KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI USIA RE

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anakanak dengan masa dewasa, sehingga pada masa ini emosi remaja
tidak stabil Masa remaja adalah masa goncang yang terkenal
dengan berkecamuknya perubahan-perubahan emosional.
Perubahan-perubahan emosional pada remaja di pengaruhi
oleh faktor-faktor dari dalam individu itu sendiri dan faktor dari
lingkungan. Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses
menuju kedewasaan. Pada usia remaja cenderung memperhatikan
penampilannya dan mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga
perlu pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi
anaknya mengarah pada emosi yang positif.
Seringnya terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah
sehingga

perlu

upaya-upaya

yang


dilakukan

dalam

mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol
dan mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki
moral remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian dari emosi?

1

2. Bagaimana bentuk-bentuk serta ciri-ciri emosi?
3. Bagaimana karakteristik dan perkembangan emosi remaja?
4. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
emosi remaja?
5. Bagaimana upaya untuk mengembangkan emosi remaja
dan implikasinya dalam pendidikan?


C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari emosi.
2. Mengetahui bentuk-bentuk serta ciri-ciri emosi.
3. Mengetahui karakteristik dan perkembangan emosi remaja.
4. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
emosi remaja.
5. Mengetahui upaya untuk mengembangkan emosi remaja
dan implikasinya dalam pendidikan.

2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Emosi
Banyak definisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh para
ahli. Istilah emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam
Syamsu Yusuf (2004: 115) adalah setiap keadaan pada diri
seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah

(dangkal) maupun pada tingkat yang luas.
Sementara itu, Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010: 63),
mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan
pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis,
dan

serangkaian

kecenderungan

untuk

bertindak.

Menurut Agoes Dariyo (2007: 180) emosi merupakan bagian dari
aspek afektif yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian
dan perilaku seseorang yang bersifat fluktuatif dan dinamis.
Dari

beberapa


pengertian

tentang

emosi

yang

telah

dikemukakan, penulis berasumsi bahwa emosi adalah keadaan diri
seseorang yang berkaitan dengan perasaan dan memiliki pengaruh
besar terhadap kepribadian serta perilaku seseorang.

3

Sebelum kita mengetahui tentang emosi, kita juga harus
mengetahui tentang 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter
menurut Diknas adalah:

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
4. Disiplin

4

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
5

10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap

dan

tindakan

yang

mendorong

dirinya

untuk


menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap

dan

tindakan

yang

mendorong

dirinya

untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai


6

Sikap

dan

tindakan

yang

mendorong

dirinya

untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

7

Dari ke 18 nilai-nilai karakter yang harus dimiliki oleh setiap
pelajar ini akan menjadi dasar-dasar pembentukkan emosi dan

memberikan banyak petunjuk tentang emosi yang dimiliki manusia.

B. Bentuk-Bentuk dan Ciri-Ciri Emosi
Berbicara tentang emosi, ada beberapa emosi yang begitu
kompleks yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan oleh Daniel
Goleman, yaitu sebagai berikut:
1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci,
marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit,
tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian
patologis.
2. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram,
suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus
asa dan depresi.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup,
khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada ,
tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.
4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan
puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi,
takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang
sekali dan mania.

8

5. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan,
kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,
kasmaran dan kasih sayang.
6. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.
7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci,
tidak suka dan mau muntah.
8. Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal,
hina, aib, dan hati hancur lebur.
Menurut Syamsu Yusuf (2004) emosi sebagai suatu
peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi
lainnya seperti pengamatan dan berfikir.
2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan
panca indra.

C. Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja adalah masa goncang, yang terkenal dengan
berkecamuknya perubahan-perubahan emosional. Perubahan itu
disebabkan oleh perubahan jasmani, terutama perubahan hormon
seks

pada

remaja

itu. Akan

tetapi,

hasil

penelitian

lain

membuktikan bahwa tidak hanya perubahan hormon seks saja
9

yang mempengaruhi emosi remaja, karena perubahan hormon itu
mencapai

puncaknya

pada

permulaan

masa

remaja

awal,

sedangkan perkembangan emosi mencapai puncaknya pada
periode remaja akhir. Oleh karena itu jelaslah bahwa kegoncangan
emosi itu tidak disebabkan oleh perubahan hormon seks dalam
tubuh saja, akan tetapi juga sebagai akibat dari suasana
masyarakat dan keadaan ekonomi lingkungan remaja. Bahkan ada
yang berpendapat, bahwa pengaruh lingkungan lebih besar
daripada pengaruh hormon.
Berdasarkan uaraian tersebut, penulis berasumsi bahwa
pekembangan emosi remaja yang ditandai dengan masa goncang
dipengaruhi oleh perubahan hormon seks dan lingkungan sekitar.

