Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Pengetahuan Perpajakan, Super Ego Motives, Pelayanan Aparat Pajak dan Peran Sebagai Wakil Wajib Pajak Terhadap Permintaan Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Jasa Konsultan Pajak di Wilayah KPP Mulyorejo Surabaya | Hartanto |
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Pengetahuan Perpajakan, Super Ego
Motives, Pelayanan Aparat Pajak dan Peran Sebagai Wakil Wajib Pajak
Terhadap Permintaan Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Jasa Konsultan
Pajak di Wilayah KPP Mulyorejo Surabaya
Bobby Hartanto dan Elisa Tjondro
Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra
Email: bobbyhartanto92@gmail.com
ABSTRAK
Dewasa ini, selain wajib pajak badan, jasa konsultan pajak juga banyak digunakan oleh
wajib pajak orang pribadi. Jadi, permintaan atas jasa konsultan pajak dari wajib pajak orang pribadi
tidak lagi dipandang sebelah mata atau diremehkan. Berdasarkan realita tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh dari beberapa faktor terhadap permintaan tersebut
sehingga konsultan pajak dapat memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor yang signifikan yang
mempengaruhi permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa konsultan pajak.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh kesimpulan bahwa persepsi wajib pajak
atas pengetahuan perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat pajak, dan peran sebagai wakil
wajib pajak secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan wajib pajak
orang pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya. Selain secara parsial,
empat faktor tersebut juga secara simultan mempengaruhi permintaan wajib pajak orang pribadi atas
jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya.
Kata Kunci: permintaan atas konsultan pajak, persepsi atas pengetahuan perpajakan, super ego motives,
pelayanan aparat pajak, peran sebagai wakil wajib pajak.
ABSTRACT
Nowadays, besides entity taxpayer, tax consultant services are also widely used by
individual taxpayer. So, demand for the services of tax consultants from individual taxpayer is no
longer more than meets the eye or being underestimated. Based on that reality, this research was
conducted with the purpose of knowing the influence of several factors on the demand so that the tax
consultant can give more attention to the factors that significantly affect the individual taxpayer’s
demand for tax consultant services
From the result of multiple linear regression analysis, the conclusion was the perception of
the taxpayer on tax knowledge, super ego motives, tax authorities services and the role of the
taxpayer’s representative partially had significant affect on the individual taxpayer’s demand for
tax consultant services in the region of Mulyorejo tax service office, Surabaya. In addition to partial
affect, those four factors simultaneously affected individual taxpayer’s demand for tax consultant
services in the region of Mulyorejo tax service office, Surabaya.
Keyword: demand for tax consultant, perception of the taxpayer on tax knowledge, super ego motives, tax
1
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
authorities services, role of the taxpayer’s representative
2
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
diungkapkan oleh para konsultan yang menjadi
PENDAHULUAN
responden penelitian Chelliah dan Davis (2011),
banyak klien yang mereka tangani menunjukkan
Dalam penggunaan jasa konsultasi pastinya
psychological
expectations
setiap klien memiliki alasan tersendiri mengapa
keberadaan
menggunakan
eksplisit maupun implisit. Salah satu konsultan
jasa
tersebut.
Seperti
yang
ditunjukkan dalam penelitian Czerniawska (2002),
yang
salah satu alasan klien menggunakan jasa konsultan
kliennya
karena persepsi klien tentang konsultan yang
expectations secara terang-terangan tetapi hal itu
memiliki pengetahuan lebih luas dan mendalam
terdapat dalam tiap sub pembicaraan. Di sisi lain,
dibandingkan
klien.
ada pula konsultan yang mengatakan bahwa
Management
Consultancies
Survey
yang
dilakukan
menjadi
tidak
responden
mengatakan
secara
menyebutkan
bahwa
psychological
(2010)
kliennya secara gamblang menginginkan suatu
mengatakan hal yang senada, banyak industri di
model X dan ia tidak peduli dengan apa yang
United Kingdom menggunakan jasa konsultan
dilakukan konsultan tersebut, yang terpenting sang
manajemen karena persepsi bahwa perusahaan
konsultan dapat menghasilkan model tersebut
tidak memiliki pengetahuan yang dimiliki oleh
sebagai outcome. Baik dikatakan secara eksplisit
konsultan dan pengetahuan manajemen tersebut
maupun implisit, para konsultan tersebut tidak
dapat membantu perusahaan mengambil keputusan
menyangkal adanya psychological expectations,
yang lebih baik. Selain kedua penelitian tersebut,
yang berupa ego needs, super ego motives dan
Yuhertiana dan Sofyan (2010) mengungkapkan
political motives dalam diri klien mereka. Untuk
bahwa alasan klien menyewa jasa konsultasi karena
menyesuaikan penelitian ini dengan penelitian
klien membutuhkan pendidikan dan pelatihan agar
Celliah dan Davis (2011) serta Heller (2002), maka
koperasinya dapat maju. Hal tersebut dilakukan
hanya psychological expectation berupa super ego
karena sumber daya manusia yang dimiliki oleh
motives yang akan digunakan sebagai variabel.
koperasi masih belum mahir untuk membuat
Jadi,
laporan keuangan secara mandiri. Dari penelitian-
mempengaruhi permintaan wajib pajak orang
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pribadi atas jasa konsultan pajak.
Assocition
diduga
faktor
super
ego
motives
persepsi klien mengenai tingkat pengetahuannya
Pendapat lain diungkapkan oleh Cahyono
mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan. Bila
(2008), dalam penelitiannya diungkapkan bahwa
dikaitkan dengan permintaan wajib pajak orang
faktor pelayanan aparat pajak adalah faktor yang
pribadi atas jasa konsultan pajak, maka persepsi
paling mempengaruhi keputusan wajib pajak orang
wajib pajak atas pengetahuannya dalam bidang
pribadi di kota Cirebon untuk menggunakan jasa
perpajakan diduga mempengaruhi permintaan atas
konsultan pajak. Wajib pajak orang pribadi di kota
jasa konsultan pajak.
Cirebon merasa kurang puas dengan pelayanan
Disamping pengetahuan klien, alasan lain
aparat pajak kota Cirebon, maka dari itu, mereka
klien melakukan konsultasi adalah psychological
memilih untuk memakai jasa konsultan pajak untuk
expectations (Celliah & Davis, 2011). Menurut
membantu mereka dalam melaksanakan kewajiban
psychological
perpajakannya. Berdasarkan penelitian tersebut,
expectations yang dimiliki klien menjadi alasan
maka muncul dugaan bahwa faktor pelayanan
klien memakai jasa konsultan. Seperti yang
aparat
Chelliah
dan
Davis
(2011),
3
pajak
memiliki
pengaruh
terhadap
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
dengan faktor-faktor tersebut, yang mungkin
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
sebelumnya dirasa tidak penting.
Surabaya.
Faktor
terakhir
yang
diduga
Permintaan Atas Jasa Konsultan Pajak
memiliki
Seperti
pengaruh terhadap permintaan wajib pajak orang
permintaan
pada
umumnya,
pribadi atas jasa konsultan pajak adalah peran
permintaan atas jasa konsultan pajak, tentu juga
konsultan
didasarkan pada kebutuhan dan keinginan wajib
sebagai
wakil
wajib
pajak untuk
kliennya.
pajak. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan
Dewasa ini, peran konsultan tidak hanya sebagai
wajib pajak atas pengetahuan yang dimiliki
adviser yang hanya bertugas memberikan solusi
konsultan pajak atau kebutuhan wajib pajak untuk
bagi masalah klien tetapi konsultan juga diberi
memiliki wakil dalam melaksanakan kewajiban
tanggung jawab oleh manajer untuk menggantikan
perpajakannya. Sedangkan keinginan tersebut dapat
beberapa
wawancara
berupa keinginan wajib pajak untuk memajukan
Kakabadse et al (2006), banyak dari para konsultan
usaha serta mengatur keuangan melalui tax
yang menjadi responden mengungkapkan bahwa
planning atau keinginan
mereka mendapatkan locus of control yang cukup
memperoleh pelayanan yang lebih baik dari pada
luas atas suatu pekerjaan dari klien-klien mereka.
yang diberikan oleh aparat pajak. Semakin tinggi
Para konsultan menyatakan selama klien mengerti
tingkat kebutuhan atau keinginan wajib pajak,
apa yang konsultan kerjakan, maka mereka akan
maka semakin tinggi pula permintaannya atas jasa
percaya dan memberikan kontrol yang besar untuk
konsultan pajak untuk menjawab kebutuhan dan
mereka. Meski begitu kontrol yang mereka terima
keinginan tersebut.
menjalankan
kewajiban
tugasnya.
perpajakan
Berdasarkan
wajib pajak untuk
tidak akan pernah mencapai 100% karena apabila
Tinggi atau rendahnya tingkat permintaan atas
seorang konsultan mendapatkan kontrol 100%,
jasa konsultan pajak dapat dilihat dari frekuensi
berarti
perlu
penggunaan jasa konsultan pajak oleh wajib pajak.
kepada
Jasa konsultan pajak yang digunakan wajib pajak
siapapun termasuk klien (Kakabadse, Louchart, &
dapat bermacam-macam jenisnya. Menurut buku
Kakabadse, 2006).
yang berjudul “30 Bisnis Berbasis Ide bagi Siapa
konsultan
tersebut
mempertanggungjawabkan
tidak
apapun
pun”, jasa yang ditawarkan oleh konsultan pajak
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas,
keempat variabel independen, persepsi wajib pajak
dapat berupa:
atas pengetahuan perpajakan, super ego motives,
a.
Konsultasi Perpajakan;
pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
b.
Pemenuhan Perpajakan;
wajib pajak, akan dikaji lebih lanjut untuk
c.
Perencanaan Pajak;
mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh
d.
Penelaahan Pajak;
signifikan terhadap permintaan wajib pajak orang
e.
Asistensi Perpajakan;
pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
f.
Keberatan Pajak;
Mulyorejo, Surabaya. Dengan mengetahui faktor-
g.
Banding Pajak;
faktor
signifikan,
h.
Restitusi;
konsultan pajak dapat memfokuskan diri untuk
i.
Sistem dan Desain Pajak;
memperbaiki pelayanannya yang berhubungan
j.
Administrasi Perpajakan;
k.
In-House Tax Trainning.
yang
memiliki
pengaruh
4
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Semakin sering wajib pajak menggunakan
ukur tinggi atau rendahnya persepsi wajib pajak
jasa konsultan pajak, frekeunsi penggunaannya
atas pengetahuan perpajakan.
tinggi, berarti semakin tinggi tingkat permintaan
wajib pajak tersebut dan sebaliknya.
