| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan
Karunianya Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai Tahun 2016 ini dapat diselesaikan.
LKj
merupakan
media
pertanggungjawaban
yang
mengungkapkan
keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
visi dan misi organisasi.
Substansi dari LKj ini adalah menginformasikan capaian kinerja Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dalam tahun 2016, dikaitkan dengan
proses pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam
Renstra 2016-2021. Diterbitkannya LKj ini diharapkan memberikan gambaran
nyata yang dapat diberikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
kepada pihak-pihak terkait dan kepada masyarakat Kota Dumai pada umumnya,
serta pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin memperoleh informasi yang
akurat, relevan, dan transparan.
Akhir kata, kami berharap agar LKj Tahun 2016 ini dapat menjadi media
pertanggungjawaban kinerja dan juga menjadi media evaluasi untuk menilai
kinerja bagi seluruh anggota organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Dumai.
Dumai,
Januari 2017
KEPALA
Drs. H. AMIRUDDIN, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19600513 198101 1 002
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Dumai Tahun 2016 merupakan informasi
capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja tersebut
adalah capaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai 2016- 2021.
Melalui LKj ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan dan kegagalan
capaian kinerja yang dicapai selama Tahun 2016.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai menyadari bahwa
keberadaannya diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang berharga bagi
Pemerintah Kota Dumai khususnya dan masyarakat pada umumnya. Melalui
pengawasan yang dilakukannya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai berusaha memotivasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan Pemerintah Kota Dumai sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku serta berusaha memberikan kontribusi kepada Pemerintah Kota Dumai
dan masyarakat.
Dalam usaha mendorong terwujudnya kepemerintahan yang baik, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai sadar bahwa peran dan
kewenangannya di bidang pengawasan memerlukan dukungan aparat yang
handal, trampil, beriman dan taqwa. Untuk itu, dengan perkembangan otonomi
daerah, aparat pengawasan dituntut agar lebih profesional dalam menjalankan
tugasnya. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai berusaha
mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan tugas
dan fungsinya dengan cara melakukan pendidikan/pelatihan, seminar serta
workshop di bidang pengawasan.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ..................................................................................................
i
Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................
ii
Daftar Isi ...............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
A.
Latar Belakang...............................................................................................
1
B.
Maksud dan Tujuan ............................................................................
3
C.
Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
4
D.
Struktur Organisasi ..........................................................................
15
E.
Dasar Hukum ..................................................................................
19
F.
Sistematika Pelaporan
20
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.......................................
21
A.
Perencanaan Kerja ...........................................................
21
B.
Perjanjian Kinerja .....................................................................................
28
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................
36
A.
Capaian Pengukuran Kinerja .......................................................................
36
B.
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja .....................................
38
C.
Prestasi /Penghargaan dan Kendala yang di hadapi
40
D.
Akuntabilitas Keuangan..........................................................................
44
BAB IV PENUTUP .................................................................................................
48
-
Kesimpulan ...............................................................................................
48
-
Saran .................................................................................................
50
LAMPIRAN
1.
SASARAN
STRATEGIS
RPJMD
KOTA
DUMAI
TAHUN 2016-2021
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
iii
P E N D AH U L U AN
B AB I
A.
Latar Belakang
Untuk
menjamin
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan
pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan
dengan tujuan
dimaksud
perbaikan
dalam
yang baik. Upaya ini juga selaras
pelayanan
Undang-Undang
Pemerintahan Daerah. Untuk
perlu
mendapatkan
elemen
masyarakat,
publik sebagaimana
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
itu, pelaksanaan otonomi
dorongan
termasuk
di
yang
lebih besar
dalam dalam
dari
daerah
berbagai
pengembangan
akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja .
Penyelenggaraan otonomi daerah yang efektif dan efesien
khususnya dalam mendorong pelaksanaan perkembangan di bidang
pembangunan dan kemasyarakatan yang maju dan sejahtera adalah
tanggung jawab Pemerintah Daerah yang diwujudkan diantaranya
dengan merumuskan kebijakan serta pembinaan dibidang Pelatihan,
Pengawasan, Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dievaluasi setiap
tahun anggaran guna mengukur tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan.
Pencapaian sasaran pokok yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah ini dalam realisasinya harus tercapai dan selalu ada peningkatan
dari tahun ke tahun khususnya dalam perkembangan hal-hal yang terkait
dengan ketenagakerjaan dan transmigrasi.
Untuk mewujudkan aparatur negara yang profesional serta
memahami tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan
koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan
efektif,
stabil
dan dinamis. Selain itu, diperlukan instrumen yang
mampu mengukur indikator pertanggungjawaban setiap penyelenggara
negara dan pemerintahan. Untuk memberi gambaran mengenai tingkat
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
1
pencapaian sasaran dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, baik selaku pelaksana regulasi maupun
koordinator pembinaan ditengah masyarakat, dituntut untuk dapat
menyusun dan menyajikan laporan dari berbagai program dan kegiatan
yang
dilaksanakan
selama
tahun
2016
beserta
hasilnya,
yang
menggambarkan keberhasilan, kekurangan, maupun permasalahan dan
kendala yang dihadapi.
Pada Tahun 2016 ini pula diberlakukan Masyarakat Ekonomi
Asean(MEA). MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negaranegara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak,
meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan
ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan
investasi.
Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa
menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman
modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
lapangan pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Secara umum, beberapa tujuan dari penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada setiap akhir tahun anggaran
adalah sebagai:
1. Sarana/instrumen
penyelenggaraan
penting
untuk
tugas-tugas
melaksanakan
pemerintahan,
reformasi
pembangunan,
dalam
dan
pelayanan masyarakat.
2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur
pemerintah meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip
Good Governance dan fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat
asas (konsisten).
3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi
pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan
sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan.
4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau
kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan
misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
2
evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan
alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja, dan
5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur
organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan,
metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan
permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen
pemerintahan secara berkelanjutan.
B. Maksud dan Tujuan
”Laporan Kinerja ( LKj) disusun untuk memenuhi Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Inpres tersebut
menekankan
kepada
semua
instansi
pemerintah untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja.
”Laporan Kinerja ( LKj) merupakan bagian integral dari siklus
akuntabilitas kinerja yang utuh dan merupakan tahap akhir dalam suatu
sistem Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan dasar pemikiran tersebut, maka ”Laporan Kinerja ( LKj)
yang kami susun memiliki dua fungsi yaitu :
1. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja kepada Walikota Dumai ;
2. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa
mendatang.
Dua fungsi utama ”Laporan Kinerja ( LKj) tersebut merupakan
cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan
oleh setiap Instansi Pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan
penyusunan dan penyampaian”Laporan Kinerja ( LKj) Ldinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Aspek akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal organisasi,
menjadikan Laporan Tahun 2016 sebagai sarana pertanggungjawaban
atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama Tahun 2016.
Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
3
sejauhmana visi, misi, program dan kegiatan yang telah dicapai
selama tahun 2016.
2. Aspek
manajemen
kinerja
bagi
keperluan
internal
organisasi,
menjadikan ”Laporan Kinerja ( LKj) Tahun 2016 sebagai sarana
pencapaian kinerja manajemen bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di
masa mendatang. Untuk setiap kelemahan kinerja yang ditemukan,
manajemen akan merumuskan strategi pemecahan masalahnya agar
capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dapat
ditingkatkan secara berkelanjutan.
Berdasarkan
dirumuskan
hasil
evaluasi
yang
dilakukan
kemudian
suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan
masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun
berikutnya.
C.
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Saat ini ketenagakerjaan menjadi penting untuk diketahui, baik bagi
tenaga kerja maupun bagi perusahaan sebagai pemberikerja. Didalam
pertimbangan
Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan
nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Keternagakerjaan
adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, dan sesudah masa kerja. Untuk itu perlindungan tenaga kerja
dimaksudkan untuk menjamin hakhak dasar pekerja/buruh dan menjamin
kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpadiskriminasi atas dasar apa
pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
dengan tetap memperlihatkan perkembangan kemajuan dunia usaha.
Namun pada perkembangannya tentu akan muncul permasalahanpermasalahan baru sebagai wujud dari dinamika tuntutan masyarakat
yang terus berkembang.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
4
barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia
Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat
dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara
ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan
ketergantungan
anggota-anggota
didalamnya.
MEA
dapat
mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan,
dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan
bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN.
Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik
karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan
menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan
eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi
lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan
homogenitas
komoditas
yang
diperjualbelikan,
contohnya
untuk
komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik
(Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan
banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke
Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan
produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada
akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara
Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang
mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi,
penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia
(human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk.
Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga
dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap
ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke
Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam
melimpah
dibandingkan
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
negara-negara
lainnya.
Tidak
tertutup
5
kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat
merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada
di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk
ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat
besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan
kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam.
Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari
pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan
tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para
wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan
bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia,
Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia
sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk
memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis
memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki
banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah
diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan
dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat
mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu,
kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha
diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial(hukum dan kebijakan)
perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya
saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai
Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015
mendatang
Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan didasarkan pada UU
No. 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya UU pengawasan
perburuhan Tahun 1948 No. 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh
Indonesia Jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1984 tentang
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
6
pengawasan Ketenagakerjaan juga tercantum dalam UU No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan Bab XIV yang berhubungan dengan
Pengawasan dan juga UU No. 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan
Konvensi ILO serta No. 81 Tahun 1947 mengenai Pengawasan
ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.
Pengawasan
ketenagakerjaan
dilakukan
untuk
mengawasi
ditaatinya peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, yang secara
operasional dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1984
tentang
Pengawasan
Ketenagakerjaan
Terpadu,
pelaksanaan
pengawasan bertujuan:
Mengawasi
pelaksanaan
peraturan
perundang-undangan
ketenagakerjaan.
Memberi penerangan teknis serta nasehat kepada pengusaha atau
pengurus dan atau tenaga kerja tentang hal-hal yang dapat menjamin
pelaksanaan
efektif
Ketenagakerjaan
daripada
tentang
Peraturan
hubungan
Perundang-undangan
kerja
dan
keadaan
ketenagakerjaan dalam arti yang luas.
