A N G ER A N G http :ta ng er an gk ota .g
PEMERINTAH KOTA TANGERANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 201 6
PEMERINTAH KOTA TANGERANG BAB I
PENDAHULUAN
http://tangerangkota.go.id
I.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota Tangerang menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016.
Laporan keuangan yang disusun ini meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan dimaksud disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan khususnya Lampiran I SAP basis akrual.
Pada dasarnya LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 disusun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan informasi dari stakeholders (antara lain masyarakat, DPRD, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, dan Pemerintah Pusat) yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang selama Tahun anggaran 2016 serta menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan dengan menyediakan informasi mengenai pendapatan LRA, Pendapatan LO, belanja, beban, transfer, pembiayaan, aset, Pada dasarnya LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 disusun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan informasi dari stakeholders (antara lain masyarakat, DPRD, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, dan Pemerintah Pusat) yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang selama Tahun anggaran 2016 serta menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan dengan menyediakan informasi mengenai pendapatan LRA, Pendapatan LO, belanja, beban, transfer, pembiayaan, aset,
1. Kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
2. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;
3. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Pemerintah Kota Tangerang serta hasil-hasil yang dicapai;
PEMER
4. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kas;
5. Posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Kota Tangerang berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; dan
pelaksanaan kegiatan selama Tahun Anggaran 2016. http IN
6. Perubahan posisi keuangan Pemerintah Kota Tangerang sebagai akibat
TA
://ta H
I.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara K (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan ng O
Lembaran Negara Nomor 4286); er TA
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara an T
Lembaran Negara Nomor 4355); gk A
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan ota G
ER Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); .g
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan A dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik o.i d N
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor G
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tetang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
5165); PEMER
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; http IN
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah; TA
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
://ta 12. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pokok- H
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang K Tahun 2007 Nomor 5); ng O
13. Peraturan Walikota Nomor 10.A Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur er TA
an T
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Walikota Tangerang Nomor 10.A Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur gk A Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah Kota Tangerang Nomor 8A); N ota
Walikota Nomor 8.A tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan
14. Peraturan Walikota Nomor 36 Tahun 2012 tentang Sistem Akuntansi ER Pemerintah Daerah (Berita Daerah Kota Tangerang Tahun 2012 Nomor 36); .g
15. Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2012 tentang Kebijakan Akuntansi A (Berita Daerah Kota Tangerang Tahun 2012 Nomor 37). o.i d N
I.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
I.3.1. Unsur Laporan Keuangan
LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh seluruh entitas dalam Pemerintah Kota Tangerang, yang terdiri dari PPKD (BUD), SKPD, dan BLUD. LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA memuat informasi mengenai Pendapatan, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan Daerah. Data/informasi keuangan mengenai Pendapatan Asli Daerah, Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal didasarkan pada LRA SKPD dan data/informasi keuangan mengenai Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan yang Sah, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Tak Terduga, Transfer dan Pembiayaan (penerimaan dan pengeluaran) didasarkan pada LRA PPKD (BUD).
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL) PEMER
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan dan penurunan SAL tahun pelaporan yang terdiri dari SAL awal, SiLPA/SiKPA, koreksi dan SAL akhir.
3. Laporan Operasional (LO) http IN TA
dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas yang penyajiannya ://ta disandingkan dengan periode sebelumnya. K
Laporan Operasional menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas yang tercermin dalam pendapatan-LO, beban
ng O
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi mengenai perubahan TA ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-LO, koreksi dan ekuitas an T
er
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
gk A
akhir.
ota G
5. Neraca
Neraca memuat informasi mengenai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas. Pada ER Neraca SKPD disajikan mengenai Aset Lancar, Aset Tetap, Aset Lainnya, .g Kewajiban, dan Ekuitas. Neraca BLUD menyajikan Aset Lancar, Investasi, Aset A
Tetap, Kewajiban dan Ekuitas. Neraca PPKD (BUD) menyajikan Aset Lancar, o.i d N
Investasi, Aset Tetap, Kewajiban dan Ekuitas.
6. Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas disusun berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh PPKD sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD) selama Tahun Anggaran 2016.
