Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Pengetahuan Perpajakan, Super Ego Motives, Pelayanan Aparat Pajak dan Peran Sebagai Wakil Wajib Pajak Terhadap Permintaan Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Jasa Konsultan Pajak di Wilayah KPP Mulyorejo Surabaya | Hartanto |

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Pengetahuan Perpajakan, Super Ego
Motives, Pelayanan Aparat Pajak dan Peran Sebagai Wakil Wajib Pajak
Terhadap Permintaan Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Jasa Konsultan
Pajak di Wilayah KPP Mulyorejo Surabaya
Bobby Hartanto dan Elisa Tjondro
Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra
Email: bobbyhartanto92@gmail.com
ABSTRAK
Dewasa ini, selain wajib pajak badan, jasa konsultan pajak juga banyak digunakan oleh
wajib pajak orang pribadi. Jadi, permintaan atas jasa konsultan pajak dari wajib pajak orang pribadi
tidak lagi dipandang sebelah mata atau diremehkan. Berdasarkan realita tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh dari beberapa faktor terhadap permintaan tersebut
sehingga konsultan pajak dapat memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor yang signifikan yang
mempengaruhi permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa konsultan pajak.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh kesimpulan bahwa persepsi wajib pajak
atas pengetahuan perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat pajak, dan peran sebagai wakil
wajib pajak secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan wajib pajak
orang pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya. Selain secara parsial,
empat faktor tersebut juga secara simultan mempengaruhi permintaan wajib pajak orang pribadi atas

jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya.
Kata Kunci: permintaan atas konsultan pajak, persepsi atas pengetahuan perpajakan, super ego motives,
pelayanan aparat pajak, peran sebagai wakil wajib pajak.

ABSTRACT
Nowadays, besides entity taxpayer, tax consultant services are also widely used by
individual taxpayer. So, demand for the services of tax consultants from individual taxpayer is no
longer more than meets the eye or being underestimated. Based on that reality, this research was
conducted with the purpose of knowing the influence of several factors on the demand so that the tax
consultant can give more attention to the factors that significantly affect the individual taxpayer’s
demand for tax consultant services
From the result of multiple linear regression analysis, the conclusion was the perception of
the taxpayer on tax knowledge, super ego motives, tax authorities services and the role of the
taxpayer’s representative partially had significant affect on the individual taxpayer’s demand for
tax consultant services in the region of Mulyorejo tax service office, Surabaya. In addition to partial
affect, those four factors simultaneously affected individual taxpayer’s demand for tax consultant
services in the region of Mulyorejo tax service office, Surabaya.
Keyword: demand for tax consultant, perception of the taxpayer on tax knowledge, super ego motives, tax

1


TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
authorities services, role of the taxpayer’s representative

2

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
diungkapkan oleh para konsultan yang menjadi

PENDAHULUAN

responden penelitian Chelliah dan Davis (2011),
banyak klien yang mereka tangani menunjukkan

Dalam penggunaan jasa konsultasi pastinya

psychological

expectations


setiap klien memiliki alasan tersendiri mengapa

keberadaan

menggunakan

eksplisit maupun implisit. Salah satu konsultan

jasa

tersebut.

Seperti

yang

ditunjukkan dalam penelitian Czerniawska (2002),

yang


salah satu alasan klien menggunakan jasa konsultan

kliennya

karena persepsi klien tentang konsultan yang

expectations secara terang-terangan tetapi hal itu

memiliki pengetahuan lebih luas dan mendalam

terdapat dalam tiap sub pembicaraan. Di sisi lain,

dibandingkan

klien.

ada pula konsultan yang mengatakan bahwa

Management


Consultancies

Survey

yang

dilakukan

menjadi
tidak

responden

mengatakan

secara

menyebutkan

bahwa


psychological

(2010)

kliennya secara gamblang menginginkan suatu

mengatakan hal yang senada, banyak industri di

model X dan ia tidak peduli dengan apa yang

United Kingdom menggunakan jasa konsultan

dilakukan konsultan tersebut, yang terpenting sang

manajemen karena persepsi bahwa perusahaan

konsultan dapat menghasilkan model tersebut

tidak memiliki pengetahuan yang dimiliki oleh


sebagai outcome. Baik dikatakan secara eksplisit

konsultan dan pengetahuan manajemen tersebut

maupun implisit, para konsultan tersebut tidak

dapat membantu perusahaan mengambil keputusan

menyangkal adanya psychological expectations,

yang lebih baik. Selain kedua penelitian tersebut,

yang berupa ego needs, super ego motives dan

Yuhertiana dan Sofyan (2010) mengungkapkan

political motives dalam diri klien mereka. Untuk

bahwa alasan klien menyewa jasa konsultasi karena


menyesuaikan penelitian ini dengan penelitian

klien membutuhkan pendidikan dan pelatihan agar

Celliah dan Davis (2011) serta Heller (2002), maka

koperasinya dapat maju. Hal tersebut dilakukan

hanya psychological expectation berupa super ego

karena sumber daya manusia yang dimiliki oleh

motives yang akan digunakan sebagai variabel.

koperasi masih belum mahir untuk membuat

Jadi,

laporan keuangan secara mandiri. Dari penelitian-


mempengaruhi permintaan wajib pajak orang

penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pribadi atas jasa konsultan pajak.

