Materi Paparan Ketua KPK
Medan, 17 Januari 2017
(Jangan dibiarkan KORUPSI menjadi bagian BUDAYA INDONESIA) “
(Mohammad Hatta, 1961)
Sumber :https://www.topuniversities.com/universityrankings/world-university-rankings/2018
DAFTAR ISI
AYO BERAKSI
BERANTAS KORUPSI
KORUPSI & UPAYA TASKOR
KAJIAN KPK - DIKTI
ZI – WBK – WBBM
2
AYO BERAKSI
BERANTAS
KORUPSI
KORUPSI & UPAYA TASKOR
3
The Bridge
Collapsed only a
few years after
the construction
(Kutai Kartanegara)
The Environment Destroyed for a short gain
Gunung Botak, Kabupaten Buru-Maluku
KORUPSI
adalah
KEJAHATAN
LUAR BIASA
Extra Ordinary Crime, secara
umum memiliki ciri sebagai berikut:
1. Berpotensi dilakukan oleh siapa
saja;
2. Random target/random victim;
3. Kerugiannya besar dan meluas
(snowball atau domino effect);
4. Sindakasi dan Transnasional
• Asal kata:
corruptio atau corruptus (latin) → korruptie (Belanda)
→korupsi (Indonesia)
• Arti harfiah:
Kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral.
• Kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta:
Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dsb.
• Istilah di negara lain :
Malaysia “rasuah” (korupsi); Arab “riswah” (suap),
“ghulul” (korupsi); Thailand “gin moung” (makan
bangsa); China “tanwu” (keserakahan bernoda), Jepang
“oshuko” (kerja kotor).
PENGERTIAN KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSI UU 31/1999 jo
UU 20/2001
Delik yg terkait dg kerugian
Pasal 2(1); 3
keuangan negara
Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2);
Delik pemberian sesuatu/janji
Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b;
kpd Peg Neg/PN (Penyuapan)
Ps 6(2); Ps 12 c,d
Delik penggelapan dalam jabatan Pasal 8; 9; 10 a,b,c
Delik perbuatan pemerasan Pasal 12 huruf e,f,g
Delik perbuatan curang
Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d;
Ps 7 (2); Ps 12 huruf h
Merupakan
delik-delik yg
diadopsi dari
KUHP (berasal
dari pasal 1
ayat 1 sub c UU
no. 3/71)
Delik benturan kepentingan
Pasal 12 huruf i
dalam pengadaan
Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C
Korupsi yang secara langsung terkait dengan kerugian keuangan negara hanya
sebagian kecil dari jenis korupsi yang ada (2 pasal).
PERILAKU
28 pasal lain lebih terkait dengan aspek
9
Pemberantasan Korupsi :
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
didefinisikan sebagai :
serangkaian tindakan untuk MENCEGAH dan
MEMBERANTAS TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikanpenyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di
sidang pengadilan dengan
PERAN SERTA MASYARAKAT
(Pasal 1 UU 30/2002 tentang KPK)
14
TUPOKSI KPK
Ps. 6c
PS.12
Ps. 6a
Ps. 6d
TUPOKSI KPK
Pasal 6 UU No. 30 Tahun
2002
Ps. 6e
Ps. 6b
16
AYO BERAKSI
BERANTAS
KORUPSI
KAJIAN KPK – RISTEK DIKTI
13
Regulasi
Belum Jelasnya Regulasi Penetapan Tarif Layanan
Pendidikan dan Non Pendidikan
Belum Adanya Regulasi dalam Penetapan alokasi
BOPTN
Tidak Sinkronnya UU Dikti dengan UU PNBP
Terkait Pemanfaatan Aset
Statuta tidak Sesuai dengan Status PTKIN
Belum Jelasnya Pengalokasian Dana Sarpras bagi
PTKIN (Baik yang Bersumber dari Rp. Murni atau
SBSN)
15
TATA LAKSANA
Tidak Efektifnya Pengelolaan Dana Penelitian
pada PTN/PTKIN
Belum Optimalnya Tata Kelola Internal di
PTN/PTKIN
Lemahnya Pengendalian Terhadap
Pembangunan Sarpras di PTN/PTKIN
Belum Dilakukannya Evaluasi Kelembagaan
PTN BLU dan PTN BH
Tidak Optimalnya Pemanfaatan Rusunawa
(Hibah dari Kemenpera)
Tidak Sesuainya Penetapan dan Pelaksanaan
UKT dengan KMA UKT
16
Rekomendasi UMUM
Transparansi Alokasi dan
Pertanggungjawaban BOPTN
Pembuatan Roadmap Sarpras
PTN/PTKIN dan kejelasan
alokasi
Penetapan Tarif Layanan di
PTN/PTKIN
Integrasi Pengelolaan Dana
Penelitian di PTKIN
Pembuatan Pedoman Pemanfaatan
Aset PTN/PTKIN
Evaluasi Kinerja Kelembagaan
PTN BLU dan PTN BH
Perbaikan Tata Kelola Internal
PTN/PTKIN (PBJ, SPI, Dewas, dll)
Kejelasan Pemanfaatan
Rusunawa di PTN/PTKIN
Review STATUTA PTKIN
Evaluasi Penetapan dan
Pelaksanaan UKT
17
AYO BERAKSI
BERANTAS
KORUPSI
ZI – WBK - WBBM
20
Pembangunan Zona Integritas
Membangun dan
mengimplementasikan program
reformasi birokasi secara baik sehingga
mampu menumbuh-kembangkan
budaya kerja birokrasi yang anti
korupsi, berkinerja, dan budaya
birokrasi yang melayani publik secara
