Analisis Kurikulum Program Studi Sastra

Magister Linguistik

April, 2013

Analisis Kurikulum Program Studi Sastra Inggris (S1)
Universitas Brawijaya

Karin Sari Saputra
1206188616
([email protected])

1.

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang
Dalam satu institusi penyelenggaraan pendidikan, terutama institusi pendidikan

setingkat Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) terhimpun seperangkat aturan yang

mengakomodasi setiap proses kegiatan pembelajaran bertujuan agar dapat terlaksana
dengan baik. Terkait dengan hal itu, setiap Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) telah
menyusun suatu pedoman pendidikan sebagai piranti untuk membimbing para
pemangku kepentingan berikut jajarannya. Dalam daripada itu, ruang lingkup satu
Universitas atau Perguruan tinggi terdiri dari beberapa fakultas yang setiap fakultas
terbagi lagi ke dalam beberapa jurusan dan mengerucut kembali menjadi beberapa
program studi. Berkenaan dengan ruang lingkup yang terakhir, yakni program studi,
maka penulis akan mengkaji perihal perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan atau dengan kata lain, kurikulum. Program studi yang dimaksud
adalah program studi Sastra Inggris (S1) di Universitas Brawijaya. Universitas
Brawijaya membuka program S1 Sastra Inggris pada tahun ajaran 2000/2001 yang
diperkuat dengan SK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 488/DIKTI/Kep/1999 tanggal 17 Desember 1999. Seperti yang sudah
disinggung di awal perihal kurikulum, kita menyadari secara potensial kurikulum
merupakan suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling penting dalam konteks
proses belajar mengajar (PBM). Oleh karena itu, sudah selayaknya para pengajar

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 1

Magister Linguistik


April, 2013

memberikan perhatian yang serius pada masalah kurikulum dalam setiap situasi belajarmengajar.
1.2

Hakikat Kurikulum
Nunan (1988: 158) mengemukakan bahwa kurikulum adalah prinsip-prinsip dan

prosedur-prosedur bagi perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pengelolaan suatu
rancang bangun suatu program pendidikan. Telaah atau kajian kurikulum mencakup
rancangbangun silabus (seleksi dan penggolongan isi), dan metodologi (pemilihan
tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan pembelajaran). Pengaturan kurikulum sebagai
pedoman proses belajar mengajar di Universitas Brawijaya mengacu pada SK
Mendiknas Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000, Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan SK Dirjen DIKTI Nomor
43/DIKTI/2006. Kurikulum Program Diploma dan Sarjana dijelaskan sebagai berikut.
1. Kelompok Mata Kuliah muatan nasional
a. Agama (3 SKS)
b. Kewarganegaraan (3 SKS)

c. Bahasa Indonesia (3 SKS)
d. Bahasa Inggris (3 SKS)
2. Kelompok Mata Kuliah muatan universitas
a. Tugas Akhir Skripsi sekurang-kurangnya 4 SKS
b. Kuliah Kerja Nyata (2-3 SKS) minimal 48 jam
c. Kapita Selekta Kewirausahaan (Dasar komunikasi, leadership dan kewirausahaan
minimal 3 SKS)
3. Kelompok Mata Kuliah muatan program studi
Mata kuliah muatan program studi dapat dilihat pada bagian pembahasan program
studi.
1.3

Teori Kurikulum
Penggunaan praktis teori kurikulum benar-benar menuntut kita untuk melakukan

suatu analisis terhadap situasi-situasi nyata. “Teorisasi” dalam teori kurikulum terjadi
pada setiap tingkat dan dalam setiap makna “teori”. Dalam pengertian ini, teorisasi
bukanlah bersifat abstrak, tetapi merupakan upaya untuk membuat survei, analisis,
sintesis, dan menguji pengetahuan yang tersedia mengenai masalah-masalah kurikulum.
Hal ini menuntut kita untuk melihat data yang tersedia dan memahaminya.


Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 2

Magister Linguistik

2.

