Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam Materi Pecahan untuk Kelas 5 SD

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan Research and Development (R & D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian jenis ini berbeda dengan penelitian pendidikan lainnya karena tujuannya adalah mengembangkan produk berdasarkan uji coba untuk kemudian direvisi sampai menghasilkan produk yang layak pakai. Dalam penelitian dan pengembangan ini penulis menggunakan model pendekatan system yamg dirancang dan dikembangkan oleh Borg & Gall pada tahun 1983 (dalam Punaji, 2013: 237) meliputi:

  1. Penelitian dan pengembangan informasi awal.

  Penelitian dan pengumpulan infomasi, yang meliputi kajian pustaka pengamatan atau observasi kelas, dan persiapan laporan awal.

  2. Perencanaan.

  Perencanaan, yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menetapkan urutan bahan, dan uji coba skala kecil.

  3. Pengembangan format produk awal.

  Pengembangan format produk awal, atau draf awal, yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran, handbooks, dan alat evaluasi.

  4. Uji coba awal.

  Uji coba awal, yang dilakukan 1-3 sekolah yang melibatkan 6-12 subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan dan dianalisis.

  5. Revisi produk.

  Revisi produk, yang dilakukan berdasarkakan hasil uji coba awal.

  6. Uji coba lapangan.

  Produk yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji coba skala kecil, kemudian di uji cobakan lagi kepada unit atau subjek uji coba yang lebih besar. Uji coba lapangan dilakukan terhadap 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek.

  7. Revisi produk.

  Revisi produk, yang dikerjakan, berdasarkan hasil uji coba lapangan.

  8. Uji lapangan.

  Setelah produk direvisi, apabila pengembang menginginkan produk yang lebih layak dan memadai maka diperlukan uji lapangan.

  9. Revisi produk akhir.

  Revisi produk akhir, yaitu revisi yng dikerjakan berdasarkan uji lapangan yang lebih luas (fild testing). Revisi produk akhir inilah yang menjadi ukuran bahwa produk tersebut benar-benar dikatakan valid karena telah melewati serangkaian uji coba secara bertahap.

  10. Desimilasi dan implementasi.

  Desimilasi dan implementasi, yaitu menyampaikan hasil pengembangan (proses, prosedur, progam, atau produk) kepada para pengguna dan professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau dalam bentuk buku atau handbook.

  Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya untuk melakukan penelitian dan pengembangan ini, langkah penelitian desain pengembangan yang disampaikan Borg dan Gall disederhanakan dan hanya digunakan lima langkah. Lima langkah tersebut diantaranya: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji coba awal, dan 5) revisi produk (penyempurnaan produk).

  Dari lima langkah yang diadopsi dari Borg dan Gall tersebut lalu dikombinasikan dengan prosedur penyusunan modul pembelajaran. Prosedur penyusunan modul pembelajaran diantaranya: 1) analisis kebutuhan modul, 2) desain modul, 3) implementasi, 4) penilaian, 5) evaluasi dan validasi, dan 6) jaminan kwalitas.

  Dari kedua prosedur pengembangan modul pembelajaran yang ada peneliti merancang modul pembelajaran matematika dengan mengombinasikan antara kedua prosedur tersebut. Dengan demikian, langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) evaluasi dan validasi, 5) uji coba awal, dan 6) revisi produk (penyempurnaan produk).

  Dengan enam langkah ini diharapkan peneliti dapat mengembangkan modul pembelajaran matematika dengan maksimal dan menghasilkan produk yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran.

3.2 Definisi Konsep

  Modul pembelajaran yang akan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Modul akan dikembangkan berdasarkan proses pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba dalam rangka mengumpulkan data, mengasosiasi dengan menalar, dan membentuk jejaring (mengomunikasikan), di mana kelima langkah akan dikembangkan dalam bentuk kegiatan untuk mempelajari materi meskipun sistematika sajiannya tidak berurutan.

  Modul pembelajaran dikembangkan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Artinya, modul dikembangkan berdasarkan buku materi siswa yang diterbitkan pemerintah. Isi modul pembelajaran diadopsi dari buku materi siswa dan disesuaikan dengan kondisi siswa, sehingga lebih konstekstual dengan kebutuhan peserta didik. Materi yang terdapat dalam buku materi siswa sebagian masih dimuat dalam modul yang dikembangkan. Adapun materi yang kurang sesuai dengan kondisi siswa akan diganti dengan materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar dan kebutuhan siswa.

