PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEN (1)

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN
PENDAPATAN PADA PT KERETA API INDONESIA SURABAYA
Nena BertaVirde Putri
nena.bertavirde@gmail.com

Dini Widyawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
This main to evaluate the implementation of accounting information system of receipt of income at PT Kereta
Api Indonesia Surabaya. This research is a qualitative research, while the data analysis technique which is
applied in this research is the descriptive analysis with qualitative approach. The results of data interpretation
and analysis to the implementation of accounting information system at PT Kereta Api Indonesia Surabaya, it
can be concluded that the organization structure of PT Kereta Api Indonesia Surabaya overall is good, in
carrying out the activity of receipt of income has been using serial numbered document in order to prevent the
occurrence of deviation, so it can be said that the input of accounting information system of income is good.
Output of accounting information system of income at PT Kereta Api Indonesia Surabaya can be said good,
since the output consists of: daily sales reports, deposit books, cash book as well as the combined list and analysis
of passengers revenue and the implementation of internal control of receipt of income at PT Kereta Api Indonesia

Surabaya it can be said good.
Keywords: Accounting Information System, Income,Internal Control.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan
pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia Surabaya. Penelitian dengan metode kualitatif, sedangkan
teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif pendekatan kualitatif. Hasil analisis dan
interpretasi data terhadap penerapan sistem informasi akuntansi pada PT. Kereta Api Indonesia
Surabaya adalah bahwa struktur organisasi PT. Kereta Api Indonesia Surabaya secara keseluruhan
sudah baik, dalam melakukan aktivitas penerimaan pendapatan telah menggunakan dokumen
bernomor urut dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecurangan, sehingga dapat dikatakan
input sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan dikatakan baik. Output sistem informasi
akuntansi penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia Surabaya dikatakan baik, karena
output yang dihasilkan meliputi: laporan penjualan harian, buku setoran, buku kas serta daftar
gabungan dan analisa pendapatan angkutan penumpang serta pelaksanaan pengendalian intern
penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia Surabaya dikatakan baik.
Kata kunci: Sistem informasi akuntansi, pendapatan,pengendalian intern

PENDAHULUAN
Dewasa ini dunia usaha semakin berkembang, baik yang bergerak dibidang jasa,
dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang

bermunculan sehingga persaingan usaha pun semakin ketat. Khususnya bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang yang sama. Namun pada hakikatnya semua perusahaan
tersebut memiliki permasalahan yang sangat kompleks salah satunya mengenai sistem
informasi akuntansi.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

2

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memilki seorang manajer yang
mampu mengambil keputusan dengan tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan. Dalam pengambilan keputusan, manajer dapat menggunakan informasi
mengenai sistem akuntansi dan sistem informasi pendapatan perusahaan. Sistem informasi
akuntansi yang memadai dapat menampung, menyeleksi, mengolah, dan menayajikan
informasi yang berguna sesuai dengan kondisi perusahaan. Sistem informasi akuntansi
mempunyai manfaat dan peranan yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan merupakan hal yang sangat
penting dalam menjalankan proses bisnis dan membantu mengolah serta menganalisis data
transaksi di dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan tersebut
dimaksudkan agar perusahaan dapat menjalankan proses pendapatan yang baik. Dengan
adanya sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan, karyawan memiliki prosedur

kerja yang jelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan
menghindari terjadinya penyimpangan atas aktivitas penerimaan pendapatan yang terjadi.
Pada umumnya organisasi menggantungkan diri mereka kepada pendapatan untuk
dapat bertahan hidup, sebagian organisasi yang berorientasi pada pendapatan memperoleh
pendapatan melalui penjualan produk, lainnya menghasilkan pendapatan melalui
penyediaan jasa dan ada pula organisasi yang menghasilkan pendapatan melalui penjualan
produk sekaligus penyedia jasa.
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat
nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sistem jaringan
transportasi dapat dilihat dari segi efektivitas, dalam arti keselamatan, aksesibilitas tinggi,
terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar, cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman,
tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta dari segi efisiensi dalam arti beban publik
rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. Oleh karena itu,
pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan menggerakkan
dinamika pembangunan wilayah.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi darat adalah PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berada di
bawah naungan Departemen Perhubungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ditunjuk oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan layanan jasa transportasi darat. Keberadaan kereta api
diharapkan bukan sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi

sebagai alat angkut dan distribusi saja akan tetapi, lebih untuk memberikan kepuasan
pelayanan kepada masyarakat sebagai pemakai jasa kereta api, dengan memberikan
kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu. Sehingga mampu menciptakan keunggulan
kompetitif terhadap produksi maupun jasa domestik dipasar global.
Pendapatan merupakan komponen penting dalam sebuah perusahaan, seperti pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya, pendapatan berfungsi untuk dapat
membantu PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya dalam membiayai
kegiatan operasionalnya serta mengembangkan fasilitas kereta api untuk mencapai tujuan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya yaitu melayani masyarakat dalam
bidang transportasi. Semakin kompleksnya data dan informasi akuntansi perusahaan, maka
sangat mutlak diperlukan sistem informasi pendapatan.
Perkembangan pelayanan serta fasilitas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII
Surabaya mengakibatkan semakin kompleks juga sistem informasi yang diperlukan,
sehingga informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut tetap dapat akurat dan tepat waktu,
serta dapat menjadi pedoman untuk pengambilan suatu keputusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi
penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)


