Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profesionalisme Auditor Internal dan Whistleblowing

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN
WHISTLEBLOWING
COVER
Oleh:
DOMINIKUS ANDREO MARYADI
232014039

TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Akuntansi
FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA

2018

ii

iii

iv

v

MOTTO

“Mandiri Dalam Bekerja Merdeka Dalam Berkarya”
(Erix Soekamti)

“Kita tak kan Pernah Mengerti Tanpa Coba Sendiri, Coba Lagi”
(Dory Soekamti)

“Kesalahanku adalah ketika aku merasa paling benar”
(Pidi Baiq)

“Semoga Bahagia Selalu”
(Satya Adhi)
“Hakuna Matata”
(Lion King)

vi

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN
WHISTLEBLOWING

ABSTRACT

This study uses qualitative methods with the aim to describe the professionalism of internal
auditors when facing whistleblowing and keep the audit quality. This study uses primary data
in the form of in-depth interviews to internal auditors who work in PT Summit OTO Finance
Semarang Branch and secondary data in the form of reports of auditor visits. The results of
this study indicate that the company's internal auditors are professional over whistleblowing
and audit quality. Whistleblower must provide strong evidence of documents or photographs
of its reporting. The company's internal auditors were able to expose the fraud objectively
and independently despite the threat of safety. The company's internal auditor collects

relevant evidence to be brought to the auditee clarification.
Keywords: Profesionalism, Internal Auditor, Whistleblowing

vii

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN
WHISTLEBLOWING

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk mendiskripsikan
profesionalisme auditor internal ketika menghadapi whistleblowing dan menjaga kualitas
audit. Penelitian ini menggunakan data primer berupa hasil wawancara mendalam kepada
auditor internal yang bekerja di PT Summit OTO Finance Cabang Semarang dan data
sekunder berupa laporan hasil kunjungan auditor. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
auditor internal perusahaan ini professional atas whistleblowing dan kualitas audit.
Whistleblower harus memberikan bukti-bukti yang kuat berupa dokumen atau foto mengenai
pelaporannya. Auditor internal perusahaan ini mampu mengugkap kecurangan dengan
objektif dan independen meski mendapatkan ancaman keselamatan. Auditor internal
perusahaan ini mengumpulkan bukti-bukti yang relevan untuk dibawa ke klarifikasi auditee.


Kata Kunci: Profesionalisme, Auditor Internal, Whistleblowing

viii

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya yang tak terhingga serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proses perkuliahan dan penulisan tugas akhir ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa
banyak sekali pihak yang telah membantu, mendoakan serta memberikan motivasi dan saran
kepada penulis selama menyelesaikan proses perkuliahan dan penulisan tugas akhir ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Keluarga tercinta, Papa Johanes Marjadi dan Mama Dietje Marintja, adikku
Astrita Marjadi, Bulek, Ivan yang senantiasi mendukung, memberi semangat dan
mendoakan peneliti.
2. Ibu Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., CA., CMA, QIA selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar mengarahkan serta banyak memberikan saran-saran yang sangat

berguna sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
3. Juventius Wahyu Utama, S.E sebagai narasumber penelitian yang telah
membantu penulis selama proses penyelesaian tugas akhir.
4. Gabrielle Josephine Rotti teman dekat yang tiada hentinya memberikan masukan
dan motivasi yang membangun selama penulisan rancangan tugas akhir hingga tugas
akhir.
5. Sahabat-sahabat luar biasa yang sudah memberikan semangat, motivasi dan
kesempatan untuk bisa berbagi pengalaman dalam suka maupun duka dari awal
hingga akhir masa perkuliahan (Anggi, Miki, Marcel, Satya, Rifat, Puguh, Harry,
Kadir, Oentung, Anthony).
6. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendoakan dan mendukung penulis selama masa perkuliahan.
Penulis tidak dapat membalas setiap kebaikan dan doa yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis hanya bisa berterima kasih yang sebesar - besarnya dan berdoa kiranya
Tuhan Yang Maha Esa menyertai setiap langkah hidup mereka. Akhir kata, dengan segala
kerendahan hati semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang
menggunakannya.

x


xi

DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ........................................................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR .............................. Error! Bookmark not defined.
MOTTO ................................................................................................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................................................................................................. vii
ABSTRAK............................................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. ix
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................................................... x
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 3
Whistleblowing.................................................................................................................................... 3
Profesionalisme ................................................................................................................................... 4
Auditor Internal................................................................................................................................... 4
Profesionalisme Auditor Internal ........................................................................................................ 5
METODA PENELITIAN ....................................................................................................................... 6

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 7
Gambaran Umum Auditor Internal PT Summit OTO Finance ........................................................... 7
Gambaran Umum Auditor Internal Bagian Kantor Cabang ............................................................... 7
Profesionalisme Auditor Internal Atas Whistleblowing .................................................................... 10
Profesionalisme Auditor Internal Dalam Menjaga Kualitas Audit ................................................... 11
SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 16

xii

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN
WHISTLEBLOWING
Dominikus Andreo Maryadi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
232014039@student.uksw.edu

