T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik terhadap Indeks Massa Tubuh Mahasiswa FIK UKSW Angkatan 2012 T1 BAB III
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif korelasi. Desain penelitian korelasional
bertujuan mendapatkan gambaran tentang hubungan antara
dua atau lebih variabel penelitian (Sugiyono, 2011).
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan korelasi. Korelasi
adalah
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti
untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi
terhadap data yang memang sudah ada.
24
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel
adalah karakteristik yang
melekat
pada
populasi, bervariasi antara satu subjek ke subjek yang lain
atau dari suatu objek ke objek yang lain, dan diteliti dalam
suatu
penelitian.
Variabel
penelitian
dikembangkan
berdasarkan konsep/teori dan hasil penelitian terdahulu
sesuai
dengan
fenomena
atau
masalah
penelitian
(Dharma, 2011).
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas (X)
adalah
variabel
kemunculan
yang
variabel
dipandang
terikat
yang
sebagai
diduga
merupakan akibatnya (Sugiyono, 2011). Variabel
Independen (X) dalam penelitian ini adalah: Pola
Makan dan Aktivitas Fisik
25
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat (Y)
adalah variabel yang diramalkan, akibat yang
dipradugakan, dan yang bervariasi mengikuti
perubahan
atau
variabel
bebas.
Variabel
dependen tidak dimanipulasi, melainkan diamati
variasinya sebagai hasil yang dipradugakan
berasal dari variabel bebas (Sugiyono, 2011).
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini
adalah: Indeks Massa Tubuh (IMT).
3.4 Defenisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010), defenisi operasional adalah
ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati /
diteliti:
No
Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Operasional
1
-Pola Makan
Ukur
Pola makan adalah
Kuisioner
Berbagai informasi yang
Pola makan
memberikan gambaran
mengenai macam dan
jumlah bahan makanan
Skala
Nominal
26
yang dimakan
(Sulistyoningsih, 2011)
2
-Aktivitas
Aktivitas fisik adalah
Kuisioner
Fisik
Gerakan tubuh yang
Aktivitas Fisik
Ordinal
dihasilkan oleh otot
rangka yang
memerlukan
pengeluaran energi
(WHO,2016)
3
-IMT
IMT
adalah
untuk
ukuran Timbangan
menunjukan
status gizi pada orang
dewasa
badan
adalah
bobot tubuh seseorang
yang
meteran tinggi
(Supariasa, badan
2014).
Berat
Berat Badan,
diukur
tanpa
busana yang berlebihan
menggunakan
timbangan berat badan
Rasio
27
yang
dicatat
dalam
satuan kg
(Supariasa, 2016)
Tinggi
Badan
adalah
ukuran
posisi
tubuh
berdiri (vertical) dengan
kaki
menempel
pada
lantai, posisi kepala dan
leher tegak, pandangan
rata-rata
air,
dibusungkan,
dada
perut
datar dan tarik nafas
beberapa
saat
(Murtiantmo, 2008)
3.5 Responden Penelitian
3.5.1 Populasi
Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian
akan
diterapkan
penelitian
in
(Dharma,
Jumlah
2011).
keseluruhan
Populasi
populasi
pada
dalam
28
penelitian ini adalah 92 orang mahasiswa FIK UKSW
Salatiga angkatan 2012.
3.5.2 Sampel
Sampel
karakteristik
adalah
yang
sebagian
dimiliki
dari
oleh
jumlah
populasi
dan
tersebut
(Sugiyono, 2011). Sampel penelitian merupakan bagian
dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagi
subjek penelitian melalui teknik sampling. Sedangkan
teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dan
populasi yang dapat mewakili populasi yang ada
(Nursalam, 2008). Pemilihan sampel dalam penelitian ini
dengan cara Total purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
oleh peneliti (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian
ini adalah 30 orang mahasiswa dengan kirteria inklusi
dan eksklusi sebagai berikut
Kriteria Inklusi :
1. Mahasiswa yang masih berkuliah di FIK UKSW
2. Pasien
kooperatif
dengan baik
dan
dapat
berkomunikasi
29
Kriteria eksklusi:
1. Subjek penelitian dalam kondisi sakit
2. Subjek penelitian menolak menjadi responden
penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengukur atau menilai variabel pada subjek penelitian
(Dharma, 2011). Instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengukur variabel independen (pola makan dan aktivitas
fisik) adalah kuisioner pola makan dan aktivitas fisik yang
sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner pola
makan terdiri dari 11 soal dengan kategori pola makan baik
dengan skor antara 28 – 44 dan kategori pola makan tidak
baik antara skor 11 – 27, yang kedua adalah kuesioner
aktivitas fisik yang terdiri dari 10 soal dengan kategori
aktivitas fisik ringan antara skor 10 – 23, aktivitas fisik
sedang antara skor 24 – 36, aktivitas fisik berat antara skor
37 – 50, sedangkan untuk mengukur variabel dependen (IMT)
dalam hal ini berat badan dan tinggi badan, digunakan
30
timbangan berat badan dan meteran tinggi badan yang sudah
valid dan reliabel (Sugiyono, 2011).
