Analisis Kadar Minyak Dan Lemak Dan TSS(Total Suspended Solid) Pada limbah dari pabrik kelapa sawit Di Kabupaten Langkat

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri Kelapa Sawit
Pengembangan ekonomi Indonesia pada pembangunan Jangka Panjang
Thap I (PJPT I) sangat tergantung kepada minyak dan gas bumi sebagai
primadona perolehan devisa Negara. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas
non minyak dan gas bumi andalan Indonesia. Selama PJPT I agribisnis kelapa
sawit berkembang pesat. Minyak sawit diperoleh dari daging buah kelapa sawit
(mesokarp) melalui pengepaan. Minyak sawit kasar (CPO) terdiri dari campuran
minyak, air, dan serat kasar. Melalui saringan getar sebagian padatan serat akan
terpisah, sedangkan tangki klarifikasi akan memisahkan fraksi minyak ke atas dan
air lumpur (sludge) ke bawah. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi,
dihasilkan juga tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang cukup besar.
Pengembangan industri kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan
pabrik dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, baik terhadap
kualitas sumber daya alam ( berupa pencemaran), kuantitas sumber daya alam
(berupa pengurasan) maupun lingkungan hidup (aspek sosial). Hal ini disebabkan
oleh bobot limbah PKS yang harus dibuang ke badan penerima semakin
bertambah. Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbung atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam atau belum

mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif.
Dikatakan mempunyai nilai ekonomi negatif, karena penanganan limbah

4
Universitas Sumatera Utara

memerlukan biaya yang cukup besar, disamping juga dapat mencemari
lingkungan. (Said, 1996).

2.2. Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit
Industri pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit atau CPO (
Crude Palm Oil ) dan inti sawit juga akan menghasilkan limbah yang terdiri dari
limbah padat, limbah caii dan gas.

2.2.1. Limbah Padat
Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah Tandan Kosong
Kelapa Sawit ( TKKS ) yang tersedia dalam jumlah besar dan berkesinambungan
sepanjang tahun. TKKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
bahan energi alternatif, mulsa, kompos, bahan pengisi kertas atau pulp,
dsb.Beberapa penenlitian yang telah dikembangkan untuk pemanfaatan TKKS

antara lain :
a. Pembuatan kompos
b. Pembuatan pulp
c. Pembuatan briket arang
d. Pembuatan polipot untuk pembibitan kelapa sawit dan karet
e. Pembuatan filler bahan plastik yang dapat terdegradasi
f. Papan kepingan ringan ( MDF ) ( Nainggolan.H,2011 )
Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya, komponen terbesar dalam
limbah padat tersebut adalah sellulosa, disamping komponen lain meskipun lebih
kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin.

5
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 : Komposisi Kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit
Komposisi

Kadar ( % )

Abu


15

Selulosa

40

Lignin

21

Hemiselulosa

24

Sumber : pratiwi et al, 1988 dan azemi et al 1994

2.2.2. Limbah Cair
Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah
ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan hidrosiklon. Limbah kelapa

sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut
menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degredasi bahan
organik yang lebih bessar pula.

2..2.3. Limbah Gas
Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga
menghasilkan limbah gas. Limbah gas ini antara lain gas cerobong dan uap air
buangan pabrik kelapa sawit ( yan fauzi, 2002 ).

6
Universitas Sumatera Utara

2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit
2..3.1. Karakteristik Limbah Cair PKS
Limbah cair pengolahan kelapa sawit mengandung padatan terlarut
maupun emulsi minyak di dalam air. Limbah cair mengandung senyawa-senyawa
organik seperti sellulosa dan tannin ataupun turunan alkaloid lainnya seperti
karotin. Padatan terlarut melayang dan juga mengemulsi serta bahan-bahan
organik lainnya yang terurai ataupun terdegradasi disebabkan mikroorganisme, ini
memyebabkan baudan berwarna hitam. Limbah cair pengolahan kelapa sawit pada

umumnya memiliki karakteristik seperti terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2. : Kualitas Limbah Cair Segar Pabrik Kelapa Sawit
MenLH

28 PKS
Range 28

No

Parameter

Satuan

Kep-

World
(rata-

PKS- PTP

51/1995

Bank
rata)

