Pdf teknik mesin id. pdf

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sistem belajar mengajar yang terjadi saat ini lebih mengarah kepada
student oriented yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana

siswa yang lebih aktif dalam mencari informasi. Interaksi yang terjadi selama
proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain
terdiri murid, guru, bahan materi ajar dan berbagai sumber belajar serta
fasilitas yang ditunjang dengan fasilitas ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil
teknologi dalam proses belajar
Dari pengalaman mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN) Wonosalam, ketika mengajar dengan pola konvensional didapatkan
hasil belajar yang kurang maksimal. Berdasarkan observasi dan pengamatan
penulis selama proses belajar mengajar, banyak peserta didik yang merasa
jenuh dengan pola yang diterapkan. Penulis menyadari bahwa peserta adalah
manusia yang memiliki titik kejenuhan. Oleh karena itu perlu adanya

perencanaan pembelajaran yang baik agar tercipta proses belajar mengajar
yang lebih optimal.
Setiap

akan

mengajar,

pengajar

perlu

membuat

Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam rangka melaksanakan sebagian dari
1

2


rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu terkandung tujuan
mengajar, materi yang akan diajarkan, metode pembelajaran, bahan pelajaran,
alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus
memahami benar tentang tujuan pembelajaran, memilih dan menentukan
media pembelajaran, memilih dan menentukan alat peraga/media, cara
membuat dan menggunakan media evaluasi.
Salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran adalah dengan
pemilihan strategi atau cara dalam menyampaikan materi pembelajaran agar
diperoleh peningkatan prestasi belajar peserta didik khususnya mata pelajaran
alat ukur. Salah satu cara menyampaikan materi pembelajaran dapat
menggunakan

media

pembelajaran

macromedia

flash


8.

Adanya

perkembangan teknologi pendidikan dapat mendukung pembuatan media
pembelajaran macromedia

flash

8

yang berkualitas sehingga dapat

menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Dengan adanya media pembelajaran macromedia flash 8 yang berkualitas
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik?
Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan dalam pembuatan
media visual adalah macromedia flash 8. Kelebihan perangkat lunak ini dapat
membuat beberapa animasi seperti suara, animasi interaktif dan lain-lain

sehingga cocok dijadikan sebagai media pembelajaran berbasis komputerisasi
macromedia flash 8.

2

3

Dari uraian diatas dapat diduga bahwa model pembelajaran secara
konvensional dapat membuat interaksi belajar mengajar kurang maksimal,
oleh karena itu perlu segera diidentifikasikan permasalahan tersebut dan dicari
solusinya agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil yang optimal.
Sudah lebih dari 5 tahun SMK Negeri Wonosalam masih tetap
menggunakan media pembelajaran secara konvensional sehingga proses
pembelajaran kurang maksimal, dan jika dilakukan pengembangan media
pembelajaran masih kurang maksimal. Apa saja permasalahan yang dapat
menyebabkan hasil belajar kurang maksimal? Mengapa aktifitas siswa rendah
pada media pembelajaran secara konvensional? Mengapa respon siswa kurang
dalam pembelajaran secara konvensional? Untuk dapat menemukan jawaban
pertanyaan tersebut secara ilmiah tepat dan akurat maka perlu dilakukan

penelitian.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, dan hasil pengamatan langsung di
lapangan, terdapat berbagai masalah yang dapat di identifikasikan pada objek
penelitian, diantaranya :
1. Hasil belajar siswa kurang maksimal dalam pembelajaran alat ukur
mekanik presisi.

3

4

2. Aktifitas siswa rendah yang berkaitan dengan pembelajaran alat ukur
mekanik presisi.
3. Respon siswa kurang dalam pembelajaran alat ukur mekanik presisi. Hal
ini dikarenakan siswa

lebih antusias jika pembelajaran dapat


divisualisasikan.
4. Sebagian guru masih masih merasa kesulitan untuk menyampaikan semua
materi kepada siswa dikarenakan media pembelajaran yang masih
konvensional.

C. Batasan Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain minat,
bakat, motivasi, media belajar, sarana prasarana belajar, lingkungan, guru, dan
sebagainya. Mengingat luasnya masalah tersebut dan rasanya tidak mungkin
dengan waktu yang relatif singkat dapat mengungkap semua masalah yang
telah teridentifikasi. Oleh karena itu, penelitian ini hanya memfokuskan pada
masalah sebagai berikut :
1. Hasil

belajar

siswa

setelah


penggunaan

media

belajar

berbasis

komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik
presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.
2. Aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran
alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.
4

5

3. Respon siswa terhadap penggunaan media belajar berbasis komputerisasi
macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada


khususnya jangka sorong dan mikrometer.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah tersebut, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut :
1. Seberapa baik hasil belajar siswa setelah penggunaan media belajar
berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur
mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer ?
2. Seberapa baik aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8
pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka
sorong dan mikrometer ?
3. Seberapa baik respon siswa terhadap penggunaan media belajar berbasis
komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik
presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer ?