Mengumpulkan bahan-bahan keterangan guna pembentukan dan
penyempurnaan
peraturan
perundang-undangan
ketenagakerjaan
yang baru.
Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada dasarnya
mengatur berbagai norma yang mencakup norma pelatihan, norama
penempatan, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, dan
norma hubungan kerja. Sementara itu dari seluruh norma ketenagakerjaan
tersebut diberlakukan bagi objek pengawasan ketenagakerjaan yang
meliputi antara lain perusaan, pekerja, mesin, peralatan, pesawat, bahan
instalasi dan lingkungan.
Berdasarkan indentifikasi terhadap masalah/faktor penghambat
dalam
rangka
pengembangan
kinerja
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi Kota Dumai, secara garis besar dapat disampaikan sebagai
berikut:
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
7
- Tenaga kerja tempatan / lokal kurang siap menghadapi persaingan
dalam pasar kerja karena :
• Pendidikan dan Ketrampilan masih rendah,ini dikarenakan jumlah
tamatan Perguruan Tinggi masih relatif rendah. Hal ini akan
menimbulkan kesan kalah sebelum bertanding cukup memberikan
warna bagi tenaga kerja didaerah ini untuk bersaing dengan
tenaga kerja dari luar. Keberpihakan terhadap tenaga kerja
tempatan perlu, tetapi harus disikapi secara proposional dengan
tetap memper- timbangkan aspek persaingan yang sehat.
• Etos dan Etika Kerja yang belum terbangun serta banyaknya
alternatif sumber penghidupan untuk memilih lapangan kerja,
membentuk etos dan etika kerja dengan standar subyektif, dan
sulitnya
memilih
lapangan
kerja
lainnya
sehingga
ketika
dihadapkan ke dalam pola kerja normatif dengan tuntutan etos dan
etika tertentu muncul kesenjangan.
• Melalui transformasi sikap mental kerja yang berpola
normatif
tersebut tidak bisa berlangsung singkat, sehingga masih sering
dijumpai adanya “mismatch” antara etos dan etika kerja yang
dimiliki dengan tuntutan etos dan etika di dunia kerja yang ada.
Akibatnya tenaga kerja merasa banyak aturan kerja yang
memberatkan, pada sisi lain user menganggap tenaga kerja yang
tersedia tidak sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, sehingga
ada kecenderungan preferensi user mencari tenaga kerja dari luar
yang dalam banyak aspek menurutnya lebih menguntungkan.
• Kendala kultural untuk memasuki pekerjaan tertentu Ada semacam
feodalisme kerja bagi calon tenaga kerja. Preferensi dalam
memilih
pekerjaan menyebabkan masa menunggu
(waiting
periode) pekerjaan menjadi panjang. Hasil penelitian yang
dilakukan
oleh
PPKK
UNRI
beberapa
tahun
yang
lalu
menunjukkan bahwa waiting periode lulusan Perguruan Tinggi
rata-rata 2,5 tahun. Dalam persaingan yang semakin ketat dewasa
ini
diperkirakan
masa
tunggu
semakin
meningkat.
Untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu masih ada kendala kultural untuk
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
8
memasukinya. Misalnya sektor pariwisata yang merupakan salah
satu andalan dalam penyerapan tenaga kerja, ternyata masih
banyak orang tua dan atau calon tenaga kerja yang berpandangan
minor terhadap sektor ini, sehingga kurang berminat untuk
memasukinya, sehingga walaupun peluang kerja cukup luas,
namun tingkat partisipasinya rendah, disamping sektor pariwisata
sejak terbentuknya Kota Dumai pada tanggal 20 april 1999 yang
sebelumnya menjadi kota admistratif (kotif) maka sektor ini tidak
lagi menjadi kendala lagi oleh pemerintah Kota Dumai, dan justru
akan menjadi peluang yang dapat direbut oleh Kota Dumai yang
memiliki geografis yang cukup mendukung.
• Perusahaan yang beroperasi di Kota Dumai sebagian merupakan
Kantor Cabang (Branch), sehingga :
a. Rekrut tenaga kerja yang sifatnya teknis selalu direkrut dari
Kantor
Pusat,
Namun
untuk
bidang
lainnya
tetap
memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai Perda Kota Dumai
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan.
b. Kantor Cabang sangat terbatas dalam kewenangan sehingga
dalam
pengaturan
formasi
pekerjaan
masih
menunggu
kebijakan kantor pusat.
c. Program Corporate Social Responsibility (CSR) selama ini
berjalan per-masing-masing perusahaan dilingkungan wilayah
operasinya, namun saat ini Pemerintah Kota Dumai telah
membentuk
Tim
Pengelola
CSR
sehingga
pelaksanaan
Program CSR lebih terintegrasi dengan program pembangunan
daerah.
d. Kota Dumai khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya yang
berbatasan dengan negara tetangga terikat dengan berbagai
kerja sama yang dilaksanakan seperti IMS-GT, IMT–GT, Sosek
MALINDO menyebabkan persaingan bukan saja bersifat
nasional dan regional tetapi juga internasional, sehingga
dengan
beberapa
permasalahan
tersebut
akan
semakin
memperlebar kesenjangan kualifikasi tenaga kerja.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
9
e. Informasi peluang kerja masih sulit diakses oleh masyarakat,
Namun Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Tenaga Kerja
Kota
Dumai
telah
menciptakan
Sistem
Informasi
Ketenagakerjaan yang berstandar ISO 9001:2015.
f. Dalam Program pemagangan untuk mendukung penyiapan
tenaga kerja yang siap pakai masih relatif kecil baik dilihat dari
sisi kuantitas maupun
kualitasnya.
Beberapa kelemahan
permagangan antara lain:
Lembaga pengirim magang kurang memiliki program dan
sasaran yang jelas dari kegiatan magang, sehingga magang
masih
sering
dianggap
sekedar
memenuhi
tuntutan
kurikulum.
Penyiapan dan kesiapan peserta magang sering masih
belum maksimal, sehingga pelaksanaan magang tidak efektif.
Bagi dunia kerja, pemagangan sering masih dianggap
sebagai beban dan mengurangi produktivitas, sehingga
magang belum dapat diterima secara penuh.
Dengan berbagai alasan (seperti rahasia perusahaan,
kelebihan karyawan, tidak ada program dll) job description
dan materi magang sering tidak sesuai dengan yang
diperlukan pemagang, sehingga sasaran permagangan tidak
tercapai.
g. Saat ini masih rendahnya jiwa kewirausahaan (enterpreneurship)
di
kalangan
masyarakat
pada
umumnya
dan
penduduk usia kerja pada khususnya. Feodalisme kerja,
warisan sikap yang ditanamkan penjajah, pencari kerja lebih
cenderung menjadi pegawai, sehingga jiwa enterpreneurnya
rendah.
Padahal
dengan
berbagai
alasan,
enterpreneur
sekarang ini bukan hanya sebagai alternatif, tetapi sudah
menjadi kebutuhan.
Sebagai daerah yang sedang membangun membawa dampak
Migrasi masuk yang cukup tinggi, terutama di kawasankawasan pengembangan di Kota Dumai untuk sektor industri,
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
10
perdagangan, perhubungan dan pariwisata, selain menambah
persaingan pencari kerja juga menimbulkan kerawanan di
bidang kesempatan kerja, perumahan, dan masalah sosial
lainnya.
h. Eksploitasi sumber daya alam masih kurang memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
tempatan dan kesejahteraan masyarakat terutama mereka yang
berada disekitar lokasi dan pada umumnya keberadaan
perusahaan masih sangat kurang memberdayakan tenaga kerja
tempatan.
•
Penyebab masih terdapatnya sebagian kecil kecelakaan kerja yang
ada di perusahaan di Kota Dumai sebagai berikut :
Penyebab Kecelakaan
1. Pelaksanaan Undang-undang 7/81 di perusahaan belum
optimal
diantaranya
penerapan
Sistem
Manajeman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3)
2. Sebagian Perusahaan belum memiliki Tenaga Kerja Ahli K3
Langkah-langkah Penanganan
1. Sosialisasi tentang K3 di tingkatkan dengan melakukan
pembinaan ditempat kerja.
2. Penegakan Hukum tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ditingkatkan dengan metode pembentukan Sistem Manajemen
K3 diperusahaan.
3. Penyediaan Tenaga kerja Ahli K3 perusahaan melalui
pelatihan swadana yang di fasilitasi oleh Disankertrans Kota
Dumai.
4. Mewajibkan setiap perusahaan melaporkan pelaksanaan
SMK3 ke Disnakertrans Kota Dumai.
5. Membuat Peta kerawanan K3 di setiap perusahaan dan
memprioritaskan pembinaan pada perusahaan yang ber-skala
meraha ( Rawan Kecelakaan ).
6. Setiap Perusahaan diwajibkan membentuk P2K3.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
11
•
Pencapaian sasaran Mewujudkan sarana kelembagaan Hubungan
Industrial dengan jalan mendorong peningkatan jumlah pembentukan
Peraturan Perusanaan dan Perjanjian Kerja Bersama, meningkatkan
pengetahuan
pengusaha
ketenagakerjaan,
dan
dan
pekerja
terwujudnya
mengenai
pengawasan
perlindungan
berkala,
terpadu
mengenai norma kerja, dengan maksud agar dapat menurunkan jumlah
kasus PHI dan PHK dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Pemeriksaan
berkala
secara
konprehensip
terlaksananya
peraturan
dibidang
ketenagakerjaan, Pembinaan Dewan Pengupahan, dan Pelaksanaan
kerja sama secara kelembagaan di bidang ketenagakerjaan
i.
Di bidang ketransmigrasian, isu-isu yang diperkirakan masih
mewarnai dinamika ke depan adalah:
Sulitnya akses transportasi untuk mendistribusikan hasilhasil perkebunan ;
Kepastian status lahan transmigrasi masih terganjal oleh
RTRW yang belum selesai.
Program/ Kegiatan yang dilaksanakan pada Dana APBN
tidak dapat usulkan lagi dikarenakan pembinaan dan
pengembangan hanya dapat diberikan selama 5 tahun
saja.
Keterbatasan
Anggaran
Pemerintah
Daerah
untuk
mendukung program transmigrasi.