3

TINJAUAN TEORETIS
Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem informasi dan sistem akuntansi
Winarno (2006) menyatakan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem memerlukan sumber daya yang akan
diperlukan untuk mengubah input menjadi output. Sumber daya meliputi berbagai bentuk,
dari mesin otomatis hingga sinar matahari, tergantung bentuk sistemnya.
Winarno (2006) menyatakan bahwa informasi merupakan data yang sudah diolah,
sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Dengan kata lain, informasi adalah fakta
yang mempunyai arti dan berguna untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi berbeda
dengan data, karena informasi merupakan hasil akhir atau keluaran suatu sistem informasi.
Sedangkan data merupakan bahan yang akan diolah oleh sistem informasi. Data dapat
berupa angka, tulisan, gambar dan bahkan simbol.
Seringkali informasi (keluaran dari suatu sistem) dapat berubah bentuk menjadi data
(masukan bagi sistem yang lain). Bagi calon pembeli, harga barang merupakan informasi.
Setelah pembelian dilakukan, harga barang menjadi data, karena dikalikan dengan
banyaknya barang yang dibeli akan dihasilkan informasi baru, yaitu jumlah yang harus
dibayar.

Winarno (2006) menjelaskan, sistem akuntansi adalah seperangkat catatan, prosedur
dan peralatan yang secara rutin berhubungan dengan peristiwa yang mempengaruhi
prestasi dan posisi keuangan suatu organisasi. Sistem akuntansi memusatkan perhatian
pada transaksi yang berulang (repetitif) dan jumlahnya material. Transaksi-transaksi ini
dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok besar, yaitu:
1. Pembayaran kas.
2. Penerimaan kas.
3. Pembelian (produk dan jasa, termasuk gaji karyawan).
4. Penjualan (produk dan jasa).
Menurut Winarno (2006) sistem informasi akuntansi adalah komponen organisasi yang
dirancang untuk mengolah data keuangan menjadi informasi atau laporan keuangan, yang
ditujukan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Data dapat diolah menjadi
informasi dengan cara manual maupun dengan bantuan komputer. Bentuk dan format
laporan untuk pihak ekstern lebih baku dibanding laporan untuk pihak intern. Laporan
ekstern meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan berbagai
informasi pendukung. Laporan ini disusun secara berkala, misalnya tiap triwulan, tiap
semester atau tiap tahun. Sedang laporan intern bentuknya lebih bervariasi, misalnya
laporan penjualan harian, laporan pembelian secara tunai dan kredit, dan laporan
pembayaran gaji.
Dengan demikian, dilihat dari definisi dan pengertiannya dapat di ambil kesimpulan

bahwa, sistem akuntansi dan sistem informasi akuntansi mempunyai pengertian yang
serupa, yaitu serangkaian kegiatan administratif untuk menangani transaksi perusahaan
agar seragam, dilengkapi dengan berbagai prosedur, dokumen dan jurnal, yang hasilnya
adalah berupa laporan keuangan, baik untuk keperluan internal maupun untuk keperluan
eksternal
Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Hall (2007) tiga tujuan sistem informasi akuntansi antara lain:
1. Mendukung fungsi penyediaan (stewardship) pihak manajemen Sistem informasi
menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ke para pengguna
eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari berbagai laporan lain yang

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

4

diwajibkan. Secara internal pihak manajemen menerima informasi pelayanan dari
berbagai laporan pertanggung jawaban.
2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen Sistem informsi memberikan
pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
pengambilan keputusan tersebut.

