Penentuan Total Suspended Solid ( TSS ) Di Laboratorium Balai Riset Standardisasi Industri Medan

(1)

PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS ) DI

LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI

MEDAN

KARYA ILMIAH

SITI AMINAH RAMBE 052401032

DEPERTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS ) DI LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI

MEDAN KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya.

SITI AMINAH RAMBE 052401032

DEPARTEMEN KIMIA

PROGRAM DIPLOMA III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

iii

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)

PADA LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : SITI AMINAH RAMBE

Nomor Induk Mahasiswa : 052401032

Program Studi : D III KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di , Medan, Desember 2008

Disetujui oleh :

Program Studi D3 Kimia Analis Dosen pembimbing Ketua,

(Dr. Matpongahtun, MSc) (Dr. Marpongahtun, MSc)

NIP :131796151 NIP : 131796151

Disetujui oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua

(Dr. Rumondan Bulan, MS) NIP : 131459466


(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS )

DI LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2008

SITI AMINAH RAMBE 052 240 032


(5)

v

PENGHARGAAN

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik, serta shalawat beriring salam tak lupa penulis sampaikan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan Suri Teladan yang baik kepada umat manusia.

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melengkapi persyaratan penyelesaian perkuliahan di jurusan Kimia Analis Program Diploma III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa petunjuik dan bimbingan dari Dosen serta bantuan dari pihak lain maka sulit bagi penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst MS selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Marpongahtun MSc selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.

3. Ibunda tercinta R br Siregar ayahanda tercinta D Rambe, kakak, abang, adik, beserta keluarga yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara pada Program Diploma 3. 4. Sahabat-sahabat penulis : Diyyah, Nina, Karti, Icut, Cici, Ratih, Yuli, Winda, dan

teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2008


(6)

ABSTRAK

Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap juga untuk perencanaan serta penguraian proses-proses pengolahan dalam air minum maupun dalam air buangan. Parameter yang digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri meliputi parameter fisika seperti zat padat. Analisa kadar total suspended solid (TSS) dari limbah cair BARISTAND telah dilakukan. Metode penentuan TSS dilakukan dengan metode gravimetri yaitu dengan penyaringan, pengeringan, dan penimbangan sampai pada berat konstan. Hasil analisa diperoleh kadar TSS pada minggu I bulan Januari sampai dengan minggu IV bulan Februari 2008 masing-masing adalah sebagai berikut : 15 mg/l, 0 mg/l, 20 mg/l, 3mg/l.


(7)

vii

TOTAL SUSPENDED SOLID ANALISIS OF BALAI RISET AND STANDARDISASI LABORATORY WASTE WATER

MEDAN

ABSTRACT

The pollutant and waste water which come from the industrial activities are the maintain reason be water polluted. Analyze of solid matter in water is very important for water component determination completely either for planning and controlling cultivation process in drinking water or waste water. The indicator that using for show the

characteristic of industrial waste water enclose the physic indicator such as solid matter. Analyze of Total Suspended Solid (TSS) of BARISTAND waste water have done. Method of TSS determination did with gravimetric method. With filtering, drying, and weighing until the constant weight. The value of TSS at first week on January until fourth week on February 2008 are : 15 mg/l, 0 mg/l, 20 mg/l, 3 mg/l.


(8)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGHARGAAN ABSTRAK

ABSTARCT DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2. Permasalahan 1.3. Batasan Masalah 1.4. Manfaat Penelitian 1.5. Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Pencemar Air

2.1.1. Sumber Pencemar 2.1.2. Bahan Pencemar

2.2. Penyebab Menurunnya Kualitas Air

2.2.1. Faktor – Faktor Penyebab Menurunnya Kualitas Air 2.3. Mengenal Perubahan Kualitas Air


(9)

ix

2.4.1. Perubahan Suhu Air 2.4.2. Perubahan pH

2.4.3. Perubahan Warna , Bau dan Rasa air

2.4.4. Timbulnya Endapan , Koloidal dan Bahan Terlarut 2.4.5. Mikroorganisme

2.4.6. Meningkatnya Radioaktifitas Air Lingkungan 2.5. TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS )

2.5.1. Defenisi Total Suspended Solid ( TSS ) 2.5.2. Prinsip Analisa

2.5.3. Analisis Gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat 3.1.2. Bahan 3.2. Prosedur Analisa

3.2.1. Penimbangan Kertas Saring

3.2.2. Penyaringan Sampel dan Penimbangan Residu Tersuspensi BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Data Analisa TSS 4.1.2. Perhitungan 4.2. Pembahasan


(10)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

vi

ABSTRAK

Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap juga untuk perencanaan serta penguraian proses-proses pengolahan dalam air minum maupun dalam air buangan. Parameter yang digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri meliputi parameter fisika seperti zat padat. Analisa kadar total suspended solid (TSS) dari limbah cair BARISTAND telah dilakukan. Metode penentuan TSS dilakukan dengan metode gravimetri yaitu dengan penyaringan, pengeringan, dan penimbangan sampai pada berat konstan. Hasil analisa diperoleh kadar TSS pada minggu I bulan Januari sampai dengan minggu IV bulan Februari 2008 masing-masing adalah sebagai berikut : 15 mg/l, 0 mg/l, 20 mg/l, 3mg/l.


(12)

TOTAL SUSPENDED SOLID ANALISIS OF BALAI RISET AND STANDARDISASI LABORATORY WASTE WATER

MEDAN

ABSTRACT

The pollutant and waste water which come from the industrial activities are the maintain reason be water polluted. Analyze of solid matter in water is very important for water component determination completely either for planning and controlling cultivation process in drinking water or waste water. The indicator that using for show the

characteristic of industrial waste water enclose the physic indicator such as solid matter. Analyze of Total Suspended Solid (TSS) of BARISTAND waste water have done. Method of TSS determination did with gravimetric method. With filtering, drying, and weighing until the constant weight. The value of TSS at first week on January until fourth week on February 2008 are : 15 mg/l, 0 mg/l, 20 mg/l, 3 mg/l.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air menutupi sekitar 70 % permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1,368 juta km ( Angel And Wolseley, 1992 ). Air terdapat dalam berbagai bentuk misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau. Air tanah dan gunung es. Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontiniu.

3

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut ( Dugan, 1972 ; Hutchinson, 1975 ; Miller 1992 ).

a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan yakni 00 C ( 32 0 F ) 100 0

b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik

C air berwujud cair

c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan d. Air merupakan pelarut yang baik

e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi


(14)

Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah ruah. Namun, ketersedian air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor .

Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi ( penguapan ) air sungai, danau , dan laut , serta proses evapotranspirasi atau penguapan oleh tanaman.

Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah , misalnya bobot isi ( bobot tanah tiap satuan volume tanah ), permeabilitas ( daya tanah melalukan air ), infiltrasi ( daya tanah meresapkan air ), porositas

( jumlah volume udara yang terkandung dalam tanah ), dan struktur tanah ( bentukan hasil penyusunan butiran – butiran tanah ). (Effendi,H., 2003)

Air buangan yang bersifat asam atau basa dapat menurunkan daya pembersih alam yang dipunyai air penampungnya. Air buangan yang mengandung bahan kimia dan sisa-sisa pelumas dapat merubah warna, bahkan dapat mengakibatkan matinya makhluk-makhluk air yang sangat penting artinya bagi kehidupan manusia.

Pada beberapa negara maju, termasuk di Indonesia telah peraturan pemerintah yang mengatur tentang baku mutu bahan buangan yang di izinkan untuk dibuang langsung kedalam lingkungan. Dengan adanya peraturan tersebut, maka industri tekstil termasuk industri kain boleh membuang limbah cairnya langsung ke lingkungan dengan ketentuan bahwa kandungan bahan kimia atau bahan lainnya dalam air buangannya tidak melebihi konsentrasi yang telah ditetapkan atau dengan kata lain memenuhi persyaratan.


(15)

3

Parameter yang digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri kain dapat disamakan dengan karakter air buangan industri tekstil yang meliputi parameter fisika seperti zat padat, suhu, warna dan bau : parameter kimia seperti lemak, minyak, pelemas zat aktif permukaan, zat warna, fenol, sulfur, pH, krom, tembaga, senyawa racun dan sebagainya.

Parameter Fisika

Padatan total adalah zat padat yang tertinggal apabila air buangan dipanaskan atau diuapkan pada suhu 103 0 C sampai 105 0 C padatan ini terdiri dari padatan tersuspensi, padatan koloidal dan padatan terlarut.

Padatan tersuspensi merupakan padatan dengan ukuran lebih besar dari 1 milimikron dapat mengendap sendiri tanpa bantuan zat tambahan ( koagulan ) meskipun dalam waktu agak lama.

Padatan koloidal merupakan padatan dengan ukuran antara 1milimikron sampai 1 mikron tidak dapat mengendap tanpa bantuan koagulan.kekeruhan air buangan antara lain disebabkan adanya partikel-partikel koloidal .

Padatan terlarut merupakan apadatan dengan ukuran lebih kecil dari 1 milimikron terjadi dari senyawa organic atau anorganik yang dalam larutan berupa ion-ion. http:// rubiyah.com/ index.php?option =com_content&task.


(16)

1.2. Permasalahan

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kadar Total Suspended Solid ( TSS ) Telah memenuhi baku mutu air limbah..

1.3.Tujuan Penelitian

1.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar Total Suspended Solid ( TSS ) pada laboratorium kimia lingkungan yang dilakukan secara gravimetri.

2. Apakah kadar ( TSS ) yang diperoleh sesuai dengan baku mutu air limbah.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

- Untuk mengetahui kadar Total Suspended Solid ( TSS ) pada air limbah di laboratorium secara gravimetri


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Badan Air

Badan air dicirikan oleh tiga komponen utama, yaitu komponen hidrologi, komponen fisika-kimia, dan komponen biologi. Penilaian kualitas suatu badan air harus mencakup ketiga komponen tersebut, yaitu :

A.

Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju, dan sisanya berasal dari air tanah.

Air Permukaan

Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya besifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer. Setelah jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah.

Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air tergenang dan badan air mengalir.

1. Perairan tergenang

Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan sebagainya. Perairan tergenang, khususnya danau, biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal akibat


(18)

perbedaan intensitas cahya dan perbedaan suhu pada kolom air yang terjadi secara vertikal. Arus air danau dapat bergerak ke berbagai arah. Paerairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal. Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim.

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan, stratifikasi vertikal kolom air pada perairan tergenang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Lapisan eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapatkan cukup cahaya matahari. b. Lapisan kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1% dari

intensitas cahaya permukaan.

c. Lapisan profundal, yaitu lapisan di bawah lapisan kompensasi, dengan intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik).

Tiupan aingin dan perubahan musim yang mengakibatkan perubahan intensita cahaya matahari dan perubahan suhu dapat mengubah atau menghancurkan stratifikasi vertikal kolom air. Fenomena perubahan stratifikasi vertikal ini dapat diamati dengan jelas pada perairan tergenang yang terdapat di wilayah ugahari yang memiliki empat musim.

2. Perairan mengalir

Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus yang searah relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 – 1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan tergenang. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi


(19)

7

merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.

B.

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus berkisar antara 10

Air Tanah

-10

– 10 -3

Air tanah biasanya memiliki kandungan besi relatif tinggi. Jika air tanah mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksigenasi, ion ferri pada ferri m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.

Jika laju pengambilan air tanah pada akifer melebihi laju pengisiannya maka akan terjadi penurunan volume air tanah dan penambahan volume udara yang besarnya setara dengan volume air yang dikeluarkan dari akifer. Kondisi ini memunkinkan terjadinya penurunan muka tanah. Pengambilan air tanah akan mengubah aliran air tanah. Bersamaan dengan keluarnya air dari akifer, tekanan hidrostatik air tanah mengalami penurunan sehingga aliran air tanah dari arah laut akan mengisi daerah yang disedot airnya tersebut.

Air tanah yang berasal dari lapisan deposit pasir memiliki kandungan karbondioksida tinggi dan kandungan bahan terlarut rendah. Air tanah yang berasal dar lapisan deposit kapur juga memiliki kadar karbondioksida yang rendah, namun memiliki nilai TDS yang tinggi.


(20)

hidroksida [Fe(OH)3] yang banyak terdapat dalam air tanah akan teroksidasi menjadi ion ferro, dan segera mengalami presipitasi serta membentuk warna kemerahan pada air. Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk nernagai kebutuhan, sebaiknya air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih dahulu selama beberapa saat untuk mengendapkan besi (Effendi,H.2003 ).