April, 2013

Sistem Pendidikan Universitas Brawijaya
Universitas Brawijaya secara formal telah menganut Sistem Kredit Semester

(SKS) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor Nomor 22/SK/1976. Dengan
memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan
Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta memperhatikan pula Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Kredit Untuk Perguruan Tinggi, Pedoman Penyelenggaraan Proses
Pendidikan Tinggi atas dasar Sistem Kredit Semester dan Petunjuk untuk Tenaga
Pengajar dalam Sistem Penyelenggaraan Pendidikan atas dasar Sistem Kredit Semester

maka diterbitkan Pedoman Pelaksanaan SKS untuk Universitas Brawijaya. Universitas
sebagai lembaga pendidikan tinggi, harus selalu memperhatikan enam faktor, berikut
ini:
a. Mahasiswa sebagai peserta didik, yang secara kodrati memiliki perbedaan-perbedaan
individual baik dalam bakat, minat, maupun kemampuan akademik.
b. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan tenaga ahli yang semakin meningkat.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
d. Sarana pendidikan seperti: ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium yang memadai.
e. Tenaga administrasi pendidikan yang mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan
acara-acara pendidikan.
f. Dosen sebagai pelaksana pendidikan yang dalam penyelenggaraan proses belajar
mengajar atas dasar SKS, merupakan komponen yang sangat mempengaruhi hasil
proses itu.
Dengan demikian maka sistem pendidikan yang tepat ialah sistem pendidikan
yang memperhatikan dan mempertimbangkan secara optimal keenam faktor tersebut.
Salah satu sistem yang dipandang sesuai ialah Sistem Kredit Semester.
2.1

Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester


2.1.1 Sistem Kredit
a. Sistem kredit adalah suatu sistem penghargaan terhadap beban studi
mahasiswa, beban kerja dosen dan beban penyelenggaraan program pendidikan
yang dinyatakan dalam kredit.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 3

Magister Linguistik

April, 2013

b. Kredit adalah unit atau satuan yang menyatakan isi suatu mata kuliah secara
kuantitatif.
c. Ciri-ciri sistem kredit adalah sebagai berikut:
(1) Dalam sistem kredit, tiap-tiap mata kuliah diberi harga yang dinamakan
nilai kredit.
(2) Banyaknya nilai kredit untuk mata kuliah yang berlainan tidak perlu sama.
(3) Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas
dasar besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan
dalam kegiatan perkuliahan, praktikum, kerja lapangan atau tugas-tugas

lain.
2.1.2 Sistem Semester
a. Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
menggunakan satuan waktu tengah tahunan yang disebut semester.
b. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu
kegiatan pendidikan dalam suatu jenjang / program pendidikan tertentu. Satu
semester setara dengan 16-19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan
efektif termasuk ujian akhir atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja
termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang.
c. Penyelenggaraan pendidikan dalam satu semester terdiri dari kegiatan-kegiatan
perkuliahan seminar, praktikum, kerja lapangan dalam bentuk tatap muka, serta
kegiatan akademik terstruktur dan mandiri.
d. Dalam setiap semester disajikan sejumlah mata kuliah dan setiap mata kuliah
mempunyai bobot yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS), sesuai
dengan yang ditetapkan dalam kurikulum Program Bahasa dan Sastra.
2.1.3 Sistem Kredit Semester
a. SKS adalah suatu sistem kredit yang diselenggarakan dalam satuan waktu semester.
b. SKS mempunyai dua tujuan yang sangat penting yaitu:
1) Tujuan Umum
Agar perguruan tinggi dapat lebih memenuhi tuntutan pembangunan, maka perlu

disajikan program pendidikan yang bervariasi dan fleksibel. Cara tersebut akan
memberi kemungkinan lebih luas kepada mahasiswa untuk menentukan mata
kuliah dalam kurikulum dan strategi proses belajar mengajar agar diperoleh hasil

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 4

Magister Linguistik

April, 2013

yang sebaik-baiknya sesuai dengan rencana dan kondisi masing-masing peserta
didik.
2) Tujuan Khusus
(a)

Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat
belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkatsingkatnya

(b)


Memberi kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat mengambil mata
kuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.

(c)

Memberi kemungkinan agar sistem pendidikan dengan input dan output
majemuk dapat dilaksanakan.

(d)

Untuk mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini.

(e)

Untuk memberi kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar
mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik baiknya.

(f)


Memberi kemungkinan pengalihan (transfer) kredit antar Program Studi
atau antar fakultas dalam suatu Perguruan Tinggi atau antar Perguruan
Tinggi.

