Aspek Hukum Internasional Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

ABSTRAK
ASPEK HUKUM INTERNASIONAL AKIBAT
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA
*Dicky Tri Oliver
**Prof. Syamsul Arifin, S.H., M.H.
***Arif, S.H., M.Hum.
Hutan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup,
khususnya pada manusia. Indonesia merupakan negara yang termasuk memiliki kawasan
hutan yang paling luas di dunia. Indonesia pada setiap tahunnya mengalami masalah yang
sama yaitu kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di
Indonesia biasanya di akibatkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan, dan juga
akibat ulah manusia.Kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan di
Indonesia telah mencapai tingkat pencemaran udara lintas batas. Pencemaran udara lintas
batas adalah asap asal fisiknya berada seluruhnya di bawah yurisdiksi nasional suatu
negara yang diangkut ke dalam wilayah yurisdiksi negara lain.Adapun permasalahan

yang penulis angkat dalam skripsi ini yaitu mengenai pengaturan pencemaran
udara lintas batas menurut hukum nasional dan hukum internasional, bagaimana
penegakan hukum bagi pelaku kebakaran hutan dan lahan, dan bagaimana
tanggung jawab Indonesia terhadap akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran
udara lintas batas.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan
pendekatan yang bersifat kualitatif. Metode penelitian yuridis normatif adalah
metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan, dan putusan-putusan pengadilan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa pengaturan
mengenai kebakaran hutan dan lahan terdapat dalam Undang – undang Nomor 41
Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Undang – undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang – undang
Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan. Dalam hal tanggung jawab dengan
negara – negara ASEAN yang terkena dampak pencemaran udara lintas batas,
Indonesia telah meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haze
Pollution dengan Undang – undang Nomor 26 Tahun 2014. AATHP sangat
menguntungkan bagi negara Indonesia. Dalam AATHP dijelaskan bahwa setiap
penyelesaian sengketa yang terjadi harus diselesaikan secara damai yaitu dengan
cara negoisasi.

iv

Universitas Sumatera Utara