1

PH

-

6-9

3,3-4,6

4,0

3,7

2


BOD

Mg/L

250

8.200-35.400

21.280

35.000

3

COD

Mg/L

500


15.103-65.100

34.720

45.000

4

TSS

Mg/L

300

1.330-50.700

21.700

25.000


5

Amoniak

Mg/L

20

2,5-5,0

13

30

6

Minyak

Mg/L


30

190-14.720

3.075

7.000

7

N-total

Mg/L

-

12,0-12,6

41


600

Sumber : The World Bank – Enviromental Guide Linea, September 1982

7
Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
pH : ukuran kemasaman atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki
pH antara 6.5-7.5
BOD ( biochemical oxygen demand ) : ukuran kandungan oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan bahan
organik yang ada di dalamnya
COD ( chemical oxygen demand ) : jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimiawi
Amoniak : salah satu gas yang umum dijumpai dalam air . Amonia mudah
tertimbun di dalam sistem perairan karena ia merupakan hasil samping alami
metabolisme ikan serta hasil penguraian sisa-sisa makanan dan bahan organik
lainnya

2.3.2. Degradasi Limbah Cair PKS
Limbah cair PKS terdiri atas banyak komponen penyusun antara lain :
seperti lemak, protein, dan karbohidrat. Komponen ini dapat digunakan sebagai
sumber nutrisi yang diperlukan mikroba, limbah munyak sawit mengalami
degradasi yang biasa disebut biodegradasi limabh cair PKS. Hanya mikroba –
mikroba yang dapat beradaptasi dalam limbah cair PKS yang dapat melaksanakan
biodegradasi tersebut. ( Nainggolan, 2011 )

2.3.3. Kandungan Limbah Cair
Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki potensi sebagai pencemar
lingkungan karena berbau, mengandung nilai COD dan BOD serta padatan

8
Universitas Sumatera Utara

tersuspensi yang tinggi. Untuk mengendalikan pencemaran maka diperlukan
pengolahan secara biologik, kimia, atau fisik. Penanganan limbah cair secara
biologik lebih disukai karena dampak akhirnya terhadap pencemaran lingkungan
minimal.
Limbah cair PKS mengandung padatan melayang dan terlarut dalam
emulsi minyak dalam air. Apabila limbah tersebut larut labgsung dibuang
kesungai maka sebagian akan mengendap, terurai secara perlahan, mengonsumsi
oksigen terlarut, menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau yang sangat tajan,
dan dapat meruska daerah pembiakan ikan. Limbah cair pabrik kelapa sawit
mengandung senyawa anorganik dan organik yang dapat dan tidak dapat
dirombak oleh mikroorganisme. Limbah yang mengandung senyawa organik
umumnya dapat dirombak oleh bakteri dan dapat dikendalikan secara biologis.
Pengolahan limbah cair secara biologis dapat dilakukan dengan proses aerobik
dan anaerobik. Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dimualai dengan
proses aerobik.( said, 1996 ).

2.4. Air Limbah
Air limbah yaitu air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan
untuk berbagai keperluan, harus dikumpukan dan dibuang untuk menjaga
lingkungan hidup yang sehat dan baik. Unsur – unsur dari suatu sistem
pengolahan air limbah yang modern terdiri dari : (1) masing – masing suber air
limbah, (2) sarana pemrosesan setempat, (3) sarana pengumpulan. (4) sarana
penyaluran, (5) sarana pengolahan dan (6) sarana pembuangan.( Linsley,R dan
Franzini,J.1979).

9
Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Air Limbah Industri
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung besar kecilnya industri, pengawasan proses industri, derajat
penggunaan air, derajat penggunaan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran
selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak
pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri
yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari. Sebagai
patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 – 95% dari jumlah air yang
dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak
menggunakan kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan air
limbahnya lagi maka jumlahnya akan lebih kecil lagi.( Sugiharto,1987 )
Klasifikasi limbah industri ada berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah
dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis. Limbah yang tidak
mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses
lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Misalnya dalam pabrik gula, tetes
merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri
alkohol, sedangkan ampas tebu sebagai limbah dari pabrik gula juga dapat
dijadikan bahan baku untuk industri kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur
pulp. Limbah non ekonomis adalah suatu limbah walaupun telah dilakukan proses
lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar
untuk mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan
masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.( Kristanto.P 2002 ).