Guna mencari akar persoalan dari berbagai masalah yang tengah
dihadapi, sekaligus merupakan tugas yang diemban oleh institusi ini maka perlu
dilakukan upaya-upaya pencermatan terhadap aspek lingkungan internal dan
eksternal.
Pencermatan aspek lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui sisi
kekuatan atau potensi (Strenght) untuk diperbanyak dan dikembangkan
sedangkan kelemahan atau hambatan (Weakness) perlu untuk dibenahi atau
diperbaiki. Aspek lingkungan eksternal dicermati untuk mengetahui sisi peluang
atau kecendrungan (Oportunity ) yang perlu dimanfaatkan atau diisi, sedangkan
tantangan (Threats) sesuatu yang perlu dijawab.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
12
Kemudian hasil dari upaya pencermatan lingkungan internal dan
eksternal digunakan sebagai bahan dasar untuk memformulasikan persoalan
utama
guna
dicarikan
strategi pemecahan
yang sifatnya
sinergis dan
komprehensif.
LINGKUNGAN INTERNAL
Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Kekuatan (Strength):
1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai secara struktur organisasi
didukung jumlah pegawai yang memadai.
2. Sarana dan prasarana cukup memadai untuk dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
3. Tersedianya Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
4. Adanya dukungan pimpinan
Kelemahan (Weakness):
1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Dumai sebagian belum memadai.
2. Pelayanan belum optimal dikarenakan sistem pelayanan publik belum
terintegrasi.
3. Masih kurangnya dana operasional .
4. Jumlah Tenaga Pengawas/Teknis Ketenagakerjaan masih terbatas
LINKUNGAN EKSTERNAL
Peluang ( Oppurtunity )
1. Diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
2. Potensi Ketersediaan lapangan kerja
3. Adanya Balai Latihan Kerja (rumah terampil)
4. Adanya Lembaga Latihan Kerja Swasta
5. Investor menanamkan modalnya
6. Stabilitas keamanan kondusif
Tantangan / Ancaman (Threat)
1. Persaingan mutu tenaga kerja
2. Minimal nya dana untuk pengembangan investasi
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
13
3. Adanya unjuk rasa dan pemogokan
4. Banyaknya Kasus PHK/PHI
5.
Meningkatnya jumlah angkatan kerja
Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan
guna pengembangan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
kedepan antara lain:
1.
Memperluas Kesempatan Kerja
*Pengembangan Usaha terutama industri padat karya.
*Penyelenggaraan proyek-proyek pekerjaan umum.
2.
Mengurangi Tingkat Pengangguran
*Pemberdayaan angkatan kerja.
*Pengembangan usaha sektor formal dan usaha kecil.
*Pembinaan generasi muda yang masuk angkatan krerja.
*Mendorong badan usaha untuk proaktif mengadakan kerja sama
dengan lembaga pendidikan.
*Mendirikan tempat latihan kerja.
*Mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan
life skill.
*Mengefektifkan pemberian informasi ketenagakejaan.
3.
Meningkatkan Kualitas Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja
*Pelatihan untuk pengembangan keahlian dan ketrampilan kerja.
*Pemagangan melalui latihan kerja di tempat kerja.
*Perbaikan gizi dan kesehatan.
*Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.
4.
Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja
*Menetapkan Upah Minimum Kota (UMK)
*Mengikutkan setiap pekerja program kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
14
*Mewajibkan kepada perusahaan untuk memenuhi hak-hak tenaga
kerja.
5.
Menurunkan Jumlah Angkatan Kerja
*Program keluarga berencana.
*Pembatasan usia kerja minimum.
*Program wajib belajar.
6. Meningkatkan Kualitas SDM Aparatur
*Program Bimbingan Teknis Bagi Aparatur
*Program Benchmarking
D. Struktur Organisasi
Untuk
melaksanakan
tugas
dan
fungsi
Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan, telah dibentuk perangkat-perangkat
daerah diantaranya: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
yang dibentuk dengan Peraturan Daerah nomor 16 tahun 2008 tanggal
11 September 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
Berdasarkan Perda Nomor 16 tahun 2008 dimaksud jajaran Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mempunyai struktur sebagai
berikut :
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT, terdiri dari :
Subbag Administrasi dan Umum
Subbag Program Evaluasi dan Pelaporan
Subbag Kepegawaian
BIDANG PENEMPATAN BURSA KERJA, terdiri dari :
Seksi Bursa Kerja
Seksi Penempatan Tenaga Kerja
Seksi Perluasan dan Kesempatan Kerja
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
15
BIDANG PENGAWASAN, terdiri dari :
Seksi Pengawasan Norma Kerja
Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Seksi Syarat Kerja dan Hubungan Industrial
BIDANG KETRANSMIGRASIAN, terdiri dari :
Seksi Pembinaan dan Pengembangan Sosial Budaya
Seksi Sarana dan Prasarana
Seksi Bimbingan Penyuluhan , Pengarahan dan Penempatan
BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS, terdiri dari :
Seksi Penyuluhan dan Pelatihan
Seksi Bimbingan dan Infrastruktur
Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Swasta dan Sertifikasi
UNIT PELAKSANAAN TEKNIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
16
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA DUMAI
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
SUBBAG ADM UMUM
SUBBAG PROGRAM
EVALUASI DAN
PELAPORAN
BIDANG PENGAWASAN DAN SYARAT
KERJA
BIDANG
PENEMPATAN
BURSA KERJA DN
PRODUKTIVITAS
BIDANG
KETRANSMIGRASIAN
BIDANG PELATIHAN
DAN
PRODUKTIVITAS
SEKSI PENGAWASAN NORMA KERJA
SEKSI BURSA
KERJA
SEKSI PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA
SEKSI
PENYULUHAN DAN
PELATIHAN
SEKSI NORMA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
SEKSI
PENEMPATAN
TENAGA KERJA
DAN
TRANSMIGRASI
SEKSI SARANA DAN
PRASARANA
SEKSI BIMBINGAN
DAN INSTRUKTUR
SEKSI SYAKER DAN HUBUNGAN
INDUSTIAL
SEKSI PERLUASAN
DAN KESEMPATAN
KERJA
SEKSI BIMBINGAN
PENUYLUHAN, PANGARAH
DAN PENEMPATAN
SEKSI PEMBINAAN
LEMBAGA LATIHAN
SWASTA DAN
SERTIFKASI
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
UPT
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) serta Daftar Perbandingan Uraian
Jabatan yang ada dengan yang dibutuhkan saat ini dapat dilihat lebih lanjut
pada lampiran Laporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Dumai ini.
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana diuraikan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi diberikan mandat, antara lain :
a. Melakukan pembinaan dan pengkoordinasian penyusunan rencana
dan program dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.
b. Merumuskan kebijakan dan pembinaan penempatan tenaga kerja
dan perluasan kerja, pelatihan dan produktivitas tenaga kerja,
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
17
hubungan
industrial
dan
persyaratan
kerja,
pengawasan
ketenagakerjaan, dan transmigrasi.
c. Melakukan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan urusan tata
usaha, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, rumah dan
perlengkapan.
d. Mengkoordinasikan kewenangan bidang ketenagakerjaan yang
diker-jasamakan dengan daerah kabupaten/kota lain dan propinsi.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Balai Latihan
Kerja.
Sebagai Kota dengan letak geografis berada di pesisir pantai
timur Sumatera yang memiliki potensi sebagai daerah agraris, industri,
perdagangan, pariwisata dan sebagai wilayah pelabuhan perlintasan
masuk dan keluar ke negara tetangga Malaysia dan Singapura sudah
barang tentu tuntutan akan kebutuhan pelayanan ketenagakerjaan,
yang profesional, cepat dan tanggap sangat diperlukan untuk
menghadapi perubahan yang akan terjadi terutama dalam persaingan
global dewasa ini.
Peran strategis yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Dumai dapat disimpulkan antara lain :
1. Sebagai institusi strategis dalam perencanaan ketenagakerjaan
daerah, pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat transmigrasi.
2. Sebagai ujung tombak pengentasan kemiskinan melalui penciptaan
lapangan kerja wirausaha mandiri, pembinaan masyarakat produktif,
serta peningkatan kerjasama jejaring sosial masyarakat
3. Sebagai koordinator hubungan industrial dalam menyongsong Kota
Dumai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Untuk itu diperlukan adanya penyusunan program yang tepat
sasaran, tupoksi yang jelas, sumber daya manusia yang profesional,
pemanfaatan teknologi tepat guna, koordinasi dan pengawasan yang
memadai serta terpenuhinya sumber daya pendanaan.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
18
E.
Dasar Hukum
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
desentralitik dan berorientasi pada transformasi serta pemberdayaan
masyarakat melalui pendekatan perencanaan komprehensif Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai, sebagai dasar dan acuan
ketentuan yuridis dan menyusun perencanaan strategis adalah :
1. Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara
( Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, tambahan lemabaran
Negara RI Nomor 4286 )
2. Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 tetang perbendaharaan
Negara
3. Undang-undang nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan Negara ( lembaran
Negara RI tahun 2004 nomor 66, tambahan lembaran Negara RI
nomor 4400 ).
4. Undang–undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional
5. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah
(lembaran Negara RI Tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran RI
Nomor 4437)
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (
Lembara Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, tambahan lembaran
Negara RI Nomor 4438
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
19
11. Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor
29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia
Petunjuk
Teknis
Nomor
Perjanjian
53
Tahun
2014
tentang
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
F. Sistematika Pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Isu Strategis
d. Struktur Organisasi
e. Dasar Hukum
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
a. Rencana
strategis
Visi,Misi,Tujuan,Sasaran,Strategis,Arah
Kebijakan,Program untuk Pencapaian Sasran, Tema, Prioritas
dan Sasaran Pembangunan Daerah
b. Perjanjian Kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
a. Capaian Pengukuran Kinerja :Capaian Indikator Kinerja Utama
b. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
c. Prestasi /Penghargaan dan kendala yang dihadapi
d. Akuntabilitas Keuangan : Realisasi Anggaran
BAB IV
PENUTUP
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
20
B AB I I
A.