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan penjelasan dan daftar mengenai nilai suatu akun yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 disusun berdasarkan penggabungan antara laporan keuangan SKPD, Laporan BLUD dengan Laporan keuangan BUD. Laporan keuangan SKPD terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan, Laporan keuangan BLUD terdiri dari Neraca dan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan Laporan keuangan BUD terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional,
PEMER
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
http IN
I.3.2 Entitas
Tangerang yang dicakup dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang TA
Untuk Tahun Anggaran 2016, entitas dalam Pemerintah Kota
://ta H
meliputi:
1. Sekretariat Daerah ng O
a. Entitas Akuntansi:
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan er TA
2. Sekretariat DPRD
an T
4. Dinas Kesehatan
gk
5. Dinas Sosial
ota G
6. Dinas Ketenagakerjaan
7. Dinas Perhubungan
ER
8. Dinas Komunikasi dan Informatika
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil .g
o.i d N
10. Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif A
11. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
12. Dinas Cipta Karya dan Penataan Ruang
13. Dinas Bangunan
14. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
15. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
16. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
17. Dinas Pelayanan PBB dan BPHTB
18. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
19. Inspektorat
20. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
21. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
22. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
23. Badan Lingkungan Hidup
24. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
25. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
26. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
27. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang
28. Satuan Polisi Pamong Praja
29. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
30. Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
31. Kecamatan Tangerang
32. Kecamatan Cipondoh
33. Kecamatan Ciledug
PEMER
34. Kecamatan Jatiuwung
35. Kecamatan Batuceper
36. Kecamatan Benda
37. Kecamatan Karawaci
38. Kecamatan Cibodas
40. Kecamatan Larangan http IN
39. Kecamatan Pinang
TA
42. Kecamatan Periuk ://ta 43. Kecamatan Neglasari H
41. Kecamatan Karang Tengah
b. Entitas BLUD: Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang ng O
er
TA an T
LKPD ini tidak mencakup entitas:
2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). gk A
1. Pemerintah Pusat; dan
ota G
I.3.3. Kebijakan Konversi
.g ER
o.i
Anggaran 2016 dan pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah mengacu A
Mengingat penyusunan dan penyajian APBD Kota Tangerang Tahun
kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana d N telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun G
2011, maka untuk memenuhi amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 bahwa LKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 dilakukan dengan melakukan konversi kepada Standar Akuntansi Pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Tangerang sebagaimana tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 bahwa LKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 dilakukan dengan melakukan konversi kepada Standar Akuntansi Pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Tangerang sebagaimana
Konversi yang dilakukan mencakup struktur APBD (pendapatan, belanja, dan pembiayaan), klasifikasi anggaran (pendapatan, belanja, dan pembiayaan) dalam LRA. Konversi dilakukan dengan cara mentrasir kembali (trace back) pos-pos dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
PEMER
2011 dengan akun-akun LRA menurut Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 serta khusus untuk penyajian belanja daerah didasarkan pada Buletin Teknis Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah.
http Di tengah keberhasilan Pemerintah Kota Tangerang menyusun dan IN
TA
perlu diakui bahwa dalam penyusunan dan penyajian LKPD Kota Tangerang ://ta Tahun Anggaran 2016 masih ditemui kendala antara lain perbedaan dalam H
menyajikan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 berdasarkan basis akrual,
struktur anggaran dengan struktur pelaporan, perbedaan penamaan dan format K laporan keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 ng O Tahun 2006 yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri er Nomor 21 Tahun 2011 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 TA tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 an T Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta gk A Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 yang mengakibatkan N masih diperlukannya proses konversi dalam penyajian laporan keuangan ota G terutama dalam penyajian akun-akun LRA, pada periode penyusunan Laporan ER .g
o.i
tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat A
Keuangan terdapat perubahan Nomenklatur organisasi perangkat daerah sebagai
Daerah.
I.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang disajikan dengan urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
I.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
I.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
I.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
I.4. Sistematika Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro
II.1. Ekonomi Makro
II.2. Kebijakan Keuangan Daerah
II.3. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal Pemerintah Kota Tangerang
II.4. Indikator Pencapaian Kinerja Program Pemerintah Kota Tangerang
PEMER
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal
III.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Fiskal
III.2. Faktor Pendukung dan Penghambat pencapaian kinerja
Bab IV Ikhtisar Pencapaian Kinerja Program Pemerintah Kota Tangerang
http Pemerintah Kota Tangerang IN
IV.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Program
TA
Kebijakan Akuntansi ://ta
IV.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Kinerja
V.1. Entitas Pelaporan K
Bab V
V.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan ng O Keuangan er
V.3. Kebijakan Akuntansi TA
an T
Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan gk A
Bab VI
ota G
VI.1. Pendapatan - LRA
VI.2. Belanja
.g ER
VI.3. Transfer
o.i
VI.4. Surplus/Defisit
VI.5. Pembiayaan
VI6. Komponen-komponen Perubahan Saldo Anggaran Lebih d N
VI.7. Pendapatan – LO
VI.8. Beban
VI.9. Surplus/Defisit Kegiatan Operasional
VI.10. Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional
VI.11. Pos Luar Biasa
VI.12. Surplus/Defisit Laporan Operasional
VI.13. Komponen Perubahan Ekuitas
VI.14 Aset
VI.15. Kewajiban
VI.16. Ekuitas
VI.17. Komponen-komponen Arus Kas
Bab VII Penjelasan atas Informasi Non Keuangan Bab VIII
Penutup
BAB II EKONOMI MAKRO
II.1. EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro daerah dapat menjadi reflektor kinerja makro perekonomian daerah sebagai bagian dari proses pembangunan secara umum di daerah tersebut, khususnya pembangunan di bidang ekonomi. Kondisi ekonomi
makro Kota Tangerang sampai dengan tahun 2016 dapat digambarkan sebagai PEMER
berikut:
1. Laju Pertumbuhan ekonomi
perlambatan perekonomian. Kondisi ini terlihat dari laju pertumbuhan http IN
Berdasarkan data pada tahun 2015 Kota Tangerang mengalami
dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 5,64 persen. Pertumbuhan TA ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi ://ta H sebesar 9,64 persen. Hampir seluruh lapangan usaha ekonomi PDRB yang K lain pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan yang positif, kecuali untuk ng O
PDRB KotaTangerang tahun 2015 sebesar 5,58 persen, melambat
3,06 persen. Selama periode 2011-2015, laju pertumbuhan ekonomi Kota TA Tangerang selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi Banten dan an T
er
lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas terkontraksi negatif sebesar
gk A
Tingkat Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota
Tangerang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi N makro secara regional Banten dan nasional. ota G ER
Secara umum, pertumbuhan ekonomi .g cukup stabil terhadap
gangguan/guncangan eksternal, baik dalam tataran global ataupun A domestik. Pada tahun 2013, di tengah masih melemahnya perekonomian o.i d N global dan domestik, Kota Tangerang tetap dapat mempertahankan LPE- G
nya di atas Provinsi Banten dan Nasional.