10
Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Sifat – Sifat Air Limbah
Untuk mengetahui lebih luas tentang air limbah, maka perlu kiranya diketahui
juga secara detail mengenai kandungan yang ada dalam air limbah juga sifat –
sifatnya. Setelah diadakn analisis ternyata bahwa air limbah mempunyai sifat
yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantaranyaSifat fisik, Sifat
kimiawi Sifat biologis.
Adapun cara pengukurannya yang dilakukan pada setiap jenis sifat tersebut
dilaksanakan secara berbeda- beda sesuai dengan keadaanya. Analisis jumlah dan
satuan biasanya diterapkan untuk penelaahan bahan kima. Sedangkan analisis
dengan menggunakan penggolongan banyak diterapkan apabila menganalisis
kandungan biologinya.

Sifat fisik air limbah
Penentuan derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya
sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan
zat padat sebagai efek estetika dan kejernihan serta bau dan warna dan juga
temperatur. Jumlah endapan pada contoh air limbah pada suhu 103 – 1050C.
Beberapa komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan dengan
mengadakan pemisahan air limbah dengan memperhatikan besar kecilnya partikel
yang terkandung didalamnya.
Warna adalah ciri kualitatif yang dipakai untuk mengkaji kondisi umum
air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna
abu – abu muda sampai setenga tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang
mengalami pembusukan atau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa
lama. Bila warnanya abu – abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk
11
Universitas Sumatera Utara

setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik ( tanpa
adanya oksigen ). Penghitaman warna air limbah sering disebabkan oleh adanya
pembentukan berbagai sulfida, khusunya ferrous sulfida.
Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat
mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana
pengolahan air limbah. Bau air limbah yang baru biasanya tidak terlalu
merangsang, tetapai berbagai senyawa yang berbau dilepaskan pada saat air
limbah terurai secara biologis pada kondisi anaerobik. Senyawa utama yang
berbau adalah hidrogen sulfida ( tercium seperti telur busuk ). ( Linsley,R dan
Franzini,J.1979).

Sifat kimia air limbah
Kandungan bahan kimia yang ada didalam air limbah dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menhabiskan
oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap
pada penyediaan air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut
merupakan bahan yang beracun. Adapun bahan kimia yang penting yang ada
didalam air limbah pada umumnya dapat diklarifikasikan yaitu : bahan organik
seperti karbohidrat, minyak, lemak, gemuk, pestisida, fenol,protein, deterjen dan
lain – lain. Bahan anorganik memiliki sifat kesadahan, klorida, logam berat,
Nitrogen, pH, fosfor, Belerang. Bahan – bahan beracun seperti gas gas beracun
hidrogen sulfida, metan, oksigen.

12
Universitas Sumatera Utara

Sifat biologis air limbah
Pemeriksaan biologis di dalam air dan air limbah untuk memisahkan
apakah ada bakteri – bakteri patogen berada di dalam air limbah. Keterangan
biologis ini diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang
diperlukan sebagai air minum, serta untuk keperluan kolam renang. Selain itu
untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang kebadan air.
Berikut adalah pembagian kelompok anggota spesiesnya.

Tabel 2.3. klasifikasi Mikroorganisme yang Ada di dalam Air Limbah
Kelompok besar

Anggota
bertulang belakang ( Rotifers )

1. Binatang

Kerang – kerangan ( crustaceans )
Kutu dan larva ( worm and larvae)
lumut ( Mosses )

2. Tumbuh-tumbuhan

Pakis / paku ( Ferns )
3. Protista

bakteri
Ganggang ( Algae )
Jamur ( Fungi )
Hewan bersel satu ( protzoa )

Sumber : Donald W. Sundstrom, 1979

2.4.3. kulitas Limbah
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah
kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam air
limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan
semakin kecil konsentrasinya, hal ini menunjukkan semakin kecilnya peluang
untuk terjadinya pencemaran lingkungan.

13
Universitas Sumatera Utara

Beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat masuknya limbah
kedalam lingkungan:
a. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan
karena volume limbah kecil, parameter tercemar yang terdapat dalam
limbah sedikit dengan konsentrasi yang kesil.
b. Ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran
c. Memberikan perubahan dan menimbulkan penemaran

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah :
a. Volume limbah
b. Kandungan bahan pencemar
c. Frekuensi pencemaran limbah

2.5 Efek Buruk Air Limbah
Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa, maka
sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak
dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti air limbah tersebut tidak perlu
dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak dikelola secara baik akan
dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap
kehidupan yang ada.