3.6.2 Cara Pengumpulan Data
Cara atau prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu:
- Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi
tempat penelitian.
- Memilih sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.
- Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran
serta responden
selama penelitian
dilakukan
dan
menjamin kerahasian responden.
- Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada
responden.
-Setelah
responden
setuju,
responden
diminta
menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi
responden.
- Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
- Memberikan lembar kuesioner kepada responden
31
- Semua data hasil pemeriksaan dicatat untuk selanjutnya
dilakukan pengolahan dan analisis data.
3.7 Uji Normalitas, Validitas, Realibilitas
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan peneliti adalah Shapiro
– Wilk dengan menggunakan bantuan program SPSS.16.
Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah
sebagai berikut:
a. Jika p< 0,05 maka distribusi data tidak normal.
b. Jika p> 0,05 maka distribusi data normal.
3.7.2 Uji Validitas
Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat dangan selang
kepercayaan 95 % (α = 5%), jika r hitung > r tabel maka
kuesioner tersebut dinyatakan valid. Nilai r tabel dalam
penelitian ini adalah 0.374 (Rahardjo, 2014), rata-rata
nilai r hitung dari uji validitas kuesioner pola makan
sebesar 0.708 dan untuk rata-rata r hitung kuesioner
aktivitas fisik sebesar 0.688
dapat disimpulkan semua
32
soal dalam kuesioner valid terlihat dari perhitungan pada
kolom tabel Corrected item_Total Correlation pada
lampiran uji validitas yang lebih besar dari nilai r tabel. Uji
validitas dilakukan dengan responden sebanyak 30 orang
yang menjadi responden adalah mahasiswa FIK angkatan
2013.
3.7.3 Uji Reliabilitas
Untuk
menghitung
reliabilitas
digunakan
uji
Cronbach’s Alpha. Berikut Tingkat Keandalannya.
Tabel 3.1
Nilai Cronbach’s Alpha
Tingkat keandalan
0.80 – 1.000
Sangat andal
0.60 – 0.799
Andal
0.40 – 0.599
Cukup andal
0.20 – 0.399
Agak andal
0.00 – 0.199
Kurang andal
Sumber : Bungin (2010)
Hasil uji reliabilitas kuesioner pola makan dan aktivitas fisik
menunjukkan kuesioner pola makan dengan jumlah pertanyaan
sebanyak 11 memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.926
yang berarti instrumen penelitian reliabel dan sangat andal,
33
sedangkan untuk kuesioner aktivitas fisik dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 10 memiliki nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0.908 yang berarti instrumen penelitian reliabel dan
sangat andal.
3.8 Analisis Data
Analisa data univariat dilakukan pada setiap variabel hasil
penelitian, dan analisis bivariat dilakukan pada dua variabel
yang diduga berpengaruh (Notoatmodjo, 2010):
3.8.1 Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan
untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang
diteliti, untuk data numerik, dengan menghitung mean,
median, standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal.
Penyajian
data
dari
masing-masing
variabel
menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan
hasil yang diperoleh (Notoadmojo, 2010)
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisa hubungan antara dua
variabel yang saling mempengaruhi artinya variabel yang
satu mempengaruhi variabel yang lain (Notoatmodjo,
34
2010).Dalam hal ini untuk mengetahui apakah ada
hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap indeks
massa tubuh, analisis bivariat yang digunakan adalah uji
Chi Square dengan bantuan program SPSS 16.0 for
windows. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada
tidaknya
hubungan
variabel
independen
terhadap
variabel dependen. Dianalisis dengan tingkat kemaknaan
95 % (nilai α yaitu 0,05). Dalam penelitian ini yang dilihat
adalah ada tidaknya hubungan pola makan dan aktivitas
fisik terhadap IMT. Pola makan dan aktivitas fisik
dikatakan memiliki hubungan terhadap tingkat IMT dapat
dilihat dari hasil uji hipotesis dengan membandingkan
nilai probabilitas dengan nilai α . Jika nilai probabilitas (p
value) lebih besar dari nilai
α
(p value> α), maka
hipotesis nul (Ho) diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap
IMT), sedangkan jika nilai probabilitas kurang dari atau
sama dengan nilai α (p value ≤ α ), maka hipotesis null
ditolak (ada hubungan yang signifikan antara pola makan
dan aktivitas fisik terhadap IMT) (Priyatno, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif korelasi. Desain penelitian korelasional
bertujuan mendapatkan gambaran tentang hubungan antara
dua atau lebih variabel penelitian (Sugiyono, 2011).
