kimia Ilmu yang Adalah Cahaya.pdf
11/11/2016
Pelita Online Ilmu Adalah Cahaya
PENDIDIKAN
GAYA HIDUP
OLAH RAGA
HIBURAN
IPTEK
ANALISIS BERITA
HIKMAH
METROPOLITAN
SELEBRITI
HUKUM & KRIMINALITAS
KELUARGA & FESYEN
KESEHATAN & KULINER
SEPAK BOLA
PROPERTI
HARIAN PELITA
LAPSUS
SURAT PEMBACA & JURNALISME WARGA
KURSBELIJUAL
USD 9,381 9,475
selasa, 3Jul2012
19:17:18 WIB
Tiga warga Jakarta menggugat Pemprov DKI Jakarta, PT Taman Impian Jaya Ancol, dan PT Pembangunan Jaya Ancol ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Menurut mereka, Ancol adalah pantai milik publik, bukan milik perorangan atau swasta. Sehingga tiket masuk ke
pantai seharga Rp15.000 tak berhak diberlakukan. Setujukah Anda jika akses ke Pantai Ancol digratiskan?
Setuju
Tidak Setuju
Vote
Result
Senin, 09 April 2012
Ilmu Adalah Cahaya
file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm
2/6
11/11/2016
Pelita Online Ilmu Adalah Cahaya
Ilmu yang kokoh adalah ilmu yang dibangun atas dasar iman. Ibarat bangunan, ilmu ini
merupakan bangunan megah yang memiliki pondasi menancap kuat dalam bumi. Ilmu
seperti inilah yang bisa memancarkan cahaya keilahian dalam pribadi pemiliknya.
Ilmu Adalah Cahaya
Al`Ilmu nuurun, Ilmu itu cahaya. Demikian pepatah Arab menggambarkan kemuliaan dan manfaat ilmu bagi kehidupan. Kehidupan akan berhenti
jika tidak ada cahaya di sana. Kehidupan tanpa cahaya hanya dipenuhi dengan kegelapan dan kesesatan. Demikian pula jika hidup tanpa ilmu; gelap
dan sesat.
Sedemikian tinggi nilai ilmu sehingga Rasulullah Saw mengibaratkan orang yang berilmu bagaikan bulan purnama di tengah kegelapan malam. Maka
wajar jika Rasulullah Saw menjadikan ulama' (orangorang yang berilmu) sebagai pewaris risalah kenabian.
Sementara itu, AlHasan AlBashri mengatakan: “Kalaulah bukan karena adanya ulama niscaya manusia akan seperti binatang.”
Mengaitkan ilmu dengan cahaya sama dengan menghubungkan ilmu dengan Tuhan sebagai sumber dari segala cahaya. Surat AnNur [24]: 35
menyebutkan bahwa Allah adalah "(pemberi) cahaya bagi langit dan bumi...". Di ayat tersebut juga disebutkan Allah merupakan "cahaya di atas
cahaya (nur `ala nur)".
Semua ini menunjukkan betapa sesungguhnya ilmu itu sakral karena memiliki sumber dari nilainilai keilahian. Titik kesucian ilmu terletak pada
sumbernya yang berasal dari Tuhan dan fungsinya sebagai pemberi petunjuk bagi kehidupan. Dengan demikian, orang yang berilmu sudah
seharusnya memerankan dirinya sebagai pemberi cahaya bagi lingkungannya sebagaimana Allah menjadi sumber cahaya bagi langit dan bumi.
Namun sayang, seringkali kita melihat orangorang berilmu yang jauh dari nilainilai keilahian, bahkan justru menjadi masalah bagi masyarakat
sekitarnya. Lihat saja, betapa banyak orangorang yang terlibat dalam masalah korupsi di negeri ini memiliki gelar akademik yang panjang; profesor,
doktor, master, insinyur, atau sarjana.
