Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Kelas IV SD Negeri Plumbon 01 Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi cara siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan mengajak para peserta didik menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu adanya interaksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Pendidikan Nasional bahwa fungsi tujuan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Teknik pembelajaran dirancang guna diterapkan dalam salah satu mata pelajaran yaitu IPA. Belajar IPA di Sekolah Dasar berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran di kelas sebaiknya diarahkan kepada kemampuan anak untuk berpikir ke arah yang lebih tinggi, agar anak dapat mengembangkan pola pikir, ide, gagasan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan. Pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada pemahaman konsep, komunikasi, keterampilan proses tetapi juga terhadap kemampuan penalaran (Aqieb, 2002:56). Namun pada kenyataannya kegiatan pembelajaran yang dirancang guru belum menekankan pada keterampilan siswa untuk berargumentasi menggunakan penalaran sehingga siswa belum mampu mengungkapkan gagasan atau ide-idenya dalam memecahkan permasalahan IPA, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu pembelajaran yang masih bersifat konvensional, dimana siswa hanya menyimak penjelasan guru, mencatat dan mengerjakan latihan saja serta hanya menekankan pada penghafalan semata.
IPA atau Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas: 2003). Pembelajaran sains diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah telah berupaya maksimal dengan membuat kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan untuk membentuk SDM yang berdaya saing global dalam rangka membentuk kehidupan bangsa. Upaya tersebut salah satunya melalui Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang salah satunya memberikan arahan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian, sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Penilaian masyarakat tentang mutu pendidikan dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek- aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kecenderungan siswa dalam memecahkan masalah dalam pelajaran IPA, hanya pada saat guru membawakan materi melalui percobaan dan penelitian, atau disaat ada tugas untuk melakukan suatu latihan, itupun terbatas pada tugas yang diberikan, tanpa adanya usaha untuk melatih keaktifan, dan memperkaya pengetahuan melalui pengalaman langsung (praktik) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Pendekatan Project Based Learning adalah model pengajaran yang menggunakan proyek / kegiatan sebagai inti dari pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, sintesis, interpretasi dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Negeri Plumbon 01 latar yang berbeda
- – beda, mereka tinggal di berbagai daerah pedesaan, kebanyakan memiliki karakter yang percaya diri namun sebagian besar juga siswa cenderung masih banyak yang kurang percaya diri. Keseimbangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa masih belum seimbang, sehingga perkembangan prestasipun belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya masih sangat kurang, karena kebanyakan siswa SD Negeri Plumbon 01 adalah anak buruh, hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Anak masih sangat sukar untuk memperhatikan atau konsentrasi dalam mengikuti setiap pelajaran yang diberikan oleh bapak atau ibu guru. Mereka cenderung lebih senang bebas dan tidak suka untuk diatur dengan baik, maka diperlukan pendampingan yang ekstra agar mereka dapat berkonsentrasi dalam setiap kegiatan, baik kegiatan didalam kelas ataupun diluar kelas. Selain dari pada itu guru harus selalu memberikan bermacam-macam pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik untuk memperhatikan materi yang diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan permasalahan yang dialami siswa maka munculah pemikiran untuk menekankan pembelajaran yang dapat menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengungkapkan gagasan atau ide-idenya dalam memecahkan permasalahan IPA melalui model PjBL (Project Based Learning). Karena dengan menggunakan metode Project Based Learning model pembelajaran ini melibatkan siswa akan mendapatkan pengajaran sistematis dan melibatkan para siswa dalam pengetahuan serta keterampilan belajar memalui proses menemukan, proses terstruktur yang kompleks, pertanyaan yang otentik dan produk yang dirancang dengan hati-hati dan tugas serta dalam PjBL ini siswa dituntuk untuk belajar secara mandiri. Dengan metode pembelajaran PjBL (Project Base Learning) siswa dihadapkan pada suatu masalah yang terjadi sehingga siswa dapat berfikir kritis dan aktif. Dalam proses pembelajarannya siswa diajak untuk mandiri dalam mecari mencari solusi untuk mengatasi masalah. Sehingga anak menghasilkan karya / projek/serta penugasan pada akhir pembelajaran, dimana projek ini memuat tugas yang berasal dari pertanyaan mendasar atau permasalahan kemudian dilanjutkan dengan proses mencari/menyelidiki serta menemukan, sehingga para siswa mendapatkan pengetahuannya secara lengkap.
Pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Plumbon 01 khususnya di kelas IVB pada mata pelajaran IPA guru lebih sering menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Guru mendominasi pembicaraan dan buku merupakan salah satunya sumber belajar yang utama dan jarang melibatkan sumber belajar lain. Sehingga ketuntasan hasil belajar masih rendah dan siswa masih cenderung pasif. Dari 19 siswa terdapat 8 siswa (47,1
%) yang memenuhi KKM (≥75), sementara 11 siswa (52,9%) mendapat skor di bawah KKM.
1.2 Pemecahan Masalah
Dengan menggunakan model Project Based Learning dapat membantu siswa dalam mengingat materi lebih mudah dan waktu fokus siswa lebih banyak karena siswa dapat mengalami langsung pembelajaran dan permasalahan yang diberikan oleh guru. Permasalahan dalam pembelajaran dapat lebih mudah dipahami dan dipecahkan siswa secara langsung dan dapat mengaplikasikan kedalam proyek tertentu.
Proses pembelajaran melalui metode Project Based Learning merupakan proses belajar yang membantu guru dalam mempraktikan dan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan lingkungan dan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan konsep ini hasil belajar siswa meningkat dan hasil yang diperoleh lebih maksimal. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan melihat lingkungan sekitar atau game karena siswa dapat mengalami pembelajaran secara langsung dengan apa yang mereka pelajari bukan hanya menerima pengetahuan dari guru. Dengan beberapa prinsip yang dimiliki oleh pendekatan kontekstual maka siswa diharapkan lebih mudah dalam menerima materi IPA ini, yang dirasa cukup sulit untuk dipahami atau dimengerti dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa siswa memerlukan model pembelajaran yang sesuai. Karena model pembelajaran pada SDN Plumbon 01 masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning siswa khususnya pada mata pelajaran IPA siswa dapat belajar dari kehidupan sehari-hari atau peristiwa yang dialaminya serta dengan model pembelajaran yang sesuai siswa dapat menggali pengetahuan secara mendalam. Model pembelajaran
Project Based Learning ini dapat membuat siswa aktif untuk mengungkapkan
pendapat tentang pembelajaran yang dialaminya dan sesuatu yang siswa temukan bisa dipecahkan masalahnya sehingga siswa dapat membuat proyek.
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memiliki beberapa keunggulan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Metode pembelajaran Project Based Learning merupakan suatu model pembelajaran pada abad 21 yang lebih mengutamakan atau berpusat pada siswa (student-centered). Metode Project Based Learning menekankan pada kegiatan belajar dengan melakukan sesuatu (Learning
by Doing ) ( Stix & Hrbek, 2007). Dengan mempertimbangan usia siswa yang mulai
matang serta bersemangat untuk menguasai keretampilan baru, (Cooper, Halsey, Laurent, & Sullivan, 2009) Project Based Learning diharapkan dapat menjadi model pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap siswa kelas IVB SD Negeri Plumbon 01 tahun ajaran 2016/2017. Selain itu, keunggulan Project Based Learning yaitu dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan cara bersosialisasi bukan hanya antar siswa tetapi juga dengan guru. Project Based Learning juga membantu siswa dalam membangun pengetahuan dan kemampuan serta mempersiapkan mereka mengahadapi dunia abad 21.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah melalui metode pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV B SDN Plumbon 01 Kecamatan
Suruh kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017 ?
2. Bagaimanakah langkah-langkah metode pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV B SDN Plumbon 01 Kecamatan Suruh kabupaten Semarang?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV B semester 2 SDN Plumbon 01
Kecamatan Suruh kabupaten Semarang melalui metode pembelajaran Project Based Learning.
2. Mendiskipsikan langkah-langkah metode pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV B semester 2 SDN Plumbon 01 Kecamatan Suruh kabupaten Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat diperoleh manfaatnya bagi pembelajaran IPA sebagai berikut: Manfaat teoritis ini adalah sebagai sumbangan pengetahuan dalam meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Project
Based Learning pada mata pelajaran IPA. Manfaat praktis bari penelitian ini adalah: 1.
Bagi guru adalah untuk: a. Meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran dengan metode pembelajaran Project Based Learning.
b.
Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya dengan metode pembelajaran Project Based Learning.
2. Bagi siswa adalah untuk: a.
Meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa melalui metode pembelajaran Project Based Learning pada siswa.
b.
Meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran melalui metode pembelajaran Project Based Learning.
3. Bagi sekolah a.
Sekolah menciptakan pembelajaran yang bisa mengarahkan siswa dalam belajar mengajar dengan metode pembelajaran Project Based Learning.
b.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat mendorong dan mengarahkan guru untuk memberikan pembelajaran dengan metode Project Based Learning.
c.
sebagai lembaga pendidikan dapat memberi dorongan dalam upaya.