  Kriteria efektivitas pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelayakan modul pembelajaran matematika sebagai penunjang pembelajaran. Selain itu modul pembelajaran tersebut tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Dengan demikian, modul pembelajaran dapat dikatakan efektif dalam pembelajaran jika penggunaan modul pembelajaran dapat digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran peserta didik secara mandiri dan memudahkan didwa dalam penguasaan materi. Dengan kata lain, modul yang efektif dalam pembelajaran mampu memberikan dampak terhadap penguasaan materi sehingga hasil belajar yang diperoleh peserta didik menjadi lebih baik.

3.3 Prosedur Pengembangan

  Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan prosedur penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari prosedur modul pembelajaran dengan model pengembangan Borg dan Gall tahun 1989, langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) evaluasi dan validasi, 5) uji coba awal, dan 6) revisi produk (penyempurnaan produk). Secara sistematis, kelima langkah tersebut dapat digambarkan seperti pada bagan 5.

  Bagan 5 Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran.

  Penelitian dan pengembangan perencanaan pengumpulan format produk informasi awal awal revisi produk evaluasi dan uji coba awal akhir validasi 3.3.1.

   Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal

  Langkah awal yang dilakukan dalam proses penelitian dan pengembangan adalah penelitian dan pengumpulan data yang digunakan untuk studi pendahuluan. Studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi studi pustaka dan studi lapangan.

  Untuk mengembangkan sebuah produk berupa modul pembelajaran, perlu dilakukan studi pustaka sebagai bekal pengembangan yang akan dilakukan. Adapun dalam penelitian ini, kajian pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi tentang modul pembelajaran, pendekatan saintifik dan kajian terhadap efektivitas pembelajaran. Studi pustaka ini dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai sumber. Langkah selanjutnya, informasi yang telah diperoleh diolah agar diperoleh batasan dalam pengembangan modul, sehingga modul yang dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan yakni modul pembelajaran yang akan digunakan sebagai penunjang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

  Selain dilakukan studi pustaka, untuk mengembangkan draft produk dilakukan juga studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan mencari informasi terkait tentang kebutuhan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas 5 SD N Jumo 01 Kec. Kedungjati, Kab. Grobogan menjadi masukan dalam pengembangan draft produk. Draft produk akan dikembangkan dengan muatan materi yang lebih kontekstual dengan kebutuhan siswa untuk dapat belajar mandiri.

3.3.2. Pengembangan Format Produk Awal

  Pengembangan format produk awal, atau draf awal, yang pertama kali dilakukan adalah analisis materi dari buku yang digunakan oleh siswa. Setelah itu, dilakukan analisis Kompetensi Dasar dengan materi yang sesuai dengan keunikan. Setelah melakukan analisis, disusunlah perencanaan materi yang akan dijabarkan dalam enam kegiatan pembelajaran pada modul. Modul akan dikembangkan dalam satu paket modul pembelajaran yang memuat pengantar modul, pendahuluan modul, Petunjuk isi modul pembelajaran SK, KD dan Indikator, tujuan pembelajaran, halaman isi yang memuat 6 pembelajaran, Kegiatan kerja kelompok berupa laboratorium mini, tes individu berupa evaluasi, kunci jawaban, serta pustaka yang relevan.

  3.3.3. Validasi Ahli Dan Revisi

  Hasil rancangan awal produk selanjutnya diuji validasi oleh pakar yang kompeten dalam bidangnya. Uji validasi yang dilakukan berupa komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan, dan komponen grafik.

  Rancangan awal produk dinilai oleh ahli dalam bidangnya yang terdiri dari ahli kelayakan modul, siswa kelas 6 sebanyak 5 siswa dan guru kelas 5 melalui angket penilaian. Dalam angket tersebut, berisi kolom tambahan untuk catatan atau saran terhadap hasil rancangan produk awal. Produk yang layak diuji cobakan minimal mendapat jumlah skor dengan kategori cukup sesuai dengan kategori masing-masing angket. Kemudian hasil dari penilaian dan saran dari para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan pengembangan produk yang siap uji coba.

  3.3.4. Uji Coba Lapangan

  Uji coba lapangan dilakukan dalam skala kecil (uji coba terbatas). Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap modul pembelajaran matematika khususnya pada Kompetensi Dasar menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Respon guru dan peserta didik, dapat dilihat dari hasil angket yang diperoleh setelah uji coba lapangan. Selain dari hasil angket, respon peserta didik juga dilihat dari observasi pada saat proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh setelah pembelajaran berlangsung. Uji coba produk terbatas dilakukan pada guru kelas dan peserta didik kelas 5 SD N Jumo 01 Kec. Kedungjati, Kab. Grobogan.