Assocition

diduga

faktor

super

ego

motives

persepsi klien mengenai tingkat pengetahuannya


Pendapat lain diungkapkan oleh Cahyono

mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan. Bila

(2008), dalam penelitiannya diungkapkan bahwa

dikaitkan dengan permintaan wajib pajak orang

faktor pelayanan aparat pajak adalah faktor yang

pribadi atas jasa konsultan pajak, maka persepsi

paling mempengaruhi keputusan wajib pajak orang

wajib pajak atas pengetahuannya dalam bidang

pribadi di kota Cirebon untuk menggunakan jasa

perpajakan diduga mempengaruhi permintaan atas


konsultan pajak. Wajib pajak orang pribadi di kota

jasa konsultan pajak.

Cirebon merasa kurang puas dengan pelayanan

Disamping pengetahuan klien, alasan lain

aparat pajak kota Cirebon, maka dari itu, mereka

klien melakukan konsultasi adalah psychological

memilih untuk memakai jasa konsultan pajak untuk

expectations (Celliah & Davis, 2011). Menurut

membantu mereka dalam melaksanakan kewajiban

psychological

perpajakannya. Berdasarkan penelitian tersebut,

expectations yang dimiliki klien menjadi alasan

maka muncul dugaan bahwa faktor pelayanan

klien memakai jasa konsultan. Seperti yang

aparat

Chelliah

dan

Davis

(2011),

3

pajak

memiliki

pengaruh

terhadap

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

dengan faktor-faktor tersebut, yang mungkin

konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

sebelumnya dirasa tidak penting.

Surabaya.
Faktor

terakhir

yang

diduga

Permintaan Atas Jasa Konsultan Pajak

memiliki

Seperti

pengaruh terhadap permintaan wajib pajak orang

permintaan

pada

umumnya,

pribadi atas jasa konsultan pajak adalah peran

permintaan atas jasa konsultan pajak, tentu juga

konsultan

didasarkan pada kebutuhan dan keinginan wajib

sebagai

wakil

wajib

pajak untuk
kliennya.

pajak. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan

Dewasa ini, peran konsultan tidak hanya sebagai

wajib pajak atas pengetahuan yang dimiliki

adviser yang hanya bertugas memberikan solusi

konsultan pajak atau kebutuhan wajib pajak untuk

bagi masalah klien tetapi konsultan juga diberi

memiliki wakil dalam melaksanakan kewajiban

tanggung jawab oleh manajer untuk menggantikan

perpajakannya. Sedangkan keinginan tersebut dapat

beberapa

wawancara

berupa keinginan wajib pajak untuk memajukan

Kakabadse et al (2006), banyak dari para konsultan

usaha serta mengatur keuangan melalui tax

yang menjadi responden mengungkapkan bahwa

planning atau keinginan

mereka mendapatkan locus of control yang cukup

memperoleh pelayanan yang lebih baik dari pada

luas atas suatu pekerjaan dari klien-klien mereka.

yang diberikan oleh aparat pajak. Semakin tinggi

Para konsultan menyatakan selama klien mengerti

tingkat kebutuhan atau keinginan wajib pajak,

apa yang konsultan kerjakan, maka mereka akan

maka semakin tinggi pula permintaannya atas jasa

percaya dan memberikan kontrol yang besar untuk

konsultan pajak untuk menjawab kebutuhan dan

mereka. Meski begitu kontrol yang mereka terima

keinginan tersebut.

menjalankan

kewajiban

tugasnya.

perpajakan

Berdasarkan

wajib pajak untuk

tidak akan pernah mencapai 100% karena apabila

Tinggi atau rendahnya tingkat permintaan atas

seorang konsultan mendapatkan kontrol 100%,

jasa konsultan pajak dapat dilihat dari frekuensi

berarti

perlu

penggunaan jasa konsultan pajak oleh wajib pajak.

kepada

Jasa konsultan pajak yang digunakan wajib pajak

siapapun termasuk klien (Kakabadse, Louchart, &

dapat bermacam-macam jenisnya. Menurut buku

Kakabadse, 2006).

yang berjudul “30 Bisnis Berbasis Ide bagi Siapa

konsultan

tersebut

mempertanggungjawabkan

tidak

apapun

pun”, jasa yang ditawarkan oleh konsultan pajak

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas,
keempat variabel independen, persepsi wajib pajak

dapat berupa:

atas pengetahuan perpajakan, super ego motives,

a.

Konsultasi Perpajakan;

pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil

b.

Pemenuhan Perpajakan;

wajib pajak, akan dikaji lebih lanjut untuk

c.

Perencanaan Pajak;

mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh

d.

Penelaahan Pajak;

signifikan terhadap permintaan wajib pajak orang

e.

Asistensi Perpajakan;

pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP

f.

Keberatan Pajak;

Mulyorejo, Surabaya. Dengan mengetahui faktor-

g.

Banding Pajak;

faktor

signifikan,

h.

Restitusi;

konsultan pajak dapat memfokuskan diri untuk

i.

Sistem dan Desain Pajak;

memperbaiki pelayanannya yang berhubungan

j.

Administrasi Perpajakan;

k.

In-House Tax Trainning.

yang

memiliki

pengaruh

4

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Semakin sering wajib pajak menggunakan

ukur tinggi atau rendahnya persepsi wajib pajak

jasa konsultan pajak, frekeunsi penggunaannya

atas pengetahuan perpajakan.

tinggi, berarti semakin tinggi tingkat permintaan
wajib pajak tersebut dan sebaliknya.