E. Tujuan Penelitian
Selaras dengan rumusan masalah dan latar belakang masalah, maka
tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah sebagai berikut :


5

6

1. Untuk mengetahui seberapa baik hasil belajar siswa setelah penggunaan
media belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata
pelajaran alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan
mikrometer.
2. Untuk mengetahui seberapa baik aktifitas siswa selama kegiatan
pembelajaran dengan menggunaan media belajar berbasis komputerisasi
macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi pada

khususnya jangka sorong dan mikrometer.
3. Untuk mengetahui seberapa baik respon siswa terhadap penggunaan media
belajar berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata pelajaran
alat ukur mekanik presisi pada khususnya jangka sorong dan mikrometer.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai referensi
dalam penelitian lebih lanjut yang sejenis. Sedangkan manfaat praktisnya

adalah :
1. Bagi peserta didik, dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar
dalam upaya belajar mandiri.
2. Bagi penulis, dapat berlatih membuat media pembelajaran visual berbasis
komputerisasi macromedia flash 8 pada khususnya jangka sorong dan
mikrometer.
3. Bagi guru, sebagai media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
6

7

4. Bagi para peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya.

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian, SMKN Wonosalam

Gambar 1.2 Bengkel TKR, SMKN Wonosalam
7

8


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahas latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Heinich (Arsyad, 2008:4), ”medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima”, sementara
(Arsyad, 1996:4) mengemukakan apabila ”media itu membawa pesanpesan informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran”.
(Sadiman, 2003:7) ”Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”
Secara umum media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai suatu
perangkat pembelajaran yang membantu pengajar menyampaikan isi
materi ke peserta didik sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
2. Manfaat Media Pembelajaran
”Jamaludin, (Arsyad, 2008:6), beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar
sebagai berikut :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian peserta didik.
8

9

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang
dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat dan lingkungannya.
e. Media pendidikan memiliki kemampuan dalam memberikan
perangsang
yang
sama,
mempersamakan
pengalaman,
menimbulkan persepsi yang sama.
Juga mengemukakan, manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu :
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya.
c. Metode pengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
d. Peserta didik dapat lebih banyak lagi melakukan kegiatan belajar
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.”

B. Komputer Sebagai Media Pembelajaran
( Rahardjo, 1986:60 ). ”Komputer merupakan jenis media yang secara
virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa”. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan
menyimpan

dan

memanipulasi

informasi

sesuai

dengan

kebutuhan.

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer
memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana
komputasi dan pengolahan kata (word processor ) tetapi juga sebagai sarana
belajar multi media yang memungkinkan siswa membuat desain dan rekayasa
suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer
9

10

dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer
sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara
dalam sebuah tampilan yang terintegrasi.
Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur
penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan
sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan
materi perkuliahan yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam
melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.
Contoh dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan
multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan siswa pada jurusan
eksakta, mesin, kimia, dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di
laboratorium. Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk
suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk
berinteraksi dengan sumber belajar secara luas.
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk
memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk
pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani
kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa bentuk penggunaan
komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:

10

11

Penggunaan Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi
yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan
group belajar yang cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif
sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan
pancar cukup besar.
Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media
seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu
kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas
belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe
visual, auditrif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi
perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi.
Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh
dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan
monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital
(digital image projector ) yang memungkinkan bahan presentasi dapat
disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam
berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik
audience.

Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada metode
presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi
11

12

Informasi dan Komunikasi. Pengolahan bahan presentasi dengan
menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan
menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia projector,
melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya,
seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah
lebih dahulu diproduksi.
Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan
salah satu metode pembelajaran. Penggunaannya yang menempati
frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat
yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat besar bukan
hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi
pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya.
Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer
telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran.
Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan
para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media
presentasi yang berbasis komputer.

C. Macromedia Flash 8 Sebagai Media Pembelajaran Audio Visual
(Yudhiantoro, 2006:1) ”Macromedia Flash adalah sebuah program
yang ditujukan kepada para desainer maupun programer yang bermaksud
merancang animasi untuk pembuatan halaman web, presentasi untuk
tujuan bisnis maupun proses pembelajaran hingga pembuatan game
interaktif serta tujuan-tujuan lain yang lebih spesifik”.
12

13

Macromedia Flash salah satu software (perangkat lunak) untuk

pembuatan animasi yang diproduksi oleh macromedia, Lnc. Saat ini flash
telah menjadi standar untuk animasi berbasis web (internet) dan berbasis
tutorial atau penuntun, salah satunya untuk media pembelajaran.
Keuntungan dari penggunaan program macromedia flash ini adalah :
1. Ukuran file untuk animasi setelah program jadi lebih kecil dibandingkan
dengan program animasi lain.
2. Embeded (dapat ditempeli animasi yang berasal dari animasi program lain,
misal GIF animator , SWISH creator , dll
3. Mudah untuk menkonversi file video kedalam time line flash dan
sebaliknya,
4. Tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi, compatible (dapat
dioperasikan) dengan semua operating system,
5. Dalam Macromedia flash 8 profesional terdapat banyak sekali library
(kepustakaan) program yang sudah Plug In (terpasang) misal : library
button dan flv media player , dll, dan

6. Terdapat action script versi 1 dan 2.

D. Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787) disebutkan bahwa
“prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

13

14

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes/angka nilai yang diberikan oleh guru”.
Dengan mengacu pada pengertian belajar sebagai proses yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku
yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif yang sifatnya tetap, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari
aktifitas belajar yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dari hasil
interaksi dengan lingkungannya.
“Menurut ( Yudhi Munadi, 2008:24 ). Faktor-faktor yang
mempengarui proses dan hasil belajar diantaranya sebagai berikut.
1. Faktor Internal
a. Faktor Fisiologis
Faktor ini berhubungan dengan kondisi fisiologis, jika siswa
memiliki kesehatan yang prima maka akan membantu dalam proses
belajar.
b. Faktor Psikologis
Kondisi psikologi anak didik yang berbeda-beda tentu juga akan
berpengaruh pada proses dan hasil belajar masing-masing.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan
dapat pula berupa lingkungan sosial.
b. Faktor Instrumental
Faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai
dengan hasil belajar yang diharapkan.”
E. Materi Pokok Alat Ukur
Pengukuran merupakan suatu cara membandingkan suatu besaran
tertentu dengan besaran standar. Alat ukur mekanik presisi diantaranya adalah
micrometer dan jangka sorong.
14

