72 BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK BAB 3 PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

3.1. Zaman Yunani Kuno (Ancient Greeks)

  Sejak zaman terdahulu sebelum Yunani Kuno telah ada struktur masyarakat dengan penggolongannya seperti masyarakat di Mesopotamia di Lembah Sungai Tigris dan Euphrates serta sepanjang Sungai Nil di Mesir, dengan kehidupan beragraria dengan beberapa transaksi ekonominya, namun para filosof dan pemikir ekonomi secara khususr berusaha untuk mempelajari konsep-konsep ekonomi yang dimulai oleh para pemikir yang mulai secara terstruktur memikirkan konsep dasar ekonomi.

  Istilah economics berasal dari Yunani yang merupakan istilah untuk (rumah tangga). Oleh Xenophone istilah ini berasal dari kata

  

Oikonomikes yang berarti manajemen rumah tangga. Pada awalnya

  filosof-filosof Yunani Kuno tidak mengidentifikasi secara terpisah antara ekonomi dengan masalah politik dan sosiologi. Beberapa pemikir waktu itu antara lain Socrates, Plato Xenophone, dan Aristoteles membahas tentang ekonomi serta itu beliau menulis tentang hukum dan politik. Plato meletakkan dasar-dasar tentang tentang filosofof kedudukan raja, tentara/ prajurit, pedagang/petani dan budak.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Pada zaman Yunani kuno yang pemikiran tentang ekonomi mulai

  berkembang pada sekitar 400 tahun sebelum masehi. Pemikiran ekonomi pada masa ini masih melekat pada pandangan bahwa persoalan ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral, yang menyangkut tentang keadilan, kepatutan dan kelayakan. Pada masa Yunani kuno sudah dikenal teori tentang bunga uang, jasa tenaga kerja, perbudakan, dan perdagangan.

  Para pemikir ekonomi Zaman Yunani kuno, yang dapat dikatagorikan sebagai pemberi sumbangan pemikiran dalam ilmu ekonomi adalah, antara lain :

3.1.1. Xenophone (427-355 SM)

  Xenophone adalah orang pertama yang menggunakan kata ekonomi secara pasti melalui risalah tulisan yang dibuatnya tentang manajemen yang efisien dan kepemimpinan yaitu ‘The Oeconomicus’. Oeconomicus berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari kata “Oikos” yang berarti “pengaturan” atau “pengelolaan”, dan “Nomos” yang berarti “rumah

  

tangga”, sehingga kata ekonomi diartikan sebagai “pengelolaan rumah

tangga”.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Xenophone menekankan pada pembentukan organisasi dan

  administarasi secara efisien serta pembentukan kebijakan untuk organisasi tersebut, sisi kapasitas manusia dan kepemimpinan.

  Menurutnya pengelolaan yang baik akan membawa pada situasi yang surplus melalui keterampilan perintah dan pembagian kerja (Division of

  

Labor). Pemikiran Xenophone menjadi cikal bakal paham kapitalis dan

  pahan merkantilisme, disamping itu ia juga membenarkan adanya system perbudakan.

  Kontribusi konsep-konsep pemikiran Xenophone, antara lain :  Pemikiran dasar tentang pengelolaan rumah tangga, militer, perusahaan dan negara.

   Pemikiran tentang pengorganisasian dan administrasi yang baik dan efisien.

   Pemikiran pencapaian kondisi surplus dari kegiatan ekonomi.  Pemikiran adanya pembagian kerja (Division of Labor). Pemikiran Xenophone juga menunjukkan adanya beberapa kondisi yang lemah, antara lain :  Memunculkan pemikiran pemanfaatan yang sebesar-besarnya dari faktor produksi termasuk manusia sehingga menimbulkan munculnya perbudakan.

   Pemikiran pada materialisme memunculkan merkantilisme yang menyebabkan imperialisme dan kolonialisme dan tidak

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  meimikirkan unsure pemerataan dan distribusi kekayaan dan pendapatan serta individualistis.

3.1.2. Plato (427-327 SM) Dikenal sebagai sebagai ahli ilmu politik, hukum dan pemerintahan.

  Plato juga menguasai masalah-masalah ekonomi terutama yang terkait dengan political economy secara menyeluruh. Dalam pemikirannya sebuah kota atau negara bertanggung jawab atas kebutuhan manusia, dan antar manusia ada asas saling melengkapi dan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.

  Pemikiran tentang dasar-dasar ekonomi antara lain yaitu pada kota atau negara diatas memicu terjadinya teori pertukaran dan distribusi (Theory of Exchange and Distribution), pengenalan konsep spesialisasi dan pembagian kerja (Specialization and Division of Labor) untuk sebagai dasar mencapai efisiensi dan produktivitas. Menurut Plato segala bentuk keserakahan termasuk keuntungan dan bunga dan akan mengancam ketabilan yang ada, sehingga bentuk perdagangan dan perputaran uang harus diadministrasikan, sehingga secara aggregate akan menghasilkan

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  kondisi yang seimbang (zero sum games), dimana hasil yang diperoleh satu pihak merupakan pengeluaran dari pihak lainnya.