Pengaruh Super Ego Motives Terhadap
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas
Pengetahuan
Perpajakan
Permintaan Atas Jasa Konsultan
Terhadap
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Permintaan Atas Jasa Konsultan
Persepsi
wajib
pajak
pengetahuan
adalah sesuatu yang berkenaan dengan jiwa.
perpajakan adalah proses dimana wajib pajak
Sedangkan harapan atau expectation diartikan
menafsirkan seberapa jauh hasil kerja fikirnya
sebagai sesuatu yang diinginkan untuk menjadi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan
kenyataan. Jadi psychological expectation dapat
(Widayati & Nurlis, 2010). Menurut Kotler (2002)
diartikan sebagai sesuatu yang diinginkan, yang
persepsi
suatu
berasal dari jiwa, untuk menjadi kenyataan. Hasil
kekurangan menyebabkan timbulnya permintaan
penelitian Chelliah dan Davis (2011) menyatakan
dari orang tersebut sebagai jalan pemenuhan atas
bahwa 25 konsultan yang diteliti menyatakan
kekurangan itu. Persepsi wajib pajak tentang
bahwa
dirinya
expectation, baik secara eksplisit maupun implisit,
seseorang
yang
atas
definisi dari kata psikologis atau psychological
tentang
kurang
adanya
mengetahui
tentang
perpajakan menyebabkan wajib pajak melakukan
permintaan
untuk
memenuhi
klien-kliennya
memiliki
psychological
sebagai alasan mereka berkonsultasi.
kekurangannya,
Heller
(2002)
berpendapat
bahwa
seperti dengan cara menyewa jasa konsultan pajak.
psychological expectation dapat dikategorikan
Berdasarkan penelitian Widayati dan Nurlis (2010),
menjadi 3 bagian, yaitu ego needs, super ego
persepsi
pengetahuan
motives, dan political motives. Ego needs adalah
perpajakannya dapat diukur dari penafsiran wajib
keinginan pribadi untuk mencapai suatu kesuksesan
pajak mengenai sejauh mana pengetahuannya
pribadi. Kesuksesan pribadi yang dituju, menurut
dalam hal:
Heller (2002) serta Chelliah dan Davis (2011),
a.
Fungsi NPWP;
adalah memperoleh atau mempertahankan posisi
b.
Hak dan kewajiban wajib pajak;
sebagai eksekutif dan meningkatkan personal
c.
Sanksi perpajakan;
d.
Tarif pajak;
e.
PTKP;
f.
PKP dan PPh terutang.
wajib
pajak
atas
image. Kemudian super ego motives diartikan
sebagai keinginan untuk mencapai sesuatu yang
baik bagi organisasi, sebagai contoh mencapai
Penafsiran
tujuan perusahaan. Sedangkan political motives
wajib
pajak
adalah intra-organizational rivalry dan evading
atas
sejauh
mana
responsibility.
pengetahuan perpajakannya tentang fungsi NPWP,
Intra-organizational
rivalry
diartikan sebagai keinginan yang bertujuan untuk
hak dan kewajibannya, sanksi perpajakan, tarif
menjatuhkan image kompetitor internal dengan
pajak yang digunakan untuk menghitung pajak
menyediakan bukti-bukti atas ketidakkompetenan
penghasilannya, PTKP, PKP dan PPh terutang
kompetitor melalui penemuan oleh independent
yang ditanggung wajib pajak, akan menjadi tolak
external
5
consultant.
Sedangkan
evading
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
responsibility adalah keinginan yang bertujuan
tinggi melalui pengeluaran biaya usaha yang
menjadikan konsultan sebagai kambing hitam atau
efisien dan pembayaran pajak yang optimal, maka
tempat pelemparan tanggung jawab atas kegagalan
tinggi atau rendahnya super ego motives wajib
untuk melindungi citra para eksekutif yang terlibat.
pajak dapat diukur.
Berdasarkan penjelasan Heller (2002) di atas,
maka dalam penelitian ini ditentukan bahwa
Pengaruh
psychological expectation yang akan digunakan
Pelayanan
Terhadap
adalah psychological expectation klien yang berupa
Aparat
Pajak
Atas
Jasa
Permintaan
Konsultan
super ego motives. Hal ini dikarenakan ego needs
Kotler
dan political motives tidak relevan bila dikaitkan
(2002),
mendefiniskan
pelayanan
dengan psychological expectation wajib pajak
sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
orang pribadi. Sedangkan super ego motives
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
digunakan karena dirasa sangat relevan dengan
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
psychological expectation wajib pajak orang
mengakibatkan kepemilikan apapun. Sementara itu,
pribadi, yaitu mencapai sesuatu yang baik bagi
pengertian dari aparat berdasarkan Kamus Besar
usahanya seperti mencapai tujuan usaha.
Bahasa Indonesia adalah badan pemerintahan,
Menurut Fuad et al (2006), tujuan dari
instansi pemerintah atau pegawai negeri. Jadi
pendirian suatu usaha oleh wiraswastawan, yaitu
pelayanan aparat pajak dapat diartikan sebagai
memperoleh laba. Permintaan wajib pajak atas jasa
tindakan atau cara melayani yang diberikan oleh
konsultan pajak yang dipengaruhi oleh super ego
pegawai negeri di bidang pajak kepada wajib pajak,
motives menyebabkan wajib pajak memiliki tujuan
dalam rangka membantu menyelesaikan kewajiban
untuk memperoleh laba bersih setelah pajak (net
atau mengklaim hak wajib pajak tersebut.
income after tax) yang tinggi. Untuk memperoleh
Dalam penelitian Cahyono (2008), faktor
net income after tax yang tinggi, tentunya wajib
yang menyebabkan wajib pajak orang pribadi di
pajak harus mencapai target penjualan yang tinggi,
KPP kota Cirebon menggunakan jasa konsultan
lalu diikuti dengan pengeluaran biaya-biaya usaha
pajak adalah pelayanan aparat pajak. Pelayanan
yang efisien dan pembayaran pajak yang optimal.
aparat pajak yang kurang berkenan bagi wajib
Menurut Rahman (2010), terdapat beberapa cara
pajak membuat mereka beralih kepada konsultan
yang
pajak untuk membantu mereka. Karena diduga
dapat
digunakan
wajib
pajak
agar
pembayaran pajaknya optimal:
permintaan atas konsultan pajak oleh wajib pajak
a.
Tax saving;
orang
b.
Penghindaran pajak;
Surabaya, dilatarbelakangi oleh alasan yang sama,
c.
Maksimisasi beban fiskal;
maka kualitas pelayanan aparat pajak akan diukur.
d.
Penghindaran pelanggaran terhadap peraturan
Untuk mengukur kualitas tersebut, menurut Kotler
perpajakan;
(2000),
e.
Pengoptimalan kredit pajak dan tax deduction;
digunakan sebagai alat ukur, yaitu:
f.
Mengusahakan penghasilan yang stabil.
a.
Reliability (Keandalan);
Dengan mengetahui sejauh mana keinginan wajib
b.
Responsiveness (Daya Tanggap);
pajak untuk memperoleh net income after tax yang
c.
Assurance (Kepastian);
d.
Emphaty (Empati);
6
pribadi
terdapat
di
wilayah
5
KPP
determinan
Mulyorejo,
yang
dapat
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
e.
Tangible (Berwujud).
perpajakannya.
Seperti
yang
telah
diuraikan
Dengan kelima determinan tersebut, nantinya akan
sebelumnya, kewajiban tersebut dapat berupa:
diukur tinggi atau rendahnya kualitas pelayanan
a.
Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP;
aparat pajak.
b.
Mendaftarkan diri menjadi PKP;
c.
Melakukan
pembayaran,
pemotongan/pemungutan
pelaporan
pajak;
Pengaruh Peran Sebagai Wakil Wajib
Pajak Terhadap Permintaan Atas Jasa
Konsultan
d.
Melakukan kewajiban ketika terjadi tax audit;
e.
Memberikan
data
dan
informasi
yang
berkaitan dengan perpajakan.
Menurut hasil penelitian Kakabadse et al.
(2006),
dan
disimpulkan
konsultan tersebut akan menjadi tolak ukur peran
konsultan tidak hanya sebagai adviser, namun juga
tinggi atau rendahnya peran konsultan pajak
menjadi wakil kliennya. Yang dimaksud dengan
sebagai wakil wajib pajak.
sebagai
adviser
peran
Kewajiban wajib pajak yang ditugaskan pada
seorang
konsultan
bahwa
adalah
konsultan
bertugas membantu kliennya untuk melangkah ke
METODE PENELITIAN
depan dan menambah value kliennya melalui
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsultasi yang dilakukan dan pemberian saran-
pengaruh persepsi wajib pajak atas pengetahuan
saran yang terkait dengan masalah sang klien.
perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat
Sedangkan yang dimaksud dengan konsultan
pajak, peran sebagai wakil wajib pajak terhadap
sebagai wakil klien adalah konsultan diberikan
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
wewenang atau locus of control oleh klien untuk
konsultan pajak.
menggantikannya mengerjakan suatu tugas. Bila
Varibel yang digunakan dalam penelitian ini
peran konsultan yang dimaksud oleh Kakabadse et
adalah empat variabel independen yaitu persepsi
al. (2006) dispesifikkan menjadi peran konsultan
wajib pajak atas pengetahuan perpajakan, super
pajak, maka selain sebagai adviser dalam bidang
ego motives, pelayanan aparat pajak, peran sebagai
perpajakan, konsultan pajak juga memiliki peran
wakil wajib pajak dan satu variabel dependen yaitu
sebagai wakil dari wajib pajak. Dengan menjadi
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
wakil wajib pajak, berarti konsultan pajak memiliki
peran
untuk
menggantikan
wajib
konsultan pajak.
pajak
Jenis dan sumber data yang digunakan adalah
mengerjakan tugasnya.
Sangat
data primer melalui interview dan kuisioner yang
disayangkan,
dalam
penelitian
berasal langsung dari objek penelitian. Populasi
Kakabadse et al. (2006) tidak disebutkan seperti
dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi
apa tugas yang diberikan kepada para konsultan
yang masuk dalam cakupan KPP Mulyorejo,
tersebut. Maka dari itu, dengan tujuan memperjelas
Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan dalam
tugas yang diberikan kepada konsultan pajak dalam
penelitian adalah sebanyak 100 orang wajib pajak
penelitian ini, tugas wajib pajak yang diwakili oleh
orang pribadi yang masuk dalam cakupan KPP
konsultan pajak hanya dibatasi pada tugas wajib
pajak
dalam
menjalankan
Mulyorejo, Surabaya. Untuk teknik pengambilan
kewajiban
sampel dalam penelitian ini digunakan teknik non-
7
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
probability sampling purposive, dengan kriteria
Deskripsi
wajib pajak orang pribadi yang menjadi responden
Pendidikan terakhir
adalah wajib pajak orang pribadi yang memiliki
- SMP
4
4%
usaha sendiri.
