Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo Brayan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di
Kawasan Pulo Brayan.
Menurut Internasional Council of Museum (ICOM)3, Museum adalah
lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan,
melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah
kemanusiaan yang berwujud benda dan takbenda beserta lingkungannya, untuk
tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.
Pengertian Sejarah4 adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang
peristiwa masa lampau dalam kehidupan manusia yang benar-benar terjadi dan
disusun secara sistematis dan kronologis
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga
di Indonesia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Museum Sejarah Kota
Medan adalah suatu bangunan umum yang memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai nilai – nilai sejarah yang ada di Kota Medan.
2.2 Lokasi
Lokasi Perancangan Museum Sejarah Kota Medan berada di kawasan Pulo
Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara. Di sekitar kawasan terdapat jajaran rumah
toko, rumah tinggal, sungai deli, rumah sakit, dll. Lokasi ini juga memiliki banyak
fasilitas peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda
3
4
Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010.
http://isma‐ismi.com/pengertian‐sejarah.html
10
Universitas Sumatera Utara
Judul Proyek
: Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan
Pulo Brayan
Tema Proyek
: Arsitektur Neo - Vernakular
Lokasi Proyek
: Pulo Brayan
Luas Site
:±90 Ha
Gambar 2.1 Lokasi Perencanaan Urban Renawal Kawasan Pulo Brayan
(Sumber : Google Earth)
11
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Syarat lokasi strategis berdirinya museum adalah sebagai berikut5 :
Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk
masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan dan
masyarakat umu lainnya.
Lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran
udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasi, elemen iklim yang
berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidaknya
harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55-65 %.
Alternatif 1
Lokasi lahan
: Jalan Pertama
Orientasi site
: menghadap ke Barat (menghadap ke Balai Yasa)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Yos Sudarso
Luas site
: +/- 2 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara : Perumahan penduduk
Selatan : Perumahan penduduk
Timur : Perumahan penduduk
Barat : Balai yasa
Gambar 2.2 Lokasi Site di Jalan Pertama
Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta,
1989.
5
12
Universitas Sumatera Utara
Alternatif 2
Lokasi lahan
: Jalan Cemara
Orientasi site
: menghadap ke Selatan (menghadap jalan Cemara)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Cemara
Luas site
: +/- 2 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara : Perumahan Penduduk
Selatan : Bangunan Komersil
Timur : Perumahan Penduduk
Barat : Perumahan penduduk
Gambar 2.3 Lokasi Site di Jalan Cemara
Alternatif 3
Lokasi lahan
: Jalan Bengkel
Orientasi site
: menghadap ke Timur (menghadap jalan Bengkel)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Bengkel
Luas site
: +/- 2 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara : Balai Yasa PJKA
Selatan : Perumahan Pendudul
Timur : Perumahan Penduduk
Barat : Perumahan penduduk
13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Lokasi Site di Jalan Bengkel
14
Universitas Sumatera Utara
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria
Jarak lokasi dari Stasiun
Kontur/topografi lokasi
Kondisi jalan
Tingkat kenyamanan
Aksesibilitas :
Kendaraan pribadi
Transportasi umum
Pejalan kaki
Fasilitas pendukung :
Tempat ibadah
Sarana pendidikan
Rumah sakit
Pusat perbelanjaan
Permukiman
Alternatif 1
Nilai
4
4
4
3
Alternatif 2
Nilai
2
4
4
3
Alternatif 3
Nilai
2
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
2
2
3
3
4
4
4
3
4
2
4
4
4
4
2
3
4
7.
8.
Tingkat kemacetan
3
3
Tingkat polusi :
3
3
Polusi suara
3
3
Polusi udara
3
3
Polusi sampah
9.
Ketersediaan air bersih
4
4
10. Ketersediaan jaringan listrik dan
4
4
telepon
11. Lokasi yang aman dari bencana
4
4
alam dan banjir
12. Kesesuaian dengan RUTRK dan
4
3
RTRW Kota Medan
Total Penilaian
73
68
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik 0 = Tidak Baik
4
4
4
3
4
4
4
3
67
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Nilai Lokasi
Berdasarkan hasil penilaian dari tabel di atas, maka lokasi site yang paling
sesuai adalah di jalan Pertama. Pemilihan lokasi di jalan ini dikarenakan lokasi
dekat dengan stasiun kereta api dan berada dekat dengan Balai Yasa.
15
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam pemilihan lokasi perancangan Museum Sejarah Kota Medan, perlu
untuk memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK).
Fungsi perancangan harus sesuai dengan lokasi yang terdapat di dalam kebijakan
pemerintah. Rencana Kawasan menurut Mebidangro :
No
1
Kawasan
Kawasan
Perkotaan
Inti Medan
Pusat Kegiatan
a. Pusat pemerintahan provinsi;
b. Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional
dan regional;
d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi
e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional
dan regional;
f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional
dan regional;
g. Pusat kegiatan industri kreatif
h. Pusat kegiatan industri manufaktur;
i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor
unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan;
j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang
dan angkutan barang regional;
k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan
nasional;
l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan
nasional;
m. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
n. Pusat kegiatan pariwisata; dan
o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.
Tabel 2.2 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro
(sumber: Mebidangro, 2011)
16
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Buku Mebidangro, terdapat beberapa fungsi pusat kegiatan
yang dibutuhkan di kawasan perkotaan inti medan, yaitu Pusat kegiatan
pariwisata, pameran dan sosial budaya. Oleh karena itu fungsi bangunan museum
sudah sesuai dengan kegiatan tersebut. Sasaran peuntukan menurut RUTRK :
WPP
A
Cakupan Kecamatan
1. Kec. Medan Belawan
2. Kec. Medan Marelan
3. Kec. Medan Labuhan
B
Kec. Medan Deli
C
1. Kec. Medan Timur
2. Kec. Medan Perjuangan
3. Kec. Medan Tembung
4. Kec. Medan Area
Pusat
Sasaran Peruntukan
Pengembangan
Belawan
Pelabuhan, industri, pemukiman,
rekreasi, maritim, usaha kegiatan
pembangunan
jalan
baru,
jaringan air minum, septic tank,
sarana pendidikan.
Tanjung Mulia
Kawasan
perkantoran,
perdagangan, rekreasi indoor,
pemukiman, pembangunan jalan
baru, jaringan air minum,
pembuangan sampah dan sarana
pendidikan.
Aksara
Pemukiman, perdagangan dan
rekreasi, kegiatan pembangunan
sambungan air minum, septic
tank, jalan baru, rumah
permanen, serta pendidikan
kesehatan.
5. Kec. Medan Denai
6. Kec. Medan Amplas
D
1. Kec. Medan Johor
Inti Kota
Kawasan
perdagangan,
perkantoran, rekreasi indoor dan
pemukiman, dengan program
kegiatan
pembangunan
perumahan
permanen,
penanganan sampah dan sarana
pendidikan.
Sei Sikambing
Kawasan
pemukiman,
perdagangan dan rekreasi,
dengan
program
kegiatan
pembangunan sambungan air
minum, septick tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan.
2. Kec. Medan Kota
3. Kec. Medan Baru
4. Kec. Medan Maimoon
5. Kec. Medan Polonia
E
1. Kec. Medan Barat
2. Kec. Medan Petisah
3. Kec. Medan Sunggal
4. Kec. Medan Selayang
5. Kec. Medan Tuntungan
Tabel 2.3 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
(sumber: RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Medan)
17
Universitas Sumatera Utara
Menurut RUTRK, daerah kecamatan Medan Barat diperuntukkan untuk
perdagangan dan rekreasi. Fungsi Museum sudah sesuai dengan RUTRK yaitu
untuk rekreasi.
2.2.1.2 Pencapaian
Bangunan museum merupakan sebuah bangunan rekreasi yang bertujuan
untuk mendatangkan banyak pengunjung. Untuk itu harus diperhatikan beberapa
hal untuk pencapaian, antara lain :
Berada di lokasi strategis yang dapat diakses banyak jalan, karena
museum merupakan bangunan publik yang diperuntukkan bagi
masyarakat.
Dapat dicapai melalui berbagai jenis kendaraan, baik itu kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum. Oleh karena itu diperlukan halte
maupun stasiun yang berada di dekat lokasi
Sangat diprioritaskan untuk dapat dicapai dengan berjalan kaki, oleh
karena itu dibutuhkan fasilitas – fasilitas untuk pejalan kaki
18
Universitas Sumatera Utara
Kuala Namu 45 menit
Tol Belmera 15 menit
Tanjung Morawa 45
Lokasi
Site
menit
Pusat Kota 15 menit
Belawan 30 menit
Binjai 50 menit
Berastagi 2 jam 15 menit
Diagram 2.1 Pencapaian Lokasi site
2.2.1.3 Area Pelayanan
Area Pelayanan Museum Sejarah Kota Medan mencakup seluruh Kota
Medan terutama di kawasan Pulo Brayan yang meliputi Kecamatan Medan Timur,
Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli.
