3 PENILAIAIN PENGGABUNGAN USAHA PSAK 65

PENGGABUNGAN USAHA PENILAIAN

  Penggolongan Penggabungan Usaha Penggabungan Vertikal

  • Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda akan tetapi saling berhubungan, yaitu sebagai rekanan dan langganan, Keuntungannya : 1. Resiko terjadinya kesulitan dalam memperoleh bahan baku.

  2. Mutu produksi lebih baik.

  3. Biaya produksi per unit turun , karena proses produksi terintegrasi.

  4. Pembayaran PPN ditunda.

   Penggabungan Horizontal

  Masalah Dalam Penggabungan Usaha Ditinjau dari segi akuntansinya, penggabungan badan usaha menimbukan 2 masalah :

1. Penentuan dan pembagian modal saham.

  Penentuan dan Pembagian Modal Saham Penentuan Jenis Modal Saham

Untuk menentukan jenis modal saham yang akan

diterbitkan sebaiknya memperhatikan tingkat

keuntungan masing-masing perusahaan yang

melakukan penggabungan badan usaha. Tingkat

keuntungan masing-masing perusahaan ini ada 2

kemungkinan :

  Lanjuta n Penentuan Jumlah Modal Saham

Untuk menentukan jumlah nilai modal saham sebaiknya

memperhatikan tingkat keuntungan relatif masing-masing.

  

Dasar penentuan jumlah dan pembagian modal saham

yang dapat dipergunakan ada 3, yaitu : 1) Kontribusi

aktiva bersih, 2) Kontribusi laba, 3). Gabungan

kontribusi aktiva bersih dan laba.

  2. Kontribusi laba.

  

Nilai modal saham diterbitkan akan ditentukan dengan

mengkapitalisasi laba perusahaan dengan tingkat

kapitalisasi tertentu tingkat laba normal.

  Prosedur penentuan modal sahamnya :

  

1. Menentukan kontribusi laba masing-masing

perusahaan.

  Lanjuta n

3. Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba.

  Cara ini merupakan penggabungan dari cara Kontribusi Aktiva Bersih dan Kontribusi Laba, untuk menghidari kelemahan yang terdapat dari cara (1) dan (2). Jadi tujuannya adalah untuk menghilangkan terjadinya ketidakadilan pembagian laba atau pembagian kas.

  

Agar tujuan tersebut dapat dicapai diperlukan

syarat-syarat berikut :

1. Tingkat kapitalisasi tidak melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang bergabung.

  

2. Diterbitkan 2 jenis saham (Saham Biasa dan

Istimewa). Besarnya masing-masing jenis saham tergantung pada hak prioritas saham Istimewa, yang dalam hal ini ada 2 kemungkinan :

  Contoh 1 ( Kontribusi Aktiva Bersih ) :

Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat

melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT.

  

ABC. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum

penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

  Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Aktiva 300 450 600 1.350 Hutang 50 100 200 350 Modal (Aktiva 250 350 400 1.000 bersih) Contoh 2 ( Kontribusi Laba ) : Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Disepakati

tingkat kapitalisasi adalah 20%. Ikhtisar Neraca masing-masing

sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

  Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Aktiva 300 450 600 1.350 Hutang 50 100 200 350 Modal (Aktiva bersih) 250 350 400 1.000 Jadi sepertinya halnya contoh (1), maka PT. ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp. 1.000.000.000 yang akan dibagi sbb :

  Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Laba

  50

  70 80 200 Tingkat Laba 20% 20% 20% 20% Jumlah modal saham 250 350 500 1000

  Lanjuta n Contoh 3 ( Kontribusi Aktiva Bersih & Laba ) : Pada awal tahun 2006 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Neraca masing-masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

  Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Aktiva 250 400 700 1.350 Hutang 50 100 200 350 Modal (Aktiva 200 300 500 1.000 bersih) Kontribusi relatif 20% 30% 50% 100% Dalam hal ini besarnya modal saham dapat dihitung sbb :

  Keterangan PT. A PT. B PT. C Total Laba

  60

  60 80 200 Tingkat Kapitalisasi 16% 16% 16% 16% Jumlah modal saham 375 375 500 1.250 Jumlah modal saham biasa 200 300 500 1.000 Jumlah modal saham istimewa 175 75 250

  Lanjuta n

  Lanjuta n

  Jurnalnya : 1.350.000.00 Aktiva Goodwill 250.000.000 Hutang

  350.000.000 Modal Saham Istimewa 250.000.000 16% 1.000.000.000

  

Akuntansi Penggabungan Badan Usaha

Dewasa ini terdapat 2 metode akuntansi yang lazim digunakan untuk mencatat Pengabungan badan usaha yaitu :

  1. Metode Kepentingan (Pooling of Interest Method)

  2. Metode Pembelian (By Purchases Method) Kedua metode ini memang bukan merupakan metode alternatif.

  Jadi pemilihannya harus didasarkan pada hakekat dari penggabungan badan usaha tersebut.