2.5.1. Gangguan Terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini

14
Universitas Sumatera Utara

ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera,
radang usus, hepatitis infektiosa. Selain sebagai pembawa penyakit air limbah
juga banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti virus, salmonella
spp, vibrio kolera dan lain lain.

2.5.2. Gangguan Terhadap Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan didalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain
kematian kehidupan di dalam air disebabakan karena kurangnya oksigen di dalam
air dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun yang berada di dalam air
limbah tersebut. Selain bahan – bahan kimia yang dapat mengganggu kehidupan
di dalam air , maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya
pengaruh fisik seperti adnya temperatur tinggi yang dikeluarkan oleh industri
yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah ini dpat mematikan
semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke dalam saluran air limbah.

2.5.3. Gangguan Terhadap Keindahan
Dengan semakin banyakknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan
yang memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan
dihasilkan air limbah yang berupa bahan – bahan organik dalam jumlah yang
sangat besar. Ampas dari pabrik ini akan dilakukan pengendapan terlebih dahulu

15
Universitas Sumatera Utara

sebelum dibuang kesaluran air limbah, akan tetapi memakan waktu yang sangat
lama. Selama waktu tesebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari
zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya
bau hasil pengurangan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat
selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat
menusuk hidung.Pembuangan yang sama juga akan dihasilkan oleh perusahaan
yang menghasilkan minyak dan lemak selain menimbulkan bau juga
menyebabkan tempat di sekitarnya menjadi licin.

2.5.4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda
Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka
akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi serta
bagian air kotor laninya. Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air
limbah mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu uda normal, dan akan
berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang
berupa benda cair pada saat dibuang kesaluran air limbah akan memupuk secara
kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini
akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya dapat
menymbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat juga kerusakan pada
tempat di mana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya
kebocoran.( Sugiharto, 1987 )

16
Universitas Sumatera Utara

2.5.5. Pengendalian Limbah Industri
Usaha

pengendalian

dapat

dilakukan

melalui

berbagai

upaya.

Pembangunan industri di indonesia selama 20 tahun terakhir yang lebih menitik
beratkan pada aspek pertumbuhan ekonomi telah merangsang pertumbuhan sektor
lainsehingga menjadi tidak seimbang. Pelaksanaan pengendalian pencemaran
yang diakibatkan oleh limbah industri dalam kaitannya dengan pembangunan
berwawasan lingkungan bertujuan untuk memaksimalkan dampak positif dan
meminimalkan dampak negatif.

2.5.6. Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Berbagai industri telah telah melaksanakan pengendalian pencemaran
dengan memasang perangkat pengendali. Pemasangan perangkat ini berarti
menambah investasi bagi industri yang sedang berproduksi. Hal ini berbeda
dengan industri yang masih dalam tahap pencernaan. Teknologi pencegahan dan
penanggulangan pencemaran adalah sistem pencernaan dan pengaturan buangan (
limbah ) dengan bantuan berbagai fasilitas peralatan. Beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran karena
limbah industri yaitu : pencegahan pencemaran, penanggulangan pencemaran,
biaya pengendalian dan penanggulangan.Penanggulangan pencemaran akibat
industri dititik beratkan pada pemasangan pengolahan yang dikenal dengan
prinsip

end pipe of treatment. Jenis zat pencemaran, volume, lamanya

berlangsung, jangkauan pemaparan dan jumlah yang terkena dampak menjadi
dasar perencanaan pengadaan end pipe of treatment ini.

17
Universitas Sumatera Utara

Limbah yang dibuang pabrik ditampung telebih dahulu dan diolah kembali
sehingga mempunyai nilai ekonomis. Pengolahan kembali menghasilkan nilai
tambah, dan pada sisi lain menghemat biaya pengendalian pencemaran, sistem ini
dikenal dengan asas pencegahan pencemaran yang menguntungkan.