19
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.4 Persyaratan Lain
Lokasi site adalah lahan kosong sehingga tidak diperlukan pembebasan
lahan. Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis,
yaitu berada di jalur penghubung Kota Belawan dan Kota Medan. Lokasi juga
berada di kawasan bersejarah Pulo Brayan yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Pemilihan lokasi disesuaikan dengan peraturan tata ruang kota yang sudah
ditetapkan.
2.2.2 Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kondisi existing tapak rancangan pada saat sekarang ini merupakan lahan
kosong.
Luas Lahan
: 15.000 m2 atau 1,5 Ha
Kontur
: Kondisi lahan relative datar dan tidak berkontur
KLB
:5
KDB
: 50% - 75%
GSB
: (1/2n) + 1 (n = lebar jalan)
Ketinggian bangunan : -
Pemilik
:-
Bangunan existing
: Perumahan Penduduk
Keistimewaan site
:
- Site berada di dekat Balai Yasa
-Site merupakan kawasan Transit Oriented
Development (TOD).
-Kawasan di sekitar site memiliki nilai
sejarah tinggi.
-Site berada dekat dengan Sungai Deli
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Eksisting
(Sumber : RUTRK)
21
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tinjauan Umum Proyek
2.3.1 Perkembangan Kota
Perjalanan sudah menemukan titik terang lokasi dimana harta karun
berada. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah melihat garis besar yang ada di
dalam peta. Garis besar ini merupakan petunjuk penting dalam menemukan harta
tersebut.
Pada perkembangannya Kota Medan dikembangkan menjadi kawasan
Metropolitan Mebidangro yang meiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan
lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro
sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis
Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan
Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan
strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional IndonesiaMalaysia-Thailand (IMT-GT). Poin penting ini menjadi landasan utama bagi
pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan
ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk
Metropolitan Mebidangro.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo,
menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan
untuk mewujudkan :
Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya
saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan
nasional di bagian utara Pulau Sumatera.
Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah
aliran sungai).
Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan
22
Universitas Sumatera Utara
Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di
Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat
beberapa kegiatan, diantaranya :
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis,
Pusat pelayanan transportasi (TOD),
Pusat kegiatan sosial-budaya.
Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timura terdapat satu potensi yang
menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA
Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai
heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :
Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara
Jasa perhotelan, perkantoran.
Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).
Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.
2.3.2 Kebijakan Pembangunan
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan
pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan.
Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan
terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih
luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai
Pusat Kegiatan Nasional, serta
tanggap dengan dinamika perkembangan dan
permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan
Kota Medan yang akan dituju, adalah:
“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah
tujuan investasi”
23
Universitas Sumatera Utara
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota
Medan Tahun 2008-2028
Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi
Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota
Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang
pesat;
Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan
ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai
skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan
terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar
kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah
belakangnya;
Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan
mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat
dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses perencanaan dan implementasinya;
Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai;
Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan
elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur,
aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosialbudaya dan bangunan bersejarah;
24
Universitas Sumatera Utara
Peruntukkan lahan
pada kawasan
perancangan adalah
bangunan fungsi
campuran,
transportasi,
perumahatan,
komersil dan ruang
terbuka hijau.
Gambar 2.6 Peta Pola Ruang Kecamatan Medan Timur
(Sumber : RUTRK)
2.3.3 Deskripsi Proyek
Museum menurut International Council of Museums (ICOM, 2004)
adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh merawat,
menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jadi diri manusia dan
lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan kenyamanan.
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut ICOM (International Council of Museums), fungsi museum ada
9, yaitu sebagai berikut :
Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan budaya dan alam.
Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah.
Konservasi dan preservasi.
Media penyebaran dan penyerataan ilmu untuk umum.
Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian.
Visualisasi warisan budaya dan alam.
Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.
Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.
Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME.
Tujuan museum secara umum menurut ICOM yaitu untuk memelihara,
menyelidiki dan memperbanyak. Sedangkan secara khusus yaitu memamerkan
kepada khalayak ramai guna pendidikan, pengajaran, dan penikmat akan buktibukti nyata berupa benda-benda- dari manusia dan lingkungannya.
Kawasan Pulo Brayan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Akan tetapi
banyak masyarakat yang belum mengetahui nilai sejarah yang dikandung kawasan
ini. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan suatu museum yang dapat
memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya sejarah yang dimiliki
Kota Medan.
Selain itu, fungsi museum di kawasan Pulo Brayan ini juga sebagai
penunjang konsep urban renewal kawasan yang dapat menjadi daya tarik
pariwisata bagi Kota medan.
26
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Klasifikasi Museum
Berdasarkan (Pasal 2 Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
No.KM.33/PL.303/MKP/2004), museum dibedakan berdasarkan koleksi yang
disimpan menjadi museum umum dan museum khusus.
Museum Umum ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil
budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Contoh museum umum adalah
Museum Nasional di Jakart yang koleksinya mencakup kekayaan budaya
dari seluruh pelosok Indonesia.
Museum Khusus ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil
budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang
seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Contoh museum khusus
adalah Museum IPTEK, Museum Serangga dan Kupu-kupu, Museum
Reptil, Museum Air Tawar, dan berbagai museum lainnya di Taman Mini
Indonesia Indah yang koleksinya terbatas pada tema tertentu.
Berdasarkan (Sutaarga, 1999), klasifikasi museum dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang, antara lain :
Berdasarkan status hukum dan kepemilikannya, museum dapat dibagi
menjadi :
a. Museum dengan status kepemilikan pemerintah
b. Museum dengan status kepemilikan swasta
Berdasarkan ruang lingkup wilayah, tugas dan status hukum pendirian
serta tujuan penyelenggaraan (kedudukannya), museum dapat dibagi
menjadi tiga yaitu :
a. Museum Nasional
b. Museum Lokal :
- Museum Provinsi
-Museum Kabupaten
- Museum Kotamadya
27
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran umum mengenai pengguna
dan aktivitasnya yang terjadi didalam bangunan. Pelaku dan pengguna museum
sejarah dan seni ini adalah :
Pengunjung
Merupakan pengunjung dari Museum Sejarah Kota Medan. Pengunjung
ini dapat dari berbagai kalangan.
Pengelola
Merupakan pengelola dari Museum Sejarah Kota Medan
Peneliti
Merupakan Peneliti benda – benda bersejarah yang akan di pajang di
dalam museum.
Service
Merupakan pegawai servis dari Museum Sejarah Kota Medan.
Kegiatan Utama adalah kegiatan yang mendasar yang dilakukan oleh
pelaku kegiatan. Beberapa kegiatan yang terjadi berdasarkan sifatnya adalah :
Edukatif : bersifat lebih mendidik dan menambah pengetahuan.
Rekreatif : bersifat lebih menghibur (refreshing).
Kreatif : bersifat menambah kemampuan otak leih aktif.
Kegiatan Pendukung adalah kegiatan yang menunjang kegiatan utama
sebagai fasilitas tambahan. Beberapa kegiatan pendukung:
Souvenir dan Reatil
Pusat data dan penelitian umum
Taman dan Ruang luar
28
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Pengunjung
ENTRANCE
PARKIR
LOBBY
TICKETING
TOILET
HALL
TANGGA
GALERI
CAFE
SOUVENIR
FOOD
TAMAN
PULANG
Diagram 2.2 Perilaku Pengunjung
Pengelola
ENTRANCE
PARKIR
KANTOR
TOILET
RUANG
PERTEMUAN
CAFE
TAMAN
FOOD
PULANG
Diagram 2.3 Perilaku Pengelola
29
Universitas Sumatera Utara
Servis
ENTRANCE
PARKIR
LOBBY
GUDANG
TOILET
RUANG
ALAT
DAPUR
TAMAN
PULANG
Diagram 2.4 Perilaku Pengelola
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Museum merupakan bangunan publik. Oleh karena itu luasan museum
diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut. Pendistribusian luas areal
museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata, dimana luas areal
untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal pameran.
