Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pemb

Tugas Individu
Pengembangan
Masyarakat
Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan
Infrastruktur Melalui Program Alokasi Dana Desa di
Desa Bialo, Kabupaten Bulukumba

Nama

: Risa Andini

NIM

:08131005

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Tekologi Kalimantan
2015

Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan Infrastruktur Melalui Program Alokasi

Dana Desa di Desa Bialo, Kabupaten Bulukumba

Pembangunan infrastruktur merupakan bagian penting dari pembangunan negara.
Pembangunan infrastruktur merupakan tulang punggung produksi dan pola distribusi barang
dan penumpang, perekat utama Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemicu pembangunan
suatu kawasan, pembuka keterisolasian suatu wilayah, dan prasyarat kesuksesan
pembangunan di berbagai sektor (Nur, Bulkis, & Naping, 2008). Pembangunan infrastruktur
ini tidak bisa hanya terpusat di kawasan perkotaan, namun juga pedesaan. Pembangunan
infrastruktur desa berguna dalam memajukan desa baik dari segi ekonomi, sosial, budaya,
dan teknologi, serta meningkatkan mobilitas masyarakat desa. Adanya pembangunan
infrastruktur desa dapat menopang kemampuan masyarakat desa dalam perbaikan kualitas
lingkungan maupun masyarakat desa sendiri.
Pemerintah, dalam upayanya membangun infrastruktur desa, seringkali menemui
kendala. Kendala yang sering ditemui oleh pemerintah dalam membangun infrastruktur desa
adalah adanya ketidakcocokan pembangunan dengan kebutuhan masyarakat desa, timbulnya
protes dari masyarakat desa, serta masalah pembiayaan. Adanya penolakan masyarakat desa
dengan pembangunan infrastruktur desa diakibatkan karena masyarakat merasa pembangunan
tersebut tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pemerintah juga menghadapi
kendala kekurangan dana untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur desa tersebut.
Sesuai dengan konsep pembangunan partisipatif, maka dalam pembangunan

infrastruktur desa, dibutuhkan partisipasi masyarakat desa dalam upaya pembangunan
infrastruktur desa tersebut. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, maka pembangunan
infrastruktur desa dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa tersebut. Selain
itu, pemerintah juga dapat terkurangi bebannya dalam hal kendala dana. Dengan melibatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur desa, maka masyarakat dapat
berpartisipasi dalam pemberian dana pembangunan.
Sama halnya dengan pembangunan infrastruktur desa di Desa Bialo, Kabupaten
Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Bialo adalah salah satu desa di Kabupaten
Bulukumba yang homogenitas masyarakatnya dari segi suku dan bahasa yang beragam. Di
desa ini ada etnis bugis yang mayoritas namun adapula etnis Makassar dan jawa. Dilihat dari
1

tingkat partisipasi masyarakat di desa ini keberagaman etnis dan bahasa tidak menjadi
kendala antar sesama warga untuk berinteraksi satu sama lain. Pembangunan infrastruktur
desa di Desa Bialo ini melibatkan partisipasi masyarakat desa, baik dalam hal dana, pikiran,
dan tenaga. Masyarakat bersama-sama bergerak dalam pembangunan infrastruktur desa.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur desa secara partisipatif di Desa Bialo ini, maka
kebutuhan masyarakat akan infrastruktur yang tidak ditangani oleh APBD dinas-dinas terkait
ini dapat terpenuhi.
Di Desa Bialo, pembangunan infrastruktur desa melalui Program Alokasi Dana Desa

ini melibatkan seluruh perangkat masyarakat desa, baik kepala desa, tokoh, maupun
masyarakat biasa. Partisipasi datang dari masyarakat dengan beragam jenis mata pencaharian,
tingkat pendidikan, dan suku. Masyarakat Desa Bialo yang cenderung heterogen ini bersamasama dalam membangun infrastruktur desa sesuai dengan kemampuan mereka masingmasing. Masyarakat Desa Bialo berpartisipasi membangun infrastruktur desa dengan
memberikan sumbangan tenaga, dana, dan pikiran.
Permasalahan yang ada dalam partisipasi masyarakat Desa Bialo dalam membangun
infrastruktur desa ini adalah ketidakseimbangan proporsi jenis partisipasi masyarakat yang
berbentuk dana, tenaga, dan pikiran. Masyarakat Desa Bialo lebih banyak yang menyumbang
tenaga daripada dana dan pikiran. Padahal, dalam pembangunan infrastruktur desa, partisipasi
yang paling dibutuhkan adalah dana. Partisipasi berbentuk dana sangat dibutuhkan karena
partisipasi berbentuk dana cenderung bersifat fleksibel. Dana dapat digunakan dalam hal
pembelian material, konsumsi masyarakat yang bekerja membangun infrastruktur, dan dapat
digunakan dalam hal lain.
Adanya ketimpangan dalam proporsi partisipasi masyarkat Desa Bialo ini diakibatkan
masih rendahnya kualitas masyarakat. Masyarakat Desa Bialo merupakan desa di Kabupaten
Bulukumba yang bermasyarakat heterogen dengan tingkat pendidikan serta jenis
matapencaharian yang berbeda-beda. Masyarakat Desa Bialo cenderung masih mempunyai
tingkat ekonomi yang rendah. Hal inilah yang membuat sumbangan dana dari masyarakat
Desa Bialo masih rendah. Masyarakat Desa Bialo yang berekonomi rendah cenderung
berpartisipasi dalam bentuk tenaga dibandingkan dana. Adapun masyarakat yang
berpartisipasi dalam bentuk pemberian dana, dana yang diberikan berkisar Rp 10.000 – Rp