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan korelasi. Korelasi
adalah
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti
untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi
terhadap data yang memang sudah ada.
24
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel
adalah karakteristik yang
melekat
pada
populasi, bervariasi antara satu subjek ke subjek yang lain
atau dari suatu objek ke objek yang lain, dan diteliti dalam
suatu
penelitian.
Variabel
penelitian
dikembangkan
berdasarkan konsep/teori dan hasil penelitian terdahulu
sesuai
dengan
fenomena
atau
masalah
penelitian
(Dharma, 2011).
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas (X)
adalah
variabel
kemunculan
yang
variabel
dipandang
terikat
yang
sebagai
diduga
merupakan akibatnya (Sugiyono, 2011). Variabel
Independen (X) dalam penelitian ini adalah: Pola
Makan dan Aktivitas Fisik
25
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat (Y)
adalah variabel yang diramalkan, akibat yang
dipradugakan, dan yang bervariasi mengikuti
perubahan
atau
variabel
bebas.
Variabel
dependen tidak dimanipulasi, melainkan diamati
variasinya sebagai hasil yang dipradugakan
berasal dari variabel bebas (Sugiyono, 2011).
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini
adalah: Indeks Massa Tubuh (IMT).
3.4 Defenisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010), defenisi operasional adalah
ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati /
diteliti:
No
Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Operasional
1
-Pola Makan
Ukur
Pola makan adalah
Kuisioner
Berbagai informasi yang
Pola makan
memberikan gambaran
mengenai macam dan
jumlah bahan makanan
Skala
Nominal
26
yang dimakan
(Sulistyoningsih, 2011)
2
-Aktivitas
Aktivitas fisik adalah
Kuisioner
Fisik
Gerakan tubuh yang
Aktivitas Fisik
Ordinal
dihasilkan oleh otot
rangka yang
memerlukan
pengeluaran energi
(WHO,2016)
3
-IMT
IMT
adalah
untuk
ukuran Timbangan
menunjukan
status gizi pada orang
dewasa
badan
adalah
bobot tubuh seseorang
yang
meteran tinggi
(Supariasa, badan
2014).
Berat
Berat Badan,
diukur
tanpa
busana yang berlebihan
menggunakan
timbangan berat badan
Rasio
27
yang
dicatat
dalam
satuan kg
(Supariasa, 2016)
Tinggi
Badan
adalah
ukuran
posisi
tubuh
berdiri (vertical) dengan
kaki
menempel
pada
lantai, posisi kepala dan
leher tegak, pandangan
rata-rata
air,
dibusungkan,
dada
perut
datar dan tarik nafas
beberapa
saat
(Murtiantmo, 2008)
3.5 Responden Penelitian
3.5.1 Populasi
Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian
akan
diterapkan
penelitian
in
(Dharma,
Jumlah
2011).
keseluruhan
Populasi
populasi
pada
dalam
28
penelitian ini adalah 92 orang mahasiswa FIK UKSW
Salatiga angkatan 2012.
3.5.2 Sampel
Sampel
karakteristik
adalah
yang
sebagian
dimiliki
dari
oleh
jumlah
populasi
dan
tersebut
(Sugiyono, 2011). Sampel penelitian merupakan bagian
dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagi
subjek penelitian melalui teknik sampling. Sedangkan
teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dan
populasi yang dapat mewakili populasi yang ada
(Nursalam, 2008). Pemilihan sampel dalam penelitian ini
dengan cara Total purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
oleh peneliti (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian
ini adalah 30 orang mahasiswa dengan kirteria inklusi
dan eksklusi sebagai berikut
Kriteria Inklusi :
1. Mahasiswa yang masih berkuliah di FIK UKSW
2. Pasien
kooperatif
dengan baik
dan
dapat
berkomunikasi
29
Kriteria eksklusi:
1. Subjek penelitian dalam kondisi sakit
2. Subjek penelitian menolak menjadi responden
penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengukur atau menilai variabel pada subjek penelitian
(Dharma, 2011). Instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengukur variabel independen (pola makan dan aktivitas
fisik) adalah kuisioner pola makan dan aktivitas fisik yang
sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner pola
makan terdiri dari 11 soal dengan kategori pola makan baik
dengan skor antara 28 – 44 dan kategori pola makan tidak
baik antara skor 11 – 27, yang kedua adalah kuesioner
aktivitas fisik yang terdiri dari 10 soal dengan kategori
aktivitas fisik ringan antara skor 10 – 23, aktivitas fisik
sedang antara skor 24 – 36, aktivitas fisik berat antara skor
37 – 50, sedangkan untuk mengukur variabel dependen (IMT)
dalam hal ini berat badan dan tinggi badan, digunakan
30
timbangan berat badan dan meteran tinggi badan yang sudah
valid dan reliabel (Sugiyono, 2011).
