Strategi Pemasaran Produk Industri Kreat

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif
Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D1

Hasil kajian Tim Inisiasi (taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011,
bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat sebagai Ketua Tim didalamnya,
menunjukkan bahwa harapan pelaku usaha industri kreatif Jawa Barat untuk
pengembangan usahanya adalah adanya fasilitasi di bidang pemasaran (30%), bidang
keuangan (24%), peningkatan keterampilan tenaga kerja (19%), proteksi HAKI, ijin usaha,
dan insentif pajak (15%) dan bidang umum (khususnya keterampilan IT, jejaring) sebesar
13%.
Sehubungan dengan hal tersebut, fasilitasi pemasaran produk industri kreatif
memerlukan perhatian khusus. Selain itu, praktik perancangan strategi pemasaran produk
industri kreatif memerlukan kreatifitas tersendiri. Mengapa? Karena produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Ternyata, produk yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar
berkembang dari masa ke waktu sesuai perubahan waktu dan jaman. Perkembangan selera
pasar akan produk yang dikonsumsinya tidak hanya tergantung pada fungsi produk itu saja,
namun tergantung dari sejumlah atribut produk. Atribut tersebut adalah kemasan, label,
informasi bahan yang digunakan, cara perawatan, kandungan nutrisi, nama merek, tanda
merek dagang dan berbagai macam atribut lainya. Bagaimana dengan produk industri
kreatif?


Jawabannya adalah pada kreativitas perancangan strategi pemasarannya yang juga
perlu diikuti dengan kreatifitas pada perancangan program pemasarannya. Strategi
pemasaran, atau lebih dikenal dengan singkatan STP (segmenting, targeting dan
positioning) adalah kriteria segmen pasar, target pasar yang akan dilayani, dan positioning
produk di benak pikiran pasar sasaran melalui keunikan.

--Penulis Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi & Bisnis, UNPAD, Anggota Komite Ekonomi
Kreatif Jawa Barat. Tulisan dipublikasikan pada Buku Jabar Kreatif, Komite Ekonomi
Kreatif Jawa Barat, 2012
1

Bauran Pemasaran
Produk Industri Kreatif

3P Bauran Jasa / Pelayanan

Sumber: Popy Rufaidah, 2012,
Buku Jabar Kreatif, Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat
Selanjutnya, perancangan program pemasaran yang melibatkan unsur bauran pemasaran

(marketing mix), yang lebih dikenal dengan sebutan 4P , bagi produk jasa dikenal dengan
kombinasinya bauran jasa (service mix) atau dikenal dengan sebutan 3P dan tambahan
bauran kekuatan (power mix) atau dikenal dengan sebutan 2P .

Kluster Industri Kreatif
1. Periklanan

2. Kesenian &
Barang Antik

3. Keranjinan
Tangan

4.Desain

5. Fesyen

6. Film, Video &
Fotografi


7.Perangkat
Lunak Hiburan
Interaktif

8. Musik

9. Seni
Pertunjukan

10. Arsitek

11. Layanan
Komputer &
Piranti Lunak

12.Televisi &
Radio

13. Penerbitan
& Percetakan


14. Riset &
Pengembangan

15. Kuliner

Sumber: Popy Rufaidah, 2012,
Buku Jabar Kreatif, Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat

Produk industri kreatif sangat beragam yaitu periklanan (kreasi dan produksi iklan),
arsitektur (tata kota, pertamanan, dll), pasar barang seni, kerajinan, desain (interior,
eksterior, grafis), fesyen (tata busana), video, film & fotografi, permainan interaktif, musik,
seni pertunjukan, penerbitan & percetakan, layanan komputer & piranti lunak, televisi &
radio, serta riset & pengembangan, dan terakhir kuliner.

Strategi
Pemasaran
Produk Industri
Kreatif


5. Fesyen

Strategi
Pemasaran
Segmenting

Program
Pemasaran
Price

Targeting

Product
Positioning

Power

Place
People


Promotion

Process

Physical
Evidence

Politics

Sumber: Popy Rufaidah, 2012,
Buku Jabar Kreatif, Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat

Perancangan strategi pemasaran produk industri kreatif perlu dilakukan untuk setiap
kategori produk tersebut, dikarenakan produk-produk tersebut memiliki karakteristik
berbeda mulai dari fungsi dan pasar penggunanya. Misalnya, strategi pemasaran untuk
produk fesyen tentu berbeda dengan produk periklanan; untuk produk kerajinan tentu
berbeda dengan layanan komputer dan piranti lunak; dan untuk musik tentu berbeda
dengan jasa riset dan pengembangan. Hal tersebut perlu dibedakan, agar efektifitas
pemasaran produk industri kreatif optimal.