  Plato mengemukakan tiga doktrin yang berkaitan dengan pembagian jenis pekerjaan dalam struktur manajemen negara, yaitu:

  1. Pengatur dan penguasa Negara atau orang pemerintahan yang bertugas dalam hal membuat peraturan dan kebijakan politik negara;

  2. Prajurit atau tentara yang bertugas sebagai alat pertahanan dan kemanan negara, negara perlu melatih para tentara agar memiliki fisik yang sehat dan kuat;

  3. Golongan pekerja, yang bertugas menyediakan kebutuhan bagi masyarakat, yang terdiri dari para petani dan pedagang.

  Plato yakin bahwa bakat seseorang dapat menghasilkan barang dan jasa tertentu. Dampak dari pemikiran ini, perbudakan diperlakukan, karena merupakan suatu faktor dalam ekonomi normal. Ide-ide yang dikemukan oleh Plato memang sesuai dengan kondisi perekonomian waktu itu, namun ide tentang Division and Specialization of Labor dalam ilmu manajemen modern memunculkan istilah yang dikenal dengan istilah

  

Job Enlargement and Enrichment, ide Plato berdampak pada munculnya

kegiatan perbudakan.

  Sebagai tokoh yang menguasai filsafat dan pemikir idealis, sumbangan pemikiran yang dapat diberikan bagi perkembangan pemikiran ekonomi dalah adalah bukunya yang berjudul Political

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Economic, Plato memilki pola pikir kaum ningrat yang memandang rendah

  mereka-mereka yang bekerja untuk mencari keuntungan. Pada karyanya yang lain yaitu Republic, Plato menuangkan pemikirannya tentang keadilan secara alamiah (nature of justice), bunga uang, tenaga kerja dari perbudakan dan perdagangan.

  Plato mengiingatkan bahwa manusia memiliki sifat hedonisme. Sifat ini adalah berkaitan naluri manusia untuk memperoleh materi yang sangat besar, jauh melebihi kebutuhan sewajarnya dan menekankan pada kesenanagan duniawi, sehingga manusia perlu mengendalikan nafsu keserakahannya.

  Kontribusi konsep-konsep pemikiran Plato, antara lain :  Pemikiran perlunya intervensi pemerintah dalam hal pengaturan perekonomian.

   Pemikiran tentang pertukaran dan distribusi serta asas saling melengkapi antara kota yang satu dengan yang lain menjadi cikal bakal pemikiran comparative advantage.

   Pemikirannya menekankan pada asas keadilan dan kerjasama serta bantu membantu dalam melakukan kegiatan ekonomi  Pemikirannya tentang Division of labor and Specialisation merupakan benih dari prinsip untuk mencapai produktivitas dan efisiensi.

   Pembagian kelas masyarakat akan memudahkan pengawasan dan pengembangan sikap profesionalisme.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

   Pengendalian dari sikap yang berorientasi pada hedonisme akan membuat manusia menjadi lebih tenang dan terhindar dari sifat serakah..

  Beberapa kelemahan dari pemikiran Plato, antara lain :  Bahwa pencapaian atas segala sesuatu didasarkan pada rasionalisme dibandingkan peran serta proses sosial, sehingga pemikirannya terlalu idealis (utopia).

   Bahwa pada uang melekat biaya uang/modal yang harus diperhitungkan dan keuntungan dari perputaran barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan perekonomian, sehingga akan tidak produktif kegiatan ekonomi dengan tidak adanya keuntungan.

   Dengan begitu besarnya peran pemerintahan dalam mengatur maka akan menyebabkan kesewenangan dan kekacauan dari pada suatu kondisi yang harmonis.

  3.1.3. Protagoras (480-411 SM) Kalau Plato adalah seorang Absolutis, maka Protagoras adalah seorang relatifis yang memegang prinsip tidak ada kebenaran yang

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  objektif yang ada hanya pendapat subjektif saja. Menurut Protagoras, tergantung dari warga negara untuk memutuskan mencapai kesejahteraan dan bagaiman cara mencapainya. Protagoras lebih demokratis dibandingkan dengan Plato.

  Subjektivitas Protagoras didasari antara fenomena persepsi keinginan manusia dan kebutuhan jasmaninya dan sikap aktif manusia.

  Menurutnya stabilitas social akan dapat dipastikan melalui partisipasi individual dalam menentukan tujuannya.

  Protagoras juga tertarik dengan leadership dan administrative namun lebih menekankan pada peran admionitrator dan pemimpoin hanya sebatas pemberi arahan dan nasehat, tidak mengatur secara absolute. Pemikiran protagoras berkaitan dengan Theory of Labor dan

  Theory of Value dan ide dari subjektivitas individu.

  Kontribusi lain yang dapat disumbangkan oleh Protagoras adalah :  Cara-cara pasar memaksimalkan utlity melalui fungsi-fungsinya dalam mengalokasi sumberdaya.

   Penggunaan pengukuran kepuasan dalam melakukan evaluasi dalam membuat pilihan.

3.1.4. Aristoteles (384-322 SM)

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Aristoteles dikenal selain ahli dalam bidang politik, ia juga banyak menulis tentang etika, biologi, psikologi, metafisika, dan logika. Aristoteles mengenalkan istilah isolated market yaitu dua pihak melakukan

  pertukaran yang berkaitan dengan subjektifitas memilih yang lebih disukai tanpa dipengaruhi pihak lainnya. Tidak seperti Plato yang menginginkan negara yang ideal, Aristoteles lebih menekankan kepada distribusi keadilan dimana kekayaan dan hak didisribusikan kembali dari pajak dan cukai, tradisi dan arahan pemerintah.