100.000. Sebagian masyarakat Desa Bialo yang mempunyai jenis pekerjaan dengan

2

kesibukan yang tinggi biasanya hanya berpartisipasi dalam hal pikiran dengan mengikuti
rapat atau musyawarah yang diadakan sebelum pelaksanaan pembangunan dimulai.
Walaupun proporsi partisipasi masyarakat Desa Bialo dalam hal tenaga, dana, dan
pikiran tidak seimbang, namun tingkat partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Desa Bialo
sangat tinggi. Seluruh masyarakat di Desa Bialo ikut berpartisipasi dalam Program Alokasi
Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur desa ini. Bahkan, ada pula masyarakat yang satu
individunya mengikuti lebih dari satu macam pembangunan infrastruktur desa. Bentuk
partisipasi masyarakat tidak hanya sebatas tenaga, dana, dan pikiran, beberapa individu dari
masyarakat Desa Bialo ada pula yang menyumbangkan lahan miliknya sebagai penunjang
pembangunan infrastruktur di Desa Bialo.
Tujuan dari adanya pembangunan partisipatif berupa pembangunan infrastruktur desa
di Desa Bialo ini adalah untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Bialo
terkait infrastruktur yang tidak didanai APBD melalui dinas-dinas terkait seperti Dinas
Pekerjaan Umum, seperti perintisan jalan, pembangunan talud, pembangunan drainase,
pengadaan posyandu, dan pemeliharaan bangunan. Program pembangunan infrastruktur desa
yang dilaksanakan di Desa Bialo ini sedapat mungkin melakukan pembangunan atas dasar

partisipasi masyarakat agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Bialo. Tujuan lain
adanya program pembangunan infrastruktur desa ini adalah untuk meringankan kerja
pemerintah yang mengalami kendala dana dalam membangun infrastruktur. Selain itu,
dengan adanya program pembangunan infrastruktur desa ini adalah dapat mendukung konsep
perencanaan partisipatif yang merupakan upaya pengembangan masyarakat.
Konsep partisipatif yang digunakan dalam Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, yang dilaksanakan dalam rangka
menjalankan pembangunan infrastruktur desa secara partisipatif ini berupa Participatory
Action Research. Participatory Action Research merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk memperkuat komunitas lokal atau yang diwakilinya dengan cara melibatkan
sekaligus mendorong masyarakat atau perorangan mengenali potensi dan permasalahan yang
ada di desa, komunitas atau usaha mereka, sehingga masyarakat, kelompok atau perorangan
tersebut berinisiatif untuk melakukan tindakan penyelesaian masalahnya sendiri (Putri, Putri,
Rizqia, Perdana, Galih, & Rosada, 2015). Konsep ini bertujuan untuk membangun kesadaran
masyarakat atau memberdayakan masyarakat atas bawah melalui pendidikan kritis, dialog
publik, dan lainnya.
3

Program Alokasi Dana Desa yang berjalan di Desa Bialo Kabupaten Bulukumba ini
terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama adalah tahap persiapan. Tahapan kedua adalah

tahap pelaksanaan. Lalu tahap ketiga adalah tahap pemeliharaan.
Tahapan pertama adalah tahap persiapan yang terdiri dari kegiatan sosialisasi,
musyawarah, dan perencanaan. Sosialisasi dilakukan oleh Kepala Desa kepada masyarakat
Desa Bialo dengan cara mengumpulkan masyarakat dan memberi pemahaman mengenai
kegiatan serta pembangunan infrastruktur apa yang dilakukan berikut dengan metodenya. Hal
ini dimaksudkan agar seluruh masyarakat Desa Bialo dapat mengetahui dan memahami
program partisipatif yang akan dilaksanakan, dengan harapan semua masyarakat dapat ikut
berpartisipasi. Kegiatan kedua yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah musyawarah.
Musyawarah ini menyaring aspirasi dan mengajak seluruh masyarakat Desa Bialo bersama
memikirkan bagaimana mekanisme atau teknis berjalannya program ini serta pembagian
tugas. Lalu pada perencanaan, masyarakat melakukan perumusan rincian kegiatan.
Tahap kedua dari Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo ini adalah tahap
pelaksanaan. Di tahap inilah masyarakat mulai bergerak untuk berpartisipasi dalam
pemberian berupa tenaga, dana, pikiran, bahkan lahan dan material bangunan untuk
pembangunan infrastruktur desa. Masyarakat berpartisipasi sesuai dengan kemampuan
ekonomi, tingkat pendidikan, dan kesibukan yang dimiliki.
Tahap ketiga, masyarakat melakukan partisipasi dalam tahap pemeliharaan. Tahap
pemeliharaan ini adalah tahap lanjutan setelah infrastruktur desa telah terbangun. Masyarakat
bersama-sama melakukan pemeliharaan bangunan dengan bantuan tenaga, dana, dan pikiran.
Partisipasi masyarakat Desa Bialo dalam Program Alokasi Dana Desa untuk

