Visinya tentang Pusat Penelitian yang Id

Visinya tentang Pusat Penelitian yang Ideal

Rachel Adams memulai sebagai peneliti di perusahaan farmasi besar. Setelah beberapa
tahun mengamati bagaimana penelitian tentang obat-obatan klinis dilaksanakan, dia menyadari
bahwa ada kebutuhan dan peluang unutk pusat penelitian yang tidak terkait dengan perusahaan
farmasi secara khusus. Dengan bekerja sama dengan peneliti lain, dia membuat suatu perusahaan
baru, dan menjadi perusahaan pertama di negaranya dalam bidang itu. Dalam waktu lima tahun,
Rachel telah menjadi presiden dan CEO dari independen Center for clinical Research (ICCR).
Dibawah kepemimpinan Rachel, ICCR tumbuh menjadi perusahaan dengan pendapatan sebesar
$6 juta dan keuntungan $1 juta. ICCR memperkerjakan 100 karyawan purnawaktu yang sebagian
besar adalah perempuan.
Rachel menginginkan ICCR untuk meneruskan pola pertumbuhan yang mengesankan.
Visinya untuk perusahaan adalah membuat perusahaan itu sebagai pusat penelitian yang akan
mencampurkan sains yang luar biasa, dengan eksperimen klinis yang efisien dan hemat biaya.
Untuk tujuan itu, perusahaan yang ada di kota besar mempertahankan hubungan yang kuat
dengan dunia pendidikan, industri, dan masyarakat.
Rachel dan gayanya memiliki banyak peran untuk keberhasilan ICCR. Dia adalah orang
yang inovatif dan selalu terbuka pada ide, peluang, serta pendekatan baru. Dia adalah orang yang
positif yang selalu menikmati suasana kehidupan, dan dia tidak takut mengambil resiko.
Pendekatannya yang opportunistis memberi pengaruh besar pada prestasi perusahaan dan iklim
organisasi. Orang-orang yang bekerja di ICCR menyatakan bahwa mereka tidak pernah bekerja

di tempat yang sangat liberal dan sangat positif dan memperlakukan karyawan dan
pelanggannya. Karyawan perempuan di ICCR merasakan dengan kuat kepemimpinan Rachel,
dan banyak dari mereka menggunakan Rachel sebagai teladan. Buka kebetulan kalau mayoritas (
85% ) karyawan yang bekerja di ICCR adalah perempuan. Dukungannya untuk masalah
perempuan terlihat jelas dalam jenis penelitian obat-obatan yang dipilih untuk di laksanakan
perusahaan, dan dalam bantuannya untuk komite nasional tentang masalah penelitian dan
kesehatan perempuan. Di dalam ICCR, Rachel telah mendesain program penitipan anak jadwal
kerja yang fleksibel bagi para ibu dengan anak yang masih kecil, serta paket asuransi yang
memberi perlindungan kesehatan penuh bagi karywan paruh waktu. Terkadang, ketika sebagai
besar perusahaan mencari cara untuk melibatkan lebih banyak perempuan dalam pengambilan
keputusan, ICCR memiliki perempuan yang duduk sebagai pimpinan di segala tingkatan.
Walaupun Rachel telah sangat efektif di ICCR, keberhasilan perusahaan menyebabkan
banyak perubahan yang mempengaruhi kepemimpinan Rachel di perusahaan.
Pertumbuhan ICCR yang sangat cepat membuat Rachel harus mengahabiskan banyak
waktu untuk berpergian ke penjuru negeri. Karena ada sangat banyak perjalanan yang dia
lakukan, Rachel mulai merasa jauh dari kegiatan sehari-hari di ICCR. Dia mulai merasa seolah-

olah kehilangan kendali atas sesuatu yang membuat perusahaan bergerak. Contohnya, walaupun
dia biasa memberika ucapan singkat yang diberikan setiap minggu kepada penyelia, dia
mendapati bahwa dia sekarang memberi dua persentasi resmi dalam setahun. Rachel juga