2.6. Minyak dan lemak
Lemak dan minyak merupakan komponen utama bahan makanan yang
juga banyak didapat didalam air limbah. Kandungan zat lemak dapat ditentukan
dan disajikan melalui contoh air limbah dengan Heksana. Selain heksana sebagai
pelarut juga dapat dipergunakan kerosin, pelumas,. Lemak dan minyak
membentuk ester dan alkohol atau gliserol dengan asam gemuk. Minyak dan
lemak yang mencemari air sering dimasukkan kedalam kelompok padatan, yaitu
padatan yang mengapung diatas permukaan air. Minyak yang terdapat didalam air
berasal dari berbagai sumber, diantaranya dari pembersihan dan pencucian kapal –
kapal dilaut, pengeboran minyak di dekat atau di tengah laut. Minyak tidak larut
dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyakmaka minyak tersebut
akan tetap mengapung kecuali jika terdamapr ke pantai atau ke tanah di sekeliling
sungai. Semua jenis minyak mengandung senyawa volatil yang dapat segera
menguap. Dalam beberapa hari 25% dari volume minyak akan hilang karena
menguap. Sisa minyak yang tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang
mengakibatkan air dan minyak dapat bercampur.
Terdapat dua macam emulsi yang terbentuk antara minyak dengan air.
Yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Emulsi minyak
dalam air tejadi jika droplet – droplet minyak terdispersi di dalam air dan

18
Universitas Sumatera Utara

distabilkan dengan interaksi kimia dimana air menutupi permukaan droplet –
droplet tersebut. Pencemaran oleh minyak sangat merugikan karena dapat
menimbulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Adanya minyak yang mengakibatkan penetrasi sinar ke dalam air
berkurang. Ternyata intensitas sinar di dalam air sedalam 2 meter dari
permukaan air yang mengandung minyak adalah 90% lebih rendah
daripada intensitas sinar pada kedalaman yang sama pada air bening.
b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena
lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air.
c. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan
burung air karena burung – burung yang berenang dan menyelam, bulu –
bulunya akan ditutupi minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain,
akibatnya kemampuannya utnuk terbang akan menurun.
d. Penetrasi sinar dan oksigen terlarut yang menurun dengan adanya minyak
dapat mengganggu kehidupan tumbuh – tumbuhan laut, termasuk
ganggang.

2.6.1. Analisa Minyak dan lemak
Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan zat dalam bidang kimia
yang mengacu pada prinsip distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang
berbeda tingkat kepolarannya.
Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like
disolve like, yakni senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non

19
Universitas Sumatera Utara

polar akan larut di dalam pelarut non polar. Melalui perbedaan kepolaran tersebut
maka zat akan dapat dipisahkan.
Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti
benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat
ditransfer

pada

jumlah

yang

berbada

dalam

kedua

fase

pelarut.

(http://www.academia.edu/9079741/Pemicu_2_ekstraksi )

2.7. Total Suspended Solid ( TSS )
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel – partikel
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan
– bahan organik tertentu, sel – sel mikroorganisme, dan sebagainya. Air limbah
industri mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah yang sangat bervariasi
tergantung pada jenis industrinya. Padatan tersuspensi suatu sampel air adalah
jumlah bobot bahan yang tersuspensi dalam suatu volume air tertentu; biasanya
dinyatakan dalam miligram per liter atau ppm.( Kristanto.P,2002 ).

2.7.1. Prinsip Analisa
Prinsip Total Suspenden Solid yaitu : sampel disaring dengan filter kertas;
filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada 1050C selama 2 jam.
Dalam analisa Total Suspenden Solid ( TSS ) sangat diperlukan ketelitian,
bilamana sampel mengandung zat tersuspensi tinggi, maka penyimpanan baku
relatif adalah 5 sampat 20%. Bilamana sampel mengandung zat tersuspensi yang

20
Universitas Sumatera Utara

tidak dapat mengendap yaitu tetap tesebar secara merata dalam larutan, maka
penyimpanan baku yang relatif hanya 2 sampai 5% atau kurang lebih 4 mg/l,
tergantung pada kepekaan timbangan.

2.8. Metode Gravimetri
Analisis gravimetri adalah penentuan kuantitatif berdasarkan bobot, proses
isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut
dalam bentuk semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu
porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang, sebagian besar penetapan –
penetapan pada analisa gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal
yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil yang
dapat mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang.

Cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan; ada juga yang didasarkan
pada pengusiran suatu komponen sebagai gas, lau hasil reasi itu ditimbang.(
Alaerts, 1984 ).

21
Universitas Sumatera Utara