Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016

92

Lampiran 1: Permohonan Menjadi Informan
PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth.
Bapak selaku informan
Di tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Departemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Nama

: Tiur Novelisah Sidauruk

NIM

: 121000302

Akan mengadakan penelitian tentang “Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT. Bakrie

Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak
untuk berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian ini. Segala hal yang
bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan
penelitian ini.
Apabila Bapak bersedia menjadi informan, maka saya bermohon untuk
menandatangani lembar persetujuan yang tersedia. Atas perhatian dan
ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,

Tiur Novelisah Sidauruk

Universitas Sumatera Utara

93

Lampiran 2: Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama


:

Usia

:

Jabatan

:

Pendidikan Terakhir

:

Masa Kerja

:

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan
mengenai maksud dari pengumpulan data untuk penellitian tentang “Pelaksanaan

Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3) di Bunut Rubber
Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016”. Untuk itu, secara
sukarela saya menyatakan bersedia menjadi informan penelitian tersebut.
Adapun bentuk kesediaan saya adalah:
1. Bersedia ditemui dan memberi keterangan yang di perlukan untuk
keperluan penelitian
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan
penuh kesadaran tanpa paksaan.

Kisaran, 2016
Informan

(…………………………………………)

Universitas Sumatera Utara

94

Lampiran 3: Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN


PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) DI BUNUT RUBBER FACTORY
PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK
TAHUN 2016
Petunjuk umum wawancara mengenai “Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)”.
1.

Ucapan terimakasih kepada informan karena telah bersedia diwawancara.

2.

Melakukan perkenalan dua arah, baik peneliti ataupun informan.

3.

Menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan wawancara.

4.


Menjelaskan bahwa pendapat atau saran dan pengalaman informan sangat
berharga.

5.

Menjawab pertanyaan wawancara dengan jelas dan jujur sangat diharapkan
oleh peneliti.

6.

Dalam wawancara tidak ada jawaban salah atau benar, serta dijaga
kerahasiaannya.

Universitas Sumatera Utara

95

IDENTITAS INFORMAN
Nama


:

Usia

:

Jabatan

:

Pendidikan Terakhir

:

Lama Bekerja

:

PEDOMAN WAWANCARA

1.

Bagaimana proses yang dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT.
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran pada tahap penetapan kebijakan
K3 untuk pelaksanaan SMK3?

2.

Bagaimana proses yang dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT.
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran pada tahap perencanaan K3 untuk
pelaksanaan SMK3?

3.

Bagaimana proses pelaksanaan rencana K3 di Cenex Plant Bunut Rubber
Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran?

4.

Bagaimana proses pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 di Cenex

Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran?

5.

Bagaimana proses peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 di Cenex Plant
Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran?

Universitas Sumatera Utara

96

Lampiran 4. Hasil Wawancara Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016
Tabel Matriks 1.

Informan 1
Manajer

Informan 2

Head QHSE

Penetapan Kebijakan K3 di Cenex Plant Bunut Rubber
Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
Top manajemen sudah komitmen dengan masalah K3
dengan membuat kebijakan K3 yang tertulis,
ditandatangani dan secara jelas menyatakan tujuan dan
sasaran K3 untuk peningkatan K3. Kebijakan K3 ini
sudah terintegrasi dengan kebijakan mutu dan
lingkungan. Kebijakan tersebut akan didokumentasikan
dan dikomunikasikan ke seluruh tenaga kerja dan pihak
lain. Tahap pertama menyusun kebijakan K3 yaitu
melakukan tinjauan awal melalui daftar periksa atau
inspeksi lapangan yang mengacu pada persyaratan
perundang-undangan K3 yang berhubungan dengan
produksi Cenex, hasil identifikasi bahaya dan risiko pada
semua proses produksi Cenex Plant, laporan kecelakaan
kerjanya, dsb. Jadi, pelaksanaan SMK3 ini prosesnya
berkelanjutan tak ada putus-putusnya yang tentunya
untuk perbaikan K3 dan peningkatan K3 di perusahaan.

Kebijakan terkait K3 yang ada di PT BSP, Tbk sudah
terintegrasi/tergabung secara utuh dengan kebijakan mutu
dan lingkungan, jadi kebijakan kita merupakan kebijakan
manajemen secara keseluruhan yang disebut dengan
kebijakan mutu, lingkungan dan K3. Di tahap awal
penetapan kebijakan K3, Top manajemen melakukan
tinjauan awal untuk mengetahui kajian tentang apa saja
yang akan dituangkan dalam kebijakan itu dengan Tim
BSP Sumut Unit 1 (Pabrik Bunut) intinya bagaimana
yang pertama memenuhi segala macam peraturan
perundang-undangan K3 dan yang kedua bagaiamana
perusahaan bisa melakukan pencegahan/mengurangi
jumlah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
ada di PT BSP. Kebijakan K3 juga memuat bagaimana
perusahaan komit untuk selalu melakukan improvement
artinya melakukan perbaikan yang berkelanjutan
(continiu improvement) supaya sasaran-sasaran K3 itu
tercapai dengan baik sehingga lingkungan kerjanya itu

Universitas Sumatera Utara


97

Informan 3
Staf DCC

Informan 4
Assisten Lapangan
Cenex Plant

Tabel Matriks 2.