Populasi
Total Luas Areal Museum (m2 )
10.000
650 – 1300
25.000
1115 – 2230
50.000
1800 – 3600
100.000
2700 – 5500
250.000
4830 – 9800
500.000
7600 – 15.000
> 1.000.000
12.000 – 23.500
Tabel 2.4 Standard Luasan Museum
(Sumber: Coleman, Laurence Vail. Museum Buildings)
30
Universitas Sumatera Utara
Dalam perancangan museum, harus dipikirkan pembagian ruang, jumlah
ruang, ukuran ruang, faktor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah
sistem penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua
komponen yaitu bangunan pokok dan penunjang. Secara umum gedung museum
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Bangunan
dikelompokkan
berdasarkan
fungsi
dan
aktivitasnya,
ketenangan dan keramaian serta keamanan.
Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.
Area publik terdiri dari bangunan umum (pameran tetap dan temporer)
serta bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.
Area semi publik terdiri dari bangunan adminsitrasi (perpustakaan dan
ruang rapat).
Area privat terdiri dari laboratorium, studio serta daerah servis lainnya.
Menurut J. De Chiara dan J.H. Callendar dalam Time Saver Standards for
Building
Types
(1983),
persyaratan
untuk
sebuah
museum
harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
Pemilihan Tapak
Lokasi tapak tidak harus berada di pusat kota dengan pertimbangan sudah
tersedianya jaringan dan fasilitas transportasi untuk mencapai suatu lokasi ke
lokasi lainnya.
Ruang Servis
Pertimbangan jumlah luasan ruang yang diperlukan untuk kegiatan servis
dan kegiatan penunjang lainnya. Penentuan kebutuhan ruang ini berkaitan dengan
tujuan dan fungsi museum, sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya
dapat berlangsung dengan baik.
31
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan Ruang Luar
Sebuah museum yang dibangun di lingkungan yang padat, seperti daerah
pusat kota maupun luar kota, penataan ruangnya harus menciptakan suasana yang
terlingkupi.
Penerangan Alami
Penerangan alami dari cahaya matahari memiliki aspek ekonomis yang
tinggi, namun juga memiliki efek yang buruk. Karena itu, keberadaan penerangan
alami harus ditata sedemikian rupa agar tidak ada lubang cahaya yang
mengganggu.
Bentuk Ruang
Dalam mendesain sebuah museum perlu penataan ruang yang baik dan
fleksibel. Hal tersebut disebabkan karena fungsi galeri yang temporer dan berubah
tema dan isinya.
Pembagian Ruang
Pembagian ruang dalam museum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
materi pameran, tentunya berkaitan erat dengan sistem penyinaran dan
pemanfaatan penerangan alami.
Pintu Masuk
Di lokasi, pengunjung sudah diarahkan dan diberi pilihan-pilihan untuk
menjelajahi ruang-ruang pamer yang ada. Penempatan pintu ini juga memudahkan
pengawasan dan pelayanan terhadap pengunjung.
Ruang Pamer
Museum dengan dimensi dan bentuk ruang yang sama akan menciptakan
kesan monoton. Dengan membuat variasi antara ketinggian plafon dan lebar rung,
didukung dengan perbedaan warna dan bahan dari dinding dan lantai akan
membuat perhatian spontan dari pengunjung. Kesan monoton terjadi bila banyak
ruang yang memiliki dimensi dan bentuk yang sama disusun dalam satu garis.
32
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Studi Banding Proyek Sejenis
Hong Kong Museum Of History
Gambar 2.7 Hong Kong Museum Of History
(Sumber : Google)
Museum ini terletak di 100 Chatham Road South, Tsim Sha Tsui,
Kowloon, Hong Kong. Hong Kong Museum of History menampilkan sejarah
perkembangan dan warisan budaya Hong Kong dari masa silam, yang dirangkum
dalam tema resmi museum ini yaitu "The Hong Kong Story". Menempati area
7000 m2, "The Hong Kong Story" ditampilkan dalam 8 galeri yang dikategorikan
menurut urutan waktu, mulai dari jaman prasejarah hingga era modern.
Gambar 2.8 Lobby Hong Kong Museum Of History
(Sumber : Google)
33
Universitas Sumatera Utara
Di tiap galeri, tersedia beberapa panel grafis yang menampilkan film
dokumenter, slide-show, dan program multimedia lainnya. Di galeri pertama,
yaitu "The Natural Environment", pengunjung diajak masuk ke semacam
terowongan untuk menyelami proses terbentuknya alam semesta, dengan fokus
terbentuknya topografi Hong Kong sekitar 400 juta tahun lalu.
Lanjut ke galeri kedua, yaitu "Prehistoric Hong Kong" yang menampilkan
aktivitas manusia purba sejak 6000 tahun lalu. Galeri ini menampilkan artefak
zaman prasejarah seperti alat-alat dari batu, perunggu, dan gerabah.
Di galeri ketiga, yaitu "The Dynasties: from the Han to the Qing"
ditampilkan artefak dan maket-maket yang menggambarkan sistem masyarakay
dari dinasti Han.
Galeri yang keempat yaitu Folk Culture in Hong Kong, menampilkan
perkembangan kebudayaan tradisional Hong Kong, yang pastinya serupa dengan
kebudayaan China.
Galeri 5 hingga 7 menampilkan kisah Hong Kong saat perang Opium dan
invasi bangsa asing di Hong Kong, yaitu Inggris hingga Jepang.
Gambar 2.9 Interior Hong Kong Museum Of history
(Sumber : Google)
34
Universitas Sumatera Utara
Museum Fatahillah Jakarta
Gambar 2.10 Museum Fatahillah Jakarta
(Sumber : Google)
Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah
sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta
Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Museum Fatahillah Jakarta adalah adalah salah satu bangunan gedung
peninggalan Era penjajahan Belanda, Selain itu gedung ini merupakan salah satu
bangunan bersejarah yang merupakan saksi bisu perjuangan bangsa kita meraih
kemerdekaan. Museum yang terletak pada wilayah Jakarta pusat ini, memang
memiliki ketertarikan tersendiri. Selain letaknya pada pusat kota, museum ini juga
menyimpan sejarah pada masa penjajahan Belanda di tanah air khususnya
di Jakarta.
Pada awalnya sejarah museum fatahillah merupakan bangunan kolonial
Belanda yang dipergunakan sebagai balai kota. Peresmian gedung dilakukan pada
tanggal 27 April 1626, oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627)
dan membangun gedung balai kota baru yang kemudian direnovasi pada tanggal
25 Januari 1707, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan
baru selesai pada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan lain, yaitu
pada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.
35
Universitas Sumatera Utara
Gamb
bar 2.11 Perkkembangan Museum
M
Fatahhillah
(Sum
mber : Google)
Geduung yang diipergunakann sebagai Baalaikota ini, juga memiiliki fungsi
s
sebagai
Penggadilan, Kanntor Catatan Sipil, tempaat warga beribadah di haari Minggu,
d Dewan Kotapraja (College
dan
(
van
n Scheppen
n). Kemudiaan sekitar taahun 19251942, gedun
ng tersebut juga
j
digunakkan untuk mengatur
m
sisttem Pemerinntahan pada
P
Provinsi
Jaw
wa Barat. Kemudian
K
taahun 1942-11945, difunggsikan sebaggai kantor
t
tempat
penggumpulan loggistik Dai Niippon.
Gamba
ar 2.12 Halaaman Depan Museum
M
Fatahhillah
(Sum
mber : Google)
36
Universitas Sumatera Utara
Kemudian sekitar tahun 1919 untuk memperingati berdirinya batavia ke
300 tahun, warga kota Batavia khususnya para orang Belanda mulai tertarik untuk
membuat sejarah tentang kota Batavia. Lalu pada tahun 1930, didirikanlah
yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk
mengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia.
Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum
pada tahun 1939.. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada
Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974.
Pada sejarah museum fatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa
kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya.
Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak
peninggalan bersejarah yaitu :
Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramikkeramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan
yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli
Betawi (Batavia) seperti dapur khas Betawi tempo dulu
Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai
dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang
menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk
melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.
Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunan ini
adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan
Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi,
sebagai belenggu kaki para tahanan.