Lihat pula, betapa banyak cerdik pandai di negeri ini yang hanya asyik dengan ilmu yang digelutinya tanpa peduli dengan berbagai problem yang
dihadapi masyarakat. Mereka lebih suka hidup di menara gading intelektualisme daripada menjadi cahaya bagi masyarakatnya. Yang lebih parah lagi,
sebagian dari mereka begitu asyik mencari argumentasi ilmiah untuk melegitimasi kebijakankebijakan penguasa yang lalim.
Sebagai sesuatu yang terkait erat dengan nilainilai ketuhanan, maka ilmu juga harus ditempatkan dalam ruang yang suci yang berasal dari nilainilai
ketuhanan. Dalam hal ini ilmu tidak bisa dilepaskan dengan iman. Ilmu dan iman ibarat dua sisi dari koin mata uang. Ilmu tanpa iman ibarat
membangun gedung megah tanpa pondasi; rapuh dan membahayakan semua orang.
Ilmu yang tidak berakar dari iman adalah sumber dari kerusakan ilmu; ilmu menjadi kotor dan kehilangan fungsinya sebagai cahaya. Inilah sumber
kerusakan di dunia. Orang berilmu yang tidak memiliki iman tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kehidupan. Justru, bahaya yang
ditimbulkannya bisa jauh lebih berbahaya daripada kerusakan yang lahir dari kebodohan.
Di titik inilah kita bisa memahami mengapa banyak orangorang berpendidikan tinggi yang terlibat dalam kasuskasus amoral dan kriminal. Di sini
file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm
3/6
11/11/2016
Pelita Online Ilmu Adalah Cahaya
pulalah kita bisa mengetahui, ternyata tidak semua orang berilmu itu otomatis bisa menjadi cahaya bagi kehidupannya, atau menjadi pewaris risalah
kenabian; hanya orangorang yang membangun ilmunya di atas pondasi iman saja yang bisa menjadi cahaya itu.
Maka, kita bisa mempertanyakan klaim obyektivitas ilmu sebagaimana yang diyakini kelompok positivisme. Tidak ada ilmu yang obyektif, karena
semua ilmu ditentukan oleh paradigma yang menjadi pondasinya. Juga, tidak ada ilmu yang bisa lahir dari keraguaraguan (skeptisisme). Ilmu harus
dibangun dari keyakinan. Ilmu yang dibangun dari keraguan itu sendiri pun sesungguhnya telah menjadikan keraguraguan sebagai keyakinannya.
Dan ilmu yang seperti ini (yang dibangun atas dasar skeptisisme) adalah ilmu yang berbahaya karena pondasi yang rapuh. Ilmu model ini akan
melahirkan pribadipribadi lemah yang mudah goyah oleh rayuan kesenangan duniawi. Cahaya pengetahuan yang dimilikinya akan dengan mudah
digadaikan dengan harga yang murah (tsamanan qolilan).
Ilmu yang kokoh adalah ilmu yang dibangun atas dasar iman. Ibarat bangunan, ilmu ini merupakan bangunan megah yang memiliki pondasi
menancap kuat dalam bumi. Ilmu seperti inilah yang bisa memancarkan cahaya keilahian dalam pribadi pemiliknya sehingga ia mampu menahan
terjangan badai kesenangan duniawi.
Pribadipribadi seperti ini akan menjadi cahaya bagi lingkungannya. Ia akan istiqomah memegang cahaya itu meski kesenangan duniawi datang
merayunya dan akan tetap tegar meski ombak kekuasaan datang menghantamnya.
Maka tidak ada pilihan lain selain membangun ilmu dengan pondasi iman jika bangsa ini ingin segera keluar dari krisis, dan melahirkan cerdik pandai
dengan iman membaja di hati agar Indonesia tidak dipenuhi oleh orangorang cerdas yang sekedar menjadi sampah kehidupan.