Informan 1
Manajer

Informan 2
Head QHSE
Depart.

aman, nyaman, dan sehat. Ya seperti itulah kebijakan
yang perusahaan jalankan.
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 ya tentunya
harus ada kebijakan K3nya. Kita sudah ada kebijakan K3
tapi itu sudah diintegrasikan dengan kebijakan mutu dan
lingkungan. Jadi kebijakan ini mencakup secara
keseluruhan. Kebijakan K3 itu menunjukkan komitmen
kita akan masalah K3 artinya bagaimana supaya kita bisa
menurunkan angka KK dan PAK di tempat kerja,
bagaimana supaya lingkungan kerjanya aman, nyaman
dan sehat.
Secara umum perusahaan kita memang ada kebijakan
terkait K3 namun sudah tergabung/terintegrasi dengan
kebijakan mutu dan lingkungan. Intinya kebijakan K3 ini
disusun untuk pencapaian target K3 perusahaan. Misalkan
menurunkan KK sebesar 50% yang disepakati bersamasama.

Perencanaan K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016
Ya untuk perencanaan K3nya sudah terkoordinasi dengan
baik, kalaupun ada kurang-kurang dikit-dikitlah. Yang
jelas perencanaannya sudah terkoordinasi, sudah tertuang
di dalam prosedur-prosedur, prosedur mengenai
identifikasi peraturan per-UU-an, prosedur mengenai
aspek bahaya dan risiko biasanya dilakukan dengan
menggunakan metode HIRAC yang dilakukan oleh
petugas berkompeten seperti assisten Cenex dan mandor
yang sudah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Dari situ
kita bisa membuat sasaran dan program K3 untuk tahun
selanjutnya dengan maskud ada perbaikan K3 dan
pelaksanaan SMK3nya semakin meningkat.
Dalam perencanaan K3 ini biasanya yang utama yang kita
lakukan adalah identifikasi peraturan-peraturan K3 yang
memang harus kita laksanakan dan nantinya kita evaluasi,
yang kedua melakukan identifikasi terhadap bahaya dan
risiko K3 di seluruh kegiatan produksi Ceex melalui
tahapan HIRAC (Hazard Identification Risk Assesment
Controll) yang dilakukan oleh Assisten Cenex, kemudian

Universitas Sumatera Utara

98

Informan 3
Staf DCC

Informan 4
Assisten Lapangan
Cenex

menilai mana risiko yang dapat diterima/ditoleransi
(acceptable risk) dan yang tidak dapat diterima/tidak
dapat ditoleransi (un-acceptable risk). Risiko yang tidak
dapat diterima tentunya risiko yang nilai nya tinggi
sehingga kita harus konsen yang nantinya dalam
perencanaan tersebut sehingga kita buat semacam
sasaran, tujuan dan program K3-nya. Seperti itulah yang
dilakukan untuk mengendalikan bahaya dan risiko yanga
ada di Pabrik Karet Cenex, PT BSP. Nanti kita membuat
objektif sasaran-sasaran K3 per tahun dan kita membuat
program kerja untuk bisa tercapai sasaran-sasaran K3 itu
sehingga risikonya terkendali dengan harapan tidak
terjadinya KK, PAK di perusahaan. Kita memiliki
program kerja tahunan baik itu yang dilaksanakan oleh
HRD berupa program training ataupun program yang
dilakukan oleh internal dari pabrik berupa program
inspeksi tempat kerja, program simulasi tanggap darurat
kebakaran dan program-program lainnya yang terkait
dengan K3 ataupun mungkin dengan program yang
sifatnya teknis berupa membangun ruangan,
mengoperasikan mesin yang lebih aman. Misalnya mesin
yang sedang berputar tapi masih belum ada tutupnya dan
kita buat tutupnya sehingga mencegah terjadinya KK
akibat putaran mesin itu. Jadi ada program kerja yang
sifatnya teknis.
Perencanaan K3 harus disesuaikan dengan sasaran sistem
manajemen yaitu mencakup semua sistem di perusahaan
termasuk SMK3 yang ada dalam kebijakan perusahaan.
Jadi perencanaan K3 dilakukan untuk bagaimana supaya
sasaran dan tujuan K3 yang ada di kebijakan K3 tadi bisa
tercapai, seperti KK dan PAK bisa diminimalkan dan
bagaimana program K3 yang akan dilaksanakan untuk
itu.
Rencana K3 disusun harus mengacu pada kebijakan K3.
Dalam perencanaan itu ada namanya identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko dengan tabel HIRAC.
Itu merupakan tugasnya saya sebagai assisten. Kemudian
dari hasil itu ada tindakan perbaikan/pengendaliannya
yang akan menjadi masukan untuk program K3 demi
peningkatan K3 di tempat kerja.

Universitas Sumatera Utara

99

Tabel Matriks 3.

Informan 1
Manajer

Informan 2
Head QHSE
Depart.

