Konsep tugas analisis sejarah dakwah

Pendahuluan
fundamental ummat manusia sebelum mengetahui agama, tetapi sudah
mempunyai sesembahan yang dianggap tuhan, jadi dengan kata lain adanya
pemikiran teologi untuk mencari eksistensi tuhan, melalui nalar atau akal yang
tidak dibekali ilmu pengetahuan dan bimbingan wahyu, sehingga terjadi
kesesatan. Hal ini karena primitifitas yang percaya sebuah kekuatan2 ghaib
maupun benda benda yang mempunyai kekuatan magis atau ruh. Kekaguman
akan alam semesta yaitu hewan, tumbuhan, dan elemen pendukung seperti tanah,
air udara, dan lain sebagainya. Sehingga terjadi pemikiran tentang asal mula alam
semesta, penelitian-penelitian, dsb. Semua itu berasal dari rasa penasaran
(curious).
Seperti yang kita ketahui, tidak semua manusia mendapatkan wahyu.
Wahyu hanya diturunkan kepada orang-orang tertentu ( nabi ). Dan manusia yang
mencari eksistensi Tuhan, hakikat manusia dan alam semesta, menggunakan akal
dan pemikiran filsafat ( seperti filosof romawi Socrates, Aristotelles, Plato, dll ),
walaupun tidak semua manusia dianugerahi wahyu dari Tuhan, tetapi Tuhan
menganugerahi manusia akal pikiran, berguna untuk berpikir, memecahkan
masalah, dan mencari hakikat dan kebenaran.
Dengan turunya wahyu kepada para nabi dan rasul, berarti Tuhan
menunjukkan eksistensinya kepada manusia, yang membuktikan bahwa Tuhan itu
ada. Membantah hasil buah pemikiran para filosof barat yang menggambarkan

Tuhan itu Dewa-dewa, mereka hanya menggunakan akal yang terbatas tanpa
penguatan wahyu. Setidaknya, mereka termasuk jenius karena mengetahui konsep
Tuhan, mereka mencari dan meneliti, bukan diam saja meratapi hidup.
Wahyu turun di tengah-tengah orang-orang jahiliyah yang sudah sangat
keterlaluan dalam limbah kesesatan dan kemaksiatan. Inilah tugas-tugas para nabi
untuk berdakwah, membimbing mereka ke jalan yang benar, Allah menurunkan
para nabi Wahyu dan Mukzizat untuk membuktikan bahwa mereka utusan Tuhan.
Sebetulnya orang-orang kafir mempunyai akal, tetapi mereka tidak
menggunakanya untuk mencari kebenaran, mereka hanya ingin kesenangan.
Setiap hari hidup dalam kegelapan, pagi, siang, petang, malam, sama saja tidak
ada azan, shalat, ibadah, aturan, dll. Saya tak dapat membayangkan hidup yang
seperti itu, untuk itu manusia membutuhkan bimbingan Tuhan melalui para nabi.
Itu disebabkan karena pada saat itu belum ditemukanya teknologi jam dan
penanggalan, sehingga orang-orang hidup dalam kebutaan pengetahuan. Tidak
seperti saat ini, kita tinggal menikmati teknologi hasil penelitian para ilmuan, dan
pendidikan yang sudah ada. Kira-kira seperti itulah analisis orang-orang zaman

1

terdahulu menurut saya, mereka lahir di bumi ini tetapi mereka berpikir, mereka

penasaran dan mencari tahu dunia ini yang begitu luas, dibuat kecil dan dapat
dijangkau dengan instrumen globe dan peta. Menaklukkan dunia yang liar dan
berbahaya, samudera, luar angkasa, hutan, hewan buas, dll. Yang menurut saya
begitu mengerikan dan membuat saya trauma. Menurut saya itulah arti manusia
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini, untuk menaklukkan dunia,
mengelola bumi, membuat peradaban manusia.

Pembahasan
1. Faham Ketuhanan Dalam Masyarakat Arab Jahiliyah
Sejarah menyebutkan kebiasaan orang-orang arab membawa batu-batu
yang akan menjadi teman dalam perjalanan. Mungkin batu serupa itu dipandang
mempunyai tuah, dan dengan demikian mereka percaya dengan Dinamisme. Yang
jelas masyarakat jahiliyah percaya pada animisme. Mereka memang berpendapat
bahwa segala yang ada di sekeliling mereka mempunyai roh. Pohon-pohon, batu
padang pasir, gua, matahari, dan sebagainya mempunyai roh. Al-saffa dan Almarwah di zaman jahiliyah adalah dua bukit yang dimuliakan dan dijadikan
tempat beribadat. Batu-batu yang menarik rupanya dimuliakan dan disembah,
terlebih-lebih batu yang berasal dari tanah haram di Mekkah. Batu-batu serupa itu
oleh setiap kabilah dibawa turut serta dalam peperangan dengan kabilah lain.
Kemudian roh-roh ini meningkat menjadi dewa-dewa. Untuk dewa-dewa
itu dibuat patung-patung. Tiap kabilah mempunyai dewanya sendiri, dan menurut

Ibn Hisyam patung-patung jahiliyah berjumlah 360. Selain di patung-patung,
dewa-dewa juga tinggal di batu besar, bukit, padang pasir, dan sebagainya.
Dewa-dewa itu mempunyai tugas-tugas tertentu seperti tugas mengobati, tugas
memberi keturunan, tugas menjauhkan kelaparan, tugas menjauhkan penyakit
menular, menurunkan hujan, memberi kemenangan dalam peperangan, dan
sebagainya.
Bagi quraisy patung Hubal adalah salah satu patung yang dimuliakan dan
bertempat di Ka’bah. Dewa yang ada dalamnya dipandang sebagai dewa yang
menurunkan rezeki bagi manusia. Patung ini diperbuat dari batu akik dan
mempunyai bentuk manusia.
Arab Taif menyembah Al-lata, batu putih empat persegi. Dewa ini adalah
dewa musim panas: “Tuhan kamu bermusim panas dengan Lata terhadap dingin
Ta’if.” (Syair tentang Lata).