  3.3.5 Revisi Produk Akhir

  Berdasarkan hasil dari uji coba yang dilakukan dalam skala terbatas, diperoleh hasil analisis terhadap kelemahan dan kelebihan terkait dengan produk yang dikembangkan yaitu Modul Pembelajaran Matematika. Masukan-masukan yang diperoleh dari guru dan peserta didik selama proses pembelajaran dijadikan dasar dalam revisi produk. Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki produk uji coba agar menjadi produk akhir dalam penelitian ini.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan yang dalam penelitian ini adala uji pakar, tes dan non tes. Teknik uji pakar, Teknik uji pakar digunakan untuk mengetahui kevalitan dari isi modul. Teknik tes digunakan untuk menilai keefektivan modul. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda. Teknik non tes yang diunakan adalah angket dan observasi. Angket diberikan kepada guru dan siswa kelas 5 SD. Angket digunakan untuk menilai keaktifan penggunaan produk berupa modul yang dinilai adala respon siswa dan respon guru. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran matematika.

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi yang diberikan kepada pakar, guru kelas dan siswa. angket respons siswa, angket respons guru, dan lembar observasi.

3.4.2.1. Pedoman Wawancara

  Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Data hasil wawancara digunakan untuk acuan penusunan draf produk. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

  

Tabel 6

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru

Nomor No. Pernyataan butir soal

  Apakah sekolah juga mengalami keterlambatan kedatangan

  1 1 buku?

  Apa yang dilakukan pihak sekolah jika buku terlambat

  2 2 datang?

  3 Bagaimana pendapat guru tentang pendekatan saintifik?

  3 Bagaimana mengatasi masalah materi yang terkadang

  4

  4 kurang kontekstual dengan peserta didik? Adakah kesulitan siswa pada saat pembelajaran

  5 5 berlangsung?

  Selain wawancara dengan guru kelas, dilakukan pula wawancara dengan perwakilan siswa kelas lima SD N 01 Jumo. Berikut pedoman wawan cara siswa terdapat pada tabel 7.

  

Tabel 7

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa

Nomor No. Pertanyaan Butir Soal

  Apakah buku yang ada dapat menarik minat mu untuk

  1 1 belajar?

  Adakah kesulitan yang ditemui selama proses

  2 2 pembelajaran?

  3 Bahan ajar yang seperti apa yang kamu inginkan?

  3

  4 Materi apakah yang belum kamu kuasai?

  4

3.4.2.2.Lembar Observasi

  Lembar obserfasi digunakan untuk mencari data awal yang akan digunakan sebagai acuhan dalam pengembangan produk. Observasi ini dilakukan selama satu hari dengan melihat kondisi sekolah dan proses pembelajaran. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:

  

Tabel 8

Kisi-kisi Lembar Observasi

No Instrumen No Item

  1 Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran

  1

  2 Memeriksa kesiapan siswa, memberi keteladanan,

  2 membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa

  3 Melakukan kegiatan apersepsi

  3

  4 Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

  4 rencana kegiatan

  5 Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan

  5 materi yang terdapat dalam modul pembelajaran

  6 Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah yang

  6 terdapat dalam modul pembelajaran

  7 Melaksanankan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

  7 (tujuan) yang akan dicapai

  8 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

  8

  9 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

  9

  10 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

  10

  11 Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran

  11

  12 Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan yang ada

  12 di dalam modul pembelajaran

  13 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

  13 yang telah dipelajari

  14 Guru meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi

  14

  15 Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias

  15

  16 Guru memberikan umpan balik

  16

  17 Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan

  17 siswa

  18 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

  18

  19 Melaksanakan tindak lanjut

  19

  20 Melakukan penilain akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

  20

  21 Melaksanakan pembelajaran secara runtut

  21

3.4.2.3.Angket

  Angket digunakan untuk mengetahui respon dari siswa dan guru atas pengguna produk modul pembelajaran matematika dengan pendekatan saitifik. Berikut lembar kisi-kisi angket respons guru dapat dilihat pada tabel 9.

