Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SDN Krandon Lor 01 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang akan diuraikan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Krandon Lor 01 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017 dengan subyek penelitian kelas 5 sebanyak 16 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

SDN Krandon Lor 01 Suruh beralamat di Desa Krandon Lor, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Telp. 50776. Untuk menuju SD Krandon Lor 01 Suruh hanya dapat di tempuh menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada kendaraan umum yang lewat depan sekolahan. Sarana dan prasana dalam menunjang proses pembelajaran di SDN Krandon Lor 01 Suruh cukup memadai. Terdapat kantor guru, 6 ruang kelas, 2 WC guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku, media pembelajaran dan alat peraga.

Pengajar di SDN Krandon Lor 01 Suruh berjumlah 10 pengajar, yaitu 1 kepala sekolah, 6 guru sebagai guru kelas 1-6, 1 guru olahraga, 1 guru agama islam, dan 1 guru bahasa inggris. Proses kegiatan belajar mengajar di mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB untuk hari senin-kamis, pada hari jumat dan sabtu di mulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 10.45 WIB.

Kondisi awal merupakan kondisi siswa sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas 5 mata pelajaran IPA SDN Krandon Lor 01 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran karena pembelajaran kurang menarik. Guru Kondisi awal merupakan kondisi siswa sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas 5 mata pelajaran IPA SDN Krandon Lor 01 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran karena pembelajaran kurang menarik. Guru

Analisis data pada kondisi awal berdasarkan hasil belajar sebelum diterapkannya model Problem Based Learning (PBL) berdasarkan hasil observasi dengan guru kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh menunjukkan data hasil ulangan IPA sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Rentang

Keterangan No

Belum Tuntas

2 50 - 59

Belum Tuntas

3 60 - 69

Belum Tuntas

Tuntas Jumlah

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Dari data 4.1 hasil belajar IPA pada kondisi awal dapat diketahui bahwa kondisi awal sebelum tindakan hasil belajar siswa jauh dari ketuntasan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil yang tercapai. Dari hasil tersebut didapatkan data bahwa hanya 7 siswa (44%) yang medapatkan nilai lebih dari KKM atau telah mencapai KKM. Dan 9 siswa (56%) yang mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas pada kondisi awal adalah 64, dengan perolehan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 46. Presentase antara yang tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.1 berikut ini:

Ketuntasan Hasil Belajar

Kondisi Awal

44% Tuntas

Tidak Tuntas

Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar kondisi awal siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh diketahui bahwa siswa yang nilainya telah mencapai KKM atau tuntas ada 7 siswa dengan presentase 44% dan ada 9 siswa yang nilainya dibawah KKM atau tidak tuntas dengan presentase 56%.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan tindakan sebelum dilaksanakan siklus, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Peneliti memberikan RPP kepada guru untuk diteliti bersama agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan benar.

b. Peneliti menyiapkan alat peraga, LKS, evaluasi evaluasi, dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas.

c. Bersama dengan guru menentukan kesepakatan fokus dari observasi yang akan dilaksanakan.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai RPP yang telah dibuat. Proses belajar mengajar IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu pada hari senin, 03 April 2017 pada Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai RPP yang telah dibuat. Proses belajar mengajar IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu pada hari senin, 03 April 2017 pada

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari senin, 03 April 2017. Sesuai dengan SK dan KD, pada pertemuan pertama memiliki

3 indikator yaitu menyebutkan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa cahaya dapat merambat lurus, dan menunjukkan bahwa cahaya dapat menembus benda bening.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal yaitu siswa dipersiapkan oleh guru untuk mulai mengikuti proses pembelajaran, siswa memimpin doa, guru melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan menyanyikan lagu tentang yang diciptakan oleh guru sendiri agar siswa mengetahui gambaran apa yang akan mereka pelajari hari ini. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran hari yang disampaikan oleh guru.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa diorentasikan kedalam masalah oleh guru dalam proses pembelajaran. Terlebih dahulu guru bertanya kepada siswa untuk menggali sampai sejauh mana pengetahuan siswa dengan bertanya sebagai berikut “Apa saja sumber-sumber cahaya di lingkungan sekitar yang kalian ketahui? Apa yang terjadi jika ada cahaya? Jika begitu apa yang dimaksud dengan cahaya?”. Guru dan siswa pun telibat dalam tanya jawab.