Pengaruh Super Ego Motives Terhadap
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas
Pengetahuan

Perpajakan

Permintaan Atas Jasa Konsultan

Terhadap

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Permintaan Atas Jasa Konsultan
Persepsi

wajib

pajak

pengetahuan

adalah sesuatu yang berkenaan dengan jiwa.

perpajakan adalah proses dimana wajib pajak

Sedangkan harapan atau expectation diartikan

menafsirkan seberapa jauh hasil kerja fikirnya

sebagai sesuatu yang diinginkan untuk menjadi

tentang hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan

kenyataan. Jadi psychological expectation dapat

(Widayati & Nurlis, 2010). Menurut Kotler (2002)

diartikan sebagai sesuatu yang diinginkan, yang

persepsi

suatu

berasal dari jiwa, untuk menjadi kenyataan. Hasil

kekurangan menyebabkan timbulnya permintaan

penelitian Chelliah dan Davis (2011) menyatakan

dari orang tersebut sebagai jalan pemenuhan atas

bahwa 25 konsultan yang diteliti menyatakan

kekurangan itu. Persepsi wajib pajak tentang

bahwa

dirinya

expectation, baik secara eksplisit maupun implisit,

seseorang

yang

atas

definisi dari kata psikologis atau psychological

tentang

kurang

adanya

mengetahui

tentang

perpajakan menyebabkan wajib pajak melakukan
permintaan

untuk

memenuhi

klien-kliennya

memiliki

psychological

sebagai alasan mereka berkonsultasi.

kekurangannya,

Heller

(2002)

berpendapat

bahwa

seperti dengan cara menyewa jasa konsultan pajak.

psychological expectation dapat dikategorikan

Berdasarkan penelitian Widayati dan Nurlis (2010),

menjadi 3 bagian, yaitu ego needs, super ego

persepsi

pengetahuan

motives, dan political motives. Ego needs adalah

perpajakannya dapat diukur dari penafsiran wajib

keinginan pribadi untuk mencapai suatu kesuksesan

pajak mengenai sejauh mana pengetahuannya

pribadi. Kesuksesan pribadi yang dituju, menurut

dalam hal:

Heller (2002) serta Chelliah dan Davis (2011),

a.

Fungsi NPWP;

adalah memperoleh atau mempertahankan posisi

b.

Hak dan kewajiban wajib pajak;

sebagai eksekutif dan meningkatkan personal

c.

Sanksi perpajakan;

d.

Tarif pajak;

e.

PTKP;

f.

PKP dan PPh terutang.

wajib

pajak

atas

image. Kemudian super ego motives diartikan
sebagai keinginan untuk mencapai sesuatu yang
baik bagi organisasi, sebagai contoh mencapai

Penafsiran

tujuan perusahaan. Sedangkan political motives
wajib

pajak

adalah intra-organizational rivalry dan evading
atas

sejauh

mana

responsibility.

pengetahuan perpajakannya tentang fungsi NPWP,

Intra-organizational

rivalry

diartikan sebagai keinginan yang bertujuan untuk

hak dan kewajibannya, sanksi perpajakan, tarif

menjatuhkan image kompetitor internal dengan

pajak yang digunakan untuk menghitung pajak

menyediakan bukti-bukti atas ketidakkompetenan

penghasilannya, PTKP, PKP dan PPh terutang

kompetitor melalui penemuan oleh independent

yang ditanggung wajib pajak, akan menjadi tolak

external

5

consultant.

Sedangkan

evading

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
responsibility adalah keinginan yang bertujuan

tinggi melalui pengeluaran biaya usaha yang

menjadikan konsultan sebagai kambing hitam atau

efisien dan pembayaran pajak yang optimal, maka

tempat pelemparan tanggung jawab atas kegagalan

tinggi atau rendahnya super ego motives wajib

untuk melindungi citra para eksekutif yang terlibat.

pajak dapat diukur.

Berdasarkan penjelasan Heller (2002) di atas,
maka dalam penelitian ini ditentukan bahwa

Pengaruh

psychological expectation yang akan digunakan

Pelayanan

Terhadap

adalah psychological expectation klien yang berupa

Aparat

Pajak

Atas

Jasa

Permintaan

Konsultan

super ego motives. Hal ini dikarenakan ego needs

Kotler

dan political motives tidak relevan bila dikaitkan

(2002),

mendefiniskan

pelayanan

dengan psychological expectation wajib pajak

sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

orang pribadi. Sedangkan super ego motives

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,

digunakan karena dirasa sangat relevan dengan

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

psychological expectation wajib pajak orang

mengakibatkan kepemilikan apapun. Sementara itu,

pribadi, yaitu mencapai sesuatu yang baik bagi

pengertian dari aparat berdasarkan Kamus Besar

usahanya seperti mencapai tujuan usaha.