  Tabel 9

Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

No Pernyataan No Item

  Komponen Kelayakan Isi

  1 Materi dapat dipahami

  1

  2 Contoh soal membantu untuk dapat menguasai materi

  2

  3 Dapat memecahkan pertanyaan dari setiap soal yang diberikan

  3 dengan bantuan modul pembelakaran

  4 Bahasa lebih mudah difahami

  4 Komponen Penyajian

  5 Kemenarikan modul pembelajaran

  5 Komponen Kebahasaan

  6 Materi dapat dibaca dengan jelas

  6

  7 Simbol/lambing dapat dipahami

  7

  8 Meningkatkan motivasi

  8 Komponen Grafik

  9 Ukuran modul

  9

  10 Desain sampul modul

  10

  11 Ketepatan ilustrasi

  11

  12 Pemakaian warna

  12

  13 Desain tata letak

  13

  14 Kejelasan cetakan

  14 Aspek Kemanfaatan

  15 Mendapat sesuatu yang menarik dan bermanfaat

  15

  16 Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan

  16

  17 Terdapat hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu

  17

  18 Meningkatkan semangat semangat dalam belajar

  18 Selain angket respon guru, peneliti juga mempersiapkan angket erspon siswa. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa atas modul pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hasil respon siswa akan dihitung dan digunakan sebagai bahan untuk revisi produk akhir. Berikut ini adalah kisi-kisi angket respon siswa terdapat pada tabel 10.

  Tabel 10 Kisi-Kisi Angket Respon Guru No. Pernyataan butir soal Komponen kelayakan isi

  1 Pembelajaran dengan menggunakan modul lebih mudah

  1

  2 Modul pembelajaran sangat membantu pada saat proses

  2 belajar mengajar

  3 Pembelajaran dengan menggunakan modul

  3 pembelajaran membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi

  4 Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran

  4 membuat siswa lebih mandiri

  5 Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran dapat

  5 memfasilitasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif

  6 Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa

  6

  7 Penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengajar

  7

  8 Soal yang terdapat dalam modul pembelajaran dapat membantu siswa untuk penguasaan materi

  8

  9 Penggunaan modul pembelajaran cocok digunakan dalam pembelajaran matematika

  9

  10 Desain dalam modul pembelajaran menarik bagi siswa

  10

3.4.2.4.Validasi Pakar

  Tabel 11 Kisi-Kisi Validasi Modul Pembelajaran No. Pernyataan Nomor butir soal Komponen kelayakan isi

  1 Kesesuaian materi dengan SK dan KD

  Lembar validasi diisi oleh pakar materi, soal, dan pakar desain. Lembar validasi pakar materi digunakan untuk menilai kesesuaian materi yang terdapat pada modul pembelajaran matematika. Lembar validasi pakar soal digunakan untuk memvalidasi soal yang ditulis dalam modul pembelajaran matematika. Lembar validasi desain modul digunakan untuk mengetaui kesesuaian animasi, dan tata letak yang terdapat dalam modul pembelajaran matematika. Kisi-kisi lembar validasi pakar modul pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut 7 dan kisi-kisi materi dapat dilihat pada tabel 8 serta kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel 11.

  2 Ketepatan urutan penyajian materi

  2

  3 Keaktualan materi

  3

  4 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

  4

  5 Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan siswa

  5

  6 Kejelasan uraian materi

  6

  7 Kedalaman materi

  7

  1

  8 Kemudahan untuk dipahami

  26 Kejelasan cetakan

  22 Tipografi

  22

  23 Ketepatan ilustrasi

  23

  24 Pemakaian warna

  24

  25 Desain tata letak

  25

  26

  21 Desain sampul modul

  27 Tipografi

  27 Aspek Kemanfaatan

  28 Mendapat sesuatu yang menarik dan bermanfaat

  28

  29 Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan

  29

  30 Terdapat hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu

  30

  31 Meningkatkan semangat semangat dalam belajar

  21

  20

  8

  13 Komponen kebahasaan

  9 Keterkaitan dengan pendekatan saintifik

  9 Komponen penyajian

  10 Teknik penyajian

  10

  11 Pendukung penyajian materi

  11

  12 Penyajian pembelajaran

  12

  13 Kelengakapan penyajian

  14 Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik

  20 Ukuran modul

  14

  15 Keterbacaan

  15

  16 Kemampuan memotivasi

  16

  17 Kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia

  17

  18 Penggunaan istilah 18 19 symbol/lambang

  19 Komponen grafik

  31 Dalam validasi pakar dilampirkan pula lembar Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Lemabar ini digunakan untuk acuhan pengembangan produk sesuai dengan materi yang telah ditentukan oleh pemerintah. Selain menggunakan acuan dari SK, KD, dan indicator juga melihat kebutuhan dari siswa itu sendiri. Berikut ini adalah lembar kisi-kisi materi yang dikembangkan dalam modul pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tebel 12 berikut ini.

  Tabel 12 Kisi-kisi Materi Pembelajaran Matematika Standar Kompetensi: Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah STANDAR KOMPETENSI

INDIKATOR KOMPETENSI DASAR

  5 5.1. Mengubah pecahan Pengertian pecahan desimal dan persen.