37
Universitas Sumatera Utara
Gaambar 2.13 IInterior Museeum Fatahillahh
(Sum
mber : Google)
Gambar 2.14 Penjara Bawah Tanah
h Museum Faatahillah
(Sum
mber : Google)
Untuk merekonstruk
m
ksi sejarah m
masa lampaau khususnyaa peristiwa pengadilan
a masyaraakat yang diinyatakan beersalah, ditaampilkan teaater pengadillan dimana
atas
m
masyarakat
dapat beriimprovisasi tentang peelaksanaan pengadilan sekaligus
m
memahami
jiwa zamaan pada abbad ke-17. Aktivitas Yang Dappat Diikuti
P
Pengunjung
antara lain:
1. Wisaata Kampung
g Tua, minim
mal 20 Orang
g
2. Jelajah Malam Museum,
M
minnimal 20 Oraang
3. Workkshop Sketsa Gedung Tuua, minimal 10 Orang
4. Nontton Bareng film-film
f
Jaddul, minimall 20 Orang
5. Pentaas Seni Ala Jakarta
J
6. Kunjjungan ala teentara indonesia
38
Universitas Sumatera Utara
Museum Monumen Yogya Kembali
Gambar 2.15 Museum Yogya Kembali
(Sumber : Google)
Museum Monumen Yogya Kembali, adalah sebuah museum sejarah
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di kota Yogyakarta dan
dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum yang berada di
bagian utara kota ini banyak dikunjungi oleh para pelajar dalam acara
darmawisata.
Gambar 2.16 Perspektif Mata Burung Museum Yogya Kembali
(Sumber : Google)
39
Universitas Sumatera Utara
Museum Monumen dengan bentuk kerucut ini terdiri dari 3 lantai dan
dilengkapi dengan ruang perpustakaan serta ruang serbaguna. Pada rana pintu
masuk dituliskan sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise
III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949. Dalam 4
ruang museum di lantai 1 terdapat benda-benda koleksi: realia, replika, foto,
dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam
suasana perang kemerdekaan 1945-1949.
Gambar 2.17 Interior Museum Yogya Kembali
(Sumber : Google)
40
Universitas Sumatera Utara
2.5 Elaborasi Tema
Dalam sebuah proyek dibutuhkan tema untuk perancangan bangunan
tersebut. Tema yang di gunakan pada proyek ini adalah Arsitektur Neo
Vernakular.
2.5.1 Pengertian Neo Vernakular
Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti
baru. Sedangkan Vernakular digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk yang
menerapkan unsur budaya, lingkungan, termasuk iklim setempat yang
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektur atau ( tata letak, denah, struktur, detail,
ornamen, dll ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur Neo
Vernakular merupakan arsitektur yang menggabungkan antara tradisional dengan
non tradisinal, modern dengan setengah nonmodern, perpaduan yang lama dengan
yang baru.
2.5.2 Interpretasi Tema
Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton.
Pada arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen
fisik yang diterapkan dalam bentuk modern namun juga elemen non fisik seperti
budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Arsitektur neo
vernakular dimaksudkan agar tetap dapat melestarikan unsurunsur lokal dengan
lapisan modernisasi. Dalam arsitektur Neo Vernakular banyak ditemukan bentukbentuk yang sangat modern, namun dalam penerapannya masih menggunakan
konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern.
Arsitektur neo vernakuler, ini menunjukkan suatu bentuk yang modern namun
masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah
bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide
bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk.
41
Universitas Sumatera Utara
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah
sebagai berikut:
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim
setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah,
detail, struktur dan ornamen)
Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi
juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang
mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria
perancangan.
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip
bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan
visualnya).
2.5.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul
Museum Sejarah Kota Medan
merupakan suatu
museum yang
menceritakan perjalanan perkembangan Kota Medan dimulai kota ini lahir. Kota
Medan ini juga kaya akan budaya yang dimikilinya. Oleh karena itu Museum
Sejarah Kota Medan akan dirancang dengan nuansa budaya yang secara visual
dikemas modern namun masih dapat melestarikan image budaya sesuai dengan
budayanya. Sehingga neo vernakular sangat tepat diterapkan dalam pendekatan
desain Museum Sejarah Kota Medan yang secara fisik diterapkan prinsip-prinsip
bangunan vernakular yang dikemas dalam modern sehingga berbeda dengan
visual vernakularnya. Untuk mendukung terciptanya nuansa kultural tersebuat
maka diterapkan elemen nonfisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata
letak, religi dan lain-lain sehingga nuansa adat dapat dirasakan pengunjung
museum.
Arsitektur modern Neo-Vernakular ini identik dengan penerapan
lingkungan sekitar, baik budaya, pemikiran dan sebagainya dengan paduan
teknologi modern yang baru.
42
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis
Istana Budaya Kuala Lumpur Malaysia
Gambar 2.18 Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
Istana Budaya atau juga dikenal sebagai The Palace of Culture, dibuka
pada September 1999, adalah teater utama Malaysia untuk persembahan seni dan
teater dari dalam dan luar negara termasuk teater musikal, opereta, opera, seni tari
dan juga persembahan orkestra musik klasikal dan konser musik. Istana Budaya
terletak bersebelahan dengan Balai Seni Lukis Negara di Jalan Tun Abdul
Razak di tengah bandaraya Kuala Lumpur.
Gambar 2.19 Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
43
Universitas Sumatera Utara
National Theatre Malaysia ini merupakan salah satu ciri Malaysia
sehingga terlihat sangat lekat sekali kesan budaya Malaysianya. Gedung ini
didesain dengan mengikuti konsep bangunan Tradisional Melayu Malaysia yang
menggunakan atap pelana yang tinggi. Dengan mengambil bentuk vernakular
yang jelas sekali dipadu dengan material yang modern menjadikan Gedung ini
terlihat modern namun tetap memiliki ciri khas Malaysia.
Istana Budaya mengambil konsep Vernakular dari rumah tradisional
Melayu Malaysia dengan sangat jelas dan memberikan pengulangan pada bagian
atapnya yang bertingkat-tingkat. Atap pelana yang biasanya digunakan pada
bangunan rumah tradisional sangat dapat diaplikasikan ke gedung theatre ini
karena membutuhkan ruang yang besar dan tinggi seperti pada rumah tradisional
yang menggunakan atap besar dan tinggi.
Gambar 2.20 Atap Istana Budaya Kuala Lumpur
(sumber : Google)
44
Universitas Sumatera Utara
Interior dari bangunan Istana Budaya ini juga dilengkapi dengan relief –
relief dan ukiran dari budaya melayu. Hal ini memperkuat arsitektur neo
vernacular yang dimiliki bangunan ini.
Gambar 2.21 Interior Lobby Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
Gambar 2.22 Interior Teater Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
45
Universitas Sumatera Utara
Mesjid Raya Sumatera Barat
Gambar 2.23 Mesjid Raya Sumatera Barat
(Sumber : Google)
Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid
Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di
Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Arsitek yang
merancang masjid ini bernama Rizal Muslimin ini. Bangunan utama Masjid Raya
Sumatera Barat terdiri dari tiga lantai dengan luas area sekitar 40.343 meter
persegi yang mampu menampung sekitar 20.000 jamaah. Tak hanya itu, masjid ini
dirancang mampu menahan gempa hingga 10 SR sekaligus shelter lokasi evakuasi
bila terjadi tsunami. Lantai dasar masjid dapat menampung 15.000 jemaah, lantai
kedua dan ketiga sekitar 5.000 jamaah.
Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan
sebagai ruang salat terletak di lantai dua, terhubung dengan teras terbuka yang
melandai ke jalan. Denah masjid berbentuk persegi yang melancip di keempat
penjurunya, menampilkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah suku
Quraisy di Mekkah berbagi kehormatan memindahkan batu Hajar Aswad dengan
memegang masing-masing sudut kain. Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili
atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau rumah gadang.
46
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.24
2
Perspekttif Mesjid Raaya Sumatera Barat
(Sum
mber : Google)
Arsittektur Masjjid Raya S
Sumatera Barat
B
memakkai rancang
gan yanng
d
dikerjakan
o
oleh
arsitek Rizal
R
Muslim
min, pemenaang sayembaara desain yang
y
diikuti
o
oleh
323 arssitek dari beerbagai negaara pada 20007. Dari ratuusan peserta,, 71 desain
m
masuk
sebag
gai nominasi dan diselekksi oleh tim
m juri yang diketuai
d
oleh
h sastrawan
W
Wisran
Haddi. Konstruuksi bangunnan dirancan
ng menyikaapi kondisi geografis
S
Sumatera
Baarat yang beeberapa kali diguncang gempa
g
berkeekuatan besaar. Menurut
r
rancangan,
kompleks
k
baangunan akaan dilengkap
pi pelataran, taman, men
nara, ruang
s
serbaguna,
fasilitas komersial,
k
ddan bangun
nan pendukkung untukk kegiatan
p
pendidikan.
Gambarr 2.25 Interiorr Mesjid Raya Sumatera Barat
B
(Sum
mber : Googlee)
47
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di
Kawasan Pulo Brayan.
