Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank Bumn Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pengalaman krisis moneter pada tahun 1998 telah menyadarkan semua pihak
bahwa sektor mikro memiliki peran strategis serta andil yang sangat besar
sebagai mesin penggerak dan penyangga perekonomian. Bagi pelaku usaha sektor
mikro (terutama pertanian), muncul masalah karena sebagian besar mereka tidak
sanggup mendanai usaha yang padat modal dengan dana sendiri (Syukur et. Al.,
2000) Dari sisi ketersediaan dana , secara teoritis sebetulnya lembaga perbankan
formal memiliki potensi besar untuk pembiayaan tersebut. Namun demikian
perbankan yang punya legalitas dalam menghimpun dana masyarakat dalam
jumlah sangat besar, ternyata belum maksimal dalam mendanai sektor mikro
maupun pertanian. Setidaknya hal ini diketahui dari proporsi kredit perbankan
nasional untuk sektor mikro/pertanian yang masih relatif rendah. Sebagai
gambaran, selama kurun waktu 2004-2009, pangsa kredit perbankan hanya ratarata 5,72 persen dan masih selalu dibawah sektor perindustrian, perdagangan dan
jasa dunia usaha (BI, 2004) artinya sebelum terjadinya krisis moneter pada tahun
1997/1998, sebagian besar bank di Indonesia justru menambah usahanya dibidang
korporasi dan usaha luar negeri yang merupakan salah satu usaha wholesale
banking. Akibatnya, kebanyakan usaha tersebut justru macet. Namun bank yang
masih bertahan sebagai bank ritel dan menjalankan bisnis mikro, ternyata bisa

bertahan, bahkan kinerjanya sehat dengan NPL (Non Performing Loan) yang kecil
dibawah lima persen.

Universitas Sumatera Utara

Fungsi intermediasi perbankan terutama dalam menyalurkan kredit untuk
menggerakkan sektor riil/sektor usaha, secara bertahap mulai menunjukkan
perkembangan positif selama tahun 2010. Berbekal pertumbuhan penyaluran
kredit selama tahun 2010, maka cukup beralasan jika pada periode tahun 2011
kinerja perbankan diproyeksikan semakin membaik sekaligus juga memberikan
harapan yang lebih baik untuk mendorong pemodalan dunia usaha dan
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, pencapaian kinerja
perbankan selama tahun 2011 ini bukan berarti tidak ada hambatan. Apalagi
kondisi sektor riil. Ibaratnya, segiat apa pun perbankan menawarkan kredit pada
sektor riil, kalau iklim dunia usaha belum juga kondusif, penyaluran kredit tidak
akan optimal karena permintaan kredit dari sektor usaha terbatas.
Di tengah melambatnya ekonomi global, perekonomian nasional di tahun
2012 diperkirakan akan tumbuh 6,3% - 6,7%. Penurunan BI rate sejak Oktober
2011 lalu akan mampu menghidupkan sumber-sumber pembiayaan domestik,
terutama yang berasal dari sektor perbankan. Tekanan inflasi pada 2012 tetap

akan terkendali. Dalam kondisi ekonomi global yang melambat, perkembangan
harga komoditas global yang melaju rendah, dan didukung kapasitas produksi di
domestik yang memadai, penulis memperkirakan inflasi pada 2012 akan stabil di
tingkat sekitar 4,5%. Hal ini masih konsisten dengan sasaran inflasi 2012-2013
yaitu 4,5 ± 1%.
Berdasarkan hasil survey terhadap permintaan kredit tahun 2012 yang
dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat
di Jakarta yang mewakili sekitar 80% total kredit nasional. Bank Indonesia (BI)
mencatat pergerakan permintaan kredit sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1. Permintaan Kredit Mikro Bank Indonesia Periode Triwulan
Tahun 2011
Periode

Persentase

Keterangan


Triwulan I

70,04 %

sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri.

Triwulan II

92,09

sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri.