   Menggunakan

  pecahan dalam ke bentuk persen Menyatakan pecahan biasa dalam bentuk pemecahan dan desimal serta desimal dan persen begitu pula masalah sebaliknya. sebakiknya

  Menyatakan pecahan campuran kebentuk persen dan decimal serta sebaliknya Menyatakan pecahan desimal dalam bentuk persen begitu pula sebaliknya Membandingkan dan mengurutkan beberapa bilangan pecahan desimal dan persen

  5.2.Menjumplahkan Melakukan oprasi hitung pecahan biasa dan mengurangkan dengan pecahan biasa berbagai bentuk Melakukan oprasi hitung pecahan pecahan campuran dengan pecahan campuran

  Melakukan oprasi hitung pecahan desimal Melakukan oprasi pecahan dalam bentuk persen Menjumplahkan berbagai bentuk operasi hitung pecahan Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan pecahan Mengurangkan pecahan campuran Mengurangkan pecahan desimal Mengurangan bilangan dalam bentuk persen Mengurangkan berbagai bentuk operasi hitung Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan pecahan

  5.3.Mengaitkan dan Melakukan oprasi hitung pecahan desimal membagi berbagai Melakukan oprasi pecahan dalam bentuk bentuk pecahan persen

  Menjumplahkan berbagai bentuk operasi hitung pecahan Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan pecahan

  Mengurangkan pecahan campuran Mengurangkan pecahan desimal Mengurangan bilangan dalam bentuk persen Mengurangkan berbagai bentuk operasi hitung Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan pecahan Melakukan operasi perkalian pecahan dengan penyebut sama Melakukan operasi perkalian pecahan dengan penyebut berbeda Melakukan operasi perkalian pecahan campuran Melakukan operasi perkalian pecahan dengan desimal Melakukan operasi perkalian dalam bentuk persen Melakukan operasi perkalian berbagai bentuk pecahan Menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian pecahan Melakukan operasi hitung pembagian pecahan dengan penyebut sama Melakukan operasi hitung pembagian pecahan dengan penyebut berbeda Melakukan operasi hitung pembagian pecahan campuran Melakukan operasi hitung pembagian pecahan desimal Melakukan operasi pembagian berbagai bentuk pecahan Menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian pecahan

  Dari pedoman materi yang telah dipaparkan, peneliti juga menyantumkan pedoman penilaian yang digunakan untuk menlai kelayakan dari modul tersebut. Pedoman penilaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari modul pembelajaran matematika yang dikembangkan. Untuk lebijelasnya pedoman penilaian dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.

  

Tabel 13

Kriteria Penilaian Kelayakan Modul Pembelajaran

  No. Rentang Skor Keterangan

  1 Skor 1 - 17 Sangat tidak setuju

  2 Skor 18 - 34 Tidak setuju

  3 Skor 35 - 51 Kurang setuju

  4 Skor 52 - 68 Setuju

  5 Skor 69 - 85 Sangat setuju

3.4.2.5.Lembar Soal Tes Tertulis

  Tes tertulis digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif sebagai bentuk respon peserta didik terhadap materi yang disampaikan melalui modul pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tes tertulis dilakukan dua kali yaitu yang pertama sebelum uji coba (dengan soal pre-

  

test ) untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif sebelum menggunakan modul

  pembelajaran yang dikembangkan dan yang kedua setelah uji coba (dengan soal ) untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif setelah menggunakan

  post-test

  modul pembelajaran yang dikembangkan. Materi yang digunakan dalam tes sebelum uji coba adalah mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya sedangkan untuk materi post-test menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan dan mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Untuk kisi-kisi soal pre-test dapat dilihat pada Tabel 14 sedangkan soal post-test dapat dilihat pada tabel 15.

  Tabel 14 Kisi-kisi Soal Pre-test

  No. Butir Jumlah Kompetensi Dasar Indikator

  Soal Soal Menggunakan Mengurutkan pecahan urutannya 1, 2, 3, 4,

  7 pecahan dalam 5, 6, 7 pemecahan Menyederhanakan berbaagai 8, 9, 10,

  5 masalah bentuk pecahan 11, 12 Menjumlahkan pecahan 13, 14, 15, 16, 17, 18,

  8 19, 20

  Mengurangkan pecahan 21, 22, 23,

  6 24, 25, 26

  Menyelesaiakn masalah yang 28, 29, 30

  3 berkaitan dengan pecahan.

