Model Proses Perangkat Lunak Lanjut

Rekayasa Perangkat
Lunak
Kuliah - 4

Rianto

Teknik Informatika - Universitas Siliwangi

Model Proses Perangkat Lunak
Lanjut
Model Evolusioner
Model evolusioner adalah model iterative yang
tidak termasuk kedalam model klasik, model ini
memungkinkan
perekayasa
PL
untuk
mengembangkan versi PL yang lebih lengkap
sedikit demi sedikit.

Model Proses Perangkat Lunak lanjut

 Model Spiral

Model Spiral, adalah model yang diusulkan
oleh Boehm (1988), yaitu model proses
perangkat lunak yang evolusioner yang
merangkai sifat iterative dari model
prototype dengan cara kontrol dan aspek
sistematis dari model sequential linier.
Dengan kata lain model ini menggunakan
fitur-fitur yang ada pada Model Sequential
dan Prototyping.

Spiral Model

Gambar Linear Sequential Model

1.Customer Communication, Komunikasi

Pelanggan yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan
untuk membangun komunikasi yang efektif

diantara pengembang dan pelanggan.
2.Planning, Perencanaan yaitu tugas-tugas yang
dibutuhkan untuk mendefinisikan sumbersumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yang berhubungan.
3.Risk Analysis, Analisis Resiko yaitu tugas-tugas
yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko
yang mungkin akn dihadapi, baik manajemen
maupun teknis.

4. Engineering, Perekayasaan yaitu tugas-tugas

yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari aplikasi tersebut.
5. Construction and Release, Konstruki dan
Peluncuran yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan
untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal)
dan memberikan pelayanan kepada pemakai,
contohnya pelatihan dan dokumentasi.
6. Customer Evaluation, Evaluasi Pelanggan yaitu
tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh

umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan
pada evaluasi representasi perangkat lunak, yang
dibuat selama masa perekayasaan, dan
diimplementasikan selama masa pemasangan.

Keunggulan model ini:
1.Model ini sangat baik digunakan untuk

sistem dan perangkat lunak yang besar.
2.Ditekankan pada pencarian alternatif, dan
pemaksaan penggunaan kembali software
yang telah ada.
3.Adanya analisis resiko pada mekanisme
untuk memperkecil resiko
4.Adanya prototype memudahkan komunikasi
dengan konsumen

Kelemahan
1.Memerlukan waktu yang cukup lama untuk


mengembangkan perangkat lunak.
2.Sistem Pengontrolan yang kurang baik
3.Tidak banyak cerita sukses mengenai
perancangan menggunakan model ini.
4.Biasanya pihak pengembang dan
perusahaan berada pada satu pihak yang
sama.

Incremental Model
Incremental Model, adalah model

rekayasa perangkat lunak yang dikerjakan
bagian per bagian hingga menghasikan
perangkat lunak yang lengkap. Proses
pembangunan berhenti bila produk telah
mencakup seluruh fungsi yang
diharapkan.

Model Incremental


 Gambar Model Incremental

 Keunggulan
1. Personil dapat bekerja secara optimal
2. Konsumen dapat langsung menggunakan

dahulu bagian-bagian yang telah selesai
dibangun. Misalnya input data karyawan.
3. Megurangi trauma karena perubahan
sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan
menggunakan produknya bagian per-bagian
4. Memaksimalkan pengembalian model
investasi konsumen.

Kelemahan
1. Kemungkian tiap bagian tidak dapat

diintegrasikan dengan baik
2. Selalu berubah selama proses rekayasa
berlangsung

3. Harus open architecture.

4th Generation Technicques
Paradigma 4th GT untuk rekayasa perangkat
lunak berfokus pada kemampuan spesifikasi
perangkat lunak dengan menggunakan bentuk
bahasa yang dikhususkan atau sebuah notasi
grafik yang menggambarkan masalah yang
akan dipecahkan kedalam bentuk yang dapat
dipahami oleh pelanggan.

Gambar model 4th GT Technical

Aktivitas
1.Requirement Gathering, usaha untuk

mengetahui/mendapatkan kebutuhan atas
perangkat lunak yang akan dibangun
2.Design Strategy, menentukan strategy
perancangan, ini adalah bagian terpenting.

3.Implementasi, menggunakan 4th GL (fourth
generation language), karena semua
prosedur pemrograman sudah tersedia
(tinggal click), dikarenakan sudah tersedia
maka implementas menjadi mudah
4.Testing, maintenance.

Keunggulan
1.User lebih gampang mendesain program
2.Semua orang awam bisa.
3.Megurangi waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan PL aplikasi kecil dan menengah
4.Mempercepat waktu desain.
Kelemahan
Untuk aplikasi yang besar dibutuhkan analisis,
desain dan pengujian yang sangat banyak, atau
dengan kata lain aktivitas rekayasa perangkat
lunak sangat besar.


V- Model
Paradigma ini merupaka pengembangan dari

waterfall,dikarenakan proses-prosesnya
hampir mirip dengan waterfall. Jika proses di
waterfall berjalan linier,di V model proser
berjalan secara bercabang.

Gambar V-Model

Kekurangan dari model ini adalah aktifitas v

model hanya di fokuskan pada proyeknya
saja,bukan pada keseluruhan organisasi.
Kelebihanya adalah bisa meminimalisir
kesalahan yang terjadi karena pada hasil
akhir di tiap fase akan di tes satu persatu.dan
juga penyesuaian yang cepat pada proyek
yang baru.


Metode Analisis dan Perancangan Perangkat
Lunak
Terlepas dari paradigma pengembangan perangkat
lunak yang dijelaskan di atas, ada dua pendekatan
yang bisa dilakukan dalam Analisa dan
Perancangan Perangkat Lunak, yaitu:
 Pendekatan Berorientasi Data (Data

Oriented Approach) / Terstruktur
a. Data Flow Oriented
b. Data Structured Oriented

 Pendekatan Berorientasi Objek (Object

Oriented Approach) / Obyek
a. Shlaer/Mellor Method [Shlaer-1988]

b.
c.
d.

e.
f.

Coad/Yourdan Method [Coad-1991]
Booch Method [Booch-1991] / OOAD
OMT Method [Rumbaugh-1991]
OOSE Objectory Method [Jacobson-1992]
UML (Unified Modeling Language) [UML1997]