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok oleh guru, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa diberikan LKS oleh guru yang terdapat masalah pembelajaran didalamnya. Siswa pun harus menyelesaikan masalah yang ada didalam LKS. Untuk menyelesaikan masalah siswa melakukan percobaan bersama kelompok untuk menemukan sifat-sifat cahaya. Pada saat pembelajaran guru menjadi fasilitator dan motivator untuk siswa.

Percobaan pertama, setiap kelompok menyelidiki sifat cahaya dengan menggunakan bahan lilin, 3 lembar karton, dan paku. Mereka mencoba untuk meletakkan karton yang diberi lubang pada satu garis lurus, mereka mengamati bagaimana yang terjadi jika lubang karton pada satu garis lurus dan jika mereka geres-geser. Kemudian mereka menemukan bahwa sifat cahaya dapat merambat lurus.

Percobaan kedua, setiap kelompok menyelidiki sifat cahaya dengan menggunakan bahan senter, dan bahan-bahan yang berwarna bening, serta bahan-bahan yang berwarna gelap. Setiap kelompok melakukan percobaan dengan cara menyenter benda-benda itu, dapat tembus atau menjadi bentuk benda. Melalui percobaan siswa menemukan bahwa sifat cahaya dapat menembus benda bening.

Siswa mengumpulkan hasil praktikum bersama kelompok, perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikum mereka. Siswa dan guru saling menanggapi presentasi dari kelompok lain. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya guru memberikan penguatan terhadap materi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka ketahui. Guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru bersama dengan siswa memberikan kesimpulan pada materi hari ini.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk membawa alat peraga untuk materi selanjutnya dan membaca materi selanjutnya. Guru memberikan pesan moral agar selalu bersyukur karena adanya cahaya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 04 April 2017 dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Dengan indikator yaitu membedakan sifat bayangan cermin pada peristiwa pemantulan cahaya.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan siswa masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, terlebih dahulu guru membagi siswa dalam sebuah kelompok yang terbagi dalam 4 kelompok dan satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru mengorientasikan siswa kedalam suatu masalah yaitu dengan siswa mengeluarkan alat dan bahan yang sudah diberitahu untuk membawa pada pertemuan sebelumnya yaitu cermin datar, cermin cembung (spion), dan cermin cekung (sendok).

Siswa bersama kelompok memecahkan masalah yang ada pada LKS dengan cara bercermin dengan cermin-cermin yang mereka bawa. Dengan melakukan penyelidikan bersama kelompok siswa diarahkan oleh guru untuk mengetahui sifat-sifat bayangan pada masing-masing cermin pada peristiwa pemantulan cahaya.

Siswa mengumpulkan hasil praktikum bersama kelompok, perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikum mereka. Siswa dan guru saling menanggapi presentasi dari kelompok lain. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya guru memberikan penguatan terhadap materi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka ketahui. Guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru bersama dengan siswa memberikan kesimpulan pada materi hari ini.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk mempelajari kembali materi hari ini dan materi sebelumnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis, 06 April 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang masih sama pada pertemuan 2 kali sebelumnya.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan siswa masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 1). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu, semua siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh dengan pemberian waktu 35 menit untuk 25 evaluasi tes formatif.

Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing siswa secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.2.3 Hasil Tindakan

a) Hasil Observasi

Hasil Observasi diperoleh dari lembar observasi pada kegiatan guru dan kegiatan siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh wali kelas 5 untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai. Lembar kegiatan siswa dilakukan oleh siswa dengan pendampingan guru kelas untuk mengetahui sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai.

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 indikator dan lembar aktivitas siswa terdiri dari 25 indikator. Setiap indikator memiliki skor 1-4 yang dapat dinilai seperti berikut 1 artinya kurang bagus, 2 penilian untuk cukup bagus, 3 berarti bagus, dan 4 sangat bagus. Jika semua telah dinilai kemudian skor di jumlahkan serta dikategorikan seperti berikut, jika mendapatkan skor 21-40 artinya kurang bagus/tidak berhasil, 41-60 untuk cukup bagus/ tidak berhasil, 61-80 berarti bagus/ berhasil, dan 81-100 yang artinya sangat bagus/ berhasil. Pada hasil observasi akan disertakan data hasil lembar observasi guru dan lembar observasi siswa Siklus I.