Pelaksanaan Rencana K3 di Bunut Rubber Factory PT Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016.
Dalam pelaksanaan rencana K3 berarti kita harus
melaksanakan seluruh program K3 yang sudah kita
rencanakan dalam perencanaan K3. Dimulai dari
penyediaan sumber daya manusia dimana kita
mempunyai prosedur kompetensi kerja ya dan kegiatan
pelatihan K3 sesuai dengan pekerjaannya, prasarana dan
sarana seperti organisasi K3 yaitu QHSE departemen di
Pabrik Karet Bunut, APD lengkap di Cenex Plant seperti
helmet, sarung tangan, sepatu boot, pakaian kerja,
masker, pemasangan rambu-rambu K3 di pabrik dan IK
(Instruksi Kerja). Jadi pelaksanaanya harus sesuai dengan
persyaratan K3, tak terkecuali saat proses pembelian
barang ataupun jasa juga kita perhatikan kesesuaiannya,
itu kita ada prosedurnya juga dek, namanya prosedur
pembelian. Jadi pelaksanaan rencana K3 ini tidak hanya
di bagian produksi saja tetapi menyeluruh semua kegiatan
Pabrik Cenex.
Jadi ya, di dalam proses ini intinya apa-apa yang kita
rencanakan kita jalankan. Misalnya tadi dalam tahap
perencanaan K3 ada peraturan K3 yang menyebutkan
tentang operator forklift yang artinya kalau nanti kita
melihat ternyata operator forklifnya itu belum
tersertifikasi ya kita melakukan pelaksanaannya dalam
bentuk kita mengirimkan operator kita untuk mengikuti
training operator forklift sedangkan di dalam legalitas lagi
misalkan kita harus memiliki dokter hiperkes ternyata
dokter yang kita miliki belum hiperkes. dalam
pelaksanaanya kita kirim dokter kita untuk mengikuti
training dokter sertifikasi hiperkes. Ataupun regulasi K3
menyebutkan kita harus punya petugas peran kebakaran
(koordinator regu pemadam kebakaran). Kita harus
memiliki tim tanggap darurat yang sudah punya sertifikat
dan lisensi yang ada tingkat A,B,C,D yang dalam
pelaksanaannya kita lakukan training terhadap tenaga
kerja kita agar mengikuti pelatihan tersebut. Atau
pelaksanaan lainnya, misalnya kita dalam tahun sekian

Universitas Sumatera Utara

100

Informan 3
Staf DCC

Informan 4
Assisten Lapangan
Cenex

kita akan memberikan APD di lokasi Cenex Plant secara
lengkap ya dalam pelaksanaanya kita berikan APD
ataupun program lainnya, memasang mesin, pengaman
mesin, bangunan, tanggap darurat. Jadi kita harus
melaksanakan program-program yang sudah kita
rencanakan.
Jadi pelaksanaan rencana K3 di Bunut Rubber Factory
sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana K3 dan
semuanya didukung dengan sumber daya manusia,
angaran yang termasuk dalam prasarana dan sarana. Jadi
untuk anggaran yang kita sediakan ada APD, training,
personel yang punya kompetensi ya artinya mempunyai
training-training yang dipersyaratkan. Walaupun ya lagilagi untuk kondisi sekarang untuk penyediaan sumber
daya tadi baik itu uang ataupun yang lainnya itu memang
agak sedikit banyak berkurang karena perusahaan Bakrie
ini sedang kesulitan financial, memang untuk kondisi
sekarang banyak perusahaan yang mengalami itu. Tetapi
bukannya tidak ada training, training tetap kita
laksanakan, APD tetap kita sediakan meskipun masih
sangat-sangat terbatas, harusnya menyediakan 100
masker tapi karena kurang dan paling disediakan
setengahnya. Itulah keadaanya.
Tahap pelaksanaan rencana K3 ya harus berdasarkan
rencana K3 tadi dek, pelaksanaanya didukung penuh oleh
top manajemen dengan penyediaan sumber daya manusia
yang berkompeten di bidang K3, prasarana dan sarana
yang memadai seperti kegiatan pelatihan K3, Tim
BAKORTIBA yaitu regu kesiagaan dan tanggap darurat
kebakaran, pelatihan penggunaan APD yang tepat,
pengoperasian peralatan dan mesin tepatnya instruksi
kerja (work instruction), pemasangan rambu-rambu K3 di
tempat kerja, dsb supaya tenaga kerja bisa bekerja dengan
aman dan berdampak pada penurunan angka KK dan
PAK di tempat kerja. Dan juga segala informasi K3
pastinya kita selalu komunikasikan ke seluruh teanga
kerja, ada namanya prosedur komunikasi, konsultasi dan
partisipasi yang mana dalam prosedur itu memuat
bagaimana metode-metode kita melakukan komunikasi,
konsultasi dan partisipasi.

Universitas Sumatera Utara

101

Tabel Matriks 4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 di Bunut Rubber Factory
PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016.
Informan 1
Manajer

Informan 2
QHSE Head

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 ini pasti kita lakukan
melalui pemeriksaan, pengukuran, audit internal SMK3.
Auditornya masih dari Bunut, tentunya yang sudah
berkompeten dibidangnya, tepatnya cross interal audit
yaitu yang mengaudit dari lokasi lain, bisa dari pabrik
sawit atau kebun. Di Bunut Rubber Factory dilaksanakan
audit internal setahun sekali dengan tujuan apakah
pelaksanaan SMK3 nya sudah sesuai dengan rencana gak
kalau gak sesuai berari termasuk ke dalam temuan audit
dan menjadi bahan masukan untuk perbaikan K3 di tahun
berikutnya. Intinya dilaksanakan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3 ini
Biasanya kita melakukan pengumpulan-pengumpulan
data Kecelakaan yang bulan ke bulan kita monitor dan
juga kita melakukan pemantauan dan evaluasinya dalam
bentuk investigasi KK, ya kalu terjadi KK maka kita
mengevaluasi kenapa bisa terjadi KK tersebut, apa akar
permasalahannya. Lalu juga dalam bentuk inspeksi
tempat kerja apakah memang kondisi Pabrik sudah aman
sesuai standar baik itu lingkungan kerjanya apakah sudah
terkendali, mesin-mesin juga terawat dengan baik, apakah
rambu-rambu saftey sign terpasang baik ataupun juga dari
sisi manusianya apakah sudah komit, sudah menggunakan
APD, sudah bekerja dengan aman. Dan juga setiap
setahun sekali kita melakukan internal audit yang
dilakukan internal auditor dari internal kita PT BSP dari
lokasi lain atau cross internal audit misalnya bisa dari
staff kebun, staff pabrik sawit ataupun dari staf-staf
lainnya. Internal audit tujuannya memastikan kesesuaian
pelaksanaan dengan apa yang sudah ditetapkan di dalam
dokumen, misalkan ada prosedur ijin kerja jadi nanti
dilihat ada gak pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
ijin kerja seperti pengelasan, jadi kita tanya apakah
pekerjaan pengelasan selama beberapa bulan ini kalau ada
nanti kita cek mana ijinnya yang kemarin dikerjakan
kalau ada berarti sesuai kalau tidak ada berarti nanti
mendapatkan temuan audit (NC/ Non Conformity =

