) dalam Yusuf (2012), menyatakan bahwa sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya.
4.3 Anak Masa Usia Sekolah Dasar
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat bagi anak-anak atau murid (Ali, 2010).
Yusuf (2012), menyatakan bahwa masa usia sekolah sering juga sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur
(68)
20
berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini di perinci lagi menjadi dua fase, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekoolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain sebagai berikut.
a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diproleh).
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. c. Adanya kecendrungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri). d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama usia 6,0 - 8,0 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah:
(69)
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus). d. Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
f. Anak anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut poeral. Berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral dapat diringkas dalam dua hal, yaitu:
1. Ditujukan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, si jujur, si juara, dan sebagainya.
(70)
22
2. Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya, pada mereka dorongan bersaing besar sekali, karena pada masa ini sering diberi ciri sebagai masa "competitive socialization".
Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap otoritas (kekuasaan), khususnya otoritas orang tua dan guru. Anak-anak poeral menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan adanya pihak orang tua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa lain.
(71)
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar perlu mendapat pengawasan kesehatan, karena pada tahap ini merupakan proses tumbuh kembang yang teratur. Anak pada usia ini pada 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah dengan melewati berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan terkena penyakit (Zaviera, 2008).
Masa usia sekolah dasar juga sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2012). Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak di kelola dengan baik. lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang penyakit (Maryunani, 2013).
Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refreksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan
(72)
2
kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia sekolah (Kemenkes RI, 2013).
Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk indonesia dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai change agent atau agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Peserta didik atau murid/siswa pada hakekatnya merupakan kelompok paling mudah dan cepat untuk menerima perubahan. Diharapkan dengan kelompok sasaran anak sekolah ini maka apabila sejak kecil terbiasa, budaya hidup bersih dan sehat akan terbawa sampai besar dan pada saat dewasa budaya tersebut tidak akan berubah lagi (Maryunani, 2013).
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan. Hal ini di sebabkan karena banyaknya data yang menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), misalnya diare, kecacingan dan anemia ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Dampak lainnya dari kurangnya pelaksanaan PHBS diantaranya yaitu suasana belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya semangat dan prestasi belajar dan mengajar di sekolah, menurunnya citra sekolah di masyarakat umum. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak (Maryunani, 2013). Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit (Kemenkes RI, 2012).
(73)
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa setiap tahun 100.000 meninggal akibat diare. Sementara data hasil survei morbiditas diare menunjukan pernurunan angka kesakitan penyakit diare yaitu dari 423 per 1.000 penduduk pada tahun 2006 turun menjadi 411 per 1.000 penduduk pada tahun 2010. Sedangkan jumlah penderita pada KLB diare pada tahun 2012 menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2011 dari 3.003 kasus menjadi 1.585 kasus pada tahun 2012. KLB diare terjadi di 15 provinsi dengan penderita terbanyak terjadi di sumatera selatan, sumatera barat dan sumatera utara masing-masing sebanyak 292,274 dan 241 penderita (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012).
Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan itu sendiri. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat,dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati, 2012).
Berdasarkan penelitian Sitinjak (2011), di peroleh hasil bahwa ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare yaitu bahwa sebagian variabel yang mempunyai hubungan dengan kejadian diare yaitu menggunakan air bersih (p=0,017), menggunakan air minum (p=0,018), menggunakan jamban (p=0,004), dan cuci tangan pakai sabun (p=0,000).
(74)
4
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu menggunakan air bersih, menggunakan air minum, menggunakan jamban, cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun 2011.
Berdasarkan observasi langsung peneliti di lokasi dan wawancara pada beberapa anak di lokasi penelitian SD Kelurahan Padang Bulan, dari hasil observasi peneliti melihat perilaku bermain antara anak pada sekolah dasar bahwa mereka sering bermain tanpa memperdulikan kebersihan, seperti sering bermain di lantai yang kotor seperti bermain kelereng dan lain-lain. Dengan permainan yang langsung bersentuhan dengan tanah atau lantai tentu anak akan dapat terkontaminasi dengan bakteri ataupun cacing tanah dan berisiko terserang penyakit. Terlebih lagi, ketika peneliti melakukan wawancara pada 5 siswa di salah satu lokasi penelitian, 3 dari 5 siswa mengatakan tidak mencuci tangan setelah melakukan permainan dengan teman-temannya.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari tidak sehat menjadi sehat dengan menciptakan lingkungan sehat di sekolah. Kesehatan lingkungan pada kawasan sekolah institusi pendidikan adalah upaya untuk
(75)
memberdayakan anggota lingkungan sekolah agar sadar, mau dan mampu melaksanakan kesehatan lingkungan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit serta berperan aktif dalam menggerakkan kesehatan lingkungan sekolah (Depkes, 2010).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian kepada anak Sekolah Dasar terkait dengan 8 indikator diatas guna melihat bagaimana pelaksanaan PHBS pada anak sekolah dasar yang berjudul "Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru".
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada bidang keperawatan, masyarakat, dan penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut :
(76)
6
4.1 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat khsususnya dalam praktek perawat komunitas dan pihak sekolah untuk terus menerapkan PHBS di sekolah dan meningkatkan kualitasnya.
4.2 Pelayanan Keperawatan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat komunitas, puskesmas maupun tenaga kesehatan lain bahwa perlunya penyuluhan kesehatan dan penerapan program UKS pada anak usia sekolah terkait dengan PHBS.