  Tabel 15 Kisi-kisi Soal Post-test

  No. Butir Jumlah Kompetensi Dasar Indikator

  Soal Soal Menyatakan pecahan biasa 1, 2, 3, 4, dalam bentuk desimal dan 5, 7

  6 Mengubah persen begitu pula sebakiknya pecahan ke bentuk persen dan desimal

  Membandingkan dan

  6 serta sebaliknya. mengurutkan beberapa bilangan

  2 pecahan desimal dan persen Melakukan oprasi hitung

  9 pecahan biasa dengan pecahan 1 campuran

  Melakukan oprasi hitung

  8 pecahan campuran dengan 1 pecahan campuran

  Melakukan oprasi pecahan

  10

  1 campuran dengan persen Memecahkan masalah sehari- 23, 24, 25,

  Menjumlahkan dan hari yang melibatkan 26, 27 5 mengurangkan penjumlahan pecahan berbagai bentuk pecahan Mengurangkan pecahan biasa

  15

  1 dengan pecahan biasa Mengurangkan pecahan

  12

  1 campuran dengan pecahan biasa Mengurangkan pecahan desimal

  11

  1 dengan pecahan desimal Mengurangan pecahan desimal

  13

  1 dalam bentuk persen Menghitung berbagai bentuk 15

  1 operasi hitung Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

  Melakukan operasi perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran

  16

  1 Melakukan operasi perkalian desimal dengan persen

  17

  1 Melakukan operasi pembagian persen dengan pecahan biasa 18, 19

  2 Melakukan operasi pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal

  20

  1 Melakukan operasi perkalian dalam berbagai bentuk pecahan 21,22

  2 3.4.3.

   Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

  Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mendapatkan soal yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan tingkat kevalitan soal yang dapat digunakan untuk mengukur hsil belajar siswa. Untuk mempermudah pengolahan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan program pengolah data SPSS 16.0 for Windows.

3.4.3.1.Uji Validitas Instrumen

  Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat valid atau tidaknya setiap butir soal. Sugiono (2012:121) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

  Menurut Sugiono (2012:126) menyatakan bahwa apabila korelasi tiap faktor tersebut positif dan bsarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Maka berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas kostruksi yang baik.

  Untuk penyederhanaan langkah, uji validitas dan reliabilitas tes tertulis dilakukan pada peserta didik kelas 6 SD N 01 Jumo dengan jumlah peserta didik 24 karena mereka telah mendapatkan pembelajaran materi pecahan sesuai Buku Pegangan Siswa. Berikut hasil validitas butir soal tes tertulis (pre-test) terdapat pada tabel 16.

  Tabel 16 Hasil Validasi Tes Tertulis (Post test) Butir instrumen

  Butir Butir Soal No. Butir yang Digunakan

  Soal Tidak Indikator

  dalam Instrumen

  Soal Valid Valid

  Evaluasi

  Mengurutkan pecahan 1, 2, 3, 4, 1, 2, 3, 4, 1, 2, 4, 5 - urutannya 5, 6, 7 5, 6, 7

  Menyederhanakan 8, 9, 10, 8, 9, 11, berbaagai bentuk 11, 12 12 10 9, 11, 12 pecahan

  Menjumlahkan 13, 14, 15, 13, 14, pecahan 17, 18, 19, 15, 16, 13, 14, 17, 18, 16 20 17, 18,

  20 19, 20

  Mengurangkan 21, 22, 23, 21, 22, 21, 22, 23, 24, pecahan 25, 26 23, 24,

  24 25, 26

  25, 26 Menyelesaiakn 28, 29, 30 28, 30 masalah yang

  29 27, 28, 30 berkaitan dengan pecahan.

  Sedangkan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya modul pembelajaran matematika sebagai bahan penunjang pembelajaran di lihat dari hasil nilai post-

  

test. Validitas soal post-tes yang dilakukan pada kelas 6 SD N Jumo 01

  memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini.

  Tabel 17 Hasil Validasi Tes Tertulis (Post test) Butir instrumen

  Butir Butir No.

  yang Digunakan

  Soal Soal Indikator Butir

  dalam Instrumen

  Valid Tidak Soal

  Evaluasi

  Valid Menyatakan pecahan biasa 1, 2,

  1, 2, 3, dalam bentuk desimal dan 3, 4, 1, 2, 3, 4, 5, 7 - 4, 5, 7 persen begitu pula sebakiknya 5, 7

  Membandingkan dan mengurutkan beberapa bilangan -

  6

  6

  6 pecahan desimal dan persen Melakukan oprasi hitung

  9

  9 - pecahan biasa dengan pecahan 9 campuran

  Melakukan oprasi hitung

  8

  8 - pecahan campuran dengan 8 pecahan campuran

  Melakukan oprasi pecahan

  10

  10 - - campuran dengan persen Memecahkan masalah sehari- 23, hari yang melibatkan 24, 23, 24,