Menurut Internasional Council of Museum (ICOM)3, Museum adalah
lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan,
melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah
kemanusiaan yang berwujud benda dan takbenda beserta lingkungannya, untuk
tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.
Pengertian Sejarah4 adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang
peristiwa masa lampau dalam kehidupan manusia yang benar-benar terjadi dan
disusun secara sistematis dan kronologis
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga
di Indonesia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Museum Sejarah Kota
Medan adalah suatu bangunan umum yang memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai nilai – nilai sejarah yang ada di Kota Medan.
2.2 Lokasi
Lokasi Perancangan Museum Sejarah Kota Medan berada di kawasan Pulo
Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara. Di sekitar kawasan terdapat jajaran rumah
toko, rumah tinggal, sungai deli, rumah sakit, dll. Lokasi ini juga memiliki banyak
fasilitas peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda
3
4
Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010.
http://isma‐ismi.com/pengertian‐sejarah.html
10
Universitas Sumatera Utara
Judul Proyek
: Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan
Pulo Brayan
Tema Proyek
: Arsitektur Neo - Vernakular
Lokasi Proyek
: Pulo Brayan
Luas Site
:±90 Ha
Gambar 2.1 Lokasi Perencanaan Urban Renawal Kawasan Pulo Brayan
(Sumber : Google Earth)
11
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Syarat lokasi strategis berdirinya museum adalah sebagai berikut5 :
Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk
masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan dan
masyarakat umu lainnya.
Lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran
udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasi, elemen iklim yang
berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidaknya
harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55-65 %.
Alternatif 1
Lokasi lahan
: Jalan Pertama
Orientasi site
: menghadap ke Barat (menghadap ke Balai Yasa)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Yos Sudarso
Luas site
: +/- 2 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara : Perumahan penduduk
Selatan : Perumahan penduduk
Timur : Perumahan penduduk
Barat : Balai yasa
Gambar 2.2 Lokasi Site di Jalan Pertama
Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta,
1989.
5
12
Universitas Sumatera Utara
Alternatif 2
Lokasi lahan
: Jalan Cemara
Orientasi site
: menghadap ke Selatan (menghadap jalan Cemara)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Cemara
Luas site
: +/- 2 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara : Perumahan Penduduk
Selatan : Bangunan Komersil
Timur : Perumahan Penduduk
Barat : Perumahan penduduk
Gambar 2.3 Lokasi Site di Jalan Cemara
Alternatif 3
Lokasi lahan
: Jalan Bengkel
Orientasi site
: menghadap ke Timur (menghadap jalan Bengkel)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Bengkel
Luas site
: +/- 2 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara : Balai Yasa PJKA
Selatan : Perumahan Pendudul
Timur : Perumahan Penduduk
Barat : Perumahan penduduk
13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Lokasi Site di Jalan Bengkel
14
Universitas Sumatera Utara
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria
Jarak lokasi dari Stasiun
Kontur/topografi lokasi
Kondisi jalan
Tingkat kenyamanan
Aksesibilitas :
Kendaraan pribadi
Transportasi umum
Pejalan kaki
Fasilitas pendukung :
Tempat ibadah
Sarana pendidikan
Rumah sakit
Pusat perbelanjaan
Permukiman
Alternatif 1
Nilai
4
4
4
3
Alternatif 2
Nilai
2
4
4
3
Alternatif 3
Nilai
2
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
2
2
3
3
4
4
4
3
4
2
4
4
4
4
2
3
4
7.
8.
Tingkat kemacetan
3
3
Tingkat polusi :
3
3
Polusi suara
3
3
Polusi udara
3
3
Polusi sampah
9.
Ketersediaan air bersih
4
4
10. Ketersediaan jaringan listrik dan
4
4
telepon
11. Lokasi yang aman dari bencana
4
4
alam dan banjir
12. Kesesuaian dengan RUTRK dan
4
3
RTRW Kota Medan
Total Penilaian
73
68
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik 0 = Tidak Baik
4
4
4
3
4
4
4
3
67
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Nilai Lokasi
Berdasarkan hasil penilaian dari tabel di atas, maka lokasi site yang paling
sesuai adalah di jalan Pertama. Pemilihan lokasi di jalan ini dikarenakan lokasi
dekat dengan stasiun kereta api dan berada dekat dengan Balai Yasa.
15
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam pemilihan lokasi perancangan Museum Sejarah Kota Medan, perlu
untuk memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK).
Fungsi perancangan harus sesuai dengan lokasi yang terdapat di dalam kebijakan
pemerintah. Rencana Kawasan menurut Mebidangro :
No
1
Kawasan
Kawasan
Perkotaan
Inti Medan
Pusat Kegiatan
a. Pusat pemerintahan provinsi;
b. Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional
dan regional;
d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi
e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional
dan regional;
f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional
dan regional;
g. Pusat kegiatan industri kreatif
h. Pusat kegiatan industri manufaktur;
i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor
unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan;
j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang
dan angkutan barang regional;
k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan
nasional;
l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan
nasional;
m. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
n. Pusat kegiatan pariwisata; dan
o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.
Tabel 2.2 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro
(sumber: Mebidangro, 2011)
16
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Buku Mebidangro, terdapat beberapa fungsi pusat kegiatan
yang dibutuhkan di kawasan perkotaan inti medan, yaitu Pusat kegiatan
pariwisata, pameran dan sosial budaya. Oleh karena itu fungsi bangunan museum
sudah sesuai dengan kegiatan tersebut. Sasaran peuntukan menurut RUTRK :
WPP
A
Cakupan Kecamatan
1. Kec. Medan Belawan
2. Kec. Medan Marelan
3. Kec. Medan Labuhan
B
Kec. Medan Deli
C
1. Kec. Medan Timur
2. Kec. Medan Perjuangan
3. Kec. Medan Tembung
4. Kec. Medan Area
Pusat
Sasaran Peruntukan
Pengembangan
Belawan
Pelabuhan, industri, pemukiman,
rekreasi, maritim, usaha kegiatan
pembangunan
jalan
baru,
jaringan air minum, septic tank,
sarana pendidikan.
Tanjung Mulia
Kawasan
perkantoran,
perdagangan, rekreasi indoor,
pemukiman, pembangunan jalan
baru, jaringan air minum,
pembuangan sampah dan sarana
pendidikan.
Aksara
Pemukiman, perdagangan dan
rekreasi, kegiatan pembangunan
sambungan air minum, septic
tank, jalan baru, rumah
permanen, serta pendidikan
kesehatan.
5. Kec. Medan Denai
6. Kec. Medan Amplas
D
1. Kec. Medan Johor
Inti Kota
Kawasan
perdagangan,
perkantoran, rekreasi indoor dan
pemukiman, dengan program
kegiatan
pembangunan
perumahan
permanen,
penanganan sampah dan sarana
pendidikan.
Sei Sikambing
Kawasan
pemukiman,
perdagangan dan rekreasi,
dengan
program
kegiatan
pembangunan sambungan air
minum, septick tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan.
2. Kec. Medan Kota
3. Kec. Medan Baru
4. Kec. Medan Maimoon
5. Kec. Medan Polonia
E
1. Kec. Medan Barat
2. Kec. Medan Petisah
3. Kec. Medan Sunggal
4. Kec. Medan Selayang
5. Kec. Medan Tuntungan
Tabel 2.3 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
(sumber: RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Medan)
17
Universitas Sumatera Utara
Menurut RUTRK, daerah kecamatan Medan Barat diperuntukkan untuk
perdagangan dan rekreasi. Fungsi Museum sudah sesuai dengan RUTRK yaitu
untuk rekreasi.
2.2.1.2 Pencapaian
Bangunan museum merupakan sebuah bangunan rekreasi yang bertujuan
untuk mendatangkan banyak pengunjung. Untuk itu harus diperhatikan beberapa
hal untuk pencapaian, antara lain :
Berada di lokasi strategis yang dapat diakses banyak jalan, karena
museum merupakan bangunan publik yang diperuntukkan bagi
masyarakat.
Dapat dicapai melalui berbagai jenis kendaraan, baik itu kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum. Oleh karena itu diperlukan halte
maupun stasiun yang berada di dekat lokasi
Sangat diprioritaskan untuk dapat dicapai dengan berjalan kaki, oleh
karena itu dibutuhkan fasilitas – fasilitas untuk pejalan kaki
18
Universitas Sumatera Utara
Kuala Namu 45 menit
Tol Belmera 15 menit
Tanjung Morawa 45
Lokasi
Site
menit
Pusat Kota 15 menit
Belawan 30 menit
Binjai 50 menit
Berastagi 2 jam 15 menit
Diagram 2.1 Pencapaian Lokasi site
2.2.1.3 Area Pelayanan
Area Pelayanan Museum Sejarah Kota Medan mencakup seluruh Kota
Medan terutama di kawasan Pulo Brayan yang meliputi Kecamatan Medan Timur,
Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli.