Ahmad Khoirul Fata; Dosen pada Jurusan Politik Islam, Fak Ushuluddin & Dakwah, IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Memahami Perbedaan
Masalahmasalah Utama Kita
Gotong royong
Makna Hakiki Kemerdekaan
Hidup Bersyukur
file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm
4/6
Pelita Online Ilmu Adalah Cahaya
PENDIDIKAN
GAYA HIDUP
OLAH RAGA
HIBURAN
IPTEK
ANALISIS BERITA
HIKMAH
METROPOLITAN
SELEBRITI
HUKUM & KRIMINALITAS
KELUARGA & FESYEN
KESEHATAN & KULINER
SEPAK BOLA
PROPERTI
HARIAN PELITA
LAPSUS
SURAT PEMBACA & JURNALISME WARGA
KURSBELIJUAL
USD 9,381 9,475
selasa, 3Jul2012
19:17:18 WIB
Tiga warga Jakarta menggugat Pemprov DKI Jakarta, PT Taman Impian Jaya Ancol, dan PT Pembangunan Jaya Ancol ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Menurut mereka, Ancol adalah pantai milik publik, bukan milik perorangan atau swasta. Sehingga tiket masuk ke
pantai seharga Rp15.000 tak berhak diberlakukan. Setujukah Anda jika akses ke Pantai Ancol digratiskan?
Setuju
Tidak Setuju
Vote
Result
Senin, 09 April 2012
Ilmu Adalah Cahaya
file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm
2/6
11/11/2016
Pelita Online Ilmu Adalah Cahaya
Ilmu yang kokoh adalah ilmu yang dibangun atas dasar iman. Ibarat bangunan, ilmu ini
merupakan bangunan megah yang memiliki pondasi menancap kuat dalam bumi. Ilmu
seperti inilah yang bisa memancarkan cahaya keilahian dalam pribadi pemiliknya.
Ilmu Adalah Cahaya
Al`Ilmu nuurun, Ilmu itu cahaya. Demikian pepatah Arab menggambarkan kemuliaan dan manfaat ilmu bagi kehidupan. Kehidupan akan berhenti
jika tidak ada cahaya di sana. Kehidupan tanpa cahaya hanya dipenuhi dengan kegelapan dan kesesatan. Demikian pula jika hidup tanpa ilmu; gelap
dan sesat.
Sedemikian tinggi nilai ilmu sehingga Rasulullah Saw mengibaratkan orang yang berilmu bagaikan bulan purnama di tengah kegelapan malam. Maka
wajar jika Rasulullah Saw menjadikan ulama' (orangorang yang berilmu) sebagai pewaris risalah kenabian.
Sementara itu, AlHasan AlBashri mengatakan: “Kalaulah bukan karena adanya ulama niscaya manusia akan seperti binatang.”
Mengaitkan ilmu dengan cahaya sama dengan menghubungkan ilmu dengan Tuhan sebagai sumber dari segala cahaya. Surat AnNur [24]: 35
menyebutkan bahwa Allah adalah "(pemberi) cahaya bagi langit dan bumi...". Di ayat tersebut juga disebutkan Allah merupakan "cahaya di atas
cahaya (nur `ala nur)".
Semua ini menunjukkan betapa sesungguhnya ilmu itu sakral karena memiliki sumber dari nilainilai keilahian. Titik kesucian ilmu terletak pada
sumbernya yang berasal dari Tuhan dan fungsinya sebagai pemberi petunjuk bagi kehidupan. Dengan demikian, orang yang berilmu sudah
seharusnya memerankan dirinya sebagai pemberi cahaya bagi lingkungannya sebagaimana Allah menjadi sumber cahaya bagi langit dan bumi.
Namun sayang, seringkali kita melihat orangorang berilmu yang jauh dari nilainilai keilahian, bahkan justru menjadi masalah bagi masyarakat
sekitarnya. Lihat saja, betapa banyak orangorang yang terlibat dalam masalah korupsi di negeri ini memiliki gelar akademik yang panjang; profesor,
doktor, master, insinyur, atau sarjana.
Lihat pula, betapa banyak cerdik pandai di negeri ini yang hanya asyik dengan ilmu yang digelutinya tanpa peduli dengan berbagai problem yang
dihadapi masyarakat. Mereka lebih suka hidup di menara gading intelektualisme daripada menjadi cahaya bagi masyarakatnya. Yang lebih parah lagi,
sebagian dari mereka begitu asyik mencari argumentasi ilmiah untuk melegitimasi kebijakankebijakan penguasa yang lalim.