- SMA/SLTA/SMK
32
32%
- S1
61
61%
- S2
3
3%
- ≤ 4,8 Milyar
95
95%
- > 4,8 Milyar
5
5%
Instrumen penelitian dalam penelitian ini
menggunakan
digunakan
skala
untuk
ordinal.
mengukur
Instrumen
semua
yang
Jumlah
Persentase
Omzet setahun
variabel
berjumlah 32 item pertanyaan. Sebelum dianalisis
data diuji validitas dan reliabilitasnya. Menurut
Lama penggunaan
Sekaran (1992), suatu variabel dikatakan reliabel,
konsultan pajak
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
- Tidak pernah
13
13%
Sedangkan validitas dalam penelitian ini diukur
- ±1-2 tahun
30
30%
dengan menggunakan korelasi pearson product
- ±3-5 tahun
42
42%
moment.
- > 5 tahun
15
15%
Metode
statistik
yang
digunakan
untuk
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
Tabel 2. Deskripsi Statistik
ini adalah teknik analisis regresi berganda dengan
Variabel
Mean
Batas putusan
bantuan program SPSS 18. Model persamaan
X1
2,35
2,8
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
X2
3,16
2,8
X3
2,08
2,8
Y
2,97
2,8
Dari tabel 2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata
Keterangan:
persepsi wajib pajak atas pengetahuan perpajakan
Y = Permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
(X1), dan pelayanan aparat pajak (X3) lebih kecil
konsultan pajak
dari
a = Konstanta
pada
nilai
batas
keputusan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak atas
bn = Koefisien regresi variabel bebas
pengetahuan perpajakan masih tergolong rendah,
Xn = Variabel bebas
begitu pula pelayanan yang diberikan oleh aparat
e = Error
pajak. Sedangkan untuk nilai rata-rata super ego
motives (X2), peran sebagai wakil wajib pajak (X4)
HASIL PENELITIAN DAN
dan permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
PEMBAHASAN
konsultan pajak (Y) tergolong cukup tinggi sebab
berada di atas nilai batas keputusan.
Dari
data
yang
dikumpulkan,
berikut
Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi
gambaran profil responden:
klasik sebagai syarat sebelum masuk ke dalam
tahap analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik
Tabel 1. Deskriptif Profil Responden
yang telah dilakukan meliputi uji multikolinearitas,
uji heterokedastisitas, uji normalitas dan uji
linearitas. Untuk uji autokorelasi tidak dilakukan
8
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
pada penelitian ini karena data yang diperoleh
mengalami
merupakan data cross-section.
(pelayanan aparat pajak semakin bagus) maka
peningkatan
sebesar
satu
satuan
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
Tabel 3. Koefisien Model Regresi
Surabaya akan turun sebesar 0,098.
Model
B
Std.
Beta T
Nilai koefisien regresi X4 sebesar 0,190
Sig.
menunjukkan apabila peran sebagai wakil wajib
Error
1. Constant
4,024
2,177
X1
-,136
,046
-,214
1,848
-2,956 ,004
,068
(peran
X2
,447
,070
,509
6,368
permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak di
X3
-,098
,045
-,137
-2,164 ,033
X4
0,190
,076
,188
2,497
pajak mengalami peningkatan sebesar satu satuan
,001
konsultan
semakin
banyak)
maka
wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya akan naik
,014
sebesar 0,190.
Berdasarkan tabel 3 diatas, maka model
Tabel 4. Koefisien Determinasi
regresi yang diperoleh adalah:
Y = 4,024 – 0,136X1 + 0,447X2 – 0,098X3 +
0,190X4 + e.
a
R
.795
R Square
.632
Adjusted R Square
.617
(Constant)
1,956
Nilai konstanta sebesar 4,024 menunjukkan
besarnya permintaan wajib pajak orang pribadi atas
Dari Tabel 4 menunjukkan nilai Adjusted
jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
2
R =0,632 yang artinya variabel persepsi wajib
Surabaya apabila keempat variabel sama dengan
pajak atas pengetahuan perpajakan, super ego
nol atau tidak memberikan pengaruh.
motives, pelayanan aparat pajak, dan peran
Nilai koefisien regresi X1 sebesar -0,136
sebagai wakil wajib pajak dapat menerangkan
menunjukkan apabila persepsi wajib pajak atas
variabilitas
pengetahuan perpajakan mengalami peningkatan
sebesar
63,2%
dari
variabel
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
sebesar satu satuan (mempersepsikan semakin tahu
konsultan pajak sedangkan sisanya diterangkan
tentang pajak) maka permintaan wajib pajak orang
oleh variabel lain sebesar 36,8%.
pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
Mulyorejo, Surabaya akan turun sebesar 0,136.
Tabel 5. Uji Simultan
Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,447
b
ANOVA
menunjukkan apabila super ego motives megalami
Model
peningkatan sebesar satu satuan (semakin tinggi
Sum of
df
Squares
keinginan memperoleh net income after tax yang
besar) maka permintaan wajib pajak orang pribadi
atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
Mulyorejo, Surabaya akan naik sebesar 0,447.
Mean
1. Regression
624,546
2
156,137
Residual
363,494
95
3,826
Total
988,040
99
a. Predictor: (Constant), X4, X3, X1, X2
9
Sig.
Square
Nilai koefisien regresi X3 sebesar -0,098
menunjukkan apabila pelayanan aparat pajak
F
a
40,807 .001
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
terhadap
b. Dependent variable: Y
permintaan
wajib
pajak
atas
jasa
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
Surabaya. Ini berarti, peningkatan persepsi wajib
Tabel 5 menunjukkan nilai signifikansi
pajak atas pengetahuan perpajakan menyebabkan
hitung (0,001) < nilai α (0,05). Selain itu, nilai F
penurunan permintaan wajib pajak atas jasa
hitung (40,807) > nilai F tabel (2,47). Dengan
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi wajib
Surabaya, begitupun sebaliknya.
pajak atas pengetahuan perpajakan (X1), super
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
ego motives (X2), pelayanan aparat pajak (X3),
dapat diinterpretasikan bahwa wajib pajak memiliki
dan peran sebagai wakil wajib pajak (X4) secara
persepsi bahwa pengetahuan perpajakan yang
simultan
terhadap
dimilikinya rendah, sehingga permintaannya atas
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
jasa konsultan pajak tinggi. Berdasarkan hasil
konsultan pajak (Y) di wilayah KPP Mulyorejo,
wawancara dengan beberapa responden, didapat
Surabaya.
beberapa
berpengaruh
signifikan
alasan
mempersepsikan
Tabel 6. Uji Parsial
B
Std.
Beta
T
perpajakannya
4,024
2,177
X1
-,136
,046
X2
,447
X3
X4
Tuan “A” yang menyelesaikan pendidikan
terakhirnya pada tingkat S1 manajem bisnis
Sig.
Error
1. Constant
pengetahuan
responden
rendah, yaitu karena:
a.
Model
mengapa
dan Tuan “B” yang menyelesaikan pendidikan
1,848
,068
terakhirnya pada jenjang S2 teknik memiliki
-,214
-2,956
,004
pandangan dan pola pikir bahwa pengetahuan
,070
,509
6,368
,001
-,098
,045
-,137
-2,164
,033
0,190
,076
,188
2,497
,014
seorang spesialis, konsultan pajak, tentu lebih
dalam dibandingkan mereka sebagai kaum
awam. Jadi ketika ada masalah perpajakan
yang muncul, tentunya konsultan pajak dapat
a.
Dependent Variable Y
menyelesaikan masalah tersebut lebih baik
dibandingkan mereka.
b.
Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian parsial
menyelesaikan
di mana persepsi wajib pajak atas pengetahuan
konsultan
pajak
menghasilkan
pernah
nilai
(0,05). Selain itu, nilai t hitung (6,368) > nilai t
tabel
disimpulkan bahwa persepsi wajib pajak atas
berpengaruh
tentang
menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,001) < α
dependen.
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
perpajakan
pendidikan
permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak
menunjukkan hubungan negatif antara variabel
pengetahuan
mendapatkan
Uji t antara super ego motives terhadap
Tanda negatif pada nilai t hitung (lihat tabel 6)
variabel
pada
sekali tentang hal-hal seputar pajak.
itu, nilai t hitung (2,956) > nilai t tabel (1,985).
dengan
terakhir
perpajakan sehingga mereka tidak tahu sama
signifikansi hitung (0,004) < nilai α (0,05). Selain
independen
pendidikan
tingkat SMA mengatakan bahwa mereka tidak
perpajakan terhadap permintaan wajib pajak atas
jasa
Tuan “C”, Tuan “D” dan Tuan “E” yang
(1,985).
Nilai
t
hitung
yang
positif
menunjukkan hubungan positif antara variabel
negatif
10
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
independen
dengan
variabel
dependen.
mengembangkan
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
beberapa cabang.
disimpulkan bahwa super ego motives berpengaruh
c.
usaha
atau
membuka
Tuan “A” dan Tuan “D” yang memiliki usaha
positif terhadap permintaan wajib pajak atas jasa
dagang perlengkapan bangunan, sering kali
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
lupa atau telat melakukan pembayaran atau
Surabaya. Ini berarti, peningkatan super ego
pelaporan pajak. Sanksi tersebut terkadang
motives menyebabkan peningkatan permintaan
cukup besar dan menyebabkan pengeluaran
wajib pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah
yang lebih besar dibandingkan pembayaran
KPP Mulyorejo, Surabaya, begitupun sebaliknya.
untuk menggunakan jasa konsultan pajak.
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
Dengan
menggunakan
konsultan
pajak,
dapat diinterpretasikan bahwa tingginya super ego
penghematan sanksi perpajakan tersebut dapat
motives
menjadi
yang
dimiliki
oleh
wajib
pajak
tambahan
modal
bagi
usaha
menyebabkan permintaan wajib pajak tersebut atas
responden.
jasa konsultan pajak juga tinggi. Berdasarkan hasil
Uji t antara pelayanan aparat pajak terhadap
wawancara diperoleh beberapa pandangan dan pola
permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak
pikir yang diungkapkan oleh responden tentang
menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,033) < α
super ego motives mereka yang tinggi yang
(0,05). Selain itu, nilai t hitung (2,164) > nilai t
mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan
tabel (1,985). Tanda negatif pada nilai t (lihat tabel
pajak, antara lain:
6) menunjukkan hubungan negatif antara variabel
a.