Bahasa Indonesia adalah badan pemerintahan,

Menurut Fuad et al (2006), tujuan dari

instansi pemerintah atau pegawai negeri. Jadi

pendirian suatu usaha oleh wiraswastawan, yaitu

pelayanan aparat pajak dapat diartikan sebagai

memperoleh laba. Permintaan wajib pajak atas jasa

tindakan atau cara melayani yang diberikan oleh

konsultan pajak yang dipengaruhi oleh super ego

pegawai negeri di bidang pajak kepada wajib pajak,

motives menyebabkan wajib pajak memiliki tujuan

dalam rangka membantu menyelesaikan kewajiban

untuk memperoleh laba bersih setelah pajak (net

atau mengklaim hak wajib pajak tersebut.

income after tax) yang tinggi. Untuk memperoleh

Dalam penelitian Cahyono (2008), faktor

net income after tax yang tinggi, tentunya wajib

yang menyebabkan wajib pajak orang pribadi di

pajak harus mencapai target penjualan yang tinggi,

KPP kota Cirebon menggunakan jasa konsultan

lalu diikuti dengan pengeluaran biaya-biaya usaha

pajak adalah pelayanan aparat pajak. Pelayanan

yang efisien dan pembayaran pajak yang optimal.

aparat pajak yang kurang berkenan bagi wajib

Menurut Rahman (2010), terdapat beberapa cara

pajak membuat mereka beralih kepada konsultan

yang

pajak untuk membantu mereka. Karena diduga

dapat

digunakan

wajib

pajak

agar

pembayaran pajaknya optimal:

permintaan atas konsultan pajak oleh wajib pajak

a.

Tax saving;

orang

b.

Penghindaran pajak;

Surabaya, dilatarbelakangi oleh alasan yang sama,

c.

Maksimisasi beban fiskal;

maka kualitas pelayanan aparat pajak akan diukur.

d.

Penghindaran pelanggaran terhadap peraturan

Untuk mengukur kualitas tersebut, menurut Kotler

perpajakan;

(2000),

e.

Pengoptimalan kredit pajak dan tax deduction;

digunakan sebagai alat ukur, yaitu:

f.

Mengusahakan penghasilan yang stabil.

a.

Reliability (Keandalan);

Dengan mengetahui sejauh mana keinginan wajib

b.

Responsiveness (Daya Tanggap);

pajak untuk memperoleh net income after tax yang

c.

Assurance (Kepastian);

d.

Emphaty (Empati);

6

pribadi

terdapat

di

wilayah

5

KPP

determinan

Mulyorejo,

yang

dapat

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
e.

Tangible (Berwujud).

perpajakannya.

Seperti

yang

telah

diuraikan

Dengan kelima determinan tersebut, nantinya akan

sebelumnya, kewajiban tersebut dapat berupa:

diukur tinggi atau rendahnya kualitas pelayanan

a.

Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP;

aparat pajak.

b.

Mendaftarkan diri menjadi PKP;

c.

Melakukan

pembayaran,

pemotongan/pemungutan

pelaporan

pajak;

Pengaruh Peran Sebagai Wakil Wajib
Pajak Terhadap Permintaan Atas Jasa
Konsultan

d.

Melakukan kewajiban ketika terjadi tax audit;

e.

Memberikan

data

dan

informasi

yang

berkaitan dengan perpajakan.

Menurut hasil penelitian Kakabadse et al.
(2006),

dan

disimpulkan

konsultan tersebut akan menjadi tolak ukur peran

konsultan tidak hanya sebagai adviser, namun juga

tinggi atau rendahnya peran konsultan pajak

menjadi wakil kliennya. Yang dimaksud dengan

sebagai wakil wajib pajak.

sebagai

adviser

peran

Kewajiban wajib pajak yang ditugaskan pada

seorang

konsultan

bahwa

adalah

konsultan

bertugas membantu kliennya untuk melangkah ke

METODE PENELITIAN

depan dan menambah value kliennya melalui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

konsultasi yang dilakukan dan pemberian saran-

pengaruh persepsi wajib pajak atas pengetahuan

saran yang terkait dengan masalah sang klien.

perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat

Sedangkan yang dimaksud dengan konsultan

pajak, peran sebagai wakil wajib pajak terhadap

sebagai wakil klien adalah konsultan diberikan

permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

wewenang atau locus of control oleh klien untuk

konsultan pajak.

menggantikannya mengerjakan suatu tugas. Bila

Varibel yang digunakan dalam penelitian ini

peran konsultan yang dimaksud oleh Kakabadse et

adalah empat variabel independen yaitu persepsi

al. (2006) dispesifikkan menjadi peran konsultan

wajib pajak atas pengetahuan perpajakan, super

pajak, maka selain sebagai adviser dalam bidang

ego motives, pelayanan aparat pajak, peran sebagai

perpajakan, konsultan pajak juga memiliki peran

wakil wajib pajak dan satu variabel dependen yaitu

sebagai wakil dari wajib pajak. Dengan menjadi

permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

wakil wajib pajak, berarti konsultan pajak memiliki
peran

untuk

menggantikan

wajib

konsultan pajak.

pajak

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah

mengerjakan tugasnya.
Sangat

data primer melalui interview dan kuisioner yang

disayangkan,

dalam

penelitian

berasal langsung dari objek penelitian. Populasi

Kakabadse et al. (2006) tidak disebutkan seperti

dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi

apa tugas yang diberikan kepada para konsultan

yang masuk dalam cakupan KPP Mulyorejo,

tersebut. Maka dari itu, dengan tujuan memperjelas

Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan dalam

tugas yang diberikan kepada konsultan pajak dalam

penelitian adalah sebanyak 100 orang wajib pajak

penelitian ini, tugas wajib pajak yang diwakili oleh

orang pribadi yang masuk dalam cakupan KPP

konsultan pajak hanya dibatasi pada tugas wajib
pajak

dalam

menjalankan

Mulyorejo, Surabaya. Untuk teknik pengambilan

kewajiban

sampel dalam penelitian ini digunakan teknik non-

7

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
probability sampling purposive, dengan kriteria

Deskripsi

wajib pajak orang pribadi yang menjadi responden

Pendidikan terakhir

adalah wajib pajak orang pribadi yang memiliki

- SMP

4

4%

usaha sendiri.