Hasil observasi pada siklus I dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada tiga pertemuan untuk mengamati guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL). Berikut adalah tabel observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa siklus I:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

Aktivitas Siswa Pertemuan

Aktivitas Guru

20 83% Jumlah Skor

79 75 Kriteria

Bagus/Berhasil

Bagus/Berhasil

Pada tabel 4.3 tentang hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus I dapat diketahui bahwa, pada aktivitas guru pertemuan 1 memperoleh skor 26 dengan presentase 72%, pertemuan 2 memperoleh skor 28 dengan presentase 78%, dan pertemuan 3 dengan memperoleh skor 25 dengan presentase 89%. Aktivitas guru tergolong pada kriteria bagus/berhasil. Pada aktivitas siswa pertemuan 1 skor 28 dengan presentase 70%, pertemuan 2 skor 27 dengan presentase 75%, dan pertemuan 3 skor 20 dengan presentase 83%. Aktivitas siswa dikatakan bagus/berhasil. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa termasuk dalam kriteria bagus/berhasil dalam melaksanakan pembelajaran. Dari diagram diatas dapat diuraikan diagram seperti berikut ini:

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

60% Aktivitas Guru 40%

Aktivitas Siswa 20% 0%

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pertemun 3

Diagram 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

Pada diagram 4.2 tentang aktivitas guru dan siswa siklus I mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 yaitu 72% presentase yang diperoleh pada aktivitas guru dan 70% aktivitas siswa, pertemuan 2 yaitu 78% aktivitas guru dan 75% aktivitas siswa, serta 89% aktivitas guru dan 83% aktivitas siswa. Dari presentase yang diperoleh aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat digolongkan pada kriteria bagus/berhasil.

b) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Hasil belajar kognitif diambil dari hasil evaluasi yang diselenggarakan pada akhir siklus I. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil evaluasi siklus I lebih meningkat dari kondisi awal. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus I:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I Rentang

Keterangan No

Belum Tuntas

2 61 - 70

Belum Tuntas

Tuntas Jumlah

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Dari tabel 4.4 tentang rekapitulasi hasil belajar IPA siklus I dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih banyak daripada siswa yang belum tuntas. Jumlah siswa yang tuntas ada 12 siswa dengan presentase 76% sedangkan siswa yang belum tuntas ada 4 siswa dengan presentase 24%. Pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar dibandingkan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Nilai rata-rata mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I mencapai 78 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 52. Berdasarkan tabel diatas maka dinyatakan pada tabel berikut ini:

Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Diagram 4.3 Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Berdasarkan diagram 4.3 tentang hasil belajar kognitif siklus I dapat dilihat bahwa rentang nilai 51-60 sebanyak 2 siswa, nilai 61-70 sebanyak 2 siswa, nilai 71-

80 sebanyak 3 siswa, nilai 81-90 sebanyak 6 siswa, dan 91-100 sebanyak 3 siswa. dari KKM SDN Krandon Lor 01 Suruh untuk matapelajaran IPA adalah 70, maka ketuntasan hasil belajar siklus I sebagai berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Tuntas Belum Tuntas

Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Berdasarkan diagram 4.4 presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siklus

I, menunjukkan bahwa siswa SDN Krandon Lor 01 Suruh mengalami peningkatan I, menunjukkan bahwa siswa SDN Krandon Lor 01 Suruh mengalami peningkatan

2) Hasil Belajar Afektif Siklus I

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menekankan pada aspek sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif menggunakan skor 1-4 terdapat 4 kategori dalam penilaian. Pada siklus I penilaian hasil belajar afektif diterangkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siklus I

No Sikap

Nilai Rata- Ketuntasan Nilai

Nilai Rata- Ketuntasan

Tinggi Rendah rata

klasikal

tinggi rendah rata klasikal

Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar afektif siklus I siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa sikap yang dinilai yaitu menghormati dengan nilai rata-ratanya adalah 88, partisipasi nilai rata-ratanya 77, kerjasama dengan nilai rata-rata 78, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata 83. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Guru mengamati secaa langsung ketrampilan yang dimiliki oleh siswa. Penilaian berlangsung dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Penilaian hasil belajar psikomotor mempunyai 4 kriteria dan masing-masing mempunyai skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik seperti tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Belajar Psikomotor Siklus I