Universitas Sumatera Utara

102

Informan 3
Staf DCC

Informan 4
Assisten Lapangan
Cenex

Tabel Matriks 5.

Informan 1
Manajer

ketidaksesuaian). Jadi internal audit yaitu kita cek
pelaksanaan dengan apa yang sudah ditetapkan di dalam
dokumen baik itu prosedur, WI (Work Instruction)/ IK
(Instruksi Kerja), pelaksanaan untuk pemantauan dan
evaluasi.
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 tentunya dengan
audit SMK3 ya, kita ada laporan-laporannya seperti audit
check list dan kita simpan dengan baik. Audit yang kita
lakukan masih audit internal setiap 1 tahun sekali yang
dilakukan oleh auditor internal. Tetapi tim auditor kita
juga pastinya berkompeten dong, yang sudah mengikuti
pelatihan-pelatihan, itu juga ada dokumennya. Jadi dari
hasil audit itu nanti bisa dilihat sesuai gak
pelaksanaannya dengan perencanaan kita, sudahkah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
kan ada 166 kriteria ya dek. Setelah di cek semuanya
kalau ada yang belum sesuai dimasukkan dalam daftar
temuan audit. Kalau pengujian dan pengukuran misalnya
kebisingan, getaran, dsb itu dilakukan oleh Balai
Hiperkes Medan karena alat-alat kita belum dikalibrasi
dan tidak ada petugas kita yang berkompeten di bidang
itu.
Biasanya pemantauan dan evaluasi kinerja K3 itu kita
lakukan melalui pemeriksaan, pengujian dan pengukuran,
audit internal juga. Audit internal dilaksanakan 1 tahun
sekali oleh tim auditor internal PT BSP, Tbk dari lokasi
lain (cross internal audit) sedangkan audit ekstrernal kita
belum ada ya karena masih ada komponen-komponen
yang belum kita penuhi seperti hydrant kita belum
beroperasi tapi dalam perundang-undangan harusnya ada
yaitu 3 tahun sekali gitu, ya. Sebenarnya memang karena
keadaan financial PT. BSP sedang tidak stabil. Jadi dari
hasil temuan audit itu kita bisa membuat tindakan
perbaikan atau pencegahan agar sesuai persyaratan K3.

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 di Bunut Rubber
Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016.
Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 dilakukan dalam
bentuk rapat yang namanya RTM (Rapat Tinjauan

Universitas Sumatera Utara

103

Informan 2
QHSE Head

Manajemen) 1 tahun sekali biasanya di awal bulan
Januari paling lambat Februari untuk meninjau kinerja K3
di perusahaan secara menyeluruh baik Bunut Rubber
maupun Palm Oil. Jadi semua pihak manajemen
berkumpul dan meninjau ulang dari evaluasi pelaksanaan
SMK3 yang kita terapkan, kebijakan K3, tujuan dan
sasaran K3nya, dan hasil temuan audit internal tadi.
Ini juga kita lakukan setiap setahun sekali biasanya pada
awal tahun di bulan Januari paling lambat bulan Februari
yang mana di dalam peninjauan dan peningkatan kinerja
ini kita sebut sebagai RTM (Rapat Tinjauan Manajemen)
jadi seluruh manajer baik itu kebun, pabrik, HRD,
manajer finance dan manajer lainnya berkumpul untuk
bisa melihat meninjau performance atau kinerja K3 di
perusahaan. Misalkan kita tinjau sasaran-sasaran K3
apakah tercapai atau nggak misalkan ada sasaran
mengurangi jumlah KK 50% dari tahun sebelumnya, kita
lihat sasarannya tercapai gak. Kalau ada KK 4 kasus
maka 50% harusnya 2 kasus apakah tercapai nggak
artinya kalau cuma terjadi dalam satu tahun 2 kasus atau
1 kasus berarti tercapai tapi kalau 3 kasus, 4 kasus bahkan
5 kasus melebihi kasus tahun sebelumnya artinya ada
problem. Nah, di RTM kita bahas kira-kira apa yang
menjadi masalah sehingga sasaran/ target K3 tidak
tercapai. Oh mungkin karena kurang sosialisasi berarti
nanti untuk peningkatan kinerjanya di tahun depannya
bagaimana kita memperbanyak lagi progrm-program
training dan sosialisasi di karyawan, Oh ini KK karena
APD yang diberikan kurang sesuai dan kurang lengkap
maka di tahun berikutnya kita memberikan APD yang
lengkap atau perusahaan mengalokasikan anggaran/ bajat
untuk membeli APD supaya tidak terjadi KK lagi. Atau
misalkan KK karena terlalu banyak jam kerjanya
harusnya 7 jam karena sering lembur jadi setiap hari bisa
10 jam atau 12 jam sehingga banyak tenaga kerja
kecapean. Nah itu nanti untuk perbaikannya kita akan
mengkaji supaya pekerja nya bekerja 7 jam supaya jangan
sampai mengakibatkan kelelahan kerja yang berpotensi
pada KK. Jadi itu dalam RTM atau manajemen review
meeting kita bahas ada beberapa agenda misalkan agenda