membangun infrastruktur desa ini dapat dibilang cukup baik. Besarnya partisipasi masyarakat
Desa Bialo ditentukan oleh tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan jenis mata pencaharian.
Namun, keragaman tersebut tidak menghalangi satu individu di Desa Bialo untuk
berpartisipasi, semua individu cenderung ikut berpartisipasi dalam Program Alokasi Dana
Desa di Desa Bialo ini.
Program Alokasi Dana Desa yang ada di Desa Bialo ini dapat dibandingkan dengan
Program Bantuan Desa yang terdapat di Desa Tumaluntung, Desa Tumaluntung Satu, dan
Desa Koreng yang berada di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Program
Bantuan Desa yang dilaksanakan di Kabupaten Minahasa Selatan tersebut mempunyai
4

konsep partisipatif yang serupa dengan Program Alokasi Dana di Desa Bialo. Hal yang
membedakan adalah masalah pendanaan. Pada Program Bantuan Desa, pendanaan datang
selain dari masyarakat desa juga datang dari pemerintah sebagai dana bantuan. Namun, pada
Program Bantuan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan, berdasarkan oleh penelitian yang
dilakukan, besarnya partisipasi masyarakat desa ditentukan oleh besarnya dana bantuan yang
turun dari pemerintah. Partisipasi masyarakat desa di Kabupaten Minahasa Selatan juga tidak
setinggi partisipasi masyarakat yang ada Desa Bialo walaupun di saat dana bantuan turun
dengan baik. Dari hasil penelitian, dengan 100 orang responden yang juga sebagai
masyarakat Desa Tumaluntung, Desa Tumaluntung Satu, dan Desa Koreng, mengenai

partisipasi masyarakat terkait bantuan dana, dapatlah dikemukakan bahwa dari 75 orang yang
menilai baik, terdapat 32 orang (42,67%) yang menilai baik, dan ada 23 orang (30,67 %)
yang menilai kurang baik, serta ada 20 orang (26,66 %) yang menilai tidak baik. Selanjutnya,
dari 39 orang yang menilai kurang baik, terdapat 20 orang (51,28 %) yang menilai baik, dan
ada 11 orang (28,21 %) yang menilai kurang baik, serta ada 8 orang (20,51 %) yang menilai
tidak baik. Sedangkan, dari 36 orang yang menilai dana bantuan tidak baik, terdapat 6 orang
(16,67 %) yang menilai baik, dan ada 7 orang (19,44 %) yang menilai kurang baik, serta ada
23 orang (63,89 %) yang menilai tidak baik. Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa
mereka yang menilai dana bantuan tidak baik adalah mereka yang tidak berpartisipasi dalam
pembangunan desa (Tumbel, 2014). Sedangkan Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo
menunjukkan bentuk partisipasi yang terbesar pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur
desa adalah sumbangan tenaga yang mencapai 80%, atau 12 orang kemudian diikuti oleh
sumbangan material 53,3% atau 8 orang, serta dana 33,3% atau 5 orang. Jumlah total
persentase dari partisipasi masyarakat yang berkisar 166,6% disebabkan karena sebagian
informan dari ke-15 informan tersebut berpartisipasi lebih dari 1 bentuk partisipasi (Nur,
Bulkis, & Naping, 2008).
Dengan perbandingan yang dilakukan pada dua program serupa tersebut, dapat
dikatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Desa Bialo Kabupaten Bulukumba lebih
tinggi jika dibandingkan tingkat partisipasi masyarakat yang ada di Desa Tumaluntung, Desa
Tumaluntung Satu, dan Desa Koreng Kabupaten Minahasa Selatan. Masyarakat Desa Bialo

dapat menunjukkan angka lebih tinggi pada hal partisipasi masyarakatnya tanpa melibatkan
bantuan dana dari pemerintah.

5

Daftar Pustaka
Nur, F., Bulkis, S., & Naping, H. (2008). Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan
Infrastruktur Desa (Studi Kasus: Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo Kabupaten Bulukumba). 18.
Putri, W., Putri, K. A., Rizqia, S., Perdana, D., Galih, T., & Rosada, F. F. (2015, September 7).
Participatory Planning. (Kelompok 1 Review Materi MK Pengembangan Masyarakat, Performer)
Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia.
Tumbel, T. M. (2014). Analisis Bantuan Desa Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus
pada Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan). Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum , 1-12.

6