T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Jejaring Aktor dalam Praktik Kawin Kontrak: Studi Kasus Kawin Kontrak di Cisarua Kabupaten Bogor T1 BAB VI

BAB VI
PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan mejelaskan mengenai kesimpulan yang didapat dari
analisis dan pembahasan data penelitian pada bab sebelumnya. Selain itu, bab ini
juga berisi mengenai saran-saran bagi aktor yang terlibat dalam kawin kontrak
dan bagi peneliti.
Kesimpulan
Selama melakukan penelitian di Desa Tugu Selatan, peneliti menemukan 2
kesimpulan yang menjawab rumusan masalah pada latarbelakang penelitian. Ada
tiga faktor yang mendasari pelaku perempuan melakukan kawin kontrak. Faktor
ekonomi merupakan faktor yang paling kuat dalam mempengaruhi pelaku
perempuan memutuskan untuk melakukan kawin kontrak. Tingkat perekonomian
keluarga yang rendah, serta tingkat pendidikan pelaku perempuan yang rata-rata
hanya lulusan SMP mendorong para pelaku perempuan rela melakukan kawin
kontrak. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, pelaku perempuan kesulitan
untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar. Kawin kontrak dinilai
sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang besar
dalam waktu singkat. Faktor biologis juga mempengaruhi pelaku perempuan rela
melakukan kawin kontrak. Dorongan seksual dan keinginan untuk mencapai
kepuasan dalam berhubungan intim mendorong aktor pelaku perempuan untuk

kawin kontrak dengan pria asal Timur Tengah. Sehingga faktor ekonomi dan
faktor biologis pun saling terpenuhi. Faktor terakhir adalah faktor sosial budaya.
Adanya anggapan dari pelaku perempuan bahwa kawin kontrak merupakan hal
yang wajar dilakukan, karena perkawinan ini sudah banyak dilakukan oleh teman
atau kerabat mereka. kemudian adanya kesamaan dalam agama juga mendorong
praktik ini terus hadir dalam masyarakat.
Selain ketiga faktor diatas, masih menggejalanya kawin kontrak di Desa
Tugu Selatan didasari karena adanya faktor determinan yakni masih banyaknya
permintaan perempuan lokal oleh WNA asal Timur Tengah. Selain permintaan,

96

faktor lainnya adalah penawaran. Para calo dengan sengaja menawari para
wisatawan untuk ditemani dengan perempuan lokal sebagai isteri kontrak.
Kesimpulan kedua, peran jejaring aktor dalam Praktik kawin kontrak
adalah membentuk TIM PORA (Tim Pengawasan Orang Asing). Tim ini di
bentuk oleh pihak Imigrasi yang kemudian bekerja sama dengan polisi dan
masyarakat sekitar untuk mengawasi dan menindak WNA yang kedapatan
melanggar aturan. Sedangkan aktor seperti kepolisian, perangkat desa ketua RW
dan masyarakat mengawasi lebih jauh mengenai kawin kontrak yang dilakukan

oleh WNA di kawasan Desa Tugu Selatan
Selain Tim Pora aktor juga Membentuk Satgas PPA (Perlindungan
Perempuan dan Anak) tingkat Kecamatan dan Desa. Pembentukan satgas PPA
bertujuan untuk mencegah terjadinya kawin kontrak antara warga Desa Tugu
Selatan dengan WNA. Upaya ini dinilai sangat berhasil karena penduduk
perempuan Desa Tugu Selatan, tidak ada yang melakukan kawin kontrak dengan
WNA asal Timur Tengah.

Saran
Berdasarkan simpulan serta pembahasan sebelumnya, peneliti mencoba
untuk memberikan saran, terutama bagi aktor-aktor yang terkait dengan penelitian
ini.
Pelaku Perempuan, Calo dan Jaringannya
hendaknya para wanita pelaku perempuan kawin kontrak lebih bisa
memahami betapa sakralnya nilai dari sebuah perkawinan. Disamping itu,
diharapkan para wanita dapat menjalankan nilai-nilai agama dengan benar
sebagaimana yang diyakininya. kemudian untuk Para calo dan jaringannya lebih
bisa memahami betapa pratik ini banyak merugikan kaum perempuan terutama
perempuan lokal. Para calo dan jaringannya seharusnya tidak menggunakan dalih
agama untuk mendukung praktik ilegal ini.


Keluarga Aktor Yang Terlibat Dalam Kawin Kontrak

97

Keluarga adalah tempat pendidikan utama dan pertama bagi seorang anak.
Untuk itulah peran keluarga khusunya orangtua sangat diperlukan dalam
mengajarkan dan menanamkan nilai agama bagi anak. selain itu pendidikan
mengenai etika, moral dan budi pekerti juga sangat diperlukan agar saat anak
bertumbuh dan berkembang melakukan nilai-nilai yang positif sesuai dengan
nilai-nilai kebangsaan.

Aktor-Aktor Yang Terlibat Dalam Praktik Kawin Kontrak
Praktik kawin kontrak merupakan praktik yang ilegal yang sangat
meresahkan masyarakat karena tidak sesuai dengan budaya indonesia. Untuk itu
dibutuhkan penanganan yang khusus dan serius. Para aktor harus bekerjasama dan
berkomitmen bersama untuk mencapai langkah-langkah dalam mengatasi praktik
kawin kontrak yang terus tumbuh subur dikawasan Cisarua. Seluruh aktor harus
mampu bahu-membahu dalam menjalankan peran sesuai dengan tanggung
jawabnya sehingga praktik ini bisa diatasi oleh para aktor dan pada akhirnya

praktik ini hilang dari masyarakat.

Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih jauh dan dalam
mengenai kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Peneliti menyadari bahwa dalam
penelitian ini, belum menggambarkan peran jejaring aktor secara mendalam.
Untuk itu peneliti menghararapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara
lebih mendalam mengenai praktik kawin kontrak di Desa Tugu Selatan.

98