Triwulan III

86,02

sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri.

Triwulan IV


86,08

sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri.

Sumber : (http://www.bi.go.id (data diolah.2012))
Prioritas utama penyaluran kredit pada triwulan III 2011 diperkirakan masih
pada kredit modal kerja, sementara secara sektoral diperkirakan dominan pada
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Secara
nominal, rata-rata target pertumbuhan kredit baru pada triwulan III 2011
diperkirakan sebesar 11,9% (quarter to quarter) lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya (7,4%). Secara keselurahan selama tahun 2011, target
pertumbuhan kredit baru diperkirakan sebesar 29,8% (year on year).
Berdasarkan

studi

pendahuluan

yang


dilakukan

terhadap

beberapa

debitur/calon debitur PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
Lubuk Pakam menyatakan bahwa tingkat suku bunga kredit merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit
ke bank. Namun pada penelitian ini peneliti juga ingin mengajukan apakah faktor
kebijakan perkreditan yang berlaku di Bank tersebut yang dituangkan dalam
Standar Operasional Perkreditan (SOP) dan pelayanan kredit oleh pejabat Bank
turut mempengaruhi debitur/calon debitur dalam mengajukan fasilitas kredit ke
Bank. Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan kredit oleh dunia usaha,

Universitas Sumatera Utara

khususnya Kredit Mikro, diantaranya adalah kebijakan perkreditan pada suatu
bank. Kebijakan perkreditan tersebut meliputi jumlah/plafond kredit, persepsi
terhadap standar operasional prosedur kredit dan pelayanan kredit bank.

Pelayanan bank yang baik dan ramah sangat dibutuhkan perbankan dalam
rangka menghadapi persaingan antar bank yang semakin marak, meningkatkan
image bank, dan kepercayaan serta kepuasan pelanggan atau nasabah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 14/22/PBI/2002 Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan, yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, yaitu:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah, yaitu:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).

Dalam melakukan penyaluran kredit dalam rangka ekspansi kredit khususnya
untuk kredit mikro, BRI berpedoman kepada Buku Pedoman Pelaksaan Kredit
Bisnis Mikro (PPK-BM) yang berfungsi sebagai Standar Operasional Perkreditan
(SOP) dan Pelayanan Kredit Mikro di BRI. Bisnis Mikro adalah salah satu
segmen bisnis yang ada di BRI yang merupakan suatu sistem perbankan yang

Universitas Sumatera Utara

dilaksanakan oleh BRI Unit dalam menjalankan fungsinya sebagai financial
intermediary untuk pembiayaan usaha mikro. Tujuan penerapan PPK-BM agar
dalam pelaksanaan Bisnis Mikro tetap memperhatikan asas-asas pengembangan
bisnis Bri Unit yaitu kesederhanaan (simplicity), keterbukaan (transparency),
mudah dijangkau (accesibility), dan tidak disubsidi (non-subsidized), dapat
menutup seluruh biaya (cost recovery), menguntungkan (profitable), aktivitas
usaha berkelanjutan (sustainable) serta struktur organisasi yang sederhana,
sehingga sasaran bisnis dapat tercapai dengan strategi yang ditetapkan tanpa
meninggalkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi asas pemberian kredit yang
sehat.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau disingkat BRI adalah salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan merupakan salah satu

bank terbesar di Indonesia. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang
semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia memiliki unit kerja
yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 18 Kantor
Wilayah, 14 Kantor Inspeksi/SPI, 409 Kantor Cabang (dalam negeri), 470 Kantor
Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand
Island Agency, 1 Kantor Perwakilan hongkong, 6 Kantor Mobil Bank, 4.649 BRI
Unit, dan 822 Kantor Kas Bayar, 1.200 Teras BRI dan masih terus bertambah
menguasai pasar hingga saat ini. Sebagaimana bank lainnya, BRI telah memiliki
kebijakan perkreditan yang berfungsi sebagai standar Operasional (SOP) yang
dituangkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM).
Namun demikian, dalam rangka menetapkan kebijakan perkreditannya masih
berdasarkan metode top-down approach. Agar BRI mampu bersaing dengan Bank