- SMA/SLTA/SMK

32

32%

- S1

61

61%

- S2

3

3%

- ≤ 4,8 Milyar

95

95%

- > 4,8 Milyar

5

5%

Instrumen penelitian dalam penelitian ini
menggunakan
digunakan

skala

untuk

ordinal.
mengukur

Instrumen
semua

yang

Jumlah

Persentase

Omzet setahun

variabel

berjumlah 32 item pertanyaan. Sebelum dianalisis
data diuji validitas dan reliabilitasnya. Menurut

Lama penggunaan

Sekaran (1992), suatu variabel dikatakan reliabel,

konsultan pajak

jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

- Tidak pernah

13

13%

Sedangkan validitas dalam penelitian ini diukur

- ±1-2 tahun

30

30%

dengan menggunakan korelasi pearson product

- ±3-5 tahun

42

42%

moment.

- > 5 tahun

15

15%

Metode

statistik

yang

digunakan

untuk

menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian

Tabel 2. Deskripsi Statistik

ini adalah teknik analisis regresi berganda dengan

Variabel

Mean

Batas putusan

bantuan program SPSS 18. Model persamaan

X1

2,35

2,8

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X2

3,16

2,8

X3

2,08

2,8

Y

2,97

2,8

Dari tabel 2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata
Keterangan:

persepsi wajib pajak atas pengetahuan perpajakan

Y = Permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

(X1), dan pelayanan aparat pajak (X3) lebih kecil

konsultan pajak

dari

a = Konstanta

pada

nilai

batas

keputusan.

Hal

ini

menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak atas

bn = Koefisien regresi variabel bebas

pengetahuan perpajakan masih tergolong rendah,

Xn = Variabel bebas

begitu pula pelayanan yang diberikan oleh aparat

e = Error

pajak. Sedangkan untuk nilai rata-rata super ego
motives (X2), peran sebagai wakil wajib pajak (X4)

HASIL PENELITIAN DAN

dan permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

PEMBAHASAN

konsultan pajak (Y) tergolong cukup tinggi sebab
berada di atas nilai batas keputusan.
Dari

data

yang

dikumpulkan,

berikut

Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi

gambaran profil responden:

klasik sebagai syarat sebelum masuk ke dalam
tahap analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik

Tabel 1. Deskriptif Profil Responden

yang telah dilakukan meliputi uji multikolinearitas,
uji heterokedastisitas, uji normalitas dan uji
linearitas. Untuk uji autokorelasi tidak dilakukan

8

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
pada penelitian ini karena data yang diperoleh

mengalami

merupakan data cross-section.

(pelayanan aparat pajak semakin bagus) maka

peningkatan

sebesar

satu

satuan

permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

Tabel 3. Koefisien Model Regresi

Surabaya akan turun sebesar 0,098.
Model

B

Std.

Beta T

Nilai koefisien regresi X4 sebesar 0,190

Sig.

menunjukkan apabila peran sebagai wakil wajib

Error
1. Constant

4,024

2,177

X1

-,136

,046

-,214

1,848

-2,956 ,004

,068

(peran

X2

,447

,070

,509

6,368

permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak di

X3

-,098

,045

-,137

-2,164 ,033

X4

0,190

,076

,188

2,497

pajak mengalami peningkatan sebesar satu satuan

,001

konsultan

semakin

banyak)

maka

wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya akan naik

,014

sebesar 0,190.

Berdasarkan tabel 3 diatas, maka model

Tabel 4. Koefisien Determinasi

regresi yang diperoleh adalah:

Y = 4,024 – 0,136X1 + 0,447X2 – 0,098X3 +
0,190X4 + e.

a

R

.795

R Square

.632

Adjusted R Square

.617

(Constant)

1,956

Nilai konstanta sebesar 4,024 menunjukkan
besarnya permintaan wajib pajak orang pribadi atas

Dari Tabel 4 menunjukkan nilai Adjusted

jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

2

R =0,632 yang artinya variabel persepsi wajib

Surabaya apabila keempat variabel sama dengan

pajak atas pengetahuan perpajakan, super ego

nol atau tidak memberikan pengaruh.

motives, pelayanan aparat pajak, dan peran

Nilai koefisien regresi X1 sebesar -0,136

sebagai wakil wajib pajak dapat menerangkan

menunjukkan apabila persepsi wajib pajak atas

variabilitas

pengetahuan perpajakan mengalami peningkatan

sebesar

63,2%

dari

variabel

permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

sebesar satu satuan (mempersepsikan semakin tahu

konsultan pajak sedangkan sisanya diterangkan

tentang pajak) maka permintaan wajib pajak orang

oleh variabel lain sebesar 36,8%.

pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
Mulyorejo, Surabaya akan turun sebesar 0,136.

Tabel 5. Uji Simultan

Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,447

b

ANOVA

menunjukkan apabila super ego motives megalami
Model

peningkatan sebesar satu satuan (semakin tinggi

Sum of

df

Squares

keinginan memperoleh net income after tax yang
besar) maka permintaan wajib pajak orang pribadi
atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
Mulyorejo, Surabaya akan naik sebesar 0,447.