No Aspek

Siklus I

Siklus II

Nilai Nilai Rata- klasiklal Nilai

Nilai Rata- Ketuntasan

inggi rendah rata

tinggi rendah rata klasikal

75 89 100 bahan

1 Membawa alat dan 75 50 72 88 100

untuk percobaan

75 89 100 dan bahan dalam percobaan dengan benar

2 Mengoprasikan alat 75 50 81 88 100

3 Ketelitian dalam 100

75 91 100 menuliskan jawaban dari hasil percobaan

4 Mendemonstrasikan 100

75 97 100 hasil percobaan di depan kelas

Berdasarkan tabel 4.5 hasil belajar psikomotor siklus I siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa aspek yang dinilai yaitu membawa alat dan bahan untuk percobaan dengan nilai rata-ratanya adalah 72, mengoprasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar nilai rata-ratanya

81, ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan dengan nilai rata- rata 81, dan mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata- rata 83. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Tahap refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning secara keseluruhan. Refleksi dilaksanakan bertujuan untuk mengatahui tingkat keberhasilan baik proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan oleh observer dan beberapa perwakilan siswa.

Proses pembelajaran pada siklus I mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:

a) Pembelajaran disajikan dengan cara memberikan masalah sendiri bersama dengan teman sebaya sehingga yang tidak sungkan jika ingin bertanya apabila teman tidak mengerti tentang materi.

b) Pembelajaran menggunakan pernyelidikan masalah dan menemukan sendiri jawaban yang mereka butuhkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami.

c) Para siswa lebih aktif pada saat proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning meskipun dapat dikatakan sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, akan tetapi tetap memiliki kelemahan seperti berikut ini:

a) Proses pembelajaran masih sulit untuk dikendalikan karena masih banyak siswa yang ramai sendiri.

b) Masih ada beberapa siswa yang tidak mengerti langkah-langkah untuk pemecahan masalah melalui percobaan.

c) Saat ada kelompok lain yang presentasi kedepan kelas, masih sedikit yang memberikan komentar atau masukan untuk temannya. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I dalam proses pembelajaran, peneliti mengadakan perbaikan untuk pembelajaran pada siklus II yaitu sebagai berikut:

a) Guru lebih memperhatikan siswa dan mengelilingi kelas, bergantian antar kelompok agar siswa tidak ramai sendiri.

b) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran terlebih dahulu sebelum siswa melakukan percobaan.

c) Guru mengarahkan agar siswa memperhatikan jika ada temannya yang sedang presentasi di depan kelas dan memberikan komentar atau tanggapan untuk teman yang sedang presentasi.

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Tahap pada siklus II sama dengan siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Siklus II adalah tindak lanjut dari dari refleksi pada siklus I. Pada siklus II akan memperbaiki kekurangan yang ada pada pembelajaran siklus I dan lebih mengembangkan kelebihan yang ada pada pembelajaran siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan Siklus II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan pada refleksi yang ada pada siklus I. Kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Kelebihan yang ada pada siklus I akan dikembangkan lagi pada siklus II. Peneliti menyusun dan memperbaiki RPP yang ada pada siklus II bersama dengan guru kelas (observer).

Pada siklus II mempunyai menggunakan standar kompetensi yaitu menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan kompetensi dasar membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Pada siklus II mempunyai

3 indikator yaitu menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari- hari, melalui percobaan siswa dapat menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan tepat, melalui percobaan siswa dapat membuat karya sederhana dengan benar.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti dibantu dengan observer memperbaiki skenario pembelajaran

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 April 2017 dengan kompetensi dasar membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Mempunyai 2 indikator yaitu menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan melalui percobaan siswa dapat menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan tepat.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, Siswa menyanyikan yel-yel yang sudah mereka buat untuk membangkitkan semangat di pagi hari. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.

Kegiatan Inti

Guru menciptakan suasana agar siswa berani berpendapat dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa: “Apa yang dimaksud pembiasan cahaya? Apasaja akibat dari pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari- hari?”.

Siswa diorentasikan kedalam masalah oleh guru dalam proses pembelajaran. Menyelesaikan masalah siswa melakukan percobaan bersama kelompok. Siswa di berikan bahan pensil, gelas bening dan air putih dan setiap siswa melakukan penyelidikan dengan cara memasukkan pensil kedalm gelas. Bersama kelompok dan guru sebagai fasilitator siswa diarahkan dapat menemukan pembiasan cahaya.

Percobaan kedua, guru memberikan kardus, cat warna, pensil, penggaris, busur derajar, tali, pelubang. Siswa diorientasikan pada masalah dengan memberikan LKS yang terdapat langkah-langkah mereka harus dapat menemukan sesuatu melalui percobaan dengan bahan-bahan tersebut. Siswa diharapkan dapat menemukan bahwa cahaya putih teerdiri dari berbagai warna.

Perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Agar lebih menarik saat presentasi guru dan siswa menyanyikan lagu dan

memutarkan tongkat kepada siswa saat guru berkata “STOP” kelompok yang memegang tongkat yang maju lebih dahulu.

Guru dan siswa mendengarkan dan memberi tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi. Diakhir presentasi guru memberikan penguatan materi.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 April 2017 dengan kompetensi dasar membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Mempunyai 1 indikator yaitu membuat karya melalui percobaan sederhana.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Guru menyanyikan yel-yel kelas untuk membangkitkan semangat siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.

Kegiatan Inti

Guru membagi siswa dalam kelompok. Siswa membuat alat dari bahan- bahan yang mereka bawa yaitu karton, pensil, penggaris, solatip, gunting, dua cermin. Siswa bersama kelompok menyusunnya bersama-sama dengan memansang cermin apa yang dipasang pada alat tersebut. Siswa menemukan bahwa alat yang mereka buat adalah periskop.

Perwakilan kelompok maju untuk mencoba periskop yang mereka buat, sesuai atau tidak dengan yang diinginkan. Masing-masing dari kelompok mempresentasikan tentang periskop yang mereka buat. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan guru memberi penguatan tentang materi hari ini.

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi hari ini, guru memastikan apakah ada yang belum dimengerti atau sudah dipastikan semua siswa telah mengerti.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk mempelajari kembali materi hari ini dan materi sebelumnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis, 13 April 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang masih sama pada pertemuan 2 kali sebelumnya.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan siswa masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 2). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu, semua siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh dengan pemberian waktu 35 menit untuk 25 evaluasi tes formatif.

Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing siswa secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.3.3 Hasil Tindakan

a) Hasil Observasi

Hasil Observasi diperoleh dari lembar observasi pada kegiatan guru dan kegiatan siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh wali kelas 5 untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai. Lembar kegiatan siswa dilakukan oleh siswa dengan pendampingan guru kelas untuk mengetahui sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai.

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 indikator dan lembar aktivitas siswa terdiri dari 25 indikator. Setiap indikator memiliki skor 1-4 yang dapat dinilai seperti berikut 1 artinya kurang bagus, 2 penilian untuk cukup bagus, 3 berarti bagus, dan 4 sangat bagus. Jika semua telah dinilai kemudian skor di jumlahkan serta dikategorikan seperti berikut, jika mendapatkan skor 21-40 artinya kurang bagus/tidak berhasil, 41-60 untuk cukup bagus/ tidak berhasil, 61-80 berarti bagus/ berhasil, dan 81-100 yang artinya sangat bagus/ berhasil. Pada hasil observasi akan disertakan data hasil lembar observasi guru dan lembar observasi siswa Siklus II.

Hasil observasi pada siklus II dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada tiga pertemuan untuk mengamati guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL). Berikut adalah tabel observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa siklus II:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

Aktivitas Siswa Pertemuan

Aktivitas Guru

Skor

Presentase

Skor Presentase

24 100% Jumlah Skor

86 88 Kriteria

Sangat Bagus/Berhasil

Sangat Bagus/Berhasil

Pada tabel 4.6 tentang hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus II dapat diketahui bahwa, pada aktivitas guru pertemuan 1 memperoleh skor 27 dengan presentase 75%, pertemuan 2 memperoleh skor 31 dengan presentase 86%, dan pertemuan 3 dengan memperoleh skor 28 dengan presentase 100%. Aktivitas guru tergolong pada kriteria sangat bagus/berhasil. Pada aktivitas siswa pertemuan 1 skor 32 dengan presentase 80%, pertemuan 2 skor 32 dengan presentase 89%, dan pertemuan 3 skor 24 dengan presentase 100%. Aktivitas siswa dikatakan sangat bagus/berhasil. Pada siklus II aktivitas guru dan siswa tergolong dalam kategori sangat bagus/berhasil. Dari diagram diatas dapat diuraikan diagram seperti berikut ini:

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

60% Aktivitas Guru 40%

Aktivitas Siswa 20%

0% Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Diagram 4.5 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