PENDAHULUAN
Usaha utama PT Summit Oto Finance adalah pada pembiayaan kepemilikan motor
baru dan motor bekas. Target pelanggan perusahaan ini ditujukan kepada perorangan

daripada perusahaan. Sebagai perusahaan pembiayaan yang independen perusahaan ini tidak
mempunyai hubungan dengan pabrikan sehingga perusahaan memiliki kebebasan untuk
membiayai semua merek motor yang tersedia di pasar. Perusahaan ini telah mampu
mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam pembiayaan sepeda
motor. Perusahaan ini berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan.
Terhitung sampai saat ini perusahaan ini telah mengoperasikan 182 jaringan usaha yang
tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga perusahaan ini juga telah bekerjasama dalam
penerimaan pembayaran angsuran dengan bank - bank serta beberapa perusahaan retail
berjaringan nasional, dan PT Pos Indonesia, sehingga para pelanggan semakin praktis dalam
melakukan pembayaran angsuran.
Audit internal merupakan salah satu bagian atau karyawan perusahaan yang
menghasilkan sumber informasi penting bagi pimpinan perusahaan atau supervisor. Audit
internal dan menjadi ujung tombak untuk meningkatkan transparansi dan kepatuhan terhadap
prosedur operasi standar, karena hasil audit yang berkualitas dan yang baik merupakan
sumber informasi penting dalam memberikan keyakinan kepada pimpinan perusahaan atau
supervisor (Susilawati 2014). Jika kualitas audit rendah dapat memberikan kelonggaran
terhadap pihak – pihak yang akan melakukan fraud.
Kualitas audit

ditentukan


oleh

beberapa

faktor,

diantaranya

adalah

profesionalisme yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas
audit (Baotham 2007). Profesionalisme diukur tidak hanya

dari suatu indikator yang

menyebutkan bahwa seseorang dikatakan profesional (Yendrawati 2008). Profesionalisme
auditor internal atas whistleblowing diukur berdasarkan; bukti, indikasi, dan informasi yang
jelas atas pelanggaran yang dilaporkan oleh whistleblower. Profesionalisme auditor internal
dalam menjaga kualitas audit dilihat dari keberhasilan auditor menemukan pelanggaran yang


terjadi dalam sistem akuntansi klien saat mengaudit auditee dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan.
Profesionalisme auditor internal di PT Summit OTO Finance dihadapkan pada
kecurangan yang akan berdampak pada kualitas audit. Auditor internal pada perusahaan ini
maksimal satu tahun sekali mengalami mutasi, berpindah dari satu kota ke kota yang lain.
Auditor internal yang baru saja dimutasi umumnya harus beradaptasi dengan lingkungan
yang baru untuk mengenal lingkungan kerja, rekan kerja, kondisi lapangan, dan sebagainya.
Rekan kerja baru bisa menjadi whistleblower untuk membantu pekerjaan audit internal.
Penerapan sistem whistleblowing bermanfaat dalam membantu auditor internal
menjalankan tugasnya (Intan 2015). Istilah whistleblowing sering muncul dan mencuat dalam
beberapa tahun terakhir. Whistleblowing sendiri adalah pengungkapan perbuatan yang tidak
etis, melanggar norma, melanggar peraturan, melanggar hukum atau pengungkapan tindakan
kriminal yang bisa merugikan perusahaan tersebut, yang yang ditujukan untuk perusahaan
atau pihak eksternal (Yusar 2013). Penerapan sistem whistleblowing belum tentu selalu baik
untuk diterapkan. Rekan kerja yang baru juga bisa memanfaatkan kedatangan auditor internal
dengan memanfaatkan

whistleblowing untuk kepentingan pribadi atau digunakan untuk


menjebak pihak yang tidak bersalah.
Perusahaan seharusnya bebas dari kecurangan. Auditor internal seharusnya menjadi
pihak professional yang objektif dan independen. Seperti mampu mengungkap semua hasil
temuan mulai dari korupsi, perbuatan melanggar hukum atau perpajakan, perbuatan yang
dapat menimbulkan kerugian finasial, pelanggaran prosedur operasi standar, pelanggaran
etika (Susilawati 2014). Auditor intermal harus tidak mempunyai rasa takut ketika akan
terjadi mutasi jabatan, sehingga menghasilkan pelaporan yang berdampak pada kualitas audit.
Alasan peneliti memilih objek di perusahan ini karena perusahaan ini menarik diteliti
karena banyaknya kecurangan di internal perusahaan terutama di bagian field collector.
Kecurangan yang sering terjadi seperti field collector menagih uang customer lalu digunakan
untuk kepentingan pribadi dengan cara menambalnya dengan angsuran customer lain. Field
collector juga sering menggelapkan angsuran dengan mengambil motor kredit customer tanpa
pertimbangan manajemen untuk dibawa pulang atau digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2014) menyatakan profesionalisme
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Sikap profesionalisme berpengaruh
positif terhadap kualitas audit. Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
kinerja auditor internal. Karena apabila auditor memiliki rasa independensi yang meliputi
2

tidak mempunyai hubungan seperti keluarga, sahabat, atau kerabat dengan auditee maka akan
membuat auditor semakin leluasa menjalankan pekerjaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profesionalisme auditor internal ketika
menghadapi whistleblowing dan menjaga kualitas audit. Penelitian ini dapat menjadi referensi
bagi auditor internal dalam menjaga profesionalisme ketika menghadapi whistleblowing dan
menjaga kualitas auditnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi auditor
internal dalam menjaga profesionalisme ketika menghadapi whistleblowing dan kualitas
auditnya. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai gambaran bagi perusahaan dan auditor
internal dalam menerapkan profesionalisme atas whistlblowing dan menjaga kualitas audit.