15

1. Jangka Sorong
a. Definisi jangka sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang dapat dipergunakan
untuk mengukur dimensi suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1
mm.

keuntungan

penggunaan

jangka

sorong

adalah

dapat

dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Secara umum, jangka sorong terdiri dari beberapa bagian yaitu
rahang tetap, rahang geser, skala utama yang terdapat pada rahang
tetap dan skala nonius yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain
jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan
sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak
2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu
skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01
cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1
mm atau 0,01 cm.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka
sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah
kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk
mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkahlangkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut.
15

16

b. Bagian-bagian Jangka Sorong

Gambar 1. Bagian-bagian jangka sorong

1) Rahang Dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari
suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
2) Rahang Luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur sisi dalam dari
suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
3) Depth Probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari

suatu benda.

16

17

4) Skala Utama (dalam cm)
Pada skala utama, angka 0 - 17 menunjukan skala dalam
cm sedangkan garis - garis yang lebih pendeknya dalam mm.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm sehingga dua sekala
utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm atau sama dengan 1 mm.
5) Skala utama (dalam inchi)
Pada skala utama, angka 0 - 6 menunjukan skala dalam
inchi sedangkan garis - garis yang lebih pendeknya dalam fraksi.
6) Skala nonius (dalam 1/10 mm)
Pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala
menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20.
Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua
skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan
demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah
1 mm - 0,9 mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm.
7) Skala Nonius (untuk inchi)
Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi
8) Pengunci
Digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak
ketika pengukuran seperti rahang.

17

18

c. Mengukur dimensi luar
Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda (misalnya
kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1)

Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang
diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)

2)

Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

3)

Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang
diukur terjepit oleh kedua rahang

4)

Catatlah hasil pembacaan skala anda

d. Mengukur dimensi dalam
Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda (misalnya
diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
1)

Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

2)

Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga
kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut

3)

Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang
jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang
diukur

4)

Catatlah hasil pembacaan skala anda.

18

19

e. Mengukur kedalaman benda
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1)

Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.

2)

Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong
ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

3)

Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka
sorong menyentuh dasar tabung.

4)

Catatlah hasil pembacaan skala anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong

dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1) Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat
didepan titik nol skala nonis.
2) Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3) Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala
terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x
0,01 cm).
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1) Mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2) Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
19

20

3) Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan
cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4) Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

Gambar 2. Jangka Sorong
Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di
contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti
0,04 cm Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius
0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya
adalah 4,7 cm + 0,04 cm = 4,74 cm.
2. Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur yang mempunyai ketelitian
tinggi, digunakan pada pengerjaan-pengerjaan yang mempunyai ketepatan
dan keakuratan yang tinggi, dipergunakan pada pengerjaan yang
memerlukan ketepatan, pada pekerjaan mesin bubut, frais dan lain-lain.

20

21

Mikrometer disebut juga kaliber sekrup atau sekrup pengukur
dengan ketelitian :
 0,01 mm

 0,002 mm

 0,005 mm

 0,0005 mm

Kapasitas ukurannya:
 0 – 25 mm

 25 – 50 mm

 50 – 75 mm

 75 – 100 mm

 100 – 1000 mm
a. Macam-Macam Mikrometer
Menurut tujuan penggunaannya, mikrometer dibagi tiga macam yaitu:
1) mikrometer luar
2) mikrometer dalam
3) mikrometer kedalaman
b. Bagian-Bagian Mikrometer

Keterangan :

Gambar 3. Mikrometer
1. Landasan (anvil)
2. Poros Geser (spindel)
3. Pengunci (lock clamp)
21

22

4. Tabung (sleeve) terdiri dari inner sleeve dan outer sleeve
5. Tabung Putar (thimble)
6. Ratcher stopper

7. Type Ukuran (Type)
c. Fungsi beberapa macam mikrometer
1) Mikrometer luar (outside micrometer)
Berfungsi untuk mengukur dimensi luar benda kerja dengan
bagian utamanya sebagai berikut:

Gambar 4. Mikrometer luar (outside micrometer)
Keterangan :
A. Skala Utama
B. Landasan
C. Poros Geser
D. Tabung

22

23

E. Derad halus yang berisi mur dan ulir untuk menggerakkan
poros dan tabung
F. Ratchet atau pal stop untuk pemutaran akhir agar tidak
terjadi penekanan paksaan oleh poros pada benda kerja.
2) Mikrometer luar dengan landasan tetap yang dapat diganti (outside
micrometer with interchangeable anvil)

Mikrometer ini terbuat dengan rangka besar yang dapat
diganti kapasitasnya sehingga memungkinkan untuk pengukuran
benda ukuran besar. Setiap penggantian harus disetel kembali
dengan kedudukan nol.

Gambar 5. Mikrometer luar dengan landasan tetap yang dapat diganti
3) Mikrometer indikator (indicatting micrometer)
Mikrometer ini gabungan antara mikrometer jam ukur dan
juga digunakan sebagai kaliber. Mikrometer ini dilengkapi dengan
alat indikator atau jam ukur pada rangkanya yang langsung dapat
23

24

membaca sampai dengan 0,002 mm, mikrometer ini digunakan
sebagai alat pengukur yang teliti diantara batas-batas indikatornya
kurang lebih 0,02 mm.

Gambar 6. Mikrometer indicator (indicatting micrometer)
4) Mikrometer dalam (inside micrometer)
Mikrometer ini digunakan untuk mengukur diameter dalam
lubang

atau

tabung.