Grafik II.1. Laju Pertumbuhan LPE
Sumber: BPS 2016, LKIP Kota Tangerang Tahun 2016
Grafik II.1.2. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Tahun 2011 – 2015 dan Perbandingannya dengan Provinsi Banten dan Nasional
PEMER http IN
TA ://ta H
K ng O
er TA
an
gk A
Keterangan:
LKIP Kota Tangerang Tahun 2016 sumber ( LPE Kota Tangerang dan Banten 2011-2015 N (Sumber: BPS Kota Tangerang dan Banten), LPE Nasional 2011-2015 (Sumber : BPS ota G
.g ER
Pusat)).
2. Kemampuan ekonomi untuk memperluas lapangan kerja A Jumlah angkatan kerja Kota Tangerang menurun sebesar 0,91% selama o.i d N
periode tahun 2014-2015. Pada tahun 2014, angkatan kerja yang berada di G
Kota Tangerang tercatat sebanyak 1.001.174 orang dan menurun menjadi
992.091 orang di tahun 2015. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka di Kota Tangerang di tahun 2014 yang sebesar 7,81% mengalami lonjakan peningkatan di tahun 2015 menjadi sebesar 8%. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah angkatan kerja yang ada tidak mampu diserap oleh jumlah lapangan kerja.
Grafik II.2 Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Tangerang Periode 2013-2015
PEMER http IN
TA
://ta H
Sumber: BPS Kota Tangerang, 2016 (LKIP Kota Tangerang Tahun 2016) K
ng O
Kota Tangerang selama periode 2011-2016 mengalami fluktuasi laju inflasi TA
er
3. Tingkat perubahan harga (inflasi)
an T
2012 tingkat inflasi yang ada mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,44%. gk A Pada tahun 2013 dan 2014, tingkat inflasi Kota Tangerang mengalami N kenaikan yang cukup signifikan menjadi 10,02% dan 10,03. Namun, tahun ota G 2015 dan 2016, inflasi Kota Tangerang mengalami penurunan menjadi ER .g
tiap tahunnya. Pada tahun 2011 tingkat inflasi ada di kisaran 3,78%, tahun
A Grafik II.3. Laju Pertumbuhan Inflasi o.i d N
sebesar 4,28% dan 2,65%.
8.36 3.35 3.02 G
40% Propinsi Banten
30% 2.65 Kota Tangerang 20% 10%
Sumber: Data BPS Kota Tangerang 2014; RKPD Provinsi Banten 2015;RPJMN 2015-2019 (diolah)
4. Kemandirian ekonomi daerah
Kemandirian ekonomi daerah Kota Tangerang menunjukkan peningkatan kemampuan fiskal daerah dari tahun ke tahun. Kemampuan fiskal daerah selama kurun waktu tahun 2012 – 2016 dinilai berdasarkan (1) rasio kemandirian daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total Pendapatan Daerah dan (2) tingkat ketergantungan keuangan daerah yang merupakan rasio antara Pendapatan Transfer
PEMER dengan Total Pendapatan Daerah. Berdasarkan grafik II.4 terlihat bahwa
tingkat ketergantungan keuangan Kota Tangerang terhadap Pemerintah Pusat selama tahun 2012 – 2016 secara rata-rata adalah sebesar 40,58% dan tingkat kemandirian daerah selama tahun 2012 – 2016 secara rata-rata adalah sebesar 36,73%.
http Grafik II.4. Tingkat Ketergantungan dan Kemandirian Fiskal IN
TA ://ta H
K ng O
er
TA an T
gk A
N ota G
Sumber: DPKD Kota Tangerang Tahun 2016, diolah ER
.g
II.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH o.i d N
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah secara garis besar akan
tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan, dan pembiayaan APBD. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah, serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.