  • penjumlahan pecahan 25, 25, 26, 23, 24, 25, 26 26, 27, 29

  27,29 Mengurangkan pecahan biasa

  14

  • 14

  14 dengan pecahan biasa Mengurangkan pecahan 12 - -

  12 campuran dengan pecahan biasa Mengurangkan pecahan desimal

  11

  11 - - dengan pecahan desimal Mengurangan pecahan desimal

  13

  13 13 - dalam bentuk persen Menghitung berbagai bentuk

  15

  15 - - operasi hitung Melakukan operasi perkalian pecahan biasa dengan pecahan -

  16

  16

  17 campuran Melakukan operasi perkalian

  17 desimal dengan persen Melakukan operasi pembagian 18,

  • 17

  18, 19 - 18, 19 persen dengan pecahan biasa

  19 Melakukan operasi pembagian pecahan biasa dengan pecahan

  20

  20 - desimal Melakukan operasi perkalian

  • 21,22 21,22

  21 dalam berbagai bentuk pecahan Berdasarkan Tabel 15, tiga indikator yang tidak memiliki soal valid digugurkan dalam instrumen. Dari 30 butir soal hanya akan digunakan 20 soal yang valid dalam pelaksanaan tes tertulis pre-test.

3.4.3.2.Uji Reliabilitas Instrumen

  Sugiono (2012:121) menyatakan bahwa Reliabilitas adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Wardani, S, W. dkk, (2012: 344) rentang indeks reliabilitas soal dijabarkan dalam tabel dibawah ini.

  

Tabel 18

Rentang Indeks Reliabilitas

  Interprestasi No. Indeks

  Sangat Reliabel 1 0,80

  • – 1,00

  Reliabel 2 < 0,80

  • – 0,60

  Cukup Reliabel 3 <0,60

  • – 0,40

  Agak Reliabel 4 <0,40

  • – 0,20

  Kurang Reliabel 5 <0,20 Penulis menggunakan patokan tersebut sebagai acuan apakah soal evaluasi sudah reliabel setelah dilakukan perhitungan, diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,875 pada soal evaluasi pretest dan 0,916 pada soal evaluasi posttest. Angka koefisien reliabilitas pada taraf siknifikan (

  α) = 0,005 adalah 0,632. Alpha yang diperoleh berada pada kategori sangat reliabel sehingga soal tes ini dapat digunakan untuk penelitian. Sukar Sedang

  0.26

  Indeks kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  0.0

  Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

  

Tabel 20

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

  Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  Keterangan: B = jumlah peserta didik yang menjawab betul N = jumlah peserta didik P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta didik P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

  =

  Menurut Slameto (Wardani, 2012:338) Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin mudah suatu soal maka semakin besar tingkat kesukarannya, sebaliknya jika semakin sukar suatu soal maka tingkat kesukarannya rendah.

  

Tabel 19

Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pre-test dan Pos-ttest

   Tingkat Kesukran Butir Soal

  30 3.4.4.

  30 Posttest .916 .917

  Pretest .875 .874

  Items

  Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of

  Cronbach's Alpha

  • – 0.25
  • – 0.75

  0.76 Mudah

  • – 1.00 Berdasarkan rentang nilai tingkat kesukaran yang telah dijelaskan diatas, maka dari hasil uji tingkat kesukaran yang dilakukan pada soal evaluasi hasil belajar pretest dan posttest diperoleh data sebagai berikut.

  Tabel 21

Tingkat Kesukaran Kesukaran Soal Evaluasi Pretest dan Posttest

  

Kreteria Pretest Posttest

Sukar 1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

  14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 12, 13, 14, 15, 16, 17, Sedang 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 30 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

  Mudah

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1. Analisis Data Validitas Pakar

  Berdasarkan angket yang digunakan dalam penelitian ini, data yang terkumpul berupa skor dengan skala 1

  • – 5. Untuk keperluan analisis dari masing- masing indikator, perlu dilakukan konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif terhadap skor angket yang diperoleh. Konversi terhadap data kuantitatif hasil angket dilakukan dengan pedoman rumus konversi yang diadopsi dari rumus konversi yang dikemukakan oleh S. Eko Putro Widoyoko, 2009: 238). Untuk menghitung rata-rata hasil validitas pakar dapat menggunakan rumus:

  − = ℎ −

  − ℎ = Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 20.