3. Mendukung operasional harian perusahaan Sistem informasi menyediakan informasi
bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan
hariannya dalam cara yang efisien dan efektif.
Fungsi dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dirancang untuk memberikan
pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan tercapai, yaitu:
1. Semua transaksi telah diotorisasi secara tepat.
2. Semua transaksi yang dicatat adalah valid (benar-benar terjadi).
3. Semua transaksi yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
4. Semua transaksi telah dicatat secara akurat.
5. Semua aktiva (kas, persediaan, dan data) dilindungi dari kehilangan atau pencurian.
6. Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Krismiaji (2005) komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari:
1. Tujuan
Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang
memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2. Input
Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input kedalam sistem. Sebagian
besar input berupa data transaksi. Namun, dalam perkembangannya sebuah sistem
informasi akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan

saja tetapi juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan. Oleh karena
itu sebagian input adalah berupa data non keuangan.
3. Output
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem. Output dari sebuah sistem informasi
akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur
piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
4. Penyimpanan
Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa yang akan datang.
5. Pemroses
Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen
pemroses.
6. Instruksi dan prosedur
Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasikan informasi tanapa
instruksi dan prosedur rinci.
Romney dan Steinbart (2004) menyatakan bahwa komponen-komponen dalam sistem
informasi akuntansi, antara lain:
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai macam fungsi
b. Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, dilibatkan dalam pengumpulan,
pemprosesan, dan penyimpanan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi
c. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya

d. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

5

e.

Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan
peralatan komunikasi jaringan yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
memproses, dan mentransmisi data dan informasi.

Kriteria Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif
Menurut Krismiaji (2005) komponen Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari:
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan
pengambilan keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau
memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan secara akurat

mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang
merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4. Tepat waktu
Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan
pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.
5. Dapat dipahami
Informasi itu dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
6. Dapat diverifikasi
Informasi itu dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja
secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
Model Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi meliputi beragam aktifitas yang berkaitan dengan siklussiklus pemprosesan transaksi perusahaan. Aktivitas ekonomi yang ada diperusahaan
menghasilkan transaksi-transaksi yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas
bisnis yang umum. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) siklus-siklus transaksi
dikelompokkan menjadi empat siklus umum, yaitu:
1. Siklus pendapatan
Kejadian-kejadaian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa kepada
entitas-entitas lain dan penagihan pembayaran yang berkaitan.
2. Siklus pengeluaran
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas
lain dan pelunasan-pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
3. Siklus produksi
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang
dan jasa.
4. Siklus keuangan
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan manajemen dana modal termasuk
kas.

Pendapatan
Dalam kepustakaan akuntansi, konsep pendapatan belum dirumuskan dengan jelas.
Hal ini karena dalam pembahasannya, pendapatan sering dikaitkan dengan pengukuran,
dan penepatan waktu, dan konteks sistem buku berpasangan. Secara umum ada 2

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

6

pendekatan terhadap konsep pendapatan yang digunakan oleh para ahli akuntansi didalam
PSAK no.23 membuat definisi pendapatan yaitu: (a) Pendekatan yang memusatkan pada
pendapatan sebagai arus masuk aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan; (b)
Pendekatan yang memandang pendapatan sebagai pencipta barang dan jasa serta
penyalurannya kepada konsumen dan produsen lainnya.
Pendapatan dihasilkan dari penjualan produk atau jasa. Pendapatan merupakan
komponen penting dalam peusahaan, dimana dengan pendapatan tersebut, perusahaan
dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan laba. Laba perusahaan diperoleh dari
pendapatan yang telah dikurangi beban-beban atau biaya-biaya. Semakin besar pendapatan
perusahaan, maka laba yang diperoleh semakin besar. Banyak organisasi yang bergantung
pada pendapatan untuk kelanjutan usahanya.
Agar pendapatan yang dihasilkan sesuai dengan pelaporan yang dibuat, perlu adanya
sistem informasi akuntansi yang baik. Hal ini berarti bahwa sistem informasi akuntansi yang
efektif mempunyai peranan tehadap pendapatan sehingga dapat mencegah terjadinya
penyelewenggan. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan (revenue)
ini akan membentuk sebuah siklus.
Pengendalian Intern
Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Motivasi dan pengarahan
untuk melaksanakan apa yang ditetapkan manajemen harus dijelaskan kepada anggota
organisasi untuk memastikan apakah yang ditetapkan manajemen dilaksanakan oleh
anggota organisasi, maka manajemen melaksanakan suatu proses yang disebut
pengendalian.
Dalam perkembangannya kontrol intern digunakan dalam pembukuan saja, yaitu
berupa pengecekan kebenaran angka-angka dari hasil pekerjaan yang dilakukan oleh dua
orang karyawan atau lebih, yang pada saat itu dikenal sebagai intern check dan inilah yang
disebut sebagai pengertian pengendalian intern dalam arti sempit.
Menurut Krismiaji (2005) pengendalian intern adalah cara untuk mengatasi
pengamanan harta kekayaan, memperoleh informasi bagi pimpinan, melancarkan
operasional dan dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
Menurut Widjajanto (2001) pengendalian intern (internal control) adalah suatu sistem
pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua dan ukuran yang diterapkan
dalam perusahaan dengan tujuan untuk:
a. Mengamankan aktiva perusahaan.
b. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi.
c. Meningkatkan efisiensi.
d. Mendorong agar kebijaksanaan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran
organisasi.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah
ukuran-ukuran atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan dengan skema yang
menyeluruh untuk melaksanakan fungsi utama perusahaan agar mencapai tujuan-tujuan
yang berkaitan dengan keandalan data akuntansi, menjaga kekayaan organisasi, mendorong
efektivitas dan efisiensi, mendorong dipatuhinya hukum dan peraturan.
Tujuan Pengendalian Intern
Menurut Winarno (2006) sistem pengendalian intern merangkum kebijakan, praktik dan
prosedur yang digunakan organisasi untuk empat tujuan utama, yaitu:
a. Melindungi harta kekayaan perusahaan

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

7

b.

c.

d.

