stratifikasi sosial lapisan masyarakat (1)

MAKALAH
LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBIMBING :
LINDA IKA MAYASARI., M.Pd
Disusun oleh Kelompok IX :

1.
2.
3.
4.

ARDIANUS JUNAIDI
ELFRIDHA
YOHANES JORDAN
SITI MAESAROH

(
(
(

(20158200029

)
)
)
)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas
makalah sosiologi dan antropologi budaya indonesia yang berjudul “STRATIFIKASI
SOSIAL” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yg
membantudan memberi masukan dalam proses penyelesaian makalah ini. Ucapan terimakasih
tersebut kami tunjukan kepada :
1. Ibu Linda Ika Mayasari., M.Pd Selaku dosen sosiologi dan antropologi budaya indonesia

program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan STKIP kusuma negara yang
telah memberikan tugas mengenai “lapisan masyarakat (strafikasi sosial)” sehingga
penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kami di
kemudian hari.
2. Pihak pihak yg terlibat yg tidak dapat kami sebutkan satu persatu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik pada waktu yg tepat.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Tangerang,10 Oktober 2015

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG..........................................................................

1

B . TUJUAN MASALAH..........................................................................

1

BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL.........................................

2

2. KONSEP STRATIFIKASI…………………………............................ 3
3. PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI..........................................

4


4. SIFAT-SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL……………………………

5

5. KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT…………………..……. 7
6. DASAR LAPISAN MASYARAKAT………………………………..

10

7. UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL………………………...

10

8. LAPISAN YANG DISENGAJA DISUSUN………………………....

12

9. MOBILITAS SOSIAL………………………………………………... 13
10. PERLUNYA STRATIFIKASI SOSIAL……………………………... 16
BAB III PENUTUP

A . KESIMPULAN……………………...………………………………

17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………................................

19

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Dalam suatu kajian dalam sosiologi ada beberapa yang harus disoroti sebagai ilmu, guna

menegetahui bagaimana tingkat perkembangan manusia, mulai dari kelahiran samapai dia
bersosialisasi dalam masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan fokus
kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi dari masa kemasa.
Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani oleh seseorang dan

perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat dia hidup, dan
bahkan kepada dunia secara global. Banyak sekali sub kajian dan istilah dalam sosiologi yang
membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah
stratifikasi sosial.
Stratifikasi merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan
sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat terdapat
pembagian dan pembedaan atas berbagai peranan-peranan dan fungsi-fungsi berdasarkan
pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Untuk lebih detailnya, pemakalah
akan memaparkan beberapa definisi maupun system, dampak dan lain sebagainya yang
menguak apa yang ada dalam stratifikasi sosial.
B. Tujuan Masalah
1. Mengenal konsep statifikasi
2. Proses terjadinya stratifikasi social
3. Mengetahui sifat-sifat stratifikasi social
4. Mengetahui kelas-kelas dalam masyarakat
5. Mengetahui dasar lapisan masyarakat
6. Mengetahui unsure-unsur stratifikasi social
7. Mengetahui lapisan yang disengaja disusun
8. Mengetahui mobilitas social
9. Mengetahui perlunya stratifikasi social


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Stratifikasi
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal)
atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan
sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli:
1) Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
2) Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam
suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,
previllege dan prestise.
3) Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori

dari


hak-hak yang berbeda.
4) Drs. Robert. M.Z. Lawang
Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese, dan prestise.
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal
di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan.
Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan
pemahaman yang rancu. Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang
kedalam tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi sosial
berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang
tidak sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian
yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu
dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang
anggota-anggota memiliki orientasi polititik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang
secara umum sama.

Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan
pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara

bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan
prestise (wibawa).
2. Konsep Stratifikasi
Anda tentunya pernah mendengar istilah S1, S2 dan S3 yang merupakan salah satu
jenjang pendidikan perguruan tunggi. nah, kali ini sedikit kami bahas mengenai konsep
tersebut.
Strata konsep dasarnya adalah lapisan. Stratifikasi sosial adalah
pembedaan/pengelompokan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara
bertingkat.
Perwujudan pelapisan sosial dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas
sosial yang terdiri atas :
1.
2.
3.