Berbagai macam pajak harus ditanggung oleh
independen
responden mulai dari PPN, PPh, pajak daerah
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
dan lain-lain, maka dari itu responden
disimpulkan pelayanan aparat pajak berpengaruh
mencoba untuk meminimalkan pembayaran
negatif terhadap permintaan wajib pajak atas jasa
tersebut. Sebagai contoh Tuan “A” yang
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
memiliki usaha dagang dibidang alat-alat
Surabaya. Ini berarti, peningkatan pelayanan aparat
elektronik harus menanggung pembayaran
pajak menyebabkan penurunan permintaan wajib
PPN, PBB, PPh final 1%, pajak reklame, dan
pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
pajak
Mulyorejo, Surabaya, begitupun sebaliknya.
kendaraan
bermotor.
Tuan
“A”
menyewa jasa konsultan agar konsultan pajak
membantunya
b.
dalam
dengan
variabel
dependen.
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
meminimalkan
dapat diinterpretasikan bahwa pelayanan yang
pembayaran pajak-pajak tersebut.
diberikan aparat pajak kepada wajib pajak masih
Tuan “A”, Tuan “B” seorang responden yang
tergolong kurang memuaskan sehingga permintaan
memiliki usaha bengkel, Tuan “F” yang
wajib pajak atas jasa konsultan pajak menjadi
memiliki usaha dagang alat-alat listrik dan
tinggi. Berdasarkan hasil wawancara didapat
Nyonya “G” yang memiliki usaha dagang
beberapa
bahan-bahan makanan, ingin keuntungan yang
diungkapkan
diperoleh dari usahanya tidak habis untuk
memuaskannya pelayanan aparat pajak yang
membayar
mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan
pajak
sebab
ia
ingin
pandangan
oleh
pajak, antara lain:
11
dan
pola
responden
pikir
tentang
yang
kurang
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
a.
b.
c.
d.
e.
Tuan “B” masih belum dapat percaya dengan
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
aparat pajak. Beliau berpikir bahwa aparat
dapat diinterpretasikan bahwa tingginya peran
pajak tidak membantu menyelesaikan masalah
konsultan pajak sebagai wakil dari wajib pajak
tetapi
mencari-cari
menyebabkan permintaan wajib pajak atas jasa
kesalahan responden sehingga pajak yang
konsultan pajak juga tinggi. Semakin sering
harus dibayar semakin tinggi.
seorang wajib pajak melimpahkan tugasnya kepada
Menurut Tuan “E”, pelayanan aparat pajak
wakilnya, konsultan pajak, maka semakin tinggi
tidak akan bisa baik bila pemerintah dan
peran konsultan tersebut sehingga permintaan atas
pegawai pajak sendiri belum bersih dari
jasa
korupsi.
Berdasarkan hasil wawancara didapat beberapa
Menurut Nyonya “H”, peningkatan pelayanan
pandangan dan pola pikir yang diungkapkan oleh
sudah ada, namun masih belum mencapai
responden tentang tingginya peran konsultan pajak
ekspektasi responden.
sebagai wakil wajib pajak yang mempengaruhi
Tuan “A”, Tuan “B”, Tuan “C” mendapatkan
permintaan atas jasa konsultan pajak, antara lain:
pelayanan yang kurang berkenan seperti tidak
a.
sebaliknya,
yaitu
konsultan
pajak
turut
semakin
tinggi.
Tuan “F” yang pernah memperoleh mata
memperoleh jawaban yang pasti dan detil atas
kuliah
pertanyaan seputar pajak yang diajukan.
menghitung pajak dan melaporkan SPT
Menurut Tuan “E” dan Nyonya “H”, banyak
sendiri tetapi beliau tidak memiliki cukup
media komunikasi yang telah digunakan KPP
waktu untuk melakukan itu semua. Beliau
untuk menunjang pelayanannya tetapi itu saja
berpikir bahwa mengurus pajak akan menyita
tidak
banyak
cukup.
Mereka
membutuhkan
perpajakan
waktu,
saat
jadi
kuliah,
lebih
mampu
baik
beliau
penjelasan lebih lanjut atas informasi tersebut.
menggunakan waktunya untuk menyelesaikan
Uji t antara peran sebagai wakil wajib pajak
pekerjaan lainnya.
terhadap
permintaan
wajib
pajak
atas
jasa
konsultan pajak menghasilkan nilai signifikansi
b.
Tuan “F” dan Nyonya “G” lebih rela
hitung (0,014) < nilai α (0,05). Selain itu, nilai t
mengeluarkan uang beberapa ratus ribu rupiah
hitung (2,497) > nilai t tabel (1,985). Nilai t hitung
untuk menggunakan konsultan pajak sebab
yang positif menunjukkan hubungan positif antara
mereka tidak mau ambil pusing untuk
variabel independen dengan variabel dependen.
mengurus kewajibannya.
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
disimpulkan bahwa peran sebagai wakil wajib
KESIMPULAN DAN SARAN
pajak berpengaruh positif terhadap permintaan
wajib pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka
KPP Mulyorejo, Surabaya. Ini berarti, peningkatan
dapat disimpulkan bahwa: 1) Pada pengujian
peran sebagai wakil wajib pajak menyebabkan
asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model
peningkatan permintaan wajib pajak atas jasa
regresi telah bebas dari masalah multikolinieritas
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
dan heteroskedastisitas serta telah memenuhi syarat
Surabaya, begitupun sebaliknya.
asumsi normalitas dan linearitas. 2) Berdasarkan
hasil koefisien determinasi (R Square) sebesar
63,2% berarti permintaan wajib pajak orang pribadi
12
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
atas jasa konsultan pajak dapat dijelaskan oleh
Cahyono, K. B. (2008). Faktor-faktor Yang
variabel persepsi wajib pajak atas pengetahuan
Mempengaruhi Wajib Pajak Menggunakan
perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat
Jasa
pajak dan peran sebagai wakil wajib pajak.
Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Pada
Sedangkan sisanya 36,8% dijelaskan oleh sebab-
KPP Cirebon di Kota Cirebon. Tesis.
sebab yang lain. 3) Dari penelitian ini dapat ditarik
Universitas Gadjah Mada.
Konsultan
Pajak:
Studi
Persepsi
kesimpulan bahwa dari uji simultan (uji F)
diperoleh
hasil
pengetahuan
persepsi
perpajakan,
wajib
super
pajak
ego
Celliah, J., & Davis, D. (2011). What Clients
atas
Really
motives,
pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
wajib pajak secara simultan berpengaruh signifikan
Want
from
Management
Consultants:
Evidence
Journal
International
of
from
Australia.
Management
Studies,vol.6,no.1 , 22-30.
terhadap permintaan wajib pajak orang pribadi atas
jasa konsultan pajak. 4) Dari penelitian ini dapat
Czerniawska, F. (2002). Consulting on the Brink:
ditarik kesimpulan bahwa dari uji parsial (uji t)
The Implication of Enron for the Consulting
diperoleh
Industry. London: Arkimeda.
hasil
pengetahuan
persepsi
perpajakan,
wajib
super
pajak
ego
atas
motives,
Fuad, C. H. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT
pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
Gramedia Pustaka Utama.
wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap permintaan wajib pajak orang pribadi atas
Heller, F. (2002), "What Next? More Critique of
jasa konsultan pajak.
Consultants, Gurus and Managers", in
Critical Consulting, T. Clark and R.
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Fincham.
(Eds),
Blackwell
Publishers,
Oxford, pp. 260-71.
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan
Irawan, & Wijaya. (1996). Pemasaran 2000.
kesimpulan yang telah dilakukan, maka terdapat
Jakarta: BPFE Anggota IKAPI.
beberapa saran seperti:
a.
Menambahkan variabel-variabel independen
Jubilee Enterprise. (2010). 30 Bisnis Berbasis Ide
agar model regresi dapat dijelaskan dengan
bagi Siapa pun. Jakarta: PT. Elex Media
lebih lengkap. Variabel independen yang
Komputindo.
mungkin dapat ditambahkan untuk penelitian
Kakabadse, N. K., Louchart, E., & Kakabadse, A.
selanjutnya seperti pendapatan wajib pajak,
regulasi pemerintah,
(2006). Consultant's Role: A Qualitative
psychological effect
Inquiry from the Consultant's Perspective.
seperti rasa aman dan nyaman atau kepatuhan
Journal
wajib pajak.
b.
of
Management
Development,vol.25,no.5 , 416-500.
Menambahkan jumlah sampel agar data
penelitian selanjutnya lebih representatif
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi
Milenium Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhalindo.
DAFTAR PUSTAKA
13
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Tjiptono, F. (2002). Manajemen Jasa Edisi Kedua.
Management Consultancies Association. (2010).
The Value of Consulting: An Analysis of The
Yogyakarta: Andi.
Tangible Benefits of Using Management
Consultancy.
London:
Widayati, & Nurlis. (2010). Faktor-faktor Yang
Management
Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Consultancies Association
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang
Rahman, A. (2010). Perencanaan Pajak, Perlukah?
Kajian
Praktis
Menuju
Melakukan Pekerjaan Bebas Pada KPP
Pratama Gambir Tiga. Makalah Simposium
Administrasi
Perpajakan Yang Efisien. Jurnal Ilmu
Nasional Akuntansi 13.
Administrasi, vol.VII, no.2 , 75-85.
Yuhertiana, I., & Sofyan, D. A. (2010). Analisis
Robb, D. (2006). Principles and Value-Based
Perbedaan Kinerja Keuangan Pada Koperasi
Consulting.
Mandiri di Kabupaten Banyuwangi Atas
Jasa Kantor Akuntan Publik. e-journal UPN
Sudarmanto, R. G. (2013). Statistika Terapan
Veteran.