Kekayaan perusahaan dapat berupa kekayaan yang tidak berwujud. Kekayaan
perusahaan sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan
oleh perusahaan
Informasi menjadi dasar pembuatan keputusan. Apabila informasi salah, keputusan
yang diambil, baik oleh manajemen maupun pihak lain, dapat salah. Keputusan yang
salah akan sangat merugikan perusahaan. Agar informasi tidak salah, perlu dilakukan
pengawasan terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh perusahaan.
Meningkatkan efesiensi kinerja perusahaan
Efisiensi merupakan suatu perbandingan antara besarnya pengorbanan dan hasil yang
diperoleh. Semakin kecil pengorbanan namun hasil yang diperoleh tetap sama,
menunjukkan perusahaan efisien. Perusahaan yang efisien akan lebih mudah
mendapatkan laba yang besar.
Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen
Secara berkala, manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan
dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila semua pihak di dalam perusahaan
bekerja sama dengan baik.

Unsur-unsur Pengendalian Intern
Unsur-unsur pengendalian intern menurut Mulyadi (2001) adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
Stuktur organiasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatankegiatan pokok perusahaan.
b. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otoritas dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk otorisasi atas terlaksanakannya setiap transaksi. Oleh karena
itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksanakanya setiap transaksi.
c. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan
yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara
untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya
sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
Diantara 4 (empat) unsur pokok pengendalian intern tersebut diatas, unsur mutu
karyawan merupakan unsur sistem pengendalian inten yang paling penting. Jika
perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain
dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan
yang berkompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh: (a)
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya; (b)
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan
tuntutan pekembangan pekerjaannya.
Sistem Bagan Alir (Flowchart)
Pengertian Sistem Bagan Alir (Flowchart)

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

8

Menurut Krismiaji (2005) sistem bagan alir (flowchart) merupakan teknik analitis yang
digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis.
Bagan alir atau flowchart menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan
prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus
menguraikan aliran data dalam sebuah sistem.
Jenis-jenis Bagan Alir (Flowchart)
Menurut Krismiaji (2005) jenis-jenis bagan alir terdir dari:
a. Bagan alir dokumen (document flowcharts)
Bagan alir dokumen menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar area
pertanggungjawaban di dalam sebuah organisasi. Bagan alir ini menelusur sebuah dokumen
dari asalnya sampai dengan tujuannya. Bagan alir ini bermanfaat unyuk menganalisis
kecukupan prosedur pengawasan dalam sebuah sistem seperti internal checks dan
pemisahan fungsi. Bagan alir (flowchart) yang menjelaskan dan mengevaluasi pengawasan
intern tersebut internal control flowchart.
b. Bagan alir sistem (system flowcharts)
Bagan alir sistem menggambarkan hubungan antara input, pemprosesan, dan output
sebuah sistem informasi akuntansi. Bagan alir sistem ini dimulai dengan identifikasi input
(yang masuk ke dalam sistem dan sumbernya). Input dapat berupa data baru yang masuk ke
dalam sistem, data yang saat ini tersimpan dalam sistem untuk digunakan dimasa
mendatang, atau gabungan antara keduanya. Setelah input, berikutnya adalah bagan alir
pemprosesan yang dapat mencakup lebih dari satu tahap pengolahan data. Bagian ketiga
adalah berupa bagan alir output. Output dari pemprosesan dapat disimpan dalam tempat
pemyimpanan data atau disajikan dalam berbagai laporan yang dapat dicetak atau sekedar
ditayangkan di layar monitor. Bagan alir sistem merupakan salah satu alat penting untuk
menganalisis, mendesain, dan mengevaluasi sebuah sistem
c. Bagan alir program (program flowcharts)
Bagan alir program menjelaskan urutan logika pemprosesan data oleh komputer dalam
menjalankan sebuah program. Bagan alir program menggunakan simbol-simbol yangh
dirancang secara khusus. Anak panah menghubungkan simbol-simbol sekaligus
menujukkan urutan kegiatan. Simbol pemrosesan menggambarkan perpindahan data atu
perhitungan aritmatika. Simbol input dan output menggambarkan pembacaan input
sekaligus penulisan output. Simbol keputusan menggambarkan perbandingan satu tau lebih
variabel dan mentransfer aliran data ke alternatif yang sesuai.
Rerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan teoritis serta permasalahan telah dikemukakan, berikut ini
digambarkan model (bagan) rerangka penerapan sistem akuntansi informasi penerimaan
pendapatan. Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu
bagan seperti yang tersaji pada gambar berikut ini:
1. Input
Berupa formulir pemesanan tiket yang diisi oleh calon penumpang sesuai dengan kartu
identitas (KTP/SIM/Paspor/Railcard, dll).
2. Proses
Calon penumpang mengisi formulir pemesanan tiket, dimana data penumpang diisi
sesuai dengan kartu identitas calon penumpang. Calon penumpang antri diloket sesuai kelas
kereta. Calon penumpang menyerahkan formulir pemesanan tiket & kartu identitas ke
petugas loket. Petugas loket menginput data perjalanan & data penumpang yang
sebelumnya sudah dicocokan dengan kartu identitas. Kemudian tiket dicetak dan