2

Al ‘Uzza menurut riwayat adalah 3 pohon kayu dan merupakan dewa
musim dingin: “Tuhan kamu bermusim dingin dengan ‘Uzza terhadap panas
Tahamah.” (Syair tentang ‘Uzza).
Manata : patung yang paling tua, dikabarkan batu, adalah dewa nasib atau

kada dan kadar. Selain dari ini ada lagi wadd dewa cinta, Yaghut (dalam bentuk
singa), Ya’uq (dalam bentuk kuda), Nasr (elang) dan Sua’ (perempuan) yang
tersebut dalam surah 71 (Nuh) ayat 23: “Dan mereka berkata: ‘Jangan sekali-kali
kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekalikali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa’,
Yaghuts, Ya’uq, dan nasr”.
Seterusnya ada al-Jalsad (batu putih dalam bentuk muka manusia) di
Hadramaut, Manaf (batu hitam, nama orang. ‘Abd Manaf =nenek moyang nabi
Muhammad) Marhab dsb. Diantara patung-patung yang banyak itu tigalah yang
kemudian meningkat dan dipandang lebih berkuasa dari yang lainya, yaitu alLata, al-Uzza, dan Manah, sebagai ternyata dari surah 53 Al-Najm: 19-21: “Maka
apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al-lata dan aluzza(19) dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak
perempuan Allah)?(20) apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk
Allah (anak) perempuan?(21).
Dan ketika tawaf di Ka’bah orang-orang Arab jahiliyah membaca: “Demi
Lata, ‘Uzza dan Manah dewa ketiga. Mereka adalah dewi-dewi mulia dan
syafa’at mereka dapat diharapkan.”(bacaan jahiliyah sewaktu tawaf).
Menurut sejarahnya, di antara yang tiga ini dua patung yang kemudian
yang meningkat ke tempat yang lebih tinggi, yaitu al-Lata dan al-Uzza sebagai
ternyata dari hadis Muslim: “Manusia bergegas menyembah Lata dan ‘Uzza demi
malam berganti dengan siang.” (hadis).
Selanjutnya ialah: apakah pernah salah satu dari yang dua ini kedudukanya

meningkat lebih tinggi dari yang lain, seperti halnya dengan Zeus dalam agama
Yunani, Yupiter dalam agama Roma, Agni dalam Veda dan Yahwe dalam agama
Yahudi ? Kelihatanya tidak, al Lata dan al-‘Uzza ataupun Manah tidak pernah
salah satu dari mereka mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang lain, agar ia
kemudian menjadi tuhan nasional atau tuhan internasional.
Dalam paham Arab jahiliyah, di atas segala dewa ini masih ada suatu
kekuatan gaib yang lebih berkuasa, yang mereka beri nama Allah. Bahwa konsep
Allah mereka kenal dari syair-syair jahiliyah, seperti: “Katanya: ‘demi Allah
engkau tidak berdaya. Kulihat cinta belum melepaskan dirimu”(Amrul Qais).

3

“Janganlah sembunyikan dari Allah apa yang ada dalam hatimu. Bagaimanapun
Allah pasti tahu”.(Zubair ibn salma).
Selain dari itu, nama Abd Allah yang dikenal di zaman jahiliyah juga
menunjukan bahwa konsep Allah telah ada pada mereka. Sebagai diketahui bapak
nabi Muhammad Saw juga bernama Abd Allah (Abdullah).
Bahwa Allah berkedudukan lebih tinggi dari dewa-dewa lainya ternyata
dari syair berikut: “Demi Lata serta ‘Uzza dan orang-orang yang percaya
padanya, dan demi Allah, sesungguhnya Allah lebih besar dari mereka.”(Qus ibn

hajar). Dalam Al-quran, keterangan serupa ini juga terdapat Q.S. Az-Zumar (39):
3: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik). Dan
orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):”Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara
mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
Faham Allah ini kemudian ditonjolkan kembali ke atas oleh kaum Hanif.
Kaum hanif adalah orang-orang yang tak puas dengan agama politeisme 1 arab
meninggalkan penyembahan patung-patung dan dewa-dewa dan mencari agama
yang sesuai dengan akal mereka, yang lebih terbuka dari akal Arab jahiliyah pada
umumnya. Diantara mereka ada yang pergi menganut agama kristen , seperti
Waraqah bin naufal dan Usman bin Huwairith (pergi ke Bizantium). Yang lainya
kembali ke al-Hanifah (agama nabi Ibrahim) seperti Zaid bin Amr bin Naufal:
“Satu tuhankah atau seribu tuhan yang kupuja setelah keadaan menjadi jelas?”
“Saya tinggalkan Lata dan ‘Uzza semuanya, demikianlah sikap orang kuat lagi
sabar.”(Zaid Ibn Amr). Juga Umaiyyah bin Abi al-Salt: “Tiap agama di hari
kiamat bagi Allah akan hancur kecuali agama Hanif.”
Menurut riwayatnya Umaiyyah bin Abi al-Salt mengharap akan menjadi
Nabi tetapi ketika nabi Muhammad yang mendapat wahyu, ia tak mau

mengakuinya, sebagai tersebut dalam syairnya: “Penyakit ini telah menjadi
nasibku dan aku tahu bahwa agama Hanif benar, tetapi terhadap agama
Muhammad aku ragu.”
Allah dalam faham kaum Hanif ini adalah Tuhan tunggal dan Tuhan
seluruh manusia dan Tuhan seluruh alam. Jadi berlainan dengan perkembangan
faham ketuhanan dalam bangsa yahudi perkembangan faham ketuhanan dalam

1 Roh nenek moyang dan dewa

4

masyarakat Arab jahili tidak meningkat dari politeisme kepada henoteisme2, tetapi
langsung kepada monoteisme.
Faham monoteisme yang dibawa agama Hanifiah atau nabi Ibrahim inilah
yang disempurnakan dan disucikan kembali dari segala kesamaran-kesamaran
yang ada padanya oleh wahyu yang turun kepada nabi Muhammad Saw.3
2. Singkat Tentang Peninggalan Nabi Ibrahim
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kira-kira seperti itulah
gambaran masyarakat jahiliyah sebelum islam datang, bahkan awalnya sudah
sangat parah layaknya orang gila, tapi bukan satu orang tetapi satu populasi.