P E R E N C AN A AN D AN P E R J AN J I AN K I N E R J A
Perencanaan Kinerja
A.1. Visi
Visi pembangunan ketenagakerjaan di Kota Dumai pada hakekatnya
merupakan derive (turunan) dari Visi besar (grand vision) pembangunan
Kota Dumai. Oleh karena itu dalam penyusunan Visi ketenagakerjaan dan
transmigrasi Kota Dumai
tetap mengacu pada Visi Pembangunan Kota
Dumai yang tertuang dalam RPJM Daerah Kota Dumai Tahun 2016-2021
Mengacu kepada Visi Propinsi Riau dan Visi RPJMN serta bertolak pada
kondisi eksisting maka ditetapkan Visi pembangunan Kota Dumai yang
hendak diwujudkan pada tahun 2021 adalah :
“TERWUJUDNYA
MASYARAKAT
DUMAI
YANG
MAKMUR
DAN
MADANI PADA TAHUN 2021”
Penyusunan Visi Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Dumai
juga tidak terlepas pula dari Visi Dari Kota Dumai dan Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI yang secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai hubungan dalam kontek pembangunan sektor ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian, dimana visi dari kementerian tenaga kerja dan
transmigarsi
adalah
:
“
TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN
MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG PRODUKTIF, KOMPETITIF DAN
SEJAHTERA “
Berdasarkan Visi – Visi tersebut diatas, maka dirumuskanlah Visi
Dinas Tenaga Karja dan Transmigarsi Kota Dumai sebagai berikut :
“Mewujudkan Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang
Profesional, Sejahtera, dan Madani
Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda bagi semua pihak
yang berkepentingan dengan Renstra, maka perlu dijelaskan makna dari
kalimat Visi tersebut diatas, sebagai berikut :
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
23
1. Profesional
-
Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran
dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang
-
Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis
suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat
serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar
kepekaan
-
Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya
-
Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan
pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang
lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan
perkembangan pribadinya
2. Sejahtera mengandung arti bahwa semua yang dilakukan oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mengupayakan agar setiap
Tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi berhak mendapatkan
penghasilan dan kebutuhan yang layak bagi penghidupan.
3. Madani mengandung arti bahwa tenaga kerja atau masyarakat
transmigrasi
yang beradab
dalam
membangun, menjalani, dan
memaknai kehidupannya.
A.2.
Misi
Misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu
organisasi dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam
pencapaian tersebut.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai harus mempunyai misi yang jelas
sesuai dengan mandat yang diterima, yaitu :
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
24
1. Perluasan Kesempatan kerja dan peningkatan Pelayanan Penempatan
tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan Bursa kerja
2. Peningkatan Kompentensi Keterampilan, Produktivitas Tenaga Kerja dan
Masyarakat Transmigrasi
3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial serta perlindungan Sosial
Tenaga Kerja dan Peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan
4. Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Wilayah melalui pembinaan
masyarakat Transmigrasi
5. Mewujudkan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
Efisien dan Efektif dengan dukungan Aparatur Propesional
A.3.
Tujuan untuk mencapai misi 5 (lima).
1. Terwujudnya perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja
2. Tercapainya Standar Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja yang
memiliki daya saing tinggi
3. Terwujudnya Hubungan Industrial yang harmonis, kesejahteraan pekerja
dan pengembangan perusahaan, dengan sasaran
4. Terlaksananya Norma-norma Ketenagakerjaan di perusahaan
5. Terwujudnya Pembinaan dan Penempatan Transmigrasi
6. Terwujudnya Organisasi yang efisien dan efektif dengan dukungan
aparatur profesional
A.4.
Sasaran yang hendak di capai dalam misi 5 (lima)
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan pada RPJMD 2015-2021,maka
sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam
kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya data base dan informasi ketenaga kerjaan untuk yang
dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi. dan pelaksanaan
program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan melalui
pembangunan sistem pendataan dan informasi yang lengkap dan dapat
diakses oleh seluruh pihak melalui pemanfaatan teknologi, Terlaksananya
pengkajian dan penyediaan dukungan kerja sama instansi pemerintah
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
25
Kota
Dumai
dan
mendayagunakan
swasta
tenaga
dalam
kerja
rangka
secara
memberdayakan
optimal
dan
dan
manusiawi,
Terlaksananya dukungan terhadap pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
Kota Dumai, dalam rangka penyaluran dan penempatan tenaga kerja di
dalam dan diluar negeri.
2. Terbinanya pelatihan keterampilan yang standar kompetensi dan sertifikasi
keterampilan kerja. Terlaksananya produktivitas kerja bagi tenaga kerja
pada dunia usaha, dunia industri dan masyarakatTercapainya standar
kompentensi melalui sertifikasi dan profesi keterampilan yang berlaku
secara nasional dan regional
3. Terwujudnya Pengembangan sarana hubungan Industrial, pekerjaburuh
dan
serikat
pekerja
melalui
kemitraan,
mengembangkan
usaha,
memperluas lapangan kerja, dan memberi kesejahteran pekerja buruh
secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan, Terwujudnya peningkatan
syarat kerja dan penanggulangan penyelesaian perselisihan perburuhan,
perlindungan terhadap tenaga kerja untuk menjamin hakhak dasar
pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan untuk mewujudkan
kesejahteraannya dengan memperhatikan perkembangan kemajuan dunia
usaha.
4. Terlaksananya perlindungan tenaga Kerja dan Pengawasan terhadap
Putusan oleh instansi yang berwenang. Terlaksananya perlindungan
Norma
kerja,
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
dan
Hiperkes.Terlaksananya Pengawasan perusahaan pengguna Tenaga
kerja Asing dan pelayanan prima dibidang proses perizinan rekomendasi.
5. Terlaksananya Pembinaan transmigrasi perkotaan pola TSM secara
berkelanjutan disetiap lokasi.Terlaksananya Penempatan transmigrasi
secara adil profesional
6. Tersedianya
kebijakan
Tenaga
dalam
Aparatur
rangka
yang
profesional.Terwujudnya
penempatan
aparatur
yang
arah
sesuai
profesinya.Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran.Terlaksananya
tertib Administrasi Laporan dan KeuanganTerlaksananya pelayanan prima
Kehumasan dan Informasi tentang ketenagakerjaan dan transmigrasian.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
26
Tabel 2
Sasaran Strategis RPJMD
Kota Dumai Tahun 2016-2021
(terlampir )....
A.5
Strategi, arah kebijakan,program dan indikator dalam RPJMD 20162021
-
Strategi untuk mencapai misi
Strategi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih
spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun melalui serangkaian program dan
kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja
(Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk
memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi
sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiaptiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
Strategi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
merupakan bagian integral dalam proses perencanaan kinerja Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dan menjadi dasar yang kuat
untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai. Sasaran-sasaran yang ditetapkan
sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan. Dengan demikian, apabila
seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai juga telah dapat
dicapai.
-
Arah kebijakan untuk mencapai misi
Rumusan arah kebijakan berfungsi sebagai instrumen pengelolaan dan
pengaturan dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan
guna mewujudkan tujuan, arah kebijakan sebagai instrumen pengelolaan
disebut
sebagai kebijakan internal, sedangkan kebijakan sebagai
instrumen pengaturan disebut sebagai kebijakan eksternal.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
27
1.
Kebijakan internal yang dirumuskan dalam dokumen rencana
strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
terdiri dari :
a. Membangun sistem pelatihan dan produktivitas tenaga kerja
penempatan dan perluasan kerja hubungan industrial yang
dinamis dan produktif
b. Meningkatkan
sistem
pelatihan
terpadu,
terampil
dan
produktivitas tenaga kerja
c. Meningkatnya pengetahuan pengusaha dan pekerja sebagai
perlindungan ketenagakerjaan
-
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan hubungan
industrial
-
Meningkatnya peran Kelembagaan Bipartit, Tripartit,
Dewan Pengupahan
-
Meningkatkan pemahaman regulasi ketenagakerjaan
pada pengusaha dan pekerja
d. Membangun informasi bursa kerja
•
Tersedianya data dan informasi tenaga kerja
•
Meningkatkan upaya job canvassing
ke perusahaan
dalam upaya ”menjemput bola” informasi lowongan kerja
e. Meningkatkan peranan dan aktivitas ketatausahaan untuk
mewujudkan visi dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi
kepada masyarakat
•
Terkendali
dan
tertata
peranan
dan
aktivitas
ketatausahaan
•
2.
Terwujudnya tertib keadministrasian kedinasan
Kebijakan eksternal yang dirumuskan dalam dokumen rencana
strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
terdiri dari :
a. Membangun sistem pelatihan dan produktivitas tenaga kerja,
penempatan dan perluasan kerja, hubungan industrial yang
dinamis
dan
produktif,
serta
menegakkan
peraturan
ketenagakerjaan.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
28
-
Tertatanya sistem informasi bursa kerja
-
Menyediakan informasi ketenagakerjaan
-
Meningkatkan kualitas aparatur
-
Tersedianya data base kerawanan hubungan industrial untuk
Kota Dumai
-
Program dan Indikator Sasaran Prioritas (jumlah program sesuai
dengan perjanjian kinerja )
Program yang ditetapkan merupakan program yang berada dalam
lingkup kebijakan sebagaimana diuraikan pada Dokumen Rencana
Strategis.
Tabel Sasaran Prioritas Program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai
NO
1
1
Sasaran Prioritas Program SKPD
Jumlah Program
2
3
MISI :
1. Perluasan
Kesempatan
kerja
dan
peningkatan Pelayanan Penempatan
tenaga kerja serta penguatan informasi
pasar kerja dan Bursa kerja adalah
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
2. Peningkatan Kompentensi Keterampilan,
Produktivitas
Tenaga
Kerja
dan
Masyarakat Transmigrasi adalah Program
1
1
Peningkatan dan Produktivitas Tenaga Kerja
3. Peningkatan
Pembinaan
Hubungan
Industrial serta perlindungan Sosial
Tenaga
Kerja
dan
Peningkatan
Pengawasan Ketenagakerjaan adalah
Program
Perlindungan
Lembaga Ketenagakerjaan
4. Percepatan
Pengembangan
dan
Pemerataan
Pembangunan
Wilayah
melalui
pembinaan masyarakat Transmigrasi
adalah Program Transmigrasi Lokal
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
1
1
29
B.
Perjanjia
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan
Karunianya Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai Tahun 2016 ini dapat diselesaikan.