KAJIAN PUSTAKA
Whistleblowing
Whistleblowing adalah pelaporan oleh anggota atau karyawan dari suatu organisasi
(sekarang atau terdahulu) terhadap praktek ilegal, imoral, dan haram yang berada di bawah
kontrol karyawan terhadap orang atau organisasi yang mungkin dapat mengakibatkan suatu
tindakan (Elias 2008). Whistleblowing adalah pengungkapan perbuatan yang melawan
hukum, perbuatan tidak etis/ tidak bermoral atau perbuatan yang dapat merugikan pihak
internal atau eksternal maupun pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh pimpinan
organisasi, karyawan, pihak lain yang

mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut

(KNKG 2008).
Definisi whistleblower ialah setiap karyawan yang menyatakan pengungkapan kepada
supervisor, atau pihak lain yang memiliki kewenangan untuk menemukan, mendapatkan
sebuah perlindungan, menginvestigasi atau menyelesaikan kecurangan (Sarbanes 2002).
Seseorang yang menjadi whistleblower tidak akan mudah menjalankan tugasnya.
Dilema etis dalam mengungkap atau membiarkan auditee tentunya dirasakan oleh pihak
internal perusahaan. Whistleblower dipandang sebagian orang sebagai pelindung heroik
terhadap nilai yang dipandang lebih dari suatu loyalitas, Whistleblower juga dipandang
sebagian orang sebagai pengkhianat yang melanggar aturan atau norma terhadap loyalitas
organisasi (Bagustianto dan Nurkholis, 2013). Kaplan (2012) menemukan bahwa
whistleblower bersikap berbeda dalam membuat pilihan jalur pelaporan yang sesuai untuk
mereka. Whistleblower adalah pihak internal dalam organisasi yang memberi tahu kepada
publik atau atasan yang mempunyai kewenangan tentang dugaan ketidakjujuran, kegiatan

3

ilegal atau fraud yang terjadi pemerintahan, organisasi masyarakat, organisasi swasta, dan
pada suatu perusahaan (Susmanschi 2012).
Whistleblowing sytem merupakan salah satu bagian pengendalian perusahaan dalam
mencegah segala jenis kecurangan, maka hal ini menjadi masalah kepengurusan perusahaan.
Dengan demikian kepemimpinan dalam penyelenggaraan whistleblowing sytem di sarankan
berada pada Direksi, khususnya Direktur Utama (KNKG 2008). Park dan Blenkinsopp (2009)
menjelaskan bahwa jalur pelaporan whistleblowing tidak hanya sebatas internal dan
eksternal, tetapi terdiri dari tiga dimensi, yaitu, anonim dan teridentifikasi, internal dan
eksternal, formal dan informal, setiap dimensi tersebut merupakan pilihan bagi karyawan.
Profesionalisme
Yendrawati (2008) profesionalisme adalah konsep untuk mengukur bagaimana
para profesional memandang profesi mereka yang tercermin dalam sikap dan perilaku
mereka. Alasan utama mengharapkan tingkat perilaku profesional yang tinggi oleh setiap
profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh
profesi, tanpa memandang jasa tersebut dilayani oleh inividu (Arens, et.al, 2008). Auditor
internal menggunakan keahlian professional (due professional care) ketika melaksanakan
penugasan. Auditor Internal diharapkan melakukan audit dengan penuh ketrampilan,
kompetensi, dan keahlian, seperti yang dilakukan auditor internal lain yang cukup berhatihati dan kompeten dalam situasi yang sama (Standard for the professional Practice of
Internal Auditing 2012).
Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang terjadi saat auditor melakukan audit
atas laporan keuangan klien dapat menemukan adanya pelanggaran dalam sistem pencataan
akuntansi klien. Auditor internal melaporkan dalam bentuk laporan keuangan auditan, dimana
laporan tersebut harus berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang
berlaku (Eunike 2015). Proses pemeriksaan yang baik dan sistematis yang sesuai dengan
standar yang berlaku umum dengan auditors judgments (skeptisme dan pertimbangan
profesional) serta standar yang tinggi (Baotham 2007). Pemeriksaan dan penilaian ini
digunakan oleh auditor kompeten dan independen dalam menerapkan proses pemeriksaan
tersebut untuk menghasilkan audit yang berkualitas (Knetchel 2012).
Auditor Internal
Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dan
tidak terbatas, Seorang profesional yang melakukan fungsi penilaian tersebut harus memiliki
pemahaman, pengetahuan, dan keahlian yang mendalam mengenai sistem dan kegiatan
4