Universitas Sumatera Utara

104

Informan 3
Staf DCC

Informan 4
Assisten Lapangan
Cenex

mengenai evaluasi peraturan per-UU K3 nanti disitu
dilihat ada misalkan 200 per UU K3, untuk tahun ini
berapa persen tingkat pemenuhannya, apa saja peraturan
yang belum kita penuhi, oh peraturan ini Pak, misalkan
ada peraturan baru, operator boiler harus disertifikasi
jumlahnya harus tiga, kita belum punya ini, jadi untuk
tahun selanjutnya kita kirim tenaga kerjanya untuk
mengikuti pelatihan tersebut. Apa lagi, misalnya ahli K3
nya resign/keluar, berarti kita tidak memenuhi standar
harus punya ahli K3 jadi sekretaris P2K3 harus ahli K3
nanti kita mengirimkan karyawan yang memang punya
bakat untuk mengikuti pelatihan ahli K3. Jadi memang
ada beberapa agenda di dalam RTM, apa namanya yang
intinya nanti bagaimana kita meninjau pelaksanaan
SMK3 dalam satu tahun. Setelah kita tinjau bentuknya
sesuai dengan roof di SMK3 continiual improvement
artinya perbaikan apa lagi yang harus kita perbaiki supaya
lebih bagus. Itu nantinya kita perbaiki di tahun
selanjutnya. Itulah inti sari secara globalnya yang bisa
saya terangkan.
Biasanya semua manajemen baik pabrik, kebun, dan yang
lain berkumpul dalam RTM (Rapat Tinjauan Manajemen)
tiap tahun biasanya di awal tahun. Kita juga ada
laporannya berupa dokumen notulen Rapat Tinjauan
Manajemen yang bahasannya tentang hasil
internal/eksternal audit, hasil komunikasi, partisipasi dan
konsultasi dari pihak internal/eksternal termasuk keluhan,
evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan
perundang-undangan K3, kinerja proses-proses mutu,
lingkungan dan K3, status penyelidikan insiden, tindakan
perbaikan dan pencegahan, tindak lanjut dari manajemen
sebelumnya, perubahan-perubahan termasuk
perkembangan dan persyaratan perundang-udangan
terkait dengan aspek mutu, lingkungan, K3 dan sosial
serta rekomendasi untuk peningkatan kinerja.
Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 biasanya
dilakukan secara berkala yang dilakukan sekali dalam
setahun biasanya di awal tahun melalui RTM (Rapat
Tinjauan Manajemen). Semua manajemen harus hadir
dan berkumpul untuk bisa meninjau kinerja K3 lokasi

Universitas Sumatera Utara

105

masing-masing dan berdiskusi meninjau evaluasi
penerapan SMK3nya, meninjau ulang dari evaluasi
penerapan kebijakan K3nya, meninjau ulang tujuan,
sasaran, dan kinerja K3nya, serta meninjau ulang hasil
temuan audit internal SMK3nya.

Universitas Sumatera Utara

106

Lampiran 5. Lembar Check List Pelaksanaan SMK3
No.

Elemen-elemen SMK3

Pelaksanaan
A

1.

4.

Pembangunan Dan Pemeliharaan
Komitmen
Pembuatan dan Pendokumentasian
Rencana K3
Pengendalian Perancangan dan
Peninjauan Kontrak
Pengendalian Dokumen

5.

Pembelian dan Pengendalian Produk

6.
7.

Keamanan Bekerja Berdasarkan
SMK3
Standar Pemantauan

8.

Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

9.
10.

Pengelolaan Material dan
Perpindahannya
Pengumpulan Dan Penggunaan Data

11.

Pemeriksaan SMK3

2.
3.

B

C

D

12.

Pengembangan Keterampilan dan
Kemampuan
Sumber: Laporan Hasil Audit Check List SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 Bunut
Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2015.
A = Dilaksanakan
B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya
C = Tidak Dilaksanakan
D = Belum Dipantau

Universitas Sumatera Utara

107

Lampiran 6. Surat Permohoanan Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara

108

Universitas Sumatera Utara

109

Universitas Sumatera Utara

110

Universitas Sumatera Utara

111

Universitas Sumatera Utara

112

Lampiran 11. Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory
PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK AREA 1 (SUMUT 1)
TABEL
: IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO K3
DEPT./LOKASI
: BUNUT RUBBER FACTORY / CENEX PLANT
IDENTIFIKASI BAHAYA