  Aristoteles memperhitungkan antara kelangkaan dengan nilai guna, antara lain kondisi yang paradoksial bahwa “apa yang jarang adalah

  

barang yang lebih berharga dibandingkan dengan yang banyak” seperti

  emas dan besi, atau “semakin sulit diperoleh, maka akan menjadi lebih berharga” .

  Pemikiran Aristoteles yang memberi kontribusi pada ilmu ekonomi, antara lain tentang teori nilai dan harga, kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan adalah bersifat alamiah, teori uang yang memiliki tiga kegunaan, yaitu: (a) sebagai alat pertukaran (medium of exchange); (b) sebagai alat penimbun kekayaan (storage of value); dan (c) sebagai pengukur nilai (measure of value).

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Selain itu Aristoteles juga mengemukakan perekonomian dalam

  masyarakat atau negara terdiri atas empat tingkatan atau tipe, yaitu: (a) Royal economy, yaitu perekonomian di tingkat negara dimana kegiatan ekspor, impor dan perpajakan sangat penting dalam kegiatan perekonomian;

  (b) Seraphic or Provincial Governor, yaitu suatu kegiatan ekonomi yang hanya ditandai dengan aliran barang yang berasal dari sektor pertanian;

  (c) City economy, yaitu perekonomian yang ditandai dengan terjadinya konsentrasi penduduk diperkotaan; dan (d) Personal economy, yaitu tingkat kegiatan ekonomi di sektor rumah tangga individual.

  Beberapa kekuatan pemikiran yang dikemukakan Aristoteles adalah :  Penggunaan data dalam analisisnya membuat pemahaman ekonominya lebih detail dan realistis.

   Mengembangkan dan mengunakan metode logika induktif dan metode logika deduktif atau gabungan keduanya.

   Pemikirannya tentang teori nilai dan harga yang merupakan awal teori nilai tukar dan nilai guna dalam kaitannya dengan harga.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

   Pemikirannya tentang fungsi uang merupakan awal dari konsep moneter.

  Sedangkan hal yang menjadi kekurangan pemikiran Aristoteles adalah :  Tidak mengembangkan Theory of Interest dimana dia menanganggap hal tersebut tidak natural dan menganggap meminjamkan uang dan menerima bunga dianggap kegiatan yang tidak produktif sehingga pemikirannya masih primitive tentang bunga.

   Hal lain adalah fungsi uang sebagai alat tukar, penimbum kekayaan, dan pengukur nilai, ternyata telah berkembang sebagai komoditi, jadi berkembang melebihi pemikirannya.

  Zaman Romawi dan Awal Kristen

  Zaman Romawi (sampai Abad ke 5), merupakan kelanjutan dari Zaman Yunani Kuno dalam perkembangan pemikiran ekonomi, termasuk didalamnya adalah masalah perdagangan, keuangan, peperangan, penjajahan dan perbudakan. Struktur sosial masyarakat pada zaman Romawi adalah budak, petani, pekerja industri, pedagang terakhir kaum bangsawan sipil atau militer.

  Pencapaian tertinggi pada zaman Romawi adalah masalah hukum serta pencapaian kejayaan kerajaan Romawi untuk menguasai dunia.

  Secara umum hukum di zaman Romawi memberikan kerangka dan dasar

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  pada masalah perekonomian. Sebenarnya tidak terlalu banyak pemikiran ekonomi yang muncul pada masa Romawi ini karena penekanannya adalah pada masalah hukum yang mendasari perekonomian dan penaklukan atas wilayah jajahan dan perbudakan.

  Munculnya ajaran Kristen menyambung redupnya kerajaan Romawi, dan memberikan pengaruh kepada masalah kemasyarakatan.

  Bagi kerajaan Romawai yang terpenting adalah penundukan secara militer terhadap jajahannya, tetapi ajaran Kristen memiliki pandangan berbeda, yang menekankan bahwa kesejahteraan kesemuanya berasal dari Kerajaan Tuhan. Beberapa penulis dari ajaran awalkekristenan antara lain dari kalangan Saints : St. John Chrysostom, St. Basil, St. Jerome, St.

  Agustine, St. Ambrose (pada Abad ke 4).

  Pada awal ajaran Kristen ajaran utama adalah ketertarikan terhadap masalah moralitas perilkau individual, dan masalah ekonomi menjadi kurang diperhatikan. Dapat disimpulkan pada masa Romawi dan awal munculnya Kristen masalah ekonomi mengalami penurunan dalam perhatian dan pemikiran sehingga tidak banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu ekonomi.

  Zaman Skolastik/Medieval

  Pada era skolastik peran serta pengaruh gereja sangat kuat dala pemikiran ekonomi tokoh-tokohnya. Gereja mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bahasa yang sama yaitu Latin untuk seluruh siswa yang belajar di gereja walaupun berasal dari negara-negara yang

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  berbeda-beda. Begitu mengakarnya pengaruh gereja, bahkan Schumpeter menyebutkan “Their Country was Christendom, their state the Church” .

  Setelah meninggalnya Raja Romawi pada akhir Abad ke 5, periode panjang sekuler menjadi menurun dan muncul ajaran Islam (700 M -1200 M), ajaran Islam memimpin dalam kekuatan, organisasi, pemerintahan, perbaikan social dan kualitas hidup, dalam literatur, ilmu pengetahuan. pengobatan dan filsafat dengan menyajikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada era Yunani Kuno.