baik di lingkungan K/L/Pemda
Pembangunan Zona Integritas,
dilakukan dengan membangun
percontohan-percontohan pada
tingkat unit kerja K/L dan Pemda
sebagai Unit Menuju WBK-BBM
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM
PERMENPAN
1. UU 28 / 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
3. UU 30 / 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi;
4. UU 14 / 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
5. UU 25 /2009 tentang Pelayanan Publik ;
6. PP 60 / 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah;
7. Perpres 54 / 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8. Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 – 2025;
9. Perpres 55 / 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Inpres 2 /
2014 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi;
10. Permen PAN dan RB 14 / 2014 tentang Pedoman
Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
PERMENPAN tentang ZI
Permen PANRB 20 / 2012 tentang
Pedoman Umum Pembangunan ZI
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)
diubah
Permen PANRB 60 / 2012 tentang
Pedoman Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK dan WBBM
di Lingkungan K/L dan Pemda
diubah
Permen PANRB 52 / 2014 tentang
Pedoman Pembangunan ZI menuju
WBK dan WBBM di Lingkungan
Instansi Pemerintah
20
DEFINISI
ZONA INTEGRITAS
• predikat yang diberikan kepada
instansi pemerintah yang
pimpinan dan jajarannya
mempunyai komitmen untuk
mewujudkan WBK/WBBM melalui
reformasi birokrasi, khususnya
dalam hal pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas
pelayanan publik
21
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
• Predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
telah berhasil melaksanakan reformasi birokrasi dengan
baik, yaitu telah memenuhi sebagian besar kriteria
proses perbaikan pada enam area perubahan : manajemen
perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem
manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan
akuntabilitas kinerja, peningkatan kualitas pelayanan
publik serta didukung dengan hasil survey eksternal
Indeks Persepsi Korupsi yang tinggi (minimal 13,5 dari
nilai maksimal 15 atau 90%) dan Indeks Persepsi
Kualitas
Pelayanan menyatakan baik, serta telah
menyelesaikan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan oleh
pemeriksaan Internal dan Eksternal.
22
Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM)
• Predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang telah
berhasil melaksanakan reformasi birokrasi dengan baik,
yaitu telah memenuhi sebagian besar kriteria proses perbaikan
pada enam area perubahan (manajemen perubahan, penataan
tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan
pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, peningkatan
kualitas pelayanan publik ) serta didukung dengan hasil
survey eksternal Indeks Persepsi Korupsi tinggi (minimal 13,5
dari nilai maksimal 15 atau 90%) dan Indeks Persepsi Kualitas
Pelayanan Publik yang sangat baik (minimal 16 dari nilai
maksimal 20 atau 80%), serta telah menyelesaikan Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan oleh pemeriksaan Internal dan
Eksternal.
23
Perkembangan & Penuntasan
Zona Integritas di Kemenristek Dikti
• Kementerian Ristek Dikti telah melakukan pencanangan zona
integritas pada tanggal 01 Juni 2012
• Selama tahun 2013-2016, Kementerian Ristek Dikti belum secara
intensif melakukan pembangunan ZI. Hal ini terlihat dari belum
terdapat unit kerja yang diusulkan oleh Kementerian Ristek Dikti
kepada Tim Penilai Nasional
• Pada tahun 2017, Kementerian Ristek Dikti telah mengusulkan 7
(tujuh) unit kerja yang dijadikan pilot project pembangunan ZI yaitu
1) Inspektorat Jenderal, 2) Sekretariat Jenderal, 3) Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptekdikti, 4) Universitas Gajah Mada, 5)
Institut Pertanian Bogor, 6) Universitas Sebelas Maret, dan 7)
Universitas Tanjungpura Pontianak
• Hasil evaluasi TPN menyatakan bahwa ke 7 unit kerja tersebut belum
dapat direviu oleh TPN karena surat usulan dari Kementerian Ristek
Dikti tidak dilampirkan dengan hasil penilaian internal atas 7 unit
kerja tersebut
Apa yang dapat KITA lakukan
terkait pencegahan korupsi ?