2.2. Sumber Pencemaran Air

Sumber pencemaran ( polutan ) dapat berupa suatu lokasi tertentu ( point source ) atau tak tertentu/ tersebar ( non – point / diffuse source). Sumber pencemar point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik , dan saluran limbah industri. Pencemar yang berasal dari point source bersifat local. Efek yang ditimbulkan berdasarkan karakteristik spasial kualitas air. Volume pencemar dari point source biasanya reaktip tetap.

Sumber pencemar non – point source dapat berupa point source dalam jumlah yang banyak. Misalnya ; limpasan dari daerah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman ( domestik ) dan limpasan dari daerah

perkotaan.

2.2.1. Bahan Pencemar

Bahan pencemar (polutan ) adalah bahan – bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut, berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan. Polutan dikelompokan menjadi dua yaitu polutan alamiah dan polutan antropogenik.


(21)

9

Polutan alamiah adalah polutan yang memasuki suatu lingkungan ( misalnya badan air) secara alamiah misalnya akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, dan fenomena alam yang lain. Polutan yang memasuki suatu ekosistem secara alamiah sukar dikendalikan.

Polutan antropogenik adalah polutan yang masuk ke dalam air akibat aktivitas manusia, misalnya kegiatan domestik ( rumah tangga ), ( kegiatan urban perkotaan ), maupun kegiatan industri. Intansitas polutan antropogenik dapat dikendalikan dengan cara mengontrol aktivitas yang menyebabkan timbulnya polutan tersebut.

Bahan pencemar atau polutan adalah bahan – bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatnan ekosistem sehingga menggangu penentuan ekosistem tersebut .

Berdasarkan sifat toksiknya, polutan / pencemar dibedakan menjadi dua , yaitu polutan tak toksik ( non- toxic pollutans ) dan polutan toksik ( toxic pollutans).

1. Polutan tak toksik

Polutan /pencemar tak toksik biasanya telah berada pada ekosistem secara alami. Sifat destruktif pencemar ini muncul apabila berada dalam jumlah yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem melalui perubahan proes fisika- kimia perairan. Polutan tak toksik terdiri atas bahan- bahan tersuspensi dan nutrient. 2. Polutan toksik

Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian ( lethal ) maupun bukan kematian ( sub- lethal), misalnya terganggunya pertumbuhan , tingkah laku, dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-bahan yang bukan bahan alami, misalnya pestisida, detergen, dan bahan artificial lainnya.


(22)

Mason ( 1993 ) mengelompokan pencemar toksik menjadi lima, sebagai berikut : a. Logam ( metals), meliputi :lead ( timbale ), nikel, cadmium, zinc, copper, dan

merkuri. Logam berat diartikan sebagai logam dengan nomor atom 20, tidak termasuk logam alkali, alkali tanah, lantanida, dan aktinida.

b. Senyawa organik, meliputi pestisida organoklorin, hebisida, PCB, hidrokarbon alifatik berklor, pelarut ( solvent ), surfaktan rantai lurus,

hidrokarbon petroleum, aromatic polinuklir, dibenzodioksin berklor, senyawa organometalik, fenol, dan formaldehida. Senyawa ini berasal dari kegiatan industri, pertanian, dan domestik

c. Gas misalnya klorin dan ammonia

d. Anion, misalnya sianida, flousida, sulfide, dan sulfat. e. Asam dan alkali ( Effendi, 2003 ).

2.3. Penyebab Menurunnya Kualitas Air

Air dari alam atau natural water secara fundamental berbeda kondisinya dengan Air dari tempat budidaya ( kolam/ tambak ).Jumlah biota di tambak / kolam air umumnya jauh lebih banyak dibandingkan jumlah air ,akibatnya material sisa metabolisme ( metabolit ) yang dikeluarkan biota berupa kotoran dan urine tidak dapat seimbang. Di samping itu , di dalam air juga terjadi proses lain secara biologis Pada organisme hidup lain seperti plankton . Dengan begitu tingkat penurunan ualitas air sangat cepat.

Kualitas air tambak / kolam mengalami penurunan disebabkan oleh banyak faktor Baik faktor internal ( di dalam tambak / kolam ) seperti pengolahan air , pakan , kepadatan dan lain-lain,maupun faktor eksternal ( di luar ) seperti cuaca dan sumber air.


(23)

11

2.3.1. Faktor-faktor penyebab menurunnya kualitas air 1. padat penebaran

2. pakan yang berlebihan 3. akumulasi bahan organik 4. pengelolaan sebelum penebaran 5. pengelolaan air

6. kondisi air sumber 7. perubahan cuaca

2.4. Mengenal Perubahan Kualitas Air

Pada umumnya pengontrolan kualitas air terhadap parameter kimia dan fisika dengan analisis laboratorium.Namun, bagi petani ikan atau teknisi yang cukup berpengalaman tanpa peralatan laboratorium pun sudah bisa mengetahui mutu air Di dalam wadah budidaya ( tambak / kolam ) . sedangkan bagi mereka yang belum Cukup berpengalaman sulit melakukannya. Ada cara yang sederhana dan mudah dilakukan untuk mengontrol kualitas air di kolam dan tambak,termasuk mengenal Perubahan kualitas air,yaitu memanfaatkan indikator primer.

Ada 3 indikator primer ( utama ) yang dapat digunakan oleh teknisi atau petani Ikan / petambak untuk mengontrol mutu air yaitu warna air, kondisi wadah budidaya, (tambak / kolam) dan kondisi biota budidaya.

2.5. Indikator pencemaran air

Air merupakan kebutuhan proses bagi kehidupan manusia di bumi ini,Sesuai dengan kegunaanya , Air dipakai sebagai air minum , air untuk mandi dan mencuci, Air


(24)

untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air Untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut.

Dalam kegiatan industri dan teknologi , air digunakan antara lain sebagai berikut : a. air proses

b. air pendingin

c. air ketel uap penggerak turbin d. air utilitas dan sanitasi

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

1. adanya perubahan suhu air

2. adanya perubahan pH atau konsentrsi ion hidrogen 3. adanya perubahan warna,bau dan rasa air

4. timbulnya endapan , koloidal , bahan terlarut 5. adanya mikroorganisme

6. meningkatnya radioaktif air lingkungan

2.5.1. Perubahan Suhu Air

Air sungai yang suhunya naik akan menggangu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya kaena oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan

Dengan kenaikan suhu,oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdisfusi ke dalam air.Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.


(25)

13

2.5.2. Perubahan pH

Air yang mempunyai pH yang lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam sedangkan air yang mempunyai pH yang lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya sangat mengganggu kehidupan Organisme di dalam air.