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

9

penumpang mendapatkan tiket sesuai tujuan perjalanannya. Saat penutupan loket, petugas
loket memprint out laporan penjualan harian, yang selanjutnya di salin di buku setoran
sementara uang hasil pendapatan akan langsung dimasukkan ke dalam rekening BNI. Buku
setoran kemudian disetorkan kepada PBD (Perbendahraan) untuk diproses lebih lanjut.
3. Output
Laporan harian penjualan dari pembayaran tiket KA pada hari itu yang sudah dimasukan
ke rekening Bank BNI dari seluruh loket yang ada di stasiun dan setelah itu menggabungkan
buku setoran, buku kas, Daftar Gabungan dan Analisa Pendapatan Angkutan 4 hari, Daftar
Gabungan dan Analisa Pendapatan Angkutan 8 hari, dan bulanan dari seluruh di stasiun
yang berada dibawah operasi Daop VIII Surabaya.
4. Penyimpanan data
Data yang disimpan dimungkinkan untuk di gunakan lagi di masa yang akan datang.
Data yang disimpan ini harus di perbaharui (update) untuk menjaga keterkinian data. Semua
data disimpan dengan sistem manual dan sistem komputer baik data mengenai laporan
penjualan harian,buku setoran, buku kas, daftar gabungan dan analisa pendapatan
angkutan.
5. Instruksi dan prosedur
Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa
intruksi dan prosedur.Berdasarkan tinjauan teoritis maka rerangka pemikiran yang telah
dijelaskan dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
Instruksi dan Prosedur

Input
Formulir
pemesanan tiket
Kartu Identitas
Tiket

Proses
Calon
penumpang
mengisi
formulir pemesanan tiket sesuai
dengan
kartu
identitas
penumpang.
Petugas
loket
kemudian
mencocokan
data
penumpang
dengan
kartu
identitas
yang
disertakan
selanjutnya
menginput
data
penumpang,data perjalanan dan
memprint out tiket.Pada saat
tutup loket memprint out laporan
harian penjualan

Output
Laporan penjualan
harian
Buku setoran
Buku kas
Daftar Gabungan dan
Analisa Pendapatan
Angkutan

Gambar 1
Sistem Informasi Akuntansi

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian
Penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan
pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya sehingga dapat
dijelaskan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif secara deskriptif yang
mengambarkan keadaan yang diteliti dan memaparkan atau menyajikan apa adanya data
yang diperoleh, kemudian membuat kesimpulan untuk memberikan alternatif
pemecahannya.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

10

Lokasi penelitian ini dipilih pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya
yang beralamat di Jl. Gubeng Masjid Surabaya, dengan pertimbangan selain sangat relevan
dengan permasalahan yang diteliti. Maka diperlukan suatu pengukuran sistem informasi
akuntansi penerimaan pendapatan yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan ini agar
dapat menilai sistem informasi tersebut sudah dapat dikatakan baik sesuai dengan yang
diharapkan pemerintah serta masyarakat.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu:
1. Survey Pendahuluan
Penulis sebagai peneliti mengadakan kunjungan ke perusahaan. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi perusahaan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti guna memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
2. Studi Lapangan
Pengumpulan data dengan memperoleh data secara langsung ke perusahaan dimana
perusahaan sebagai obyek penelitian. Untuk melaksanakan studi lapangan ini peneliti
melakukan pengumpulan data dengan menggunakan cara sebagai berikut:
a. Wawancara, dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada Asisten manajer
akuntansi dan Asisten manajer komersial yang mengetahui bagaimana prosedur
penerimaan pendapatan perusahaan.
b. Dokumentasi, dengan mengumpulkan data mengenai prosedur pembelian tiket,
formulir pemesanan tiket, tiket serta laporan yang berkaitan dengan penerimaan
pendapatan.
Satuan Kajian
Penelitian deskriptif kualitatif perlu menjelaskan satuan kajian yang merupakan satuan
terkecil objek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data serta
memberikan gambaran sesuai dengan kenyataan ataupun fakta-fakta yang ada pada saat
diadakan penelitian, adapun satuan kajian yang digunakan adalah:
1. Input
Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem. Sebagian besar
input berupa data transaksi. Namun, dalam perkembangannya sebuah sistem informasi
akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja tetapi
juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan. Oleh karena itu sebagian
input adalah berupa data non keuangan. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop
VIII Surabaya input dalam sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan berupa
formulir pemesanan tiket kereta, karti identitas, dan tiket kereta api.
2. Proses
Proses merupakan pengolahan data atau input untuk menghasilkan informasi baik secara
manual atau terkomputerisasi. Pemrosesan informasi dilakukan secara harian, mingguan
dan sebagainya.
3. Output
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem. Output dari sebuah sistem informasi
akuntansi penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII
Surabaya berupa laporan penjualan harian, buku setoran, buku kas, daftar gabungan dan
analisa pendapatan angkutan.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