D. Karakteristik Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anakanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami
perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan
emosional. Karena berada pada masa peralihan antara masa
anak-anak dan masa dewasa, status remaja agak kabur, baik bagi
dirinya maupun bagi lingkungannya. Masa remaja biasanya
memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan
pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami
perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.

10

Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi ke dalam empat
periode , yaitu periode pra remaja, remaja awal, remaja tengah,
dan remaja akhir. Adapun karakteristik untuk setiap periode ada
sebagaimana dipaparkan berikut ini.
1. Periode Praremaja
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir
sama antara remaja pria maupun wanita. Perubahan fisik
belum tanpa jelas, tetapi pada remaja putri biasanya
memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat
sehingga mereka merasa gemuk. Gerakan-gerakan mereka
mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat kepekaan
terhadap rangsangan dari luar dan respon mereka biasanya
berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan
cengeng tetapi juga cepat merasa senang, atau bahkan
meledak-ledak.
2. Periode Remaja Awal
Pada periode ini perkembangan fisik yang semakin
tampak, adalah perubahan fungsi alat kelamin. Karena
perubahan alat semakin nyata, remaja seringkali mengalami
kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung
menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari
orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau
mempedulikannya. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit
dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang
wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti
11

ini

sesungguhnya

terjadi

karena

adanya

kecemasan

terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang
kadang-kadang tidak wajar.
3. Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan
oleh remaja, yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi
masalah

tersendiri

bagi

mereka.

Karena

tuntutan

peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang
tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat
sekitarnya. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk
nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik,
dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka
sendiri. Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa di
sekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi
oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yang masuk akal
menurut mereka.
4. Periode Remaja Akhir
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya
sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan
pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa. Oleh
sebab itu orang tua dan masyarakat mulai memberikan
kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi
dengan orang tua juga menjadi lebih bagus dan lancar
karena mereka sudah memiliki kebebasan penuh serta
emosinya pun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah
semakin jelas dan mulai mampu mengambil pilihan dan
12

keputusan tentang arah hidupnya secara lebih bijaksana
meski belum bisa secara penuh. Mereka juga mulai memilih
cara-cara

hidup

yang

dapat

dipertanggungjawabkan

terhadap dirinya sendiri, orang tua dan masyarakat.
Menurut Zakiah Daradjat (1994: 35-36) bahwa perilaku remaja
tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada
ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung,
pemikiran dan perhatiannya terpusat pada dirinya. Perhatian
kepada diri dan penampilannya berlebihan. Remaja puteri lebih
memperhatikan penampilan daripada remaja putera, sedangkan
sikap remaja putera terhadap lawan jenis biasanya aktif, dan
sikapnya kepada teman-teman sejenis juga positif akibat kebutuhan
akan penerimaan sosial dan kebebasan. Remaja memerlukan
pengertian mendalam tentang kebutuhan, bakat, kapasitas diri,
sikap perkembangan dan tuntutan masa remaja yang dilaluinya, dan
ia juga ingin mengetahui bagaimana cara bergaul dengan lawan
jenis.
Berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri perkembangan emosi
remaja yang telah dikemukakan di atas, penulis berasumsi bahwa
pada masa remaja emosinya belum stabil karena masih dalam
tahap peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa.
Perkembangan emosi remaja juga ditandai dengan perubahan fisik
yang sejalan dengan ketertarikannya kepada lawan jenis, sehingga
mulai memperhatikan penampilannya agar diperhatikan oleh orang
lain.

13

E. Faktor-Faktor

yang

Memengaruhi

Perkembangan

Emosi

Remaja
Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas
pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi juga
demikian halnya. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam
tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang
ada pada individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita
melihat beberapa tingkah laku emosional, misalnya agresif, rasa
takut yang berlebihan, dan tingkah laku yang menyakiti diri sendiri.
Sejumlah faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja
menurut Ali dan Asrori (2010: 69-71) adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya
pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada
taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur
tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini
sering

mempunyai

akibat

yang

tak

terduga

pada

perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat
menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih
jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang
menjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu
mulai

berfungsi

sejalan

dengan

perkembangan

alat

kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di
dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah
dalam perkembangan emosinya.