19
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.4 Persyaratan Lain
Lokasi site adalah lahan kosong sehingga tidak diperlukan pembebasan
lahan. Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis,
yaitu berada di jalur penghubung Kota Belawan dan Kota Medan. Lokasi juga
berada di kawasan bersejarah Pulo Brayan yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Pemilihan lokasi disesuaikan dengan peraturan tata ruang kota yang sudah
ditetapkan.
2.2.2 Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kondisi existing tapak rancangan pada saat sekarang ini merupakan lahan
kosong.
Luas Lahan
: 15.000 m2 atau 1,5 Ha
Kontur
: Kondisi lahan relative datar dan tidak berkontur
KLB
:5
KDB
: 50% - 75%
GSB
: (1/2n) + 1 (n = lebar jalan)
Ketinggian bangunan : -
Pemilik
:-
Bangunan existing
: Perumahan Penduduk
Keistimewaan site
:
- Site berada di dekat Balai Yasa
-Site merupakan kawasan Transit Oriented
Development (TOD).
-Kawasan di sekitar site memiliki nilai
sejarah tinggi.
-Site berada dekat dengan Sungai Deli
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Eksisting
(Sumber : RUTRK)
21
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tinjauan Umum Proyek
2.3.1 Perkembangan Kota
Perjalanan sudah menemukan titik terang lokasi dimana harta karun
berada. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah melihat garis besar yang ada di
dalam peta. Garis besar ini merupakan petunjuk penting dalam menemukan harta
tersebut.
Pada perkembangannya Kota Medan dikembangkan menjadi kawasan
Metropolitan Mebidangro yang meiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan
lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro
sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis
Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan
Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan
strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional IndonesiaMalaysia-Thailand (IMT-GT). Poin penting ini menjadi landasan utama bagi
pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan
ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk
Metropolitan Mebidangro.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo,
menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan
untuk mewujudkan :
Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya
saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan
nasional di bagian utara Pulau Sumatera.
Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah
aliran sungai).
Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan
22
Universitas Sumatera Utara
Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di
Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat
beberapa kegiatan, diantaranya :
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis,
Pusat pelayanan transportasi (TOD),
Pusat kegiatan sosial-budaya.
Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timura terdapat satu potensi yang
menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA
Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai
heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :
Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara
Jasa perhotelan, perkantoran.
Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).
Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.
2.3.2 Kebijakan Pembangunan
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan
pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan.
Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan
terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih
luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai
Pusat Kegiatan Nasional, serta
tanggap dengan dinamika perkembangan dan
permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan
Kota Medan yang akan dituju, adalah:
“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah
tujuan investasi”
23
Universitas Sumatera Utara
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota
Medan Tahun 2008-2028
Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi
Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota
Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang
pesat;
Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan
ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai
skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan
terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar
kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah
belakangnya;
Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan
mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat
dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses perencanaan dan implementasinya;
Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai;
Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan
elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur,
aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosialbudaya dan bangunan bersejarah;
24
Universitas Sumatera Utara
Peruntukkan lahan
pada kawasan
perancangan adalah
bangunan fungsi
campuran,
transportasi,
perumahatan,
komersil dan ruang
terbuka hijau.
Gambar 2.6 Peta Pola Ruang Kecamatan Medan Timur
(Sumber : RUTRK)
2.3.3 Deskripsi Proyek
Museum menurut International Council of Museums (ICOM, 2004)
adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh merawat,
menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jadi diri manusia dan
lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan kenyamanan.
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut ICOM (International Council of Museums), fungsi museum ada
9, yaitu sebagai berikut :
Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan budaya dan alam.
Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah.
Konservasi dan preservasi.
Media penyebaran dan penyerataan ilmu untuk umum.
Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian.
Visualisasi warisan budaya dan alam.
Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.
Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.
Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME.
Tujuan museum secara umum menurut ICOM yaitu untuk memelihara,
menyelidiki dan memperbanyak. Sedangkan secara khusus yaitu memamerkan
kepada khalayak ramai guna pendidikan, pengajaran, dan penikmat akan buktibukti nyata berupa benda-benda- dari manusia dan lingkungannya.
Kawasan Pulo Brayan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Akan tetapi
banyak masyarakat yang belum mengetahui nilai sejarah yang dikandung kawasan
ini. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan suatu museum yang dapat
memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya sejarah yang dimiliki
Kota Medan.
Selain itu, fungsi museum di kawasan Pulo Brayan ini juga sebagai
penunjang konsep urban renewal kawasan yang dapat menjadi daya tarik
pariwisata bagi Kota medan.
26
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Klasifikasi Museum
Berdasarkan (Pasal 2 Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
No.KM.33/PL.303/MKP/2004), museum dibedakan berdasarkan koleksi yang
disimpan menjadi museum umum dan museum khusus.
Museum Umum ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil
budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Contoh museum umum adalah
Museum Nasional di Jakart yang koleksinya mencakup kekayaan budaya
dari seluruh pelosok Indonesia.
Museum Khusus ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil
budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang
seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Contoh museum khusus
adalah Museum IPTEK, Museum Serangga dan Kupu-kupu, Museum
Reptil, Museum Air Tawar, dan berbagai museum lainnya di Taman Mini
Indonesia Indah yang koleksinya terbatas pada tema tertentu.
Berdasarkan (Sutaarga, 1999), klasifikasi museum dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang, antara lain :
Berdasarkan status hukum dan kepemilikannya, museum dapat dibagi
menjadi :
a. Museum dengan status kepemilikan pemerintah
b. Museum dengan status kepemilikan swasta
Berdasarkan ruang lingkup wilayah, tugas dan status hukum pendirian
serta tujuan penyelenggaraan (kedudukannya), museum dapat dibagi
menjadi tiga yaitu :
a. Museum Nasional
b. Museum Lokal :
- Museum Provinsi
-Museum Kabupaten
- Museum Kotamadya
27
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran umum mengenai pengguna
dan aktivitasnya yang terjadi didalam bangunan. Pelaku dan pengguna museum
sejarah dan seni ini adalah :
Pengunjung
Merupakan pengunjung dari Museum Sejarah Kota Medan. Pengunjung
ini dapat dari berbagai kalangan.
Pengelola
Merupakan pengelola dari Museum Sejarah Kota Medan
Peneliti
Merupakan Peneliti benda – benda bersejarah yang akan di pajang di
dalam museum.
Service
Merupakan pegawai servis dari Museum Sejarah Kota Medan.
Kegiatan Utama adalah kegiatan yang mendasar yang dilakukan oleh
pelaku kegiatan. Beberapa kegiatan yang terjadi berdasarkan sifatnya adalah :
Edukatif : bersifat lebih mendidik dan menambah pengetahuan.
Rekreatif : bersifat lebih menghibur (refreshing).
Kreatif : bersifat menambah kemampuan otak leih aktif.
Kegiatan Pendukung adalah kegiatan yang menunjang kegiatan utama
sebagai fasilitas tambahan. Beberapa kegiatan pendukung:
Souvenir dan Reatil
Pusat data dan penelitian umum
Taman dan Ruang luar
28
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Pengunjung
ENTRANCE
PARKIR
LOBBY
TICKETING
TOILET
HALL
TANGGA
GALERI
CAFE
SOUVENIR
FOOD
TAMAN
PULANG
Diagram 2.2 Perilaku Pengunjung
Pengelola
ENTRANCE
PARKIR
KANTOR
TOILET
RUANG
PERTEMUAN
CAFE
TAMAN
FOOD
PULANG
Diagram 2.3 Perilaku Pengelola
29
Universitas Sumatera Utara
Servis
ENTRANCE
PARKIR
LOBBY
GUDANG
TOILET
RUANG
ALAT
DAPUR
TAMAN
PULANG
Diagram 2.4 Perilaku Pengelola
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Museum merupakan bangunan publik. Oleh karena itu luasan museum
diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut. Pendistribusian luas areal
museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata, dimana luas areal
untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal pameran.