LKj
merupakan
media
pertanggungjawaban
yang
mengungkapkan
keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
visi dan misi organisasi.
Substansi dari LKj ini adalah menginformasikan capaian kinerja Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dalam tahun 2016, dikaitkan dengan
proses pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam
Renstra 2016-2021. Diterbitkannya LKj ini diharapkan memberikan gambaran
nyata yang dapat diberikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
kepada pihak-pihak terkait dan kepada masyarakat Kota Dumai pada umumnya,
serta pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin memperoleh informasi yang
akurat, relevan, dan transparan.
Akhir kata, kami berharap agar LKj Tahun 2016 ini dapat menjadi media
pertanggungjawaban kinerja dan juga menjadi media evaluasi untuk menilai
kinerja bagi seluruh anggota organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Dumai.
Dumai,
Januari 2017
KEPALA
Drs. H. AMIRUDDIN, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19600513 198101 1 002
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Dumai Tahun 2016 merupakan informasi
capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja tersebut
adalah capaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai 2016- 2021.
Melalui LKj ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan dan kegagalan
capaian kinerja yang dicapai selama Tahun 2016.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai menyadari bahwa
keberadaannya diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang berharga bagi
Pemerintah Kota Dumai khususnya dan masyarakat pada umumnya. Melalui
pengawasan yang dilakukannya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai berusaha memotivasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan Pemerintah Kota Dumai sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku serta berusaha memberikan kontribusi kepada Pemerintah Kota Dumai
dan masyarakat.
Dalam usaha mendorong terwujudnya kepemerintahan yang baik, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai sadar bahwa peran dan
kewenangannya di bidang pengawasan memerlukan dukungan aparat yang
handal, trampil, beriman dan taqwa. Untuk itu, dengan perkembangan otonomi
daerah, aparat pengawasan dituntut agar lebih profesional dalam menjalankan
tugasnya. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai berusaha
mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan tugas
dan fungsinya dengan cara melakukan pendidikan/pelatihan, seminar serta
workshop di bidang pengawasan.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ..................................................................................................
i
Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................
ii
Daftar Isi ...............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
A.
Latar Belakang...............................................................................................
1
B.
Maksud dan Tujuan ............................................................................
3
C.
Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
4
D.
Struktur Organisasi ..........................................................................
15
E.
Dasar Hukum ..................................................................................
19
F.
Sistematika Pelaporan
20
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.......................................
21
A.
Perencanaan Kerja ...........................................................
21
B.
Perjanjian Kinerja .....................................................................................
28
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................
36
A.
Capaian Pengukuran Kinerja .......................................................................
36
B.
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja .....................................
38
C.
Prestasi /Penghargaan dan Kendala yang di hadapi
40
D.
Akuntabilitas Keuangan..........................................................................
44
BAB IV PENUTUP .................................................................................................
48
-
Kesimpulan ...............................................................................................
48
-
Saran .................................................................................................
50
LAMPIRAN
1.
SASARAN
STRATEGIS
RPJMD
KOTA
DUMAI
TAHUN 2016-2021
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
iii
P E N D AH U L U AN
B AB I
A.
Latar Belakang
Untuk
menjamin
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan
pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan
dengan tujuan
dimaksud
perbaikan
dalam
yang baik. Upaya ini juga selaras
pelayanan
Undang-Undang
Pemerintahan Daerah. Untuk
perlu
mendapatkan
elemen
masyarakat,
publik sebagaimana
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
itu, pelaksanaan otonomi
dorongan
termasuk
di
yang
lebih besar
dalam dalam
dari
daerah
berbagai
pengembangan
akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja .
Penyelenggaraan otonomi daerah yang efektif dan efesien
khususnya dalam mendorong pelaksanaan perkembangan di bidang
pembangunan dan kemasyarakatan yang maju dan sejahtera adalah
tanggung jawab Pemerintah Daerah yang diwujudkan diantaranya
dengan merumuskan kebijakan serta pembinaan dibidang Pelatihan,
Pengawasan, Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dievaluasi setiap
tahun anggaran guna mengukur tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan.
Pencapaian sasaran pokok yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah ini dalam realisasinya harus tercapai dan selalu ada peningkatan
dari tahun ke tahun khususnya dalam perkembangan hal-hal yang terkait
dengan ketenagakerjaan dan transmigrasi.
Untuk mewujudkan aparatur negara yang profesional serta
memahami tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan
koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan
efektif,
stabil
dan dinamis. Selain itu, diperlukan instrumen yang
mampu mengukur indikator pertanggungjawaban setiap penyelenggara
negara dan pemerintahan. Untuk memberi gambaran mengenai tingkat
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
1
pencapaian sasaran dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, baik selaku pelaksana regulasi maupun
koordinator pembinaan ditengah masyarakat, dituntut untuk dapat
menyusun dan menyajikan laporan dari berbagai program dan kegiatan
yang
dilaksanakan
selama
tahun
2016
beserta
hasilnya,
yang
menggambarkan keberhasilan, kekurangan, maupun permasalahan dan
kendala yang dihadapi.
Pada Tahun 2016 ini pula diberlakukan Masyarakat Ekonomi
Asean(MEA). MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negaranegara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak,
meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan
ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan
investasi.
Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa
menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman
modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
lapangan pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Secara umum, beberapa tujuan dari penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada setiap akhir tahun anggaran
adalah sebagai:
1. Sarana/instrumen
penyelenggaraan
penting
untuk
tugas-tugas
melaksanakan
pemerintahan,
reformasi
pembangunan,
dalam
dan
pelayanan masyarakat.
2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur
pemerintah meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip
Good Governance dan fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat
asas (konsisten).
3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi
pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan
sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan.
4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau
kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan
misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
2
evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan
alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja, dan
5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur
organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan,
metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan
permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen
pemerintahan secara berkelanjutan.
B. Maksud dan Tujuan
”Laporan Kinerja ( LKj) disusun untuk memenuhi Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Inpres tersebut
menekankan
kepada
semua
instansi
pemerintah untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja.
”Laporan Kinerja ( LKj) merupakan bagian integral dari siklus
akuntabilitas kinerja yang utuh dan merupakan tahap akhir dalam suatu
sistem Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan dasar pemikiran tersebut, maka ”Laporan Kinerja ( LKj)
yang kami susun memiliki dua fungsi yaitu :
1. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja kepada Walikota Dumai ;
2. Laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa
mendatang.
Dua fungsi utama ”Laporan Kinerja ( LKj) tersebut merupakan
cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan
oleh setiap Instansi Pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan
penyusunan dan penyampaian”Laporan Kinerja ( LKj) Ldinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Aspek akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal organisasi,
menjadikan Laporan Tahun 2016 sebagai sarana pertanggungjawaban
atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama Tahun 2016.
Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
3
sejauhmana visi, misi, program dan kegiatan yang telah dicapai
selama tahun 2016.
2. Aspek
manajemen
kinerja
bagi
keperluan
internal
organisasi,
menjadikan ”Laporan Kinerja ( LKj) Tahun 2016 sebagai sarana
pencapaian kinerja manajemen bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di
masa mendatang. Untuk setiap kelemahan kinerja yang ditemukan,
manajemen akan merumuskan strategi pemecahan masalahnya agar
capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dapat
ditingkatkan secara berkelanjutan.
Berdasarkan
dirumuskan
hasil
evaluasi
yang
dilakukan
kemudian
suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan
masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun
berikutnya.
C.
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Saat ini ketenagakerjaan menjadi penting untuk diketahui, baik bagi
tenaga kerja maupun bagi perusahaan sebagai pemberikerja. Didalam
pertimbangan
Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan
nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Keternagakerjaan
adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, dan sesudah masa kerja. Untuk itu perlindungan tenaga kerja
dimaksudkan untuk menjamin hakhak dasar pekerja/buruh dan menjamin
kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpadiskriminasi atas dasar apa
pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
dengan tetap memperlihatkan perkembangan kemajuan dunia usaha.
Namun pada perkembangannya tentu akan muncul permasalahanpermasalahan baru sebagai wujud dari dinamika tuntutan masyarakat
yang terus berkembang.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
4
barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia
Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat
dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara
ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan
ketergantungan
anggota-anggota
didalamnya.
MEA
dapat
mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan,
dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan
bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN.
Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik
karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan
menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan
eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi
lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan
homogenitas
komoditas
yang
diperjualbelikan,
contohnya
untuk
komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik
(Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan
banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke
Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan
produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada
akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara
Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang
mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi,
penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia
(human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk.
Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga
dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap
ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke
Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam
melimpah
dibandingkan
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
negara-negara
lainnya.
Tidak
tertutup
5
kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat
merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada
di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk
ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat
besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan
kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam.
Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari
pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan
tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para
wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan
bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia,
Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia
sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk
memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis
memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki
banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah
diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan
dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat
mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu,
kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha
diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial(hukum dan kebijakan)
perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya
saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai
Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015
mendatang
Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan didasarkan pada UU
No. 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya UU pengawasan
perburuhan Tahun 1948 No. 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh
Indonesia Jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1984 tentang
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
6
pengawasan Ketenagakerjaan juga tercantum dalam UU No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan Bab XIV yang berhubungan dengan
Pengawasan dan juga UU No. 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan
Konvensi ILO serta No. 81 Tahun 1947 mengenai Pengawasan
ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.
Pengawasan
ketenagakerjaan
dilakukan
untuk
mengawasi
ditaatinya peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, yang secara
operasional dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1984
tentang
Pengawasan
Ketenagakerjaan
Terpadu,
pelaksanaan
pengawasan bertujuan:
Mengawasi
pelaksanaan
peraturan
perundang-undangan
ketenagakerjaan.
Memberi penerangan teknis serta nasehat kepada pengusaha atau
pengurus dan atau tenaga kerja tentang hal-hal yang dapat menjamin
pelaksanaan
efektif
Ketenagakerjaan
daripada
tentang
Peraturan
hubungan
Perundang-undangan
kerja
dan
keadaan
ketenagakerjaan dalam arti yang luas.
Mengumpulkan bahan-bahan keterangan guna pembentukan dan
penyempurnaan
peraturan
perundang-undangan
ketenagakerjaan
yang baru.
Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada dasarnya
mengatur berbagai norma yang mencakup norma pelatihan, norama
penempatan, norma kerja, norma keselamatan dan kesehatan kerja, dan
norma hubungan kerja. Sementara itu dari seluruh norma ketenagakerjaan
tersebut diberlakukan bagi objek pengawasan ketenagakerjaan yang
meliputi antara lain perusaan, pekerja, mesin, peralatan, pesawat, bahan
instalasi dan lingkungan.
Berdasarkan indentifikasi terhadap masalah/faktor penghambat
dalam
rangka
pengembangan
kinerja
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi Kota Dumai, secara garis besar dapat disampaikan sebagai
berikut:
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
7
- Tenaga kerja tempatan / lokal kurang siap menghadapi persaingan
dalam pasar kerja karena :
• Pendidikan dan Ketrampilan masih rendah,ini dikarenakan jumlah
tamatan Perguruan Tinggi masih relatif rendah. Hal ini akan
menimbulkan kesan kalah sebelum bertanding cukup memberikan
warna bagi tenaga kerja didaerah ini untuk bersaing dengan
tenaga kerja dari luar. Keberpihakan terhadap tenaga kerja
tempatan perlu, tetapi harus disikapi secara proposional dengan
tetap memper- timbangkan aspek persaingan yang sehat.
• Etos dan Etika Kerja yang belum terbangun serta banyaknya
alternatif sumber penghidupan untuk memilih lapangan kerja,
membentuk etos dan etika kerja dengan standar subyektif, dan
sulitnya
memilih
lapangan
kerja
lainnya
sehingga
ketika
dihadapkan ke dalam pola kerja normatif dengan tuntutan etos dan
etika tertentu muncul kesenjangan.
• Melalui transformasi sikap mental kerja yang berpola
normatif
tersebut tidak bisa berlangsung singkat, sehingga masih sering
dijumpai adanya “mismatch” antara etos dan etika kerja yang
dimiliki dengan tuntutan etos dan etika di dunia kerja yang ada.
Akibatnya tenaga kerja merasa banyak aturan kerja yang
memberatkan, pada sisi lain user menganggap tenaga kerja yang
tersedia tidak sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, sehingga
ada kecenderungan preferensi user mencari tenaga kerja dari luar
yang dalam banyak aspek menurutnya lebih menguntungkan.
• Kendala kultural untuk memasuki pekerjaan tertentu Ada semacam
feodalisme kerja bagi calon tenaga kerja. Preferensi dalam
memilih
pekerjaan menyebabkan masa menunggu
(waiting
periode) pekerjaan menjadi panjang. Hasil penelitian yang
dilakukan
oleh
PPKK
UNRI
beberapa
tahun
yang
lalu
menunjukkan bahwa waiting periode lulusan Perguruan Tinggi
rata-rata 2,5 tahun. Dalam persaingan yang semakin ketat dewasa
ini
diperkirakan
masa
tunggu
semakin
meningkat.
Untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu masih ada kendala kultural untuk
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
8
memasukinya. Misalnya sektor pariwisata yang merupakan salah
satu andalan dalam penyerapan tenaga kerja, ternyata masih
banyak orang tua dan atau calon tenaga kerja yang berpandangan
minor terhadap sektor ini, sehingga kurang berminat untuk
memasukinya, sehingga walaupun peluang kerja cukup luas,
namun tingkat partisipasinya rendah, disamping sektor pariwisata
sejak terbentuknya Kota Dumai pada tanggal 20 april 1999 yang
sebelumnya menjadi kota admistratif (kotif) maka sektor ini tidak
lagi menjadi kendala lagi oleh pemerintah Kota Dumai, dan justru
akan menjadi peluang yang dapat direbut oleh Kota Dumai yang
memiliki geografis yang cukup mendukung.
• Perusahaan yang beroperasi di Kota Dumai sebagian merupakan
Kantor Cabang (Branch), sehingga :
a. Rekrut tenaga kerja yang sifatnya teknis selalu direkrut dari
Kantor
Pusat,
Namun
untuk
bidang
lainnya
tetap
memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai Perda Kota Dumai
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan.
b. Kantor Cabang sangat terbatas dalam kewenangan sehingga
dalam
pengaturan
formasi
pekerjaan
masih
menunggu
kebijakan kantor pusat.
c. Program Corporate Social Responsibility (CSR) selama ini
berjalan per-masing-masing perusahaan dilingkungan wilayah
operasinya, namun saat ini Pemerintah Kota Dumai telah
membentuk
Tim
Pengelola
CSR
sehingga
pelaksanaan
Program CSR lebih terintegrasi dengan program pembangunan
daerah.
d. Kota Dumai khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya yang
berbatasan dengan negara tetangga terikat dengan berbagai
kerja sama yang dilaksanakan seperti IMS-GT, IMT–GT, Sosek
MALINDO menyebabkan persaingan bukan saja bersifat
nasional dan regional tetapi juga internasional, sehingga
dengan
beberapa
permasalahan
tersebut
akan
semakin
memperlebar kesenjangan kualifikasi tenaga kerja.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
9
e. Informasi peluang kerja masih sulit diakses oleh masyarakat,
Namun Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Tenaga Kerja
Kota
Dumai
telah
menciptakan
Sistem
Informasi
Ketenagakerjaan yang berstandar ISO 9001:2015.
f. Dalam Program pemagangan untuk mendukung penyiapan
tenaga kerja yang siap pakai masih relatif kecil baik dilihat dari
sisi kuantitas maupun
kualitasnya.
Beberapa kelemahan
permagangan antara lain:
Lembaga pengirim magang kurang memiliki program dan
sasaran yang jelas dari kegiatan magang, sehingga magang
masih
sering
dianggap
sekedar
memenuhi
tuntutan
kurikulum.
Penyiapan dan kesiapan peserta magang sering masih
belum maksimal, sehingga pelaksanaan magang tidak efektif.
Bagi dunia kerja, pemagangan sering masih dianggap
sebagai beban dan mengurangi produktivitas, sehingga
magang belum dapat diterima secara penuh.
Dengan berbagai alasan (seperti rahasia perusahaan,
kelebihan karyawan, tidak ada program dll) job description
dan materi magang sering tidak sesuai dengan yang
diperlukan pemagang, sehingga sasaran permagangan tidak
tercapai.
g. Saat ini masih rendahnya jiwa kewirausahaan (enterpreneurship)
di
kalangan
masyarakat
pada
umumnya
dan
penduduk usia kerja pada khususnya. Feodalisme kerja,
warisan sikap yang ditanamkan penjajah, pencari kerja lebih
cenderung menjadi pegawai, sehingga jiwa enterpreneurnya
rendah.
Padahal
dengan
berbagai
alasan,
enterpreneur
sekarang ini bukan hanya sebagai alternatif, tetapi sudah
menjadi kebutuhan.
Sebagai daerah yang sedang membangun membawa dampak
Migrasi masuk yang cukup tinggi, terutama di kawasankawasan pengembangan di Kota Dumai untuk sektor industri,
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
10
perdagangan, perhubungan dan pariwisata, selain menambah
persaingan pencari kerja juga menimbulkan kerawanan di
bidang kesempatan kerja, perumahan, dan masalah sosial
lainnya.
h. Eksploitasi sumber daya alam masih kurang memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
tempatan dan kesejahteraan masyarakat terutama mereka yang
berada disekitar lokasi dan pada umumnya keberadaan
perusahaan masih sangat kurang memberdayakan tenaga kerja
tempatan.
•
Penyebab masih terdapatnya sebagian kecil kecelakaan kerja yang
ada di perusahaan di Kota Dumai sebagai berikut :
Penyebab Kecelakaan
1. Pelaksanaan Undang-undang 7/81 di perusahaan belum
optimal
diantaranya
penerapan
Sistem
Manajeman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3)
2. Sebagian Perusahaan belum memiliki Tenaga Kerja Ahli K3
Langkah-langkah Penanganan
1. Sosialisasi tentang K3 di tingkatkan dengan melakukan
pembinaan ditempat kerja.
2. Penegakan Hukum tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ditingkatkan dengan metode pembentukan Sistem Manajemen
K3 diperusahaan.
3. Penyediaan Tenaga kerja Ahli K3 perusahaan melalui
pelatihan swadana yang di fasilitasi oleh Disankertrans Kota
Dumai.
4. Mewajibkan setiap perusahaan melaporkan pelaksanaan
SMK3 ke Disnakertrans Kota Dumai.
5. Membuat Peta kerawanan K3 di setiap perusahaan dan
memprioritaskan pembinaan pada perusahaan yang ber-skala
meraha ( Rawan Kecelakaan ).
6. Setiap Perusahaan diwajibkan membentuk P2K3.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
11
•
Pencapaian sasaran Mewujudkan sarana kelembagaan Hubungan
Industrial dengan jalan mendorong peningkatan jumlah pembentukan
Peraturan Perusanaan dan Perjanjian Kerja Bersama, meningkatkan
pengetahuan
pengusaha
ketenagakerjaan,
dan
dan
pekerja
terwujudnya
mengenai
pengawasan
perlindungan
berkala,
terpadu
mengenai norma kerja, dengan maksud agar dapat menurunkan jumlah
kasus PHI dan PHK dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Pemeriksaan
berkala
secara
konprehensip
terlaksananya
peraturan
dibidang
ketenagakerjaan, Pembinaan Dewan Pengupahan, dan Pelaksanaan
kerja sama secara kelembagaan di bidang ketenagakerjaan
i.
Di bidang ketransmigrasian, isu-isu yang diperkirakan masih
mewarnai dinamika ke depan adalah:
Sulitnya akses transportasi untuk mendistribusikan hasilhasil perkebunan ;
Kepastian status lahan transmigrasi masih terganjal oleh
RTRW yang belum selesai.
Program/ Kegiatan yang dilaksanakan pada Dana APBN
tidak dapat usulkan lagi dikarenakan pembinaan dan
pengembangan hanya dapat diberikan selama 5 tahun
saja.
Keterbatasan
Anggaran
Pemerintah
Daerah
untuk
mendukung program transmigrasi.