Perancangan program pemasaran melalui kombinasi penerapan seluruh bauran (9P),
yaitu bauran pemasaran (4P), bauran jasa (3P) dan bauran kekuatan (2P). Bagian pertama,
aplikasi bauran pemasaran melalui, product, yaitu sejumlah ide atau gagasan produk/jasa
yang ditawarkan pada pasar sasaran. Kedua, price yaitu penetapan harga produk/jasa sesuai
pasar sasaran yang dilayani. Ketiga, place (atau saluran distribusi) yaitu aktivitas
mendistribusikan produk/jasa tersebut pada pasar sasaran. Terakhir, promotion yaitu
aktivitas mempromosikan produk/jasa pada pasar sasaran.

Bagian kedua, adalah penerapan bauran jasa / pelayanan. Praktek bauran jasa
(service mix) dikenal dengan sebutan "3P , yaitu people (yaitu SDM yang melayani pasar
sasaran), process (yaitu proses pelayanan dari mulai diperkenalkan sampai dengan
dikonsumsi) dan physical evidence (yaitu sejumlah atribut fisik dalam aktivitas pemasaran).

Bagian ketiga, adalah penerapan bauran kekuatan. Praktek bauran kekuatan atau
power mix, yaitu power (penentu kebijakan) dan politik, merupakan salah satu unsur yang

sangat menentukan. Tanpa peran lobbying dan negosiasi berbagai pihak dan menempatkan
program pemasaran produk industri kreatif dalam agenda politik, maka dapat melemahkan
pengembangan produk industri kreatif. Peran penentu kebijakan dalam melakukan lobbying
dan negosiasi untuk menjadikan produk industri kreatif Indonesia ikon dunia sangat penting

sekali. Kunci sukses lainnya adalah sinergitas berkelanjutan pada agenda politik dalam
menunjang pembangunan karakter bangsa berbasis ekonomi kreatif.

Strategi &Progam
Pemasaran
Produk Industri
Kreatif

9. Seni
Pertunjukan

P roduct

S-egmentasi
Wisatawan
Mancanegara

P rice

P lace


Tampilan wajib di
Hotel, tempat
wisata

P romotion

P eople

P ositioning

P rocess

P hysical

Promosi intensif
sebagai Ikon
daerah / kota

P ower


P olitics

T-argeting

Strategi Pemasaran

Evidence

Program Pemasaran

Sumber: Popy Rufaidah, 2012,
Buku Jabar Kreatif, Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat

Program pemasaran perlu disesuaikan dengan kategori produk industri kreatif.
Produk industri kreatif yang termasuk kedalam kategori fisik seperti barang seni, kerajinan,
dan fesyen merupakan salah satu produk yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Seperti,
furnitur dari rotan dan kayu, ukiran dari kayu dan objek lainnya, dan busana berbasis bordir,
batik, dan lukisan. Mayoritas produk tersebut dihasilkan masyarakat yang sesuai dengan
kekhasan seni dan budayanya masing-masing. Misalnya, saat ini telah berkembang motif

batik dari beragam kota di Jawa Barat; seperti Batik Garut, Batik Cimahi, Batik Tasikmalaya,
atau Batik Cirebon yang sudah menjadi ikon tersebut. Melalui berbagai macam strategi
promosi seperti pameran dan penjualan langsung, produk-produk tersebut telah menjadi
pilihan masyarakat Indonesia. Serta produk tersebut telah terbukti bisa diterima pasar luar
negeri. Namun, bila dibandingkan antara hasil produksi industri kreatif dengan penyerapan
pasar secara menyeluruh masih rendah kinerjanya. Hal tersebut dikarenakan belum
optimalnya penerapan strategi pemasaran produk tersebut.
Strategi Pemasaran

