Seksualitas Pengungsi Korban Erupsi Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo
ABSTRAK
Retno Julius F Bukit 2016, judul skripsi:Seksualitas Pengungsi Korban Erupsi
Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 109halaman, 6 daftar
table, 2 daftar gambar, 9 Daftar foto, dan daftar pustaka
Skripsi ini mendeskripsikan : “Kehidupan Seksual Pengungsi Korban Erupsi Gunung
Sinabung Di Kabupaten Karo”. Kajian ini menjelaskan tentang berbagai macam persoalan
mengenai kehidupan seksual yang menjadi suatu kebutuhan wajib para pengungsi di lokasi
pengungsian di bekas Kampus Universitas Quality Karo. Pada hasil penelitian ini ternyata
peneliti mendapati berbagai masalah yang cukup kompleks dan saling berkaitan satu sama lain,
misalnya kehidupan ekonomi, kualitas kesehatan, dan adat istiadat yang keseluruhan faktor
tersebut ternyata mempengaruhi kegiatan seksual pengungsi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai berbagai
macam persoalan yang berkaitan dengan kehidupan seksual pengungsi di salah satu tempat
pengungsian di Kabupaten Karo. Peneliti mencoba untuk mendeskripsikan beberapa faktor yang
mempengaruhi secara tidak langsung maupun tidak langsung kehidupan seksual para pengungsi
di pengungsian.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kualitatif bersifat deskriptif
dengan metode observasi dan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara
(Interview Guide). Peneliti mencari data dengan melihat secara langsung dan bertanya kepada
beberapa pengungsi serta orang-orang yang terkait dengan pengelola pengungsian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah pemenuhan hak seksual bagi para pasutri
di pengungsian masih terabaikan. Para pengungsi mengalami kesulitan untuk melakukan
hubungan seksual karena lokasi yang tidak memungkinkan dan kondisi ekonomi yang
terguncang. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang membuat bilik asmara ternyata tidak
menjadi solusi karena bilik asmara tersebut tidak pernah dipakai oleh para pengungsi. Berbagai
macam aspek kultural menjadi alas an kenapa pengungsi tidak mau menggunakannya. Sudah
seharusnya kebijakan yang menyangkut segala kebutuhan pengungsi harus difikirkan matangmatang.
Kata-Kata Kunci : Kehidupan Seksual, Pengungsi.
Universitas Sumatera Utara
Retno Julius F Bukit 2016, judul skripsi:Seksualitas Pengungsi Korban Erupsi
Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 109halaman, 6 daftar
table, 2 daftar gambar, 9 Daftar foto, dan daftar pustaka
Skripsi ini mendeskripsikan : “Kehidupan Seksual Pengungsi Korban Erupsi Gunung
Sinabung Di Kabupaten Karo”. Kajian ini menjelaskan tentang berbagai macam persoalan
mengenai kehidupan seksual yang menjadi suatu kebutuhan wajib para pengungsi di lokasi
pengungsian di bekas Kampus Universitas Quality Karo. Pada hasil penelitian ini ternyata
peneliti mendapati berbagai masalah yang cukup kompleks dan saling berkaitan satu sama lain,
misalnya kehidupan ekonomi, kualitas kesehatan, dan adat istiadat yang keseluruhan faktor
tersebut ternyata mempengaruhi kegiatan seksual pengungsi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai berbagai
macam persoalan yang berkaitan dengan kehidupan seksual pengungsi di salah satu tempat
pengungsian di Kabupaten Karo. Peneliti mencoba untuk mendeskripsikan beberapa faktor yang
mempengaruhi secara tidak langsung maupun tidak langsung kehidupan seksual para pengungsi
di pengungsian.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kualitatif bersifat deskriptif
dengan metode observasi dan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara
(Interview Guide). Peneliti mencari data dengan melihat secara langsung dan bertanya kepada
beberapa pengungsi serta orang-orang yang terkait dengan pengelola pengungsian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah pemenuhan hak seksual bagi para pasutri
di pengungsian masih terabaikan. Para pengungsi mengalami kesulitan untuk melakukan
hubungan seksual karena lokasi yang tidak memungkinkan dan kondisi ekonomi yang
terguncang. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang membuat bilik asmara ternyata tidak
menjadi solusi karena bilik asmara tersebut tidak pernah dipakai oleh para pengungsi. Berbagai
macam aspek kultural menjadi alas an kenapa pengungsi tidak mau menggunakannya. Sudah
seharusnya kebijakan yang menyangkut segala kebutuhan pengungsi harus difikirkan matangmatang.
Kata-Kata Kunci : Kehidupan Seksual, Pengungsi.
Universitas Sumatera Utara