II.2.1. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah
a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Pengelolaan Pendapatan Daerah dilakukan dengan menggali potensi sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan. Artinya, perlu dilakukan peningkatan dan perluasan basis PAD dan mengupayakan secara optimal Dana Perimbangan, agar bagian daerah dapat diperoleh secara proporsional. Untuk itu, ditempuh berbagai upaya seperti peningkatan pengawasan, koordinasi dan penyederhanaan proses administrasi pemungutan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menjelaskan bahwa sumber pendapatan daerah/sumber penerimaan daerah meliputi:
PEMER
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari: a) Pajak daerah; b) Retribusi Daerah; c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan d) Lain- lain PAD yang Sah;
b) Dana Alokasi Umum (DAU); dan c) Dana Alokasi Khusus (DAK); http IN
2. Dana Perimbangan terdiri dari: a) Dana Bagi Hasil dan Bagi Hasil Bukan Pajak;
Provinsi; b) Dana Penyesuaian dan c) Bantuan Keuangan. TA
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari: a) Bagi Hasil Pajak dari
://ta Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota H
Tangerang selama Tahun 2010-2016 menunjukkan bahwa Kota Tangerang K memiliki struktur ekonomi dengan lapangan usaha antara lain Informasi dan ng O
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, transportasi dan pergudangan, sektor TA perdagangan besar dan eceran: reparasi mobil dan sepeda motor serta lapangan an T usaha industri pengolahan sebagai lapangan usaha yang paling dominan gk A sumbangannya. Dalam pengertian yang lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa N kemampuan untuk membayar segala pungutan-pungutan yang ditetapkan oleh ota G pemerintah dapat lebih tinggi. Dengan demikian, sektor pajak mempunyai ER .g
er
Komunikasi, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Jasa Lainnya, Jasa Keuangan,
A Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah langkah-langkah yang o.i d N
potensi yang besar dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.
dilakukan Pemerintah Kota Tangerang antara lain:
1. Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari sumber-
sumber PAD dan Dana Perimbangan;
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta, baik dalam pembiayaan maupun kegiatan pembangunan;
3. Meningkatkan efisiensi pengelolaan APBD; dan
4. Mengutamakan secara optimal perolehan Dana Perimbangan yang lebih proporsional.
Upaya peningkatan PAD dapat dilaksanakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah.
A. Intensifikasi Pendapatan Daerah
Intensifikasi adalah memperbesar penerimaan yang dilakukan dengan cara melakukan pemungutan lebih intens untuk meningkatkan pendapatan dari jumlah wajib pajak yang sudah ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Upaya intensifikasi yang telah dilakukan antara lain adalah:
1. Melakukan pendataan ulang Objek Pajak yang telah terdaftar, langsung ke lapangan (tempat usaha);
PEMER
2. Melakukan pendataan dengan cara menelusuri jalan untuk diperoleh data
subjek/objek pajak yang belum terdaftar;
3. Melakukan pemanggilan secara terus menerus tehadap Subjek Pajak agar yang bersangkutan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak;
4. Melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap Wajib Pajak maupun Wajib retribusi agar yang bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya untuk
menyampaikan laporan dan pembayaran tepat pada waktunya; http IN
TA
6. Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang terlambat ://ta maupun menunggak pembayaran; K
5. Melakukan pemanggilan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang
menunggak laporan maupun pembayarannya;
7. Rapat koordinasi dan evaluasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ng O pemungut setiap bulannya, yang dipimpin langsung oleh Walikota/Wakil er
TA an T
Walikota/Sekretaris Daerah;
retribusi dengan cara peningkatan pengendalian dan pengawasan; gk A
8. Pemberian motivasi yang lebih tinggi kepada petugas pemungut pajak dan
9. Peningkatan pelayanan melalui peningkatan sarana dan prasarana; N
10. Meningkatkan koordinasi dengan Kantor Pelayanan Pajak Pusat sebagai ota G upaya mencegah terjadinya pengenaan pajak ganda; ER .g
o.i
pembayaran langsung ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai bagian dari A
11. Sosialisasi kepada Wajib Pajak dan Wajib Retribusi untuk melakukan
upaya tindakan pencegahan pengawasan hasil pungutan; d N
12. Melakukan pendekatan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang potensial untuk membayar kewajibannya tepat waktu; dan
13. Melaksanakan pemeriksaan Pajak Daerah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak terhadap Peraturan Perpajakan Daerah
14. Pelayanan Pajak Online Berupa Laporan Omzet Secara Online Dan Pembayaran Secara Online
15. Pengadaan alat perekam data transaksi (tapping box) pada wajib Pajak Daerah, yang pemasangannya dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dan
Nopember 2016; sebanyak 40 alat tapping box untuk 8 Wajib Pajak yang terdiri dari: 1 (satu) Wajib Pajak Hotel, 4 (empat) Wajib Pajak Restoran, 2 (dua) Wajib Pajak Hiburan dan 1 (satu) Wajib Pajak Parkir.
B. Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Ekstensifikasi dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber PAD yang baru. Namun demikian dalam hal penggalian sumber pendapatan yang baru tersebut tidak hanya semata-mata untuk memperoleh sumber pendapatan. Dalam melakukan ekstensifikasi yang dilakukan, harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010, yaitu: 1) Bersifat pajak dan bukan retribusi; 2) Obyek pajak terletak di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya
PEMER
melayani masyarakat di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan; 3) Obyek dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum; 4) Obyek pajak bukan merupakan obyek pajak provinsi atau obyek pajak pusat; 5) Potensinya memadai; 6) Tidak memberikan dampak ekonomi negatif; 7) Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat; dan 8) Menjaga
kelestarian lingkungan. http IN
TA
uang melalui kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar dan ://ta merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar K kembali oleh daerah, serta dirinci menurut pemerintahan daerah, organisasi, ng O kelompok, jenis, objek dan rincian objek pendapatan. Pendapatan daerah er dikelompokan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain TA Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Berdasarkan arah kebijakan fiskal daerah, an T maka kebijakan pendapatan daerah Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 gk A adalah: pe i gkata pe dapata daerah sa pai de ga 1,81% melalui upaya- N
Kebijakan pendapatan daerah meliputi kebijakan dalam penerimaan
upaya optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) hingga meningkat 2,69%, ota G peningkatan dana perimbangan sebesar 2,40% dan pos lain-lain pendapatan ER .g
o.i
undangan yang berlaku. Selain itu upaya-upaya pemerintah Kota Tangerang A
daerah yang sah yang diperkirakan 2,84%, berdasarkan aturan dan perundang-
dalam mencapai target antara lain:
1. Optimalisasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah, dan lain-lain PAD yang sah berdasarkan aturan perundang-
undangan yang berlaku;
2. Peningkatan koordinasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan manajemen/pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai
dengan aturan perundangan-undangan yang berlaku serta mengacu pada perencanaan yang telah ditetapkan terutama yang berkaitan dengan target sasaran dan capaiannya berdasarkan indikator dan tolok ukur yang digunakan;
3. Peningkatan efisiensi, efektivitas, profesionalitas, dan proporsionalitas pelaksanaan pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD);
4. Peningkatan kapasitas, kompetensi, kreativitas, dan inovasi Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai bagian dari upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan upaya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD);
5. Peningkatan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru melalui berbagai kegiatan yang bersifat
intensif dan eksploratif yang dilakukan melalui kerjasama (partnership) dengan berbagai pihak yang terkait serta menggunakan prinsip keterbukaan (openess) dan keadilan (fairness) serta tidak memberatkan masyarakat;
PEMER
6. Pengkajian dan penyempurnaan berbagai peraturan perundangan dalam rangka percepatan dan pelancaran pencapaian target Pendapatan Asli
Daerah (PAD) melalui kegiatan yang bersifat reviewing terhadap peraturan perundangan yang dianggap menghambat kelancaran pencapaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD);
7. Meningkatkan pelayanan perpajakan dan retribusi daerah dengan http IN TA
8. Peningkatan Lain-lain Pendapatan Yang Sah dilakukan melalui upaya-upaya ://ta pendekatan dengan pihak provinsi dan upaya optimalisasi Dana Bagi Hasil K Pajak berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku; ng O
membangun sistem dan prosedur administrasi pelayanan yang cepat dan
mudah serta didukung oleh Teknologi Informasi;
9. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten, DKI Jakarta, er dan Provinsi Jawa Barat, dalam upaya peningkatan kerjasama pembangunan TA regional (Kerjasama wilayah JABODETABEKJUR yaitu Jakarta, Bogor, Depok, an T Tangerang, Bekasi, dan Cianjur), serta upaya peningkatan Lain-lain gk A
N ota G
Pendaparan Daerah Yang Sah.
.g ER
II.2.2. Kebijakan Belanja Daerah
o.i
Kebijakan belanja daerah merupakan kebijakan yang mengatur A
kewajiban-kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai d N kekayaan bersih. Kebijakan ini digunakan dalam rangka mengatur pendanaan G
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kota Tangerang
yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Kebijakan belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan ke dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta pengembangan sistem jaminan sosial. Kebijakan ini terdiri dari kebijakan belanja langsung dan kebijakan belanja tidak langsung. Kebijakan Kebijakan belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan ke dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta pengembangan sistem jaminan sosial. Kebijakan ini terdiri dari kebijakan belanja langsung dan kebijakan belanja tidak langsung. Kebijakan
PEMER
Berdasarkan arah kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016, yang mengacu kepada prioritas pembangunan Kota Tangerang Tahun 2016, serta berbagai asumsi yang mendasari perhitungan perkiraan indikator ekonomi makro daerah tahun 2016 dan kapasitas fiskal daerah 2016, maka dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
penganggaran dan belanja daerah yang disusun dengan menggunakan http IN
TA
hasil dari input yang direncanakan, kebijakan belanja Kota Tangerang Tahun ://ta Anggaran 2016 diarahkan pada stabilisasi anggaran akibat pengaruh kenaikan H
pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada proses dan pencapaian
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan tetap menjaga eksistensi K penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus ng O tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan er prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program TA
an T
gk A
strategis Daerah.
