Analisis Kadar Minyak Dan Lemak Dan TSS(Total Suspended Solid) Pada limbah dari pabrik kelapa sawit Di Kabupaten Langkat

(1)

Lampiran 1

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor: Kep-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri Minyak Sawit

Tabel : baku mutu limbah cair

Parameter

Kadar Maksimum (Mg/

L)

Beban Pencemaran (Kg/Ton)

BOD 100 0.25

COD 350 0.88

TSS 250 0.63

Minyak & Lemak 25 0.063

Nitrogen Total 50 0.125

PH 6.0- 9.0

Debit Limbah Cair

Maksimum 2.5 m

3


(2)

Lampiran 2 LAMPIRAN ALAT

Gambar 1 : Sampel limbah cair yang dianalisa


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alearts, G. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya. Usaha-Nasional.

Nainggolan,H. 2011. Pengolahan Limbah Cair Industri Perkebunan dan Air Gambut Menjadi Air Bersih. Medan. USU press

Kristanto, P.2002. Ekologi Industri. Yogyakarta. Penerbit ANDI yogyakarta Linsley, R dan Franzini, J. 1979. Water Resources Engineering. New york.

mcGraw-Hill

Naibaho, P. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Said, E. 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. Bogor. Trubus Agriwidya

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia


(5)

BAB 3 METODELOGI

Untuk mengetahui kadar minyak lemak dan total suspended solid ( TSS ) yang terdapat pada limbah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, minyak lemak dalam limbah dipisahkan dengan metode sokletasi dan melalui beberapa tahap, yaitu : ekstraksi dan destilasi. TSS dalam limbah dipisahkan dengan metode filtrasi dengan alat vakum, kemudian kadar kedua parameter ditetapkan dengan cara gravimetri.

3.1. Alat

1. Alat soklet 2. Oven 3. Desikator 4. Neraca Analitik 5. Labu alas 6. Kondensor 7. Gelas ukur 8. Corong 9. Corong pisah 10.Kertas saring 11.Alat Vakum 12.Penjepit 13.Kaca arloji 14.Pipet volume 15.Cawan petri


(6)

3.2. Bahan

3.2.1. Analisa Minyak Lemak Pada Sampel Air Limbah 1. n – Heksana (aq)

2. H Cl (aq) 1:1

3. Natrium Sulfat anhidrat ( Na2SO4 anhidrat) 4. Sampel air limbah (aq)

3.2.2. Analisa Total Suspended Solid ( TSS ) 1. Sampel air limbah

2. Aquades

3.3. Prosedur Analisa

3.3.1. Analisa Minyak Lemak dalam limbah cair

A. Preparasi Alat

1. Dibilas labu alas dengan n- heksan

2. Dikeringkan labu didalam oven pada suhu 103o-105oC selama 60 menit

3. Didinginkan labu didalam desikator selama 30 menit 4. Ditimbang labu pada neraca analitik

5. Dicatat berat labu

6. Diulangi 1- 2 kali percobaan sampai di dapat berat tetap

B. Preparasi sampel

1. Dihomogenkan sampel

2. Diukur volume sampel berdasarkan kepekatan sampel secara duplo 3. Dimasukkan ke dalam corong pisah

4. Diasamkan dengan HCl 1:1 sebanyak 1 mL 5. Ditambahkan N- Heksana sebanyak 100 mL

6. Dikocok kuat – kuat selama 5 menit, hingga terbentuk 2 lapisan 7. Dibuang lapisan bawah


(7)

9. Dikocok kuat- kuat selama 5 menit

10.Dibiarkan selama 1 – 2 menit hingga fraksi n – heksan terpisah dari fraksi air

11.Dipisahkan lapisan n – heksana dari sampel air

12.Ditambahkan 5 gram kristal Na2SO4 apabila fraksi n – heksan masih mengandung air

13.Ditampung dalam labu dengan kertas saring yang sudah dibasahi n - heksana

14.Sampel siap di analisa

C. Cara Analisa

1. Didestilasi fraksi n- heksan di atas penangas air selama ± 4 jam 2. Labu dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam 3. Didinginkan pada desikator selama 30 menit

4. Ditimbang labu alas dengan neraca anlitik

5. Diulangu penimbangan beberapa kali hingga diperoleh berat tetap

3.3.2. Analisa Total Suspended Solid ( TSS ) dalam limbah cair

A. Penimbangan kertas saring kosong

1. Diletakkan kertas saring kedalam alat vakum

2. Dibilas kertas saring dengan aquades sambil dioperasikan alat vakum untuk penyaringan

3. Dimatikan alat vakum, diangkat kertas saring dengan penjepit dan diletakkan di atas kaca arloji

4. Kertas saring dikeringkan didalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam 5. Didinginkan kertas saring pada desikator selama 1 jam

6. Ditimbang kertas saring dengan neraca analitik 7. Diulangi beberapa kali hingga diperoleh berat tetap


(8)

B. Analisa kadar Total Suspended Solid ( TSS)

1. Diletakkan kertas saring yang telah diketahui berat tetapnya pada alat vakum

2. Dibilas kertas saring dengan aquades sambil dioperasikan alat vakum 3. Dipipet sampel dengan volume yang disesuaikan berdasarkan kepekatan

sampel

4. Disaring diatas kertas saring sambil dioperasikan alat vakum

5. Diangkat kertas saring dengan penjepit diletakkan di atas kaca arloji 6. Dikeringkan sampel pada suhu 105oC selama 1 jam