Populasi
Total Luas Areal Museum (m2 )
10.000
650 – 1300
25.000
1115 – 2230
50.000
1800 – 3600
100.000
2700 – 5500
250.000
4830 – 9800
500.000
7600 – 15.000
> 1.000.000
12.000 – 23.500
Tabel 2.4 Standard Luasan Museum
(Sumber: Coleman, Laurence Vail. Museum Buildings)
30
Universitas Sumatera Utara
Dalam perancangan museum, harus dipikirkan pembagian ruang, jumlah
ruang, ukuran ruang, faktor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah
sistem penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua
komponen yaitu bangunan pokok dan penunjang. Secara umum gedung museum
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Bangunan
dikelompokkan
berdasarkan
fungsi
dan
aktivitasnya,
ketenangan dan keramaian serta keamanan.
Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.
Area publik terdiri dari bangunan umum (pameran tetap dan temporer)
serta bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.
Area semi publik terdiri dari bangunan adminsitrasi (perpustakaan dan
ruang rapat).
Area privat terdiri dari laboratorium, studio serta daerah servis lainnya.
Menurut J. De Chiara dan J.H. Callendar dalam Time Saver Standards for
Building
Types
(1983),
persyaratan
untuk
sebuah
museum
harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
Pemilihan Tapak
Lokasi tapak tidak harus berada di pusat kota dengan pertimbangan sudah
tersedianya jaringan dan fasilitas transportasi untuk mencapai suatu lokasi ke
lokasi lainnya.
Ruang Servis
Pertimbangan jumlah luasan ruang yang diperlukan untuk kegiatan servis
dan kegiatan penunjang lainnya. Penentuan kebutuhan ruang ini berkaitan dengan
tujuan dan fungsi museum, sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya
dapat berlangsung dengan baik.
31
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan Ruang Luar
Sebuah museum yang dibangun di lingkungan yang padat, seperti daerah
pusat kota maupun luar kota, penataan ruangnya harus menciptakan suasana yang
terlingkupi.
Penerangan Alami
Penerangan alami dari cahaya matahari memiliki aspek ekonomis yang
tinggi, namun juga memiliki efek yang buruk. Karena itu, keberadaan penerangan
alami harus ditata sedemikian rupa agar tidak ada lubang cahaya yang
mengganggu.
Bentuk Ruang
Dalam mendesain sebuah museum perlu penataan ruang yang baik dan
fleksibel. Hal tersebut disebabkan karena fungsi galeri yang temporer dan berubah
tema dan isinya.
Pembagian Ruang
Pembagian ruang dalam museum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
materi pameran, tentunya berkaitan erat dengan sistem penyinaran dan
pemanfaatan penerangan alami.
Pintu Masuk
Di lokasi, pengunjung sudah diarahkan dan diberi pilihan-pilihan untuk
menjelajahi ruang-ruang pamer yang ada. Penempatan pintu ini juga memudahkan
pengawasan dan pelayanan terhadap pengunjung.
Ruang Pamer
Museum dengan dimensi dan bentuk ruang yang sama akan menciptakan
kesan monoton. Dengan membuat variasi antara ketinggian plafon dan lebar rung,
didukung dengan perbedaan warna dan bahan dari dinding dan lantai akan
membuat perhatian spontan dari pengunjung. Kesan monoton terjadi bila banyak
ruang yang memiliki dimensi dan bentuk yang sama disusun dalam satu garis.
32
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Studi Banding Proyek Sejenis
Hong Kong Museum Of History
Gambar 2.7 Hong Kong Museum Of History
(Sumber : Google)
Museum ini terletak di 100 Chatham Road South, Tsim Sha Tsui,
Kowloon, Hong Kong. Hong Kong Museum of History menampilkan sejarah
perkembangan dan warisan budaya Hong Kong dari masa silam, yang dirangkum
dalam tema resmi museum ini yaitu "The Hong Kong Story". Menempati area
7000 m2, "The Hong Kong Story" ditampilkan dalam 8 galeri yang dikategorikan
menurut urutan waktu, mulai dari jaman prasejarah hingga era modern.
Gambar 2.8 Lobby Hong Kong Museum Of History
(Sumber : Google)
33
Universitas Sumatera Utara
Di tiap galeri, tersedia beberapa panel grafis yang menampilkan film
dokumenter, slide-show, dan program multimedia lainnya. Di galeri pertama,
yaitu "The Natural Environment", pengunjung diajak masuk ke semacam
terowongan untuk menyelami proses terbentuknya alam semesta, dengan fokus
terbentuknya topografi Hong Kong sekitar 400 juta tahun lalu.
Lanjut ke galeri kedua, yaitu "Prehistoric Hong Kong" yang menampilkan
aktivitas manusia purba sejak 6000 tahun lalu. Galeri ini menampilkan artefak
zaman prasejarah seperti alat-alat dari batu, perunggu, dan gerabah.
Di galeri ketiga, yaitu "The Dynasties: from the Han to the Qing"
ditampilkan artefak dan maket-maket yang menggambarkan sistem masyarakay
dari dinasti Han.
Galeri yang keempat yaitu Folk Culture in Hong Kong, menampilkan
perkembangan kebudayaan tradisional Hong Kong, yang pastinya serupa dengan
kebudayaan China.
Galeri 5 hingga 7 menampilkan kisah Hong Kong saat perang Opium dan
invasi bangsa asing di Hong Kong, yaitu Inggris hingga Jepang.
Gambar 2.9 Interior Hong Kong Museum Of history
(Sumber : Google)
34
Universitas Sumatera Utara
Museum Fatahillah Jakarta
Gambar 2.10 Museum Fatahillah Jakarta
(Sumber : Google)
Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah
sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta
Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Museum Fatahillah Jakarta adalah adalah salah satu bangunan gedung
peninggalan Era penjajahan Belanda, Selain itu gedung ini merupakan salah satu
bangunan bersejarah yang merupakan saksi bisu perjuangan bangsa kita meraih
kemerdekaan. Museum yang terletak pada wilayah Jakarta pusat ini, memang
memiliki ketertarikan tersendiri. Selain letaknya pada pusat kota, museum ini juga
menyimpan sejarah pada masa penjajahan Belanda di tanah air khususnya
di Jakarta.
Pada awalnya sejarah museum fatahillah merupakan bangunan kolonial
Belanda yang dipergunakan sebagai balai kota. Peresmian gedung dilakukan pada
tanggal 27 April 1626, oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627)
dan membangun gedung balai kota baru yang kemudian direnovasi pada tanggal
25 Januari 1707, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan
baru selesai pada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan lain, yaitu
pada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.
35
Universitas Sumatera Utara
Gamb
bar 2.11 Perkkembangan Museum
M
Fatahhillah
(Sum
mber : Google)
Geduung yang diipergunakann sebagai Baalaikota ini, juga memiiliki fungsi
s
sebagai
Penggadilan, Kanntor Catatan Sipil, tempaat warga beribadah di haari Minggu,
d Dewan Kotapraja (College
dan
(
van
n Scheppen
n). Kemudiaan sekitar taahun 19251942, gedun
ng tersebut juga
j
digunakkan untuk mengatur
m
sisttem Pemerinntahan pada
P
Provinsi
Jaw
wa Barat. Kemudian
K
taahun 1942-11945, difunggsikan sebaggai kantor
t
tempat
penggumpulan loggistik Dai Niippon.
Gamba
ar 2.12 Halaaman Depan Museum
M
Fatahhillah
(Sum
mber : Google)
36
Universitas Sumatera Utara
Kemudian sekitar tahun 1919 untuk memperingati berdirinya batavia ke
300 tahun, warga kota Batavia khususnya para orang Belanda mulai tertarik untuk
membuat sejarah tentang kota Batavia. Lalu pada tahun 1930, didirikanlah
yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk
mengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia.
Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum
pada tahun 1939.. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada
Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974.
Pada sejarah museum fatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa
kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya.
Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak
peninggalan bersejarah yaitu :
Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramikkeramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan
yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli
Betawi (Batavia) seperti dapur khas Betawi tempo dulu
Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai
dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang
menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk
melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.
Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunan ini
adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan
Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi,
sebagai belenggu kaki para tahanan.