  Metode Kepentingan ( Pooling of Interest Method ) Metode ini dipakai apabila : Penggabungan merupakan penyatuan pemilikan dari 2 (dua) perusahaan

  • atau lebih. Jadi tidak terjadi perubahan di dalam dasar pertanggungjawaban

  Aktiva, hutang dan modal tetap akan dicatat sebesar nilai bukunya,

  • dengan demikian tidak menimbulkan Goodwill baru

  Modal juga tidak akan terjadi perubahan hanya komposisi modal

  • dapat berubah, sebagai berikut :

1. Modal Saham

  Jumlah modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan (namun boleh bertambah atau

  Contoh ( Pooling of Interest ) :

Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung.

kedua perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :

  PT. X PT. Z TOTAL Rekening N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar AKTIVA Kas 50.000 50.000 75.000 75.000 125.000 125.000 Piutang 75.000 70.000 100.000 95.000 175.000 165.000 Persediaan 90.000 110.000 150.000 190.000 240.000 300.000

  Lanjuta n

  Kondisi :

  1. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah penggabungan sama dengan modal saham sebelum bergabung. PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 250.000, sehingga modal saham menjadi Rp. 450.000.

2. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah penggabungan Lebih Besar dengan modal saham sebelum bergabung.

  PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 275.000, sehingga modal saham menjadi Rp. 475.000.

  Lanjuta n

Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio

saham dan laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan menjadi :

  PT. X Neraca Per 1 Januari 2006 AKTIVA Kas

  125.000 Piutang 175.000 Persediaan 240.000

  Lanjuta n

  Kas 75.000 KONDISI 2 Piutang

  100.000 Jurnal : Persediaan 150.000 Aktiva Tetap 175.000 Hutang 150.000 Modal Saham 275.000 Agio Saham

  15.000 Laba Ditahan 60.000

  Lanjuta n PT. X Neraca Per 1 Januari 2006 AKTIVA

  Kas 125.000 Piutang 175.000 Persediaan 240.000 Aktiva Tetap 310.000

  Total 850.000 Metode Pembelian ( By Purchases Method )

  1. Metode ini dipakai jika syarat-syarat penggunaan metode pooling of interest tidak dipenuhi.

  2. Aktiva, hutang dan modal akan dicatat berdasarkan harga perolehannya (mencerminkan nilai wajar).

  3. Apabila jumlah yang dibayarkan (nilai pasar modal yang diserahkan) melebihi nilai wajar atas aktiva bersih, maka kelebihannya akan diperlakukan sebagai goodwill.

  Contoh ( By Purchases ) :

Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung.

kedua perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :

  PT. X PT. Z TOTAL Rekening N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar AKTIVA Kas 50.000 50.000 75.000 75.000 125.000 125.000 Piutang 75.000 70.000 100.000 95.000 175.000 165.000 Persediaan 90.000 110.000 150.000 190.000 240.000 300.000

  Lanjuta n

  Kondisi :

  1. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham

sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai

pasar modal saham ditaksir 125%.

  2. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham

sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai

pasar modal saham ditaksir 140%.

  3. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham

sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai

pasar modal saham ditaksir 113,33%.

  Lanjuta n

  KONDISI 1

  

Dalam hal ini berarti tidak ada goodwill, akan tetapi terjadi

agio saham sebesar 25% x Rp. 600.000 = Rp. 150.000.

  Kas 125.000 Jurnal : Piutang 165.000 Persediaan 300.000 Aktiva Tetap 400.000

  PT. X Neraca Per 1 Januari 2006 AKTIVA Kas

  125.000 Piutang 165.000 Persediaan 300.000 Aktiva Tetap 400.000

  Total 990.000

  Lanjuta n

  Dalam hal ini berarti terjadi, agio saham dan goodwill : Agio Saham : 40% x Rp. 600.000 = Rp. 240.000. Goodwill : Nilai Pasar Modal Saham : 140% x Rp. 600.000 = Rp. 840.000 Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-) Goodwill Rp. 90.000 Kas 125.000 Jurnal : KONDISI 2

  Lanjuta n

  KONDISI 3 Nilai Pasar Modal Saham : 113,33% x Rp. 600.000 = Rp. 680.000 Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-) Kelebihan Aktiva Bersih diatas Harga Pasar Saham = Rp. 70.000 Kelebihan nilai pasar aktiva bersih di atas nilai pasar modal saham atau goodwill negatif sebesar Rp. 70.000, akan diperlakukan sebagai pengurang aktiva non moneter sebagai berikut : Keterangan Nilai Pasar Goodwill Negatif Harga Perolehan

  Lanjuta n

  Lanjuta n

  Jurnal : Kas 125.000 Piutang 165.000 Persediaan 270.000 Aktiva Tetap 360.000 Goodwill 90.0000