7. Didinginkan kertas saring pada desikator selama 1 jam 8. Ditimbang kertas saring dengan neraca analitik


(9)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan

No Sampel Kadar minyak dan Lemak ( mg/L )

Kadar TSS ( mg/L )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 001 A 001 B 002 A 002 B 003 A 003 B 004 A 004 B 005 A 005 B 80 80 58 58 10 10 8 8 18 18 2 2 2 2 3 3 6 6 2 2 4.2. Perhitungan

I.Penentuan Kadar Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000 Dimana :

A = Berat sampel yang dianalisa B = Berat labu alas kosong


(10)

Sampel 001 A

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 20 mg/ L Sampel 001 B

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 20 mg/ L Sampel 002 A

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 58 mg/ L Sampel 002 B

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 58 mg/ L Sampel 003 A

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000


(11)

Sampel 003 B

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 10 mg/ L Sampel 004 A

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 8 mg/ L Sampel 004 B

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 8 mg/ L Sampel 005 A

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000

= 18 mg/ L

Sampel 005 B

Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000


(12)

II. Penentuan Kadar TSS ( Total Suspended Solid ) TSS ( mg/ L )

x 1000.000

Dimana : A = berat kertas saring + residu kering (mg)

B = berat kertas saring kosong (mg)

Sampel 001 A

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 2 mg/L Sampel 001 B

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 2 mg/L

Sampel 002 A

TSS ( mg/ L )

x 1000.000


(13)

Sampel 002 B

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 2 mg/L Sampel 003 A

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 3 mg/L

Sampel 003 B

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 3 mg/L

Sampel 004 A

TSS ( mg/ L )

x 1000.000


(14)

Sampel 004 B

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 6 mg/L Sampel 005 A

TSS ( mg/ L )

x 1000.000

= 2 mg/L

Sampel 005 B

TSS ( mg/ L )

x 1000.000


(15)

4.3. Pembahasan

Dalam rangka memenuhi ketentuan-ketentuan pokok pengolahan Lingkungan Hidup pada undang-undang No. 4 tahun 1982. PP/20/1990 tentang pengendalian pencemaran air dan keputusan MENLH No. Kep. 51/MENLH/10/1995 tentang penetapan baku mutu limbah cair kegiatan industri dan pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan yang akhirnya menuju pencapaian sertifikat ISO 14000, perlu ditetapkan pedoman limbah pabrik dan lingkungan. Pengelolaan limbah pabrik dan lingkungan, ruang lingkupnya meliputi pengendalian proses pengolahan dan sanitasi pabrik (in-plant control dan

house keeping) serta sistem pengendalian limbah termasuk pengoperasian,

pemeliharaan dan pemantauan IPAL dan lingkungan serta pemanfaatan air limbah (Potter, 1994).

Dari hasil analisa kadar minyak dan lemak : TSS ( Total Suspended Solid ) pada limbah cair pabrik kelapa sawit diperoleh pada sampel 001 adalah 80 mg/l : 2 mg/l, pada sampel 002 adalah 58 mg/l : 2 mg/l, pada sampel 003 adalah 10 mg/l : 3 mg/l, pada sampel 004 adalah 8 mg/l : 6 mg/l dan pada sampel 005 adalah 5 mg/l : 2 mg/l. Maka dapat diketahui bahwa hanya kadar TSS ( Total Suspended Solid ) yang memenuhi standar yang telah ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 250 mg/L, sedangkan kadar minyak lemak hanya sebagian sampel yang memenuhi standar menurut Kep-51/MENLH/10/1995 sebesar 25 mg/L. diperoleh kadar minyak lemak yang tinggi dikarenakan tingkat kepekatan dari sampel limbah tersebut, yang menandakan mengandung minyak lemak yang tinggi.


(16)

Semakin tinggi kandungan minyak lemak dan TSS (Total Suspended

Solid) dalam air limbah, ini akan dapat menyebabkan keracunan pada mahluk

hidup terutama pada mahluk hidup yang diperairan. Oleh sebab itu parameter ini tercantum pada spesifikasi mutu limbah yang sesuai dengan baku mutu pengolahan air limbah industri karet menurut Kep-51/MENLH/10/1995.


(17)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini diperoleh Kadar TSS (Total Suspended Solid) 2

– 6 mg/L dan kadar minyak lemak diperoleh 8 – 80 mg/L. kadar TSS (Total Suspended Solid) telah memenuhi standar yang telah ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 sebesar 250 mg/l. kadar minyak lemak belum memenuhi standar yang telah ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 sebesar 25 mg/L.

5.2. Saran

Setiap pabrik harusnya mempunyai usaha dalam penanganan dan pemanfaatan limbah yang dihasilkan agar lingkungan di sekitar pabrik maupun masyarakat yang menggunakan air sebagai sumber kehidupan tidak tercemar oleh limbah industri.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri Kelapa Sawit

Pengembangan ekonomi Indonesia pada pembangunan Jangka Panjang Thap I (PJPT I) sangat tergantung kepada minyak dan gas bumi sebagai primadona perolehan devisa Negara. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non minyak dan gas bumi andalan Indonesia. Selama PJPT I agribisnis kelapa sawit berkembang pesat. Minyak sawit diperoleh dari daging buah kelapa sawit (mesokarp) melalui pengepaan. Minyak sawit kasar (CPO) terdiri dari campuran minyak, air, dan serat kasar. Melalui saringan getar sebagian padatan serat akan terpisah, sedangkan tangki klarifikasi akan memisahkan fraksi minyak ke atas dan air lumpur (sludge) ke bawah. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, dihasilkan juga tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang cukup besar.