  Sementara itu didunia Barat mengalami masa yang disebut ‘Dark

  

Ages‘, Pengaruh Islam merambah dunia termasuk para pemikir Islam,

  kontribusi penting dari pengaruh Islam adalah membawa kembali pemikiran-pemikiran Aristoteles pada dunia Barat. Setelah 1085, kota Toledo di Spanyol diambil alih dari bangsa Moors, dimulai era kebangkitan era skolastik oleh pendeta dan filosof gereja abad pertengahan selama sekitar 400 tahun berikutnya.

  Masalah etika dan keadilan merupakan ciri utama pemikiran ekonomi aliran skolastik. Hal ini disebabkan oleh dominannya pengaruh ajaran gereja selama abad 17 sampai abad 19. Pandangan gereja tentang perdagangan adalah kepentingan ekonomi merupakan subordinate dari pengorbanan dan perilaku ekonomi merupakan salah satu aspek pribadi yang terikat dengan aturan-aturan moralitas. Pemikiran aliran Skolastik yang populer adalah tentang “harga yang adil dan pantas” atau “just

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  

price”, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga

yang dikorbankan untuk menciptakan suatu komoditi.

  Hirarki sosial pada masa ini bertipe hampir datar (platonic) yaitu golongan the peasantry (pekerja) , the military (prajurit) dan the clergy (pendeta), golongan terakhir ini menekankan pentingnya pengetahuan dan inilah yang menjadi rujukan dalam ajaran skholastik.

  Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan mempertanyakan sesuatu, kemudian melakukan interptretasi, melakukan proses deduktif dan logika dari pengalaman manusia dengan didasari kejujuran dan kewenangan. Ada beberapa banyak pemikir pada era skolastik ini, namun ada lima yang cukup menonjol yaitu Albertus Magnus (1206-1280), Thomas Aquinas (1225-1274), Henry of Friemar (1245-1340), Jean Buridan (12951358 dan Gerald Odonis (1290-1349). Kerangka dasar pengembangan pemikiran ekonomi pada masa skolastik dapat digambarkan pada Gambar 3.1.

  Pemikiran-pemikiran yang dikontribusikan oleh tokoh skolastik tersebut adalah :

3.2.1. Albertus Magnus (1206 – 1280)

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Dia adalah seorang uskup dan ahli gereja berkebangsaan Jerman,

  serta seorang Aristotelian dan mentor Thomas Aquinas. Pemikrannya yang paling penting adalah tentang : Labor and Expenses Salah satu pandangannya yang terkenal adalah mengenai harga yang adil dan pantas (just price), yakni harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga kerja yang dikorbankan dalam menproduksi suatu komoditi sehingga harus ada keterkaitan antara harga dengan masalah etika.

  Pemikiran yang dikontribusikan pada ilmu ekonomi adalah  Etika dan keadilan sangat menentukan dalam kegiatan ekonomi.

   Pemikiran untuk penetapan harga yang adil yang sesuai guna menghindari praktek-praktek yang tidak sesuai dalam ekonomi. Dan dapat menghindarkan ketimpangan sosial.

  Beberapa hal yang belum terpikirkan oleh Albertus Magnus, adalah :  Apabila hanya mempertimbangkan “just price” akan terjebak pada munculnya resiko transaksi yang lain seperti resiko modal, resiko investasi, serta resiko lainnya.

   Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja seharusnya adalah unsur biaya, bukan laba.

   Pencapaian hasil kerja elalui keuntungan tidak dapat dioptimalkan karena dibatasi oleh pemikiran unsur etika yang terlalu kaku.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

3.2.2. Thomas Aquinas (1225 – 1274)

  Seorang murid dari Albertus Magnus berkebangsaan Italia, yang sangat pandai, pemikirannya hampir sama dengan Albertus Magnus namun lebih menekankan pada keiniginan manusia (Human Wants) Thomas Aquinas lahir pada tahun 1225 SM di Italia. Kontribusi utamanya adalah pada ajaran Aristoteles tentang teori nilai, yaitu double measure of

  

goods (value in use versus value in exchange) dan selanjutnya adalah

  kontribusi bahwa kebutuhan (need/indigentia) menjadi pengatur dalam nilai.

  Pemikiran tentang “Just Price” dan keadilan yang berlaku dalam pertukaran barang dan jasa dan tidak setuju dengan bunga uang dengan alasannya karena uang pada hakekatnya hanya sebagai alat tukar.

  Beberapa kontribusi pemikiran Thomas Aquinas :  Konsep need/indigentia secara perlahan menjadi secara perlahan diperluas menjadi konsep utilitas dan permintaan efektif, distribusi pendapatan dan keadilan.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

   Moralitas dalam aktivitas ekonomi menjadi hal yang sangat penting dan tentang bunga uang dalam dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi masyarakat.

  Kekurangan dalam pemikiran Thomas Aquinas antara lain :  Aquinas tidak menjelaskan secara detail hubungan antara kebutuhan (need) dengan harga (price).

   Penjelasan tentang mekanisme pasar tidak dijabarkan hanya menekankan pada “Just price” tidak pada “market price”.

   Untuk masa kini dimana penjual dan pembeli sangat banyak, persaingan yang muncul akan sangat ketat sehingga penetapan harga akan melalui mekanisme persainagan ketat, tidak seperti jaman pertengahan.