2.5.3. Perubahan Warna , Bau , dan Rasa air

Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan bahan organik seringkali dapat larut di dalam air.Bahan buangan Industri yang bersifat organik atau bahan buangan dan air limbah dari kegiatan Indusrti pengolahan bahan makanan seringkali menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung. Mikroba di dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein,secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau.

2.5.4. Timbulnya endapan , koloidal , dan bahan terlarut

Endapan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri Yang berbentuk padat.Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi koloidal.

Endapan dan koloidal yng melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air.padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh Mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis.


(26)

Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organik, maka mikroorganisme , dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air akan melakukan degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana.

2.5.5. Mikroorganisme

Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula.mikroba patogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit . Pada umumnya industri pengolahan bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan berkembang biaknya mikroorganisme termasuk mikroba patogen.

2.5.6. Meningkatnya Radioaktif Air Lingkungan

Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar , baik melalui efek langsung maupun efek tertunda , maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang membuang bahan sisa radioaktif ke lingkungan.

Secara nasional sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah bahan sisa ( limbah ) radioaktif . Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN ) ( Wardhana, 2004 ).

2.6.Limbah

Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan atau belum mempunyai nilai


(27)

15

ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Menurut sumber-nya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (a) limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan rekreasi: (b) limbah industri: dan (c) limbah rembesan dan limpasan air hujan. Sesuai dengan sumbernya maka limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi bergantung kepada bahan dan proses yang dialami-nya.

Limbah industri sangat beragam, sesuai dengan jenis industri. Berbagai jenis industri berpotensi mencemari lingkungan diantaranya adalah industri tekstil, cat, penyamakan kulit, farmasi, dan industri pangan. Limbah industri pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan di dalam proses produksi. Contoh beberapa industri pangan yang

menghasilkan limbah seperti ini adalah produk susu, pengalengan dan pengawetan buah-buahan dan sayur-sayuran, pengalengan dan pengawetan hasil laut, pemurnian gula, permen, produk daging, pengawetan dan pengalengan daging, serta penggilingan biji-bijian.

Pada umumnya limbah industri pangan tidak membahayakan kesehatan

masyarakat, akan tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber bahan makanan untuk pertumbuhan mikroba. Limbah yang langsung dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabklan penurunan kualitas air sungai dengan mekanisme pertumbuhan mikroorganisme yang berlimpah. Meningkatnya jumlah mikroorganisme dapat menyebabkan berkurangnya nilai oksigen terlarut “disulfed oxygen” (DO), karena sebagian besar oksigen dipakai untuk respirasi mikroorganisme tersebut. Dengan menurunnya DO maka akan mempengaruhi kehidupan ikan dan biota


(28)

air lainnya. Selain itu, buangan limbah ke perairan juga dapat menimbulkan bau yang tidak enak dan terjadinya “eutro-fikasi”

Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan

meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi kehidupan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi

pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang

dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi

teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan

2.6.1. Sifat Limbah

Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat da terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda


(29)

17

sampah sisa-sisa kain buruk dan pasir terdapat di dalam campuran larutan cairan encer ini, yang kelihatannya kelam dan hanya sedikit berbau selama masih segar (baru). Air cucian dari jalan dan atap rumah dan air tanah yang merembes ke dalam selokan-selokan yang jarang sekali mempunyai sambungan-sambungan yang kedap air memberi

sumbangan yang berarti pada apa yang tersebut di atas ini dan kadarnya pun dapat dirubah selanjutnya dengan adanya sampah-sampah yang dihasilkan oleh perdagangan. Pelimbahan itu banyak berbeda dalam kekuatan dan komposisinya dari suatu kota ke kota yang lain disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang nyata dalam kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berbeda-beda, sifat makanan mereka dan pemakaian air per kapita. Tidak ada dua jenis sampah yang benar-benar sama. Pelimbahan pada kota-kota non industri kebanyakan terdiri dari sampah domestik yang murni.

Limbah domestik terdiri dari pembuangan air kotor dari kamar-kamar mandi, kakus, dan dapur. Kotoran-kotoran itu merupakan campuran yang rumit dari zat-zat bahan mineral dan organik dalam banyak bentuk, partikel-partikel besar dan kecil, benda padat, sisa-sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk kolloid dan setengah kolloid.

2.6.2. Komposisi Limbah

Kadar air sampah adalah sangat tinggi, yaitu 99,9% atau lebih. Benda-benda padat dalam sampah dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam sampah terdiri dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak dan sabun. Mereka bersifat tidak tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau-bauan yang membuat perlunya pembenahan


(30)

sampah dan menyebabkan kesulitan-kesulitan yang maha besar dalam pembuangannya. Benda-benda padat anorganik biasanya tidak merugikan.

2.6.3. Sampah-sampah Industri

Sampah yang masih baru hanya sedikit berwarna keruh tetapi kemudian menjadi semakin kelam dan tajam. Sampah yang baru berisi sedikit oksigen larut dan kadang-kadang sejumlah kecil nitrit dan nitrat, khususnya setelah hujan. Sampah yang baru hanya mengandung sedikit alkali tetapi selama oksidasi terjadilah pengurangan kandungan alkali. Sampah yang basi menyebabkan bau-bau yang memuakkan yang bersumber pada hidrogen sulfida dan gas-gas lainnya. Biasanya ia tidak mengandung oksigen yang telah terurai. Apabila sampah membusuk, gelembung-gelembung gas dapat terlihat memancar keluar dari permukaan. Jadi penting sekali untuk segera membuang secara tuntas sampah domestik dari daerah-daerah pemukiman untuk melindungi kesehatan lingkungan. Dengan cara yang sama, pembuangan sampah indutsri pun penting. Adalah lebih mudah dan hampir selalu lebih murah untuk membenahi limbah industri itu sendiri secara terpisah.

Hal ini disebabkan oleh karena secara umum mudah untuk merubah bentuk campuran sampah dengan limbah perdagangan menjadi satu aliran yang memenuhi standar-standar yang telah disyaratkan sedangkan apabila limbah perdagangan dibenahi secara terpisah, prosesnya menjadi sukar dan mahal (Mahida,U.N,1984).


(31)

19

2.6.4.Sumber Limbah Cair

Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan atau belum mepunyai nilai ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Menurut sumber-nya limbah dapat dibagai menjadi :

1. Aktivitas bidang rumah tangga

A. Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beraga, sesuai dengan kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pelayanan jasa.

Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah cair, antara lain mencuci pakaian, mencuci alat peralatan makan/minum, memasak, mandi, mencuci kendaraan, penggunaan toliet, dan sebagainya. Semakin banyak jenis aktivitas yang dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.

2. Aktivitas bidang perkantoran

Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan pelayanan masyarakat. Limbah cair dari sumber ini biasanya dihasilkan dari aktivitas kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi pegawai, aktivitas penggunaan toilet, aktivitas pencucian peralatan, dan sebagainya.


(32)

3. Aktivitas bidang perdagangan

Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah cair, yaitu pengepelan lantai gedung, pencucia alat makan dan minum di restoran, penggunaan toilet, pencucian pakaian, pencucian kendaraan, dan sebagainya.

4. Aktivitas bidang perindustrian

Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik proses produksi yang diterapkan. Jenis aktivitas utama yang menghasilkan limbah cair dan sifat pencemaran yang potensial.

5. Aktivitas bidang pertanian

Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakannya air untuk mengairi lahan pertanian. Secara alamiah dan dalam kondisi normal, limbah cair pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, namun dengan digunakannya fertilizer serta pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air pada badan air penerima.

6. Aktivitas bidang pelayanan jasa

Sangat banyak dan bervariasi aktivitas di berbagai jenis badan usaha pelayanan jasa, berakibat sangat bervariasinya kuantitas serta kualitas limbah cair.

B.

Hujan merupakan aktivitas alam uang menghasilkan limbah cair yang disebut air larian. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan merembes ke dalam tanah dan


(33)

21

sebagian besar lainnya akan mengalir di permukaan tanah menuju sungai, telaga, atau tempat lain yang lebih rendah. Air larian yang jumlahnya berlebihan sebagai akibat dari hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan saluran air hujan teraliri dalam jumlah yang melebihi kapasitas, dan dapat menyebabkan terjadinya banjir. Atas dasar itu, air hujan perlu diperhitungkan dalam perencanaan sistem saluran limbah agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan dari adanya air hujan, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat (Soeparman, 2001 ).

2.7.TOTAL SUSPENDED SOLID

2.7.1. Defenisi Total Suspended Solid ( TSS )

Dalam larutan ditemui dua kelompok zat , yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul organis , dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat,kwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/ diameter partikel – partikel tersebut.

Dalam metode analisa zat padat, pengertian Zat Padat Total adalah semua zat – zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana , bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organis dan inorganis.

Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorgnis . Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya.


(34)

2.7.2. Prinsip Analisa

Prinsip Total Suspended Solid yaitu : sampel disaring dengan filter kertas; filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada 105 0

Analisis gravimetri adalah penentuan kuantitatif berdasarkan bobot, proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawaan tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan – penetapan pada analisa gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil . yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang . Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus senyawaanya serta

C selama 2 jam.

Dalam analisa Total Suspended Solid (TSS) sangat diperlukan ketelitian, bilamana sampel mengandung zat tersuspensi tinggi , maka penyimpanan baku yang relatif adalah 5 sampai 20 %. Bilamana sampel mengandung zat tersuspensi yang tidak dapat mengendap yaitu tetap tersebar secara merata dalam larutan, maka penyimpanan baku yang relatif hanya 2 sampai 5 % atau kurang lebih 4 mg/l, ergantung pada kepekaan timbangan.

Cara pengmbilan sampel juga sangat diperhatikan. Sampel yang dianalisa harus representatif yaitu dengan cara pengambilannya yang benar , sampel harus dikocok terlebih dahulu , sehingga zat – zat yang terkandung di dalamnya tersebar secara merata dan homogen.


(35)

23

bobot atom ubsur – unsur penyusunannya ( konstituennya ). Pemisahan unsur atau senywaan yang mengandungnya dapat dicapai dengan beberapa metode.

Bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari suatu larutan dalam bentuk yang begitu sedikit dapat larut , sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila diendapkan dipisahkan dengan menyaringnya danditimbang. Faktor – faktor yang menentukan analisis dengan pengendapan yang berhasil , adalah :

1. Endapan harus begitu tak dapat larut, sehingga tak akan terjadi kehilangan yang berarti, bila endapan dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam praktek ini,biasanya berarti bahwa jumlah zat itu , yang tetap tertinggal dalam larutan, tak melampaui jumlah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik biasa , yaitu 0,1 mg.

2. Sifat fisika endapan harus sedemikian , sehingga endapan dapat dengan mudah dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas dari zat pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya berukuran sedemikian, sehingga tak lolos melalui medium penyaring, dan bahwa ukuran partikelnya tak dipengaruhi ( atau sediitnya tak berkurang oleh proses pencucian). 3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat murni dengan komposisi kimia

yang tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran atau dengan operasi – operasi kimia yang sederhana, seperti penguapan bersama cairan yang sesuai.

Selama ini dianggap bahwa senyawaan yang memisah dari larutan adalah murni kimia, tetapi tak selalu sedemikian halnya. Kemurnian endapan bergantung anatara lain pada zat – zat yang ada dalam larutan , baik sebelum maupun setelah penambahan reagensia dan juga pada kondisi eksperimen pengendapan yang


(36)

tepat. Namun, tidak semua cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan ; ada juga yang didasarkan pada pengusiran suatu komponen sebagai gas , lalu hasil reaksi itu ditimbang.

Dapat juga disebutkan kelebihan yang penting dari analisis gravimetri, dibandingkan analisis titrimetri adalah bahwa bahan penyusun zat telah diisolasi , dan jika perlu dapat diselidiki terhadap ada tidaknya zat pengotor , dan diadakan koreksi; kekurangan (dari) metode gravimetri adalah bahwa metode ini umumnya lebih memakan waktu ( Alaerts,2003 ).

2.8. Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan

Telah disadari bahwa kemajuan industri dan teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia itu ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan yang akhirnya juga berdampak terhadap manusia. Oleh karena itu penerapan kemajuan industri dan teknologi tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang lebih baik bagi kelangsungan hidup manusia.

Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara, yaitu :

2.8.1. Penanggulangan Secara Non teknis

Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal istilah penanggulangan secara non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan


(37)

25

yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan di suatu tempat yang antara lain meliputi ;

a. Penyajian Informasi Lingkungan

Penyajian Informasi Lingkungan ini diberikan sebelum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan. Berdasarkan penyajian informasi lingkungan ini akan diketahui secara cepat apakah AMDAL yang diusulkan perlu segera dilaksanakan. Secara umum PIL akan memuat tentang : kegiatan yang diusulkan, kondisi yang akan dianalisa, dampak yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang diusulkan serta tindakan yang direncanakan untuk mengendalikannya.

b. Analisis Mengenai Damapak Lingkungan ( AMDAL )

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) adalah suatu studi tentang beberapa masalah yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang diusulkan. Dalam hal ini studi yang dilakukan meliputi kemungkinan terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan sosial-ekonomi maupun perubahan biofisik lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan tersebut. Semua data yang diberikan dalam AMDAL akan sangat membantu manakala terjadinya pencemaran dampak lingkungan

c. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi

Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi dimaksudkan agar jika terjadi pencemaran lingkungan dari kegiatan tersebut dapat dipantau dengan mudah dan


(38)

cepat sehingga penanggulangannya dapat dilakukan secara terpadu, dan daya dukung alam lingkungan sekitarnya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia.

d. Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan

Dalam rangka mengurangi dan menanggulangi dampak pencemaran lingkungan, perlu diadakan pengaturan dan pengawasan atas segala macam kegiatan industri dan teknologi.

e. Menanamkan Perilaku Disiplin

Seringkali terjadi pencemaran lingkungan karena tidak disiplinnya petugas yang menangani kegiatan industri dan teknologi. Pembungan limbah dari pabrik atau tempat kerja tanpa terlebih dahulu melalui proses pengolahan limbah seringkali dijumpai sebagai kasus utama penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Sudah menjadi tanggung jawab moral pemilik pabrik, teknisi dan semua karyawan pabrik yang potensial untuk menimbulkan pencemaran sangat diharapkan untuk mencegah terjadinya pencemaran.

2.8.2. Penanggulangan Secara Teknis

Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Dapat diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Mengubah Proses

Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan (limbah) yang berupa zat-zat kimia, baik melalui pencemaran udara, pencemaran air, maupun melalui pencemaran daratan. Keadaan ini harus dihindari, yaitu dengan


(39)

27

mengubah proses yang ada dan dalam kegiatan industri dan teknologi sudah ada yang melakukan cara ini dan ternyata berhasil baik.

b. Mengganti Sumber Energi

Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan industri dan teknologi sebagian besar masih mengandalkan pada pemakaian bahan bakar fosil, baik minyak maupun batubara, seperti telah diuraikan bahwa pemakaian bahan bakar fosil menghasilkan komponen pencemar udara yang berupa gas SO2, NO2, H2

c. Mengelola Limbah

S dsb.Hal ini bias dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG (Liquid Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih bersih.

Semua kegiatan industri dan teknologi selalu akan menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pengolahan limbah dari bahan buangan industri dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara pengolahan limbah ini sering disebut dengan Waste Treatment atau Waste Management. Cara mengelola limbah industri dan teknologi tergantung pada sifat dan kandungan limbah serta tergantung pula pada rencana pembuangan olahan limbah secara permanen.

d. Menambah Alat Bantu

Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Alat bantu yang digunakan tergantung pada keadaan dan macam kegiatan. (Wardhana, 2004 )


(40)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat

1. Cawan GOUCH yang dilengkapi alat penghisap 2. Kertas saring berpori 0,45 mm

3. Cawan Petri 4. Oven 5. Desikator 6. Penjepit 7. Neraca analitis 8. Pipet volume 100 ml 9. Kaca arloji

3.1.2. Bahan 1. Aquades 2. Sampel 3. Air suling


(41)

29

3.2. Prosedur Analisa

3.2.1 Penimbangan kertas saring kosong

1. Diletakan kertas saring kedalam alat penyaring

2. Dibilas kertas saring dengan air suling dan dioperasikan alat penyaringnya

3. Kemudian diulangi pembilasan hingga bersih dari partikel-partikel halus yang terdapat pada kertas saring

4. Lalu kertas saring diambil dengan menggunakan penjepit dan ditaruh di atas kaca arloji

5. Kertas saring dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam 6. Didinginkan kertas saring di dalam desikator selama 1 jam

7. Kemudian kertas saring ditimbang dengan menggunakan neraca analitis sampai diperoleh bobot tetap

3.2.2. Penentuan Kadar Total Suspended Solid

1. Kertas saring yang telah diketahui bobotnya disiapkan dan diletakan ke dalam alat penyaring

2. Kemudian dibilas kertas saring dengan air suling dan dioperasikan alat penyaring 3. Sampel dikocok hingga merata, kemudian dipipet sample sebanyak 100 ml

(tergantung pekat atau tidaknya sample tersebut) dan dimasukan ke dalam alat penyaring kemudian alat dioperasikan

4. Kertas saring diambil dengan menggunakan penjepit dan diletakkan di atas kaca arloji

5. Sample dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam 6. Lalu didinginkan di dalam desikator selama 1 jam


(42)

8. Lalu ditentukan kadar Total Suspended Solid (TSS)

9. Kemudian diulangi perlakuan yang sama untuk sample yang lain. Maksud dari cara kerjanya yaitu:

1. Panaskan filter kertas di dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan kemudian timbang dengan cepat. Pemanasan biasanya cukup 1 jam . Namun, pemanasan perlu diulang sampai di dapatkan berat yang konstan atau kehilangan berat sesudah pemanasan ulang kurang dari 0,5 mg

2. Sampel yang sudah dikocok merata, sebanyak 100 ml dipindahkan dengan menggunakan pipet ke dalam alat penyaring atau cawan gouch yang sudah ada filter kertas di dalamnya. Kemudian saring dengan sistem vakum.

3. Filter kertas diambil dari alat penyaring dengan hati-hati dan kemudian ditempatkan di atas jaring-jaring yang diletakan pada cawan lalu dimasukan dalam oven untuk dipanaskan pada suhu 105 C, selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator dan kemudian timbang dengan cepat. Ulangi pemanasan dan penimbangan sampai beratnya konstan atau berkurangnya berat sesudah pemanasan ulang,kurang dari 0,5 mg.


