Penggunaan Internet dan Interaksi Sosial Remaja di SMPN 10 Medan

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada zaman
globalisasi begitu cepat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi yang paling populer saat ini adalah internet. Internet menempatkan
dirinya sebagai salah satu pusat informasi yang dapat diakses dari berbagai
tempat tanpa dibatasi ruang dan waktu (Uno & Lamatenggo, 2010). Internet
disebut sebagai pusat informasi bebas hambatan karena dapat menghubungkan
informasi yang satu dengan yang lain dalam waktu yang singkat. Yofiyanto
(2008 dalam Dewiratri, Karini, & Machromah, 2012) menyebutkan bahwa
internet tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh
masyarakat menengah keatas saja, tetapi juga telah menyentuh masyarakat
menengah kebawah.
Indonesia berada di peringkat ke-6 di dunia dalam hal penggunaan
internet. Lima besar negara pengguna internet di dunia diduduki oleh Tiongkok,
Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang. Menurut lembaga riset e-Marketer,
populasi pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7 juta orang pada tahun
2014. Diperkirakan populasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017
akan mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang pada peringkat ke-5 yang
pertumbuhan pengguna internetnya lebih lambat. Hasil riset nasional yang

dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Universitas Sumatera Utara

bekerjasama dengan

PusKaKom UI menunjukkan adanya peningkatan

penggunaan internet di Indonesia. Pangerapan (2015) mengatakan bahwa selama
tahun 2014 menunjukkan peningkatan sebanyak 16,2 juta, yaitu dari 71,9 juta
menjadi 88,1 juta. Dilihat dari domisilinya, 78% pengguna internet di Indonesia
tinggal di wilayah Indonesia bagian barat. Lebih dari 60% pengguna internet di
Indonesia berumur dibawah 25 tahun. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik bahwa pengguna termuda internet di Indonesia berada
pada rentang umur 5 sampai 12 tahun. Hal ini cukup mencengangkan karena
pada masa-masa tersebut anak-anak masih sulit melindungi diri dari dampak
penggunaan internet. Ditinjau dari tingkat pendidikan pengguna internet,
golongan pelajar juga menduduki peringkat teratas dibandingkan profesi lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2014) pada anak remaja di
SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, dari 99 responden mengatakan 60 orang

(51,7%) mengenal internet dari teman, 38 orang (27,7%) menggunakan internet
untuk mengunjungi social working, menggunakan internet di warnet 69 orang
(48,9%), biaya yang dikeluarkan dari Rp.5.000 dengan 77 anak (77,8%), dan
lama penggunaan 2,5 – 5 jam per minggu 68 anak (59,6%). Penelitian yang
dilakukan oleh

Young (1996) menyebutkan penggunaan internet bisa

menyebabkan terjadinya gangguan dalam hubungan seperti masalah keluarga,
masalah akademik dan masalah pekerjaan. 83% responden sudah menggunakan
internet lebih dari setahun, waktu per minggu menggunakan intenet dengan hasil
rata-rata lebih dari 8 jam perminggu dan untuk aplikasi yang sering digunakan

Universitas Sumatera Utara

terbagi menjadi dua bagian yaitu dependent menggunakan internet untuk chat
room, news group, email dan game online, sedangkan non-dependent lebih

banyak menggunakan internet untuk pencarian informansi daripada untuk
berkomunikasi.

Internet diperumpamakan sebagai dua sisi uang logam. Internet
memiliki dampak positif dan negatif terhadap anak. Internet dapat memberikan
segudang informasi secara gratis dan bebas, baik dari segi ilmu pengetahuan,
hiburan hingga game. Internet memberikan kemudahan untuk anak dalam
mendapatkan informasi serta kemudahan untuk menjalin komunikasi dalam jarak
yang jauh sekalipun. Ketersediaan game yang bersifat menantang dan kreatif
yang pada umumnya disukai anak-anak. Namun, kemudahan akses konten
internet ini dapat menyebabkan anak memperoleh apa yang belum seharusnya
diperoleh, baik berupa gambar, suara, tulisan dan lain sebagainya (Ameliola &
Nugraha, 2013). Kecanduan internet, pencurian identitas, serta menurunnya
interaksi sosial dalam hubungan antarmanusia disebut sebagai dampak negatif
penggunaan internet.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan motif untuk memiliki
hubungan dan hidup bersama dengan orang lain. Dalam hidup bersama itu terjadi
hubungan antarmanusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan
untuk mencapai keinginan itu perlu diwujudkan dalam bentuk tindakan melalui
hubungan timbal balik. Hubungan ini disebut interaksi sosial (Sunaryo,2004)

Universitas Sumatera Utara


Interaksi sosial bagi remaja adalah hal yang sangat penting dalam
proses penyesuaian diri agar bisa berkembang menjadi individu dengan pribadi
yang sehat. Interaksi sosial pada remaja perlu diperhatikan mengingat masa
remaja dikatakan sebagai masa yang paling sulit dan masa yang rawan dalam
tugas perkembangan manusia karena masa remaja adalah masa transisi dari masa
kanak-kanak menuju ke masa dewasa (Rumini dan Sundari, 2004).
Dari hasil survey penulis kepada 10 orang siswa SMPN 10 Medan, 7
orang mengatakan menggunakan internet setiap hari, 4 orang siswa mengatakan
sering menggunakan internet di warnet dekat sekolah setelah jam pulang sekolah
dan 8 siswa mengaku sudah mempunyai handphone milik sendiri untuk
mengakses internet. Interaksi sosial siswa saat penulis melakukan survey terlihat
mayoritas siswa bermain dalam kelompok.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “penggunaan internet dan interaksi sosial remaja di SMPN 10
Medan”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka masalah yang ingin
dijawab dari penelitian ini adalah “bagaimana gambaran penggunaan internet dan
interaksi sosial remaja di SMPN 10 Medan?”

3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

a. Untuk mengetahui gambaran penggunaan internet di SMPN 10 Medan
b. Untuk mengetahui gambaran interaksi sosial remaja di SMPN 10 Medan

4. Manfaat Penelitian
4.1. Pendidikan Keperawatan
Dapat memberikan informasi kepada tenaga pendidik keperawatan
tentang fenomena yang terjadi pada masyarakat, sehingga dapat membantu
dalam menentukan penekanan materi yang akan diberikan pada mahasiswa
keperawatan.

4.2. Pelayanan Keperawatan
Dapat memberikan informasi kepada perawat komunitas terkait
penggunaan internet dan interaksi sosial sehingga dapat dilakukan tindak
lanjut untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi remaja yang menjadi
sasaran pendidikan kesehatan.

4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi data dan

bahan rujukan untuk

penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama.

Universitas Sumatera Utara