Kelas sosial tinggi (upper class)
Kelas sosial menengah (middle class)
Kelas sosial bawah (lower class)
Kelas sosial tinggi meliputi para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial
menengah meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil,

menengah dan pegawai negeri. Kelas sosial rendah merupakan kelompok terbesar dalam
masyarakat yang meliputi buruh dan pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat
dalam segala bidang kehidupan dimana manusia menjalankan aktivitasnya.

3. Proses terjadinya stratifikasi
Robin William J.R. menyebutkan pokok pedoman tentang proses terjadinya
stratifikasi sosial pada masyarakat, yaitu sebagai berikut.
Pertama, Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertentanganyang terjadi
pada masyarakat sehingga menjadi objek penyelidikan.
Kedua, Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur, yaitu
sebagai berikut:
1) Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, misalnya penghasilan,kekayaan, keselamatan
(kesehatan, laju angkakejahatan), wewenang.
2) Sistem pertentangan yang diciptakan masyarakat (prestisedan penghargaan).

3) Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapatkanberdasarkan kualitas pribadi,
keanggotaan kelompokkerabat, hak milik, wewenang, atau kekuasaan.
4) Lambang-lambang kedudukan, misalnya tingkah laku,cara ber pakaian, bentuk rumah,
keanggotaan dalam suatuorganisasi formal.
5) Mudah sukarnya berubah kedudukan.

6) Solidaritas di antara individu atau kelompok sosial yang mendudukistatus sosial yang sama
dalam sistem sosial, seperti:a) pola-pola interaksi (struktur clique dan anggota keluarga);b)
kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap,dan nilai;c) kesadaran akan status
masing-masing;d) aktivitas dalam organisasi secara kolektif.
Sedangkan dari sumber lain, proses terjadinya stratifikasi sosial, yaitu :
a) Terjadi secara Otomatis atau Alamiah
Biasanya proses ini terjadi karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahirnya.
Contoh: kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, dan sifat keaslian keanggotaan seseorang
dalam masyarakat.
b) Terjadi karena Bentukan untuk Mencapai Tujuan Bersama
Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam
organisasi formal seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, dan
angkatan bersenjata. Dalam stratifikasi ini biasanya dilakukan dengan berbagai cara, seperti
upacara pelantikan, pemberian tanda/ lambang kedudukan, pemberian wewenang, dan lainlain.
Dilihat dari sifatnya, kita mengenal dua sistem stratifikasi sosial, yaitu sistem
stratifikasi sosial tertutup dan system stratifikasi sosial terbuka.

4. Sifat-sifat stratifikasi sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi
sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial
campuran.
1) Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) adalah stratifikasi dimana anggota
dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat
terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: 1. Sistem kasta ; Kaum Sudra tidak bisa
pindah posisi naik di lapisan Brahmana. 2. Rasialis ; Kulit hitam (negro) yang dianggap di

posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih. 3. Feodal ; Kaum buruh tidak
bisa pindah ke posisi juragan/majikan.2
2) Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) bersifat dinamis karena
mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik
vertikal maupun horisontal. Contoh: 1. Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya,
atau sebaliknya. 2. Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh
pendidikan asal ada niat dan usaha.
3) Stratifikasi Sosial Campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Misalnya, orang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun
apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia
harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Dan menurut saya sifat stratifikasi sosial yang sering digunakan di daerah-daerah
adalah stratifikasi sosial campuran. Faktor pendorong adanya sifat strtifikasi sosial adalah
adanya diferensiasi, ras, suku, budaya/adat istiadat serta keyakinan daerah setempat dan
faktor-faktor lain yang mungkin tidak disebutkan di atas.
Bagi setiap daerah pola stratifikasi sosial rata-rata sama, walaupun mungkin ada
sedikit perubahan sesuai gaya hidup, sikap dari orang-orang yang berada dalam stratifikasi
sosial tersebut.
5. Kelas-kelas dalam masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan
diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan
tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah
ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja
dan ada orang miskin.
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun
juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama,
pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain
sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial
(pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau
stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya

kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial , namun tidak semua masyarakat memiliki
jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama.
Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian
kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburupengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap
pula. Oleh karena itu masyarakt seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam masyarakat
seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian
pekerjaan.
Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:


Berdasarkan Status Ekonomi.
1). Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
– Golongan sangat kaya
– Golongan kaya
– Golongan miskin

Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan
bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat.

Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan Ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan
rakyat biasa.
2). Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a). Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b). Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c). Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.
Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena
dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian,
dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau
borjuis dan golongan proletar.
3). Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
Ket :
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin
terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
bergantung pada tunjangan.

4). Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)

2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas bawah (underdog class)


Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status
sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki
status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki
status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut
Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus
dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar
Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek
dipakai oleh kasta Sudra.

6. Dasar Lapisan Masyarakat
Di antara lapisan teratas dengan lapisan terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya
relatif banyak. Biasanya lapisan teratas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang
di hargai oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukan yang tinggi itu bersifat komulatif. Artinya
mereka yang mempunyai banyak uang akan mudah sekali dalam mendapatkan apa yang
mereka inginkan, kekuasaan, dan mungkin juga kehormatan.
Kriteria-kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan adalah:
1. Ukuran kekayaan,
2. Ukuran kekuasaan,
3. Ukuran kehormatan,dan
4. Ukuran ilmu pengetahuan.

7. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat
adalah kedudukan ( status ) dan peranan ( role ). Kedudukan dan peranan merupakan unsurunsur dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Sistem
sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu-individu
tersebut. Dalam hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan peranan individu mempunyai
arti yang penting karena langgengnya masyarakat tergantung pada keseimbangan
kepentingan-kepentingan individu termaksut. Untuk gambaran yang agak lebih mendalam,
kedua hal tersebut akan dibicarakan.
1. Kedudukan ( status )
Kadang-kadang di bedakan antara pengertian kedudukan ( status ) dengan kedudukan
sosial ( social status ). Kedudukan di artikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial diartikan adalah tempat seseorang secara umum
dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan,
prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti
tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan yaitu sebagai
berikut:
a) Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut memperoleh karena
kelahiran. Pada umumnya ascribed status di jumpai pada masyarakat-masyarakat dengan
sistem lapisan yang tertutup, misalnya masyarakat fiodal, atau masyarakat di mana sistem
lapisan tergantung pada perbedaan rasial. Namun demikian, ascribed status tak hanya
dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup. Pada sistem
lapisan terbuka juga ada.
b) Achieved status adalah kedudukan yang di capai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang di
sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi
siapa saja, tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan
tertentu.
c) Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status, yang
merupakan kedudukan yang di berikan. Assigne-status tersebut sering mempunyai hubungan
yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

2. Peranan ( role )
peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan ( status). Apabila seseorang
meleksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya, dia menjankan suatu
peranan. Pembeda antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.keduanya tidak dapat di pisah-pisahkan karena yyang satu tergantung pada yang
lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Sabagai mana halnya dalam kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang
mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu
sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang perbuatnya bagi masyarakat serta
kesempata-kesempatan apa yang di berikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan
adalah karna ia mengatur prilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batassbatas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbutan orang lain hubungan-hubungan sosial
yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam
masyarakat. Peranan juga di atur oleh norma-norma yang berlaku.
Peranan yang melekat pada seseorang harus di bedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu social position merupakan unsur
statis yang menunjukan tepat individu pada organisasi masyarakat.
Peranan mencakup tiga hal, yaitu nsebagai berikut;
a) Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat di lakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat di katakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
8. Lapisan yang Sengaja Disusun
Di mana telah diterangkan bahwa ada lapisan yang sengaja disusun, dalam suatu
organisasi formal oleh mereka yang berwenang untuk itu. Secara panjang lebar hal itu
disusun oleh Chester F. Barnard dalam karangannya yang berjudul The Function of Status
Sistem. Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada pokoknya diperlukan secara
mutlak agar organisasi dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang di niatkan
oleh para penciptanya.
Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan kebutuhan,
kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Perbedaan kemampuan individu. Kemampuan khusus yang di miliki seseorang dan di akui
oleh masyarakat menyebabkan yang bersangkutan memiliki kedudukan tertentu.
2) Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran-kesukaran untuk melakukan bermacammacam jenis pekerjaan.
3) Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.
4) Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau alat organisasi.
5) Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.
9. Mobilitas Sosial ( Social Mobility )
1) Pengertian Umum dan jenis-jenis Gerak Sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial ( social strukture )
yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencangkup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua yaitu, gerak sosial horizontal dan gerak
sosial vertikal. Gerak sosial harizontal merupakan peraliahan individu atau objek-objek sosial
lainnya yang sederajat. Contohnya adalah seseorang yang beralih kewarganegaraan beralih
pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga peralihan, atau gerak objek-objek sosial. Gerak
sosial vertikal adalah sebagai perpidahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan yang lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka
terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal, yaitu yang naik ( social climbing ) dan yang
turun ( social sinking ).
 Gerak sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama yaitu:
a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang
lebih tinggi dari kedudukan tersebut telah ada.
b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian di tempatkan pada derajat yang lebih
tinggi, dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
 Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk utama yaitu:
a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
b. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai
kesatuan.