(43)

31

3.2.3. Flowchart

a. Penimbangan Kertas Saring Kosong

diletakan ke dalam alat penyaring

dibilas dengan air suling dan dioperasikan alat penyaring

diulangi pembilasan hingga kertas saring bersih dari partikel-partikel halus yang terdapat pada kertas saring

diambil dengan penjepit dan diletakkan di atas kaca arloji

dikeringkan di dalam oven pada suhu 1050

didinginkan kertas saring di dalam desikator selama 1 jam

C selama 1 jam

ditimbang bobotnya dengan neraca analitis Kertas saring whatman


(44)

b. Penentuan Kadar Total Suspended Solid

diletakan ke dalam alat penyaring

dibilas dengan air suling dan dioperasikan alat penyaring

dipipet sample sebanyak 100 ml dan dimasu kan ke dalam alat penyaring

dioperasikan alat penyaring

diambil kertas saring dengan alat penjepit dan diletakan di atas kaca arloji

dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 0

didinginkan di dalam desikator selama 1 jam C selama 1 jam

ditimbang bobotnya dengan neraca analitis sampai bobot tetap

ditentukan kadar TSS nya

diulangi perlakuan yang sama untuk sample yang lain

Kertas saring yang telah diketahui bobotnya


(45)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Data Hasil Analisa TSS

Hasil TSS pada limbah laboratorium BARISTAND dari Minggu ke-I sampai Minggu ke-IV tanggal 14 Januari 2008 sampai tanggal 14 Februari 2008 adalah sebagai berikut :

No Sampel Minggu

I II III IV

1 Inlet (mg/L) 19 1 24 2

2 Outlet (mg/L) 15 0 20 3

4.1.2. Perhitungan

Nilai TSS =

ml. sampel (B – A) x 1000

dimana : A = Berat kosong kertas saring B = Berat Isi kertas saring

Minggu I

Sampel Inlet

B : 32,9 mg

A : 31 mg

V sampel : 100 mL

Nilai TSS =

100

(32,9 – 31) x 1000 = 19 mg/L


(46)

Sampel Outlet

B : 32 mg

A : 31,25mg

V Sampel : 50 mL

Nilai TSS = (32 – 31,25) x 1000 50


(47)

35

4.2. Pembahasan

Dengan semakin berkembangnya industri di berbagai bidang termasuk adanya suatu laboratorium analisa maka limbah yang dihasilkan juga semakin banyak. Limbah padat dan cair harus diolah terlebih dahulu sampai kandungannya sesuai dengan syarat baku mutu limbah cair laboratorium BARISTAND dan ternyata limbah cairnya memenuhi syarat air buangan dan tidak menyebabkan pencemaran linkungan.

Dalam proses pengendalian dan pengoperasian limbah cair yang perlu diperhatikan adalah pengolahannya yang betul – betul dipantau agar pertumbuhan dan pembiakan mikroorganisme yang diberikan hidup dan bekerja secara optimal untuk merombak senyawa – senyawa organik yang terlarut maupun yang tidak terlarut sehingga pengolahan limbahnya maksimal.

Pemeriksaan TSS diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industtri dan untuk mendesain sistem – sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat adalah peristiwa alamiah, kalau suatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat mengakibatkan kematian ikan – ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut.

Total Suspended Solids (TSS) mungkin termasuk sebagian besar penggunaan secara luas dari uji coba nonspesifik. Pada dasarnya uji coba mengukur jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme selama pembusukan aerobik terhadap polutan organik. Pemeriksaan TSS didasarkan atas dasar atas pengeringan, penimbangan terhadap kertas saring dari proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan ammonia. Jumlah oksigen yang


(48)

digunakan merupakan pengukuran tak langsung dari jumlah unsur organik yang mampu mengalami biodegradasi yang tersaji dalam sampel yang diberikan (Minear, 1984).

Sebaiknya beberapa zat organik maupun inorganik dapat bersifat racun terhadap bakteri (misalnya sianida, tembaga dan sebagainya) dan harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Derajat keracunan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa TSS.

Kalau sampel TSS mengandung zat racun, pertumbuhan bakteri terhalang (inhibsi) maka angka TSS rendah. Cara lain untuk mendeteksi gangguan tersebut adalah dengan pengenceran sampel supaya dosis zat beracun dapat berada dibawah konsentrasi yang berbahaya, memang cara ini terbatas, hingga pengenceran maksimum yang diperbolehkan adalah kira – kira 10 kali.

Demikian, jumlah zat organik yang ada di dalam air diukur melalui jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organik tersebut. Karena reaksi TSS dilakukan dalam botol tertutup, maka jumlah oksigen yang telah dipakai adalah perbedaan antara kadar oksigen di dalam larutan pada saat t=0 (Santika, 1987).

Nila TSS yang diperoleh ketika menganalisa limbah laboratorium pada Minggu I : 15 mg/L, Minggu II :0 mg/L, Minggu III : 20 mg/L, Minggu IV : 3 mg/L. Nilai yang berubah – ubah pada tiap minggunya disebabkan kandungan senyawa organik dan kebutuhan mikroba akan oksigen dalamair limbah yang berubah – ubah.

Dari hasil uji yang dilakukan terhadap sampel limbah cair laboratorium BARISTAND dengan parameter TSS ternyata limbah cair laboratorium BARISTAND memenuhi persyaratan baku mutu air limbah yang ditetapkan.


(49)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair : Inlet minggu I : 19 mg/l

Outlet minggu I : 15 mg/l Inlet minggu II : 1mg/l Outlet minggu II : 0 mg/l Inlet minggu III : 24 mg/l Outlet minggu III : 20 mg/l Inlet minggu IV : 2 mg/l Outlet minggu IV : 3 mg/l

5.2. Saran

Sebaiknya kertas saring yang berisi sampel langsung dimasukkan kedalam oven, agar tidak terkontaminasi dengan udara sehingga tidak mempengaruhi berat sampel pada saat dilakukan penimbangan.


(50)

Alaerts,G.1989. Metode Penelitian Air. Indonesia : Penerbit Usaha Nasional.

Arya Wardhana ,W.2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan Keempat. Yogyakarta : Penerbit Andi

Efendi , H . 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius

http:// rubiyah.com/ index.php?option =com_content&task.

Kordi , H. 2004. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budi Daya Perairan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : Penerbit Rajawali.

Soeparman. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan keempat. Yogyakarta : Penerbit ANDI.