Pengembangan industri kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan pabrik dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, baik terhadap kualitas sumber daya alam ( berupa pencemaran), kuantitas sumber daya alam (berupa pengurasan) maupun lingkungan hidup (aspek sosial). Hal ini disebabkan oleh bobot limbah PKS yang harus dibuang ke badan penerima semakin bertambah. Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbung atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Dikatakan mempunyai nilai ekonomi negatif, karena penanganan limbah


(19)

memerlukan biaya yang cukup besar, disamping juga dapat mencemari lingkungan. (Said, 1996).

2.2. Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit

Industri pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit atau CPO ( Crude Palm Oil ) dan inti sawit juga akan menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat, limbah caii dan gas.

2.2.1. Limbah Padat

Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit ( TKKS ) yang tersedia dalam jumlah besar dan berkesinambungan sepanjang tahun. TKKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan energi alternatif, mulsa, kompos, bahan pengisi kertas atau pulp, dsb.Beberapa penenlitian yang telah dikembangkan untuk pemanfaatan TKKS antara lain :

a. Pembuatan kompos b. Pembuatan pulp

c. Pembuatan briket arang

d. Pembuatan polipot untuk pembibitan kelapa sawit dan karet e. Pembuatan filler bahan plastik yang dapat terdegradasi f. Papan kepingan ringan ( MDF ) ( Nainggolan.H,2011 )

Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya, komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah sellulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin.


(20)

Tabel 2.1 : Komposisi Kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Komposisi Kadar ( % )

Abu Selulosa Lignin Hemiselulosa

15 40 21 24 Sumber : pratiwi et al, 1988 dan azemi et al 1994

2.2.2. Limbah Cair

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan hidrosiklon. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degredasi bahan organik yang lebih bessar pula.

2..2.3. Limbah Gas

Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah gas. Limbah gas ini antara lain gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit ( yan fauzi, 2002 ).


(21)

2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit

2..3.1. Karakteristik Limbah Cair PKS

Limbah cair pengolahan kelapa sawit mengandung padatan terlarut maupun emulsi minyak di dalam air. Limbah cair mengandung senyawa-senyawa organik seperti sellulosa dan tannin ataupun turunan alkaloid lainnya seperti karotin. Padatan terlarut melayang dan juga mengemulsi serta bahan-bahan organik lainnya yang terurai ataupun terdegradasi disebabkan mikroorganisme, ini memyebabkan baudan berwarna hitam. Limbah cair pengolahan kelapa sawit pada umumnya memiliki karakteristik seperti terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2. : Kualitas Limbah Cair Segar Pabrik Kelapa Sawit

No Parameter Satuan

MenLH Kep-51/1995

Range 28 PKS- PTP

28 PKS

(rata-rata)

World Bank

1 PH - 6-9 3,3-4,6 4,0 3,7

2 BOD Mg/L 250 8.200-35.400 21.280 35.000

3 COD Mg/L 500 15.103-65.100 34.720 45.000

4 TSS Mg/L 300 1.330-50.700 21.700 25.000

5 Amoniak Mg/L 20 2,5-5,0 13 30

6 Minyak Mg/L 30 190-14.720 3.075 7.000

7 N-total Mg/L - 12,0-12,6 41 600


(22)

Keterangan :

pH : ukuran kemasaman atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6.5-7.5

BOD ( biochemical oxygen demand ) : ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalamnya

COD ( chemical oxygen demand ) : jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimiawi

Amoniak : salah satu gas yang umum dijumpai dalam air . Amonia mudah tertimbun di dalam sistem perairan karena ia merupakan hasil samping alami metabolisme ikan serta hasil penguraian sisa-sisa makanan dan bahan organik lainnya

2.3.2. Degradasi Limbah Cair PKS

Limbah cair PKS terdiri atas banyak komponen penyusun antara lain : seperti lemak, protein, dan karbohidrat. Komponen ini dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang diperlukan mikroba, limbah munyak sawit mengalami degradasi yang biasa disebut biodegradasi limabh cair PKS. Hanya mikroba – mikroba yang dapat beradaptasi dalam limbah cair PKS yang dapat melaksanakan biodegradasi tersebut. ( Nainggolan, 2011 )

2.3.3. Kandungan Limbah Cair

Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki potensi sebagai pencemar lingkungan karena berbau, mengandung nilai COD dan BOD serta padatan


(23)

tersuspensi yang tinggi. Untuk mengendalikan pencemaran maka diperlukan pengolahan secara biologik, kimia, atau fisik. Penanganan limbah cair secara biologik lebih disukai karena dampak akhirnya terhadap pencemaran lingkungan minimal.

Limbah cair PKS mengandung padatan melayang dan terlarut dalam emulsi minyak dalam air. Apabila limbah tersebut larut labgsung dibuang kesungai maka sebagian akan mengendap, terurai secara perlahan, mengonsumsi oksigen terlarut, menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau yang sangat tajan, dan dapat meruska daerah pembiakan ikan. Limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung senyawa anorganik dan organik yang dapat dan tidak dapat dirombak oleh mikroorganisme. Limbah yang mengandung senyawa organik umumnya dapat dirombak oleh bakteri dan dapat dikendalikan secara biologis. Pengolahan limbah cair secara biologis dapat dilakukan dengan proses aerobik dan anaerobik. Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dimualai dengan proses aerobik.( said, 1996 ).