Cara

penggunaannya

adalah

dengan

penambahan tongkat/sumbu perpanjangan sesuai dengan diameter
yang dibutuhkan. Bila mikrometer dalam biasa mempunyai suatu
jarak pengukuran dari 1-10 inchi, maka dengan penambahan
tongkat ini dapat mengukur dengan teliti sampai 100 inchi lebih.
Setelah batang pengukur terpasang dan siap dipakai maka
bentuknya seperti huruf T.

24

25

Gambar 7. Mikrometer dalam (inside micrometer)
5) Mikrometer kedalaman (depth micrometer)
Berfungsi untuk mengukur kedalaman lubang ataupun
permukaan yang bertingkat. Perbedaannya pada ujung poros utama
mikrometer kedalaman dipasang suatu batang melintang siku-siku
terhadap poros ukur. Batang ini untuk landasan ukur.
d. Penggunaan Mikrometer
Sebagai alat ukur mekanik presisi yang mempunyai ketelitian
tinggi dan fungsi yang penting, mikrometer perlu dijaga tingkat
kepresisiannya, salah satu caranya adalah dengan penggunaan
mikrometer sesuai dengan prosedur yang benar. Apabila penggunaan
tidak sesuai prosedur, bisa menyebabkan kerusakan pada mikrometer
ataupun benda kerja. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan mikrometer.
1) Mikrometer luar
Langkah-langkah penggunaan mikrometer luar :

25

26

a) Mikrometer dibuka dengan cara memutar poros menjauhi
landasan.
b) Benda kerja dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer
dengan tangan kanan, dimana jari manis ditempatkan pada
rangka U, jari telunjuk dan ibu jari ditempatkan pada laras yang
beralur halus (knurling) dan jari tengah ditempatkan mendekati
ring pengikat.
c) Tempatkan mikrometer pada daerah benda kerja yang akan
diukur dan putar tabung dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk,

sebelum

menyentuh

gunakan

ratchet

untuk

menghindari penekanan berat yang memungkinkan terjadinya
keausan.
d) Setelah ratchet slip, berarti telah terjadi penekanan ringan pada
benda kerja dan tidak ada lagi penambahan tekanan. Kuncilah,
sehingga tidak terjadi perubahan ukuran.
e) Keluarkan benda kerja dari mikrometer, dan lakukan
pembacaan.
Untuk benda kerja yang besar ukurannya, dan tidak
memungkinkan dipegang dengan satu tangan, maka benda
kerja

bisa

diletakkan

di

meja,

dan

kedua

tangan

mengoperasikan mikrometer.

26

27

Gambar 8. Cara menggunakan mikrometer luar

2) Mikrometer dalam
Mikrometer jenis ini dapat digunakan untuk mengukur
bagian dalam seperti lubang yang kecil atau alur yang sempit.
Untuk mengukur lebih teliti, pengukurannya dilakukan sebagai
berikut:
a) Pegang bagian rahang tetap (ragum yang tidak bergerak) dalam
satu tangan dan pegang bagian tabung pada tangan yang
lainnya.
b) Sisipkan ujung mikrometer secara vertikal pada lubang setelah
disetel mendekati besarnya ukuran diameter lubang.
c) Putar poros dengan menggunakan ratchet, sampai terjadi
penekanan ringan dan ratchet slip.

27

28

d) Putar aliran skrup pengikat, dan angkat mikrometer dari dalam
lubang, lalu lakukan pembacaan.
Untuk
diperhatikan

penggunaan
adalah

mikrometer

penambahan

bentang,

ukuran

yang

panjang

perlu
batang

perpanjangannya pada saat perhitungan, sedangkan untuk langkah
penggunaannya tidak berbeda dengan mikrometer dalam.

Gambar 9. Cara menggunakan mikrometer dalam
3) Mikrometer Kedalaman
Langkah-langkah penggunaan mikrometer kedalaman adalah
sebagai berikut:
a) Pilih salah satu batang perpanjangan yang dibutuhkan dan
sisipkan pada lubang yang terdapat pada bagian kepala
mikrometer, selanjutnya sekrupkan mur penutup pada bagian
28

29

atas kepala mikrometer, sehingga sumbu tidak dapat bergerak
atau lepas (longgar) pada waktu dipergunakan dalam
pengukuran.
b) Tempatkan sumbu perpanjangan pada lubang benda kerja yang
akan diukur.
c) Tempatkan alas (dasar mikrometer) pada sisi lubang bagian
luar dan pegang mikrometer dengan tangan kiri. Selanjutnya
putar tabung searah jarum jam.
d) Sewaktu bagian ujung batang perpanjangan menyentuh dasar
lubang,

kuncilah

dan

lakukan

pembacaan

dengan

menambahkan panjang batang perpanjangan

Gambar 10. Cara menggunakan mikrometer kedalaman
29

30

e. Pembacaan Hasil Pengukuran
1) Mikrometer Luar
Pembacaan ukuran mikrometer luar dibagi menjadi 2 skala,
yaitu skala metrik dan imperial.
a) Pada sistem metrik mempunyai beberapa macam ukuran yaitu
0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm, 75-100 mm, dan yang besar
100-1000 mm. Untuk semua kapasitas tersebut, jarak gerak
poros ukurnya tetap 25 mm. Pada ulir spindel mempunyai kisar
(tusukan) 0,5 mm jadi spindel maju 0,5 mm tiap satu putaran
tabung putar. Pada skala utama tiap 10 mm dibagi menjadi 20
bagian jadi tiap bagian = 0,5 mm. Sedangkan pada tabung
dibagi menjadi 50 bagian yang sama jadi tiap pembagian akan
memberikan pembacaan 0,5 x 0,02 mm = 0,001 mm. Untuk
lebih jelas bisa dilihat di gambar berikut.