(51)

Lampiran -1 : BAKU MUTU LIMBAH INDUSTRI

LAMPIRAN A : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

HIDUP

NOMOR : 03/MENKLH/II/1991

TENTANG : BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR BAGI

KEGIATAN YANG TELAH BEROPERASI

TANGGAL : FEBRUARI 1991

BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN YANG TELAH BEROPERASI

No Parameter Satuan

Golongan Baku Mutu Air Limbah I II III IV 1 pH - 6-9 6-9 6-9 6-9 2 BOD5 mg/L 20 50 150 300 3 COD mg/L 40 100 300 600 4 Zat Padat Tersuspensi mg/L 100 200 400 500 5 Amonia Bebas mg/L 0,02 1 5 20 6 Nitrat mg/L 10 20 30 50 7 Nitrit mg/L 0,06 1 3 5


(52)

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR : 1608

TENTANG : BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI/

PERUSAHAAN/ BADAN DI DKI JAKARTA

TANGGAL : 26 SEPTEMBER 1988

BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI/ PERUSAHAAN/ BADAN DI DKI JAKARTA

No Parameter Bakumutu Satuan

1 BOD 75 mg/L

2 COD (Bichromat) 100 mg/L 3 Padatan Tersuspensi 100 mg/L

4 Amonia 5,0 mg/L

5 Nitrat 10 mg/L

6 Nitrit 1,0 mg/L


(1)

35

4.2. Pembahasan

Dengan semakin berkembangnya industri di berbagai bidang termasuk adanya suatu laboratorium analisa maka limbah yang dihasilkan juga semakin banyak. Limbah padat dan cair harus diolah terlebih dahulu sampai kandungannya sesuai dengan syarat baku mutu limbah cair laboratorium BARISTAND dan ternyata limbah cairnya memenuhi syarat air buangan dan tidak menyebabkan pencemaran linkungan.

Dalam proses pengendalian dan pengoperasian limbah cair yang perlu diperhatikan adalah pengolahannya yang betul – betul dipantau agar pertumbuhan dan pembiakan mikroorganisme yang diberikan hidup dan bekerja secara optimal untuk merombak senyawa – senyawa organik yang terlarut maupun yang tidak terlarut sehingga pengolahan limbahnya maksimal.

Pemeriksaan TSS diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industtri dan untuk mendesain sistem – sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat adalah peristiwa alamiah, kalau suatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat mengakibatkan kematian ikan – ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut.

Total Suspended Solids (TSS) mungkin termasuk sebagian besar penggunaan secara luas dari uji coba nonspesifik. Pada dasarnya uji coba mengukur jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme selama pembusukan aerobik terhadap polutan organik. Pemeriksaan TSS didasarkan atas dasar atas pengeringan, penimbangan terhadap


(2)

36

digunakan merupakan pengukuran tak langsung dari jumlah unsur organik yang mampu mengalami biodegradasi yang tersaji dalam sampel yang diberikan (Minear, 1984).

Sebaiknya beberapa zat organik maupun inorganik dapat bersifat racun terhadap bakteri (misalnya sianida, tembaga dan sebagainya) dan harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Derajat keracunan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa TSS.

Kalau sampel TSS mengandung zat racun, pertumbuhan bakteri terhalang (inhibsi) maka angka TSS rendah. Cara lain untuk mendeteksi gangguan tersebut adalah dengan pengenceran sampel supaya dosis zat beracun dapat berada dibawah konsentrasi yang berbahaya, memang cara ini terbatas, hingga pengenceran maksimum yang diperbolehkan adalah kira – kira 10 kali.

Demikian, jumlah zat organik yang ada di dalam air diukur melalui jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organik tersebut. Karena reaksi TSS dilakukan dalam botol tertutup, maka jumlah oksigen yang telah dipakai adalah perbedaan antara kadar oksigen di dalam larutan pada saat t=0 (Santika, 1987).

Nila TSS yang diperoleh ketika menganalisa limbah laboratorium pada Minggu I : 15 mg/L, Minggu II :0 mg/L, Minggu III : 20 mg/L, Minggu IV : 3 mg/L. Nilai yang berubah – ubah pada tiap minggunya disebabkan kandungan senyawa organik dan kebutuhan mikroba akan oksigen dalamair limbah yang berubah – ubah.

Dari hasil uji yang dilakukan terhadap sampel limbah cair laboratorium BARISTAND dengan parameter TSS ternyata limbah cair laboratorium BARISTAND memenuhi persyaratan baku mutu air limbah yang ditetapkan.


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair :

Inlet minggu I : 19 mg/l

Outlet minggu I : 15 mg/l

Inlet minggu II : 1mg/l

Outlet minggu II : 0 mg/l

Inlet minggu III : 24 mg/l

Outlet minggu III : 20 mg/l

Inlet minggu IV : 2 mg/l

Outlet minggu IV : 3 mg/l

5.2. Saran

Sebaiknya kertas saring yang berisi sampel langsung dimasukkan kedalam oven,

agar tidak terkontaminasi dengan udara sehingga tidak mempengaruhi berat sampel pada


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts,G.1989. Metode Penelitian Air. Indonesia : Penerbit Usaha Nasional.

Arya Wardhana ,W.2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan Keempat. Yogyakarta : Penerbit Andi

Efendi , H . 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius

http:// rubiyah.com/ index.php?option =com_content&task.

Kordi , H. 2004. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budi Daya Perairan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : Penerbit Rajawali.

Soeparman. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan keempat. Yogyakarta : Penerbit ANDI.


(5)

Lampiran -1 : BAKU MUTU LIMBAH INDUSTRI

LAMPIRAN A : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

HIDUP

NOMOR : 03/MENKLH/II/1991

TENTANG : BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR BAGI

KEGIATAN YANG TELAH BEROPERASI

TANGGAL : FEBRUARI 1991

BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN YANG TELAH BEROPERASI

No Parameter Satuan

Golongan Baku Mutu Air Limbah

I II III IV

1 pH - 6-9 6-9 6-9 6-9

2 BOD5 mg/L 20 50 150 300

3 COD mg/L 40 100 300 600

4 Zat Padat Tersuspensi mg/L 100 200 400 500

5 Amonia Bebas mg/L 0,02 1 5 20

6 Nitrat mg/L 10 20 30 50


(6)

LAMPIRAN B : KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH IBUKOTA JAKARTA

NOMOR : 1608

TENTANG : BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI/

PERUSAHAAN/ BADAN DI DKI JAKARTA

TANGGAL : 26 SEPTEMBER 1988

BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI/ PERUSAHAAN/ BADAN DI DKI

JAKARTA

No Parameter Bakumutu Satuan

1 BOD 75 mg/L

2 COD (Bichromat) 100 mg/L

3 Padatan Tersuspensi 100 mg/L

4 Amonia 5,0 mg/L

5 Nitrat 10 mg/L

6 Nitrit 1,0 mg/L