Berbasis Komputer Dengan Program IBM
SPSS Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Taslim, D. (2007, Oktober 26). Tax Specialist
Sebagai Suatu Profesi? Diakses pada 7
April
2014,
dari
Ortax:http://www.ortax.org/ortax/?mod=iss
ue&page=show&id=9
14
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Pengetahuan Perpajakan, Super Ego
Motives, Pelayanan Aparat Pajak dan Peran Sebagai Wakil Wajib Pajak
Terhadap Permintaan Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Jasa Konsultan
Pajak di Wilayah KPP Mulyorejo Surabaya
Bobby Hartanto dan Elisa Tjondro
Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra
Email: bobbyhartanto92@gmail.com
ABSTRAK
Dewasa ini, selain wajib pajak badan, jasa konsultan pajak juga banyak digunakan oleh
wajib pajak orang pribadi. Jadi, permintaan atas jasa konsultan pajak dari wajib pajak orang pribadi
tidak lagi dipandang sebelah mata atau diremehkan. Berdasarkan realita tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh dari beberapa faktor terhadap permintaan tersebut
sehingga konsultan pajak dapat memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor yang signifikan yang
mempengaruhi permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa konsultan pajak.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh kesimpulan bahwa persepsi wajib pajak
atas pengetahuan perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat pajak, dan peran sebagai wakil
wajib pajak secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan wajib pajak
orang pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya. Selain secara parsial,
empat faktor tersebut juga secara simultan mempengaruhi permintaan wajib pajak orang pribadi atas
jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya.
Kata Kunci: permintaan atas konsultan pajak, persepsi atas pengetahuan perpajakan, super ego motives,
pelayanan aparat pajak, peran sebagai wakil wajib pajak.
ABSTRACT
Nowadays, besides entity taxpayer, tax consultant services are also widely used by
individual taxpayer. So, demand for the services of tax consultants from individual taxpayer is no
longer more than meets the eye or being underestimated. Based on that reality, this research was
conducted with the purpose of knowing the influence of several factors on the demand so that the tax
consultant can give more attention to the factors that significantly affect the individual taxpayer’s
demand for tax consultant services
From the result of multiple linear regression analysis, the conclusion was the perception of
the taxpayer on tax knowledge, super ego motives, tax authorities services and the role of the
taxpayer’s representative partially had significant affect on the individual taxpayer’s demand for
tax consultant services in the region of Mulyorejo tax service office, Surabaya. In addition to partial
affect, those four factors simultaneously affected individual taxpayer’s demand for tax consultant
services in the region of Mulyorejo tax service office, Surabaya.
Keyword: demand for tax consultant, perception of the taxpayer on tax knowledge, super ego motives, tax
1
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
authorities services, role of the taxpayer’s representative
2
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
diungkapkan oleh para konsultan yang menjadi
PENDAHULUAN
responden penelitian Chelliah dan Davis (2011),
banyak klien yang mereka tangani menunjukkan
Dalam penggunaan jasa konsultasi pastinya
psychological
expectations
setiap klien memiliki alasan tersendiri mengapa
keberadaan
menggunakan
eksplisit maupun implisit. Salah satu konsultan
jasa
tersebut.
Seperti
yang
ditunjukkan dalam penelitian Czerniawska (2002),
yang
salah satu alasan klien menggunakan jasa konsultan
kliennya
karena persepsi klien tentang konsultan yang
expectations secara terang-terangan tetapi hal itu
memiliki pengetahuan lebih luas dan mendalam
terdapat dalam tiap sub pembicaraan. Di sisi lain,
dibandingkan
klien.
ada pula konsultan yang mengatakan bahwa
Management
Consultancies
Survey
yang
dilakukan
menjadi
tidak
responden
mengatakan
secara
menyebutkan
bahwa
psychological
(2010)
kliennya secara gamblang menginginkan suatu
mengatakan hal yang senada, banyak industri di
model X dan ia tidak peduli dengan apa yang
United Kingdom menggunakan jasa konsultan
dilakukan konsultan tersebut, yang terpenting sang
manajemen karena persepsi bahwa perusahaan
konsultan dapat menghasilkan model tersebut
tidak memiliki pengetahuan yang dimiliki oleh
sebagai outcome. Baik dikatakan secara eksplisit
konsultan dan pengetahuan manajemen tersebut
maupun implisit, para konsultan tersebut tidak
dapat membantu perusahaan mengambil keputusan
menyangkal adanya psychological expectations,
yang lebih baik. Selain kedua penelitian tersebut,
yang berupa ego needs, super ego motives dan
Yuhertiana dan Sofyan (2010) mengungkapkan
political motives dalam diri klien mereka. Untuk
bahwa alasan klien menyewa jasa konsultasi karena
menyesuaikan penelitian ini dengan penelitian
klien membutuhkan pendidikan dan pelatihan agar
Celliah dan Davis (2011) serta Heller (2002), maka
koperasinya dapat maju. Hal tersebut dilakukan
hanya psychological expectation berupa super ego
karena sumber daya manusia yang dimiliki oleh
motives yang akan digunakan sebagai variabel.
koperasi masih belum mahir untuk membuat
Jadi,
laporan keuangan secara mandiri. Dari penelitian-
mempengaruhi permintaan wajib pajak orang
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pribadi atas jasa konsultan pajak.
Assocition
diduga
faktor
super
ego
motives
persepsi klien mengenai tingkat pengetahuannya
Pendapat lain diungkapkan oleh Cahyono
mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan. Bila
(2008), dalam penelitiannya diungkapkan bahwa
dikaitkan dengan permintaan wajib pajak orang
faktor pelayanan aparat pajak adalah faktor yang
pribadi atas jasa konsultan pajak, maka persepsi
paling mempengaruhi keputusan wajib pajak orang
wajib pajak atas pengetahuannya dalam bidang
pribadi di kota Cirebon untuk menggunakan jasa
perpajakan diduga mempengaruhi permintaan atas
konsultan pajak. Wajib pajak orang pribadi di kota
jasa konsultan pajak.
Cirebon merasa kurang puas dengan pelayanan
Disamping pengetahuan klien, alasan lain
aparat pajak kota Cirebon, maka dari itu, mereka
klien melakukan konsultasi adalah psychological
memilih untuk memakai jasa konsultan pajak untuk
expectations (Celliah & Davis, 2011). Menurut
membantu mereka dalam melaksanakan kewajiban
psychological
perpajakannya. Berdasarkan penelitian tersebut,
expectations yang dimiliki klien menjadi alasan
maka muncul dugaan bahwa faktor pelayanan
klien memakai jasa konsultan. Seperti yang
aparat
Chelliah
dan
Davis
(2011),
3
pajak
memiliki
pengaruh
terhadap
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
dengan faktor-faktor tersebut, yang mungkin
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
sebelumnya dirasa tidak penting.
Surabaya.
Faktor
terakhir
yang
diduga
Permintaan Atas Jasa Konsultan Pajak
memiliki
Seperti
pengaruh terhadap permintaan wajib pajak orang
permintaan
pada
umumnya,
pribadi atas jasa konsultan pajak adalah peran
permintaan atas jasa konsultan pajak, tentu juga
konsultan
didasarkan pada kebutuhan dan keinginan wajib
sebagai
wakil
wajib
pajak untuk
kliennya.
pajak. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan
Dewasa ini, peran konsultan tidak hanya sebagai
wajib pajak atas pengetahuan yang dimiliki
adviser yang hanya bertugas memberikan solusi
konsultan pajak atau kebutuhan wajib pajak untuk
bagi masalah klien tetapi konsultan juga diberi
memiliki wakil dalam melaksanakan kewajiban
tanggung jawab oleh manajer untuk menggantikan
perpajakannya. Sedangkan keinginan tersebut dapat
beberapa
wawancara
berupa keinginan wajib pajak untuk memajukan
Kakabadse et al (2006), banyak dari para konsultan
usaha serta mengatur keuangan melalui tax
yang menjadi responden mengungkapkan bahwa
planning atau keinginan
mereka mendapatkan locus of control yang cukup
memperoleh pelayanan yang lebih baik dari pada
luas atas suatu pekerjaan dari klien-klien mereka.
yang diberikan oleh aparat pajak. Semakin tinggi
Para konsultan menyatakan selama klien mengerti
tingkat kebutuhan atau keinginan wajib pajak,
apa yang konsultan kerjakan, maka mereka akan
maka semakin tinggi pula permintaannya atas jasa
percaya dan memberikan kontrol yang besar untuk
konsultan pajak untuk menjawab kebutuhan dan
mereka. Meski begitu kontrol yang mereka terima
keinginan tersebut.
menjalankan
kewajiban
tugasnya.
perpajakan
Berdasarkan
wajib pajak untuk
tidak akan pernah mencapai 100% karena apabila
Tinggi atau rendahnya tingkat permintaan atas
seorang konsultan mendapatkan kontrol 100%,
jasa konsultan pajak dapat dilihat dari frekuensi
berarti
perlu
penggunaan jasa konsultan pajak oleh wajib pajak.
kepada
Jasa konsultan pajak yang digunakan wajib pajak
siapapun termasuk klien (Kakabadse, Louchart, &
dapat bermacam-macam jenisnya. Menurut buku
Kakabadse, 2006).
yang berjudul “30 Bisnis Berbasis Ide bagi Siapa
konsultan
tersebut
mempertanggungjawabkan
tidak
apapun
pun”, jasa yang ditawarkan oleh konsultan pajak
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas,
keempat variabel independen, persepsi wajib pajak
dapat berupa:
atas pengetahuan perpajakan, super ego motives,
a.
Konsultasi Perpajakan;
pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
b.
Pemenuhan Perpajakan;
wajib pajak, akan dikaji lebih lanjut untuk
c.
Perencanaan Pajak;
mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh
d.
Penelaahan Pajak;
signifikan terhadap permintaan wajib pajak orang
e.
Asistensi Perpajakan;
pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
f.
Keberatan Pajak;
Mulyorejo, Surabaya. Dengan mengetahui faktor-
g.
Banding Pajak;
faktor
signifikan,
h.
Restitusi;
konsultan pajak dapat memfokuskan diri untuk
i.
Sistem dan Desain Pajak;
memperbaiki pelayanannya yang berhubungan
j.
Administrasi Perpajakan;
k.
In-House Tax Trainning.
yang
memiliki
pengaruh
4
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Semakin sering wajib pajak menggunakan
ukur tinggi atau rendahnya persepsi wajib pajak
jasa konsultan pajak, frekeunsi penggunaannya
atas pengetahuan perpajakan.
tinggi, berarti semakin tinggi tingkat permintaan
wajib pajak tersebut dan sebaliknya.