2.4. Air Limbah

Air limbah yaitu air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpukan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Unsur – unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah yang modern terdiri dari : (1) masing – masing suber air limbah, (2) sarana pemrosesan setempat, (3) sarana pengumpulan. (4) sarana penyaluran, (5) sarana pengolahan dan (6) sarana pembuangan.( Linsley,R dan Franzini,J.1979).


(24)

2.4.1. Air Limbah Industri

Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung besar kecilnya industri, pengawasan proses industri, derajat penggunaan air, derajat penggunaan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari. Sebagai patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 – 95% dari jumlah air yang dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan air limbahnya lagi maka jumlahnya akan lebih kecil lagi.( Sugiharto,1987 )

Klasifikasi limbah industri ada berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis. Limbah yang tidak mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Misalnya dalam pabrik gula, tetes merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri alkohol, sedangkan ampas tebu sebagai limbah dari pabrik gula juga dapat dijadikan bahan baku untuk industri kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur pulp. Limbah non ekonomis adalah suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.( Kristanto.P 2002 ).


(25)

2.4.2 Sifat – Sifat Air Limbah

Untuk mengetahui lebih luas tentang air limbah, maka perlu kiranya diketahui juga secara detail mengenai kandungan yang ada dalam air limbah juga sifat – sifatnya. Setelah diadakn analisis ternyata bahwa air limbah mempunyai sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantaranyaSifat fisik, Sifat kimiawi Sifat biologis.

Adapun cara pengukurannya yang dilakukan pada setiap jenis sifat tersebut dilaksanakan secara berbeda- beda sesuai dengan keadaanya. Analisis jumlah dan satuan biasanya diterapkan untuk penelaahan bahan kima. Sedangkan analisis dengan menggunakan penggolongan banyak diterapkan apabila menganalisis kandungan biologinya.

Sifat fisik air limbah

Penentuan derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika dan kejernihan serta bau dan warna dan juga temperatur. Jumlah endapan pada contoh air limbah pada suhu 103 – 1050C. Beberapa komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan dengan mengadakan pemisahan air limbah dengan memperhatikan besar kecilnya partikel yang terkandung didalamnya.

Warna adalah ciri kualitatif yang dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu – abu muda sampai setenga tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukan atau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa


(26)

setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik ( tanpa adanya oksigen ). Penghitaman warna air limbah sering disebabkan oleh adanya pembentukan berbagai sulfida, khusunya ferrous sulfida.

Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Bau air limbah yang baru biasanya tidak terlalu merangsang, tetapai berbagai senyawa yang berbau dilepaskan pada saat air limbah terurai secara biologis pada kondisi anaerobik. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida ( tercium seperti telur busuk ). ( Linsley,R dan Franzini,J.1979).

Sifat kimia air limbah

Kandungan bahan kimia yang ada didalam air limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menhabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun. Adapun bahan kimia yang penting yang ada didalam air limbah pada umumnya dapat diklarifikasikan yaitu : bahan organik seperti karbohidrat, minyak, lemak, gemuk, pestisida, fenol,protein, deterjen dan lain – lain. Bahan anorganik memiliki sifat kesadahan, klorida, logam berat, Nitrogen, pH, fosfor, Belerang. Bahan – bahan beracun seperti gas gas beracun hidrogen sulfida, metan, oksigen.


(27)

Sifat biologis air limbah

Pemeriksaan biologis di dalam air dan air limbah untuk memisahkan apakah ada bakteri – bakteri patogen berada di dalam air limbah. Keterangan biologis ini diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang diperlukan sebagai air minum, serta untuk keperluan kolam renang. Selain itu untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang kebadan air. Berikut adalah pembagian kelompok anggota spesiesnya.

Tabel 2.3. klasifikasi Mikroorganisme yang Ada di dalam Air Limbah Kelompok besar Anggota

1. Binatang bertulang belakang ( Rotifers ) Kerang – kerangan ( crustaceans ) Kutu dan larva ( worm and larvae) 2. Tumbuh-tumbuhan lumut ( Mosses )

Pakis / paku ( Ferns )

3. Protista bakteri

Ganggang ( Algae ) Jamur ( Fungi )

Hewan bersel satu ( protzoa )

Sumber : Donald W. Sundstrom, 1979

2.4.3. kulitas Limbah

Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam air limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya, hal ini menunjukkan semakin kecilnya peluang


(28)

Beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat masuknya limbah kedalam lingkungan:

a. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan karena volume limbah kecil, parameter tercemar yang terdapat dalam limbah sedikit dengan konsentrasi yang kesil.

b. Ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran c. Memberikan perubahan dan menimbulkan penemaran

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah : a. Volume limbah

b. Kandungan bahan pencemar c. Frekuensi pencemaran limbah

2.5 Efek Buruk Air Limbah

Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.

2.5.1. Gangguan Terhadap Kesehatan

Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini


(29)

ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa. Selain sebagai pembawa penyakit air limbah juga banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti virus, salmonella

spp, vibrio kolera dan lain lain.

2.5.2. Gangguan Terhadap Biotik

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan didalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabakan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Selain bahan – bahan kimia yang dapat mengganggu kehidupan di dalam air , maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adnya temperatur tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah ini dpat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.