Ummat yang dihadapi nabi Muhammad seperti penjelasan di atas adalah seperti
ummat nabi Ibrahim yang masih melestarikan penyembahan berhala. Sejarah nabi
Ibrahim, yang sering menghadapi orang-orang penyembah berhala, bahkan
menghancurkan 3 berhala besar mereka kecuali yang paling ditinggikan kaum
jahiliyah, beliau menaruh kapak di tangan patung tersebut untuk menimbulkan
kesan bahwa yang menghancurkan 2 patung lainya adalah patung tertinggi (alLata).
Agama islam yang diajarkan nabi Ibrahim adalah agama Hanifiah dan
penganutnya disebut kaum Hanif. Kaum Hanif sudah menganut pemahaman
monoteisme, dan mengenal Allah Swt sebagai Tuhan, tetapi tetap masih sulit
meninggalkan tradisi menyembah berhala. Dan tradisi ini dilestarikan sampai
pada kaum Quraisy di Makkah.
Sejarah membuktikan bahwa yang membangun Ka’bah pertama kali
adalah nabi Ibrahim A.S dan nabi Ismail A.S dan tradisi naik haji ke Makkah
sudah dijalankan sebelum Rasulullah berdakwah. Para kafir quraisy meletakkan
patung-patung berhala mereka di pinggiran Ka’bah.
Al-saffa dan Al-marwah di zaman jahiliyah adalah dua bukit yang
dimuliakan dan dijadikan tempat beribadat. Batu-batu yang menarik rupanya
dimuliakan dan disembah, terlebih-lebih batu yang berasal dari tanah haram di
Mekkah. Batu-batu serupa itu oleh setiap kabilah dibawa turut serta dalam
peperangan dengan kabilah lain. Kabilah adalah raja2 dari negeri lain seperti

Yatsrib, yang datang ke Makkah untuk naik haji ataupun jiarah, dan banyak
patung – patung yang disandarkan di dinding Ka’bah oleh penduduk Makkah
yaitu kafir quraisy.
3. Sosok Rasulullah Saw
2 Banyak dewa, satu yang tertinggi
3 Nasution Harun, Dr. Prof. “Falsafat Agama”. Jakarta: Bulan Binang(1973)

5

Nabi Muhammad Saw, lahir pada tahun 570 M di Makkah. Ayahnya
meninggal 6 bulan sebelum nabi Muhammad saw lahir menyebabkan Muhammad
saw lahir sebagai seorang yatim dan akhirnya dikirim untuk tinggal bersama
Halimah binti Abi dhuayb dan suaminya hingga Muhammad menginjak umur 2
tahun. Ketika berumur 6 tahun, Muhammad kehilangan ibunya dan menjadi yatim
piatu, dimana akhirnya Muhammad tinggal bersama kakeknya Abdul Muthalib. 2
tahun setelah tinggal bersama kakeknya, kakeknya pun meninggal dan membuat
Muhammad dirawat oleh Abu thalib pamanya.
Ketika menginjak remaja, Muhammad sering menemani pamanya dalam
perjalanan ke Syria demi melakukan perdagangan dan mendapatkan pengalaman
dalam perdagangan komersil, satu-satunya gerbang karir yang terbuka untuk

Muhammad sebagai yatim piatu.4 Nabi Muhammad saw menikah dengan
Khadijah pada umur 25 tahun, dan umur Kadijah 40 tahun.
Sejak beranjak remaja, pada sosok Muhammad telah terpancar tanda-tanda
kejujuran dan kebersihan perilakunya. Kenyataan ini telah diakui oleh kalangan
kaum Quraisy sendiri, sebelum beliau menerima wahyu dari Tuhan, sebagai nabi
penyeru kebenaran. Saat itu, dia telah dikepung oleh suatu perilaku ketidaksetiaan,
kemabukan, ketunasusilaan, penindasan, kekufuran, dan pembunuhan anak
perempuan. Agama yang benar yang telah diajarkan oleh nabi-nabi terdahulu,
telah luntur diguyur oleh derasnya kebejatan. Muhammad saw lahir dengan segala
kejernihan dan kejujuran moral.
Jatuhnya Hajar Aswad dari tempatnya karena didera banjir adalah
sepenggal kisah menarik yang menjadi satu bukti dan yang banyak dikutip para
sejarawan. Ketika itu Hajar Aswad terlepas dari tempatnya akibat dari banjir yang
melanda wilayah Makkah, dimana Ka’bah berada telah mengoyak batu yang
berharga itu. Muhammad dipercaya oleh klan-klan yang ada di sekitar kota
Makkah pada saat itu sebagai orang yang berhak untuk meletakan Hajar Aswad ke
tempatnya semula. Padahal saat itu mereka saling rebut, kesepakatan itu terjadi
ketika satu tawaran disepakati, “Siapa yang pertama kali datang di kompleks
Ka’bah, dialah yang berhak untuk mengembalikan Hajar Aswad”. Muhammadlah
yang ternyata saat itu tiba pertama kali.

Tapi muhammad Saw bukanlah orang yang gila publikasi dan kehormatan.
Dia tidak ingin menikmati hak istimewa itu sendirian. Direntangkanlah surbanya,
wakil dari berbagai klan-klan yang ada dimintanya untuk memegang empat sudut
4 Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabi-muhammad-sawmenerima-wahyu-pertama.html&ei=ghwquZIU&Ic=idID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480597063&sig=AF9NedmtAwr_t_5Z9nj3dG4a0aS
WYuHaFw

6

surban itu, lalu Hajar aswad ditaruhnya di tengah. Sesampainya didepan Ka’bah,
Muhammad lalu meletakan Hajar aswad ketempat semula. Masyarakat Arab
mengakui bahwa Muhammad adalah pemuda yang dapat dipercaya, oleh karena
itu, dikemudian hari dia memperoleh gelar “Al-Amin”.
Taha Husain dengan bahasa yang romantik melukiskan keluhuran akhlak
Muhammad Saw. Sejak di usia remaja, tidak seperti anak-anak sebayanya, dia
suka menyendiri, jauh dari arena judi, pesta mabuk-mabukan dengan perbuatan
mesum dan berbagai kenakalan remaja pada zamanya. Pada usia 20 tahun,
Muhammad telah ikut terlibat didalam majelis sesepuh Quraisy, yang kelak
melahirkan perjanjian kebulatan tekad yang diberi nama Hilful Fudul. Muhammad
hadir bukan sekedar jadi peserta, lebih dari itu, dia tampil sebagai bintang
perdebatan, karena kecerdasan dan kebijaksanaanya di forum itu mengalahkan
pikiran-pikiran orang lainya yang lebih tua usianya. Suatu pribadi yang teramat
sulit untuk ditemukan bandinganya pada saat itu.
Oleh karena itu, orang Quraisy memusuhi Muhammad bukan karena
akhlaknya, tetapi ajaran Islam yang dibawanya yang (menurutnya) telah
mengganggu kekuasaan dan otoritas yang selama itu berada di genggaman para
pembesar Quraisy.
4. Sosok Khadijah binti Khuwaylid dan fenomena wahyu pertama
Kredibilitas kedirian Muhammad Saw seperti yang disebutkan diataslah
yang kemudian membuat Khadijah jatuh hati. Siapakah Khadijah? Dia adalah
pedagang sukses di Makkah. Kelak, dia akan menjadi perempuan pertama yang
masuk Islam. Nama lengkapnya, Khadijah binti Khuwaylid bin Asad bin ‘Abdul
‘Uzza bin Qushay bin Kilab al-Qurasyiyyah al-Asadiyyah. Ia lahir dari keluarga
terhormat, kira-kira lima belas tahun sebelum tahun gajah. Ibunya bernama
Fathimah binti Za’idah bin Asamm.
Ia adalah perempuan yang berpikiran tajam, cerdas, berkepribadian luhur.
Wajar bila banyak tokoh Quraisy yang menaruh hati kepadanya. Wajar jika ia
memperoleh julukan “wanita suci”. Sebelumnya dia pernah dipinang oleh
Waraqah bin Nawfal, tetapi mereka urung menikah. Sebelum menikah dengan
Muhammad Saw dia pernah menikah dua kali. Pertama, dengan Abu Halah bin
Zurarah al-Tamimi (nama sebenarnya Hindun bin Nabbash) yang menurunkan
seorang putra bernama Halah dan seorang putri bernama Hindun. Setelah Abu
Halah meninggal dunia, Khadijah menikah lagi dengan ‘Atiq bin A’idz bin
‘Abdullah al-Makhzumi. Pernikahan yang kedua ini tidak berlangsung lama,
karena mereka akhirnya berpisah.