37
Universitas Sumatera Utara
Gaambar 2.13 IInterior Museeum Fatahillahh
(Sum
mber : Google)
Gambar 2.14 Penjara Bawah Tanah
h Museum Faatahillah
(Sum
mber : Google)
Untuk merekonstruk
m
ksi sejarah m
masa lampaau khususnyaa peristiwa pengadilan
a masyaraakat yang diinyatakan beersalah, ditaampilkan teaater pengadillan dimana
atas
m
masyarakat
dapat beriimprovisasi tentang peelaksanaan pengadilan sekaligus
m
memahami
jiwa zamaan pada abbad ke-17. Aktivitas Yang Dappat Diikuti
P
Pengunjung
antara lain:
1. Wisaata Kampung
g Tua, minim
mal 20 Orang
g
2. Jelajah Malam Museum,
M
minnimal 20 Oraang
3. Workkshop Sketsa Gedung Tuua, minimal 10 Orang
4. Nontton Bareng film-film
f
Jaddul, minimall 20 Orang
5. Pentaas Seni Ala Jakarta
J
6. Kunjjungan ala teentara indonesia
38
Universitas Sumatera Utara
Museum Monumen Yogya Kembali
Gambar 2.15 Museum Yogya Kembali
(Sumber : Google)
Museum Monumen Yogya Kembali, adalah sebuah museum sejarah
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di kota Yogyakarta dan
dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum yang berada di
bagian utara kota ini banyak dikunjungi oleh para pelajar dalam acara
darmawisata.
Gambar 2.16 Perspektif Mata Burung Museum Yogya Kembali
(Sumber : Google)
39
Universitas Sumatera Utara
Museum Monumen dengan bentuk kerucut ini terdiri dari 3 lantai dan
dilengkapi dengan ruang perpustakaan serta ruang serbaguna. Pada rana pintu
masuk dituliskan sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise
III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949. Dalam 4
ruang museum di lantai 1 terdapat benda-benda koleksi: realia, replika, foto,
dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam
suasana perang kemerdekaan 1945-1949.
Gambar 2.17 Interior Museum Yogya Kembali
(Sumber : Google)
40
Universitas Sumatera Utara
2.5 Elaborasi Tema
Dalam sebuah proyek dibutuhkan tema untuk perancangan bangunan
tersebut. Tema yang di gunakan pada proyek ini adalah Arsitektur Neo
Vernakular.
2.5.1 Pengertian Neo Vernakular
Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti
baru. Sedangkan Vernakular digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk yang
menerapkan unsur budaya, lingkungan, termasuk iklim setempat yang
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektur atau ( tata letak, denah, struktur, detail,
ornamen, dll ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur Neo
Vernakular merupakan arsitektur yang menggabungkan antara tradisional dengan
non tradisinal, modern dengan setengah nonmodern, perpaduan yang lama dengan
yang baru.
2.5.2 Interpretasi Tema
Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton.
Pada arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen
fisik yang diterapkan dalam bentuk modern namun juga elemen non fisik seperti
budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Arsitektur neo
vernakular dimaksudkan agar tetap dapat melestarikan unsurunsur lokal dengan
lapisan modernisasi. Dalam arsitektur Neo Vernakular banyak ditemukan bentukbentuk yang sangat modern, namun dalam penerapannya masih menggunakan
konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern.
Arsitektur neo vernakuler, ini menunjukkan suatu bentuk yang modern namun
masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah
bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide
bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk.
41
Universitas Sumatera Utara
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah
sebagai berikut:
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim
setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah,
detail, struktur dan ornamen)
Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi
juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang
mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria
perancangan.
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip
bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan
visualnya).
2.5.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul
Museum Sejarah Kota Medan
merupakan suatu
museum yang
menceritakan perjalanan perkembangan Kota Medan dimulai kota ini lahir. Kota
Medan ini juga kaya akan budaya yang dimikilinya. Oleh karena itu Museum
Sejarah Kota Medan akan dirancang dengan nuansa budaya yang secara visual
dikemas modern namun masih dapat melestarikan image budaya sesuai dengan
budayanya. Sehingga neo vernakular sangat tepat diterapkan dalam pendekatan
desain Museum Sejarah Kota Medan yang secara fisik diterapkan prinsip-prinsip
bangunan vernakular yang dikemas dalam modern sehingga berbeda dengan
visual vernakularnya. Untuk mendukung terciptanya nuansa kultural tersebuat
maka diterapkan elemen nonfisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata
letak, religi dan lain-lain sehingga nuansa adat dapat dirasakan pengunjung
museum.
Arsitektur modern Neo-Vernakular ini identik dengan penerapan
lingkungan sekitar, baik budaya, pemikiran dan sebagainya dengan paduan
teknologi modern yang baru.
42
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis
Istana Budaya Kuala Lumpur Malaysia
Gambar 2.18 Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
Istana Budaya atau juga dikenal sebagai The Palace of Culture, dibuka
pada September 1999, adalah teater utama Malaysia untuk persembahan seni dan
teater dari dalam dan luar negara termasuk teater musikal, opereta, opera, seni tari
dan juga persembahan orkestra musik klasikal dan konser musik. Istana Budaya
terletak bersebelahan dengan Balai Seni Lukis Negara di Jalan Tun Abdul
Razak di tengah bandaraya Kuala Lumpur.
Gambar 2.19 Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
43
Universitas Sumatera Utara
National Theatre Malaysia ini merupakan salah satu ciri Malaysia
sehingga terlihat sangat lekat sekali kesan budaya Malaysianya. Gedung ini
didesain dengan mengikuti konsep bangunan Tradisional Melayu Malaysia yang
menggunakan atap pelana yang tinggi. Dengan mengambil bentuk vernakular
yang jelas sekali dipadu dengan material yang modern menjadikan Gedung ini
terlihat modern namun tetap memiliki ciri khas Malaysia.
Istana Budaya mengambil konsep Vernakular dari rumah tradisional
Melayu Malaysia dengan sangat jelas dan memberikan pengulangan pada bagian
atapnya yang bertingkat-tingkat. Atap pelana yang biasanya digunakan pada
bangunan rumah tradisional sangat dapat diaplikasikan ke gedung theatre ini
karena membutuhkan ruang yang besar dan tinggi seperti pada rumah tradisional
yang menggunakan atap besar dan tinggi.
Gambar 2.20 Atap Istana Budaya Kuala Lumpur
(sumber : Google)
44
Universitas Sumatera Utara
Interior dari bangunan Istana Budaya ini juga dilengkapi dengan relief –
relief dan ukiran dari budaya melayu. Hal ini memperkuat arsitektur neo
vernacular yang dimiliki bangunan ini.
Gambar 2.21 Interior Lobby Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
Gambar 2.22 Interior Teater Istana Budaya Kuala Lumpur
(Sumber : Google)
45
Universitas Sumatera Utara
Mesjid Raya Sumatera Barat
Gambar 2.23 Mesjid Raya Sumatera Barat
(Sumber : Google)
Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid
Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di
Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Arsitek yang
merancang masjid ini bernama Rizal Muslimin ini. Bangunan utama Masjid Raya
Sumatera Barat terdiri dari tiga lantai dengan luas area sekitar 40.343 meter
persegi yang mampu menampung sekitar 20.000 jamaah. Tak hanya itu, masjid ini
dirancang mampu menahan gempa hingga 10 SR sekaligus shelter lokasi evakuasi
bila terjadi tsunami. Lantai dasar masjid dapat menampung 15.000 jemaah, lantai
kedua dan ketiga sekitar 5.000 jamaah.
Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan
sebagai ruang salat terletak di lantai dua, terhubung dengan teras terbuka yang
melandai ke jalan. Denah masjid berbentuk persegi yang melancip di keempat
penjurunya, menampilkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah suku
Quraisy di Mekkah berbagi kehormatan memindahkan batu Hajar Aswad dengan
memegang masing-masing sudut kain. Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili
atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau rumah gadang.
46
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.24
2
Perspekttif Mesjid Raaya Sumatera Barat
(Sum
mber : Google)
Arsittektur Masjjid Raya S
Sumatera Barat
B
memakkai rancang
gan yanng
d
dikerjakan
o
oleh
arsitek Rizal
R
Muslim
min, pemenaang sayembaara desain yang
y
diikuti
o
oleh
323 arssitek dari beerbagai negaara pada 20007. Dari ratuusan peserta,, 71 desain
m
masuk
sebag
gai nominasi dan diselekksi oleh tim
m juri yang diketuai
d
oleh
h sastrawan
W
Wisran
Haddi. Konstruuksi bangunnan dirancan
ng menyikaapi kondisi geografis
S
Sumatera
Baarat yang beeberapa kali diguncang gempa
g
berkeekuatan besaar. Menurut
r
rancangan,
kompleks
k
baangunan akaan dilengkap
pi pelataran, taman, men
nara, ruang
s
serbaguna,
fasilitas komersial,
k
ddan bangun
nan pendukkung untukk kegiatan
p
pendidikan.
Gambarr 2.25 Interiorr Mesjid Raya Sumatera Barat
B
(Sum
mber : Googlee)
47
Universitas Sumatera Utara