Gambar 11. Pembagian skala ukur sistem metrik
30

31

Contoh:

Gambar 12. Cara membaca skala utama mikrometer luar
cara pembacaan :

pada skala utama

= 11,5 mm

pada tabung

= 0,33 mm

hasil pengukuran

= 11,83 mm.

b) Pada sistem imperial, 1 inch dibagi atas 40 ulir, jadi kisar ulir
1/40” = 0,025”. Jadi tiap satu putaran tabung putar bergerak
0,025 “. Lalu pada tabung dibagi menjadi 25 bagian, jadi 1
pembagian kecil pada tabung besarnya adalah 1/25 x 0,025 =
0,001”. Untuk lebih jelas bisa dilihat di gambar berikut.

31

32

Gambar 13. Pembagian tabung ukur sistem inchi
Contoh:

Gambar 14. Contoh pembacaan tabung ukur sistem inchi

cara pembacaan : pada skala utama= 0,700 + (3 x 0,025)=0,775
pada tabung
hasil pengukuran

= 12 x 0,001

=0,012
=0,787”

c) Mikrometer dalam dan kedalaman
Cara pembacaan mikrometer dalam dan kedalaman baik
untuk ukuran metrik maupun inchi berbeda mikrometer luar
karena dilakukan dari kanan ke kiri, atau pada bagian yang
32

33

tertutup tabung. Selain itu juga perlu ditambahkan panjang
batang perpanjangan apabila menggunakannya.

Gambar 15. Contoh pembacaan tabung ukur dalam dan
kedalaman sistem inchi
cara pembacaan : pada skala utama

= 0,775”

pada skala tabung

= 0,012”

hasil pengukuran

= 0,787”

F. Kerangka Berfikir
Keterampilan menggunakan alat ukur tentu wajib dikuasai oleh siswa
SMK jurusan teknik mesin. Keterampilan ini diperoleh ketika mengikuti
pembelajaran alat ukur mekanik presisi. Untuk menguasai ketrampilan
tersebut kebanyakan siswa mengalami kesulitan, kerena sistem pembelajaran
yang konvensional.
33

34

Proses belajar dapat mecapai hasil yang lebih baik jika siswanya
mempunyai motivasi atau minat yang tinggi terhadap pembelajaran yang
dipelajari. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu
dengan menggunakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash
8. Media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 secara umum

berfungsi sebagai media yang membantu guru untuk memudahkan dalam
menyampaikan materi kepada siswa
Penggunaan media pembelajaran berbasis komputerisasi macromedia
flash 8 diharapkan mampu memberi pengaruh yang baik terhadap hasil belajar

alat ukur yaitu dengan adanya peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Hasil
belajar ini ditunjukkan dengan perubahan sikap, minat, motivasi dan
ketrampilan siswa.

G. Hipotesis
Berdasarkan kajian dan kerangka berfikir maka digunakan hipotesis
sebagai berikut.
Semakin baik media visual berbasis macromedia flash 8, maka semakin baik
pula hasil prestasi siswa.

34

35

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di kelas X Teknik
Kendaran Ringan (TKR)-1 SMK Negeri Wonosalam, Kabupaten
Jombang, Provinsi Jawa Timur.
2. Waktu Penelitian
Waktu untuk pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah pada bulan
November 2011 selama semester Ganjil 2011-2012.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian pengaruh dilakukan untuk menghasilkan sebuah media
visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8 pada mata diklat alat ukur
mekanik presisi. Menurut Richey and Nelson (Rusli, 2008), penelitian
pengembangan

adalah

pengkajian

sistematis

terhadap

pendesainan,

pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang
harus memenuhi kriteria dan produk pembelajaran yang harus memenuhi
kriteria validitas, praktikalitas dan efektifitas.

35

36

Penelitian pengembangan ini mengacu pada model pengembangan
perangkat pembelajaran 4-D (four D model) yang dikemukaan oleh
Thiagarajan, S.Semmel, P.P., dan Semmel, M.I.. model pengembangan ini
dipilih karena menurut Rusli (2008,) lebih tepat digunakan sebagai dasar
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan
sistem pembelajaran, uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis, dalam
pengembangannya melibatkan penilaian ahli sehingga sebelum dilakukan uji
coba dilapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan
penilaian, saran dan masukan para ahli.

C. Subjek, Objek dan Sasaran Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Satu semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012 dan Obyek
penelitian adalah mata pelajaran alat ukur mekanik presisi. Sasaran penelitian
adalah mengelompokkan siswa ke dalam satu kelas yaitu kelas X TKR-1,
maka kelas tersebut yang digunakan sebagai kelas untuk uji coba instrumen.

D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode four-D (4-D), yang dikembangkan
oleh Thiagarajan, S.Semmel, P.P., dan Semmel, M.I (dalam Ibrahim, 2002)
meliputi tahap Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop
(pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Karena keterbatasan dana
36

37

dan waktu maka tahap Disseminate (penyebaran) hanya dilakukan di kelas X
TKR-1 SMKN Wonosalam, Jombang.
1. Pendefinisian (Define)
Tahap Pendefinisian ini bertujuan untuk menetapkan dan
mendefinisikan kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan
batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya.
Analisis Ujung
Depan
Analisis Siswa
Defin
e

Analisis
Konsep

Analisis
Materi
Perumusan Tujuan
Pembelajaran

Desain Awal Media Pembelajaran
Berbasis Komputerisasi Audio Visual
Macromedia Flash 8

Penyusunan
Format Media
Dalam Bentuk
Script

Desig
n

Siklus I

Telaah dan validasi oleh ahli
media
Revisi I
& II
Telaah dan validasi oleh guru
alat ukur
Revisi
III
Penyebaran
Media