11

Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan dari hasil
penelitian atau pustaka. Adapun teknik analisis data deskriptif pada penelitian ini langkahlangkahnya sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi yang berkaiatan dengan aktivitas-aktivitas penerimaan
pendapatan, mulai input yang diproses sampai dengan menjadi output. Informasi
tersebut diperoleh dari wawancara dan dokumentasi.
2. Mengumpulkan data-data mengenai prosedur yang digunakan perusahaan dalam
melaksanakan proses penerimaan pendapatan.
3. Memahami prosedur penerimaan pendapatan pada perusahaan.
4. Melakukan analisa data dan peninjauan lapangan pelaksanaan sistem informasi
akuntansi penerimaan pendapatan dengan membandingkan kesesuaian prosedur dan
kenyataan yang diterapkan dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penerimaan
pendapatan dilapangan sesuai dengan yang ditetapkan oleh manajemen.
5. Dari hasil penerapan sistem informasi akuntansi tersebut dapat disimpulkan dan dapat
diukur penerimaan pendapatan perusahaan apakah telah efektif dan efisien, dan
kemudian apabila belum mencapai efisiensi dan efektifitas penerimaan pendapatan maka
diberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisa Terhadap Input Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Pendapatan
Dalam melaksanakan aktivitas penerimaan pendapatan telah menggunakan dokumen
yang sudah memiliki no urut yang tercetak dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kecurangan. Dalam hal ini dokumen yang dimaksud adalah tiket kereta api. No urut yang
tercetak di tiket kereta bermanfaat untuk mempermudah dalam melakukan
pengklasifikasian dan pengecekkan kembali. Apabila terjadi pembatalan tiket atau
penumpang yang kehilangan tiket. Untuk formulir pemesanan tiket setiap ada pergantian
shift OA (koordinator loket) mengklasifikasikan formulir pemesanan tiket berdasarkan nama
kereta dan kelas kereta untuk mempermudah saat dilakukan pencocokkan dengan input
data yang ada dikompuer. Pada setiap dokumen yang diperlukan dalam proses penerimaan
pendapatan sudah memuat semua informasi yang dibutuhkan, sehingga yang didapat dari
dokumen tersebut jelas dan lengkap.
Analisa Terhadap Proses Penerimaan Pendapatan
Aktifitas diawali dari calon penumpang yang datang ke bagian loket. Petugas tiket
kemudian menginput formulir pemesanan tiket kereta api yang sudah diisi identitas calon
penumpang dan sesuai dengan kartu identitas yang dimiliki calon penumpang. Kemudian
tiket dicetak dan diserahkan kepada penumpang. Setelah semua data pemesanan tiket
terkumpul, sebelum ganti shift petugas loket membuat print out dari penerimaan
pendapatan pada hari tersebut yang nantinya akan diserahkan pada perbendaharaan (PBD)
stasiun untuk diproses lebih lanjut. Pihak PBD menerima laporan penjualan harian yg
berasal dari print out petugas loket. Setelah itu disalin di buku setoran, kemudian diperiksa
dan dicocokan dengan laporan penjualan harian dan mencatatnya pada buku kas. Pada
akhir bulan PBD menyerahkan kepada Ass Manager Akuntansi daftar gabungan dan analisa
pendapatan angkutan penumpang.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