Guna mencari akar persoalan dari berbagai masalah yang tengah
dihadapi, sekaligus merupakan tugas yang diemban oleh institusi ini maka perlu
dilakukan upaya-upaya pencermatan terhadap aspek lingkungan internal dan
eksternal.
Pencermatan aspek lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui sisi
kekuatan atau potensi (Strenght) untuk diperbanyak dan dikembangkan
sedangkan kelemahan atau hambatan (Weakness) perlu untuk dibenahi atau
diperbaiki. Aspek lingkungan eksternal dicermati untuk mengetahui sisi peluang
atau kecendrungan (Oportunity ) yang perlu dimanfaatkan atau diisi, sedangkan
tantangan (Threats) sesuatu yang perlu dijawab.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
12
Kemudian hasil dari upaya pencermatan lingkungan internal dan
eksternal digunakan sebagai bahan dasar untuk memformulasikan persoalan
utama
guna
dicarikan
strategi pemecahan
yang sifatnya
sinergis dan
komprehensif.
LINGKUNGAN INTERNAL
Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Kekuatan (Strength):
1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai secara struktur organisasi
didukung jumlah pegawai yang memadai.
2. Sarana dan prasarana cukup memadai untuk dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
3. Tersedianya Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
4. Adanya dukungan pimpinan
Kelemahan (Weakness):
1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Dumai sebagian belum memadai.
2. Pelayanan belum optimal dikarenakan sistem pelayanan publik belum
terintegrasi.
3. Masih kurangnya dana operasional .
4. Jumlah Tenaga Pengawas/Teknis Ketenagakerjaan masih terbatas
LINKUNGAN EKSTERNAL
Peluang ( Oppurtunity )
1. Diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
2. Potensi Ketersediaan lapangan kerja
3. Adanya Balai Latihan Kerja (rumah terampil)
4. Adanya Lembaga Latihan Kerja Swasta
5. Investor menanamkan modalnya
6. Stabilitas keamanan kondusif
Tantangan / Ancaman (Threat)
1. Persaingan mutu tenaga kerja
2. Minimal nya dana untuk pengembangan investasi
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
13
3. Adanya unjuk rasa dan pemogokan
4. Banyaknya Kasus PHK/PHI
5.
Meningkatnya jumlah angkatan kerja
Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan
guna pengembangan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
kedepan antara lain:
1.
Memperluas Kesempatan Kerja
*Pengembangan Usaha terutama industri padat karya.
*Penyelenggaraan proyek-proyek pekerjaan umum.
2.
Mengurangi Tingkat Pengangguran
*Pemberdayaan angkatan kerja.
*Pengembangan usaha sektor formal dan usaha kecil.
*Pembinaan generasi muda yang masuk angkatan krerja.
*Mendorong badan usaha untuk proaktif mengadakan kerja sama
dengan lembaga pendidikan.
*Mendirikan tempat latihan kerja.
*Mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan
life skill.
*Mengefektifkan pemberian informasi ketenagakejaan.
3.
Meningkatkan Kualitas Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja
*Pelatihan untuk pengembangan keahlian dan ketrampilan kerja.
*Pemagangan melalui latihan kerja di tempat kerja.
*Perbaikan gizi dan kesehatan.
*Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.
4.
Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja
*Menetapkan Upah Minimum Kota (UMK)
*Mengikutkan setiap pekerja program kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
14
*Mewajibkan kepada perusahaan untuk memenuhi hak-hak tenaga
kerja.
5.
Menurunkan Jumlah Angkatan Kerja
*Program keluarga berencana.
*Pembatasan usia kerja minimum.
*Program wajib belajar.
6. Meningkatkan Kualitas SDM Aparatur
*Program Bimbingan Teknis Bagi Aparatur
*Program Benchmarking
D. Struktur Organisasi
Untuk
melaksanakan
tugas
dan
fungsi
Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan, telah dibentuk perangkat-perangkat
daerah diantaranya: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
yang dibentuk dengan Peraturan Daerah nomor 16 tahun 2008 tanggal
11 September 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
Berdasarkan Perda Nomor 16 tahun 2008 dimaksud jajaran Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mempunyai struktur sebagai
berikut :
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT, terdiri dari :
Subbag Administrasi dan Umum
Subbag Program Evaluasi dan Pelaporan
Subbag Kepegawaian
BIDANG PENEMPATAN BURSA KERJA, terdiri dari :
Seksi Bursa Kerja
Seksi Penempatan Tenaga Kerja
Seksi Perluasan dan Kesempatan Kerja
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
15
BIDANG PENGAWASAN, terdiri dari :
Seksi Pengawasan Norma Kerja
Seksi Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Seksi Syarat Kerja dan Hubungan Industrial
BIDANG KETRANSMIGRASIAN, terdiri dari :
Seksi Pembinaan dan Pengembangan Sosial Budaya
Seksi Sarana dan Prasarana
Seksi Bimbingan Penyuluhan , Pengarahan dan Penempatan
BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS, terdiri dari :
Seksi Penyuluhan dan Pelatihan
Seksi Bimbingan dan Infrastruktur
Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Swasta dan Sertifikasi
UNIT PELAKSANAAN TEKNIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
16
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA DUMAI
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
SUBBAG ADM UMUM
SUBBAG PROGRAM
EVALUASI DAN
PELAPORAN
BIDANG PENGAWASAN DAN SYARAT
KERJA
BIDANG
PENEMPATAN
BURSA KERJA DN
PRODUKTIVITAS
BIDANG
KETRANSMIGRASIAN
BIDANG PELATIHAN
DAN
PRODUKTIVITAS
SEKSI PENGAWASAN NORMA KERJA
SEKSI BURSA
KERJA
SEKSI PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN SOSIAL
BUDAYA
SEKSI
PENYULUHAN DAN
PELATIHAN
SEKSI NORMA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
SEKSI
PENEMPATAN
TENAGA KERJA
DAN
TRANSMIGRASI
SEKSI SARANA DAN
PRASARANA
SEKSI BIMBINGAN
DAN INSTRUKTUR
SEKSI SYAKER DAN HUBUNGAN
INDUSTIAL
SEKSI PERLUASAN
DAN KESEMPATAN
KERJA
SEKSI BIMBINGAN
PENUYLUHAN, PANGARAH
DAN PENEMPATAN
SEKSI PEMBINAAN
LEMBAGA LATIHAN
SWASTA DAN
SERTIFKASI
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
UPT
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) serta Daftar Perbandingan Uraian
Jabatan yang ada dengan yang dibutuhkan saat ini dapat dilihat lebih lanjut
pada lampiran Laporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Dumai ini.
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana diuraikan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi diberikan mandat, antara lain :
a. Melakukan pembinaan dan pengkoordinasian penyusunan rencana
dan program dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.
b. Merumuskan kebijakan dan pembinaan penempatan tenaga kerja
dan perluasan kerja, pelatihan dan produktivitas tenaga kerja,
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
17
hubungan
industrial
dan
persyaratan
kerja,
pengawasan
ketenagakerjaan, dan transmigrasi.
c. Melakukan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan urusan tata
usaha, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, rumah dan
perlengkapan.
d. Mengkoordinasikan kewenangan bidang ketenagakerjaan yang
diker-jasamakan dengan daerah kabupaten/kota lain dan propinsi.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Balai Latihan
Kerja.
Sebagai Kota dengan letak geografis berada di pesisir pantai
timur Sumatera yang memiliki potensi sebagai daerah agraris, industri,
perdagangan, pariwisata dan sebagai wilayah pelabuhan perlintasan
masuk dan keluar ke negara tetangga Malaysia dan Singapura sudah
barang tentu tuntutan akan kebutuhan pelayanan ketenagakerjaan,
yang profesional, cepat dan tanggap sangat diperlukan untuk
menghadapi perubahan yang akan terjadi terutama dalam persaingan
global dewasa ini.
Peran strategis yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Dumai dapat disimpulkan antara lain :
1. Sebagai institusi strategis dalam perencanaan ketenagakerjaan
daerah, pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat transmigrasi.
2. Sebagai ujung tombak pengentasan kemiskinan melalui penciptaan
lapangan kerja wirausaha mandiri, pembinaan masyarakat produktif,
serta peningkatan kerjasama jejaring sosial masyarakat
3. Sebagai koordinator hubungan industrial dalam menyongsong Kota
Dumai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Untuk itu diperlukan adanya penyusunan program yang tepat
sasaran, tupoksi yang jelas, sumber daya manusia yang profesional,
pemanfaatan teknologi tepat guna, koordinasi dan pengawasan yang
memadai serta terpenuhinya sumber daya pendanaan.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
18
E.
Dasar Hukum
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
desentralitik dan berorientasi pada transformasi serta pemberdayaan
masyarakat melalui pendekatan perencanaan komprehensif Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai, sebagai dasar dan acuan
ketentuan yuridis dan menyusun perencanaan strategis adalah :
1. Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara
( Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, tambahan lemabaran
Negara RI Nomor 4286 )
2. Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 tetang perbendaharaan
Negara
3. Undang-undang nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan Negara ( lembaran
Negara RI tahun 2004 nomor 66, tambahan lembaran Negara RI
nomor 4400 ).
4. Undang–undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional
5. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah
(lembaran Negara RI Tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran RI
Nomor 4437)
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (
Lembara Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, tambahan lembaran
Negara RI Nomor 4438
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
19
11. Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia
Nomor
29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia
Petunjuk
Teknis
Nomor
Perjanjian
53
Tahun
2014
tentang
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
F. Sistematika Pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
c. Isu Strategis
d. Struktur Organisasi
e. Dasar Hukum
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
a. Rencana
strategis
Visi,Misi,Tujuan,Sasaran,Strategis,Arah
Kebijakan,Program untuk Pencapaian Sasran, Tema, Prioritas
dan Sasaran Pembangunan Daerah
b. Perjanjian Kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
a. Capaian Pengukuran Kinerja :Capaian Indikator Kinerja Utama
b. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
c. Prestasi /Penghargaan dan kendala yang dihadapi
d. Akuntabilitas Keuangan : Realisasi Anggaran
BAB IV
PENUTUP
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
20
B AB I I
A.