7

Setelah cerai, janda cantik dan kaya ini telah menampik berpuluh-puluh
laki-laki yang meminangnya, semuanya dia tolak. Ia tampaknya ingin
berkonsentrasi mengasuh anak-anaknya dan mengurus bisnisnya. Namun, saat dia
menyaksikan Muhammad, laki-laki Quraisy yang jujur dan berwibawa, hatinya
menjadi bergetar. Hasratnya untuk menikah lagi mulai terusik. Kejujuran
Muhammad memang tidak diragukan, bukan hanya dimata Khadijah, tetapi juga
masyarakat Quraisy pada saat itu. Atas dasar kejujuran itulah, Khadijah berani
membayar tinggi Muhammad saat menjalankan bisnisnya, memberi komisi 40%,
sebelumnya kepada orang lain dia hanya memberi komisi 20%.
Saat cintanya tidak lagi mampu dibendung, Khadijah meminta Nafisah
binti Munabbih, teman dekatnya, untuk menemui Muhammad Saw mengabarkan
perihal keinginanya menikah dengan dirinya. “wahai Muhammad apa yang
menghalangimu untuk menikah?” “aku tidak mempunyai apa-apa untuk
menikah.” Jawab Muhammad.
Nafisah tersenyum lalu berkata, “seandainya ada yang mau mencukupimu
dan engkau diminta untuk menikahi seorang wanita yang kaya, cantik, terhormat,
apakah kamu mau?” “tetapi siapa dia?” tanya Muhammad. “Khadijah binti
Khuwaylid” jawab Nafisah. “jika ia setuju, aku akan menerima” jawab
Muhammad.
Nafisah lalu bergegas menemui Khadijah untuk menyampaikan kabar
gembira tersebut. Muhammad juga memberitahukan paman-pamanya perihal
keinginanya menikahi Khadijah. Selanjutnya, Abu Thalib, Hamzah, dan pamanpaman Muhammad yang lain menemui paman Khadijah, ‘Amr bin Asad, untuk
meminang Khadijah dan menyerahkan maharnya. Pada acara akad pernikahan,
Khadijah menyembelih beberapa ekor ternak untuk dibagikan kepada fakir
miskin. Halimah al-Sa’diyah (ibu susuan Muhammad Saw) dan beberapa
kerabatnya, juga hadir dalam acara itu. Saat mereka pulang, Khadijah
menghadiahinya empat ekor kambing, pernikahan itu dilakukan dengan sangat
meriah.
Perkawinan itu terjadi pada saat Khadijah berusia 40 tahun, sedangkan
Muhammad berusia 25 tahun. Usia mereka erpaut lama, namun keduanya
menemukan apa yang mereka cita-citakan. Dari pernikahanya dengan Khadijah
ini, nabi Muhammad Saw dianugerahi dua putera yaitu, Al-Qasim dan ‘Abdullah
al-Thahir al-Muthahhar (keduanya meninggal sewaktu masih kecil), dan empat
puteri (Zainab, Ruqayyah, Umm Kultsum, dan Fatimah).
Kematian al-Qasim dan ‘Abdullah membuat Khadijah dan Muhammad
merasa kehilangan, dan menghadapi situasi yang sulit. Sebab, mereka hidup pada

8

suatu zaman yang membenarkan anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup. Dan
menjaga keturunan laki-laki sama dengan menjaga suatu keharusan hidup. Oleh
karena itu, ketika seorang budak bernama Zayd bin Haritsah didatangkan, beliau
meminta kepada Khadijah agar membelinya untuk kemudian dimerdekakan.
Namanya pun berubah, orang-orang menyebutnya Zayd bin Muhammad (dia
kelak menjadi sahabat nabi). Dalam situasi dan tradisi Arab yang demikian,
Muhammad Saw tetap memberikan perhatian dan kasih sayang yang penuh
kepada anak-anaknya yang perempuan.5
5. Turunya wahyu pertama
Pada saat pernikahan yang ke 15 tahun, tepatnya pada saat nabi
Muhammad Saw berusia 40 tahun, dan usia Khadijah kurang lebih 55 tahun. Nabi
Muhammad banyak menghabiskan waktunya sendirian untuk berdoa dan
berspekulasi tentang aspek penciptaan. Ia mulai prihatin terhadap kesenjangan
sosial, ketidak adilan, diskriminasi, perang antar suku, dan penyalahgunaan
kekuasaan. Degenarasi moral orang-orang yang ada disekitarnya dan
petualanganya untuk mencari agama yang sesungguhnya menjadi motor
penggerak untuk Muhammad mulai mengasingkan diri ke gua Hira, tiga mil
jauhnya dari Mekkah untuk berkontemplasi dan berefleksi diri. pada sast
berkontemplasi inilah dipercaya malaikat Jibril muncul di hadapan Muhammad
pada sekitar tahun 610 M dan berkata “bacalah!”, namun ternyata Muhammad
berkata bahwa ia tidak tahu cara membaca. Karena itulah Jibril memeluknya erat
sebanyak dua kali dan setelahnya, menyuruh Muhammad membaca ayat yang
kemudian menjadi wahyu pertama Muhammad Saw. Sebuah potongan dari surah
al-Alaq ayat 1-5.
Bingung akan pengalaman yang baru saja ia alami, Muhammad pun
pulang ke rumah dimana ia kemudian ditenangkan oleh Khadijah istrinya yang
kemudian membawanya pada sepupunya Waraqah ibnu Naufal. Waraqah tidak
asing dengan skriptur kristen dan yahudi, dimana kemudian Waraqah bertestifikasi
tentang kenabian Muhammad. Waraqah kemudian menyatakan bahwa yang dilihat
oleh Muhammad adalah Namus yang dikirim oleh Allah pada Musa. Waraqah
juga meramalkan bahwa Muhammad akan diusir dari tempat ia tinggal sekarang
dan bersumpah jika ia memiliki umur panjang ia akan menyokong Muhammad
sekuat tenaga.6