Mean

1. Regression

624,546

2

156,137

Residual

363,494

95

3,826

Total

988,040

99

a. Predictor: (Constant), X4, X3, X1, X2

9

Sig.

Square

Nilai koefisien regresi X3 sebesar -0,098
menunjukkan apabila pelayanan aparat pajak

F

a

40,807 .001

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
terhadap
b. Dependent variable: Y

permintaan

wajib

pajak

atas

jasa

konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
Surabaya. Ini berarti, peningkatan persepsi wajib

Tabel 5 menunjukkan nilai signifikansi

pajak atas pengetahuan perpajakan menyebabkan

hitung (0,001) < nilai α (0,05). Selain itu, nilai F

penurunan permintaan wajib pajak atas jasa

hitung (40,807) > nilai F tabel (2,47). Dengan

konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi wajib

Surabaya, begitupun sebaliknya.

pajak atas pengetahuan perpajakan (X1), super

Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,

ego motives (X2), pelayanan aparat pajak (X3),

dapat diinterpretasikan bahwa wajib pajak memiliki

dan peran sebagai wakil wajib pajak (X4) secara

persepsi bahwa pengetahuan perpajakan yang

simultan

terhadap

dimilikinya rendah, sehingga permintaannya atas

permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa

jasa konsultan pajak tinggi. Berdasarkan hasil

konsultan pajak (Y) di wilayah KPP Mulyorejo,

wawancara dengan beberapa responden, didapat

Surabaya.

beberapa

berpengaruh

signifikan

alasan

mempersepsikan
Tabel 6. Uji Parsial

B

Std.

Beta

T

perpajakannya

4,024

2,177

X1

-,136

,046

X2

,447

X3
X4

Tuan “A” yang menyelesaikan pendidikan
terakhirnya pada tingkat S1 manajem bisnis

Sig.

Error
1. Constant

pengetahuan

responden

rendah, yaitu karena:
a.

Model

mengapa

dan Tuan “B” yang menyelesaikan pendidikan
1,848

,068

terakhirnya pada jenjang S2 teknik memiliki

-,214

-2,956

,004

pandangan dan pola pikir bahwa pengetahuan

,070

,509

6,368

,001

-,098

,045

-,137

-2,164

,033

0,190

,076

,188

2,497

,014

seorang spesialis, konsultan pajak, tentu lebih
dalam dibandingkan mereka sebagai kaum
awam. Jadi ketika ada masalah perpajakan
yang muncul, tentunya konsultan pajak dapat

a.

Dependent Variable Y

menyelesaikan masalah tersebut lebih baik
dibandingkan mereka.
b.
Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian parsial

menyelesaikan

di mana persepsi wajib pajak atas pengetahuan

konsultan

pajak

menghasilkan

pernah

nilai

(0,05). Selain itu, nilai t hitung (6,368) > nilai t
tabel

disimpulkan bahwa persepsi wajib pajak atas
berpengaruh

tentang

menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,001) < α

dependen.

Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan

perpajakan

pendidikan

permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak

menunjukkan hubungan negatif antara variabel

pengetahuan

mendapatkan

Uji t antara super ego motives terhadap

Tanda negatif pada nilai t hitung (lihat tabel 6)

variabel

pada

sekali tentang hal-hal seputar pajak.

itu, nilai t hitung (2,956) > nilai t tabel (1,985).

dengan

terakhir

perpajakan sehingga mereka tidak tahu sama

signifikansi hitung (0,004) < nilai α (0,05). Selain

independen

pendidikan

tingkat SMA mengatakan bahwa mereka tidak

perpajakan terhadap permintaan wajib pajak atas
jasa

Tuan “C”, Tuan “D” dan Tuan “E” yang

(1,985).

Nilai

t

hitung

yang

positif

menunjukkan hubungan positif antara variabel

negatif

10

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
independen

dengan

variabel

dependen.

mengembangkan

Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan

beberapa cabang.

disimpulkan bahwa super ego motives berpengaruh

c.

usaha

atau

membuka

Tuan “A” dan Tuan “D” yang memiliki usaha

positif terhadap permintaan wajib pajak atas jasa

dagang perlengkapan bangunan, sering kali

konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

lupa atau telat melakukan pembayaran atau

Surabaya. Ini berarti, peningkatan super ego

pelaporan pajak. Sanksi tersebut terkadang

motives menyebabkan peningkatan permintaan

cukup besar dan menyebabkan pengeluaran

wajib pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah

yang lebih besar dibandingkan pembayaran

KPP Mulyorejo, Surabaya, begitupun sebaliknya.

untuk menggunakan jasa konsultan pajak.

Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,

Dengan

menggunakan

konsultan

pajak,

dapat diinterpretasikan bahwa tingginya super ego

penghematan sanksi perpajakan tersebut dapat

motives

menjadi

yang

dimiliki

oleh

wajib

pajak

tambahan

modal

bagi

usaha

menyebabkan permintaan wajib pajak tersebut atas

responden.

jasa konsultan pajak juga tinggi. Berdasarkan hasil

Uji t antara pelayanan aparat pajak terhadap

wawancara diperoleh beberapa pandangan dan pola

permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak

pikir yang diungkapkan oleh responden tentang

menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,033) < α

super ego motives mereka yang tinggi yang

(0,05). Selain itu, nilai t hitung (2,164) > nilai t

mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan

tabel (1,985). Tanda negatif pada nilai t (lihat tabel

pajak, antara lain:

6) menunjukkan hubungan negatif antara variabel

a.