(g)

Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari Perguruan Tinggi satu ke
Perguruan Tinggi lain atau dari Program Studi satu ke Program Studi lain
dalam suatu Perguruan Tinggi tertentu.

c. Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besar
beban studi mahasiswa dalam suatu semester serta besarnya pengakuan atas
keberhasilan usaha mahasiswa, serta besarnya usaha penyelenggaraan program
pendidikan di perguruan tinggi khususnya bagi dosen.
d. Setiap mata kuliah atau kegiatan akademik lainnya, disajikan pada setiap semester
dengan ditetapkan harga satuan kredit semesternya yang menyatakan bobot kegiatan
dalam mata kuliah tersebut.
2.2

Nilai Kredit dan Beban Studi

1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan
Untuk perkuliahan, nilai satu kredit semester ditentukan berdasarkan atas
beban kegiatan yang meliputi keseluruhan kegiatan per minggu sebagai
berikut.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 5

Magister Linguistik

April, 2013

a. Untuk mahasiswa
(1) Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen, misalnya
dalam bentuk kuliah, seminar, dan sebagainya.
(2) Enam puluh menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan
studi yang tidak terjadual tetapi direncanakan oleh dosen, misalnya
dalam bentuk mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan soalsoal.
(3) Enam puluh menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan
yang harus dilakukan untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan
lain suatu tugas akademik, misalnya dalam bentuk membaca buku
referensi.
b. Untuk dosen
(1) Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan mahasiswa.
(2) Enam puluh menit acara perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik
terstruktur.
(3) Enam puluh menit pengembangan materi kuliah.
2. Nilai Kredit Semester untuk Seminar
Untuk penyelenggaraan seminar, dimana mahasiswa diwajibkan memberikan
penyajian pada suatu forum, nilai 1 (satu) satuan kredit semester sama seperti
pada penyelenggaraan kuliah, yaitu berupa acara 50 (lima puluh) menit tatap
muka per minggu.
3. Nilai Kredit Semester untuk Praktikum, Penelitian, dan Kerja Lapangan
Nilai satu satuan kredit semester sama dengan penyelesaian kegiatan selama
dua sampai lima jam per minggu untuk satu semester atau keseluruhannya 32
sampai 80 jam per semester.
a. Nilai Kredit Semester untuk praktikum di laboratorium.
Untuk praktikum di laboratorium, nilai 1 (satu) satuan kredit semester
adalah beban tugas di laboratorium sebanyak dua sampai tiga jam per
minggu selama satu semester.
b. Nilai Kredit Semester untuk Penyusunan Tugas Akhir dan sejenis.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 6

Magister Linguistik

April, 2013

Nilai 1 (satu) satuan kredit semester adalah beban tugas penyusunan
sebanyak tiga sampai empat jam sehari selama satu bulan, dimana satu
bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja.
c. Nilai Kredit Semester untuk Kerja Lapangan dan yang sejenisnya.
Untuk kerja lapangan dan yang sejenisnya nilai 1 (satu) satuan kredit
semester adalah beban tugas di lapangan sebanyak 4 sampai 5 jam per
minggu selama satu semester.
4. Beban Studi dalam Semester
Beban studi mahasiswa dalam satu semester ditentukan atas dasar rata-rata
waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja
rata-rata 6-8 jam selama enam hari berturut-turut. Seorang mahasiswa dituntut
bekerja lebih lama sebab tidak saja ia bekerja pada siang hari tetapi juga malam
hari. Kalau dianggap seorang mahasiswa normal bekerja rata-rata siang hari 68 jam dan malam hari 2 jam selama enam hari berturut-turut, maka seorang
mahasiswa diperkirakan memiliki waktu belajar sebanyak 8-10 jam sehari atau
48-60 jam seminggu. Oleh karena itu satu nilai kredit semester kira-kira setara
dengan 3 jam kerja, maka beban studi mahasiswa untuk tiap semester akan
sama dengan 16-20 kredit semester atau rata-rata sekitar 18 kredit semester.
Dalam menentukan beban studi satu semester perlu juga diperhatikan
kemampuan individu. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi seorang mahasiswa
pada semester yang lalu yang sering diukur dengan Indeks Prestasi. Besar
Indeks Prestasi (IP) dapat dihitung sebagai berikut.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 7

Magister Linguistik

April, 2013

Di mana:
K

= SKS mata kuliah yang diambil

NA = Nilai Akhir masing-masing mata kuliah
IP = Indeks Prestasi, dapat Indeks Prestasi Semester atau Indeks Prestasi Kumulatif
£

= Jumlah dari = 1 hingga n = mata kuliah

3.