4.3 Penelitian Keperawatan
Hasil peneltian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi peneliti dan di harapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya terkait penelitian PHBS di sekolah.
(1)
vi Daftar isi
Halaman
Halaman judul ... i
Halaman orisinalitas ... ii
Lembar persetujuan ... iii
Kata pengantar ... iv
Daftar isi ... vi
Daftar skema ... viii
Daftar table ... ix
Abstrak ... x
Abstract ... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah ... 5
3. Tujuan Penelitian... 5
4. Manfaat Penelitian... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 7
1.1 Pengertian PHBS... 7
1.2 Tatanan PHBS ... 7
1.3 Indikator PHBS ... 8
2. PHBS di Tatanan Sekolah ... 8
2.1 PHBS di Sekolah ... 8
2.2 Manfaat PHBS di Sekolah ... 9
3. Indikator PHBS di Sekolah ... 9
3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun ... 9
3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah ... 10
3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat... 11
3.4 Olahraga yang teratur dan terukur... 12
3.5 Memberantas jentik nyamuk ... 13
3.6 Tidak merokok di sekolah ... 15
3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan ... 16
3.8 Membuang sampah pada tempatnya ... 17
4. Anak Usia Sekolah ... 19
4.1 Sekolah ... 19
4.2 Peranan Sekolah ... 19
4.3 Anak Masa Usia Sekolah Dasar ... 19
BAB 3. KERANGKA PENELITIAN ... 23
1. Kerangka Konsep ... 23
2. Definisi Operasional ... 24
BAB 4. METODE PENELITIAN ... 26
(2)
vii
2. Populasi dan Sampel ... 26
2.1 Populasi ... 26
2.2 Sampel ... 26
3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28
4. Pertimbangan Etik ... 29
5. Instrumen Penelitian ... 29
1.1 Kuesioner Penelitian ... 29
1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30
6. Pengumpulan Data ... 31
7. Analisa Data ... 32
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
1. Hasil Penelitian ... 33
1.1Karakteristik Responden ... 33
1.2Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru ... 34
2. Pembahasan ... 36
2.1Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru ... 36
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
1. Kesimpulan ... 40
2. Saran ... 41
Daftar pustaka . ... 43
Lampiran Lampiran 1 Inform consent ... 45
Lampiran 2 Instrumen penelitian ... 47
Lampiran 3 Jadwal tentative penelitian... 51
Lampiran 4 Lembar bukti bimbingan ... 52
Lampiran 5 Lembar uji validitas ... 54
Lampiran 6 Surat etika Penelitian ... 55
Lampiran 7 Surat izin uji reliabilitas... 56
Lampiran 8 Surat uji reliabilitas... 57
Lampiran 9 Surat izin penelitian ... 58
Lampiran 10 Surat penelitian ... 62
Lampiran 11 Master data penelitian... 64
Lampiran 12 Reliability ... 68
Lampiran 13 Pengolahan data ... 69
Lampiran 14 Hasil pengolahan kuesioner ... 71
Lampiran 15 Daftar riwayat hidup ... 74
Lampiran 16 Taksasi dana ... 75
(3)
viii
DAFTAR SKEMA
Halaman Tabel 3.1 Kerangka Konsep... 23
(4)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Defenisi Operational... 24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuwensi Karakteristik Responden... 34
Tabel 5.2 Distribusi Frekuwensi Karakteristik Responden PHBS... 35
(5)
x
Judul : Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru
Peneliti : Mukhlizar Ridha
Nim : 111101024
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Abstrak
Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak sehingga anak sekolah tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif. Populasi dalam penelitian ini mencakup siswa dan siswi kelas 3, 4 sampai kelas 5 yang terdiri dari 2 sekolah yaitu SD Negeri 060895 dan SD Negeri 060892. Sampel pada penelitian ini berjumlah 90 responden dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menunjukan PHBS dengan kategori baik yaitu sebanyak 73 orang (81,1%). Kategori cukup berjumlah 16 orang (17,8%) dan kategori kurang yaitu berjumlah 1 orang (1,1%). Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan terutama perawat komunitas untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan program UKS di sekolah-sekolah yang berkaitan dengan PHBS sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak usia sekolah.
(6)
xi
Title of the Thesis : The Implementation of PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in Elementar School Children At Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict
Name of Student : Mukhlizar Ridha Std. ID Number : 111101024
Faculty : Nursing, USU
ABSTRACT
School-aged children are a group of children that has high risk for illness. Besides functioning as the place to learn, a school can also be a threatening place for transmitted disease if it is managed properly. Therefore, Inserting PHBS value is a must so that the children know, are willing, and are able to practice PHBS and play an active role in making a healthy school. The objective of the research was to find out the implementation of PHBS in elementary school children at Kelurahan Padang Bulan, Medan Baru Subdistrict. The research used descriptive method. The population was Grades 3, 4, and 5 students in SD Negeri 060895 and SD Negeri 060892, and 90 of them were used as the samples, taken by using simple random sampling technique. The data were gathered by using questionnaires. The result of the research showed that 73 respondents (81.1%) carried out PHBS in good category, 16 respondents (17.8%) in moderate category, and one respondent (1.1%) in bad category. It is recommended that health care providers, especially community nurses, increase and develop UKS program at schools related to PHBS so that school children’ health increases.
Keywords: PHBS (Clean and Healthy Life Behavior), Elementary School children