5 Gusmian Islah(2007). “mengapa nabi Muhammad berpoligami?”. Yogyakarta: Pustaka Marwa
6 Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabi-muhammad-sawmenerima-wahyupertama.html&ei=gHwquZIU&lc=id=ID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480597063&s
ig=AF9NedmtAwr_t_5Z9nj3dG4a0aSWYuHaFw

9

Namun beberapa bulan setelah kejadian di Jabal Nur itu, Muhammad
tidak pernah lagi didatangi sosok bernama Jibril itu lagi. Muhammad sempat
kecewa dan merasa bahwa ia ditinggalkan Tuhanya. Tampaknya Allah sedang
menguji kesabaran calon utusan-NYA ini.
Hingga pada suatu saat, Muhammad kembali melihat sosok tersebut
berada diantara langit dan bumi seraya berkata: “wahai Muhammad, kamu adalah
utusan Allah kepada manusia”. Muhammad sangat terkejut dan lari ketakutan. Ia
segera pulang dan meminta istrinya menyelimuti dirinya. Namun kali ini,
makhluk asing itu terus mengejarnya dan berkata: “Hai orang yang berkemul
(berselimut) bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah dan
pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa (menyembah berhala)
tinggalkanlah dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah”.(Q.S.Al-Mudatsir(74): 1-7).
Sejak itulah Muhammad menyadari bahwa dirinya adalah utusan Allah
Swt. Dan melalui perantaraan malaikat Jibril, beliau menerima perintah, larangan
dan tugas dari Allah Swt. Itulah kumpulan wahyu Al-Qur’anulkarim, yang
diterimanya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari hingga ajal menjemputnya di usianya
yang ke-63 tahun.
6. Dakwah Rasulullah Saw
Dari turunya wahyu kedua diatas, menandakan bahwa rasul harus memulai
tugasnya sebagai nabi, yaitu berdakwah. Orang yang pertama mengakui kerasulan
ini yaitu istrinya Khadijah dan ponakanya yang memang tinggal satu rumah
dengan Rasullulah yaitu Ali bin Abu Thalib anak pamanya sendiri. Ketika itu, Ali
baru berusia 10 tahun. Kemudian disusul orang-orang dekatnya seperti karibnya
sejak kanak-kanak yaitu Abu Bakar, bekas budaknya yang diperlakukan bagai
anaknya sendiri, Zaid bin Haritsah dan Ummu Aiman, pengasuhnya ketika kecil.
Rasulullah memulai dakwah di lingkungan keluarganya sendiri dan secara
sembunyi-sembunyi pula. Kedua paman rasulullah yaitu Abbas bin Abdul
Muthalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib memeluk Islam pada era tersebut.
setelah keluarga dekat yang kemudian tertarik mengikuti ajaran baru ini adalah
orang-orang dari golongan lemah, fakir, dan kaum budak.
Selanjutnya, Abu Bakar berhasil mengajak beberapa teman dekatnya
seperti Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin
Abbi Waqqas dan Thalhah bin Ubaidillah, Aisyah, putri Abu Bakar menyusul tak
berapa lama kemudian sebagai orang yang ke 21 atau 22 pemeluk Islam.

10

Ketika Rasulullah Saw merasa bahwa rumahnya tidak lagi cukup untuk
menampung para sahabat maka rasulpun memutuskan untuk menggunakan rumah
milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Madrasah pertama ini terletak
tersembunyi di bukit Shafa. Di tempat inilah rasulullah secara sembunyisembunyi menerangkan, mengajarkan, dan mempraktekkan ayat-ayat yang
diturunkan kepada beliau.
Ayat-ayat yang turun dengan berbagai cara. Ada yang langsung masuk
kedalam hati beliau, kadang malaikat Jibril datang dengan menyamar sebagai
tamu laki-laki dan yang paling berat adalah ketika ayat turun dengan diawali
bunyi lonceng yang berdentang nyaring di telinga Rasulullah. Para sahabat
menuturkan ketika ayat turun dalam keadaan ini, wajah Rasulullah terlihat
berpeluh sekalipun saat itu adalah musim dingin. Bahkan tidak jarang unta
Rasulullah jatuh terduduk saking beratnya menanggung tubuh Rasulullah ketika
itu. Ini terjadi ketika ayat turun di tengah perjalanan.
Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: “Aku adalah penulis wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunya wahyu itu
seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti
permata”.
Rasulullah memberitahukan dengan jelas mana ayat-ayat al-Qur’an, mana
hadis Qudsi dan mana hadis nabawiyah. Rasulullah menyuruh para sahabat agar
segera menghafal ayat-ayat Al-Qur’an tersebut begitu ayat-ayat tersebut turun.
Para sahabat yang mampu menulis kemudian mencatatnya di berbagai media yang
memungkinkan, seperti daun-daunan, pelepah, bebatuan, dsb.
Sebaliknya, demi menghindari kesalahan dan kerancuan, Rasulullah
melarang para sahabat menuliskan hadist, yaitu apa yang dikatakan, dilakukan,
ataupun diamnya nabi. Namun beliau tidak melarang menghafalnya. Hafalan
tentang hal tersebut kemudian disampaikan secara turun-temurun kepada anak
cucu para sahabat. Di kemudian hari pengetahuan dan ilmu tersebut oleh
diantaranya Bukhari dan Muslim, dikumpulkan dan dicatat hingga menjadi hadis
Nabawiyah yang sampai kepada kita sekarang ini.7
7. Dakwah terang-terangan
Rasulullah baru mulai berdakwah secara terbuka setelah turun ayat yang
memerintahkan beliau untuk itu. “Maka sampaikanlah olehmu secara terang7 Googleweblight.com/?lite_url=http://suhefriandi.blogspot.com/2015/04/rasulullah-sawberdakwah-secara.html?m%3D1&ei=5dDN5Svl&lc=idID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480521993&sig=AF9NedlRkaB5cLYKRNtNIk96yuCg
AeCViA