  3.2.3. Henry of Friemar (1245- 1340) Pengembangan konsep Indigentia/Need oleh Henry of Friemar yang berkebangsaan Jerman, adalah melanjutkan pemikiran Thomas

  Aquinas yang menekankan pada skala individu, sedangkan Friemar pada skala agregat. Konsep need pada masa scholasik tidak sama dengan konsep pada ekonomi modern, dimana harga adalah fungsi permintaan tetapi lebih diartikan sebagai “amount desired in relation to what is

  available” or “demand in the face of scarcity”.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Henry of Friemar mengemukakan kebutuhan secara umum

  terhadap kelangkaan, yaitu konsep sejumlah permintaan yang kuat atau besar, namun Indigentia/Need tidak akan menaikkan harga.

  Beberapa kontribusi pemikiran Henry of Friemars :  Konsep need/indigentia atau human wants diperluas menjadi skala aggregate.

   Pemikiran kelangkaan akan merujuk kepada pegembangan alokasi sumberdaya yang efisien dalam ekonomi.

   Pemikirannya tidak mampu menjelaskan fungsi permintaan terhadap harga.

3.2.4. Jean Buridan (1295-1358)

  Kontribusi pemikiran yang diberikan oleh Jean Buridan yang berkebangsaan Perancis pada Ilmu Ekonomi adalah pengembangan

  

Theory of Value adalah konsep pemikiran Effective Demand. Buridan

  membuat Indigentia/Need dilatar belakangi oleh kemampuan membayar yang ada. Konsep pemikiran Buridan adalah melangkah dari kerangka Aristotelian yang memungkinkan perubahan dari konsep Medieval yang

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  sempit yaitu Indigentia, yang aslinya bermakna Need kedalam generalisasi yang tidak membedakan keduanya.

  Beberapa kontribusi pemikiran Jean Buridan :  Konsep need/indigentia atau human wants dikembangkan dan dikaitkan dengan kemampuan membayar atau daya beli.

   Konsep ini menjadi ckal bakal budget constraint terhadap kebutuhan dan keinginan manusia dalam megalokasi sumberdaya yang ada.

   Mengarahkan pada asas moralitas laissez-faire yang kemudian bahwa pasar adalah penentu yang baik dari nilai.

  3.2.5. Gerald Odonis (1290-1349) & John Crell (1590-1633) Pertentangan pemikiran ekonomi pada abad pertengahan adalah tentang konsep penawaran yang didasari oleh tenaga kerja dan konsep permintaan sebagai bentuk dari indigentia/need, lalu muncul pemikiran untuk melakukan Synthesis dari kedua konsep tersebut oleh Gerald Odonis yang berkebangsaan Perancis dan John Crell yang Jerman.

  Pendekatan oleh Odonis secara spesifik focus kepada kelangkaan and kualitas manusia, yaitu keterampilan produstifnya bukan pada jumlahnya. Hal ini kemudian menujukkan jalan pada teori upah yang membedakan tingkat upah dengan masing-masing kemampuan atau keterampilan tenaga kerja.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Beberapa kontribusi pemikiran Odonis dan Crell, adalah :

   Konsep sintesa antara sisi permintaan dan biaya menjadi asal dari konsep penawaran dan permintaan.

   Pemikiran tentang pengupahan yang berbeda pada tingkat keterampilan pekerja memunculkan teori upah.

   Pemikiran jumlah tenaga kerrja dibandingkan dengan konsep kualitas tenaga kerja menjadi dasar konsep tenaga kerja.

  Law of Costs Law of Demand Reciprocity

  Aristoteles (384-322 B.C)

Labor & Expenses Human Wants

  Albertus Magnus (1206-1280) Thomas Aquinas (1225-1247) Agregation & Scarcity

  Henry Of Friemar (1245-1340) Effective Demand

  Jean Buridan (1295-1358) Synthesis

  Gerald Odonis (1290-1349) John Crell (1590-1633) Adam Smith, et al.

Gambar 3.1. Kerangka Pengembangan The Theory of Value pada Zaman Scholastik. (Sumber : Ekelund & Hebert, 1997).

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Zaman Merkantilisme Terdapat dua cara untuk menganalisis merkantilisme yaitu sebagai

  

suatu doktrin dan proses sejarah. Merkantilisme berkembang sejak awal

Abad ke 16 sampai dengan sampai dengan akhir Abad ke 18 (1500-1800

SM). Istilah merkantilime ini pertama kali disebut oleh Mirabeau tahun

1763, untuk menggambarkan situasi perekonomian saat itu yang dikuasai

oleh para pedagang terutama di Eropa, terutama Portugis, Spanyol,

Inggeris, Perancis dan Belanda.

  Banyak ide-ide dari merkantilis yang dibuat dan dihapus silih

berganti, namun ada 9 prinsip merkantilis yang dapbuat oleh Philip von

Wilhelm tahun 1684, yaitu :

  1. Setiap jengkal tanah pada negeri akan digunkan untuk pertanian, pertambangan dan pabrikasi.

  2. Bahan baku yang ada dalam negeri akan digunakan sebagai input untuk kegiatan pabrikasi dalam negeri, selama barang jadi memiliki nilai yang lebih tinggi dari bahan mentah.

  3. Secara tidak terbatas, akan didukung populasi pekerja.

  4. Semua ekspor emas dan perak akan dilarang dan sirkulasi uang dalam negeri akan dijaga tetap dalam negeri.

  

5. bahwa semua barang import akan dicegah sebanyak mungkin.

