Pengungkapan Diri Avelinus Leefan Melalu

Pengungkapan Diri Avelinus Leefan Melalui
Wacana dalam Prosesi Ujian Terbuka pada Rabu, 3
Oktober 2012
Oleh Yongky Gigih Prasisko
Ujian terbuka merupakan sebuah prosesi akademik yang dilakukan oleh seorang calon
doktor demi meraih gelar dokor secara formal. Dalam prosesi tersebut ada beberapa tahapan
untuk seorang calon doktor sampai dia dipanggil secara sah sebagai doktor. Ujian ini melibatkan
Sembilan orang penguji yang bertugas memberi pertanyaan-pertanyaan mengenai disertasi yang
akan diujikan. Terdapat juga dua orang protokoler di sudut ruangan yang bertugas membacakan
seluruh rangkaian prosesi acara. Di luar ruangan terdapat penerima tamu yang menyediakan
buku tamu. Para tamu dan audiens yang akan mengikuti rangkain prosesi menulis nama dan
tanda tangan sebagai data daftar tamu yang hadir. Tamu dan audiens terdiri atas keluarga calon
doktor, kerabat kerja, relasi dan mahasiswa. Para audiens selama prosesi ujian terbuka melihat
penampilan calon doktor dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para penguji demi
mempertahankan disertasinya. Terdapat juga seorang yang bertugas sebagai dokumentasi acara
yang merekam rangkaian acara prosesi.
Tanggal 3 oktober 2012 adalah hari saat seorang calon doktor bernama Avelinus Lefaan
yang berasal dari Fak-Fak papua melakukan prosesi ujian terbuka yang bertempat di ruang
seminar lantai lima gedung pascasarjana. Disertasinya berjudul Etnosentrisme dan Politik
Representasi di Era Otonomi Khusus Papua. Prosesi acara tersebut akan diteliti dan dikaji
dengan melihat wacana-wacana yang bekerja dan bagaimana Avelinus Lefaan menjadi subjek

yang berpraktik diantara wacana dalam prosesi acara ujian terbuka.
Teknologi diri digunakan untuk menganalisa subjek Avelinus Leefan yang tersubjeksikan
oleh operasi wacana-wacana dalam prosesi. Dengan menggunakan sarana-sarananya akan
menghasilkan efek operasi wacana pada tubuh, pikiran untuk mencapai wacana menjadi seorang
doktor. Bentuk praktik subjek Avelinus Leefan selama prosesi ujian terbuka merupakan bentuk
manajemen diri dengan teknologi dominasi. Teknologi dominasi merupakan suatu proses
objektivasi subjek dimana individu ditundukkan pada wacana dominasi tertentu. Jadi proses yang

berlangsung adalah proses manajemen diri yang berinteraksi dengan proses penundukan individu
dalam wacana-wacana yang bekerja di luar dirinya.
Prosesi ujian terbuka Avelinus Leefan merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan
subjek berafiliasi dengan proses wacana yang bekerja dalam diri subjek dan kemudian subjek
tersebut tersubjeksi oleh wacana-wacana dalam acara tesebut. Wacana-wacana yang terdapat
pada ujian terbuka antara lain penguji, yang diuji, presenter, protokoler, penerima tamu, audiens,
calon doktor dan tuan rumah. Selama prosesi ujian terbuka, hal ini menunjukkan bagaimana
subjek menempati wacana identitas-identitas yang dibuat oleh rezim of truth. Wacana-wacana
yang harus dilalui oleh Avelinus Leefan sebelum mendapatkan gelarnya antara lain calon doktor,
presenter, yang diuji sampai kepada sebagai penerima gelar doktor dan terakhir sebagai tuann
rumah.
Pola dalam prosesi ujian mirip dengan apa yang disebut Michel Foucault dalam karyanya

Technology of the Self sebagai exomologesis. Exomologesis adalah ritual pengakuan diri sebagai
orang yang berdosa, orang yang menyesal dan bertobat. Upacara pengakuan dosa ini dilakukan
dalam sebuah prosesi. Seorang yang berdosa tersebut ditempatkan diantara jemaat Kristen yang
lain. Dia mengenakan pakaian yang lusuh dan berdebu sebagai wujud orang yang berdosa yang
kotor. Kemudian dia bersujud dan mencium lutut jemaat yang lain. Exomologesis bukanlah
pengakuan secara verbal tetapi pengakuan dramatis, simbolis dan teatrikal dari status seseorang
sebagai orang yang berdosa. Praktik dramatis ini merupakan bentuk penghukuman dirinya
sendiri yang juga merupakan bentuk pengungkapan dirinya. Hal ini merupakan cara bagaimana
seorang mempresentasikan dirinya sebagai orang yang berdosa. Ritual exomologesis merupakan
teknologi untuk mengungkapkan diri seseorang.
Prosesi ujian terbuka juga merupakan teknologi untuk mengungkapkan diri di hadapan
para audiens. Wacana-wacana yang ada di dalam ujian terbuka digunakan sebagai alat untuk
menunjukkan diri.
Urutan dalam prosesi ujian terbuka adalah sebagai berikut para audiens, tamu, keluarga
dan kerabat mengisi daftar hadir dan memasuki ruangan. Acara dimulai ketika protokoler
memanggil seorang calon doktor, Avelinus Leefan untuk menempati podium yang telah
disediakan di sebelah barat ruangan. Para penguji kemudian dipanggil dan menempati kursi
dengan meja panjang di hadapan audiens dan calon doktor. Kemudian acara dilanjutkan dengan
memberikan kesempatan Avelinus Leefan untuk mempresentasikan disertasinya. Dia