11

terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik (Q.S.Al-Hijr: 94)” . Ini terjadi setelah beliau
berdakwah secara diam-diam selama 3 tahun lamanya dan pengikutnya ada sekitar
40 orang.8
Dakwah secara terbuka bukan hanya dilakukan pada periode Madinah
tetapi juga di periode Makkah. Selain dari turunya ayat yang memerintahkan
untuk berdakwah secara terbuka, karena dakwah secara diam-diam sudah bocor di
telinga kaum musrikin, sehingga mereka sudah mengetahui aktivitas dakwah sirr
tersebut, sehingga timbul kemarahan dan kedengkian orang-orang kafir Quraisy.
Dan merupakan ujian yang sangat berat menghadapi watak dan perilaku para kafir
Quraisy saat itu yang tidak menerima suatu hal yang baru. Terutama pamanya
sendiri Abu Lahab dan istrinya yang benci dan memusuhi keponakanya sendiri,
Rasulullah Saw. Sedangkan Abu Thalib selalu mendukung dan membela
Muhammad Saw walaupun dia tidak masuk Islam, tetapi Abu Lahab dan orangorang kafir Quraisy sering menghasutnya dan menjelek-jelekan Muhammad Saw,
tetapi beliau tidak percaya dan tetap menyayangi keponakanya yang tinggal
bersamanya sejak kecil itu.
Langkah pertama yang dilakukan nabi Muhammad Saw dalam berdakwah
secara terbuka adalah mengundang dan menyeru kerabat dekatnya dari Bani
Muthalib. Ia mengatakan kepada mereka, “Saya tidak melihat seorangpun dari
kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik
dari apa yang saya bawa kepada kalian. Saya bawakan padamu dunia dan akhirat
yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya untuk mengajak kalian semua. Siapakah
diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?” mereka semua
menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.9
Kemudian Muhammad Saw naik ke bukit Shafa dan mengumpulkan
orang-orang dengan berteriak Ya Sabakha! Ya Sabakha!. Panggilan ini dipakai
bangsa Arab jika ada sesuatu yang penting. Karena itulah kaum Quraisy yang
mendengar panggilan tersebut segera berkumpul dan tidak dapat terpakasa
mengirimkan orang untuk mendengarkan apa yang dikatakan Rasul. Setelah
semua berkumpul, Rasul berkata: ”Hai Banu Abdul Muthalib, Banu Fihr, Banu
Kaab!, bagaimanakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa dibelakang gunung
ini ada sepasukan kuda musuh yang datang untuk membinasakan kamu, apakah
kamu percaya apa yang aku katakan?” jawab mereka: “ Ya, kami akan percaya
karena tidak ada keraguan bagi kami untuk tidak mempercayaimu” kata Rasul:

8 Ibid
9 https://www.islampos.com/dakwah-nabi-muhammad-saw-pada-periode-mekkah-2-115795/

12

“ketahuilah oleh kamu bahwa aku adalah seorang pemberi peringatan kepadamu
tentang datangnya siksa Allah Swt”.
Semua orang yang hadir di tempat itu diam saja, kecuali Abu lahab,
setelah ia mendengar perkataan Rasul, ia memprotes: “Sesungguhnya celakalah
kamu sepanjang hari ini, hanya inikah kamu mengumpulkan kami?” 10 kemudian
Abu Lahab mengambil batu dan melemparkanya ke nabi Muhammad Saw. Dalam
menghadapi hal itu, Rasulullah bersikap tenang dan berjiwa besar, ia menghadapi
semuanya dengan kesabaran dan tawakkal kepada Allah Swt. Dari peristiwa itu,
turunlah ayat yang mengutuk Abu Lahab dan istrinya (Q.S.Al-lahab: 1-5).
Dengan seruan terbuka itu, nabi Muhammad dan Islam menjadi perhatian
dan perbincangan di kalangan masyarakat kota Makkah, ada yang setuju dan ada
yang membangkang yaitu kaum kafir Quraisy. Mereka selalu mengatur strategi
untuk mengacaukan kegiatan dakwah islam dan berusaha menghambat gerak laju
perkembangan agama islam di kota Makkah dan masyarakat Arab lainya.
Meskipun begitu, Rasulullah Saw terus berdakwah tanpa mengenal lelah,
tidak mempedulikan ejekan dan gangguan yang ditujukan kepadanya dan para
sahabatnya yang lain. Bahkan beliau terus berusaha dan berjuang untuk
menegakkan risalah Allah Swt di tengah-tengah kehidupan masyarakat Arab yang
tidak baik itu.11
8. Pra Hijrah ke Madina
Makkah merupakan pusat ziarah sejak zaman nabi Ibrahim hingga
sekarang. Baik pada masa pra islam hingga sekarang. Salah satu pendekatan
dakwah nabi adalah menawarkan agama islam kepada kabilah-kabilah yang
menziarahi Ka’bah. Meskipun tidak ada seorangpun yang mengikuti dakwah nabi
akibat teror dari kafir Quraisy, nabi tetap menjalankan tugas dakwaah itu. Setiap
musim haji dari tahun keempat sampai tahun kesepuluh dari kenabian beliau. Baru
pada tahun kesebelas kabilah Khajraj dari Yatsrib menyatakan memeluk agama
Islam berlanjut pada baiat Aqobah pertama dan kedua. Masuk islamnya kabilah
dari Yatsrib merupakan wasilah hijirahnya nabi ke Yatsrib atau kemudian lebih
dikenal Madina.12
Perkawinan Muhammad Saw dengan Khadijah berlangsung selama 25
tahun, setelah Khadijah wafat pada hari kedua puluh bulan ramadhan, tiga tahun
10 www.m.kompasiana.com/indahfajarrosalina/metode-dakwahrasul5517d45b813311a0669deb2b
11 https://www.islampos.com/dakwah-nabi-muhammad-saw-pada-periode-mekkah-2-115795/
12 www.pokjaluhkotabekasi.blogspot.com/2009/11/pendekatan-dakwah-nabi-muhammadsaw.html?m=1

13

sebelum hijrah (619 M) dalam usia 65 tahun usia rasulullah pada saat itu sekitar
50 tahun. Meninggalnya Khadijah merupakan peristiwa yang sangat berat bagi
nabi Muhammad Saw, apalagi 3 hari sebelumnya Abu Thalib paman beliau juga
baru saja meninggal dunia. Berat, karena Khadijah demikian juga Abu Thalib
adalah orang yang dengan terbuka menyokong sepenuh hati perjuangan beliau
dalam mendakwahkan islam di dataran Arabia. Itulah sebabnya pada tahun itu
dikenal dengan ‘amul khusni, tahun duka.13 Khadijah dimakamkan di dataran
tinggi Makkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun/Ma’la. Selisih waktu
kematian Khadijah dan Abu Thalib hanya satu bulan lima hari.
Abu Thalib wafat dalam usia 80 tahun . berkata Ibnu Hisyam: “Setelah
Abu Thalib wafat, kaum Quraisy bertambah leluasa melancarkan penyiksaan
kepada Rasulullah Saw, sampai orang awam Quraisy pun berani melemparkan
kotoran ke atas kepala Rasulullah. Sehingga pernah Rasulullah pulang ke rumah
berlumuran tanah. Melihat ini, salah seorang puteri beliau bangkit dan
membersihkan kotoran di rambut beliau sambil menangis. Tetapi Rasul berkata:
“janganlah engkau menangis wahai anakku, sesungguhnya Allah akan menolong
bapakmu”.14
Kepergian Abu Thalib memberikan peluang kepada kaum kafir Quraisy
untuk melakukan tindakan yang menjadi-jadi kepada nabi Muhammad Saw dan
para pengikutnya. Kaum Quraisy semakin gila melancarkan intimidasi kepada
kaum muslimin.
Seperti yang disebutkan pada paragrap pertama pada sub bab ini, karena
masuk Islamnya kabilah dari Yatsrib, berdampak pada masyarakat Yatsrib pula
mengikuti pemimpinya. Terdiri dari beberapa fase yaitu:


Bai’at Aqabah I

Tahun 621 masehi, datanglah 13 orang yakni penduduk Madina yang
menemui Rasulullah di bukit Aqaba. Mereka berikrar untuk memeluk agama
Islam.


Bai’at Aqabah II

Di tahun 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madina ke Makkah
yang terdiri dari suku Aus dan suku Khazraj yang pada awalnya mereka datang
untuk menunaikan ibadah haji, akan tetapi kemudian menjumpai Rasulullah dan
mengajak beliau agar hijriah ke Madina. Mereka berjanji untuk membela dan
13 Gusmian Islah(2007). “mengapa nabi Muhammad berpoligami?”. Yogyakarta: Pustaka Marwa
14 https://m.facebook.com/permalink.php?story_fbid=520446064664802&id=491028657606543

14

mempertahankan Rasulullah dan pengikutnya serta melindungi keluarganya
seperti mereka melindungi anak dan istri mereka sendiri.


Peristiwa pemboikotan dari kaum Quraisy

Pemboikotan yang dilakukan kaum kafir Quraisy kepada rasulullah dan
para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Muthalib). Pemboikotan yang dilakukan
kepada mereka diantaranya:






Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung nabi.
Tidak ada seorangpun yang berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan
orang muslim.
Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
Musuh nabi Muhammad harus didukung dalam berbagai keadaan
bagaimanapun.15
Memutuskan ziarah menziarah.

Dan pada fase ini, Rasulullah mendapatkan sebuah mukzizat yaitu Isra’
dan Mi’raj. Turunya perintah sholat.
9. Hijrah ke Madina
Sebelum memasuki Yatsrib, nabi Saw singgah di Quba selama 4 hari
beristirahat, nabi mendirikan sebuah masjid Quba. Tepat hari Jum’at 12 rabiul
awal tahun 1 hijiriah bertepatan 24 september 6 M. Nabi Saw mengadakan shalat
Jum’at yang pertama kali dalam sejarah Islam dan beliaupun berkhotbah di
hadapan muslimin muhajirin dan anshar.
Ummat Islam di Madina siap menyambut kedatangan nabi Muhammad
saat baiat Aqabah kedua telah dilaksanakan. Pada saat itu harapan dan optimisme
tumbuh disetiap diri mereka karena jumlah ummat islam semakin banyak. Kaum
muslimin di Madina yang menyambut kedatangan Rasulullah dan para sahabat
Muhajirin disebut kaum Anshar. Islam di Madina saat itu begitu bersemangat,
iman yang begitu bergelora di dalam jiwa mereka. Berbeda dengan kondisi
Makkah waktu itu yang begitu mencekam karena konflik dengan kaum Quraisy.
Allah lah yang menentukan waktu yang tepat untuk rasulullah beserta para
pengikutnya untuk memulai fase baru di kota Madina.
Pada saat itu, semua sahabat yang mampu untuk berhijrah maka
diwajibkan bagi mereka untuk berhijrah. Sebelum peristiwa hijrah kali ini,
sebenarnya ummat islam sudah pernah mengalami beberapa kali hijrah, yakni ke
negeri Habsyah sebanyak dua kali. Jadi hal ini bukanlah yang pertama dialami
15 www.habibullahurl.com/2015/06/alasan-nabi-muhammad-saw-hijiriah-ke-madinah.html?m=1

15

ummat islam. Alasan mengapa ummat islam memutuskan hijrah ke Madina karena
kesempatan yang mereka miliki di Makkah sangat kecil.
Dakwah Rasulullah Saw periode Madina berlangsung selama sepuluh
tahun, yakni dari 12 rabiul awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya
rasulullah Saw. Di sana, turun wahyu periode Madina, dan Rasul berdakwah
kepada ummat muslim, dan non muslim. Disini juga ada peristiwa piagam
Madina, dan Rasulullah mendirikan negara Islam dan diangkat menjadi Khalifah.
Setelah ada izin Allah Swt untuk berperang, sebagaimana firmanya dalam
surah al-Hajj(22): 29 dan al-Baqarah(2): 190, maka kemudian rasulullah dan para
sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan para kafir
yang tidak dapat dihindarkan lagi. “Dan perangilah orang-orang yang
memerangimu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. Q.S.al-Baqarah(2):
190. Terjadi beberapa peperangan yaitu, perang Mut’ah, perang Tabuk, perang
Badar, perang Uhud, perang Khandaq.
10. Penaklukan kota Makkah
Pada saat rasul dan kaum muslim hijrah ke Madina, para kafir Quraisy
merajalela di kota Makkah, itu seperti bangkitnya kembali zaman jahiliyah. Tentu
saja itu tidak boleh dibiarkan. Tetapi cobaan yang dihadapi Rasulullah dan kaum
muslimin tidak cukup disitu saja, ternyata kafir Quraisy terus saja mengusik
ummat islam walaupun di kota Madina sekalipun, dan bekerjasama dengan orang
yahudi di Madinah, sehingga ummat islam tidak boleh tinggal diam.
Setelah perang Khandaq, ummat islam dan kaum Quraisy mengadakan
perjanjian perdamaian, yaitu perjanjian Ubaidiyah. Ummat Islam dapat hidup
damai berdampingan dengan kaum Quraisy. Namun setelah beberapa lama kaum
Quraisy melanggar perjanjian tersebut dengan menyeraang sekutu ummat islam.
Ketika itu bani Khuza’ah bersekutu dengan ummat islam, sedangkan bani
Bakar bersekutu dengan kaum Quraisy. Bani Bakar menyerang bani Khuza’ah.
Banyak orang dari bani Khuza’ah yang terbunuh. Diantara bani Khuza’ah yang
selamat meminta pertolongan kepada rasulullah. Rasulullah segera
mempersiapkan pasukanya. Rasulullah dan tentaranya bergerak ke Makkah pada
bulan Ramadhan 8 hijiriah. Ketika sampai di Mar al-Zahran, rasulullah
memerintahkan untuk menyalakan ribuan api obor. Rasulullah juga mengutus Abu
Sufyan ke Makkah. Kaum Quraisy pun menyadari kedatangan rasulullah dan
tentara muslim. Kaum Quraisy bersembunyi karena tidak mampu melawan.