2.5.3. Gangguan Terhadap Keindahan

Dengan semakin banyakknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan yang memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan – bahan organik dalam jumlah yang sangat besar. Ampas dari pabrik ini akan dilakukan pengendapan terlebih dahulu


(30)

sebelum dibuang kesaluran air limbah, akan tetapi memakan waktu yang sangat lama. Selama waktu tesebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung.Pembuangan yang sama juga akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak dan lemak selain menimbulkan bau juga menyebabkan tempat di sekitarnya menjadi licin.

2.5.4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda

Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi serta bagian air kotor laninya. Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu uda normal, dan akan berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang berupa benda cair pada saat dibuang kesaluran air limbah akan memupuk secara kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya dapat menymbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat juga kerusakan pada tempat di mana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya kebocoran.( Sugiharto, 1987 )


(31)

2.5.5. Pengendalian Limbah Industri

Usaha pengendalian dapat dilakukan melalui berbagai upaya. Pembangunan industri di indonesia selama 20 tahun terakhir yang lebih menitik beratkan pada aspek pertumbuhan ekonomi telah merangsang pertumbuhan sektor lainsehingga menjadi tidak seimbang. Pelaksanaan pengendalian pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan bertujuan untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif.

2.5.6. Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran

Berbagai industri telah telah melaksanakan pengendalian pencemaran dengan memasang perangkat pengendali. Pemasangan perangkat ini berarti menambah investasi bagi industri yang sedang berproduksi. Hal ini berbeda dengan industri yang masih dalam tahap pencernaan. Teknologi pencegahan dan penanggulangan pencemaran adalah sistem pencernaan dan pengaturan buangan ( limbah ) dengan bantuan berbagai fasilitas peralatan. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran karena limbah industri yaitu : pencegahan pencemaran, penanggulangan pencemaran, biaya pengendalian dan penanggulangan.Penanggulangan pencemaran akibat industri dititik beratkan pada pemasangan pengolahan yang dikenal dengan prinsip end pipe of treatment. Jenis zat pencemaran, volume, lamanya berlangsung, jangkauan pemaparan dan jumlah yang terkena dampak menjadi dasar perencanaan pengadaan end pipe of treatment ini.


(32)

Limbah yang dibuang pabrik ditampung telebih dahulu dan diolah kembali sehingga mempunyai nilai ekonomis. Pengolahan kembali menghasilkan nilai tambah, dan pada sisi lain menghemat biaya pengendalian pencemaran, sistem ini dikenal dengan asas pencegahan pencemaran yang menguntungkan.

2.6. Minyak dan lemak

Lemak dan minyak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga banyak didapat didalam air limbah. Kandungan zat lemak dapat ditentukan dan disajikan melalui contoh air limbah dengan Heksana. Selain heksana sebagai pelarut juga dapat dipergunakan kerosin, pelumas,. Lemak dan minyak membentuk ester dan alkohol atau gliserol dengan asam gemuk. Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan kedalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung diatas permukaan air. Minyak yang terdapat didalam air berasal dari berbagai sumber, diantaranya dari pembersihan dan pencucian kapal – kapal dilaut, pengeboran minyak di dekat atau di tengah laut. Minyak tidak larut dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyakmaka minyak tersebut akan tetap mengapung kecuali jika terdamapr ke pantai atau ke tanah di sekeliling sungai. Semua jenis minyak mengandung senyawa volatil yang dapat segera menguap. Dalam beberapa hari 25% dari volume minyak akan hilang karena menguap. Sisa minyak yang tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang mengakibatkan air dan minyak dapat bercampur.

Terdapat dua macam emulsi yang terbentuk antara minyak dengan air. Yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Emulsi minyak dalam air tejadi jika droplet – droplet minyak terdispersi di dalam air dan


(33)

distabilkan dengan interaksi kimia dimana air menutupi permukaan droplet – droplet tersebut. Pencemaran oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Adanya minyak yang mengakibatkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang. Ternyata intensitas sinar di dalam air sedalam 2 meter dari permukaan air yang mengandung minyak adalah 90% lebih rendah daripada intensitas sinar pada kedalaman yang sama pada air bening. b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena

lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air.

c. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan burung air karena burung – burung yang berenang dan menyelam, bulu – bulunya akan ditutupi minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain, akibatnya kemampuannya utnuk terbang akan menurun.

d. Penetrasi sinar dan oksigen terlarut yang menurun dengan adanya minyak dapat mengganggu kehidupan tumbuh – tumbuhan laut, termasuk ganggang.

2.6.1. Analisa Minyak dan lemak

Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan zat dalam bidang kimia yang mengacu pada prinsip distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya.

Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like disolve like, yakni senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non


(34)

polar akan larut di dalam pelarut non polar. Melalui perbedaan kepolaran tersebut maka zat akan dapat dipisahkan.

Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut. (http://www.academia.edu/9079741/Pemicu_2_ekstraksi )

2.7. Total Suspended Solid ( TSS )

Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel – partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan

– bahan organik tertentu, sel – sel mikroorganisme, dan sebagainya. Air limbah industri mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah yang sangat bervariasi tergantung pada jenis industrinya. Padatan tersuspensi suatu sampel air adalah jumlah bobot bahan yang tersuspensi dalam suatu volume air tertentu; biasanya dinyatakan dalam miligram per liter atau ppm.( Kristanto.P,2002 ).