Pengembangan Kurikulum Bahasa
Dasar pemikiran atau alasan yang dimaksud dalam pengembangan kurikulum

bahasa adalah sebagai berikut.


Pengembangan kurikulum bahasa merupakan aspek dari bidang yang lebih
luas dari kegiatan pendidikan yang dikenal sebagai pengembangan kurikulum
atau studi kurikulum.



Pengembangan kurikulum berfokus pada menentukan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai siswa belajar di sekolah, pengalaman yang harus
disediakan untuk membawa hasil pembelajaran yang dimaksudkan, dan
bagaimana proses belajar mengajar di sekolah atau sistem pendidikan dapat
direncanakan, diukur, dan dievaluasi.



Pengembangan kurikulum bahasa berfokus diantaranya pada merancang,
merevisi, pelaksanaan, dan evaluasi program bahasa.
(Richards, 2001: 2)

Pengembangan kurikulum bahasa memberi perhatian besar pada prinsip-prinsip
dan prosedur-prosedur bagi perencanaan, penyebaran, pengelolaan, dan penilaian
pengajaran dan pembelajaran bahasa. Proses-proses pengembangan kurikulum dalam
pengajaran bahasa terdiri dari analisis kebutuhan, penetapan tujuan, rancang bangun
silabus, metodologi, pengujian dan penilaian. Analisis kebutuhan dapat berfokus pada
parameter-parameter umum program bahasa atau pada kebutuhan komunikatif khusus
para pemelajar bahasa. prosedur-prosedur analisis kebutuhan menurunkan sejumlah
data, termasuk informasi mengenai konteks program bahasa, para pemelajar, para
pembelajar, dan faktor-faktor administratif yang memengaruhi program tersebut.
Informasi ini selanjutnya digunakan dan dimanfaatkan dalam perencanaan program itu
sendiri. (Richards, 1990: 1-3).

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 8

Magister Linguistik

April, 2013

Jadi kian jelaslah bagi kita bahwa kurikulum merupakan suatu konsep yang luas
dan kompleks. Kurikulum yang pada dasarnya bertujuan sebagai pernyataan-pernyataan
umum mengenai hasil-hasil yang diharapkan dari suatu program bahasa, dan
menggambarkan apa yang diyakini para perencana kurikulum merupakan tujuan-tujuan
program yang diinginkan dan dapat dicapai berdasarkan kendala-kendala yang
tercermin dalam analisis kebutuhan. Cita-cita dapat digunakan sebagai dasar bagi
pengembangan pemerian-pemerian yang lebih terperinci mengenai hasil-hasil program
yang diinginkan (tujuan-tujuan program). Pernyataan-pernyataan cita-cita mengacu
pada unsur-unsur program yang secara aktual terus diarahkan/dituju oleh pengajaran.
Dalam pengajaran bahasa, berbagai cara untuk menyatakan tujuan-tujuan program
biasanya dilaksanakan, termasuk tujuan-tujuan behavioral yang berdasarkan
keterampilan, yang berdasarkan isi, dan yang berdasarkan kecakapan atau keahlian.
4.

Program Studi Sastra Inggris (S-1) Universitas Brawijaya

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 9

Magister Linguistik

April, 2013

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 10

Magister Linguistik

April, 2013

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 11

Magister Linguistik

April, 2013

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 12

Magister Linguistik

5.