  6. Barang impor tertentu masih diperbolehkan apabila dipertukarkan dengan barang dalam negeri disamping emas dan perak.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

7. Sebanyak mungkin, import dibatasi untuk bahan baku yang dapat diselesaikan didalam negeri.

  8. Mencari peluang untuk menjual hasil surplus produk kepada pihak asing, sejauh mungkin, untuk memperoleh dan menambah emas dan perak.

  9. Bahwa tidak ada kegiatan impor yang diijinkan untuk barang-

  barang yang ada serta cocok yang dapat dipenuhi dari dalam negeri.

  Doktrin merkantilis yang terkenal adalah bahwa suatu negara dapat

menjadi kaya hanya dengan cara mengorbankan negara lain dan

menghendaki surplus ekspor dan melakukan proteksi industri. Falsafah

ekonominya berlandaskan pada aspek materialisme dan nasionalisme

dengan semboyan “beggar my neighbour policies” . Merkantilisme adalah

suatu stelsel politik ekonomi yamg menghendaki campur tangan

pemerintah melalui proteksionisme dan politik kolonial untuk mencapai

neraca perdagangan yang surplus. Beberapa dalil merkantilisme, sebagai

berikut :

  1. Negara yang memiliki neraca perdagangan yang surplus

  menunjukkan negara tersebut kaya karena terdapat aliran logam mulia ke dalam negeri,

  2. Uang identik dengan kekayaan yang berfungsi sebagai alat tukar dan kesatuan alat hitung.

  3. Menganjurkan agar pemerintah melakukan intervensi dalam kehidupan ekonomi guna untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  4. Tidak perduli pada negara lain, yang penting negara sendiri menjadi makmur.

  

Pemikir ekonomi aliran merkantilis yang dominan antara lain :

3.3.1. Jean Bodin (1530 – 1596)

  Berkebangsaan Perancis, mengemukakan secara sistematis

tentang teori uang dan harga. Pemikiran Bodin tentang uang merupakan

cikal bakal teori kuantitas uang yang dikemukakan oleh Irving Fisher.

Pemikiran Bodin lainnya adalah bahwa negara memiliki kekuatan mutlak

terhadap warga negara, karena negara berada di atas hukum, sehingga

para penguasa negara tidak harus tunduk pada aturan atau norma moral.

  Pemikiran terhadap inflasi dikarenakan bertambahnya logam mulia,

monopoli, barang langka akibat orientasi ekspor, pola hidup mewah di

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  

kalangan bangsawan dan raja, dan menurunnya nilai mata uang logam

karena kandungan isi karatnya dikurangi.

  Kontribusi pemikiran ekonomi antara lain:  Mengemukakan teori uang dan harga.

   Pemikiran hubungan antar variabel ekonomi misalnya penyebab inflasi dan kesejahteraan masyarakat.

   Pemikiran peran uang dalam perekonomian yang kelak menjadi cikal bakal pengembangan teori moneter oleh Irving Fisher.

   Identifikasi faktor-faktor penyebab inflasi dalam suatu perekonomian.

   Pemikiran dasar perdagangan internasional.

3.3.2. Thomas Mun (1571 – 1641)

  Seorang pedagang kaya dari Inggris, dengan beberapa pemikiran yang dianggap penting antara lain:

  1. Kekayaan negara bersumber dari perdagangan luar negeri, sehingga ekspor harus lebih besar dari impor.

  2. Pemerintah harus mengatur dan menjamin terciptanya neraca perdagangan yang menguntungkan.

  3. Pengetahuan dan kualitas produk adalah penentu dalam perdagangan luar negeri.

  4. Negara harus mendorong meningkatnya impor bahan mentah yang murah.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  5. Pemerintah harus memberikan perlindungan tariff impor bagi pengusaha dalam negeri.

  6. Peningkatan daya beli masyarakat melalui peningkatan nilai jual

  produk dalam negeri

  7. uang yang terlalu banyak dalam suatu negara akan

  mengakibatkan naiknya harga, dan uang yang diperoleh harus digunakan sebagai modal usaha lagi, bukan untuk disimpan.

  8. Pemerintah harus mendorong kenaikan jumlah populasi penduduk.

  9. Upah tenaga kerja harus rendah agar produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar luar negeri.

  Dalam pemikirannya Thomas Mun :  Memberikan kerangka dasar pemikiran tentang pentingnya pembentukan modal usaha yang diperoleh dari keuntungan bisnis.

   Menjelaskan pentingnya surplus perdagangan luar negeri

sebagai salah satu sumber pendapatan Negara.

   Menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan, harga dan kualitas produk sebagai penentu daya saing dalam persaingan pasar internasional.

3.3.3. Jean Baptise Colbert (1619 – 1683)

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Jean Baptise Colbert adalah birokrat pada masa pemerintahan Raja Louis XIV di Perancis dan berperan sebagai menteri keuangan. Colbert menganjurkan :

  1. Pemerintah memberi subsidi pada industri dalam negeri yang berorientasi ekspor.

  2. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan untuk industri baru guna melindungi industri dalam negeri yang lama.

  3. Guna mengembangkan industri dalam negeri, perlu diterapkan tarif bea masuk yang tinggi terhadap produk-produk impor.

  Dalam pemikiran Colbert perdagangan merupakan kekuatan suatu

negara, jadi kepentingan pedagang harus menjadi prioritas utama dalam

setiap pengambilan kebijakan oleh pemerintah.