Sebagai Pejabat/Pegawai
•Menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh, ikhlas, penuh integritas, profesional, dan
mencegah terjadinya korupsi di lingkungan kantor
Sebagai Orangtua
•Bersama-sama pasangannya menanamkan karakter anti korupsi (misalnya kejujuran)
sedini mungkin kepada anak-anaknya di rumah
Sebagai Suami/Isteri
•Menjalankan fungsi sebagai auditor keuangan rumah tangga (aliran dana rumah tangga),
saling mengingatkan/memberikan ruh integritas pada semua aktivitas keluarga
Berperan Secara Sosial
•Memberikan teladan dan menyerukan gerakan anti korupsi mulai dari lingkup terkecil di
sekitar rumah. Membiasakan akrab mengenali dan empati terhadap orang lain yang
kekurangan
TERIMA KASIH
Gedung Merah Putih KPK
Jln. Kuningan Persada Kav. 4
Jakarta Selatan 12950
Telp: (021) 2557 8300
Faks: (021) 5289 2456
Email: [email protected]
Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi:
Direktorat Pengaduan Masyarakat
PO BOX 575 Jakarta 10120
Telp: (021) 2557 8389
Faks: (021) 5289 2454
SMS: 08558 575 575, 0811 959 575
Email: [email protected]
Pelaporan Gratifikasi:
Direktorat Gratifikasi
Telp: (021) 2557 8440
Email: [email protected]
Pelayanan Informasi Publik
Hubungan Masyarakat:
Telp: (021) 2557 8498
Faks: (021) 5290 5592
Email: [email protected]
Informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN):
Direktorat LHKPN
Telp: (021) 2557 8396
Email :[email protected]
(Jangan dibiarkan KORUPSI menjadi bagian BUDAYA INDONESIA) “
(Mohammad Hatta, 1961)
Sumber :https://www.topuniversities.com/universityrankings/world-university-rankings/2018
DAFTAR ISI
AYO BERAKSI
BERANTAS KORUPSI
KORUPSI & UPAYA TASKOR
KAJIAN KPK - DIKTI
ZI – WBK – WBBM
2
AYO BERAKSI
BERANTAS
KORUPSI
KORUPSI & UPAYA TASKOR
3
The Bridge
Collapsed only a
few years after
the construction
(Kutai Kartanegara)
The Environment Destroyed for a short gain
Gunung Botak, Kabupaten Buru-Maluku
KORUPSI
adalah
KEJAHATAN
LUAR BIASA
Extra Ordinary Crime, secara
umum memiliki ciri sebagai berikut:
1. Berpotensi dilakukan oleh siapa
saja;
2. Random target/random victim;
3. Kerugiannya besar dan meluas
(snowball atau domino effect);
4. Sindakasi dan Transnasional
• Asal kata:
corruptio atau corruptus (latin) → korruptie (Belanda)
→korupsi (Indonesia)
• Arti harfiah:
Kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral.
• Kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta:
Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dsb.
• Istilah di negara lain :
Malaysia “rasuah” (korupsi); Arab “riswah” (suap),
“ghulul” (korupsi); Thailand “gin moung” (makan
bangsa); China “tanwu” (keserakahan bernoda), Jepang
“oshuko” (kerja kotor).
PENGERTIAN KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSI UU 31/1999 jo
UU 20/2001
Delik yg terkait dg kerugian
Pasal 2(1); 3
keuangan negara
Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2);
Delik pemberian sesuatu/janji
Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b;
kpd Peg Neg/PN (Penyuapan)
Ps 6(2); Ps 12 c,d
Delik penggelapan dalam jabatan Pasal 8; 9; 10 a,b,c
Delik perbuatan pemerasan Pasal 12 huruf e,f,g
Delik perbuatan curang
Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d;
Ps 7 (2); Ps 12 huruf h
Merupakan
delik-delik yg
diadopsi dari
KUHP (berasal
dari pasal 1
ayat 1 sub c UU
no. 3/71)
Delik benturan kepentingan
Pasal 12 huruf i
dalam pengadaan
Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C
Korupsi yang secara langsung terkait dengan kerugian keuangan negara hanya
sebagian kecil dari jenis korupsi yang ada (2 pasal).