Pengaruh Super Ego Motives Terhadap
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas
Pengetahuan
Perpajakan
Permintaan Atas Jasa Konsultan
Terhadap
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Permintaan Atas Jasa Konsultan
Persepsi
wajib
pajak
pengetahuan
adalah sesuatu yang berkenaan dengan jiwa.
perpajakan adalah proses dimana wajib pajak
Sedangkan harapan atau expectation diartikan
menafsirkan seberapa jauh hasil kerja fikirnya
sebagai sesuatu yang diinginkan untuk menjadi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan
kenyataan. Jadi psychological expectation dapat
(Widayati & Nurlis, 2010). Menurut Kotler (2002)
diartikan sebagai sesuatu yang diinginkan, yang
persepsi
suatu
berasal dari jiwa, untuk menjadi kenyataan. Hasil
kekurangan menyebabkan timbulnya permintaan
penelitian Chelliah dan Davis (2011) menyatakan
dari orang tersebut sebagai jalan pemenuhan atas
bahwa 25 konsultan yang diteliti menyatakan
kekurangan itu. Persepsi wajib pajak tentang
bahwa
dirinya
expectation, baik secara eksplisit maupun implisit,
seseorang
yang
atas
definisi dari kata psikologis atau psychological
tentang
kurang
adanya
mengetahui
tentang
perpajakan menyebabkan wajib pajak melakukan
permintaan
untuk
memenuhi
klien-kliennya
memiliki
psychological
sebagai alasan mereka berkonsultasi.
kekurangannya,
Heller
(2002)
berpendapat
bahwa
seperti dengan cara menyewa jasa konsultan pajak.
psychological expectation dapat dikategorikan
Berdasarkan penelitian Widayati dan Nurlis (2010),
menjadi 3 bagian, yaitu ego needs, super ego
persepsi
pengetahuan
motives, dan political motives. Ego needs adalah
perpajakannya dapat diukur dari penafsiran wajib
keinginan pribadi untuk mencapai suatu kesuksesan
pajak mengenai sejauh mana pengetahuannya
pribadi. Kesuksesan pribadi yang dituju, menurut
dalam hal:
Heller (2002) serta Chelliah dan Davis (2011),
a.
Fungsi NPWP;
adalah memperoleh atau mempertahankan posisi
b.
Hak dan kewajiban wajib pajak;
sebagai eksekutif dan meningkatkan personal
c.
Sanksi perpajakan;
d.
Tarif pajak;
e.
PTKP;
f.
PKP dan PPh terutang.
wajib
pajak
atas
image. Kemudian super ego motives diartikan
sebagai keinginan untuk mencapai sesuatu yang
baik bagi organisasi, sebagai contoh mencapai
Penafsiran
tujuan perusahaan. Sedangkan political motives
wajib
pajak
adalah intra-organizational rivalry dan evading
atas
sejauh
mana
responsibility.
pengetahuan perpajakannya tentang fungsi NPWP,
Intra-organizational
rivalry
diartikan sebagai keinginan yang bertujuan untuk
hak dan kewajibannya, sanksi perpajakan, tarif
menjatuhkan image kompetitor internal dengan
pajak yang digunakan untuk menghitung pajak
menyediakan bukti-bukti atas ketidakkompetenan
penghasilannya, PTKP, PKP dan PPh terutang
kompetitor melalui penemuan oleh independent
yang ditanggung wajib pajak, akan menjadi tolak
external
5
consultant.
Sedangkan
evading
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
responsibility adalah keinginan yang bertujuan
tinggi melalui pengeluaran biaya usaha yang
menjadikan konsultan sebagai kambing hitam atau
efisien dan pembayaran pajak yang optimal, maka
tempat pelemparan tanggung jawab atas kegagalan
tinggi atau rendahnya super ego motives wajib
untuk melindungi citra para eksekutif yang terlibat.
pajak dapat diukur.
Berdasarkan penjelasan Heller (2002) di atas,
maka dalam penelitian ini ditentukan bahwa
Pengaruh
psychological expectation yang akan digunakan
Pelayanan
Terhadap
adalah psychological expectation klien yang berupa
Aparat
Pajak
Atas
Jasa
Permintaan
Konsultan
super ego motives. Hal ini dikarenakan ego needs
Kotler
dan political motives tidak relevan bila dikaitkan
(2002),
mendefiniskan
pelayanan
dengan psychological expectation wajib pajak
sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
orang pribadi. Sedangkan super ego motives
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
digunakan karena dirasa sangat relevan dengan
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
psychological expectation wajib pajak orang
mengakibatkan kepemilikan apapun. Sementara itu,
pribadi, yaitu mencapai sesuatu yang baik bagi
pengertian dari aparat berdasarkan Kamus Besar
usahanya seperti mencapai tujuan usaha.
Bahasa Indonesia adalah badan pemerintahan,
Menurut Fuad et al (2006), tujuan dari
instansi pemerintah atau pegawai negeri. Jadi
pendirian suatu usaha oleh wiraswastawan, yaitu
pelayanan aparat pajak dapat diartikan sebagai
memperoleh laba. Permintaan wajib pajak atas jasa
tindakan atau cara melayani yang diberikan oleh
konsultan pajak yang dipengaruhi oleh super ego
pegawai negeri di bidang pajak kepada wajib pajak,
motives menyebabkan wajib pajak memiliki tujuan
dalam rangka membantu menyelesaikan kewajiban
untuk memperoleh laba bersih setelah pajak (net
atau mengklaim hak wajib pajak tersebut.
income after tax) yang tinggi. Untuk memperoleh
Dalam penelitian Cahyono (2008), faktor
net income after tax yang tinggi, tentunya wajib
yang menyebabkan wajib pajak orang pribadi di
pajak harus mencapai target penjualan yang tinggi,
KPP kota Cirebon menggunakan jasa konsultan
lalu diikuti dengan pengeluaran biaya-biaya usaha
pajak adalah pelayanan aparat pajak. Pelayanan
yang efisien dan pembayaran pajak yang optimal.
aparat pajak yang kurang berkenan bagi wajib
Menurut Rahman (2010), terdapat beberapa cara
pajak membuat mereka beralih kepada konsultan
yang
pajak untuk membantu mereka. Karena diduga
dapat
digunakan
wajib
pajak
agar
pembayaran pajaknya optimal:
permintaan atas konsultan pajak oleh wajib pajak
a.
Tax saving;
orang
b.
Penghindaran pajak;
Surabaya, dilatarbelakangi oleh alasan yang sama,
c.
Maksimisasi beban fiskal;
maka kualitas pelayanan aparat pajak akan diukur.
d.
Penghindaran pelanggaran terhadap peraturan
Untuk mengukur kualitas tersebut, menurut Kotler
perpajakan;
(2000),
e.
Pengoptimalan kredit pajak dan tax deduction;
digunakan sebagai alat ukur, yaitu:
f.
Mengusahakan penghasilan yang stabil.
a.
Reliability (Keandalan);
Dengan mengetahui sejauh mana keinginan wajib
b.
Responsiveness (Daya Tanggap);
pajak untuk memperoleh net income after tax yang
c.
Assurance (Kepastian);
d.
Emphaty (Empati);
6
pribadi
terdapat
di
wilayah
5
KPP
determinan
Mulyorejo,
yang
dapat
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
e.
Tangible (Berwujud).
perpajakannya.
Seperti
yang
telah
diuraikan
Dengan kelima determinan tersebut, nantinya akan
sebelumnya, kewajiban tersebut dapat berupa:
diukur tinggi atau rendahnya kualitas pelayanan
a.
Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP;
aparat pajak.
b.
Mendaftarkan diri menjadi PKP;
c.
Melakukan
pembayaran,
pemotongan/pemungutan
pelaporan
pajak;
Pengaruh Peran Sebagai Wakil Wajib
Pajak Terhadap Permintaan Atas Jasa
Konsultan
d.
Melakukan kewajiban ketika terjadi tax audit;
e.
Memberikan
data
dan
informasi
yang
berkaitan dengan perpajakan.
Menurut hasil penelitian Kakabadse et al.
(2006),
dan
disimpulkan
konsultan tersebut akan menjadi tolak ukur peran
konsultan tidak hanya sebagai adviser, namun juga
tinggi atau rendahnya peran konsultan pajak
menjadi wakil kliennya. Yang dimaksud dengan
sebagai wakil wajib pajak.
sebagai
adviser
peran
Kewajiban wajib pajak yang ditugaskan pada
seorang
konsultan
bahwa
adalah
konsultan
bertugas membantu kliennya untuk melangkah ke
METODE PENELITIAN
depan dan menambah value kliennya melalui
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsultasi yang dilakukan dan pemberian saran-
pengaruh persepsi wajib pajak atas pengetahuan
saran yang terkait dengan masalah sang klien.
perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat
Sedangkan yang dimaksud dengan konsultan
pajak, peran sebagai wakil wajib pajak terhadap
sebagai wakil klien adalah konsultan diberikan
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
wewenang atau locus of control oleh klien untuk
konsultan pajak.
menggantikannya mengerjakan suatu tugas. Bila
Varibel yang digunakan dalam penelitian ini
peran konsultan yang dimaksud oleh Kakabadse et
adalah empat variabel independen yaitu persepsi
al. (2006) dispesifikkan menjadi peran konsultan
wajib pajak atas pengetahuan perpajakan, super
pajak, maka selain sebagai adviser dalam bidang
ego motives, pelayanan aparat pajak, peran sebagai
perpajakan, konsultan pajak juga memiliki peran
wakil wajib pajak dan satu variabel dependen yaitu
sebagai wakil dari wajib pajak. Dengan menjadi
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
wakil wajib pajak, berarti konsultan pajak memiliki
peran
untuk
menggantikan
wajib
konsultan pajak.
pajak
Jenis dan sumber data yang digunakan adalah
mengerjakan tugasnya.
Sangat
data primer melalui interview dan kuisioner yang
disayangkan,
dalam
penelitian
berasal langsung dari objek penelitian. Populasi
Kakabadse et al. (2006) tidak disebutkan seperti
dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi
apa tugas yang diberikan kepada para konsultan
yang masuk dalam cakupan KPP Mulyorejo,
tersebut. Maka dari itu, dengan tujuan memperjelas
Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan dalam
tugas yang diberikan kepada konsultan pajak dalam
penelitian adalah sebanyak 100 orang wajib pajak
penelitian ini, tugas wajib pajak yang diwakili oleh
orang pribadi yang masuk dalam cakupan KPP
konsultan pajak hanya dibatasi pada tugas wajib
pajak
dalam
menjalankan
Mulyorejo, Surabaya. Untuk teknik pengambilan
kewajiban
sampel dalam penelitian ini digunakan teknik non-
7
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
probability sampling purposive, dengan kriteria
Deskripsi
wajib pajak orang pribadi yang menjadi responden
Pendidikan terakhir
adalah wajib pajak orang pribadi yang memiliki
- SMP
4
4%
usaha sendiri.