3.6.2 Cara Pengumpulan Data
Cara atau prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu:
- Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi
tempat penelitian.
- Memilih sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.
- Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran
serta responden
selama penelitian
dilakukan
dan
menjamin kerahasian responden.
- Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada
responden.
-Setelah
responden
setuju,
responden
diminta
menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi
responden.
- Melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
- Memberikan lembar kuesioner kepada responden
31
- Semua data hasil pemeriksaan dicatat untuk selanjutnya
dilakukan pengolahan dan analisis data.
3.7 Uji Normalitas, Validitas, Realibilitas
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan peneliti adalah Shapiro
– Wilk dengan menggunakan bantuan program SPSS.16.
Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah
sebagai berikut:
a. Jika p< 0,05 maka distribusi data tidak normal.
b. Jika p> 0,05 maka distribusi data normal.
3.7.2 Uji Validitas
Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat dangan selang
kepercayaan 95 % (α = 5%), jika r hitung > r tabel maka
kuesioner tersebut dinyatakan valid. Nilai r tabel dalam
penelitian ini adalah 0.374 (Rahardjo, 2014), rata-rata
nilai r hitung dari uji validitas kuesioner pola makan
sebesar 0.708 dan untuk rata-rata r hitung kuesioner
aktivitas fisik sebesar 0.688
dapat disimpulkan semua
32
soal dalam kuesioner valid terlihat dari perhitungan pada
kolom tabel Corrected item_Total Correlation pada
lampiran uji validitas yang lebih besar dari nilai r tabel. Uji
validitas dilakukan dengan responden sebanyak 30 orang
yang menjadi responden adalah mahasiswa FIK angkatan
2013.
3.7.3 Uji Reliabilitas
Untuk
menghitung
reliabilitas
digunakan
uji
Cronbach’s Alpha. Berikut Tingkat Keandalannya.
Tabel 3.1
Nilai Cronbach’s Alpha
Tingkat keandalan
0.80 – 1.000
Sangat andal
0.60 – 0.799
Andal
0.40 – 0.599
Cukup andal
0.20 – 0.399
Agak andal
0.00 – 0.199
Kurang andal
Sumber : Bungin (2010)
Hasil uji reliabilitas kuesioner pola makan dan aktivitas fisik
menunjukkan kuesioner pola makan dengan jumlah pertanyaan
sebanyak 11 memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.926
yang berarti instrumen penelitian reliabel dan sangat andal,
33
sedangkan untuk kuesioner aktivitas fisik dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 10 memiliki nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0.908 yang berarti instrumen penelitian reliabel dan
sangat andal.
3.8 Analisis Data
Analisa data univariat dilakukan pada setiap variabel hasil
penelitian, dan analisis bivariat dilakukan pada dua variabel
yang diduga berpengaruh (Notoatmodjo, 2010):
3.8.1 Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan
untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang
diteliti, untuk data numerik, dengan menghitung mean,
median, standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal.
Penyajian
data
dari
masing-masing
variabel
menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan
hasil yang diperoleh (Notoadmojo, 2010)
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisa hubungan antara dua
variabel yang saling mempengaruhi artinya variabel yang
satu mempengaruhi variabel yang lain (Notoatmodjo,
34
2010).Dalam hal ini untuk mengetahui apakah ada
hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap indeks
massa tubuh, analisis bivariat yang digunakan adalah uji
Chi Square dengan bantuan program SPSS 16.0 for
windows. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada
tidaknya
hubungan
variabel
independen
terhadap
variabel dependen. Dianalisis dengan tingkat kemaknaan
95 % (nilai α yaitu 0,05). Dalam penelitian ini yang dilihat
adalah ada tidaknya hubungan pola makan dan aktivitas
fisik terhadap IMT. Pola makan dan aktivitas fisik
dikatakan memiliki hubungan terhadap tingkat IMT dapat
dilihat dari hasil uji hipotesis dengan membandingkan
nilai probabilitas dengan nilai α . Jika nilai probabilitas (p
value) lebih besar dari nilai
α
(p value> α), maka
hipotesis nul (Ho) diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap
IMT), sedangkan jika nilai probabilitas kurang dari atau
sama dengan nilai α (p value ≤ α ), maka hipotesis null
ditolak (ada hubungan yang signifikan antara pola makan
dan aktivitas fisik terhadap IMT) (Priyatno, 2012).