PERILAKU
28 pasal lain lebih terkait dengan aspek
9
Pemberantasan Korupsi :
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
didefinisikan sebagai :
serangkaian tindakan untuk MENCEGAH dan
MEMBERANTAS TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikanpenyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di
sidang pengadilan dengan
PERAN SERTA MASYARAKAT
(Pasal 1 UU 30/2002 tentang KPK)
14
TUPOKSI KPK
Ps. 6c
PS.12
Ps. 6a
Ps. 6d
TUPOKSI KPK
Pasal 6 UU No. 30 Tahun
2002
Ps. 6e
Ps. 6b
16
AYO BERAKSI
BERANTAS
KORUPSI
KAJIAN KPK – RISTEK DIKTI
13
Regulasi
Belum Jelasnya Regulasi Penetapan Tarif Layanan
Pendidikan dan Non Pendidikan
Belum Adanya Regulasi dalam Penetapan alokasi
BOPTN
Tidak Sinkronnya UU Dikti dengan UU PNBP
Terkait Pemanfaatan Aset
Statuta tidak Sesuai dengan Status PTKIN
Belum Jelasnya Pengalokasian Dana Sarpras bagi
PTKIN (Baik yang Bersumber dari Rp. Murni atau
SBSN)
15
TATA LAKSANA
Tidak Efektifnya Pengelolaan Dana Penelitian
pada PTN/PTKIN
Belum Optimalnya Tata Kelola Internal di
PTN/PTKIN
Lemahnya Pengendalian Terhadap
Pembangunan Sarpras di PTN/PTKIN
Belum Dilakukannya Evaluasi Kelembagaan
PTN BLU dan PTN BH
Tidak Optimalnya Pemanfaatan Rusunawa
(Hibah dari Kemenpera)
Tidak Sesuainya Penetapan dan Pelaksanaan
UKT dengan KMA UKT
16
Rekomendasi UMUM
Transparansi Alokasi dan
Pertanggungjawaban BOPTN
Pembuatan Roadmap Sarpras
PTN/PTKIN dan kejelasan
alokasi
Penetapan Tarif Layanan di
PTN/PTKIN
Integrasi Pengelolaan Dana
Penelitian di PTKIN
Pembuatan Pedoman Pemanfaatan
Aset PTN/PTKIN
Evaluasi Kinerja Kelembagaan
PTN BLU dan PTN BH
Perbaikan Tata Kelola Internal
PTN/PTKIN (PBJ, SPI, Dewas, dll)
Kejelasan Pemanfaatan
Rusunawa di PTN/PTKIN
Review STATUTA PTKIN
Evaluasi Penetapan dan
Pelaksanaan UKT
17
AYO BERAKSI
BERANTAS
KORUPSI
ZI – WBK - WBBM
20
Pembangunan Zona Integritas
Membangun dan
mengimplementasikan program
reformasi birokasi secara baik sehingga
mampu menumbuh-kembangkan
budaya kerja birokrasi yang anti
korupsi, berkinerja, dan budaya
birokrasi yang melayani publik secara
baik di lingkungan K/L/Pemda
Pembangunan Zona Integritas,
dilakukan dengan membangun
percontohan-percontohan pada
tingkat unit kerja K/L dan Pemda
sebagai Unit Menuju WBK-BBM
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM
PERMENPAN
1. UU 28 / 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
3. UU 30 / 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi;
4. UU 14 / 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
5. UU 25 /2009 tentang Pelayanan Publik ;
6. PP 60 / 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah;
7. Perpres 54 / 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8. Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 – 2025;
9. Perpres 55 / 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Inpres 2 /
2014 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi;
10. Permen PAN dan RB 14 / 2014 tentang Pedoman
Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
PERMENPAN tentang ZI
Permen PANRB 20 / 2012 tentang
Pedoman Umum Pembangunan ZI
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)
diubah
Permen PANRB 60 / 2012 tentang
Pedoman Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK dan WBBM
di Lingkungan K/L dan Pemda
diubah
Permen PANRB 52 / 2014 tentang
Pedoman Pembangunan ZI menuju
WBK dan WBBM di Lingkungan
Instansi Pemerintah
20
DEFINISI
ZONA INTEGRITAS
• predikat yang diberikan kepada
instansi pemerintah yang
pimpinan dan jajarannya
mempunyai komitmen untuk
mewujudkan WBK/WBBM melalui
reformasi birokrasi, khususnya
dalam hal pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas
pelayanan publik
21
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
• Predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
telah berhasil melaksanakan reformasi birokrasi dengan
baik, yaitu telah memenuhi sebagian besar kriteria
proses perbaikan pada enam area perubahan : manajemen
perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem
manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan
akuntabilitas kinerja, peningkatan kualitas pelayanan
publik serta didukung dengan hasil survey eksternal
Indeks Persepsi Korupsi yang tinggi (minimal 13,5 dari
nilai maksimal 15 atau 90%) dan Indeks Persepsi
Kualitas
Pelayanan menyatakan baik, serta telah
menyelesaikan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan oleh
pemeriksaan Internal dan Eksternal.