Siklus
II

Develo
p

Siklus
III

Dissemina
te

Gambar 16. Diagram Model 4D ( Ibrahim, 2001:19 )
37

38

Ada lima langkah pokok dalam tahap ini, yaitu :
a. Analisis Materi
Analisis materi dilakukan dengan mengkaji isi materi yang ada
pada mata diklat alat ukur mekanik presisi. Materi media yang dibuat
harus sesuai dengan (RPP) mata diklat alat ukur mekanik presisi pada
khususnya jangka sorong dan mikrometer.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis

peserta

didik

dilakukan

dengan

menganalisis

kemampuan peserta didik dalam menyimak dan mengoperasikan
teknologi komputer. Peserta didik pada penelitian ini adalah siswa
kelas X TKR-1 SMKN Wonosalam, Jombang yang kira-kira berumur
16 tahun keatas. Menurut Piaget (dalam Ilham, 2008), tahap
perkembangan kognitifnya termasuk dalam tahap operasional formal
(12 tahun sampai dewasa). Pada tahap ini peserta didik mempunyai
ciri-ciri dapat berfikir secara abstrak dan murni, mampu membentuk
konsep dan tidak tergantung pada realitas fisik dan dapat memecahkan
masalah melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Berdasarkan
teori perkembangan Piaget diatas konsep alat ukur mekanik presisi
khususnya

jangka

sorong

dan

mikrometer

yang

mempunyai

karakteristik abstrak memungkinkan untuk diajarkan dikelas.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi
38

39

suatu pembelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan menentukan atau
membuat tugas-tugas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
yang bisa dijadikan sarana untuk penguatan pemahaman peserta didik
terhadap

materi

dalam

media

visual

berbasis

komputerisasi

macromedia flash 8. Tugas yang dilakukan peserta didik harus

mengacu pada kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasikan konsepkonsep utama yang diajarkan serta menyusun secara sistematis materi
yang akan diajarkan. Konsep utama yang diajarkan adalah kompetensi
dasar alat ukur mekanik presisi khususnya jangka sorong dan
mikrometer, adapun bentuk peta konsep adalah seperti gambar
dibawah ini :
Pengertian, fungsi dan jenis-jenisnya Alat ukur
mekanik presisi Jangka Sorong dan Mikrometer

Bagian-bagian alat ukur Jangka Sorong dan
Mikrometer

Cara menggunakan alat ukur Jangka Sorong dan
Mikrometer
Gambar 17. Peta Konsep Alat Ukur Jangka Sorong dan Alat Ukur

39

40

e. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan

tujuan

pembelajaran

dilakukan

untuk

mengkonversikan hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi
tujuan pembelajaran khusus. Tujuan ini selanjutnya menjadi dasar
pemilihan format media pembelajaran berbasis

komputerisasi

macromedia flash 8 penyusunan tes dan metode pembelajaran. Tujuan

ini tetap memperhatikan berbagai kemampuan dasar peserta didik
seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari hasil analisis tentang
alat ukur mekanik presisi maka rumusan tujuan pembelajaran yang
akan dibuat sesuai dengan RPP mata pelajaran menggunakan alat ukur
mekanik presisi khususnya jangka sorong dan mikrometer.
2. Perencanaan (Design)
Tahap ini bertujuan untuk mendesain atau merancang materi alat
ukur mekanik presisi agar dapat disajikan dalam bentuk media audio
visual. Pada tahap ini dilakukan penyusunan tes hasil belajar, penyusunan
format media visual dalam bentuk skrip dan penuangan skrip kedalam
media pembelajaran visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8.
Media visual berbasis ini dibuat dengan software macromedia flash 8
profesional.

a. Penyusunan media visual dalam bentuk skrip
Penyusunan format media disesuaikan dengan hasil analisi
konsep. Tiap-tiap bagian dalam peta konsep diisi analisis konsep diisi
40

41

dengan materi alat ukur mekanik presisi jangka sorong dan
mikrometer, sesuai dengan (RPP).
b. Penuangan skrip ke dalam media pembelajaran visual berbasis
komputerisasi Macromedia Flash 8.
Penuangan skrip ke dalam media pembelajaran visual berbasis
komputerisasi dilakukan software macromedia

flash 8. Hasil

penuangan ini berupa animasi suara, video, gambar, tulisan, grafis,
yang didesain berbentuk Web.
3. Pengembangan (Development)
Tujuan akhir dari tahap pengembangan adalah (develop) adalah
menghasilkan

media

pembelajaran

visual

berbasis

komputerisasi

macromedia flash 8 dalam bentuk compact disc yang dapat digunakan

sebagai

aplikasi

pembelajaran

dikelas

ataupun

mandiri,

tahap

pengembangan develop dilakukan dengan memvalidasikan atau menguji
cobakan media visual berbasis komputerisasi macromedia flash 8. Tahap
ini dilakukan untuk memperoleh masukan dan penilaian oleh ahli media
(validator I dan II) dan guru alat ukur mekanik presisi (validator III).
Selanjutnya media akan direvisi berdasarkan masukan dari validatorvalidator tersebut.
4. Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini dilakukan dengan menyebarkan media yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas, karena keterbatasan waktu dan
41

42

biaya makan penyebaran hanya dilakukan di kelas X TKR-1 SMKN
Wonosalam, Jombang. Pada tahap ini tidak dilakukan kelayakan dan
efektifitas media yang lebih luas, uji coba ini dilaksanakan pada 35 siswa.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Merupakan perangkat mengajar yang di dalamnya terdapat
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam mengajar.
b. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar kegiatan siswa yang berorientasi pada rencana
pembelajaran menggunakan alat ukur mekanik presisi jangka sorong
dan mikrometer.
c. Media Pembelajaran Berbasis Komputerisasi Macromedia Flash 8
Media pembelajaran tersebut berisi definisi, fungsi, bagianbagian dan macam-macam, cara penggunaan dan pembacaan hasil
pengukuran jangka sorong dan mikrometer.
d. Lembar Penilaian
Lembar penilaian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar tes obyektif dan subyektif yang disusun untuk dua kali
42