12

Analisa Terhadap Output Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Pendapatan
Penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya menghasilkan output, antara lain:
1. Laporan penjualan harian
Laporan penjualan harian yang berisi data penumpang dan data aktivitas penerimaan
pendapatan tiap hari pada stasiun yang beroperasi dibawah PT. KAI Daop VIII Surabaya.
Laporan ini berisikan informasi mengenai nomer tiket, nomer KA, tanggal KA, rute,
nama, tusla (khusus kereta eksekutif), pnp, kelas, terjual, batal, tipe bayar, revenue,
catatan. Sehingga laporan tersebut jelas, lengkap, serta dapat digunakan untuk
menghasilkan laporan yang lebih lanjut dalam proses penerimaan pendapatan.
2. Buku Setoran
Buku setoran yang berisi informasi yang cukup memadai karena sudah memuat semua
informasi yang dibutuhkan (seperti penerimaan dan pengeluaran stasiun). Buku setoran
dibuat 4 hari sekali oleh stasiun yang beroperasi dibawah PT. KAI Daop VIII Surabaya.
Sehingga buku setoran dapat digunakan oleh manajemen yang lebih tinggi atau diatasnya
dalam memproses atau menghasilkan laporan yang lebih lanjut.
3. Buku Kas
Buku kas yang berisi informasi yang cukup memadai karena sudah memuat semua
informasi yang dibutuhkan (seperti penerimaan dan pengeluaran stasiun). Buku setoran
dibuat 4 hari sekali oleh stasiun yang beroperasi dibawah PT. KAI Daop VIII Surabaya.
Sehingga buku kas dapat digunakan oleh manajemen yang lebih tinggi atau diatasnya
dalam memproses atau menghasilkan laporan yang lebih lanjut.
4. Daftar gabungan dan analisa pendapatan angkutan penumpang
Daftar gabungan dan analisa pendapatan angkutan penumpang yang berisi informasi
yang cukup memadai karena sudah memuat semua informasi yang dibutuhkan (seperti
pendapatan angkutan ka, hari tutupan, serta judul perkiraan). Sehingga pihak pimpinan
dapat membuat keputusan atau kebijakan dari daftar gabungan dan analisa pendapatan
angkutan penumpang.
5. Pelaksanaan Pengendalian Internal
Pelaksanaan pengendalian internal penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari
komponen pengendalian penerimaan pendapatan, seperti:
a. Struktur organisasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya
menunjukkan adanya pemisahan fungsi manajemen, mempunyai garis tugas pokok
dan fungsi yang jelas. Setiap jabatan pada masing-masing bagian mempertanggung
jawabkan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik dan menjalankan setiap
penerimaan pendapatan sesuai dengan prosedur yang ada.
b. Pemisahan tugas yang cukup. Pembagian tugas yang ditetapkan dalam hubungannya
dengan aktivitas penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop VIII Surabaya telah dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya
masing-masing.
c. Prosedur penjualan tiket yang baik
Adanya pemisahan loket untuk kelas kereta berguna untuk mempermudah pelayanan
dan memperkecil kemungkinan adanya kesalahan. Adanya kebijakan perusahaan,
dimana nama penumpang yang tertulis di tiket harus sesuai dengan penumpang yang
melakukan perjalanan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi praktek calo serta untuk
mempermudah klaim asuransi apabila terjadi kecelakaan.
d. Dokumen dan catatan yang memadai

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

13

Untuk memudahkan pelaksanaan transaksi penerimaan pendapatan pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya telah dibuatkan dokumen dengan nomor
urut yang tercetak dan catatan baik formulir atau filenya.
e. Pengendalian fisik misalnya:
1) Penggunaan user login pada komputer untuk menghindari pengaksesan komputer
oleh oarng yang tidak berwenang.
2) Terdapat sistem pengarsipan untuk menyimpan data dan dokumen penting pada
lemari khusus yang terkunci.
3) Penggunaan rekening bank secara langsung untuk menghindari adanya
kehilangan.
f. Seluruh transaksi penerimaan pendapatan dicatat pada waktu yang tepat dan akurat,
sesuai dengan tanggal transaksi.
g. Dengan adanya alat bantu komputer, maka akan mempermudah dalam pengolahan
data dan akan menghasilkan informasi yang lebih terjamin keakuratan, kelengkapan,
dan kerahasiaannya.
Evaluasi penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya
a. Input
1) Pelaksanaan
Calon penumpang yang akan menggunakan jasa kereta api terlebih dahulu mengisi
formulir pemesanan tiket. Formulir ini berisikan data pemesan, data penumpang, dan data
perjalanan. Untuk data penumpang di isi sesuai dengan kartu identitas calon penumpang.
Kemudian calon penumpang mengantri diloket sesuai dengan kelas kereta. Selanjutnya
petugas menginput data yang sebelumnya data calon penumpang sudah dicocokkan dengan
kartu identitas. Petugas loket kemudian memprint out tiket dan menyerahkan tiket tersebut
ke penumpang. Pada tiket penumpang tercetak no urut tiket dimana ini berfungsi sebagai
bukti pencocokan dokumen apabila penumpang melakukan pembatalan tiket serta
bermanfaat untuk pengklasifikasian kelas kereta.
2) Evaluasi
Input pada PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya sudah berjalan dengan baik
karena terdapat no urut cetak.
b. Proses
1) Pelaksanaan
Aktivitas di awali dari penumpang yang membeli tiket, baik di loket stasiun online yang
beroperasi di bawah PT. KAI Daop VIII Surabaya, pusat reservasi, contact center 121, PT.
POS online, gerai ALFAMART/INDOMARET, serta di agen-agen resmi wilayah Daop VIII
Surabaya. Pemesanan tiket lewat contact center 121, PT. POS online, gerai
ALFAMART/INDOMARET, serta di agen-agen resmi wilayah Daop VIII Surabaya bukti
pembayaran tiket digunakan untuk menukarkan tiket di stasiun. Sedangkan pemesanan
tiket di pusat reservasi dan stasiun online penumpang langsung mendapatkan tiket sesuai
dengan tujuan perjalanannya. Input data penumpang, kelas kereta serta tarif yang
dimasukan petugas ke komputer secara langsung sudah menunjukkan penerimaan
pendapatan penumpang. Sebelum melakukan pergantian shift petugas loket akan
memprint out laporan penjualan harian yang akan dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk
mengecek pendapatan per hari penumpang kereta api.
2) Evaluasi
Pada proses pengolahan data di PT. Kereta Api Indonesia sudah cukup baik karena
masih ada pencatatan secara manual yang harusnya sudah diminimalisasi penggunannya.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