Pada diagram 4.5 tentang aktivitas guru dan siswa siklus II mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 yaitu 75% presentase yang diperoleh pada aktivitas guru dan 80% aktivitas siswa, pertemuan 2 yaitu 86% aktivitas guru dan 89% aktivitas siswa, serta 100% aktivitas guru dan 100% aktivitas siswa. Dari presentase yang diperoleh Pada diagram 4.5 tentang aktivitas guru dan siswa siklus II mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 yaitu 75% presentase yang diperoleh pada aktivitas guru dan 80% aktivitas siswa, pertemuan 2 yaitu 86% aktivitas guru dan 89% aktivitas siswa, serta 100% aktivitas guru dan 100% aktivitas siswa. Dari presentase yang diperoleh

b) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Hasil belajar kognitif diambil dari hasil evaluasi yang diselenggarakan pada akhir siklus II. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil evaluasi siklus II lebih meningkat dari siklus I. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus II:

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II Rentang

Keterangan No

Tuntas Jumlah

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Dari tabel 4.7 tentang rekapitulasi hasil belajar IPA siklus II dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih banyak daripada siswa yang belum tuntas. Jumlah siswa yang tuntas ada 16 siswa dengan presentase 100%.. Pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar dibandingkan siklus I. Nilai rata-rata mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus II mencapai 82 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Berdasarkan tabel diatas maka dinyatakan pada tabel berikut ini:

Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Diagram 4.6 Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Berdasarkan diagram 4.6 tentang hasil belajar kognitif siklus II dapat dilihat bahwa nilai 65-74 sebanyak 5 siswa, nilai 75-84 sebanyak 5 siswa, nilai ≥ 85 sebanyak 6 siswa. Dari KKM SDN Krandon Lor 01 Suruh untuk matapelajaran IPA adalah 70, maka ketuntasan hasil belajar siklus II sebagai berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Tuntas

Diagram 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Berdasarkan diagram 4.7 presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siklus

II, menunjukkan bahwa siswa SDN Krandon Lor 01 Suruh mengalami peningkatan dari kondisi awa. Presentase siswa yang tuntas adalah 100% atau semua siswa tuntas.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus II

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menekankan pada aspek sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif menggunakan skor 1-4 terdapat 4 kategori dalam penilaian afektif. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Pada siklus I penilaian hasil belajar afektif diterangkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Belajar Afektif Siklus II

No Sikap

Nilai Rata- Ketuntasan Nilai

Nilai Rata- Ketuntasan

Tinggi Rendah rata

klasikal

tinggi rendah rata klasikal

Berdasarkan tabel 4.8 hasil belajar afektif siklus II siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa sikap yang dinilai yaitu menghormati dengan nilai rata-ratanya adalah 97, partisipasi nilai rata-ratanya 91, kerjasama dengan nilai rata-rata 86, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata 89. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 75.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Guru mengamati secara langsung ketrampilan yang dimiliki oleh siswa. Penilaian berlangsung dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Penilaian hasil belajar psikomotor mempunyai 4 kriteria dan masing-masing mempunyai skor 1-4. Penilaian hasil belajar psikomotorik seperti tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Belajar Psikomotor Siklus II

No Aspek

Siklus I

Siklus II

Nilai Nilai Rata- klasiklal Nilai

Nilai Rata- Ketuntasan

inggi rendah rata

tinggi rendah rata klasikal

75 89 100 bahan

1 Membawa alat dan 75 50 72 88 100

untuk percobaan

75 89 100 dan bahan dalam percobaan dengan benar

2 Mengoprasikan alat 75 50 81 88 100

3 Ketelitian dalam 100

75 91 100 menuliskan jawaban dari hasil percobaan

4 Mendemonstrasikan 100

75 97 100 hasil percobaan di depan kelas

Berdasarkan tabel 4.9 hasil belajar psikomotor siklus I siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa aspek yang dinilai yaitu membawa alat dan bahan untuk percobaan dengan nilai rata-ratanya adalah 89, mengoprasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar nilai rata-ratanya

89, ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan dengan nilai rata- rata 91, dan mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata- rata 97. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 75.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Pada proses pembelajaran siklus II sudah terlaksana sesuai RPP dan tujuan pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut: Pada proses pembelajaran siklus II sudah terlaksana sesuai RPP dan tujuan pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:

b) Pembelajaran menggunakan pernyelidikan masalah dan menemukan sendiri jawaban yang mereka butuhkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami.

c) Para siswa lebih aktif pada saat proses pembelajaran. Pada pembelajaran siklus II sudah jauh lebih baik dari dari siklus I. Guru sudah berusaha untuk lebih memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Penelitian memiliki dampak yang baik untuk siswa di SDN Krandon Lor