2.7.1. Prinsip Analisa

Prinsip Total Suspenden Solid yaitu : sampel disaring dengan filter kertas; filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada 1050C selama 2 jam. Dalam analisa Total Suspenden Solid ( TSS ) sangat diperlukan ketelitian, bilamana sampel mengandung zat tersuspensi tinggi, maka penyimpanan baku relatif adalah 5 sampat 20%. Bilamana sampel mengandung zat tersuspensi yang


(35)

tidak dapat mengendap yaitu tetap tesebar secara merata dalam larutan, maka penyimpanan baku yang relatif hanya 2 sampai 5% atau kurang lebih 4 mg/l, tergantung pada kepekaan timbangan.

2.8. Metode Gravimetri

Analisis gravimetri adalah penentuan kuantitatif berdasarkan bobot, proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang, sebagian besar penetapan – penetapan pada analisa gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil yang dapat mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang.

Cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan; ada juga yang didasarkan pada pengusiran suatu komponen sebagai gas, lau hasil reasi itu ditimbang.( Alaerts, 1984 ).


(36)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita cita

– citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun materil, maka berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satunya adalah ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri berat maupun industri ringan. Industri berat yang dimaksud adalah industri yang memproduksi mesin – mesin industri serta pengadaan bahan baku maupun industri yang mau meningkatkan sumberdaya alam dan energi serta industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak. Tidak ketinggalan juga dengan industri yang dikelolah oleh masyarakat itu sendiri berupa industri kecil. Dengan ditingkatkannya sektor industri maupun sektor pertanian diharapkan taraf masyarakat akan dapat ditingkatkan lagi. Akan tetapi disamping tujuan – tujuan tersebut di atas, maka dengan munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnya yang berupa limbah. ( Sugiharto, 1982 )

Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi lingkungan sekitar terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurang dampak negatif pabrik pengolah kelapa sawit yang mengacu pada undang - undang No. 4 tahun 1982 dan peraturan pemerintah, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus


(37)

dilakukan dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah dan pengawasan mutu limbah. Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakuak nbersama dengan pembangunan pabrik kelapa sawit dengan sistem yang didasarkan kepada kapasitas dan kualitas limbah yang diinginkan. ( ponten M. Naibaho, 1996 )

Beban pencemaran lingkungan dari limbah pabrik kelpa sawit ( PKS ) serta kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada limbah, menuntup pabrik untuk mengolah limbahnya, antara melalui daur ulang. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit akan menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar. Untuk menghasilkan satu ton minyak kelapa sawit, dihasilkan dua setengah ton limbah cair pabrik kelapa sawit. Limbah cair tersebut berasal dari proses perebusan, klarifikasi dan hidrosiklon. ( Said, 1996 )

limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari – hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umunya limbah cair dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. (http://www.likomedia.or.id/mood.php)


(38)

1.2.Permasalahan

Adanya kegiatan industri seperti pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah cair. Tempat – tempat yang menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses peleburan, klarifikasi, dan hidrosiklon. Berapa besar kadar minyak dan lemak dan TSS ( Total Suspended Solid ) pada limbah cair kelapa sawit. Apakah masih memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh keputusan menteri lingkungan hidup dan bagaimana bila limbah cair yang telah melalui beberapa proses menghasilkan kadar minyak dan lemak dan TSS ( Total Suspended Solid ) yang melebihi standar mutu yang telah ditetapkan oleh industri kelapa sawit.

1.3.Tujuan

Untuk mengetahui kadar minyak dan lemak dan TSS ( Total Suspended Solid ) yang terdapat pada limbah cair kelapa sawit dan apakah limbah yang dibuang ke lingkungan sudah memenuhi standar?.

1.4.Manfaat

Dapat memberikan informasi bahwa limbah cair industri kelapa sawit telah layak dibuang ke badan air tanpa melakukan pencemaran perairan disekitar lingkungan, setelah dilakukan beberapa analisa dalam proses pengendalian air limbah


(39)

ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN

TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH

PABRIK KELAPA SAWIT DI

KABUPATEN LANGKAT

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar minyak lemak dan kadar TSS(Total Suspended Solid) pada limbah dari beberapa pabrik kelapa sawit di Kabupaten Langkat. Analisa kadar minyak lemak dipisahkan secara ekstraksi dengan menggunakan alat soklet melalui dua tahap ekstraksi dan destilasi, kadar TSS ( Total Suspended Solid )dipisahkan dengan cara penyaringan dan dilanjutkan dengan pemanasan dan penimbangan. Dari hasi penelitian diperoleh kadar minyak dan lemak 8 – 80 mg/L, sedangkan kadar TSS ( Total Suspended Solid ) dari 2 – 6 mg/L. Kadar TSS ( Total Suspended Solid ) telah memenuhi standar yang telah ditetapkanKep-51/MENLH/10/1995 yaitu 250 mg/L, kadar minyak lemak hanya sebagian sampel yang memenuhi standar yang ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu 25 mg/L.

Kata kunci : minyak dan lemak, TSS ( Total Suspended Solid ), gravimetri, ekstraksi


(40)

ANALYSIS OF THE OIL GREASE AND TSS ( Total Suspended Solid ) ON WASTEWATER OF CRUDE PALM OIL

IN LANGKAT ABSTRACT

Have analyzed the oil content of fat and levels of TSS (Total Suspended Solid) in the waste of palm oil mills in Langkat. Analysis of the oil content of fat are separated by extraction by using the tool soklet through two stages of extraction and distillation, the levels of TSS (Total Suspended Solid) separated by filtration, followed by heating and weighing. Hasi study showed levels of oil and grease 8-80 mg / L, whereas the levels of TSS (Total Suspended Solid) of 2-6 mg / L. Levels of TSS (Total Suspended Solid) meets the standards that have been ditetapkanKep-51 / MENLH / 10/1995, namely 250 mg / L, levels of fatty oil samples only partially meet the standards set Kep-51 / MENLH / 10/1995, namely 25mg/L.