- SMA/SLTA/SMK
32
32%
- S1
61
61%
- S2
3
3%
- ≤ 4,8 Milyar
95
95%
- > 4,8 Milyar
5
5%
Instrumen penelitian dalam penelitian ini
menggunakan
digunakan
skala
untuk
ordinal.
mengukur
Instrumen
semua
yang
Jumlah
Persentase
Omzet setahun
variabel
berjumlah 32 item pertanyaan. Sebelum dianalisis
data diuji validitas dan reliabilitasnya. Menurut
Lama penggunaan
Sekaran (1992), suatu variabel dikatakan reliabel,
konsultan pajak
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
- Tidak pernah
13
13%
Sedangkan validitas dalam penelitian ini diukur
- ±1-2 tahun
30
30%
dengan menggunakan korelasi pearson product
- ±3-5 tahun
42
42%
moment.
- > 5 tahun
15
15%
Metode
statistik
yang
digunakan
untuk
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
Tabel 2. Deskripsi Statistik
ini adalah teknik analisis regresi berganda dengan
Variabel
Mean
Batas putusan
bantuan program SPSS 18. Model persamaan
X1
2,35
2,8
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
X2
3,16
2,8
X3
2,08
2,8
Y
2,97
2,8
Dari tabel 2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata
Keterangan:
persepsi wajib pajak atas pengetahuan perpajakan
Y = Permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
(X1), dan pelayanan aparat pajak (X3) lebih kecil
konsultan pajak
dari
a = Konstanta
pada
nilai
batas
keputusan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak atas
bn = Koefisien regresi variabel bebas
pengetahuan perpajakan masih tergolong rendah,
Xn = Variabel bebas
begitu pula pelayanan yang diberikan oleh aparat
e = Error
pajak. Sedangkan untuk nilai rata-rata super ego
motives (X2), peran sebagai wakil wajib pajak (X4)
HASIL PENELITIAN DAN
dan permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
PEMBAHASAN
konsultan pajak (Y) tergolong cukup tinggi sebab
berada di atas nilai batas keputusan.
Dari
data
yang
dikumpulkan,
berikut
Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi
gambaran profil responden:
klasik sebagai syarat sebelum masuk ke dalam
tahap analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik
Tabel 1. Deskriptif Profil Responden
yang telah dilakukan meliputi uji multikolinearitas,
uji heterokedastisitas, uji normalitas dan uji
linearitas. Untuk uji autokorelasi tidak dilakukan
8
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
pada penelitian ini karena data yang diperoleh
mengalami
merupakan data cross-section.
(pelayanan aparat pajak semakin bagus) maka
peningkatan
sebesar
satu
satuan
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
Tabel 3. Koefisien Model Regresi
Surabaya akan turun sebesar 0,098.
Model
B
Std.
Beta T
Nilai koefisien regresi X4 sebesar 0,190
Sig.
menunjukkan apabila peran sebagai wakil wajib
Error
1. Constant
4,024
2,177
X1
-,136
,046
-,214
1,848
-2,956 ,004
,068
(peran
X2
,447
,070
,509
6,368
permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak di
X3
-,098
,045
-,137
-2,164 ,033
X4
0,190
,076
,188
2,497
pajak mengalami peningkatan sebesar satu satuan
,001
konsultan
semakin
banyak)
maka
wilayah KPP Mulyorejo, Surabaya akan naik
,014
sebesar 0,190.
Berdasarkan tabel 3 diatas, maka model
Tabel 4. Koefisien Determinasi
regresi yang diperoleh adalah:
Y = 4,024 – 0,136X1 + 0,447X2 – 0,098X3 +
0,190X4 + e.
a
R
.795
R Square
.632
Adjusted R Square
.617
(Constant)
1,956
Nilai konstanta sebesar 4,024 menunjukkan
besarnya permintaan wajib pajak orang pribadi atas
Dari Tabel 4 menunjukkan nilai Adjusted
jasa konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
2
R =0,632 yang artinya variabel persepsi wajib
Surabaya apabila keempat variabel sama dengan
pajak atas pengetahuan perpajakan, super ego
nol atau tidak memberikan pengaruh.
motives, pelayanan aparat pajak, dan peran
Nilai koefisien regresi X1 sebesar -0,136
sebagai wakil wajib pajak dapat menerangkan
menunjukkan apabila persepsi wajib pajak atas
variabilitas
pengetahuan perpajakan mengalami peningkatan
sebesar
63,2%
dari
variabel
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
sebesar satu satuan (mempersepsikan semakin tahu
konsultan pajak sedangkan sisanya diterangkan
tentang pajak) maka permintaan wajib pajak orang
oleh variabel lain sebesar 36,8%.
pribadi atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
Mulyorejo, Surabaya akan turun sebesar 0,136.
Tabel 5. Uji Simultan
Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,447
b
ANOVA
menunjukkan apabila super ego motives megalami
Model
peningkatan sebesar satu satuan (semakin tinggi
Sum of
df
Squares
keinginan memperoleh net income after tax yang
besar) maka permintaan wajib pajak orang pribadi
atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
Mulyorejo, Surabaya akan naik sebesar 0,447.
Mean
1. Regression
624,546
2
156,137
Residual
363,494
95
3,826
Total
988,040
99
a. Predictor: (Constant), X4, X3, X1, X2
9
Sig.
Square
Nilai koefisien regresi X3 sebesar -0,098
menunjukkan apabila pelayanan aparat pajak
F
a
40,807 .001
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
terhadap
b. Dependent variable: Y
permintaan
wajib
pajak
atas
jasa
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
Surabaya. Ini berarti, peningkatan persepsi wajib
Tabel 5 menunjukkan nilai signifikansi
pajak atas pengetahuan perpajakan menyebabkan
hitung (0,001) < nilai α (0,05). Selain itu, nilai F
penurunan permintaan wajib pajak atas jasa
hitung (40,807) > nilai F tabel (2,47). Dengan
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi wajib
Surabaya, begitupun sebaliknya.
pajak atas pengetahuan perpajakan (X1), super
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
ego motives (X2), pelayanan aparat pajak (X3),
dapat diinterpretasikan bahwa wajib pajak memiliki
dan peran sebagai wakil wajib pajak (X4) secara
persepsi bahwa pengetahuan perpajakan yang
simultan
terhadap
dimilikinya rendah, sehingga permintaannya atas
permintaan wajib pajak orang pribadi atas jasa
jasa konsultan pajak tinggi. Berdasarkan hasil
konsultan pajak (Y) di wilayah KPP Mulyorejo,
wawancara dengan beberapa responden, didapat
Surabaya.
beberapa
berpengaruh
signifikan
alasan
mempersepsikan
Tabel 6. Uji Parsial
B
Std.
Beta
T
perpajakannya
4,024
2,177
X1
-,136
,046
X2
,447
X3
X4
Tuan “A” yang menyelesaikan pendidikan
terakhirnya pada tingkat S1 manajem bisnis
Sig.
Error
1. Constant
pengetahuan
responden
rendah, yaitu karena:
a.
Model
mengapa
dan Tuan “B” yang menyelesaikan pendidikan
1,848
,068
terakhirnya pada jenjang S2 teknik memiliki
-,214
-2,956
,004
pandangan dan pola pikir bahwa pengetahuan
,070
,509
6,368
,001
-,098
,045
-,137
-2,164
,033
0,190
,076
,188
2,497
,014
seorang spesialis, konsultan pajak, tentu lebih
dalam dibandingkan mereka sebagai kaum
awam. Jadi ketika ada masalah perpajakan
yang muncul, tentunya konsultan pajak dapat
a.
Dependent Variable Y
menyelesaikan masalah tersebut lebih baik
dibandingkan mereka.
b.
Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian parsial
menyelesaikan
di mana persepsi wajib pajak atas pengetahuan
konsultan
pajak
menghasilkan
pernah
nilai
(0,05). Selain itu, nilai t hitung (6,368) > nilai t
tabel
disimpulkan bahwa persepsi wajib pajak atas
berpengaruh
tentang
menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,001) < α
dependen.
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
perpajakan
pendidikan
permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak
menunjukkan hubungan negatif antara variabel
pengetahuan
mendapatkan
Uji t antara super ego motives terhadap
Tanda negatif pada nilai t hitung (lihat tabel 6)
variabel
pada
sekali tentang hal-hal seputar pajak.
itu, nilai t hitung (2,956) > nilai t tabel (1,985).
dengan
terakhir
perpajakan sehingga mereka tidak tahu sama
signifikansi hitung (0,004) < nilai α (0,05). Selain
independen
pendidikan
tingkat SMA mengatakan bahwa mereka tidak
perpajakan terhadap permintaan wajib pajak atas
jasa
Tuan “C”, Tuan “D” dan Tuan “E” yang
(1,985).
Nilai
t
hitung
yang
positif
menunjukkan hubungan positif antara variabel
negatif
10
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
independen
dengan
variabel
dependen.
mengembangkan
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
beberapa cabang.
disimpulkan bahwa super ego motives berpengaruh
c.
usaha
atau
membuka
Tuan “A” dan Tuan “D” yang memiliki usaha
positif terhadap permintaan wajib pajak atas jasa
dagang perlengkapan bangunan, sering kali
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
lupa atau telat melakukan pembayaran atau
Surabaya. Ini berarti, peningkatan super ego
pelaporan pajak. Sanksi tersebut terkadang
motives menyebabkan peningkatan permintaan
cukup besar dan menyebabkan pengeluaran
wajib pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah
yang lebih besar dibandingkan pembayaran
KPP Mulyorejo, Surabaya, begitupun sebaliknya.
untuk menggunakan jasa konsultan pajak.
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
Dengan
menggunakan
konsultan
pajak,
dapat diinterpretasikan bahwa tingginya super ego
penghematan sanksi perpajakan tersebut dapat
motives
menjadi
yang
dimiliki
oleh
wajib
pajak
tambahan
modal
bagi
usaha
menyebabkan permintaan wajib pajak tersebut atas
responden.
jasa konsultan pajak juga tinggi. Berdasarkan hasil
Uji t antara pelayanan aparat pajak terhadap
wawancara diperoleh beberapa pandangan dan pola
permintaan wajib pajak atas jasa konsultan pajak
pikir yang diungkapkan oleh responden tentang
menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,033) < α
super ego motives mereka yang tinggi yang
(0,05). Selain itu, nilai t hitung (2,164) > nilai t
mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan
tabel (1,985). Tanda negatif pada nilai t (lihat tabel
pajak, antara lain:
6) menunjukkan hubungan negatif antara variabel
a.