  Kontribusi pemikirannya antara lain :  Pemikiran untuk melindungi dan mengatur industri dalam negeri guna menghindari persaingan dalam negeri maupun dengan industri luar negeri.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

   Konsep pentingnya perdagangan bagi pendapatan suatu Negara.

   Peran pedagang dalam proses perumusan peraturan.  Disisi lain kedekatan dengan pedagang atau pengusaha dapat mengarah pada praktek kolusi.

   Pemberian kebijakan khusus pada pengusaha tertentu akan menimbulkan kecemburuan, ketimpangan, inefisiensi serta kekacauan pada perekonomian .

   Impor yang dibatasi akan akan mengakibatkan kelangkaan dan pembalasan dari Negara lain.

3.3.4. David Hume (1771 – 1776) David Hume lahir tahun 1711, di Scotlandia dari keluarga Home.

  

Karena tidak menyukai nama Home maka diubah menjadi Hume. Dia

menulis essays tentang ekonomi. Sebagai seorang filsuf, dia berpendapat

bahwa pengetahuan hanya bisa diperoleh melalui pengalaman.

Kontribusinya dalam pengembangan teori ekonomi adalah menyangkut

dampak uang terhadap perekonomian dan terhadap perdagangan antar

negara.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Essay pertamanya membahas tentang kemasyarakatan, yaitu

  

tentang masyarakat yang damai dan keterbukaan pemerintah. Essay

kedua Of Balance of Power tentang perdagangan bebas dan essay ketiga

Of Commerce tentang kebebasan dalam perdagangan dan komersial.

  

Tentang Of Money adalah merupakan suatu studi tentang harga dan nilai

yang memandang bahwa harga semua barang tergantung pada proporsi

antara komoditas dan uang.

  Essay tentang Of the Balance of Trade dibuat sebelumnya karena

Hume melihat adanya over production suatu negara dapat menyebabkan

ketidak seimbangan antara suatu dengan negara tetangga. Hume juga

membahas tentang kebijakan devaluasi moneter, depresiasi dan

revaluasi. Selain itu Hume menulis tentang Of the Jealousy of Trade

yang merupakan pandangan Hume terhadap pedagang-pedagang Inggris

mengekploitasi orang dalam praktik bisnis dan persaingan yang tidak fair.

  

Of Taxes, mengarah ke masalah hutang negara karena akan berdampak

kepada anak cucu yang akan menanggung.

  Hume termasuk penentang perang karena dapat merugikan orang,

peningkatan pajak, bisnis busuk, dan pemboroskan keuangan. Selain itu

juga merusak lingkungan dan menyebabkan defisit anggaran, defisit

keuangan dalam ekonomi domestik yang mempunyai banyak kerugian

antara lain yaitu migrasi masyarakat miskin ke kota, tidak ada jaminan

keamanan terhadap pendanaan pribadi, pajak dan bunga meningkat dan

struktur upah tidak proporsional, keamanan hanya menjamin orang-orang

kaya dan kemungkinan negara akan jatuh dan menjadi jajahan negara lain

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Dalam teori uang David Hume menjelaskan bahwa walau jumlah

  

uang secara absolut tidak mempengaruhi output riil namun peningkatan

jumlah penawaran uang secara gradual akan meningkatkan output suatu

negara dan perubahan harga-harga sebagian disebabkan oleh perubahan

jumlah barang dan sebagiannya dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang.

  Kontribusi pemikiran terhadap ilmu ekonomi David Hume, adalah :  Pemikiran dampak uang terhadap perekonomian dan terhadap perdagangan internasional.

   Pemikiran tentang perdagangan internasional dan perpajakan.

 Konsep kesenjangan dalam perdaganan dan overproduksi.

 Pemikiran perubahan harga oleh jumlah barang dan uang.

  Pemikiran Ekonomi Sebelum Adam Smith

3.4.1. Kameralisme

  Kameralisme berkaitan dengan ide-ide politik yang berkenaan dengan administrasi, kebijakan ekonomi dan perdagangan yang merupakan ciri khas dari negara monarki yang absolute di Jerman dan Austria pada abad ke-18. Kameralisme sebenarnya merupakan salah satu versi dari merkantilisme. Kameralime lebih menekankan pada kebijakan politik luar negeri untuk perdagangan dan kolonialisasi.

  Pelaksana faham ini adalah Frederick William I yang yang melakukan proses unifikasi elemen-elemen politik yang dimulai dari Prusia. Kemudian Maria Theresa mencoba untuk mereformasi di Prusia.

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Reformasi yang dilakukan meliputi: (1) Pemusatan administrasi, (2) Liberalisasi industri, (3) Membentuk kesamaan hukum pemerintahan

  daerah, (4) Formulasi terhadap filosopi merkantilisme umum. Austria memulai dengan pengendalian absolute terhadap sentralisasi lembaga keuangan yang menekankan pada isu-isu pajak, agen pemerintah dibidang perpajakan dan reorganisasi Royal Exchequer sebagai Departemen Keuangan.