Sebagai sesuatu yang terkait erat dengan nilainilai ketuhanan, maka ilmu juga harus ditempatkan dalam ruang yang suci yang berasal dari nilainilai
ketuhanan. Dalam hal ini ilmu tidak bisa dilepaskan dengan iman. Ilmu dan iman ibarat dua sisi dari koin mata uang. Ilmu tanpa iman ibarat
membangun gedung megah tanpa pondasi; rapuh dan membahayakan semua orang.
Ilmu yang tidak berakar dari iman adalah sumber dari kerusakan ilmu; ilmu menjadi kotor dan kehilangan fungsinya sebagai cahaya. Inilah sumber
kerusakan di dunia. Orang berilmu yang tidak memiliki iman tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kehidupan. Justru, bahaya yang
ditimbulkannya bisa jauh lebih berbahaya daripada kerusakan yang lahir dari kebodohan.
Di titik inilah kita bisa memahami mengapa banyak orangorang berpendidikan tinggi yang terlibat dalam kasuskasus amoral dan kriminal. Di sini
file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm
3/6
11/11/2016
Pelita Online Ilmu Adalah Cahaya
pulalah kita bisa mengetahui, ternyata tidak semua orang berilmu itu otomatis bisa menjadi cahaya bagi kehidupannya, atau menjadi pewaris risalah
kenabian; hanya orangorang yang membangun ilmunya di atas pondasi iman saja yang bisa menjadi cahaya itu.
Maka, kita bisa mempertanyakan klaim obyektivitas ilmu sebagaimana yang diyakini kelompok positivisme. Tidak ada ilmu yang obyektif, karena
semua ilmu ditentukan oleh paradigma yang menjadi pondasinya. Juga, tidak ada ilmu yang bisa lahir dari keraguaraguan (skeptisisme). Ilmu harus
dibangun dari keyakinan. Ilmu yang dibangun dari keraguan itu sendiri pun sesungguhnya telah menjadikan keraguraguan sebagai keyakinannya.
Dan ilmu yang seperti ini (yang dibangun atas dasar skeptisisme) adalah ilmu yang berbahaya karena pondasi yang rapuh. Ilmu model ini akan
melahirkan pribadipribadi lemah yang mudah goyah oleh rayuan kesenangan duniawi. Cahaya pengetahuan yang dimilikinya akan dengan mudah
digadaikan dengan harga yang murah (tsamanan qolilan).
Ilmu yang kokoh adalah ilmu yang dibangun atas dasar iman. Ibarat bangunan, ilmu ini merupakan bangunan megah yang memiliki pondasi
menancap kuat dalam bumi. Ilmu seperti inilah yang bisa memancarkan cahaya keilahian dalam pribadi pemiliknya sehingga ia mampu menahan
terjangan badai kesenangan duniawi.
Pribadipribadi seperti ini akan menjadi cahaya bagi lingkungannya. Ia akan istiqomah memegang cahaya itu meski kesenangan duniawi datang
merayunya dan akan tetap tegar meski ombak kekuasaan datang menghantamnya.
Maka tidak ada pilihan lain selain membangun ilmu dengan pondasi iman jika bangsa ini ingin segera keluar dari krisis, dan melahirkan cerdik pandai
dengan iman membaja di hati agar Indonesia tidak dipenuhi oleh orangorang cerdas yang sekedar menjadi sampah kehidupan.
Ahmad Khoirul Fata; Dosen pada Jurusan Politik Islam, Fak Ushuluddin & Dakwah, IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Memahami Perbedaan
Masalahmasalah Utama Kita
Gotong royong
Makna Hakiki Kemerdekaan
Hidup Bersyukur
file:///D:/Artikelku/yg%20sdh%20terbit/Pelita%20Online%20%20Ilmu%20Adalah%20Cahaya.htm
4/6