01 Suruh karena dengan adanya pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Siswa kelas 5 bisa lebih giat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

4.2 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data akan diuraikan tentang hasil analisis data perbandingan aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotor siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

4.2.1 Hasil Analisis Data Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan II

Aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan cara observasi. Pada setiap siklus dilakukan 3 kali pembelajaran. Adapun perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan siswa diuraikan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II

Aktivitas Siswa Pembelajaran

Aktivitas Guru

Siklus II Skor

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Skor

Skor

% Skor %

Sangat Bagus Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan aktivitas

Bagus

Sangat Bagus

Bagus

siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada aktivitas guru siklus I mendapatkan skor 79 dengan presentase 79% pada siklus II mengalami peningkatan skor menjadi 86 dengan presentase 86%. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I mendapat skor 75 dengan presentase 75% mengalami peningkatan pada siklus II mendapat skor 88 dengan presentase 88%. Presentae aktivitas guru dan siswa siklus I dan siklus II disajikan seperti gambar berikut ini:

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II

Siklus I 75%

Siklus II 70%

65% Aktivitas Guru

Aktivitas Siswa

Diagram 4.8 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.8 tentang presentase aktivitas guru dan siswa siklus

I dan siklus II mengalami peningkatan, pada aktivitas guru siklus I memperoleh 79% dan meningkat pada siklus II menjadi 86%. Pada aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I mendapat 75% meningkat pada siklus II menjadi 88%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II terjadi pada aktivitas guru dan aktivitas siswa, hal ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan akrivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA.

4.2.2 Hasil Analisis Data Hasil Belajar

1) Hasil Analisis Data Kognitif

Hasil analisis data hasil belajar akan membandingkan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II:

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Siklus II No Ketuntasan

Kondisi Awal

Siklus I

16 100% Tuntas Jumlah

16 100% Nilai Rata-rata

64 78 82 Nilai Tertinggi

82 92 100 Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa perbandingan nilai hasil belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar pada kondisi awal yaitu 64 meningkat pada siklus I menjadi 78, mengalami peningkatan lagi pada siklus II menjadi 82. Nilai KKM IPA di SDN Krandon Lor

01 Suruh adalah 70. Nilai tuntas siswa adalah 70, apabila nilai dibawah 70 artinya siswa belum tuntas. Pada kondisi awal nilai siswa yang tuntas ada 7 siswa dengan presentase 44% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 56%. Mengalami peningkatan pada siklus I, siswa yang tuntas ada 12 siswa dengan presentase 76% dan yang belum tuntas 4 siswa dengan presentase 24%. Mengalami 01 Suruh adalah 70. Nilai tuntas siswa adalah 70, apabila nilai dibawah 70 artinya siswa belum tuntas. Pada kondisi awal nilai siswa yang tuntas ada 7 siswa dengan presentase 44% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 56%. Mengalami peningkatan pada siklus I, siswa yang tuntas ada 12 siswa dengan presentase 76% dan yang belum tuntas 4 siswa dengan presentase 24%. Mengalami

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Belum Tuntas 20%

0% Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Diagram 4.9 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kondisi Awal, Siklus

I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.9 dapat dilihat bahwa perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada Pada kondisi awal nilai siswa yang tuntas 44% dan siswa yang belum tuntas 56%. Mengalami peningkatan pada siklus I, siswa yang tuntas 76% dan yang belum tuntas 24%. Mengalami peningkatan lagi pada siklus II, siswa yang tuntas 100%. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh.

2) Hasil Analisis Data Afektif

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menekankan pada aspek sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada analisis data afektif akan membandingkan hasil afektif siklus I dan siklus II.

Tabel 4.12

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II No

Sikap

Siklus II Nilai rata- Ketuntasan Nilai rata- Ketuntasan

Siklus I

rata

klasikal

rata klasikal

89 100 Nilai tertinggi

4 Tanggung jawab

100 Nilai terendah

Berdasarkan tabel 4.12 analisis ketuntasan hasil belajar afektif siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada sikap menghormati dengan nilai rata-rata 88 dengan presentase 100% dan pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi 97 dengan presentase 100%, partisipasi siklus I nilai rata-ratanya 77 dengan presentase 81% pada siklus II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 91 dengan presentase 100%, bekerjasama pada siklus I nilai rata-rata 78 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 86 dengan presentase 100%, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata pada siklus I 83 dengan presentase 100% dan siklus II rata-rata 89 dengan presentase tetap yaitu 100%. Nilai terendah pada siklus I 50 meningkat menjadi 75 pada siklus II. Nilai tertinggi siklus I dan siklus II tetap sama yaitu 100. Dari hasil belajar afektif IPA mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil mengunakan model Problem Based Learning (PBL).