operasional organisasi, menjamin kegiatan operasional organisasi telah berjalan efektif dan
efisien serta memastikan tujuan organisasi telah tercapai (Susilawati 2014).
Peranan auditor internal adalah pemerikasaan dengan menggunakan ketrampilan serta
kemahiran profesinya dan melakukan pemeriksaan intern dengan hati-hati, mengenai
pembahasan ini auditor internal harus memperhatikan terjadinya fraud ataupun manipulasi.
Auditor internal wajib memiliki kedudukan yang independen dan objektif dalam organisasi
perusahaan (Standard for the professional Practice of Internal Auditing 2012)
Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan peran auditor internal Tugiman
(2006); Compliance digunakan untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai
terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan, dan praktek usaha yang lazim, serta peraturan &
undang-undang pemerintah. Verifikasi adalah kegiatan yang berfokus pada keandalan dan
ketelitian data manajemen serta evaluasi apakah data tersebut relevan, memenuhi kebutuhan
pihak internal perusahaan tentang kekayaan fisik dan laporan keuangan. Evaluasi digunakan
untuk menilai bentuk pengendalian internal meliputi pengendalian akuntansi dan operasi, dan
menilai hasil-hasil pelaksanaan. Rekomendasi adalah memberikan saran kepada pihak
internal ataupun pimpinan perusahaan
Profesionalisme Auditor Internal
Sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan
ketidakjujuran. Maali (2010) menyebutkan bahwa profesionalisme merupakan bentuk
tanggung jawab individu agar berperilaku lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang
dan peraturan masyarakat yang ada.
Keraf (2008) menyatakan bahwa whistleblowing merupakan suatu tindakan
membocorkan kecurangan atasan maupun perusahaan kepada pihak lain yang dilakukan oleh
satu maupun beberapa karyawan dalam perusahaan tersebut. Orang yang melaporkan maupun
mengungkapkan kecurangan disebut dengan whistlebolwer. Hal penting untuk menjadi
whistleblower adalah adanya bukti, indikasi dan informasi yang jelas atas pelanggaran yang
akan dilaporkan sehingga kemudian dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Tidak
mudah untuk menjadi whistleblower ,pelapor harus memberikan indikasi, bukti, informasi
yang jelas atas terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga dapat ditelusuri atau
ditindaklanjuti (Yusar 2013).
Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada
saat mengaudit auditee dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem
akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam
5

melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik
akuntan publik yang relevan (Tjun 2013).
Kualitas audit
pertama

ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor

yaitu profesionalisme yang berpengaruh baik secara

langsung terhadap kualitas audit.

langsung maupun tidak

Demi mewujudkan kualitas audit yang baik tentunya

seorang auditor harus memperhatikan beberapa faktor penting untuk menunjang kualitas
hasil kerjanya. Susilawati (2014) ketika para auditor melakukan auditing, mereka melakukan
observasi dan mengumpulkan data-data yang objektif. Mereka mencari verifikasi bahwa
persyaratan telah terpenuhi.

METODA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif
fenomenologi. Penelitian ini memfokuskan pada fenomena yang muncul di dalam divisi
Audit Internal PT Summit OTO Finance cabang Semarang. dan mendalaminya secara
keseluruhan.
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang mendalam dalam pengumpulan
data karena bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar
berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi. Peneliti juga mengumpulkan data berupa
dokumen yang dilakukan audit internal, yang bertujuan untuk membuat gambaran secara
sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta serta fenomena yang terjadi. Data tersebut
diperoleh dari auditor internal perusahaan.
Data penelitian ini berkaitan dengan aktivitas fungsi internal audit yang dilakukan di
PT Summit OTO Finance cabang Semarang. Penelitian ini menerapkan membaca data secara
keseluruhan, menganalisis secara detail dengan mengolah informasi kedalam segmen tulisan
atau laporan kualitatif, menyimpulkan hasil informasi yang sudah dianalisis dan diolah sesuai
dengan tujuan penelitian.
Analisis kualitatif pada penelitian ini dilakukan melalui empat tahap. Pertama,
menyajikan gambaran umum objek penelitian yang dimulai dari gambaran auditor internal
PT Summit OTO Finance. Kedua, memberikan gambaran auditor internal perusahaan bagian
cabang. Ketiga, mendeskripsikan profesionalisme auditor internal atas whistleblowing yang
diukur berdasarkan; bukti, indikasi, dan informasi yang jelas atas pelanggaran yang
dilaporkan oleh whistleblower. Keempat, mendeskripsikan profesionalisme auditor internal
6

dalam menjaga kualitas audit yang dilihat dari keberhasilan auditor menemukan pelanggaran
yang terjadi dalam sistem akuntansi klien saat mengaudit auditee dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Auditor Internal PT Summit OTO Finance
Auditor internal di PT Summit OTO Finance biasa dipanggil ICU (Independent
Control Unit). Auditor internal di perusahaan ini bertugas melakukan fungsi penilaian
terhadap kinerja pihak intermal perusahaan. ICU di perusahaan ini lebih melakukan dua
fungsi jenis audit, yaitu audit compliance dan audit operasional. Audit compliance digunakan
untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur,
peraturan, serta peraturan dan Undang - Undang pemerintah. Audit operasional adalah yaitu
suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi
dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
Berdasarkan data perusahaan ini mempunyai auditor yang tersebar di seluruh
Indonesia. Penempatan auditor internal di perusahaan ini terbagi dalam dua penggolongan
yaitu ICU area dan ICU kantor cabang. Auditor internal di perusahaan ini memiliki 3 grade
jabatan yaitu grade 11, grade 12, grade 13. Grade 11 adalah junior audit yang membantu
pekerjaan ICU grade 12. Grade 12 adalah auditor yang bekerja di kantor cabang. Sementara
grade 13 adalah auditor yang menangani bagian area kantor cabang.
Gambaran Umum Auditor Internal Bagian Kantor Cabang
Auditor internal di bagaian kantor cabang mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan penilaian kepada auditee dalam rangka membantu pekerjaan manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan untuk menciptakan kantor yang bebas dari kecurangan. Seorang
auditor dituntut untuk melakukan pekerjaannya secara objektif dan independen. Auditor
internal pula melakukan pekerjaanya sesuai SOP persuahaan secara sistematis. Auditor
internal di perusahaan ini mempunyai lima tahap dalam melaukan audit. Tahapan tersebut
berupa cek data, analisa, survey, klarifikasi, dan pembuatan laporan audit/ laporan hasil
kunjungan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah

seperti yang dikemukakan pada

wawancara berikut:

7

“Jadi prosedur dalam melakukan audit di perusahaan kita ada 5 tahap yaitu yang pertama
cek data. Cek data ya ngecek data dan dokumen customer yang berupa KTP customer, KTP
pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji customer 3 bulan terakhir.”
“Selanjutnya analisa, ya hampir sama kaya cek data tapi lebih mendalam untuk mengetahui
dokumen mana yang tidak sesuai SOP kemudian dilakukan survey. “

Cek data adalah

pengecekan dokumen masuk customer dalam pengajuan kredit

motor yang berupa KTP customer, KTP pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji
customer 3 bulan terakhir. Analisa adalah kegiatan yang berfokus pada filter dokumen yang
tidak sesuai dengan SOP untuk di teruskan di survey. Tahapan kedua yang dilakukan adalah
survey yang dilakukan auditor internal dikemukakan pada wawancara berikut:
“Selanjutnya survey atau sampling yaitu mendatangi kediaman rumah customer.
Berdasarkan SOP auditor internal minimal melakukan survey sebanyak 32 kali dalam satu
bulan. Survey dilakukan untuk menanyakan tentang 5C, sebelumnya saya mendatangi
minimal 2 orang tetangga untuk menanyakan apakah benar ada orang ini di wilayah ini.
Kemudian di cek fotonya sama apa engga dan di cek juga dokumen-dokumen persyaratan
kredit motor.Jika ada temuan negatif dan saya menumukan bukti-bukti yang mendukung
maka saya bakal mengklarifikasi auditee.Auditee yang kerap saya temui adalah bagian
marketing (CMO) dan field collector.”

Auditor internal mensurvey/ mendatangi langsung alamat customer. Menanyakan
minimal 2 orang tetangga apakah benar customer tersebut sesuai dengan foto dan alamat pada
KTP customer. Jika iya, auditor internal mendatangi rumah customer kemudian mencocokan
langsung customer dengan foto yang tertera di KTP customer.
Auditor internal mewawancarai customer dengan prinsip 5C yaitu; Character, prinsip
ini dilihat dari kepribadian customer mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup
nasabah, dan lain-lain. Inti dari prinsip character ini ialah menilai calon nasabah apakah bisa
dipercaya dalam menjalani kerjasama. Capacity, prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari
kemampuan customer dalam menjalankan keungan yang ada pada usaha yang dimilikinya.
Apakah customer tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya
atau tidak, di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit. Capital, yakni
terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, dengan mengidentifikasi slipgaji 3
bukan terakhir customer dan bagi customer yang mempunyai sebuah usaha, capital dinilai
dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh customer. Collateral, prinsip ini perlu
diperhatikan bagi para customer ketika mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
mengembalikan pinjaman. Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada,
perusahaan bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
Condition, kondisi perekonomian suatu daerah atau negara memang sangat berpengaruh
8

kepada kedua belah pihak, di mana tempat bekerja dan usaha yang dijalankan oleh customer
sangat tergantung pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro. Sedangkan pihak
perusahaan menghadapi permasalahan yang sama. Untuk memperlacar kerjasama dari kedua
belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar komunikasi antara customer dan
perusahaan.
Jika ditemukan temuan negatif dan bukti-bukti yang kuat ketika melakukan survey
maka auditor internal melakukan klarifikasi terhadap auditee. Tahapan ketiga adalah
klarifikasi yang dikemukakan dalam wawancara berikut:
“Klarifikasi dilakukan di ruangan branch manager. Klarifikasi dilakukan tatap mata
langsung bersama auditee. Bukti yang saya temui selama survey saya cocokan langsung dengan hasil
klarifikasi. Klarifikasi maksimal dilaksanakan maksimal 2 minggu setelah survey lapangan.”

Klarifikasi dilakukan oleh auditor internal sendiri dengan menyertakan bukti-bukti
terlampir. Jika bukti masih belum kuat maka auditor internal harus melakukan penyelidikan
ulang. Klarifikasi dilaksanakan maksimal 2 minggu setelah survey lapangan. Tahapan
terakhir dalam melakukan audit di perusahaan ini adalah pembuatan laporan audit/ laporan
hasil kunjungan, yang dikemukakan pada wawancara berikut:
“Selanjutnya setelah klarifikasi ya bikin laporan audit kalau disini namanya laporan hasil
kunjungan.Biasanya saya kerjakan 3 hari,laporan ini untuk bahan pertimbangan keputusan
manajemen untuk ditindaklanjuti. Tindaklanjutnya berupa sanksi, pengumpulan bukti kembali
dan punishment yang diatur dalam SOP.” Laporan hasil kunjungan dikerjakan tiga hari
setelah klarifikasi. Laporan hasil kunjungan dikirim ke branch manager untuk
ditindaklanjuti. Tindaklanjutnya berupa sanksi untuk auditee, pengumpulan bukti kembali
oleh auditor internal, dan punishment yang diatur didalam SOP.”
“Laporan hasil kunjungan berisi nama customer, alamat, merk motor, tahun motor, nama
CMO (Credit Market Officier), tanggal approve, angsuran, potential loss, status, analisa,
hasil survey, kalrifikasi, dan kesimpulan.”

Laporan hasil kunjungan dikerjakan tiga

hari setelah klarifikasi. Laporan hasil

kunjungan dikirim ke branch manager untuk ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan
keputusan. Tindaklanjutnya berupa sanksi untuk auditee, pengumpulan bukti kembali oleh
auditor internal, dan punishment yang diatur didalam SOP. Laporan hasil kunjungan berisi
nama customer, alamat, merk motor, tahun motor, nama CMO (Credit Market Officier),
tanggal approve, angsuran, potential loss, status, analisa, hasil survey, kalrifikasi, dan
kesimpulan.