N ota G
II.2.3. Kebijakan Pembiayaan
Dengan memperhatikan berbagai asumsi ER yang mendasari .g
o.i
perhitungan perkiraan indikator ekonomi makro dan kapasitas fiskal daerah,
maka kebijakan fiskal daerah Kota Tangerang Tahun Anggaran 2016 diarahkan A
e uju Kebijaka A ggara Beri ba g Balanced Budgeting . Kebijaka i i d N merupakan kebijakan menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan, G
dalam arti lain kebijakan ini mengupayakan tidak terjadinya defisit ataupun
surplus anggaran jika dilihat dari pemasukan dan pengeluaran. Kebijakan ini bertujuan mendapatkan kepastian dan meningkatkan disiplin anggaran.
Berdasarkan perhitungan hasil realisasi APBD Kota Tangerang tahun 2015 serta berbagai kebijakan pendapatan dan belanja daerah Kota Tangerang tahun 2016, maka diperkirakan total belanja daerah yang terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung akan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan daerah, yang menimbulkan kekurangan/defisit anggaran.
Melalui upaya optimalisasi pembiayaan daerah berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku sehingga pada tahun 2016 diprediksi tidak terjadi sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA).
II.3. INDIKATOR PENCAPAIAN KINERJA FISKAL PEMERINTAH KOTA TANGERANG
Kebijakan Keuangan Daerah sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, dijabarkan lebih lanjut dalam indikator pencapaian kinerja fiskal
PEMER
daerah, sehingga Pemerintah Kota Tangerang memiliki sasaran dan tujuan yang pasti mengenai apa yang ingin dicapai dalam Tahun Anggaran 2016. Penetapan capaian kinerja fiskal untuk Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali, yang pertama adalah melalui penetapan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran
2016 dan yang kedua adalah melalui penetapan Peraturan Daerah Nomor 6 http IN
TA
://ta
Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
H Tabel II.1. Indikator Kinerja Fiskal Daerah Tahun Anggaran 2016 K
(APBD) Tahun Anggaran 2016.
ng O
er
APBD TA APBD Perubahan an T Perubahan Rp %
(dalam milyar rupiah)
Uraian
3.404.255 gk A 3.168.609 (235.645) (6,92)
I. Pendapatan
1.441.101 N (17.627) ota (1,21)
I.1.Pendapatan Asli Daerah
ER
I.2.Dana Perimbangan
.g 573.400 63.436 12,44
I.3.Lain-lain Pendapatan yang
4.325.578 o.i 126.613 3,02
Sah
II. Belanja
(77.503) G (5,01)
II.1 Belanja Tidak Langsung
II.2 Belanja Langsung
(362,259) 45.58 III. Pembiayaan
Surplus/Defisit
III.1 Penerimaan
377,259 47.47 III.2 Pengeluaran
SiLPA Tahun Berjalan
II.4. INDIKATOR PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM PEMERINTAH KOTA TANGERANG
Upaya pencapaian target indikator sasaran pembangunan yang dilaksanakan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dituangkan dalama Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD Tahun Anggaran 2016 mengangkat isu strategis pembangunan di Kota Tangerang yang terdiri dari:
1. Peningkatan akses dan kualitas kesehatan PEMER
2. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan
3. Pemberdayaan masyarakat miskin
4. Peningkatan kesempatan kerja
5. Peningkatan daya saing UKM
http IN
6. Peningkatan kualitas lingkungan
TA
7. Peningkatan sarana dan prasarana perkotaan
://ta H
Berdasarkan isu-isu pembangunan di atas, maka ditetapkanlah
prioritas pembangunan pada Tahun Anggaran 2016 yang terdiri dari:
ng O
3. Pelayanan sarana-prasarana (fasilitas dan utilitas umum) yang layak dan er TA
1. Pelayanan pendidikan yang lengkap, berkualitas, dan terjangkau
2. Pelayanan kesehatan yang lengkap berkualitas, dan terjangkau
an T
memadai.
pelayanan kesejahteraan sosial. gk A
4. Pemberdayaan masyarakat miskin, pembukaan lapangan kerja, dan
ota G
5. Daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekologis (sosial, ekonomi,
6. Tata kelola dan tata kerja birokrasi pemerintahan daerah yang baik dan .g
lingkungan).