2) Tujuan Penelitian Gerak Sosial
Para sosiologi meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-keterangan
perihal keteraturan dan kekuasaan struktur sosial. Para sosiologi mempunyai perhatian yang
khusus terhadap kesulitan-kesulitan yang secara relatif di dalami oleh individu-individu dan
kelompok-kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat
dan yang merupakan objek dari suatu persaingan.
Dalam sistem lapisan terbuka, kedudukan yang hendak di capai, tergantung pada usaha dan
kemampuan si individu. Memang benar bahwa anak seorang pengusaha misalnya mempunyai
peluang yang lebih baik dan lebih besar dari pada anak seorang tukang sapu jalan. Akan
tetapi, kedudukan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu
untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan yang semula di punyainya.
Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan dapat mendorong dirinya untuk
mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat,. Namun,
kenyataanya tidak seideal itu. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitankesulitan, misalnya birokrasi, biaya, kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat,dan
lain sebagainya.
3) Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial Yang Vertikal
Gerak sosial horizontal seperti pindah pekerjaan yang sederajat, perpindahan penduduk
( urbanisasi, transmigrasi, dan lain sebagainya ), bukan di bicarakan dengan panjang lebar.
Bukan karena sengaja terebut tidak penting, tetapi karena gerak sosial vertikal lebih penting
untuk dijadikan landasan bagi pembangunan. Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi
gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut:
a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisan mutlak tertutup, dimana sama sekali tak
ada gerak sosial yang vertikal.
b. Berapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak sosial yang
vertikal dilakukan dengan yang sebebas-bebasnya. Paling tidak banyak akan ada hambatanhambatan. Apabila proses gerak sosial termasuk dapat dilakukan dengan sebebas-bebasnya,
tak mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi ciri tetap dan umum dari setiap masyarakat.
c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada. Setiap masyarakat
mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak sosialnya yang vertikal.
d. Laju gerak sosial vertikal yang di sebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta
pekerjaan berbeda.

e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang di bedakan
faktor-faktor ekonomis, politik dan pekerjaan, tak ada kecendrungan yang kontinu perihal
bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial

4) Saluran Gerak Sosial Vertikal
Menurut Paritim A. Sorokin, gerak sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation.
Saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, pendidikan,
organisasi politik, ekonomi dan keahlian.
Angkatan bersenjata memainkan peranan penting dalam masyarakat dengan sistem
militerisme, atau yang berada dalam keadaan perang, baik melawan musuh dari luar maupun
perang saudara.
Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam gerak sosial
vertikal. Setiap ajaran agama menganggap manusia mempunyai keadaan sederajat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk menaikan kedudukan
orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat.
Lembaga pendidikan seperti sekolah, pada umumnya merupakan saluran kongkrit
gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat di anggap sebagai social elevator
yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke kedudukan yang paling
tinggi. Kadang-kadang di jumpai dimana sekolah-sekolah tertentu hanya dapat di masuki oleh
golongan-golongan masyarakat yang tertentu, misalnya dari lapisan atas, atau dari suatu ras
tertentu. Sekolah-sekolah yang demikian bila dapat di masuki oleh lapisan yang rendah akan
menjadi saluran gerak sosial yang vertikal.
Organisasi politik seperti partai politik dapat memberi peluang besar bagi para
anggotanya untuk naik dalam pertanggaan kedudukan. Apabila ia mempunyai kemampuan
beragitasi, berorganisasi, dan sebagainya. Pada masyarakat yang demokratis dimana lembaga
pemilihan umum memegang peranan penting dalam pembentukan kepemimpinan,
organisasi-organisasi politik mempunyai peranan yang sama, walaupun dalam bentuk yang
lain.
Bagaimana juga dengan wujudnya suatu organisasi ekonomi umpamanya perusahaan mobil,
perusahaan impor ekspor, dan lain-lainnya. Organisasi-organisasi tersebut memegang peranan
sebagai saluran gerak sosial yang vertikal. Betapapun ukuran-ukuran yang menjadi dasar
sistem lapisan dalam masyarakat biasanya orang-orang kayalah yang menduduki lapisan

tinggi. Gejala ini juga di jumpai pada masyarakat tradisional, yang sering di hubungkan
dengan upacara-upacara adat yang harus di lakukan.

10. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat
Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan
dalam masyarakat itu tidak ada. Akan tetapi, cita- cita tersebut selalu akan tertumbuk pada
kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada
tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan demikian, masyarakat
menghadapi dua persoalan. yaitu, menempatkan individu-indiiduu tersebut, dan mendorong
agar mereka melaksanakan kewajibannya.
Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan si individu, dan sesuai pula dengan
kemampuan-kemampuannya dan seterusnya, persoalannya tak akan selalu sulit untuk di
laksanakan. Akan tetapi kenyataan bukanlah demikian. Kedudukan dan peranan tertentu
sering memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya kedudukann dan
peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka, tak akan dihindarkan bahwa masyarakat harus
menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau
melaksanakan kewajiban-kewajjibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat.
Dengan demikian, mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat karena gejala tersebut
sekaligus memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat yaitu penempatan individu
dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar
melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta dengan peranannya. Pengisian
tempat-tempat tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan
fungsinya. Akan tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan karena tergantung
pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa kedudukan dan peranan
yang di anggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan peranan yang di
anggap terpenting secara memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lapisan masyarakat ( stratifikasi sosial ) adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat ( secara hierarkis ).
Kelas-kelas dalam lapisan masyarakat ada tiga yaitu:
a) Kelas atas.
b) Kelas menengah.
c) Kelas bawah.
Sistem lapisan masyarakat terjadi karena dua hal yaitu:
1) Terjadi dengan sendirinya.
2) Terjadi dengan seengaja di susun untuk mengejar tumpuan bersama.
Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya proses lapisan dalam masyarakat:
a. Pada sistem pertentangan yang ada dalam masyarakat, sistem demikian hanya mempunyai
arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu.
b. Sistem lapisan dapat di analisis dalam arti-arti:
 Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, dan
keselamatan.
 Sistem pertanggaan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat.
 Kriteria sistem pertentangan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok
kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
 Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.
 Mudah sukar bertukar kedudukan.
Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki
kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat.

Sifat sistem lapisan dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup ( closed social
stratification ) dan dapat bersifat terbuka ( open social stratification )
Kelas sosial ( social class ) adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya
di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta di akui oleh
masyarakat.
Beberapa pendapat mengenai kelas sosial
Kurt B. Mayer, istilah kelas digunakan untuk lapisan yang berdasarkan atas unsurunsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan kemayarakatan di
namakan kelompok kedudukan ( status group ).
Mex Weber, membuat perbedaan antara dasar-dasar okonomis dan dasar-dasar kedudukan
sosial, dan tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya kelas yang bersifat
ekonomis di baginya lagi dalam kelas yang bersandarkan atas pemilikan tanah dan bendabenda, serta kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapannya.
Adanya golongan yang mendapatkan kehormatan khusus dari masyarakat dan di namakannya
stand.
Joseph Schumpeter, terbentuknya kelas didalam masyarakat karena di perlukan untuk
menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan tetapi makna kelas
dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat di mengerti dengan benar apabila di
ketahui riwayat terjadinya.
Defenisi lain dari kelas sosial adalah berdasarkan beberapa kriteria tradisional, yaitu:
1) Besar jumlah anggota-anggotanya.
2) Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
3) Kelanggengan.
4) Tanda-tanda atau lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas.
5) Batas-batas yang tegas ( bagi kelompok itu terhadap kelompok lain ).
6) Antagonisme tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Soekanto soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 1990.
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/02/sifat-sifat-stratifikasi-sosial.html
http://suparman11.wordpress.com/2013/11/17/kelas-sosial-dalam-masyarakat/
http://kedie-rambung.blogspot.com/2011/12/contoh-makalahlapisan.html