PENILAIAN RESIKO

RESIKO AWAL
N
O

1

KEGIATAN

Pembongkara
n Bahan Baku
Lateks

R/
N
R

R

BAHAY
A

Ledakan
Tangki /
Truk
Lateks

RESIK
O

Kematia
n

No. PP

Permenake
r
No.Per.01/
Men/1982

RESIKO SISA

T
O
P F A L S E T
A
L
6

0 0 3 0 3 0

Cidera /
Patah
Tulang

7

0 2 2 0 3 0

2

Pengoperasia
n Mesin mesin
Separator

Kebising
an

R

Ganggua
n
Pendeng
aran

Permenake
r
No.Kep.13
/MEN/X/2
011

7

2 1 0 3 1 0

KATEG
ORI
RESIKO
PENTIN
G

PENGEN
DALIAN
SAAT INI

BMR - WI
- 19,
Penggunaa
n APD
BMR - WI
- 19,
Penggunaa
n APD
Penggunaa
n APD,
Service
Mesin

T
O
P F A L S E T
A
L
6

0 0 3 0 3 0
4

0 0 2 0 2 0
5

T
I
D
A
K

Y
A


PENGENDALI
AN RESIKO
Alat Tambahan
Pengendalian
Resiko
Lanjutan
1 Eliminasi
2 Substitusi
Engineerin
3
g
Administra
4
tif
5 APD
APD,
Administrasi




0 1 0 3 1 0

Universitas Sumatera Utara

113

Pecah
Body
Mesin

Cidera /
Patah
Tulang

Tangan
Tergores

Luka
Jari
Tangan
Tangan
Kram
Iritasi
Mata

7

1 0 3 0 3 0

3

4

5

6

7

Pencucian
Bowl Disc

Pemakaian
Bahan Kimia
( NH3 Gas,
TZ
Dispersion,
Lauric Acid )
Pengisian
Produk
Lateks pekat
Ke Tangki
Perumka
Pembuatan
Kimia
Larutan ( TZ,
DAP, LA)

Pengoperasia
n Mesin
Compressor

R

Percikan
Pada
Mata

2 1 0 0 1 0

Cidera /
Kerusak
an
Property

1 1 0 0 1 0

Larutan
Terkena
Kulit

Iritasi
Kulit

Terhirup
Powder
Kimia
Ledakan
Tangki

Sesak
Nafas

R

4

Penggunaa
n APD

5

Penggunaa
n APD

5

Penggunaa
n APD,
BMR - WI
- 12, 13 &
25

2 0 2 0 2 0



4



4



4



3



2 1 0 0 1 0

1 0 1 0 1 0
9

1 0 2 3 3 0

3

0 0 2 0 2 0

6

Permenake
r
No.Per.01/
Men/1982



1 1 1 0 1 0

3 1 0 0 1 0

Cidera /
Kerusak
an
Property

4

1 1 0 0 1 0

1 0 2 0 2 0

R



2 1 0 0 1 0
3

1 1 1 0 1 0
Ledakan
Tangki

5

0 0 3 0 2 0

4

R

R

BMR - FC
- 14, BMR
- WI - 20
dan WI 21

Penggunaa
n APD,
BMR - WI
- 11

8



APD,
Administrasi

1 0 1 3 3 0

Universitas Sumatera Utara

114

Keterangan :

Jika Total Score ≥ 6, maka bahaya tersebut dikategorikan
bahaya dan berisiko penting ( catatan : Jika L dan/atau E = 3 otomatis
harus dikatakan PENTING )

R= Rutin
NR= Non Rutin
PP= Peraturan Perundang-undangan
P= Kemungkinan terjadi
F= Frekuensi
A= Akibat
L= Peraturan dan persyaratan lainnya
Disetujui oleh,

Dipersiapkan oleh

Management Repesentative
Tgl.

Head Departement
Tgl.

Universitas Sumatera Utara

115

Lampiran 12. Laporan Rapat Tinjauan Manajemen PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Area 1 (Sumut 1) Tahun 2015

Notulen Rapat Tinjauan Manajemen
Sistem Manajemen Terpadu Periode 2015
QHSE & Sustainability Management System
Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2016
Jam
: 09.00 – 14.30 WIB
Tempat
: Bakrie Club
Peserta
: ( Terlampir Daftar Hadir )

No

1

Pembahasan

Hasil Internal/Eksternal
Audit

Masalah

Kemampuan Internal Auditor
untuk melaksanakan audit
Sistem Manajemen Terpadu (
QHSE & Sustainability
Management) masih perlu
ditingkatkan.

Keputusan

Tanggung
Jawab

-Pelaksanaan Pelatihan
HR
Internal Auditor.
- Questioner akan diberikan
kepada seluruh internal
auditor untuk memilih
spesialisasi bidang audit
nya.
Belum ada ketentuan dalam
Melakukan revisi prosedur QHSE
prosedur Internal Audit untuk BMA-05.
menentukan suatu object
audit yang kategorinya NC :

Waktu
Pelaksanaa
n
2016

2016

Universitas Sumatera Utara

116

2

3

Umpan Balik Pelanggan

Hasil dari Komunikasi,
Partisipasi dan Konsultasi

Major atau Minor.( Berbeda
standar ISO & RSPO)
Hasil Audit yang perlu
ditindaklanjuti :
- Dijumpai kasus
kontaminasi
mangkok/daun/ranting pada
produksi offgradess.
- Terdapat pestisida yang
digunakan di estate tidak
terdaftar dalam surat dari
disnaker.
Masih terdapat Penilaian
customer rendah yakni:
Rubber
Sritrang, USA - Delivery (5)
& Price (5) -Welcome
Trading - Price (6)
Oil Palm
Musim Mas - Price (69)
Belum ada keseragaman
formulir dalam Customer
Satisfacation Survey (CSS)
antara Rubber Division &
Palm Division.