9

Profesionalisme Auditor Internal Atas Whistleblowing
Penerapan sistem whistleblowing bermanfaat dalam membantu auditor internal
menjalankan tugasnya (Intan 2015). Whistleblowing sendiri adalah pengungkapan perbuatan
yang tidak etis, melanggar norma, melanggar peraturan, melanggar hukum atau
pengungkapan tindakan kriminal yang bisa merugikan perusahaan tersebut, yang yang
ditujukan untuk perusahaan atau pihak eksternal (Yusar 2013). Berikut merupakan hasil
wawancara tentang gambaran whistleblowing di PT Summit OTO Finance:
“Mengenai whistleblowing system perusahaan ini tidak memiliki aturan yang tertulis. Tetapi
karyawan secara tidak langsung maupun langsung memeritahukan jika ada sesuatu yang
menurutnya adalah kecurangan ke saya sendiri.”

Perusahaan ini tidak memiliki aturan tertulis mengenai whistleblowing system, akan
tetapi karyawan perusahaan turut melaporkan sesuatu yang menurutnya mencurigakan
kepada auditor internal.
Berikut pendapat auditor internal mengenai whistleblowing system dan pengaruh
terhadap pekerjaan audit dijawab dengan hasil wawancara berikut:
“Whistleblowing tentunya membantu saya dalam pekerjaan audit ini. Akan tetapi
whistleblowing bisa jadi membawa pengaruh negative kalau sang pelapor itu malah
menyimpangkan fungsi seharusnya dari whistleblowing.”
“Jadi di perusahaan OTO Finance kredit motor ini, auditor internal mengalami mutasi
jabatan maksimal satu setengah tahun mas. Biasanya kita karyawan yang baru saja di mutasi
karena emang jatah di wilayah sebelumnya dah habis atau memang dipindah tugaskan
langsung dari pertimbangan manajemen.”
“Ketika dimutasi, di awal-awal pekerjaan di tempat baru biasanya kita banyak mendapatkan
laporan dari whistleblower untuk dilanjutkan langsung ke survey lapangan bahkan
klarifikasi. Beberapa laporan dari whistleblower ada yang hanya ingin bertujuan untuk
menjatuhkan pihak yang tidak bersalah dan untuk kepentingan dirinya sendiri.”

Whistleblowing tentunya membantu pekerjaan auditor internal dalam menjalankan
tugasnya. Akan tetapi whistleblowing bisa jadi membawa pengaruh negative

jika

whistleblower itu malah menyimpangkan fungsi seharusnya dari whistleblowing. Auditor
internal di perusahaan ini mengalami mutasi/ rolling maksimal satu setengah tahun (18
bulan). Mutasi diterapkan untuk menjaga objektivitas dan indepedensi auditor internal.
Mutasi dilaksanakan karena memang sudah menjadi jatah auditor internal pindah cabang atau
karena dipindah tugaskan langsung dari pertimbangan manajemen
Auditor yang baru saja di mutasi umumya harus beradaptasi dengan lingkungan baru,
rekan kerja baru, dan tekanan yang baru di awal-awal pekerjaan. Pada tempat baru auditor
internal kerap mendapatkan laporan dari whistleblower untuk dilanjutkan langsung ke survey
10

lapangan bahkan klarifikasi. Beberapa laporan dari whistleblower ada yang hanya ingin
bertujuan untuk menjatuhkan pihak yang tidak bersalah dan untuk kepentingan dirinya.
Berikut merupakan tanggapan auditor internal mengenai whistleblowing yang membawa
pengaruh negative:
“Tidak semua pelaporan dari karyawan dilakukan survey lapangan. Whistleblower harus
menyertakan bukti yang kuat berupa dokumen atau foto untuk menguatkan dugaannya.Jika
buktinya kuat ya whistleblower sangat membantu pekerjaan saya. Kalau whistlebower itu
juga teman saya maka dia juga harus memberikan bukti yang kuat. Biarpun teman kalau ga
ada bukti yang kuat ya males kalau melakukan survey.”

. Auditor internal perusahaan ini mempunyai standar untuk whistleblowing system.
Tidak semua pelaporan dilakukan survey langsung ke lapangan. Whistleblower harus
menyertakan bukti kecurigaan walaupun whistleblower itupun rekan sendiri. Jika terdapat
bukti yang relevan seperti dokumen atau foto dokumentasi yang menambah bukti maka
ditindaklanjuti dan dilakukan pemeriksaan.
Perusahaan ini tidak mempunyai aturan tertulis mengenai whistleblowing system,
auditor internal perusahaan ini mempunyai standar untuk pelaporan whistleblowing system.
Whistleblower harus memberikan bukti-bukti yang kuat berupa dokumen atau foto mengenai
pelaporannya. Hal ini dilakukan untuk menyaring pelaporan yang bersifat negative
(menjatuhkan pihak yang tidak berslah dan kepentingan pribadi whistleblower). Hal ini
selaras dengan teori Keraf (2009) hal penting untuk menjadi whistleblower adalah adanya
bukti, indikasi dan informasi yang jelas atas pelanggaran yang akan dilaporkan sehingga
kemudian dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Hal ini selaras juga dengan teori
Yusar (2013) Tidak mudah untuk menjadi whistleblower (Pelapor harus memberikan
indikasi, bukti, informasi yang jelas atas terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga
dapat ditelusuri atau ditindaklanjuti.
Profesionalisme Auditor Internal Dalam Menjaga Kualitas Audit
Salah satu ancaman bagi auditor internal untuk melakukan tindakan yang tidak
profesional yaitu tekanan dari auditee yang berusaha mengancam auditor untuk tidak objektif
dan independen. Berikut merupakan hasil wawancara terhadap auditor internal mengenai
ancaman:
.” Ancaman biasa didapatkan ketika selesai klarifikasi.Auditee yang sering saya temui adalah
bagian CMO dan field collector. Auditee yang tidak puas biasanya mengancam saya untuk
menghasut agar dia tetap aman pada posisinya. Ancamannya sendiri berupa teguran,
perusakan kendaraan auditor, ancaman terhadap keluarga, bahkan ancaman pembunuhan.