16

Akhirnya rasulullah dan tentara muslim tiba di Makkah. Rasulullah
mencium batu Hajarul Aswad. Kemudian, rasulullah dan tentara muslim
menghancurkan 360 berhala disekitar Ka’bah. Ia juga bertawaf sebanyak 7 kali.
Lukisan nabi Ibrahim dan patung berhala di dalam Ka’bah dihancurkan oleh
rasulullah.
Rasulullah mengatakan siapa saja yang bersembunyi di rumah masingmasing, di masjidil haram, atau dirumah Abu Sufyan akan dimaafkan. Penduduk
Makkah sangat senang dan banyak diantara mereka yang memeluk agama islam.
Banyak penduduk Makkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian
berbalik memeluk islam. Ketika Rasulullah Saw wafat, hampir seluruh zajirah
Arab telah memeluk agama islam. Banyak rintangan dihadapi oleh nabi
Muhammad Saw selama berdakwah. Namun, tidak sedikitpun beliau putus asa.
Nabi Muhammad diutus Allah bagi seluruh ummat manusia. Hal ini sesuai
dengan Al-qur’an,”Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada ummat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” Q.S. Saba:28.
Hal ini berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya. Mereka diutus Allah untuk
suatu kaum. Misalnya Allah mengutus nabi Shaleh kepada kaum Tsamud, nabi
hud kepada kaum ‘Ad, dan nabi Musa kepada kaum Bani Israil.16

Penutup
Inti dari analisis ini adalah sejarah islam pada masa nabi terakhir dan
dakwahnya. Dalam analisis ini saya lebih menekankan pada filosofi Ka’bah, dan
ajaran menyembah kepada Allah Swt yang diajarkan nabi terdahulu telah luntur.
Dan Abu Thalib paman nabi yang setia merawat nabi sejak kecil menggantikan
ayah, ibu, dan kakek beliau. Dan Khadijah istri yang selalu setia mendampingi
rasul terutama sejak wahyu pertama, Khadijah yang selalu merawat rasul.

16 Googleweblight.com/?lite_url=http://dunia-nabi.blogspot.com/2015/07/kisah-penaklukankota-mekkah.html?m%3D1&ei=5dRsIMHd&lc=idID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1483064685&sig=AF9NednKGEajngWWNDHLevTQu
rsXwlFUPA

17

Tapi perlu digaris bawahi bahwasanya, setelah 2 tahun menduda Rasul
menikah lagi dengan Saudah janda tua banyak anak. Tapi niat rasul menikahinya
adalah untuk melindunginya, bukan karena hal lain. Yang paling dicintainya
hanya Khadijah, niat rasul menikah lagi hanya untuk melindungi atau
menyelamatkan mereka dari kekafiran. Kemudian rasul menikahi Aisyah puteri
dari Abu Bakar setelah perang badar, untuk mempererat tali persaudaraan antara
mereka. Kemudian Hafshah Puteri Umar. kemudian dengan Zainab binti
Khuzaimah, janda dengan banyak anak. Keenam adalah Ummu Salamah
(Hindun), suaminya Abu Salamah yang wafat ketika berjuang dalam perang
Uhud. Ketujuh adalah Ummu habibah (Ramlah) ibunya adalah bibi dari Utsman
bin Affan. Ayahnya Abu Sufyan pemuka kafir Quraisy sebelum penaklukan kota
Makkah, suaminya Ubaidillah bin Jahsy, yang murtad dan mengajak habibah
untuk murtad tetapi dia tidak mau.. kemudian Zainab binti jahsy janda yang
dinikahi rasul berdasarkan wahyu. Kesepuluh adalah Juwairiyah binti al-Harits
budak dan tawanan perang yang dibebaskan nabi. Kesebelas adalah Maimuah
binti al-Harits janda yang menyerahkan jiwa raganya kepada nabi.
Demikianlah rasulullah menikahi menikahi sederet perempuan dalam satu
waktu dengan tujuan dakwah. Menolong perempuan dari gangguan orang-orang
kafir, setelah beliau menjalani dan memilih monogami dengan Khadijah selama
25 tahun.17

17 Gusmian Islah(2007). “mengapa nabi Muhammad berpoligami?”. Yogyakarta: Pustaka Marwa

18

Referensi
Nasution Harun, Dr. Prof. “Falsafat Agama”. Jakarta: Bulan Binang(1973)
Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabimuhammad-saw-menerima-wahyu-pertama.html&ei=ghwquZIU&Ic=idID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480597063&sig=AF9NedmtAwr
_t_5Z9nj3dG4a0aSWYuHaFw
Gusmian Islah(2007). “mengapa nabi Muhammad berpoligami?”. Yogyakarta:
Pustaka Marwa
Googleweblight.com/?lite_url=http://www.portalsejarah.com/kisah-nabimuhammad-saw-menerima-wahyupertama.html&ei=gHwquZIU&lc=id=ID&s=1&m=506&host=www.google.co.id
&ts=1480597063&sig=AF9NedmtAwr_t_5Z9nj3dG4a0aSWYuHaFw
Googleweblight.com/?
lite_url=http://suhefriandi.blogspot.com/2015/04/rasulullah-saw-berdakwahsecara.html?m%3D1&ei=5dDN5Svl&lc=idID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1480521993&sig=AF9NedlRkaB
5cLYKRNtNIk96yuCgAeCViA
https://www.islampos.com/dakwah-nabi-muhammad-saw-pada-periode-mekkah2-115795/
www.m.kompasiana.com/indahfajarrosalina/metode-dakwahrasul5517d45b813311a0669deb2b
www.pokjaluhkotabekasi.blogspot.com/2009/11/pendekatan-dakwah-nabimuhammad-saw.html?m=1
https://m.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=520446064664802&id=491028657606543
www.habibullahurl.com/2015/06/alasan-nabi-muhammad-saw-hijiriah-kemadinah.html?m=1
Googleweblight.com/?lite_url=http://dunia-nabi.blogspot.com/2015/07/kisahpenaklukan-kota-mekkah.html?m%3D1&ei=5dRsIMHd&lc=idID&s=1&m=506&host=www.google.co.id&ts=1483064685&sig=AF9NednKGE
ajngWWNDHLevTQursXwlFUPA

19