3) Hasil Analisis Data Psikomotor

Hasil belajar psikomotorik dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Guru mengamati secara langsung ketrampilan yang dimiliki oleh siswa. Pada analisis data psikomotor akan membandingkan hasil psikomotor siklus I dan siklus II.

Tabel 4.13 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II

No

Aspek

Siklus I

Siklus II

Nilai rat -

Nilai Nilai rata- Nilai

rata

klasika

rata klasika

1. Membawa alat dan bahan untuk percobaan

2. Mengoprasikan alat dan bahan dalam

81 88 89 100 percobaan dengan benar

3. Ketelitian dalam menuliskan jawaban dari

81 88 91 100 hasil percobaan

4. Mendemonstrasikan hasil percobaan di

97 100 depan kelas

Nilai tertinggi

75 100 Nilai terendah

Berdasarkan tabel 4.13 analisis ketuntasan hasil belajar psikomotor siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada aspek m embawa alat dan bahan untuk percobaan dengan nilai rata-rata 72 dengan presentase 88% dan pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi 89 dengan presentase 100%, mengoprasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar siklus I nilai rata-ratanya 81 dengan presentase 88% pada siklus

II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 89 dengan presentase 100%, k etelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan pada siklus I nilai rata-rata 81 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 91 dengan presentase 100%, dan m endemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata-rata pada siklus I pada siklus I 83 II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 89 dengan presentase 100%, k etelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan pada siklus I nilai rata-rata 81 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 91 dengan presentase 100%, dan m endemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata-rata pada siklus I pada siklus I 83

4.3 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada usaha perbaikan untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 suruh dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model Problem Based Learning (PBL) menuntut siswa untuk membangun pengetahuan- pengetahuan siswa sendiri dengan memecahkan masalah yang siswa hadapi. Dalam pembelajaran siswa diorientasikan kedalam masalah, secara berkelompok siswa bersama-sama untuk mencari jalan keluar dalam masalah. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk dapat memecahkan masalah yang ada. Setelah siswa mampu memecahkan masalah siswa mempresentasikan hasil penelitian kelompok didepan kelas. Kelompok lain menanggapi saat ada temannya yang sedang presentasi. Guru didalam kelas menjadi fasilitator jadi siswa yang mendominasi pembelajaran bukan pembelajaran berpusat pada guru. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat memahami tentang materi dipelajari.

Hasil belajar kognitif pada kondisi awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar pada kondisi awal yaitu 64 meningkat pada siklus I menjadi 78, mengalami peningkatan lagi pada siklus II menjadi 82. Pada kondisi awal nilai siswa yang tuntas ada 7 siswa dengan presentase 44% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 56%. Mengalami peningkatan pada siklus I, siswa yang tuntas ada 12 siswa dengan presentase 76% dan yang belum tuntas 4 siswa dengan presentase 24%. Mengalami peningkatan lagi pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase 100% atau semua siswa tuntas.

Analisis ketuntasan hasil belajar afektif siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada sikap menghormati dengan nilai rata-rata 88 dengan presentase 100% dan pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi 97 dengan presentase 100%, partisipasi siklus I nilai rata-ratanya 77 dengan presentase 81% pada siklus II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 91 dengan presentase 100%, bekerjasama pada siklus I nilai rata-rata 78 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 86 dengan presentase 100%, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata pada siklus I pada siklus I 83 dengan presentase 100% dan siklus II rata-rata 89 dengan presentase tetap yaitu 100%.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Evaluasi Model CIPP (Context, Input, Process, - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ng

0 0 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan K

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keterlibatan Anggota Keluarga Dalam Penerapan Akuntansi Pada Bisnis Keluarga: Studi Kasus: Paris Grup Salatiga

0 3 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profesionalisme Auditor Internal dan Whistleblowing

0 0 29

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARANTHINK PAIR SHARE(TPS) BERBANTUAN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 4SDN BANYUBIRU 01SEMESTER II TAHUN 20162017

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

0 0 27