P E R E N C AN A AN D AN P E R J AN J I AN K I N E R J A
Perencanaan Kinerja
A.1. Visi
Visi pembangunan ketenagakerjaan di Kota Dumai pada hakekatnya
merupakan derive (turunan) dari Visi besar (grand vision) pembangunan
Kota Dumai. Oleh karena itu dalam penyusunan Visi ketenagakerjaan dan
transmigrasi Kota Dumai
tetap mengacu pada Visi Pembangunan Kota
Dumai yang tertuang dalam RPJM Daerah Kota Dumai Tahun 2016-2021
Mengacu kepada Visi Propinsi Riau dan Visi RPJMN serta bertolak pada
kondisi eksisting maka ditetapkan Visi pembangunan Kota Dumai yang
hendak diwujudkan pada tahun 2021 adalah :
“TERWUJUDNYA
MASYARAKAT
DUMAI
YANG
MAKMUR
DAN
MADANI PADA TAHUN 2021”
Penyusunan Visi Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Dumai
juga tidak terlepas pula dari Visi Dari Kota Dumai dan Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI yang secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai hubungan dalam kontek pembangunan sektor ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian, dimana visi dari kementerian tenaga kerja dan
transmigarsi
adalah
:
“
TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN
MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG PRODUKTIF, KOMPETITIF DAN
SEJAHTERA “
Berdasarkan Visi – Visi tersebut diatas, maka dirumuskanlah Visi
Dinas Tenaga Karja dan Transmigarsi Kota Dumai sebagai berikut :
“Mewujudkan Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang
Profesional, Sejahtera, dan Madani
Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda bagi semua pihak
yang berkepentingan dengan Renstra, maka perlu dijelaskan makna dari
kalimat Visi tersebut diatas, sebagai berikut :
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
23
1. Profesional
-
Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran
dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang
-
Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis
suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat
serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar
kepekaan
-
Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya
-
Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan
pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang
lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan
perkembangan pribadinya
2. Sejahtera mengandung arti bahwa semua yang dilakukan oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai mengupayakan agar setiap
Tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi berhak mendapatkan
penghasilan dan kebutuhan yang layak bagi penghidupan.
3. Madani mengandung arti bahwa tenaga kerja atau masyarakat
transmigrasi
yang beradab
dalam
membangun, menjalani, dan
memaknai kehidupannya.
A.2.
Misi
Misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu
organisasi dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam
pencapaian tersebut.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai harus mempunyai misi yang jelas
sesuai dengan mandat yang diterima, yaitu :
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
24
1. Perluasan Kesempatan kerja dan peningkatan Pelayanan Penempatan
tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan Bursa kerja
2. Peningkatan Kompentensi Keterampilan, Produktivitas Tenaga Kerja dan
Masyarakat Transmigrasi
3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial serta perlindungan Sosial
Tenaga Kerja dan Peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan
4. Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Wilayah melalui pembinaan
masyarakat Transmigrasi
5. Mewujudkan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
Efisien dan Efektif dengan dukungan Aparatur Propesional
A.3.
Tujuan untuk mencapai misi 5 (lima).
1. Terwujudnya perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja
2. Tercapainya Standar Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja yang
memiliki daya saing tinggi
3. Terwujudnya Hubungan Industrial yang harmonis, kesejahteraan pekerja
dan pengembangan perusahaan, dengan sasaran
4. Terlaksananya Norma-norma Ketenagakerjaan di perusahaan
5. Terwujudnya Pembinaan dan Penempatan Transmigrasi
6. Terwujudnya Organisasi yang efisien dan efektif dengan dukungan
aparatur profesional
A.4.
Sasaran yang hendak di capai dalam misi 5 (lima)
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan pada RPJMD 2015-2021,maka
sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam
kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya data base dan informasi ketenaga kerjaan untuk yang
dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi. dan pelaksanaan
program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan melalui
pembangunan sistem pendataan dan informasi yang lengkap dan dapat
diakses oleh seluruh pihak melalui pemanfaatan teknologi, Terlaksananya
pengkajian dan penyediaan dukungan kerja sama instansi pemerintah
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
25
Kota
Dumai
dan
mendayagunakan
swasta
tenaga
dalam
kerja
rangka
secara
memberdayakan
optimal
dan
dan
manusiawi,
Terlaksananya dukungan terhadap pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
Kota Dumai, dalam rangka penyaluran dan penempatan tenaga kerja di
dalam dan diluar negeri.
2. Terbinanya pelatihan keterampilan yang standar kompetensi dan sertifikasi
keterampilan kerja. Terlaksananya produktivitas kerja bagi tenaga kerja
pada dunia usaha, dunia industri dan masyarakatTercapainya standar
kompentensi melalui sertifikasi dan profesi keterampilan yang berlaku
secara nasional dan regional
3. Terwujudnya Pengembangan sarana hubungan Industrial, pekerjaburuh
dan
serikat
pekerja
melalui
kemitraan,
mengembangkan
usaha,
memperluas lapangan kerja, dan memberi kesejahteran pekerja buruh
secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan, Terwujudnya peningkatan
syarat kerja dan penanggulangan penyelesaian perselisihan perburuhan,
perlindungan terhadap tenaga kerja untuk menjamin hakhak dasar
pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan untuk mewujudkan
kesejahteraannya dengan memperhatikan perkembangan kemajuan dunia
usaha.
4. Terlaksananya perlindungan tenaga Kerja dan Pengawasan terhadap
Putusan oleh instansi yang berwenang. Terlaksananya perlindungan
Norma
kerja,
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
dan
Hiperkes.Terlaksananya Pengawasan perusahaan pengguna Tenaga
kerja Asing dan pelayanan prima dibidang proses perizinan rekomendasi.
5. Terlaksananya Pembinaan transmigrasi perkotaan pola TSM secara
berkelanjutan disetiap lokasi.Terlaksananya Penempatan transmigrasi
secara adil profesional
6. Tersedianya
kebijakan
Tenaga
dalam
Aparatur
rangka
yang
profesional.Terwujudnya
penempatan
aparatur
yang
arah
sesuai
profesinya.Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran.Terlaksananya
tertib Administrasi Laporan dan KeuanganTerlaksananya pelayanan prima
Kehumasan dan Informasi tentang ketenagakerjaan dan transmigrasian.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
26
Tabel 2
Sasaran Strategis RPJMD
Kota Dumai Tahun 2016-2021
(terlampir )....
A.5
Strategi, arah kebijakan,program dan indikator dalam RPJMD 20162021
-
Strategi untuk mencapai misi
Strategi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih
spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun melalui serangkaian program dan
kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja
(Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk
memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi
sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiaptiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
Strategi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
merupakan bagian integral dalam proses perencanaan kinerja Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai dan menjadi dasar yang kuat
untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai. Sasaran-sasaran yang ditetapkan
sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan. Dengan demikian, apabila
seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai juga telah dapat
dicapai.
-
Arah kebijakan untuk mencapai misi
Rumusan arah kebijakan berfungsi sebagai instrumen pengelolaan dan
pengaturan dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan
guna mewujudkan tujuan, arah kebijakan sebagai instrumen pengelolaan
disebut
sebagai kebijakan internal, sedangkan kebijakan sebagai
instrumen pengaturan disebut sebagai kebijakan eksternal.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
27
1.
Kebijakan internal yang dirumuskan dalam dokumen rencana
strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
terdiri dari :
a. Membangun sistem pelatihan dan produktivitas tenaga kerja
penempatan dan perluasan kerja hubungan industrial yang
dinamis dan produktif
b. Meningkatkan
sistem
pelatihan
terpadu,
terampil
dan
produktivitas tenaga kerja
c. Meningkatnya pengetahuan pengusaha dan pekerja sebagai
perlindungan ketenagakerjaan
-
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan hubungan
industrial
-
Meningkatnya peran Kelembagaan Bipartit, Tripartit,
Dewan Pengupahan
-
Meningkatkan pemahaman regulasi ketenagakerjaan
pada pengusaha dan pekerja
d. Membangun informasi bursa kerja
•
Tersedianya data dan informasi tenaga kerja
•
Meningkatkan upaya job canvassing
ke perusahaan
dalam upaya ”menjemput bola” informasi lowongan kerja
e. Meningkatkan peranan dan aktivitas ketatausahaan untuk
mewujudkan visi dibidang ketenagakerjaan dan transmigrasi
kepada masyarakat
•
Terkendali
dan
tertata
peranan
dan
aktivitas
ketatausahaan
•
2.
Terwujudnya tertib keadministrasian kedinasan
Kebijakan eksternal yang dirumuskan dalam dokumen rencana
strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Dumai
terdiri dari :
a. Membangun sistem pelatihan dan produktivitas tenaga kerja,
penempatan dan perluasan kerja, hubungan industrial yang
dinamis
dan
produktif,
serta
menegakkan
peraturan
ketenagakerjaan.
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
28
-
Tertatanya sistem informasi bursa kerja
-
Menyediakan informasi ketenagakerjaan
-
Meningkatkan kualitas aparatur
-
Tersedianya data base kerawanan hubungan industrial untuk
Kota Dumai
-
Program dan Indikator Sasaran Prioritas (jumlah program sesuai
dengan perjanjian kinerja )
Program yang ditetapkan merupakan program yang berada dalam
lingkup kebijakan sebagaimana diuraikan pada Dokumen Rencana
Strategis.
Tabel Sasaran Prioritas Program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Dumai
NO
1
1
Sasaran Prioritas Program SKPD
Jumlah Program
2
3
MISI :
1. Perluasan
Kesempatan
kerja
dan
peningkatan Pelayanan Penempatan
tenaga kerja serta penguatan informasi
pasar kerja dan Bursa kerja adalah
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
2. Peningkatan Kompentensi Keterampilan,
Produktivitas
Tenaga
Kerja
dan
Masyarakat Transmigrasi adalah Program
1
1
Peningkatan dan Produktivitas Tenaga Kerja
3. Peningkatan
Pembinaan
Hubungan
Industrial serta perlindungan Sosial
Tenaga
Kerja
dan
Peningkatan
Pengawasan Ketenagakerjaan adalah
Program
Perlindungan
Lembaga Ketenagakerjaan
4. Percepatan
Pengembangan
dan
Pemerataan
Pembangunan
Wilayah
melalui
pembinaan masyarakat Transmigrasi
adalah Program Transmigrasi Lokal
LKj Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2016
1
1
29
B.
Perjanjia