14

c. Output
1) Pelaksanaan
Dari proses input data yang secara manual dan terkomputerisasi menghasilkan sebuah
output yang berupa laporan penjualan harian, buku setoran, buku kas dan daftar gabungan
dan analisa pendapatan angkutan.
2) Evaluasi
Output yang dihasilkan dari proses input data yang dilakukan oleh PT. Kereta Api
Indonesia Daop VIII Surabaya sudah sesuai dengan informasi yang diterima.

SIMPULAN DAN KETERBATASAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data terhadap penerapan sistem informasi
akuntansi penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII
Surabaya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Struktur organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya secara
keseluruhan sudah cukup baik, karena hubungan koordinasi dan pembagian bagian
sudah baik serta struktur organisasi yang jelas berkaitan dengan pengelolaan pendapatan.
2. Dalam melaksanakan aktivitas penerimaan pendapatan telah menggunakan dokumen
dengan nomor urut yang tercetak dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecurangan,
sehingga dapat dikatakan input sistem informasi penerimaan pendapatan dikatakan baik.
3. Penerapan terhadap output sistem informasi akuntansi penerimaan pendapatan pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya dikatakan cukup baik, karena output
yang dihasilkan meliputi: laporan penjualan harian, buku setoran, buku kas, dan daftar
gabungan dan analisa pendapatan angkutan penumpang.
4. Pelaksanaan pengendalian intern penerimaan pendapatan pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop VIII Surabaya dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari komponen
pengendalian penerimaan pendapatan, antara lain:
a. Struktur organisasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya
menunjukkan adanya pemisahan fungsi manajemen.
b. Untuk memudahkan pelaksanaan transaksi penerimaan pendapatan pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya telah dibuatkan dokumen dengan nomor
urut yang tercetak yang terdapat pada tiket kereta api serta pada laporan yang
dihasilkan seperti pada buku setoran, buku kas dan daftar gabungan dan analisa
pendapatan angkutan penumpang.
c. Telah dilakukan pengendalian fisik atas kas dan catatan yang berkaitan dengan
penerimaan pendapatan.

Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah:
1. Untuk ke depannya, sebaiknya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII
Surabaya dapat menggunakan sistem yang terintegrasi, sehingga dapat
meminimalisasi pencatatan secara manual dengan menggunakan dokumendokumen yang kurang efisien.
2. Agar dapat terlaksana sistem informasi akuntansi yang memadai dalam rangka
menjaga kekayaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya, maka
manajemen PT. KAI Daop VIII Surabaya harus memberikan pelatihan bagi karyawan

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)

15

yang terkait dengan aktivitas penerimaan pendapatan, sehingga sasaran dari sistem
informasi akuntansi yang memadai dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H dan William S. H. 2004. Accounting Information Systems Ninth Edition.
Terjemahan Julianto & Lilis. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Yogjakarta:
Penerbit ANDI Yogyakarta.
Hall, J.A. 2007. Accounting Information Systems . 4th Edition. Terjemahan Dewi & Deny. 2004.
Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta : Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Romney, Marshall B dan Paul J. S. 2004. Accounting Information Systems Ninth Edition.
Terjemahan Dewi & Deny. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Widjajanto, N. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Winarno, W. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesatu. Yogjakarta : UPP STIM.YKPN.
●●●

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45