menggunakan power point untuk menjelaskan point-point penting tentang isi disertasinya.
Setelah presentasi disertasi dilanjutkan dengan kesempatan bagi para penguji untuk memberikan
pertanyaan seputar disertasinya. Setelah sembilan penguji memberikan pertanyaan dan dijawab
oleh Avelinus Leefan maka acara dilanjutkan dengan rapat para penguji untuk menentukan nilai
bagi Avelinus Leefan. Sembilan penguji meninggalkan ruangan untuk rapat dan sidang ujian
ditunda sampai penguji selesai rapat. Setelah selesai rapat tentang nilai, penguji memasuki
ruangan kembali dan sidang ujian dibuka lagi. Ketua penguji kemudian mengumumkan hasil
nilai ujian Avelinus Leefan dan gelar doktor untuk Avelinus Leefan sudah didapatkan secara
formal. Setelah itu kemudian sesi pendokumentasian Avelinus Leefan bersama para penguji dan
keluarganya. Acara ditutup dengan ramah tamah untuk para audiens yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menyaksikan rangkaian prosesi acara ujian terbuka.
Prosesi ujian terbuka mengandung wacana-wacana yang menjadi sarana diri untuk
mempresentasikan dirinya. Bentuk pengungkapan diri dilakukan secara simbolis, teatrikal dan
dramatis. Pada awal prosesi terdapat wacana seorang yang akan menghadapi ujian disertasi
dengan sembilan orang penguji dan disaksikan oleh para audiens. Wacana tersebut dibangun
dengan pakaian toga yang merupakan simbol almamater Universitas. Subjek Avelinus Leefan
menggunakan wacana tersebut untuk mengungkapkan dirinya sebagai seorang calon doktor
berpakaian toga yang menunjukkan identitas seorang akademisi yang siap menghadapi ujian
disertasi. Bagi orang tuanya yang datang sebagai audiens dia mengungkapkan dirinya sebagai
seorang anak yang akan menyelesaikan studi S3 nya yang ditunjukkan dalam ujian terbuka. Bagi

kerabat kerjanya dia mengungkapkan diri sebagai seorang kerabat kerja yang akan memiliki
gelar akademik yang tinggi yaitu doktor. Kemudian wacana seorang yang mempresentasikan
hasil penelitian. Wacana ini dibangun dengan sebuah podium, tab, viewer dan microphone.
Avelinus Leefan menggunakan wacana ini dengan berdiri di atas podium dan menggunakan tab,
viewer dan microphone untuk mengungkapkan dirinya sebagai seorang calon doktor yang
menjelaskan poin-poin disertasinya kepada para penguji. Setelah itu sesi pertanyaan untuk para
penguji, Avelinus Leefan berperan dan mengungkapkan dirinya sebagai seorang calon doktor
yang mempertahankan hasil penelitian/disertasinya dengan menjawab semua pertanyaanpertanyaan sembilan penguji. Kemudian terdapat wacana seorang yang telah berhasil meraih
gelar doktor. Wacana ini dibangun dengan tangga yang ditempatkan di depan para penguji dan
juga sebuah topi toga beserta gulungan kertas hasil ujian. Avelinus Leefan menggunakan wacana

ini dengan berdiri di atas tangga tersebut, menerima topi toga dan surat hasil ujian untuk
mengungkapkan dirinya sebagai seorang doktor baru yang lahir dalam institusi pendidikan
Universitas Gadjah Mada. Dengan ini secara sah dan formal gelar doktor dilekatkan di depan
namanya beserta tanggung jawab yang akan ditanggungnya sebagai seorang doktor. Di
penghujung acara terdapat wacana ramah tamah. Dalam wacana tersebut ada penjamuan makan
yang dilakukan tuan rumah untuk para tamu-tamunya. Wacana ini dibangun dengan posisi
seorang doktor baru dengan kerabat dan keluarganya yang ditempatkan di depan tamu untuk
bersalaman mengucapkan selamat atas teraihnya gelar doktor. Avelinus Leefan menggunakan
wacana ramah tamah dengan berdiri beserta kerabat dan keluarganya menyambut para tamu yang

mengucapkan selamat. Dia mengungkapkan dirinya sebagai tuan rumah yang menjamu makan
para tamu-tamunya.
Ujian terbuka merupakan sarana untuk mengungkapkan diri kepada orang lain. Prosesi
ujian merupakan urutan wacana-wacana yang harus dilalui Avelinus Leefan untuk sampai kepada
wacana menjadi seorang doktor. Avelinus Leefan tidak mengungkapkan dirinya secara verbal
dan explisit. Tetapi dengan wacana yang dia gunakan, dia secara dramatis, simbolis dan teatrikal
mengungkapkan dirinya. Di sini terlihat bahwa subjek telah tersubjeksikan dengan wacanawacana di sekitarnya. Pengungkapan diri dilakukan dengan berafiliasi dengan wacana. Dalam
wacana prosesi ujian terbuka pengungkapan diri berafiliasi dengan aturan-aturan pendisiplinan
subjek. Jadi untuk mengungkapkan dirinya di depan audiens dalam ujian terbuka Avelinus
Leevan berafiliasi dengan wacana calon doktor, presenter disertasi, akademisi yang diuji, doktor
dan sebagai tuan rumah dan dia menunjukkan diri di hadapan audiens dengan sarana wacana
tersebut.

Referensi
Foucault, Michel. 1988. Technologies of the Self