22
Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM)
• Predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang telah
berhasil melaksanakan reformasi birokrasi dengan baik,
yaitu telah memenuhi sebagian besar kriteria proses perbaikan
pada enam area perubahan (manajemen perubahan, penataan
tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan
pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, peningkatan
kualitas pelayanan publik ) serta didukung dengan hasil
survey eksternal Indeks Persepsi Korupsi tinggi (minimal 13,5
dari nilai maksimal 15 atau 90%) dan Indeks Persepsi Kualitas
Pelayanan Publik yang sangat baik (minimal 16 dari nilai
maksimal 20 atau 80%), serta telah menyelesaikan Tindak
Lanjut Hasil Pemeriksaan oleh pemeriksaan Internal dan
Eksternal.
23
Perkembangan & Penuntasan
Zona Integritas di Kemenristek Dikti
• Kementerian Ristek Dikti telah melakukan pencanangan zona
integritas pada tanggal 01 Juni 2012
• Selama tahun 2013-2016, Kementerian Ristek Dikti belum secara
intensif melakukan pembangunan ZI. Hal ini terlihat dari belum
terdapat unit kerja yang diusulkan oleh Kementerian Ristek Dikti
kepada Tim Penilai Nasional
• Pada tahun 2017, Kementerian Ristek Dikti telah mengusulkan 7
(tujuh) unit kerja yang dijadikan pilot project pembangunan ZI yaitu
1) Inspektorat Jenderal, 2) Sekretariat Jenderal, 3) Direktorat
Jenderal Kelembagaan Iptekdikti, 4) Universitas Gajah Mada, 5)
Institut Pertanian Bogor, 6) Universitas Sebelas Maret, dan 7)
Universitas Tanjungpura Pontianak
• Hasil evaluasi TPN menyatakan bahwa ke 7 unit kerja tersebut belum
dapat direviu oleh TPN karena surat usulan dari Kementerian Ristek
Dikti tidak dilampirkan dengan hasil penilaian internal atas 7 unit
kerja tersebut
Apa yang dapat KITA lakukan
terkait pencegahan korupsi ?
Sebagai Pejabat/Pegawai
•Menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh, ikhlas, penuh integritas, profesional, dan
mencegah terjadinya korupsi di lingkungan kantor
Sebagai Orangtua
•Bersama-sama pasangannya menanamkan karakter anti korupsi (misalnya kejujuran)
sedini mungkin kepada anak-anaknya di rumah
Sebagai Suami/Isteri
•Menjalankan fungsi sebagai auditor keuangan rumah tangga (aliran dana rumah tangga),
saling mengingatkan/memberikan ruh integritas pada semua aktivitas keluarga
Berperan Secara Sosial
•Memberikan teladan dan menyerukan gerakan anti korupsi mulai dari lingkup terkecil di
sekitar rumah. Membiasakan akrab mengenali dan empati terhadap orang lain yang
kekurangan
TERIMA KASIH
Gedung Merah Putih KPK
Jln. Kuningan Persada Kav. 4
Jakarta Selatan 12950
Telp: (021) 2557 8300
Faks: (021) 5289 2456
Email: [email protected]
Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi:
Direktorat Pengaduan Masyarakat
PO BOX 575 Jakarta 10120
Telp: (021) 2557 8389
Faks: (021) 5289 2454
SMS: 08558 575 575, 0811 959 575
Email: [email protected]
Pelaporan Gratifikasi:
Direktorat Gratifikasi
Telp: (021) 2557 8440
Email: [email protected]
Pelayanan Informasi Publik
Hubungan Masyarakat:
Telp: (021) 2557 8498
Faks: (021) 5290 5592
Email: [email protected]
Informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN):
Direktorat LHKPN
Telp: (021) 2557 8396
Email :[email protected]