Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Tempat Rekreasi dan Olahraga Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara
3
ABSTRAK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 31 TAHUN 2002
TENTANG TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA
DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Laurencius HB Nababan *
Suria Ningsih **
Afrita ***
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di Kota Medan maka semakin
bertambah pula dana yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu kerjasama antara pemerintah daerah dengan perangkat daerah untuk
bisa menambah sumber pendapatan daerah. Kerjasama ini pun dilakukan agar daerah
dapat tumbuh serasi dan mampu memecahkan masalah-masalah yang terdapat di wilayah
dan daerah secara bersama-sama.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana izin dalam perspektif
Hukum Administrasi Negara?Bagaimana Kendala-Kendala Yang Timbul Dalam
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi Dan Olah Raga?Bagaimana Gambaran Umum Tempat Rekreasi Dan
Olahraga Di Kota Medan? Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif, artinya permasalahan yang ada dan literatur-literatur yang ada kaitannya
dengan permasalahan.
Perda Kota Medan No. 31 Tahun 2002 tentang Tempat Rekreasi Dan Olahraga.
Terbatasnya sumber dana, kurang lancarnya komunikasi yang terjalin antara aparat
dengan masyarakat dan sikap aparat yang kurang memenuhi komitmennya dalam
memberikan pelayanan yang mudah, murah dan memuaskan.Hambatan yang timbul
dalam pelaksanaan peraturan daerah ini adalah terbatasnya kualitas dan kuantitas personil
pihak pelaksana, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tempat rekreasi dan
olah raga, kurangnya promosi dan pemasaran obyek-obyek wisata, kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan peraturan daerah, kurangnya kerjasama pihak pelaksana
dengan instansi-instansi terkait, kurangnya tindakan pengawasan dan penyidikan terhadap
pelanggaran di bidang retribusi daerah. Upaya-upaya yang ditempuh untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut adalah penggalian potensi retribusi daerah melalui
pembangunan fisik tempat rekreasi dan olah raga, peningkatan profesionalisme petugas
pihak pelaksana, melakukan usaha promosi dan pemasaran obyek-obyek wisata,
mengadakan pengawasan intensif dalam pemungutan retribusi, memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan,
kenyamanan, kerapian dari obyek-obyek wisata, pihak pelaksana melakukan kerja sama
dengan instansi-instansi yang terkait dengan pelaksanaan pemungutan retribusi.
Kata Kunci : Tempat, Rekreasi, Olahraga.
*Mahasiswa
** Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara
**Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 31 TAHUN 2002
TENTANG TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA
DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Laurencius HB Nababan *
Suria Ningsih **
Afrita ***
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di Kota Medan maka semakin
bertambah pula dana yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu kerjasama antara pemerintah daerah dengan perangkat daerah untuk
bisa menambah sumber pendapatan daerah. Kerjasama ini pun dilakukan agar daerah
dapat tumbuh serasi dan mampu memecahkan masalah-masalah yang terdapat di wilayah
dan daerah secara bersama-sama.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana izin dalam perspektif
Hukum Administrasi Negara?Bagaimana Kendala-Kendala Yang Timbul Dalam
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Retribusi
Tempat Rekreasi Dan Olah Raga?Bagaimana Gambaran Umum Tempat Rekreasi Dan
Olahraga Di Kota Medan? Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif, artinya permasalahan yang ada dan literatur-literatur yang ada kaitannya
dengan permasalahan.
Perda Kota Medan No. 31 Tahun 2002 tentang Tempat Rekreasi Dan Olahraga.
Terbatasnya sumber dana, kurang lancarnya komunikasi yang terjalin antara aparat
dengan masyarakat dan sikap aparat yang kurang memenuhi komitmennya dalam
memberikan pelayanan yang mudah, murah dan memuaskan.Hambatan yang timbul
dalam pelaksanaan peraturan daerah ini adalah terbatasnya kualitas dan kuantitas personil
pihak pelaksana, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tempat rekreasi dan
olah raga, kurangnya promosi dan pemasaran obyek-obyek wisata, kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan peraturan daerah, kurangnya kerjasama pihak pelaksana
dengan instansi-instansi terkait, kurangnya tindakan pengawasan dan penyidikan terhadap
pelanggaran di bidang retribusi daerah. Upaya-upaya yang ditempuh untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut adalah penggalian potensi retribusi daerah melalui
pembangunan fisik tempat rekreasi dan olah raga, peningkatan profesionalisme petugas
pihak pelaksana, melakukan usaha promosi dan pemasaran obyek-obyek wisata,
mengadakan pengawasan intensif dalam pemungutan retribusi, memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan,
kenyamanan, kerapian dari obyek-obyek wisata, pihak pelaksana melakukan kerja sama
dengan instansi-instansi yang terkait dengan pelaksanaan pemungutan retribusi.
Kata Kunci : Tempat, Rekreasi, Olahraga.
*Mahasiswa
** Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara
**Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera Utara