Ancaman sering didapatkan ketika selesai klarifikasi. Auditee yang sering dijumpai
adalah bagian CMO (Credit Market Officier) dan field collector. Auditee yang tidak puas
11

dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan auditor internal biasanya memberikan ancaman
kepada auditor internal agar laporan audit yang diterbitkan tidak objektif dan tidak
independen. Ancaman yang diberikan berupa teguran, perusaakan kendaraan auditor,
ancaman terhadap keluarga auditor, bahkan ancaman pembunuhan. Berikut hasil wawancara
mengenai jenis pelanggaran yang dilakukan oleh CMO (Credit Market Officier) dan field
collector:
“Pekerjaan yang dilakukan oleh CMO yaitu mencari customer, kemudian menerima dokumen
yang diberikan customer berupa KTP, KTP pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji 3
bulan terakhir customer. Kemudian di input di data perusahaan. Data customer kemudian
dicocokan dengan data blacklist Bank Indonesia. Jika tidak ada catatan buruk maka kredit
dapat dilanjutkan.”
“ Jenis pelanggaran yang dilakukan CMO seperti rekayasa kredit,. rekayasa tanda tangan
customer, dan pasangan pada PPK., penalangan angsuran..Ancaman yang dilakukan CMO
yang diindikasikan bersalah dan setelah klarifikasi seperti teguran.”

CMO ( Credit Maket Officier ) bertugas mencari customer sebanyak-banyaknya untuk
mencari insentif. CMO kemudian menerima dan menginput data customer berupa KTP, KTP
pasangan, bukti kepemilikan rumah, slip gaji 3 bulan terakhir customer. Data customer
kemudian dicocokan dengan data blacklist Bank Indonesia. Jika tidak ada catatan buruk maka
kredit dapat dilanjutkan.
Jenis pelanggaran yang dilakukan CMO (Credit Market Officier) seperti rekayasa
kredit, rekayasa tanda tangan customer, dan pasangan pada PPK, dan penalangan angsuran.
Ancaman yang dilakukan CMO (Credit Market Officier) yang diindikasikan bersalah dan
setelah hasil klarifikasi kepada auditor internal seperti teguran.
“Pekerjaan yang dilakukan oleh field collector adalah mendatangi customer yang telat
pembayaran angsurannya dan melebihi jatuh tempo yaitu 16 hari setelah batas akhir
angsuran. Field collector berhak menagih uang angsuran customer yang jatuh tempo. Jika
tidak ada pembayaran angsuran maka field collector berhak mengambil motor kredit
customer.”
“Jenis pelanggaran yang sering dilakukan berupa penarikan angsuran tidak sah, penarikan
unit motor tidak sah, dan penalangan angsuran.Ancaman yang dilakukan field collector yang
terima dari hasil klarifikasi beragam dari teguran, perusakan kendaraan saya, bahkan
ancaman pembunuhan”.

Field collector bertugas mendatangi customer yang telat pembayaran angsurannya
dan melebihi jatuh tempo yaitu 16 hari setelah batas akhir angsuran. Field collector berhak
menagih uang angsuran customer yang jatuh tempo. Jika tidak ada pembayaran angsuran
maka field collector berhak mengambil motor kredit customer untuk dibawa ke kantor. Jenis
pelanggaran yang sering dilakukan berupa penarikan angsuran tidak sah, penarikan unit
12

motor tidak sah, dan penalangan angsuran. Berikut merupakan contoh dokumen palsu yang
dibuat oleh CMO dan field collector.
CMO (Credit Market Officier) dan field collector diindikasikan melakukan
kecurangan untuk mendapatkan insentif lebih dari pihak perusahaan. Sehingga auditor
internal diancam untuk menggoyahkan profesionalismenya. Ancaman yang dilakukan
beragam seperti ancaman teguran, peruskan kendaraan auditor seperti ban dibocorkan,
dikempeskan, atau motor dibaret. Ancaman lain dapat berupa ancaman terhadap keluarga
bahkan ancaman pembunuhan.
Auditor perusahaan ini untuk mengungkap semua kecurangan yang didapatkan sesuai
dengan hasil survey lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dibandingkan dengan laporan
hasil kunjugan auditor, auditor internal perusahaan ini mampu mengugkap kecurangan
dengan objektif dan independen meski mendapatkan ancaman keselamatan. Laporan audit
yang dihasilkan berkualitas (objektif dan independen) sesuai dengan hasil wawancara. Hal ini
selaras dengan teori (Tjun 2013) yang mengatakan kualitas
kemungkinan

(probability)

dimana

auditor

pada

audit

merupakan

saat mengaudit

auditee

segala
dapat

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya
dalam laporan keuangan auditan.

SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN
Auditor internal perusahaan ini mempunyai standar untuk pelaporan whistleblowing
system. Whistleblower harus memberikan bukti-bukti yang kuat berupa dokumen atau foto
mengenai pelaporannya. Sehingga auditor internal perusahaan ini dapat dikatakan
professional atas whistlleblowing. Hal ini dilakukan untuk menyaring pelaporan yang bersifat
negative (menjatuhkan pihak yang tidak bersalah dan kepentingan pribadi whistleblower).
Auditor internal perusahaan ini mampu mengugkap kecurangan dengan objektif dan
independen meski mendapatkan ancaman keselamatan.

Auditor internal perusahaan ini

mengumpulkan bukti-bukti yang relevan untuk dibawa ke klarifikasi auditee.

Sehingga

auditor internal perusahaan ini dapat dikatakan professional dalam menjaga kualitas audit.
Kurangnya informasi narasumber dari pihak branch manager menjadi keterbatasan
penelitian karena ada kepentingan untuk menjaga nama baik auditor dan perusahaan terkait.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa mendapatkan informasi dari pihak branch
manager, dan whistleblower untuk mendukung bahan penelitian yang dapat bermanfaat
sebagai pengetahuan dan penulisan penelitian selanjutnya.

13

DAFTAR PUSTAKA
Arens, A.A. et.al. 2008. Auditing dan jasa assurance. Edisi ke-12. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Baotham, S. 2007. Effects of professionalism on audit quality and self-image of cpas in
thailand. International Journal of Bussiness Strategy.
Boynton, W. C., J. Raymond, dan K. Walter. (2001). Modern Auditing. 7th Edition. John
Willey & Sons Inc, New York. 1 (5). 12-45.
Elias,

R. 2008. Auditing

students’

professional

commitment

and anticipatory

socialization and their relationship to whistleblowing. “Managerial Auditing
Jornal”. Vol. 23, No.3.
Eunike, D. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi Vol. 4 No. 4..
Hiro, T. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.
International Standards For The Proffessional Practice of Internal Auditing (Standards).
2012.
Kaplan, S. E. 2012. An examination of anonymous and non-anonymous fraud reporting
channels. Advances in accounting, 28 (1), 88-95.
Keraf, S. 2008. Etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.
Knechel,W. R, G.V.Krishan, M. Pevzner, L. Shefehik, and U. Velury, 2012. audit
quality indicators : insights from the academic literature. Working Paper, at
University of Florida, USA.
KNKG. 2008. Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran -SPP (Whistleblowing System WBS).
Maali, B., dan C. Napier. (2010). Accounting, religion and organizational culture: the
creation

of

JordanIslamic Bank. Journal of Islamic Accounting and Business

Research. 1 (2). 17-56.
Park, H. dan J. Blenkinsopp. 2009. Whistle-blowing as planned behavior – a survey of South
Korean police officers. Journal of BusinessEthics 85(4), 545–556.
Sagara, Y. 2013 Profesionalisme internal auditor dan intensi melakukan whistleblowing.
Jurnal Liquidity. 2(1): 34-44.

14

Setyawati, I. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk melakukan whistleblowing
internal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume: 17 Nomor: 02 September. hal: 28-47
Suhayati, E. 2014. Account. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol 1 No 2
Desember 2014. ISSN 2338-9753.
Susilawati, M. R. A. 2014. Pengaruh profesionalisme dan independensi auditor internal
terhadap kualitas audit: studi pada inspektorat jawa barat. Jurnal Etikonomi Vol. 13
No. 2 Oktober 2014. Hal: 31-59.
Susmanchi, G. 2012. Internal audit and whistle-blowing. economics, management, and
financial markets. Vol 7 (4), 415-421.
Tjun, L. T., E. I. Marpaung, dan S. Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi
Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.4 No.1(Mei). hal: 33-56.
Yendrawati, R. 2008. Analisis hubungan

antara

profesionalisme

auditor

dengan

pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Jurnal
Akuntansi dan Investasi Vol. 7 No. 2, hal: 219-242, Juli 2006 ISSN: 1411-6227.

15

LAMPIRAN

16

Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana gambaran umum auditor internal di perusahaan ini?
2. Apa sajakah tingkatan auditor di perusahaan ini?
3. Bagamiana gambaran umum auditor internal pada kantor cabang?
4. Apa sajakah tahapan pekerjaan auditor internal bagian cabang?
5. Jelaskan tahapan pekerjaan auditor internal bagian cabang?
6. Bagaimana sistem whistleblowing di perusahaan ini?
7. Bagaimana profesionalisme auditor internal di perusahaan ini atas whistleblowing?
8. Bagaimana profesionalisme auditor internal di perusahaan ini dalam menjaga kualitas
audit?

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Total Quality Management Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SDN Tambangan 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang

0 4 85

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Kunjungan Kelas Di 3 SMA Negeri Di Kabupaten Demak

0 0 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Kunjungan Kelas Di 3 SMA Negeri Di Kabupaten Demak

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Kunjungan Kelas Di 3 SMA Negeri Di Kabupaten Demak

0 0 24

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Evaluasi Model CIPP (Context, Input, Process, - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ng

0 0 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan K

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keterlibatan Anggota Keluarga Dalam Penerapan Akuntansi Pada Bisnis Keluarga: Studi Kasus: Paris Grup Salatiga

0 3 44