  Tabel 22

  

Pedoman Kriteria Penilaian Data Kuantitas Skala 5

No. Interval Skor Kategori Skor

  Sangat baik

  5

  1

  ̅ > + 1.8

  2 Baik

  4

  • 0,6 < ̅ ≤ + 1.8

  3 Cukup

  3

  • 0,6 < ̅ ≤ + 0,6

  4 Kurang

  2

  • 1,5 < ̅ ≤ + 0,6

  5 Sangat Kurang

  1 ̅ ≤ + 1,5

  Keterangan : ⁄ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

  = Rata-rata ideal =1 2 ⁄ (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)

  = simpangan baku = 1 6 Setelah diperoleh hasil perhitungan kualitatif selanjutnya dikonversikan menjadi data kuantitatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  

Tabel 23

Pedoman perubahan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Menjadi Data Kwaliatif

Rentang Skor Kriteria

  Sangat baik ̅ > 4,2

  Baik 3,4 < ̅ ≤ 4,2

  Cukup 2,6 < ̅ ≤ 3,4

  Kurang baik 1,8 < ̅ ≤ 2,6

  Sangat kurang baik ̅ ≤ 1,8 3.5.2.

   Analisis Data Hasil Observasi

  Untuk menghitung data hasil observasi pembelajaran dengan memberikan skor 1 untu “Ya” dan 0 untuk “Tidak”. Dapat dihitung dengan rumus: =

  × 100 Untuk mengkorversikan hasil presentase ketekaitan pembelajaran (k) menjadi nili kwalitatif berdsrkan kriteria penilaian skala 5 yang diadaptasi dari

  Nana Sydjana (2005: 118) seperti ditunjukkan pada tabel 21.

  Tabel 24

  Kwalifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran Presentase Keterkaitan Kategori

  Sangat baik ≥ 90

  Baik 80 ≤ < 90 Cukup 70 ≤ < 80

  Kurang 60 ≤ < 70 Sangat kurang

  < 60

3.5.3 Analisis Perbedaan Hasil Pretest dan Postest

  Hasil pretest dan posttest diuji dengan Uji T sampel berpasangan (Paired

  

Sample T-Test ). Menurut Sugiyono (2010:31) pengujian hipotesis komparatif 2

  sampel berpasangan berarti menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan/berkorelasi. Sebelum dilakukan uji T sampel berpasangan harus dilakukan uji normalitas. Jika data terbukti berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji T sampel berpasangan

  

(Paired-Samples T Test) . Namun, jika data berdistribusi tidak normal, uji yang

dilakukan adalah uji nonparametris yakni dengan uji Wilcoxon.

3.5.4. Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif

  Dalam rangka mengetahui efektivitas pembelajaran sebagai dampak efektivitas modul pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik, data hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh peserta didik sebagai salah satu indikator efektivitas pembelajaran harus dianalisis terlebih dahulu.

  Teknik analisis yang digunakan terhadap hasil belajar adalah teknik analisis kuantitatif. Untuk melakukan analisis terhadap hasil belajar digunakan teknik analisis uji hipotesis komparatif untuk beda rerata atau bisa disebut dengan uji beda. Uji beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji T berpasangan karena kelompok sampel mengalami dua perlakuan yaitu pre-test dan post-test.

  Setiawan (2012) menyebutkan bahwa “uji t berpasangan merupakan salah satu uji beda untuk dua data berkelompok”. Uji t berpasangan ini dapat dilakukan untuk uji statistik parametrik dengan persyaratan variabel numerik dan data berdistribusi normal. Lebih lanjut, Setiawan (2012) menyebutkan bahwa “apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka menggunakan statistik non parametrik. Untuk kasus uji T berpasangan menggunakan uji Wilcoxon apabila datanya tidak berdistribusi normal yang mana menggunakan statistik non- parametrik”. Dengan demikian, jika uji prasyarat normalitas data terpenuhi maka uji beda yang digunakan adalah uji t berpasangan pada statistik parametrik. Akan tetapi, jika uji prasyarat normalitas data tidak terpenuhi, maka uji beda yang digunakan adalah uji statistik non parametrik dengan metode uji Wilcoxon.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keterlibatan Anggota Keluarga Dalam Penerapan Akuntansi Pada Bisnis Keluarga: Studi Kasus: Paris Grup Salatiga

0 3 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profesionalisme Auditor Internal dan Whistleblowing

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

0 0 33

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS 5 SDN KRANDON LOR 01 SURUH SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMENGGUNAKAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS ISD NEGERI 3 JUMO SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christia

0 0 14

1 PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi pada SKPD Kota Salatiga) Oleh: Nama : Cynthia Widyasari NIM : 232013702 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh

2 3 53

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kajian Teori 2.1.1 Modul Pembelajaran 2.1.1.1.Pengertian Modul Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam

0 0 26