14

2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja,
sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang
dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang
bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi
ada juga yang dengan penuh cinta. Perbedaan pola asuh
orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan
perkembangan emosi remaja.
3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman
sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk
melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam
geng. Interaksi antaranggota dalam suatu kelompok geng
biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan
solidaritas yang sangat tinggi.
4. Perubahan pandangan luar
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang
dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri
remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Sikap luar terhadap remaja sering tidak konsisten
b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilainilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan
perempuan.

15

c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh
pihak luar yang

tidak bertanggungjawab, yaitu

dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam
kegiatan-kegiatan

yang

merusak

dirinya

dan

melanggar nilai-nilai moral.
5. Perubahan interaksi dengan sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa
remaja,

sekolah

merupakan

tempat

pendidikan

yang

diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang
sangat penting dalam kehidupan mereka karena selain
tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi
para peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anakanak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada
guru daripada orang tuanya. Posisi guru semacam ini
sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan
emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif.
Berdasarkan faktor-faktor perkembangan emosi remaja yang
telah dikemukakan di atas, penulis berasumsi bahwa pada dasarnya
perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk ke dalam
faktor internal dan Perubahan pola interaksi dengan orang tua,
Perubahan interaksi dengan teman sebaya, Perubahan pandangan
luar, Perubahan interaksi dengan sekolah merupakan faktor
eksternal.
F.

Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi
Pendidikan
16

Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja
agar dapat mengembangkan kecerdasan emosional , salah satu di
antaranya

adalah

dengan

menggunakan

intervensi

yang

dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium dalam Ali dan Asrori
(2010:73-74) tentang Unsur-unsur aktif program pencegahan, yaitu
sebagai berikut:

1. Pengembangan keterampilan emosional
Cara

yang

dapat

dilakukan

untuk

mengembangkan

keterampilan emosional individu adalah:
a. Mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan,
b. Mengungkapkan perasaan,
c. Menilai intensitas perasaan,
d. Mengelola perasaan,
e. Menunda pemuasan,
f. Mengendalikan dorongan hati,
g. Mengurangi stress, dan
h. Memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan.
2. Pengembangan keterampilan kognitif
17

Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
keterampilan kognitif individu adalah sebagai berikut.
a. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk
menghadapi

dan

mengatasi

masalah

atau

memperkuat perilaku diri sendiri.
b. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat
sosial.
c. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan.
d. Belajar memahami sudut pandang orang lain.
e. Belajar memahami sopan santun, yaitu perilaku mana
yang dapat diterima dan mana yang tidak.
f. Belajar bersifat positif terhadap kehidupan.
g. Belajar mengembangkan kesadaran diri.
3. Pengembangan keterampilan perilaku
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
keterampilan perilaku individu adalah sebagai berikut.
a. Mempelajari keterampilan komunikasi nonverbal.
b. Mempelajari keterampilan komunikasi verbal

18

Cara lain yang dapat digunakan sebagai intervensi
edukatif untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat
memiliki kecerdasan emosional adalah dengan melakukan
kegiatan-kegiatan yang di dalamnya terdapat materi yang
dikembangkan oleh Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori
(2010:74-75) yang kemudian diberi nama Self-Science
Curiculum sebagaimana dipaparkan berikut ini:
a. Belajar mengembangkan kesadaran diri
Caranya adalah mengamati sendiri dan mengenali
perasaan

sendiri,

menghimpun

kosakata

untuk

mengungkapkan perasaan, serta memahami hubungan
antara pikiran, perasaan, dan respons emosional.
b. Belajar mengambil keputusan pribadi
Caranya adalah mencermati tindakan-tindakan dan
akibat-akibatnya, memahami apa yang menguasai suatu
keputusan, pikiran, atau perasaan, serta menerapkan
pemahaman ini ke masalah-masalah yang cukup berat,
seperti masalah seks dan obat terlarang.
c. Belajar mengelola perasaan
Caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk
mengungkap pesan-pesan negatif yang terkandung di
dalamnya, menyadari apa yang ada di balik perasaan,
menemukan cara-cara untuk menangani rasa takut,
cemas, amarah dan kesedihan.