43

pertemuan. Lembar tes berupa pertanyaan yang berorientasi kepada
indikator keberhasilan dan dikerjakan oleh siswa setiap akhir
pembelajaran. Lembar tes yang digunakan pada pertemuan 2
digunakan untuk menilai aspek kognitif siswa pada materi definisi,
fungsi,

bagian-bagian,

macam-macam,

cara

penggunaan

dan

pembacaan hasil pengukuran jangka sorong dan mikrometer.
e. Lembar Validasi Media
Sebelum digunakan, media harus divalidasi terlebih dahulu.
Tujuan validasi ini adalah menentukan apakah media layak digunakan
atau tidak. Jika validasi menunjukkan media belum layak, maka dapat
dilakukan revisi agar media layak digunakan. Validasi media ini
dilakukan oleh 3 guru/dosen Teknik Mesin.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode tes
Metode tes digunakan untuk menilai aspek kognitif yang berupa
skor tes sebagai hasil belajar siswa. Cara pengumpulan data
menggunakan tes obyektif yang dilakukan sebelum kegiatan belajar
mengajar (Pre Test) dan setelah kegiatan belajar mengajar (Post Test).
b. Metode Angket
Angket merupakan bentuk langsung dari pengumpulan data yang
berdasarkan pada laporan tentang pendapat pribadi. Metode ini
menggunakan skala Guttman bentuk daftar cocok (checklist). Jawaban
43

44

responden berupa skor tertinggi bernilai (1) untuk jawaban setuju dan
skor terendah (0) untuk jawaban tidak setuju.
Tabel 1. Skala Guttman
Jawaban
Skor
Setuju

1

Tidak Setuju

0

c. Metode Pengamatan Aktifitas Siswa
Pengamatan aktifitas siswa merupakan dari pengumpulan data
aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Metode ini menggunakan
skala standart sekolah yaitu bernilai (2) untuk bertanya kepada guru,
bernilai (1) untuk mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru, (3)
untuk melakukan tindakan yang tidak relevan.

F. Teknik Analisis Data
Semua data dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah. Langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Data Tes Hasil Belajar Siswa
Standar ketuntasan belajar siswa di SMK Negeri Wonosalam,
Jombang dinyatakan “tuntas” dengan kriteria ketuntasan belajar 70.
Setelah itu menghitung rerata nilai hasil belajar. Untuk memperoleh
ketuntasan belajar siswa secara individual dapat dihitung dengan rumus:
Ketuntasan belajar = Rata-rata Skor yang diperoleh siswa x 100%
Jumlah skor maksimal
44

45

2. Aktifitas Siswa Selama Pembelajaran
Data-data tersebut diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai = Jumlah skor seluruh jawaban x 100%
Jumlah skor maksimal
3. Data Hasil Angket
Data-data tersebut diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai = Jumlah skor seluruh jawaban x 100%
Jumlah skor maksimal
Tes hasil belajar dianalisis untuk mengetahui tingkat prestasi belajar
siswa dalam ranah kognitif. Tes ini dilakukan pada setiap akhir
pembelajaran. Hasil tes ini dianalisis berdasarkan rata-rata nilai kelas
kemudian dijadikan dalam bentuk prosentase dan dilanjutkan dengan
mangaplikasikan data ke dalam bentuk grafik dan tabel, dengan kriteria
sebagai berikut :
86 – 100

= Sangat Baik

71 – 85

= Baik

56 – 70

= Cukup

< 56

= Kurang

45

46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian. Analisis hasil peneltian dan
pembahasan dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, dengan
subjek penelitian siswa SMK Negeri Wonosalam, Jombang X TKR-1 yang
berjumlah 35 siswa.

A. Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil dari pengamatan (observasi) perilaku belajar
siswa yang terdiri dari angket, aktifitas serta nilai dari pre test dan post test
mata pembelajaran alat ukur mekanik presisi.
1. Nilai Pre Test
Nilai belajar siswa sebelum menggunakan media visual berbasis
komputerisasi. Angka tersebut diperoleh sebelum penerapan konsep atau
sebelum menerapkan media visual berbasis komputerisasi macromedia
flash 8.

46

47

Tabel 2
Daftar Nilai Siswa Kelas X-TKR 1
SMK Negeri Wonosalam Jombang
Tahun Pelajaran 2011/2012
NO

NO INDUK

NAMA

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

0768/0156.020
0769/0157.020
0770/0158.020
0771/0159.020
0772/0160.020
0773/0161.020
0774/0162.020
0775/0163.020
0776/0164.020
0777/0165.020
0778/0166.020
0779/0167.020
0780/0168.020
0781/0169.020
0782/0170.020
0783/0171.020
0784/0172.020
0785/0173.020
0786/0174.020
0787/0175.020
0788/0176.020
0789/0177.020
0790/0178.020
0791/0179.020
0792/0180.020
0793/0181.020
0794/0182.020
0795/0183.020
0796/0184.020
0797/0185.020
0798/0187.020
0799/0188.020
0800/0189.020
0801/0190.020
0802/0191.020