ER
7. Kondisivitas iklim investasi dan iklim usaha daerah. o.i
bersih
8. Ketahanan pangan daerah.
9. Ketentraman dan ketertiban serta perlindungan masyarakat.
10. Pengetahuan dan kebudayaan, ekonomi kreatif, inovasi teknologi, serta daya saing masyarakat.
11. Pengelolaan energi.
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA FISKAL PEMERINTAH KOTA TANGERANG
III.1. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN SASARAN KINERJA FISKAL
meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan PEMER
Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk
tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemenuhan sumber-sumber keuangan daerah. Pada Tahun Anggaran 2016 anggaran Belanja
Daerah Kota Tangerang ditetapkan sebesar Rp4.325.578.379.939,00 dan http IN
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1.441.101.841.668,00. Pendapatan TA Transfer yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi sebesar ://ta H
direncanakan didanai melalui penerimaan pendapatan yang bersumber pada
sehingga akan menghasilkan ng defisit anggaran yang sebesar Rp
Rp1.727.508.039.972,00 dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp0,00
er TA
1.156.968.498.299,00 yang ditutup melalui SiLPA tahun anggaran sebelumnya.
Realisasi sasaran kinerja fiskal Pemerintah Kota Tangerang selama an T
gk A
Tahun Anggaran 2016 dapat dilihat secara ringkas pada tabel III.1 berikut ini:
ota G
Tabel III.1. Ikhtisar Target dan Realisasi Kinerja Fiskal Pemerintah Kota Tangerang
ER .g
Tahun Anggaran 2016
Realisasi o.i
(dalam milyar rupiah)
A Selisih
Target
d Rp N %
Uraian
(Anggaran)
219,931 G 106,94
I. Pendapatan
I.1. Pendapatan Asli Daerah
148,978 110,34 I.2. Dana Perimbangan
92,899 108,05 I.3. Lain-lain Pendapatan yang Sah
II. Belanja
82,265 94,40 II.2 Belanja Langsung
II.1 Belanja Tidak Langsung
(408,236) 26,70 III. Pembiayaan
Surplus/Defisit
III.1 Penerimaan
0,000 100,00 III.2 Pengeluaran
SiLPA Tahun Berjalan
Tabel III.1 di atas memperlihatkan bahwa realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp3.388.541.592.672,00 melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp3.168.609.881.640,00 atau 106,94%. Pelampauan tertinggi realisasi terhadap target terdapat pada akun penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan realisasi sebesar Rp207.037.739.898,00 atau 124,25% dari target yang telah ditetapkan.
Untuk melihat perkembangan target dan realisasi penerimaan PAD dari tahun 2012 sampai dengan 2016 secara jelas dapat dilihat pada Tabel III.2
PEMER
dan Grafik berikut ini:
Tabel III.2. Perkembangan PAD Tahun Anggaran 2012 – 2016
Anggaran http IN Target Realisasi
(dalam milyar rupiah)
%tase Perkembangan
653.182 TA 815.733 41,57 29,17
://ta
1.156.097 H 1.258.738 76,99 54,31
K 1.590.080 11,68 8,02
ng O
Secara Keseluruhan dari tahun anggaran 2012 sampai dengan tahun er TA anggaran 2016 baik target maupun realisasi PAD Kota Tangerang terus menerus an
gk A
mengalami kenaikan.
ota G
Dilihat dari sisi target anggaran, dari tahun anggaran 2012 sampai
41,57%, dari tahun anggaran 2013 sampai dengan tahun anggaran 2014 ER .g
dengan tahun anggaran 2013 mengalami kenaikan Rp191,799 milyar atau
A sampai dengan tahun anggaran 2015 mengalami kenaikan Rp134,314 milyar atau o.i
mengalami kenaikan Rp502,915 milyar atau 76,99%, dari tahun anggaran 2014
11,62% dan tahun anggaran 2015 sampai dengan tahun anggaran 2016
mengalami kenaikan Rp284,133 milyar atau 24,56%
Kemudian apabila dilihat dari sisi realisasi penerimaan PAD, kenaikan pada tahun anggaran 2012 sampai tahun anggaran 2013 sebesar Rp184,214 milyar atau 29,17%, pada tahun anggaran 2013 sampai dengan tahun anggaran 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp443,055 milyar atau 54,31% dan pada tahun anggaran 2014 sampai dengan tahun anggaran 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp213,222 milyar atau 16,94% dan pada tahun anggaran 2015 sampai tahun anggaran 2016 sebesar Rp118,120 milyar atau 8,02%
Untuk Dana Perimbangan, realisasi penerimaan adalah sebesar Rp1.247.006.679.649,00 (108,05%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.154.107.616.518,00. Perkembangan target dan realisasi penerimaan yang Untuk Dana Perimbangan, realisasi penerimaan adalah sebesar Rp1.247.006.679.649,00 (108,05%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.154.107.616.518,00. Perkembangan target dan realisasi penerimaan yang
Tabel III.3. Perkembangan Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2012 – 2016
(dalam milyar rupiah)
%tase Perkembangan Anggaran
Target Realisasi
PEMER (0,46)
http IN
Grafik III.1. Perkembangan Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2012 – 2016 (dalam milyar rupiah) TA
://ta H
K ng O
er TA
an T
Target 600
A gk Realisasi
ota N
0 .g
ER
A o.i d N
Apabila dibandingkan dengan tahun anggaran 2015, terjadi peningkatan realisasi pada tahun 2016 sebesar Rp189,249 milyar atau (17,89%).
Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi belanja daerah, pada Tahun
dialokasikan sebesar Rp4.325.578.379.939,00 dan direalisasikan sebesar Rp3.697.410.215.147,00 atau 85.48% sehingga masih terdapat sisa anggaran belanja daerah sebesar Rp 628.168.164.792,00 atau 14.52%. Berdasarkan tabel III.1 di atas tampak bahwa belanja langsung mendapatkan alokasi dana yang terbesar dibandingkan dengan belanja tidak langsung, yaitu sebesar 66,06% dari total APBD tahun anggaran 2016.
Anggaran
belanja
daerah
Grafik III.2. Persentase Alokasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Terhadap APBD Tahun Anggaran 2016
PEMER Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
http IN
TA
Berdasarkan kebijakan belanja daerah serta proporsi masing-masing ://ta H belanja dapat dilihat bahwa komitmen Pemerintah Kota Tangerang K
ng O
terhadap
pelayanan publik sangat besar. Hal ini terlihat dari persentase belanja langsung er TA yang cukup besar dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Hal ini juga an T
gk A
membuktikan bahwa penyusunan anggaran berbasis kinerja guna pencapaian
ota G
masyarakat N cukup dapat
standar pelayanan
minimum kepada
dipertanggungjawabkan.
ER Belanja Tidak Langsung dianggarkan sebesar Rp1.468.158.464.066,32 .g dan dana yang direalisasikan sebesar Rp1.385.892.633.712,00 atau sebesar A 94,40%. Anggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung ini terdiri atas: o.i d N
Tabel III.4. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung TA 2016
(dalam rupiah)
NO JENIS BELANJA
ANGGARAN
REALISASI %
1. Belanja Pegawai
1.355.183.231.928,00 94,36 2. Belanja Hibah
26.231.710.500,00 99,87 3. Belanja Bantuan Keuangan
1.546.722.024,00 92,72 dan Pemerintah Desa
Kepada Provinsi/Kab/Kota
4. Belanja Tidak Terduga
Jumlah
Belanja langsung diperuntukkan membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tangerang. Pada tahun anggaran 2016, Belanja Langsung mendapat alokasi anggaran sebesar Rp2.857.419.915.872,68 dan terealisasi sebesar Rp 2.311.517.581.435,00 atau 80,90%, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel III.5. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung TA 2016
NO PEMER JENIS BELANJA
(dalam rupiah)
ANGGARAN
REALISASI %
1. Belanja Pegawai
62.353.387.194,00 90,43 2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Modal http IN 1.311.891.675.808,93 933.923.683.567,50 71,19
TA 2.857.419.915.872,68 2.311.517.581.435,00 80.90
://ta
Jumlah
Dalam hal Pembiayaan Daerah sebagai pos untuk menutup defisit K
ng O
sebesar er Rp1.171.968.498.299,00 dengan realisasi TA Rp1.171.968.498.299,00 atau 100,00%, realisasi penerimaan ini seluruhnya an
anggaran dan memanfaatkan surplus anggaran, dari target Penerimaan Pembiayaan
Pemerintah Kota Tangerang menganggarkan pengeluaran pembiayaan dalam gk
berasal dari SILPA tahun anggaran sebelumnya. Pada tahun anggaran 2016,
ota G
bentuk Penyertaan Modal Pemerintah Daerah sebesar Rp15.000.000.000,00 dan
ER
direalisasikan sebesar Rp0,00 atau nihil.
.g
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENCAPAIAN KINERJA o.i
III.2.
Secara umum faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam
pencapaian kinerja keuangan Tahun Anggaran 2016, yaitu:
1. Belum optimalnya kinerja pelaksanaan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH dalam menyusun Analisis Beban
Kerja dan target SKPD;
2. Belum optimalnya kinerja Kerjasama Informasi dan Media Massa dalam jumlah kerjasama bidang informasi dan komunikasi yang dilaksanakan oleh
Pemda dengan media cetak dengan kecenderungan masyarakat lebih menyukai informasi yang berasal dari media elektronik dibandingkan dengan media cetak;
3. Kualitas dan profesionalisme SDM aparatur belum memadai;
4. Kelembagaan perangkat daerah yang belum ramping struktur dan kaya fungsi;
5. Kapasitas keuangan daerah yang belum optimal;
6. Belum optimalnya pengelolaan aset;
7. Belum optimalnya penyusunan produk hukum daerah;
8. Belum optimalnya tindak lanjut hasil pemeriksaan.
Sedangkan faktor-faktor penunjang pencapaian kinerja adalah: PEMER
1. Adanya perbaikan sistem kerja dan sarana prasarana yang mendukung pencapaian target kinerja;