mengeluhkan perasaan terasing dari karyawan diperusahaan. Di rapat direktur baru-baru ini, dia
mengekspresikan frustasi karena orang-orang tidak lagi memanggil namanya dengan nama
pendeknya, dan orang lain bahkan tidak tahu siapa dia.
Pertumbuhan di ICCR juga menuntut lebih banyak perencanaan dan pengambilan
keputusan yang didelegasikan kekepala departemen. Ini telah menajdi masalah bagi Rachel,
terutama dibidang perencanaan strategis. Rachel mendapati bahwa kepala departemen mulai
mengganti fokus ICCR dalam arah yang bertentangan dengan model idealnya, tentang apa yang
seharusnya dilakukan perusahaan dan apa yang paling baik untuk dilakukan. Rachel membangun
perusahaan dengan ide bahwa ICCR akan menjadi perpaduan yang kuat dari sains yang dapat
dianadalkan dan eksperimen klinis yang efektif biaya. Dan, dia tidak ingin melepaskan model
itu. Di sisi lain, sang direktur, ingin melihat ICCR menjadi serupa dengan perusahaan farmasi
standar yang didedikasikan, terutama untuk penelitian dan pengembangan obat-obatan baru.

Pertanyaan
1. Hal apakah dari kepemimpinan Rachel yang menyatakan dengan jelas bahwa dia
melakukan kepemimpinan transformasional ?
2. Dalam cara apakah pertumbuhan ICCR memberi dampak pada kepemimpinan Rachel ?
3. Berdasarkan masalah yang dihadapi Rachel sebagai akibat dari pertumbuhaan
perusahaan, apakah yang seharusnya dia lakukan, membentuk dirinya kembali sebagai
pemimpin transformasional di ICCR ?


Jawaban
1. Memperkerjakan mayoritas perempuan, Dukungannya untuk masalah perempuan terlihat
jelas dalam jenis penelitian obat-obatan yang dipilih untuk di laksanakan perusahaan, dan
dalam bantuannya untuk komite nasional tentang masalah penelitian dan kesehatan
perempuan. Di dalam ICCR, Rachel telah MENDESAIN program penitipan anak jadwal
kerja yang fleksibel bagi para ibu dengan anak yang masih kecil, serta paket asuransi
yang memberi perlindungan kesehatan penuh bagi karywan paruh waktu
(karena Rachel membangun perusahaan dengan ide bahwa ICCR akan menjadi
perpaduan yang kuat dari sains yang dapat dianadalkan dan eksperimen klinis yang
efektif biaya. Dan, dia tidak ingin melepaskan model itu. Di sisi lain,(kata kunci “serupa
dengan perusahaan farmasi standar yg didedikasikan” jadi perusahaan rachel tidak serupa
dengan perusahaan lain karena adanya kepemimpinan transformasional) sang direktur,

ingin melihat ICCR menjadi serupa dengan perusahaan farmasi standar yang
didedikasikan, terutama untuk penelitian dan pengembangan obat-obatan baru.
2. Orang-orang yang bekerja di ICCR menyatakan bahwa mereka tidak pernah bekerja di
tempat yang sangat liberal dan sangat positif dan memperlakukan karyawan dan
pelanggannya. Karyawan perempuan di ICCR merasakan dengan kuat kepemimpinan
Rachel, dan banyak dari mereka menggunakan Rachel sebagai teladan. (SEBAGAI

TELADAN)
3. SEBAB : Pertumbuhan di ICCR juga menuntut lebih banyak perencanaan dan
pengambilan keputusan yang didelegasikan kekepala departemen. Ini telah menajdi
masalah bagi Rachel, terutama dibidang perencanaan strategis.
AKIBAT : Rachel mendapati bahwa kepala departemen mulai mengganti fokus ICCR
dalam arah yang bertentangan dengan model idealnya, tentang apa yang seharusnya
dilakukan perusahaan dan apa yang paling baik untuk dilakukan

YANG HARUS DILAKUKAN : ?????????????????????????????ntahlaye

Dokumen yang terkait

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Yayasan (Sinpeya) Pada Balai Perguruan Putri (BPP) Pusat Bandung

7 79 187

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62

Rancangan media informasi tentang makanan tradisional Peyeum Bandung

5 77 1