Berbagai macam pajak harus ditanggung oleh

independen

responden mulai dari PPN, PPh, pajak daerah

Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan

dan lain-lain, maka dari itu responden

disimpulkan pelayanan aparat pajak berpengaruh

mencoba untuk meminimalkan pembayaran

negatif terhadap permintaan wajib pajak atas jasa

tersebut. Sebagai contoh Tuan “A” yang

konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

memiliki usaha dagang dibidang alat-alat

Surabaya. Ini berarti, peningkatan pelayanan aparat

elektronik harus menanggung pembayaran

pajak menyebabkan penurunan permintaan wajib

PPN, PBB, PPh final 1%, pajak reklame, dan

pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP

pajak

Mulyorejo, Surabaya, begitupun sebaliknya.

kendaraan

bermotor.

Tuan

“A”

menyewa jasa konsultan agar konsultan pajak
membantunya

b.

dalam

dengan

variabel

dependen.

Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,

meminimalkan

dapat diinterpretasikan bahwa pelayanan yang

pembayaran pajak-pajak tersebut.

diberikan aparat pajak kepada wajib pajak masih

Tuan “A”, Tuan “B” seorang responden yang

tergolong kurang memuaskan sehingga permintaan

memiliki usaha bengkel, Tuan “F” yang

wajib pajak atas jasa konsultan pajak menjadi

memiliki usaha dagang alat-alat listrik dan

tinggi. Berdasarkan hasil wawancara didapat

Nyonya “G” yang memiliki usaha dagang

beberapa

bahan-bahan makanan, ingin keuntungan yang

diungkapkan

diperoleh dari usahanya tidak habis untuk

memuaskannya pelayanan aparat pajak yang

membayar

mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan

pajak

sebab

ia

ingin

pandangan
oleh

pajak, antara lain:

11

dan

pola

responden

pikir

tentang

yang
kurang

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
a.

b.

c.

d.

e.

Tuan “B” masih belum dapat percaya dengan

Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,

aparat pajak. Beliau berpikir bahwa aparat

dapat diinterpretasikan bahwa tingginya peran

pajak tidak membantu menyelesaikan masalah

konsultan pajak sebagai wakil dari wajib pajak

tetapi

mencari-cari

menyebabkan permintaan wajib pajak atas jasa

kesalahan responden sehingga pajak yang

konsultan pajak juga tinggi. Semakin sering

harus dibayar semakin tinggi.

seorang wajib pajak melimpahkan tugasnya kepada

Menurut Tuan “E”, pelayanan aparat pajak

wakilnya, konsultan pajak, maka semakin tinggi

tidak akan bisa baik bila pemerintah dan

peran konsultan tersebut sehingga permintaan atas

pegawai pajak sendiri belum bersih dari

jasa

korupsi.

Berdasarkan hasil wawancara didapat beberapa

Menurut Nyonya “H”, peningkatan pelayanan

pandangan dan pola pikir yang diungkapkan oleh

sudah ada, namun masih belum mencapai

responden tentang tingginya peran konsultan pajak

ekspektasi responden.

sebagai wakil wajib pajak yang mempengaruhi

Tuan “A”, Tuan “B”, Tuan “C” mendapatkan

permintaan atas jasa konsultan pajak, antara lain:

pelayanan yang kurang berkenan seperti tidak

a.

sebaliknya,

yaitu

konsultan

pajak

turut

semakin

tinggi.

Tuan “F” yang pernah memperoleh mata

memperoleh jawaban yang pasti dan detil atas

kuliah

pertanyaan seputar pajak yang diajukan.

menghitung pajak dan melaporkan SPT

Menurut Tuan “E” dan Nyonya “H”, banyak

sendiri tetapi beliau tidak memiliki cukup

media komunikasi yang telah digunakan KPP

waktu untuk melakukan itu semua. Beliau

untuk menunjang pelayanannya tetapi itu saja

berpikir bahwa mengurus pajak akan menyita

tidak

banyak

cukup.

Mereka

membutuhkan

perpajakan

waktu,

saat

jadi

kuliah,

lebih

mampu

baik

beliau

penjelasan lebih lanjut atas informasi tersebut.

menggunakan waktunya untuk menyelesaikan

Uji t antara peran sebagai wakil wajib pajak

pekerjaan lainnya.

terhadap

permintaan

wajib

pajak

atas

jasa

konsultan pajak menghasilkan nilai signifikansi

b.

Tuan “F” dan Nyonya “G” lebih rela

hitung (0,014) < nilai α (0,05). Selain itu, nilai t

mengeluarkan uang beberapa ratus ribu rupiah

hitung (2,497) > nilai t tabel (1,985). Nilai t hitung

untuk menggunakan konsultan pajak sebab

yang positif menunjukkan hubungan positif antara

mereka tidak mau ambil pusing untuk

variabel independen dengan variabel dependen.

mengurus kewajibannya.

Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
disimpulkan bahwa peran sebagai wakil wajib

KESIMPULAN DAN SARAN

pajak berpengaruh positif terhadap permintaan
wajib pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka

KPP Mulyorejo, Surabaya. Ini berarti, peningkatan

dapat disimpulkan bahwa: 1) Pada pengujian

peran sebagai wakil wajib pajak menyebabkan

asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model

peningkatan permintaan wajib pajak atas jasa

regresi telah bebas dari masalah multikolinieritas

konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,

dan heteroskedastisitas serta telah memenuhi syarat

Surabaya, begitupun sebaliknya.

asumsi normalitas dan linearitas. 2) Berdasarkan
hasil koefisien determinasi (R Square) sebesar
63,2% berarti permintaan wajib pajak orang pribadi

12

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
atas jasa konsultan pajak dapat dijelaskan oleh

Cahyono, K. B. (2008). Faktor-faktor Yang

variabel persepsi wajib pajak atas pengetahuan

Mempengaruhi Wajib Pajak Menggunakan

perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat

Jasa

pajak dan peran sebagai wakil wajib pajak.

Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Pada

Sedangkan sisanya 36,8% dijelaskan oleh sebab-

KPP Cirebon di Kota Cirebon. Tesis.

sebab yang lain. 3) Dari penelitian ini dapat ditarik

Universitas Gadjah Mada.

Konsultan

Pajak:

Studi

Persepsi

kesimpulan bahwa dari uji simultan (uji F)
diperoleh

hasil

pengetahuan

persepsi

perpajakan,

wajib
super

pajak
ego

Celliah, J., & Davis, D. (2011). What Clients

atas

Really

motives,

pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
wajib pajak secara simultan berpengaruh signifikan

Want

from

Management

Consultants:

Evidence

Journal

International

of

from

Australia.

Management

Studies,vol.6,no.1 , 22-30.

terhadap permintaan wajib pajak orang pribadi atas
jasa konsultan pajak. 4) Dari penelitian ini dapat

Czerniawska, F. (2002). Consulting on the Brink:

ditarik kesimpulan bahwa dari uji parsial (uji t)

The Implication of Enron for the Consulting

diperoleh

Industry. London: Arkimeda.

hasil

pengetahuan

persepsi

perpajakan,

wajib
super

pajak
ego

atas

motives,
Fuad, C. H. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT

pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil

Gramedia Pustaka Utama.

wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap permintaan wajib pajak orang pribadi atas

Heller, F. (2002), "What Next? More Critique of

jasa konsultan pajak.

Consultants, Gurus and Managers", in
Critical Consulting, T. Clark and R.

Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Fincham.

(Eds),

Blackwell

Publishers,

Oxford, pp. 260-71.
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan

Irawan, & Wijaya. (1996). Pemasaran 2000.

kesimpulan yang telah dilakukan, maka terdapat

Jakarta: BPFE Anggota IKAPI.

beberapa saran seperti:
a.

Menambahkan variabel-variabel independen

Jubilee Enterprise. (2010). 30 Bisnis Berbasis Ide

agar model regresi dapat dijelaskan dengan

bagi Siapa pun. Jakarta: PT. Elex Media

lebih lengkap. Variabel independen yang

Komputindo.

mungkin dapat ditambahkan untuk penelitian
Kakabadse, N. K., Louchart, E., & Kakabadse, A.

selanjutnya seperti pendapatan wajib pajak,
regulasi pemerintah,

(2006). Consultant's Role: A Qualitative

psychological effect

Inquiry from the Consultant's Perspective.

seperti rasa aman dan nyaman atau kepatuhan

Journal

wajib pajak.
b.

of

Management

Development,vol.25,no.5 , 416-500.

Menambahkan jumlah sampel agar data
penelitian selanjutnya lebih representatif

Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi
Milenium Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhalindo.

DAFTAR PUSTAKA
13

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Tjiptono, F. (2002). Manajemen Jasa Edisi Kedua.

Management Consultancies Association. (2010).
The Value of Consulting: An Analysis of The

Yogyakarta: Andi.

Tangible Benefits of Using Management
Consultancy.

London:

Widayati, & Nurlis. (2010). Faktor-faktor Yang

Management

Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar

Consultancies Association

Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang
Rahman, A. (2010). Perencanaan Pajak, Perlukah?
Kajian

Praktis

Menuju

Melakukan Pekerjaan Bebas Pada KPP
Pratama Gambir Tiga. Makalah Simposium

Administrasi

Perpajakan Yang Efisien. Jurnal Ilmu

Nasional Akuntansi 13.

Administrasi, vol.VII, no.2 , 75-85.
Yuhertiana, I., & Sofyan, D. A. (2010). Analisis
Robb, D. (2006). Principles and Value-Based

Perbedaan Kinerja Keuangan Pada Koperasi

Consulting.

Mandiri di Kabupaten Banyuwangi Atas
Jasa Kantor Akuntan Publik. e-journal UPN

Sudarmanto, R. G. (2013). Statistika Terapan

Veteran.

Berbasis Komputer Dengan Program IBM
SPSS Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Taslim, D. (2007, Oktober 26). Tax Specialist
Sebagai Suatu Profesi? Diakses pada 7
April

2014,

dari

Ortax:http://www.ortax.org/ortax/?mod=iss
ue&page=show&id=9

14

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang pribadi Di KPP Pratama Majalaya)

0 4 1

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Dan Persepsi Baik Atas Efektifitas Sistem Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak (Survei PAda Wajib Pajak Orang pribadi Di KPP Majalaya)

0 3 1

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama "X").

0 0 20

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Persepsi Wajib Pajak atas Kinerja Pencapaian Pajak.

1 2 22

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO.

0 0 140

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO

0 0 20

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN, DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP KOTA TEGAL

0 4 17

PENGARUH PENGETAHUAN TAX AMNESTY, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Surabaya Genteng)

0 0 18