-Review kembali system
ISO (WI) untuk kontrol
kontaminasi offgrades di
estate.
-Memastikan kembali
peraturan mengenai
pendaftaran pestisida &
Standard prinsip & criteria
RSPO/ISPO nya.

Estate/QHSE

2016

Strategi bisnis untuk
mendapatkan profit yang
lebih baik dapat
dilaksanakan dengan tetap
mempertimbangkan resiko
complain dari customer.

Commerce

2016

Formulir CSS
menyesuaikan dengan
prosedur BMM-FC-05
Rev.04 Flowchart
Pengukuran Kepuasan
Pelanggan.
Masih ada miskomunikasi
-Setiap
yang terjadi dalam menyikapi Head/asisten/Officer harus

Commerce

2016

All Manager
& staff

2016

QHSE

Universitas Sumatera Utara

117

dari pihak Internal/
External termasuk Keluhan

hasil keputusan rapat LKS
Bipartide.

mengambil tanggungjawab
yang cukup (proaktif)
dalam mensosialisasikan
hasil keputusan LKS
Bipartide terutama yang
bersifat urgen.
- HR Area Dept. Membuat
jadwal untuk melakukan
sosialisasi ke kebun dan
pabrik terkait dengan
Hubungan Industrial.

Belum dibuat status pemenuhan
terhadap pelaksanaan kegiatan
komunikasi internal dan eksternal
& kegiatan forum stakeholder di
laporan HR.

Evaluasi perlu dilakukan
terhadap pelaksanaan dari setiap
kegiatan/program komunikasi
yang di lakukan BSP.

HRD

2016

Masalah penggembalaan
ternak di areal kebun yang
kurang terkontrol.

-Prinsip nya Manajemen
TIDAK MENGIZINKAN
penggembalaan ternak di
kebun. Manajemen
menyediakan areal untuk
pengambilan rumput.
- Kebijakan dapat diambil
oleh masing2 manajer
dengan ketentuan :
1). Harus ada izin resmi ke
manajemen
2). Dilarang menggembala
di areal TBM (Karet &

Estate/HR/
Security

2016

Estate/HR/
Security

Universitas Sumatera Utara

118

Sawit) & TM kebun karet
3). Dilarang menggembala
di areal baru di spraying.
- Agar dilakukan percobaan
untuk pemanfaatan kotoran
sapi & tankos untuk pupuk
(1 field/50 ha/estate).
Pelajari teori &
perhitungankan COST.
Adanya permintaan dari customer
lateks pekat dengan parameter
Mechanical Stability Time (MST)
rendah yakni 150 -200 sec. saat
dishipmentkan.

Rapat P2K3 berlangsung 6 x di
2015. Seharusnya dilaksanakan
sebulan sekali (12 x).

4

Evaluasi Keta’atan/Kepatuhan
terhadap Persyaratan Peraturan
Perundangundangan dan
Persyaratan lain.

Beberapa peraturan belum
dipenuhi :
Lingkungan
PP 81/2012 – Pengelolaan

Estate

-Produksi lateks pekat
menyesuaikan kebutuhan
customer dengan control
penggunaan Lauric Acid.
- Melakukan scheduling
shipment yg baik.
- Melakukan komunikasi
dengan buyer agar barang yang
telah diterima langsung
dilakukan analisa agar tidak
terjadi kenaikan MST
Pelaksanaan rapat P2K3
diintegrasikan dalam rapat
QHSE & Sustainability.
Pelaksanaan rapat P2K3
dilaksanakan 1 x per bulan dan
wajib dihadiri oleh Head
department.

BRF

2016

All Manager

2016

-Membuat WI untuk

QHSE

Universitas Sumatera Utara

119

Sampah

K3
Permenakertrans 8 /2010 – APD
Kepdirjenaker 53/2009 - Lisensi
Petugas P3K
Permenakertrans 01/1979 –
Pelatihan Hyperkes untuk
Paramedis
Permenakertrans 02/1980 –
Pemeriksaan Kesehatan TK
Permenaker 12/2015 - K3 Listrik
Kepmenaker 186/1999 - Unit
Penanggulangan Kebakaran

RSPO
Permen PU 63/1993 – Garis
Sempadan Sungai
Masih belum semua Peraturan
dimasukan ke dalam Identifikasi
Peraturan Perundang-undangan &
Persyaratan Lainnya tentang
Lingkungan, K3 & RSPO/ISPO
(BMH-FR-01).

pengelolaan sampah yang ada
diareal perumahan.
- Mengkaji pemberian areal
untuk pasar.
- Pemberian APD sesuai
kebutuhan.
-Agar lisensi disusulkan ke
Disnaker.
- Pelatihan Outraining dapat
dilaksanakan.
- Surat Penetapan Dokter
Pemeriksa Kesehatan segera
diuruskan.

- Pengajuan AK3 Listrik dari
Infrastruktur
- Pengajuan Koordinator
Kebakaran TK B
dari POM ( M.Fikri)
- Dimasukan ke dalam Program
Pengelolaan & Pemantauan
HCV
Memasukan seluruh PP tekait
Lingkungan, K3 &
RSPO/ISPO.

Kuala Piasa

2016

GM/P&C

HR
HR
HR

HR/Infra
HR/POM

Estate/QHSE

QHSE & HRD

2016

Universitas Sumatera Utara

120

5

6

7

Kinerja Proses-proses Mutu,
Lingkungan & K3 serta
Kesesuaian Produk.