(41)

ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN

TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH

PABRIK KELAPA SAWIT DI

KABUPATEN LANGKAT

TUGAS AKHIR

HOTMAIDA HUTABARAT

1224O1126

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(42)

ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN

TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH

PABRIK KELAPA SAWIT DI

KABUPATEN LANGKAT

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

HOTMAIDA HUTABARAT

122401126

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(43)

PERSETUJUAN

Judul : Analisis Kadar Minyak Dan Lemak Dan

TSS(Total Suspended Solid) Pada limbah dari pabrik kelapa sawit Di Kabupaten Langkat

Kategori :Tugas Akhir

Nama : Hotmaida Hutabarat

Nomor Induk Mahasiswa : 122401126

Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2015

Program Studi D3 Kimia Pembimbing, FMIPA USU

Ketua,

Dra.Emma Zaidar Nst,M.Si Dra.Emma Zaidar Nst,M.Si NIP.195512181987012001 NIP.195512181987012001 Disetujui Oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr.Rumondang Bulan,MS NIP.195408301985032001


(44)

PERNYATAAN

ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN

TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH

PABRIK KELAPA SAWIT DI

KABUPATEN LANGKAT

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

HOTMAIDA HUTABARAT 122401126


(45)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penyusunan karya ilmiah ini merupakan satu syarat kelulusan program D3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Karya ilmiah ini berjudul

Analisis Kadar Minyak dan Lemak dan TSS ( Total Suspended Solid ) Pada

Pabrik Kelapa Sawit Di Kabupaten Langkat”.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mengucapakan terimakasih kepada pihak – pihak yang membantu penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku dosen pembimbing karya ilmiah yang telah memberikan pemikiran serta masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Sutarman,M.Sc selaku Dekan FMIPA-USU

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S selaku Ketua Departemen Kimia 4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Kimia 5. Seluruh Staf Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama duduk di bangku kuliah khususnya

6. Teristimewa kepada Dainang/mak’e penulis R. Silaen dan Bapakku hasian


(46)

Kalian adalah orang tua juara satu didunia dan juga kepada saudara serahim abang jefri, kakak juni dan dedek tio ( JJHS brother ).

7. Bapak Fadhil, Ibu Sumarni, dan Ibu Mardiani yang telah membimbing penulis selama PKL

8. Sahabat- sahabat penulis yang selalu membantu mendukung penulis dalam perkuliahan dan penyusunan karya ilmiah ( santhy ohm, wak illek putri mardani, mak ade, dan mayeuu )

9. Teman seperjuangan PKL yang banyak membantu penulis (lek melva,septri,dak jefri, pendri )

10.Teman – teman kimia analis dan kimia industri 2012

Mengingat keterbatasan dan kemampuan, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki karya ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2015

Penulis,


(47)

ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN

TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH

PABRIK KELAPA SAWIT DI

KABUPATEN LANGKAT

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar minyak lemak dan kadar TSS(Total Suspended Solid) pada limbah dari beberapa pabrik kelapa sawit di Kabupaten Langkat. Analisa kadar minyak lemak dipisahkan secara ekstraksi dengan menggunakan alat soklet melalui dua tahap ekstraksi dan destilasi, kadar TSS ( Total Suspended Solid )dipisahkan dengan cara penyaringan dan dilanjutkan dengan pemanasan dan penimbangan. Dari hasi penelitian diperoleh kadar minyak dan lemak 8 – 80 mg/L, sedangkan kadar TSS ( Total Suspended Solid ) dari 2 – 6 mg/L. Kadar TSS ( Total Suspended Solid ) telah memenuhi standar yang telah ditetapkanKep-51/MENLH/10/1995 yaitu 250 mg/L, kadar minyak lemak hanya sebagian sampel yang memenuhi standar yang ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu 25 mg/L.

Kata kunci : minyak dan lemak, TSS ( Total Suspended Solid ), gravimetri, ekstraksi


(48)

ANALYSIS OF THE OIL GREASE AND TSS ( Total Suspended Solid ) ON WASTEWATER OF CRUDE PALM OIL

IN LANGKAT ABSTRACT

Have analyzed the oil content of fat and levels of TSS (Total Suspended Solid) in the waste of palm oil mills in Langkat. Analysis of the oil content of fat are separated by extraction by using the tool soklet through two stages of extraction and distillation, the levels of TSS (Total Suspended Solid) separated by filtration, followed by heating and weighing. Hasi study showed levels of oil and grease 8-80 mg / L, whereas the levels of TSS (Total Suspended Solid) of 2-6 mg / L. Levels of TSS (Total Suspended Solid) meets the standards that have been ditetapkanKep-51 / MENLH / 10/1995, namely 250 mg / L, levels of fatty oil samples only partially meet the standards set Kep-51 / MENLH / 10/1995, namely 25mg/L.