  Pada fase awal Leopold I melakukan identifikasi yang dilakukan pada ekonom-politikus seperti Becher, Schroeder dan Hornick. Becher mengkonsentrasikan dibidang kebijakan internal untuk mengkoordinasikan agen-agen ekonomi yang mempunyai kesamaan tujuan. Schroeder melakukan pembinaan untuk masalah absolutisme negara suatu negara monarki. Sedangkan Hornick menulis tentang penggabungan semua negara-negara Austria dibawah raja dalam suatu daratan. Salah satu tulisannya adalah “Federated States of Austria”. Tulisan yang lain berupa ‘business science’ (ilmu bisnis yang terkenal pada abad ke-20. Kameralisme juga memunculkan prinsip-prinsip tentang “division of labor

  

and specialization” (pengelompokan tenga kerja dan spesialisasi tenaga

kerja).

  Pada masa ini dikeluarkan doktrin “Natural Right of King dan Divine

  

Right of Kings”. Doktrin Natural Right dikembangkan oleh Pufendorf yang

  mendasarkan pada faham absolutisme. Faham Kameralisme berikutnya dikembangkan oleh J.H.B. von Justi dan Joshep von Sonnenfels yang

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  menyarankan agar populasi penduduk ditingkatkan untuk meningkatkan kemakmuran negara.

  Kaum Kameralis secara tidak langsung mendorong terjadi imigrasi dengan diberlakukannya pembebasan pajak dan subsidi. Kaum Kameralis tidak menginginkan adanya perluasan perdagangan dan pemusatan idustri. Neraca perdagangan hanya didasarkan pada hubungan tenaga kerja dan sejumlah prestasi (hasil) tenaga kerja . Keberadaan Kamerlisme merupakan ide yang ada di Jerman dan Austria dan berakhir pada abad ke-19.

  Doktrin Adam Smith masuk ke Jerman yang diteruskan oleh Jacob, Sodan, dan Hufeland dan Kant. Kameralisme sebagai suatu ilmu yang membantu pengembangan ilmu administrasi negara, yang ditunjang dengan ilmu statistika, perdagangan luar negeri dan keuangan publik. Kritik pada pemikiran kameralisme adalah populasi penduduk meningkat, secara tidak langsung mendorong terjadi imigrasi dengan diberlakukannya pembebasan pajak dan subsidi. Kaum Kameralis tidak menginginkan adanya perluasan perdagangan dan pemusatan idustri.

  3.4.2. Sir William Petty (1623-1687)

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK Sir William Petty orang Inggris yang merupakan ekonom, ahli

  statistika, ahli matematika, dan seorang dokter yang lahir pada 26 Mei 1623 di Ramsey, England dan merupakan seorang positivistik. Profesor anatomy di Oxford dan bergabung dengan John Wilkins dan membentuk

Royal Society yang berkenaan dengan klub ilmu pengetetahuan informal.

  Seorang ekonom-politik yang menulis tentang “A Treatise of Taxes and

  

Contributions”, pemikiran tentang pajak atas produktivitas tanah akhirnya

menjadi pendapatan bagi negara.

  Tidak pernah berfikir seperti kaum merkantilisme yang berfikir tentang emas, perak dan batu berharga. Pada tahun 1662 Petty menulis tentang “Natural and Political Obsevations made upon the Bill of Morality”. Dengan statistika dia menganalisis masalah eksodus massa ke kota terhadap populasi pertanian, sekolahan, kesehatan dan moral, industri, komersial dan tenaga kerja.

  Petty menggunakan “political arithmetic” untuk menggambarkan kekayaan dengan mempertimbangkan populasi sebagai suatu kemakmuran. Kelangkaan akan penduduk menyebabkan kemelaratan begitu pula sebaliknya, karena pada waktu itu pertanian butuh orang untuk meningkatkan produktivitas. Petty menyatakan “hands are the fathers and

  

land is the mother”. Petty juga melakukan pengujian terhadap bunga,

  dan melakukan pengenaan dua kali lipat untuk bunga, yaitu: (1) kompensasi risiko, dan (2) pembayaran untuk menekan lender (kreditur).

  Petty juga membangun konsep tentang perbedaan antara expenditure dengan total revenue. Dari situ dijadikan dasar penentu tarif upah. Jika

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  suatu profit margin menurun maka menyebabkan menurunnya pendapatan, ada dua alternative, yaitu: menurunnya tingkat upah dan menurunnya tingkat pajak.

  Kontribusi pemikiran Sir Wiliam Petty antara lain :  Political Arithmetic merupakan bakal dari ekonometrik.

   Penggunaan statistika dan matematika dalam analisisnya, sehingga analisisnya lebih tajam dibanding dengan ekonom lainnya.

   Pemikiran pada fungsi uang sebagai nilai standard, media pertukaran dan alat penyimpan.

   Ide menolak uang sebagai alat ukur absolute dan menyatakan pendapat bahwa nilai tersebut dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan yang menjadi konsep supply and demand.

   Pendekatan konsep Kuantitatif atas penyelesaian masalah perekonomian.

3.4.3. Sir Josiah Child

  Sir Josiah Child, sebenarnya tidak menunjukkan dia sebagai seorang ekonom besar. Dia justru terlihat sebagai penyokong ide saja

BAB 3 : PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK

  daripada seorang teoritis. Jika hasil karyanya terasa sebagai karya hebat, adalah karena apa yang ia tunjukkan tentang kesulitan para ekonom dalam memandang ilmu ekonomi pada masa dia hidup, dan kelayakan dari metode lama yang berkaitan. Dibandingkan penulis yang lain, dia lebih menjelaskan keadaan bagaimana teori ekonomi berkembang.