ACHMAD FAUJI
ACHMAD RAMADHAN
AGUNG PRASETYO SETIAWAN
ALEK HARIANTO
ALEX RAHARJA
ANGGA ADI PUTRA
ANGGUNG WIDODO
ARDHAN ARDHIANSYAH
ARIK EGA GIGIH PRAKOSO
BIBIN SAFRUDIN
BUDI TRI UTOMO
CATUR ADE WIRATNO
DEDY SETIYAWAN
DEVID EDI SAPUTRA
DIAN ACHIYANTORIYAN
DIDIN KURNIAWAN
DYAH AYU MUFARIKHA SARI
EDY SUPRAYITNO
EKO DELASE
FARID AGUNG WIDODO
FERNANDA FARUQ WIJAYA
GITA SANDI PRAMUDIANTO
GUNAWAN JOKO PERMADI
GURUH GINANJAR
HADI SUPRAYITNO
HENDI ADI PRADANA
HEVA ANDIKA FEBRIANTO
IMAM WAHYUDI
JIMMY SAMAWA
JONI SUSILO
KASIYO WAHYU WIJI UTOMO
KHOIRUL IMAM BASORI
KRISNA DITO JERNIH
LINGLING DWI PRASETYO
LUKMAN PURWANTO
RATA-RATA

Nilai
I
72
73
68
69
70
78
66
70
68
70
72
75
72
73
68
70
72
71
70
75
68
70
72
73
75
65
70
72
70
71
72
73
68
72
69
70.91

Nilai
II
94
63
97
96
86
80
76
92
87
96
91
96
98
94
70
82
98
93
78
96
78
89
65
80
97
93
94
97
75
85
74
86
93
88
89
87.03

Tuntas
I
T
T
TT
TT
T
T
TT
T
TT
T
T
T
T
T
TT
T
T
T
T
T
TT
T
T
T
T
TT
T
T
T
T
T
T
TT
T
TT

Tuntas
II
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T

47

48

Tabel 3
Hasil Belajar Siswa Sebelum Penerapan
No
1
2
3
4
5

Karakteristik
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa yang Tuntas (  70)
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas
Rata-Rata Kelas
% Ketuntasan Klasikal

Jumlah
35
26
9
70.19
74%

2. Nilai Post Test
Nilai hasil belajar siswa sesudah menggunakan media visual
berbasis komputerisasi macromedia flash 8. Angka tersebut diperoleh dari
hasil evaluasi yang dilakukan peneliti setelah dilaksanakan proses
pembelajaran seperti yang telah dilakukan peneliti sebagaimana yang
terdapat pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 4
Hasil Belajar Siswa Sesudah Penerapan
No
1
2
3
4
5

Karakteristik
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa yang Tuntas (  70)
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas
Rata-Rata Kelas
% Ketuntasan Klasikal

Jumlah
35
33
2
87.02
94%

3. Data Hasil Aktifitas Siswa
Data aktifitas siswa saat pembelajaran dapat ditunjukan pada Tabel 4.

48

49

Tabel 5
Hasil Aktifitas Siswa
Fase

Mendengarkan
penjelasan
guru

Bertanya
Kepada Guru

Kegiatan
yang tidak
relevan

27

2

6

29

2

4

25

7

3

1
(0-30)
2
(31-60)
3
(61-90)

4. Data Angket Siswa
Data angket siswa ditunjukan pada Tabel 5 :
Tabel 6
Hasil Angket Siswa Terhadap Pembelajaran
Nomor
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8

Setuju

Tidak Setuju

35
35
35
35
31
33
33
20

0
0
0
0
4
2
2
15

B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelititan yang telah dilakukan, terjadi
49

50

peningkatan dalam proses pembelajaran terutama hasil belajar siswa.
Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3, hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
dapat ditunjukan pada Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 7
Hasil Belajar Siswa pada sebelum dan sesudah
No

Karakteristik

Jumlah
Sebelum

Sesudah

1

Jumlah Siswa

35

35

2

Jumlah Siswa yang tuntas (>=70)

26

33

3

Jumlah Siswa yang Belum Tuntas

9

2

4

% Ketuntasan Klasikal

74%

94%

Hasil belajar siswa pada sebelum penerapan konsep pembelajaran
belum menunjukkan hasil yang maksimal, dimana jumlah siswa yang
tuntas  70 sebanyak 26 siswa, jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak
9 siswa, dengan ketuntasan klasikal sebesar 74%. Jadi pada tahap ini hasil
evaluasi belum dikatakan belum tuntas dan belum memenuhi standar
ketuntasan belajar siswa karena menurut standar ketuntasan kurikulum
ketuntasan belajar siswa minimal 70%.
Pada sesudah penerapan konsep pembelajaran, hasil belajar siswa
mulai menunjukkan hasil yang maksimal, hasil belajar siswa yang tuntas
sebanyak 33 siswa dan 2 siswa dinyatakan belum tuntas, dengan
ketuntasan belajar 94%. Jadi pada tahap ini dikatakan tuntas karena sudah

50

51

memenuhi standar ketuntasan kurikulum ketuntasan belajar siswa minimal
70%.
2. Aktifitas Siswa
Hasil belajar yang positif juga didukung oleh persentase yang
tinggi dan menunjukan arah yang positif yang terjadi pada aktifitas siswa.
Hasil dari pengamatan yang telah dilaksanakan pada fase 1-30 menit
adalah sebagian besar digunakan untuk mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru sebanyak 27 siswa atau 77% dari jumlah keseluruhan
siswa, 2 siswa yang bertanya kepada guru atau 5% dari jumlah
keseluruhan siswa dan yang melakukan kegiatan yang tidak relevan
sebanyak 6 siswa atau 17% dari jumlah keseluruhan siswa.
Sedangkan pada fase 30-60 menit adalah sebanyak 29 siswa atau
82% dari jumlah keseluruhan siswa mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru, 2 siswa atau 5% jumlah keseluruhan siswa yang