(49)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Industri Kelapa Sawit 4

2.2. Jenis Limbah Indusitri Kelapa Sawit 5

2.2.1. Limbah Padat 5

2.2.2. Limbah Cair 6

2.2.3. Limbah Gas 6

2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit 7

2.3.1. Karakteristis Limbah Cair PKS 7

2.3.2. Degradasi Limbah Cari PKS 8

2.3.3. Kandungan Limbah Cair 8

2.4. Air Limbah 9

2.4.1. Air Limbah Industri 9

2.4.2. Sifat-Sifat Limbah 10

2.4.3. Kualitas Limbah 13

2.5. Efek Buruk Air Limbah 14

2.5.1. Gangguan Terhadap Kesehatan 14

2.5.2. Gangguan Terhadap Biotik 15

2.5.3. Gangguan Terhadap Keindahan 15

2.5.4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda 16

2.5.5. Pengendalian Limbah Industri 16

2.5.6. Teknologi Pengolahan dan Penaggulangan Pencemaran 17

2.6. Minyak dan Lemak 17

2.6.1. Analisa Minyak dan Lemak 19


(50)

BAB 3 METODELOGI 22

3.1. Alat 22

3.2. Bahan 23

3.3. Prosedur Analisa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 26

4.1. Data Percobaan 26

4.2. Perhitungan 26

4.3. Pembahasan 32

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 34

5.1. Kesimpulan 34

5.2. Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 35


(51)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi Kimiawi Tandan Kosong 7

Tabel 2.2. Kualitas Limbah Cair Segar Kelapa Sawit 8 Tabel 2.3. Klasifikasi Mikroorganisme yang ada Di Dalam Air 13


(52)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 BAKU MUTU LIMBAH CAIR 38


(1)

v

ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN

TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH

PABRIK KELAPA SAWIT DI

KABUPATEN LANGKAT

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar minyak lemak dan kadar TSS(Total Suspended Solid) pada limbah dari beberapa pabrik kelapa sawit di Kabupaten Langkat. Analisa kadar minyak lemak dipisahkan secara ekstraksi dengan menggunakan alat soklet melalui dua tahap ekstraksi dan destilasi, kadar TSS ( Total Suspended Solid )dipisahkan dengan cara penyaringan dan dilanjutkan dengan pemanasan dan penimbangan. Dari hasi penelitian diperoleh kadar minyak dan lemak 8 – 80 mg/L, sedangkan kadar TSS ( Total Suspended Solid ) dari 2 – 6 mg/L. Kadar TSS ( Total Suspended Solid ) telah memenuhi standar yang telah ditetapkanKep-51/MENLH/10/1995 yaitu 250 mg/L, kadar minyak lemak hanya sebagian sampel yang memenuhi standar yang ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu 25 mg/L.

Kata kunci : minyak dan lemak, TSS ( Total Suspended Solid ), gravimetri, ekstraksi


(2)

vi

ANALYSIS OF THE OIL GREASE AND TSS ( Total Suspended Solid ) ON WASTEWATER OF CRUDE PALM OIL

IN LANGKAT

ABSTRACT

Have analyzed the oil content of fat and levels of TSS (Total Suspended Solid) in the waste of palm oil mills in Langkat. Analysis of the oil content of fat are separated by extraction by using the tool soklet through two stages of extraction and distillation, the levels of TSS (Total Suspended Solid) separated by filtration, followed by heating and weighing. Hasi study showed levels of oil and grease 8-80 mg / L, whereas the levels of TSS (Total Suspended Solid) of 2-6 mg / L. Levels of TSS (Total Suspended Solid) meets the standards that have been ditetapkanKep-51 / MENLH / 10/1995, namely 250 mg / L, levels of fatty oil samples only partially meet the standards set Kep-51 / MENLH / 10/1995, namely 25mg/L.


(3)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Industri Kelapa Sawit 4

2.2. Jenis Limbah Indusitri Kelapa Sawit 5

2.2.1. Limbah Padat 5

2.2.2. Limbah Cair 6

2.2.3. Limbah Gas 6

2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit 7 2.3.1. Karakteristis Limbah Cair PKS 7 2.3.2. Degradasi Limbah Cari PKS 8 2.3.3. Kandungan Limbah Cair 8

2.4. Air Limbah 9

2.4.1. Air Limbah Industri 9

2.4.2. Sifat-Sifat Limbah 10

2.4.3. Kualitas Limbah 13

2.5. Efek Buruk Air Limbah 14

2.5.1. Gangguan Terhadap Kesehatan 14 2.5.2. Gangguan Terhadap Biotik 15 2.5.3. Gangguan Terhadap Keindahan 15 2.5.4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda 16 2.5.5. Pengendalian Limbah Industri 16 2.5.6. Teknologi Pengolahan dan Penaggulangan Pencemaran 17

2.6. Minyak dan Lemak 17

2.6.1. Analisa Minyak dan Lemak 19 2.7. TSS (Total Suspended Solid) 20

2.7.1. Prinsip Analisa 20

2.8. Metode Gravimetri 20


(4)

viii

BAB 3 METODELOGI 22

3.1. Alat 22

3.2. Bahan 23

3.3. Prosedur Analisa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 26

4.1. Data Percobaan 26

4.2. Perhitungan 26

4.3. Pembahasan 32

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 34

5.1. Kesimpulan 34

5.2. Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 35


(5)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi Kimiawi Tandan Kosong 7 Tabel 2.2. Kualitas Limbah Cair Segar Kelapa Sawit 8 Tabel 2.3. Klasifikasi Mikroorganisme yang ada Di Dalam Air 13 Tabel 4.1. Data Hasil Percobaan 26


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 BAKU MUTU LIMBAH CAIR 38