Penerapan strategi pemasaran produk industri kreatif di Thailand, khususnya untuk
ketiga kategori produk tersebut (barang seni, kerajinan, dan fesyen), dapat menjadi
inspsirasi. Produk-produk tersebut dipasarkan pada suatu mall yang berada di pusat kota
Bangkok yaitu MBK (Mah Noon Krong) Shopping Centre. Mall dengan luas 89.000 meter

persegi tersebut dibangun tahun 1986 terdiri dari delapan lantai, khusus produk industri
kreatif ditempatkan di lantai enam. Total pedagang seluruhnya hampir berjumlah dua ribu
toko yang menjual beragam produk, seperti sutera Thailand, pakaian, asesoris, tas dan
koper, produk kulit dan produk lainnya. Walaupun MBK Shopping Centre bukan merupakan
mall untuk segmen papan atas, namun mall tersebut memiliki positioning sebagai salah satu
mall favorit turis mancanegara yang mencari produk khas Thailan dengan harga murah dan
bermutu. Turis internasional selain dapat berbelanja untuk kebutuhan produk lainnya juga
dapat berbelanja produk souvenir khas Thailand.

Positioning

Strategi
Positioning
Produk
Industri
Kreatif

Lainnya

(tergantung pilihan
strategis untuk
positioning
dari 9P)

Sumber: Popy Rufaidah, 2012,
Buku Jabar Kreatif, Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat

Praktik memasarkan produk industri kreatif, yang mayoritas dihasilkan pelaku usaha
skala kecil dan menengah, di suatu mall bergengsi merupakan suatu praktek yang efektif.
Bila praktik tersebut dilakukan secara konsisten akan membentuk positioning produk lebih
baik di benak pasar sasaran.

Sarinah salah satu mall di Jakarta menjadi tempat paling lengkap menemukan
produk industri kreatif untuk kategori produk seni, kerajinan, dan fesyen. Sarinah adalah
salah satu mall yang berlokasi di pusat kota Jakarta, memiliki segmen pasar kelas menengah
atas, dan memiliki citra sebagai mall bergengsi pusat pemasaran produk industri kreatif
skala usaha kecil dan menengah. Citra positif yang melekat pada produk yang dipasarkan di
tempat tersebut berdampak ganda pada peningkatan preferensi masyarakat menggunakan
produk industri kreatif.

Praktik pemasaran produk industri kreatif sebaiknya tidak disentralisasi pada suatu
tempat, misalnya di suatu Pusat Pemasaran Produk UMKM. Hal tersebut, akan
mempersempit citra produk tersebut. Pusat pemasaran produk UMKM yang ada di
beberapa kota di Jawa Barat memiliki citra kurang positif, misalnya kurang bergengsi
dibandingkan dengan citra seperti dipasarkan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta. Hal
tersebut dikarenakan, berbagai alasan, seperti lokasi kurang strategis; bila lokasi strategis,
ternyata disain interior tidak mencerminkan citra yang mengesankan; dan lainnya.

Praktik pemasaran jitu lainnya adalah kolaborasi pemasaran dengan merek-merek
produk terkenal. Melalui penggabungan pemasaran produk dengan kategori jenis produk
lainnya akan menjadi semakin efektif. Seperti pelaksanaan event Mercedez Benz Fashion
Week yang diselenggarakan di Jerman. Produk fesyen dipromosikan dengan sponsor utama
mobil mewah bergengsi dunia. Alhasil, event tersebut menjadi salah satu tolok ukur
pemasaran produk fesyen bergengsi dunia.

Sudah saatnya, pemerintah memfasilitasi pelaksanaan event pemasaran produk
dengan berkolaborasi dengan merek-merek yang sudah dikenal dunia. Tujuannya adalah
mengangkat citra produk lebih tinggi. Misalnya, (1) kolaborasi perancang mode Indonesia
yang telah diakui produknya oleh pasar internasional, menjadi perancang produk dan
promotor produk industri kreatif tersebut; (2) kolaborasi merek produk internasional
sebagai sponsor pemasaran produk industri kreatif tersebut; (3) kolaborasi pemasaran
produk industri kreatif di mall-mall kelas papan atas, yaitu dengan menyediakan satu lantai
penuh sebagai sentra pemasaran produk industri kreatif Indonesia.
..............................selesai.....................