April, 2013

Deskripsi Mata Kuliah
Dalam kurikulum inti program studi sastra Inggris fakultas Ilmu Budaya (FIB)

Universitas Brawijaya, terdapat kelompok mata kuliah yang harus diambil oleh setiap
mahasiswa yang bersifat umum maupun khusus melalui Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MKPK), Mata Kuliah Keterampilan dan Keahlian (MKKK), Mata Kuliah

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 13

Magister Linguistik

April, 2013

Keahlian Berkarya (MKKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MKPB), dan Mata Kuliah
Berkehidupan Bersama (MKBB). Dari mata kuliah keterampilan dan keahlian dan mata
kuliah berkarya yang menjadi penciri dari lulusan program studi diharapkan para
mahasiswa dapat memiliki keterampilan dalam berbahasa (menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis) dapat menjadi ahli bahasa (ahli fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, pragmatik, analisis wacana, sosiolinguistik), atau pun dapat menjadi ahli
dalam pengajaran bahasa. Di samping mata kuliah keterampilan bahasa, dan mata
kuliah linguistik atau ilmu bahasa, seperti disebutkan di atas, terdapat juga mata kuliah
sastra dan kebudayaan, yang meliputi sastra dan budaya Inggris, kajian Amerika, dan
kajian Australia.
Program studi sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya perlu menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata kuliah yang tercakup dalam mata
kuliah keterampilan dan keahlian (MKKK) dan mata kuliah keahlian berkarya
(MKKB), yang meliputi:
1. Kelompok Kemahiran Bahasa
2. Kelompok Studi Linguistik
3. Kelompok Studi Sastra
4. Kelompok yang berkaitan dengan Bahasa
Dalam perkembangannya, program studi sastra Inggris (S1) Universitas
Brawijaya tidak hanya mencantumkan mata kuliah yang mengkaji sastra dan budaya
Inggris, namun juga mata kuliah sastra dan budaya Amerika, dalam mata kuliah
kelompok peminatan Kajian Amerika. Selain itu, terdapat pula mata kuliah sastra dan
budaya Australia yang dimasukkan ke dalam kelompok peminatan Kajian Australia.
Program studi sastra Inggris (S1) secara keseluruhan terdiri dari 8 (delapan) semester
dan ketika memasuki semester 6 (enam) terdapat peminatan yang terbagi atas minat
utama sastra dan minat utama linguistik. Dalam penetapan proporsi kurikulum dan
kurikulum institusi seperti yang sudah termaktub dalam poin pembahasan sebelumnya,
yakni kurikulum inti berkisar antara 40% - 80% dari jumlah SKS kurikulum program
sarjana yang merentang antara 144 SKS sampai dengan 160 SKS. Dengan kata lain,
kisaran antara kurikulum inti dan kurikulum institusi dapat berkisar antara 40%
kurikulum inti, 60% kurikulum institusi, atau 80% kurikulum inti dan 20% kurikulum
institusi.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 14

Magister Linguistik

April, 2013

Berikut adalah sebaran mata kuliah program studi sastra Inggris (S1) Universitas
Brawijaya.
Tabel 1. Sebaran Mata Kuliah Program S-1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya
Komponen
Kelompok Kemahiran Berbahasa

Inti / Lokal
Inti
Institusi
Inti
Institusi
Inti
Institusi
Inti
Institusi

Kelompok Studi Linguistik
Kelompok Studi Sastra
Kelompok yang berkaitan dengan
Bahasa

Bobot SKS
36
10
12
17
18
15
9
6

Semua mahasiswa diharuskan mengambil mata kuliah kelompok kemahiran
bahasa, namun memasuki semester 6 (enam) para mahasiswa diharuskan memilih salah
satu kelompok minat utama linguistik atau minat utama sastra. Berikut adalah sebaran
mata kuliah keahlian program sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya.
Tabel 2. Sebaran Mata Kuliah Keahlian Program S1 Sastra Inggris Universitas
Brawijaya
Komponen
Kelompok Kemahiran Bahasa

-

Mata Kuliah Inti
Listening (8 SKS)
Reading (6 SKS)
Speaking (8 SKS)
Writing (6 SKS)
Structure (8 SKS)

-

Mata Kuliah Institusional
Translation (4 SKS)
Business English (2 SKS)
Ear and Speech Training
(2 SKS)
Theory of Translation (2
SKS)

Kelompok Studi Linguistik

- Introduction to
Linguistics (2 SKS)
- Phonology (2 SKS)
- Morphology (2 SKS)
- Syntax (4 SKS)
- Semantics (2 SKS)

- Psycholinguistics (2 SKS)
- Sociolinguistics (2 SKS)
- History of England (2
SKS)
- Pragmatics (2 SKS)
- Semiotics (2 SKS)
- Applied Linguistics (2
SKS)
- Introduction to Linguistics
Research (2 SKS)
- Seminar on Linguistics (3
SKS)