19

d. Belajar menangani stress
Caranya adalah mempelajari pentingnya berolahraga,
perenungan yang terarah, dan metode relaksasi.
e. Belajar berempati
Caranya adalah memahami perasaan dan masalah
orang lain, berpikir dengan sudut pandang orang lain,
serta menghargai perbedaan perasaan orang lain
mengenai sesuatu.
f. Belajar berkomunikasi
Caranya adalah berbicara mengenai perasaan secara
efektif, yaitu belajar menjadi pendengar dan penanya
yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan atau
yang dikatakan sesorang dengan reaksi atau penilaian
sendiri tentang sesuatu, serta mengirimkan pesan
dengan sopan dan bukannya mengumpat.
g. Belajar membuka diri
Caranya adalah menghargai keterbukaan dan membina
kepercayaan dalam suatu hubungan serta mengetahui
situasi

yang

aman

untuk

membicarakan

perasaan diri sendiri.
h. Belajar mengembangkan pemahaman

20

tentang

Caranya adalah mengidentifkasi pola-pola kehidupan
emosional dan reaksi-reaksinya serta mengenali polapola serupa pada orang lain.
i. Belajar menerima diri sendiri
Caranya adalah merasa bangga dan memandang diri
sendiri

dari

sisi

positif,

mengenali

kekuatan

dan

kelemahan diri anda, serta belajar mampu untuk
menertawakan diri anda sendiri.
j. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi
Caranya adalah belajar rela memikul tanggung jawab,
mengenali akibat-akibat dari keputusan dan tindakan
pribadi, serta menindaklanjuti komitmen yang telah
dibuat dan disepakati.
k. Belajar mengembangkan ketegasan
Caranya adalah dengan mengungkapkan keprihatinan
dan perasaan anda tanpa rasa marah atau berdiam diri.
l. Mempelajari dinamika kelompok
Caranya adalah mau bekerja sama, memahami kapan
dan bagamana memimpin, serta memehami kapan harus
mengikuti.
m. Belajar menyelesaikan konflik

21

Caranya adalah memahami bagaimana melakukan
konfrontasi secara jujur dengan orang lain, orang tua
atau

guru,

serta

memahami

contoh

penyelesaian

menang-menang (win-win solution) untuk merundingkan
atau menyelesaikan suatu perselisihan.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pekembangan emosi remaja ditandai dengan masa goncang
yang dipengaruhi oleh perubahan hormon seks dan lingkungan
sekitar. Pada masa remaja emosinya belum stabil karena masih
22

dalam tahap peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa.
Perkembangan emosi remaja juga ditandai dengan perubahan fisik
yang sejalan dengan ketertarikannya kepada lawan jenis, sehingga
mulai memperhatikan penampilannya agar diperhatikan oleh orang
lain.
Pada dasarnya perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Perubahan jasmani
termasuk ke dalam faktor internal dan Perubahan pola interaksi
dengan orang tua, Perubahan interaksi dengan teman sebaya,
Perubahan pandangan luar, Perubahan interaksi dengan sekolah
merupakan faktor eksternal.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi
remaja agar berkembang ke arah kecerdasan emosional antara lain
dengan belajar mengembangkan : (a) keterampilan emosional, (b)
keterampilan kognitif, (c) keterampilan perilaku.

B. SARAN
Mengingat masa remaja merupakan masa peralihan dari masa
anak-anak ke masa dewasa sehingga emosinya belum stabil maka
perlu melakukan upaya-upaya dalam mengembangkan emosinya
agar lebih terarah ke arah yang positif.

23

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Syarif, Dr. H., M.Pd. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Ali, Mohammad. Asrori, Mohammad. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

24

Daradjat, Zakiah. 1994. Remaja Harapan dan Tantangan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama.
Bandung: PT Refika Aditama.

BIOGRAFI PENULIS
Nama: Uswatun Hasanah
Tempat, Tanggal lahir: Bogor, 4 Maret 1997
Alamat: Jalan Kebantenan 2 Rt 010/05 no. 60,
25
Cilincing, Semper Timur,
Jakarta Utara
Pendidikan:

26

Nama: Esa Dian Arifni
Tempat, Tanggal lahir: Jakarta, 17 November 1993
Alamat: Jalan Masjid Rt 011/04 no. 9 Cibubur, Ciracas,
Jakarta Timur
Pendidikan:
SD di SD Negeri 01 Pagi Cibubur
SLTP di SMP Negeri 258 Jakarta Timur
SLTA di SMA Widya Manggala Jakarta Timur
Hobi: Membaca, Menulis Karya Fiksi, dan Nonton
Pengalaman Berorganisasi:
-

Sebagai Wakil Ketua Osis SMA Widya
Manggala Bakti periode 2009-2010
Sebagai Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
Japanese Zone Unindra periode 2015-2016
Sebagai Sekretaris 1 Unit Kegiatan Mahasiswa
Japanese Zone Unindra periode 2017-2018

Prestasi Akademik: Prestasi Non Akademik: Juara 2 Lomba Teater (GadoGado Lagi) tingkat Jakarta Timur tahun 2011

27