Status Penyelidikan Insiden,
Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan.

Tindak lanjut dari Tinjauan
Management Sebelumnya.

Terdapat permasalahan sebagai
berikut :
- Permintaan material ( pupuk,
mangkok,spare part ) yang belum
terpenuhi.
- Tidak adanya timbangan shelter
(Selisih RBT)
- Kertas masih ada potensi
dihemat.

Masih ada ketidaksesuaian data
produksi estate & pabrik Tahun
2015.
Belum ada sasaran complian
POM
Jumlah kecelakaan terbanyak
selama 5 tahun terakhir, terjadi di
Tanah raja estate.
Ada double pelaporan kecelakaan
berupa menggunakan BMA-FR14 & BMH-FR-12 yang memuat
maksud yang sama.
Masih banyaknya PTP yang
dikeluarkan berupa Produksi Out
of Spec. SIR & NH3 out of Spec.
Beberapa point keputusan rapat
tinjauan manajemen belum
terlaksana berupa :
1. Reward K3 yang belum
terpenuhi.
2. Perbaikan dokumen ISO di HR

2016
-Permintaan material agar dapat
diprioritaskan pemenuhannya
sesuai tingkat urgensi nya.
- Laporan /surat dari lokasi
dapat melalui email saja tetap
ada pertinggal nya untuk file
lokasi yang bersangkutan.
Email
dikirimkan oleh Manager.
Agar diperbaiki data produksi
baik kebun atau pun pabrik.

GM/P&C

QHSE

2016

Target POM : agar dimasukan
masalah complain CPO & PK
Agar lebih ditekankan
sosialisasi K3 ke estate tersebut.

POM

2016

QHSE/Tanah
Raja Estate

2016

Pelaporan kecelakaan kerja
hanya cukup menggunakan
BMH-FR-12 Laporan
Penyelidikan Kecelakaan Kerja.
Agar dapat dikurangi PTP
untuk kasus tsb.

All Manager &
Staff

2016

All Manager

BRF/Estate/QC

2016
-Agar dapat dibuatkan standar
pemberian reward K3.
- Agar didapat diperbaiki.

GM/QHSE
HR / Belawan

Universitas Sumatera Utara

121

& Belawan
3. Masalah complain CPO & PK

8

9

Perubahan – perubahan
termasuk Perkembangan dan
Persyaratan Perundangundangan dan Persyaratan lain
yang terkait dengan Aspek
Mutu, Lingkungan, K3 dan
Sosial.

Rekomendasi untuk
Peningkatan.

-Adanya Perubahan versi sistem
manajamen mutu & Lingkungan
(ISO 9001:2015 & ISO 14001:
2015 )
- Adanya system ERP I Plant
yang belum terintegrasi ke dalam
system manajemen.
Adanya penambahan aspek
Penilaian dalam PROPER 2015 –
2016 terkait Struktur Organisasi
dalam Pengelolaan B3.
Ada wacana mengeluarkan
COMMERCE Department dari
lingkup sertifikasi system
manajemen mutu di BSP Sumut 1
karena sudah masuk lingkup
corporate.
Efektivitas Penggunaan
Ammonia untuk pengawetan
Lateks.

- Diskusikan antara POM &
Marketing.
-Pembentukan Team Revisi
Dokumen QHSE &
Sustainability Management
System yang mengadopsi :
a) Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2015 & ISO
14001:2015.
b) Sistem ERP i-Plant
Mempelajari kembali
mekanisme Penilaian PROPER
2015 – 2016.

POM/Marketing
GM/QHSE

2016

BRF/QHSE/HR/
Store.

2016

Perlu dikoordinasikan kembali
dengan QHSE Corporate.

GM/QHSE/
Commerce

2016

Project team Improvement 2016
: “Kajian Pengawetan Lateks
Sebagai Bahan Baku SIR 3CV
& Cenex dengan menggunakan
Ammonia di Kebun “.

Estate/BRF/QC

2016

Universitas Sumatera Utara

122

Lampiran 14. Hasil Dokumentasi

Gambar 1. Jalan Masuk PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk, Bunut Rubber
Factory, Kisaran

Gambar 2. Pabrik Cenex

Universitas Sumatera Utara

123

Gambar 3. Pekerja tidak menggunakan APD

Gambar 4. Safety Slogan K3

Universitas Sumatera Utara

124

Gambar 5. Kebijakan Perusahaan

Gambar 6. Rambu K3

Universitas Sumatera Utara

125

Gambar 7. Rambu K3

Gambar 8. Work Instruction

Universitas Sumatera Utara

126

Gambar 9. Work Instruction

Gambar 10. Penyimpanan APD

Universitas Sumatera Utara

127

Gambar 11. Kotak P3K

Gambar 12. APAR jenis Drychemical Powder rak besi roda

Universitas Sumatera Utara

128

Gambar 13. APAR jenis Paca Halon

Gambar 14. Fire Box Hydrant

Universitas Sumatera Utara

129

Gambar 15. Wawancara dengan Manager Bunut Rubber Factory (Informan 1)

Gambar 16. Wawancara dengan Head QHSE Departement (Informan 2)

Universitas Sumatera Utara

130

Gambar 17. Wawancara dengan Staf DCC Controller (Informan 3)

Gambar 18. Wawancara dengan Assisten Lapangan Cenex (Informan 4)

Universitas Sumatera Utara