Kelompok Studi Sastra

- Introduction to
Literature (2 SKS)

- Creative Writing (2 SKS)
- History of English

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 15

Magister Linguistik

April, 2013

-

Prose (4 SKS)
Drama (4 SKS)
Poetry (4 SKS)
Literary Criticism (2
SKS)
- Theory of Literature
(2 SKS)

-

Kelompok yang berkaitan dengan
Bahasa

- British Studies (3
SKS)
- American Studies (3
SKS)
- Australian Studies (3
SKS)
-

Language & Literature (2
SKS)
Comparative Literature (2
SKS)
Theory of Literature (2
SKS)
Literature and Oral
Tradition (2 SKS)
Introduction to Literary
Research (2 SKS)
Seminar on Literature (3
SKS)

- Discourse Analysis (2
SKS)
- Second Language
Acquisition (2 SKS)
- Teaching English as
Foreign Language (2
SKS)

Tabel 3. Alur Mata Kuliah Program Studi S1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 16

Magister Linguistik

April, 2013

Berdasarkan dari ketiga tabel di atas, maka dapat diuraikan bahwa mengingat visi
dari program studi sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya menciptakan lulusan yang
berbudaya nasional dan berwawasan global, sejumlah mata kuliah telah terindikasi dan
tercantum di dalam kurikulum tersebut. Sebaran mata kuliah inti yang notabene
merupakan mata kuliah kemahiran berbahasa memiliki bobot 36 SKS dari total
keseluruhan 147 SKS. Lalu, mata kuliah inti yang berkaitan dengan bahasa, yakni di
antaranya British, American, dan Australian Studies tercakup 6 SKS. Yang dimaksud
dengan mata kuliah inti dan mata kuliah institusional adalah bahwa mata kuliah inti
merupakan mata kuliah yang memang terutama sekali dihadirkan sebagai implementasi
dari kebutuhan program studi sastra Inggris. Artinya, lulusan program studi sastra
Inggris Universitas Brawijaya secara generalisasi di dalam ruang lingkup nasional
mampu memenuhi kualifikasi seorang lulusan sastra Inggris (S1). Sedangkan mata
kuliah institusional ialah mata kuliah yang dimaksudkan untuk menjawab visi dan misi
yang sudah ditentukan oleh pemangku kepentingan Universitas Brawijaya tersebut.
6.

Kesimpulan
Sesuai dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat yang melibatkan

berbagai pemangku keperntingan, suatu program studi dengan segenap unsur yang
terlibat dalam pengelolaan harus selalu melakukan evaluasi atas komponen-komponen
kurikulum yang dirancangnya. Kurikulum inti dan kurikulum institusional yang
dikembangkan paling tidak harus didasarkan pada kebutuhan analisis sebagai dampak
yang ditimbulkan dari masyarakat. Memperbaiki dan atau melakukan penyempurnaan
kurikulum adalah sebagai bagian pengembangan kurikulum yang harus dilakukan
khususnya di Perguruan Tinggi, di samping adanya tuntutan dan kebutuhan yang lahir
dari masyarakat haruslah dipikirkan dan ditindaklanjuti dengan segera dalam kerangka
pengembangan kurikulum sejalan dengan pernyataan Seller dam Miller (Sanjaya, 2007:
32) bahwa:
Proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus yang dimulai dari
menentukan orientasi kurikulum kemudian dikembangkan
menjadi pedoman pembelajaran untuk kemudian dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar dan terakhir dilaksanakannya
evaluasi.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 17

Magister Linguistik

April, 2013

Daftar Acuan

Nunan, David. (1988). The learner-centered curriculum. Cambridge: Cambridge
University Press.
Richards, Jack C. (1990). The language teaching matrix. Cambridge: Cambridge
University Press.
Richards, Jack C. (2001). Curriculum development in language teaching. Cambridge:
Cambridge University Press.
Sanjaya, Wina. (2007). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Sekolah Pascasarjana
UPI.
Tarigan, H. Guntur. (1983). Dasar-dasar kurikulum bahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
________. (2010). Program bahasa dan sastra: pedoman pendidikan. Malang: Program
Studi Bahasa dan Sastra Universitas Brawijaya.

Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 18