Berbagai macam pajak harus ditanggung oleh
independen
responden mulai dari PPN, PPh, pajak daerah
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
dan lain-lain, maka dari itu responden
disimpulkan pelayanan aparat pajak berpengaruh
mencoba untuk meminimalkan pembayaran
negatif terhadap permintaan wajib pajak atas jasa
tersebut. Sebagai contoh Tuan “A” yang
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
memiliki usaha dagang dibidang alat-alat
Surabaya. Ini berarti, peningkatan pelayanan aparat
elektronik harus menanggung pembayaran
pajak menyebabkan penurunan permintaan wajib
PPN, PBB, PPh final 1%, pajak reklame, dan
pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah KPP
pajak
Mulyorejo, Surabaya, begitupun sebaliknya.
kendaraan
bermotor.
Tuan
“A”
menyewa jasa konsultan agar konsultan pajak
membantunya
b.
dalam
dengan
variabel
dependen.
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
meminimalkan
dapat diinterpretasikan bahwa pelayanan yang
pembayaran pajak-pajak tersebut.
diberikan aparat pajak kepada wajib pajak masih
Tuan “A”, Tuan “B” seorang responden yang
tergolong kurang memuaskan sehingga permintaan
memiliki usaha bengkel, Tuan “F” yang
wajib pajak atas jasa konsultan pajak menjadi
memiliki usaha dagang alat-alat listrik dan
tinggi. Berdasarkan hasil wawancara didapat
Nyonya “G” yang memiliki usaha dagang
beberapa
bahan-bahan makanan, ingin keuntungan yang
diungkapkan
diperoleh dari usahanya tidak habis untuk
memuaskannya pelayanan aparat pajak yang
membayar
mempengaruhi permintaan atas jasa konsultan
pajak
sebab
ia
ingin
pandangan
oleh
pajak, antara lain:
11
dan
pola
responden
pikir
tentang
yang
kurang
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
a.
b.
c.
d.
e.
Tuan “B” masih belum dapat percaya dengan
Dari hasil uji t dan nilai rata-rata pada tabel 2,
aparat pajak. Beliau berpikir bahwa aparat
dapat diinterpretasikan bahwa tingginya peran
pajak tidak membantu menyelesaikan masalah
konsultan pajak sebagai wakil dari wajib pajak
tetapi
mencari-cari
menyebabkan permintaan wajib pajak atas jasa
kesalahan responden sehingga pajak yang
konsultan pajak juga tinggi. Semakin sering
harus dibayar semakin tinggi.
seorang wajib pajak melimpahkan tugasnya kepada
Menurut Tuan “E”, pelayanan aparat pajak
wakilnya, konsultan pajak, maka semakin tinggi
tidak akan bisa baik bila pemerintah dan
peran konsultan tersebut sehingga permintaan atas
pegawai pajak sendiri belum bersih dari
jasa
korupsi.
Berdasarkan hasil wawancara didapat beberapa
Menurut Nyonya “H”, peningkatan pelayanan
pandangan dan pola pikir yang diungkapkan oleh
sudah ada, namun masih belum mencapai
responden tentang tingginya peran konsultan pajak
ekspektasi responden.
sebagai wakil wajib pajak yang mempengaruhi
Tuan “A”, Tuan “B”, Tuan “C” mendapatkan
permintaan atas jasa konsultan pajak, antara lain:
pelayanan yang kurang berkenan seperti tidak
a.
sebaliknya,
yaitu
konsultan
pajak
turut
semakin
tinggi.
Tuan “F” yang pernah memperoleh mata
memperoleh jawaban yang pasti dan detil atas
kuliah
pertanyaan seputar pajak yang diajukan.
menghitung pajak dan melaporkan SPT
Menurut Tuan “E” dan Nyonya “H”, banyak
sendiri tetapi beliau tidak memiliki cukup
media komunikasi yang telah digunakan KPP
waktu untuk melakukan itu semua. Beliau
untuk menunjang pelayanannya tetapi itu saja
berpikir bahwa mengurus pajak akan menyita
tidak
banyak
cukup.
Mereka
membutuhkan
perpajakan
waktu,
saat
jadi
kuliah,
lebih
mampu
baik
beliau
penjelasan lebih lanjut atas informasi tersebut.
menggunakan waktunya untuk menyelesaikan
Uji t antara peran sebagai wakil wajib pajak
pekerjaan lainnya.
terhadap
permintaan
wajib
pajak
atas
jasa
konsultan pajak menghasilkan nilai signifikansi
b.
Tuan “F” dan Nyonya “G” lebih rela
hitung (0,014) < nilai α (0,05). Selain itu, nilai t
mengeluarkan uang beberapa ratus ribu rupiah
hitung (2,497) > nilai t tabel (1,985). Nilai t hitung
untuk menggunakan konsultan pajak sebab
yang positif menunjukkan hubungan positif antara
mereka tidak mau ambil pusing untuk
variabel independen dengan variabel dependen.
mengurus kewajibannya.
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan
disimpulkan bahwa peran sebagai wakil wajib
KESIMPULAN DAN SARAN
pajak berpengaruh positif terhadap permintaan
wajib pajak atas jasa konsultan pajak di wilayah
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka
KPP Mulyorejo, Surabaya. Ini berarti, peningkatan
dapat disimpulkan bahwa: 1) Pada pengujian
peran sebagai wakil wajib pajak menyebabkan
asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model
peningkatan permintaan wajib pajak atas jasa
regresi telah bebas dari masalah multikolinieritas
konsultan pajak di wilayah KPP Mulyorejo,
dan heteroskedastisitas serta telah memenuhi syarat
Surabaya, begitupun sebaliknya.
asumsi normalitas dan linearitas. 2) Berdasarkan
hasil koefisien determinasi (R Square) sebesar
63,2% berarti permintaan wajib pajak orang pribadi
12
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
atas jasa konsultan pajak dapat dijelaskan oleh
Cahyono, K. B. (2008). Faktor-faktor Yang
variabel persepsi wajib pajak atas pengetahuan
Mempengaruhi Wajib Pajak Menggunakan
perpajakan, super ego motives, pelayanan aparat
Jasa
pajak dan peran sebagai wakil wajib pajak.
Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Pada
Sedangkan sisanya 36,8% dijelaskan oleh sebab-
KPP Cirebon di Kota Cirebon. Tesis.
sebab yang lain. 3) Dari penelitian ini dapat ditarik
Universitas Gadjah Mada.
Konsultan
Pajak:
Studi
Persepsi
kesimpulan bahwa dari uji simultan (uji F)
diperoleh
hasil
pengetahuan
persepsi
perpajakan,
wajib
super
pajak
ego
Celliah, J., & Davis, D. (2011). What Clients
atas
Really
motives,
pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
wajib pajak secara simultan berpengaruh signifikan
Want
from
Management
Consultants:
Evidence
Journal
International
of
from
Australia.
Management
Studies,vol.6,no.1 , 22-30.
terhadap permintaan wajib pajak orang pribadi atas
jasa konsultan pajak. 4) Dari penelitian ini dapat
Czerniawska, F. (2002). Consulting on the Brink:
ditarik kesimpulan bahwa dari uji parsial (uji t)
The Implication of Enron for the Consulting
diperoleh
Industry. London: Arkimeda.
hasil
pengetahuan
persepsi
perpajakan,
wajib
super
pajak
ego
atas
motives,
Fuad, C. H. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT
pelayanan aparat pajak dan peran sebagai wakil
Gramedia Pustaka Utama.
wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap permintaan wajib pajak orang pribadi atas
Heller, F. (2002), "What Next? More Critique of
jasa konsultan pajak.
Consultants, Gurus and Managers", in
Critical Consulting, T. Clark and R.
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Fincham.
(Eds),
Blackwell
Publishers,
Oxford, pp. 260-71.
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan
Irawan, & Wijaya. (1996). Pemasaran 2000.
kesimpulan yang telah dilakukan, maka terdapat
Jakarta: BPFE Anggota IKAPI.
beberapa saran seperti:
a.
Menambahkan variabel-variabel independen
Jubilee Enterprise. (2010). 30 Bisnis Berbasis Ide
agar model regresi dapat dijelaskan dengan
bagi Siapa pun. Jakarta: PT. Elex Media
lebih lengkap. Variabel independen yang
Komputindo.
mungkin dapat ditambahkan untuk penelitian
Kakabadse, N. K., Louchart, E., & Kakabadse, A.
selanjutnya seperti pendapatan wajib pajak,
regulasi pemerintah,
(2006). Consultant's Role: A Qualitative
psychological effect
Inquiry from the Consultant's Perspective.
seperti rasa aman dan nyaman atau kepatuhan
Journal
wajib pajak.
b.
of
Management
Development,vol.25,no.5 , 416-500.
Menambahkan jumlah sampel agar data
penelitian selanjutnya lebih representatif
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi
Milenium Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhalindo.
DAFTAR PUSTAKA
13
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Tjiptono, F. (2002). Manajemen Jasa Edisi Kedua.
Management Consultancies Association. (2010).
The Value of Consulting: An Analysis of The
Yogyakarta: Andi.
Tangible Benefits of Using Management
Consultancy.
London:
Widayati, & Nurlis. (2010). Faktor-faktor Yang
Management
Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Consultancies Association
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang
Rahman, A. (2010). Perencanaan Pajak, Perlukah?
Kajian
Praktis
Menuju
Melakukan Pekerjaan Bebas Pada KPP
Pratama Gambir Tiga. Makalah Simposium
Administrasi
Perpajakan Yang Efisien. Jurnal Ilmu
Nasional Akuntansi 13.
Administrasi, vol.VII, no.2 , 75-85.
Yuhertiana, I., & Sofyan, D. A. (2010). Analisis
Robb, D. (2006). Principles and Value-Based
Perbedaan Kinerja Keuangan Pada Koperasi
Consulting.
Mandiri di Kabupaten Banyuwangi Atas
Jasa Kantor Akuntan Publik. e-journal UPN
Sudarmanto, R. G. (2013). Statistika Terapan
Veteran.
Berbasis Komputer Dengan Program IBM
SPSS Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Taslim, D. (2007, Oktober 26). Tax Specialist
Sebagai Suatu Profesi? Diakses pada 7
April
2014,
dari
Ortax:http://www.ortax.org/ortax/?mod=iss
ue&page=show&id=9
14