Universitas Sumatera Utara

pesaing lainnya, maka diperlukan inovasi-inovasi dan strategi-strategi baru dalam
menetapkan kebijakan perkreditannya.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam usahanya untuk
mempertahankan keberadaannya sebagai market leader dalam bisnis kredit mikro,
berusaha terus menerus meningkatkan citra perusahaan dan penguasaan pasar, dan

senantiasa menyediakan produk perkreditan yang inovatif dan berkualitas prima
serta memberikan pelayanan terhadap debitur dan calon debiturnya. Salah satu
strategi kebijakan di bidang perkreditan yang dilaksanakan oleh BRI adalah
dengan melakukan pembentukan unit-unit kerja baru yang bertugas untuk
menyalurkan kredit dan mengelola portofolio (portfolio management) dan
pengawasan intern dalam urusan perkreditan.
Tabel 1.2. Perbandingan pertumbuhan Kredit Mikro Antar Bank
Periode Maret 2010 sampai dengan Maret 2011
(miliar rupiah)
Peringkat

Nama Bank

Maret 2010

Desember 2010

Maret 2011

1


BRI

56.610

72.852

79.040

2

Danamon

12.888

15.306

15.871

3

Mandiri

5.600

7.300

7.700

4

CIMB Niaga

62,9

272

452,6

Sumber : PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Lubuk Pakam (2012).
Menurut Laporan Kinerja yang disampaikan oleh PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Lubuk Pakam, menyatakan bahwa total
penyaluran pinjaman mikro adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3. Pertumbuhan Kredit Mikro BRI Cabang Lubuk Pakam

Universitas Sumatera Utara

Periode Maret 2011 sampai dengan Desember 2011
(dalam rupiah penuh)
Target Rencana
Periode Data

Jumlah Sisa Pinjaman

Kerja Anggaran

Pencapaian

(RKA)
Maret 2011

308.310.212.170,84

381.578.000.000

81%

Juni 2011

319.292.628.689,00

381.578.000.000

83%

September 2011

322.700.372.590,70

381.578.000.000

84%

Desember 2011

324.469.881.225,34

381.578.000.000

85%

Sumber : PT BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Lubuk Pakam (2012).
Oleh karena realisasi kredit belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan,
hal ini menjadi tugas BRI Cabang Lubuk Pakam untuk merumuskan faktor-faktor
penyebab tidak tercapainya target tersebut agar dapat menjadi agenda
pengembangan rencana strategis yang akan dibuat.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “
Bagaimana pengaruh kebijakan perkreditan yang terdiri dari Jumlah kredit,
persepsi Standar Operasional Perkreditan (SOP), dan pelayanan kredit terhadap
tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Lubuk Pakam?

1.3. Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
jumlah kredit, persepsi Standar Perkreditan (SOP), dan pelayanan kredit bank
terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Lubuk Pakam.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam dalam upaya peningkatan penyaluran
kreditnya.
2. Sebagai tambahan khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi
Magister Ilmu Manajemen.
3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam bidang ilmu
manajemen pemasaran, khususnya mengenai pemasaran kredit.
4. Sebagai bahan referensi bagi penulis lainnya yang ingin meneliti dan mengkaji
masalah yang sama di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

8 124 66

Analisis Kliring Berdasarkan Warkat pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Tebing Tinggi.

17 159 119

Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Komitmen Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Lubuk Pakam

9 138 92

Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Lubuk Pakam

0 21 70

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan

0 36 108

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank Bumn Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam)

0 0 18

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank Bumn Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam)

0 0 4

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank Bumn Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam)

0 1 33

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank Bumn Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam)

0 0 2

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank Bumn Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam)

0 0 32